Anda di halaman 1dari 6

TUTORIAL 1.

1. Apa saja hambatan yang terjadi antara dokter dan pasien?


2. Bagaimana empati dokter menurut level-levelnya?
3. Apa yang dimaksud dengan SAJI?
4. Apa yang dilakukan dokter setelah pemeriksaan pasien?
5. Apa saja berita yang harus disampaikan dokter kepada pasien dan keluarganya?
6. Bagaimana cara dokter memberitahu berita duka kepada pasien?
7. Kenapa dalam hal ini pasien disarankan datang bersama suami?
8. Apa saja inform concern persetujuan tindakan medis?
9. Bagaimana cara dokter menanggapi permintaan pasien?
10. Apa saja hak dan kewajiban pasien?
11. Apa kaitan sumpah dokter dengan hak dan kewajiban pasien?
12. Apakah ada batasan dokter dalam menjaga kerahasiaan?
13. Kenapa keluarga pasien berhak tahu tentang penyakit pasien?
14. Bagaimana pandangan Islam terhadap rahasia pasien?
15. Bagaimana pandangan Islam terhadap komunikasi dokter pasien?

JAWABAN

1. Hambatan yang terjadi ketika dokter berkomunikasi dengan pasien adalah…..


1) Hambatan yang terjadi ketika dokter berkomunikasi dengan pasien adalah
hambatan psikologis karena kondisi atau keadaan pasien seperti rewel, cengeng,
dalam keadaan sakit dan perasaan takut pasien.
2) Hambatan ekologis disebabkan oleh gangguan lingkungan dalam proses
berlangsungnya komunikasi. Hambatan tersebut adalah lingkungan fisik yang
berupa kondisi ruangan dan suasana ruangan yang kurang memadai.
(Pratiwi et al, 2010

2. Empati adalah kemampuan dokