JAWABAN
2. Empati adalah kemampuan dokter untuk menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang
dialami pasien sehingga dokter tanpa harus larut dalam suasana hati pasien. Terdapat 6
level empati, yaitu:
1) level 0= dokter menolak sudut pandang pasien.
2) level 1= dokter mengenali sudut pandang pasien secara sambil lalu.
3) level 2= dokter mengenali sudut pandang pasien secara implisil.
4) level 3= dokter menghargai pendapat pasien.
5) level 4= dokter mengkonfirmasi kepada pasien.
6) level 5= dokter berbagi perasaan dan pengalaman.
(Byloun dan Makoul, 2002)
3. Terdapat empat langkah yang terangkum dalam satu kata untuk melakukan komunikasi
yaitu SAJI:
S = salam
Beri salam, sapa dia, tunjukkan bahwa anda bersedia meluangkan waktu untuk berbicara
dengannya
A = ajak bicara
Usahakan berkomunikasi secara dua arah, jangan bicara sendiri, dorong agar pasien mau
dan dapat mengemukakan pikiran dan perasaannya
J= jelaskan
Beri penjelasan mengenai hal hal yang menjadi perhatiannya, yang ingin di ketahuinya
dan yang akan di jalani/ dihadapinya agar ia tidak tertebak oleh pikirannya sendiri
I= ingatan
Percakapan yang dokter lakukan bersama pasien, mungkin memasukan berbagai materi
secara luas, yang tidak mudah diingatnya kembali. Dibagian akhir percakapan, ingatan
dia untuk hal-hal yang penting dan koneksi untuk resepsi yang keliru.
(Poernama, Ledass, Program family health nutrition, Depkes, RI 1999)
4. Sesuai dengan kodersil kedokteran 2016, hal yang dilakukan dokter setelah memeriksa
pasien adalah menyampaikan informasi yang memiliki 6 hal penting yang perlu
diperhatikan
a. Materi informasi apa yang disampaikan materi yang disampaikan setelah
memeriksa pasien adalah hasil dan interprestasi dari pemeriksaan untuk
mengetahui diagnosis. Pilihan rekam medis untuk tujuan terapi dan progressis
b. Siapa yang di beri informasi
Pasien,keluarga pasien atau orang lain yang di tunjuk oleh pasien, serta
keluarga pasien atau pihak lain yang menjadi wali dan bertanggung jawab atas
pasien
c. Seberapa banyak/ sejauh mana
Yang dokter merasa perlu untuk disampaikan dengan memerhatikan kesiapan
mental pasien
d. Kapan menyampaikan informasi
Segera, jika kondisi dan situasi memungkinkan
e. Dimana menyampaikannya
Di ruang praktik dokter, diruang tempat pasien dirawat dr tempat lainnya
persetujuan bersama
f. Bagaimana penyampaiannya
Sebaiknya berkomunikasi/menyampaikan secara langsung, tidak melakukan
telepati ataupun dalam bentuk tulisan
(Kodersil Kedokteran, 2016)
5. Hal-hal yang di anggap penting oleh pasien dalam menyampaikan berita buruk
a. Isi = Apa saja yang dibicarakan dan seberapa banyak
informasi atau keterangan yang di berikan oleh dokter
b. Support = Aspek supportif dalam komunikasi dokter, jadi apakah
dalam penyampaian berita buruk ini dokter bersikap baik. Memberi support/
dukungan yang cukup,dll
c. Fasilitas = Kapan dan dimana informasi diberikan.
d. cara penyampaian = Pemberian informasi secara singkat, jelas dan jujur
sehingga dapat dimengerti oleh pasien.
Dokter harus memberikan informasi dengan singkat, jelas, dan jujur. Sehingga
dapat dimengerti oleh pasien
(Dias L, et al, 2009)
6. Terdapat beberapa cara untuk dokter memberitahu berita duka kepada pasien, diantaranya
yaitu:
1) Persiapan
a. Pilih ruangan yang menjamin privacy dan usahakan baik dokter maupun
pasien dapat duduk dalam posisi yang nyaman.
b. Tanyakan pada pasien apakah dia menghendaki ada orang lain yang
menghendakinya.
c. Mulailah dengan pertanyaan seperti “Bagaimana perasaan anda
sekarang?”
2) Mencari tahu sebanyak apa informasi yang sudah dimiliki pasien.
a. Apakah pasien sudah tahumengenai penyakitnya atau situasinya saat ini.
b. Seberapa banyak dia tahu? Darimana dia tahu?
c. Tingkat pengetahuan pasien.
d. Situasi emosional pasien.
3) Mencari tahu seberapa banyakkah informasi yang ingin diketahui pasien?
a. Menanyakan kepada pasien seberapa detail informasi yang ingin
didengarnya? Apakah sangat detail atau hanya gambaran besarnya saja?
b. Diperhatikan bagaimana cara bertanya dan kemungkinan reaksi pasien?
4) Berbagi informasi
a. Topic pada tahap ini biasanya adalah mengenai diagnosis, terapi atau
penanganan, prognosis, serta dukungan atau fasilitas apa saja yang bisa
diperoleh oleh pasien dan keluarganya.
5) Menanggapi perasaan pasien
Kalimat-kalimat yang biasa digunakan pada tahap ini adalah:
a. Saya tahu bahwa hasil ini adalah hasil yang tidak kita harapkan.
b. Setelah mengetahui hasilnya, kira-kira hal apakah yang bisa saya bantu?
6) Perencanaan dan tindak lanjut
a. Mensintesis rasa kekhawatiran pasien dan isu-isu medis ke dalam
rencana konkret yang dapat dilakukan dalam rencana perawatan pasien.
b. Buatlah rencana langkah demi langkah dan berikan penjelasan yang
lengkap pada pasien.
7. Alasan mengapa pasien harus datang bersama suaminya tertuang dalam KODEKI pasal
11, yaitu:
"Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepasa pasien agar senantiasa dapat
berhubungan dengan keluarga dan relasihatnya dalam beribadat dan atau dalam
masalah lainnya"
(Pasal 11, kodeki 2017)
b. Kewajiban pasien
1. Memeriksakan diri sedini mungkin pada dokter
2. Memberikan informasi yang berhak & lengkap tentang penyakitnya
3. Mematuhi nasihat & petunjuk dokter
4. Menandatangani surat-surat PTM, surat jaminan dirawat dirumah sakit, dll
5. Yakin pada dokternya, dan yakin akan sembuh
6. Melunasi biaya kesehatan di RS, biaya pemeriksaan & pengobatan serta honor
dokter
12. Terdapat beberapa alasan bagi dokter untuk membuka rahasia kedokteran, hal tersebut
diatur dalam pasal 48 Undang-Undang No.29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
(UU Praktik Kedokteran) dan Pasal 10 Peraturan Menteri Kesehatan No.
269/Menkes/PER/III/2008 Tentang Rekam Medis (Permenkes 269/2008) yang masing-
masing berbunyi demikian:
a. Pasal 48 UU Praktek Kedokteran.
1. Setiap dojter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran wajib
menyimpan rahasia kedokteran .
2. Rahasua kedokteran dapat di buka hanya untuk keselamatan pasien, memerlukan
permintaan operasi penegak hukum dalam rangka penegakan hukum permintaan
pasien sendiri atau berdasarkan ketentuan undang-undang .
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai rahasia kedokteran diatur dengan peraturan
menteri.
b. Pasal 10 ayat (2) kemenkes 269/2008 Informasi Tentang Identitas,Diagnosa
Riwayat Pemeriksaan, Riwayat Pengorbanan Dapat Di Buka Dalam Hal :
1. Untuk kepentingan kesehatan pasien
2. Memenuhi permintaan untuk penegak hukum dalam rakyat menegakan hukum
atas peruntah pengadilan
3. Permintaan dan/ persetujuan pasien sendiri
4. Permintaan institusi / lembaga berdasarkan kententuan perundang-undangan
5. Untuk kepentingan penelitian , pendidikan , dan audit medis , sepanjang tidak
menyebutkan indentitas pasien.
Dari 2 pasal di atas , terlihat bahwa selain hal - hal di atas , dokter tidak dapat
membuka rahasia kedokteran.
14. Hifdah an nafs= harga diri/ kehormatan pasien yang dirawat. Artinya menjaga rahasia
seorang pasien sangat penting. Adanya dan itu adalah bagian etika seorang dari muslim
(IDI, 2013)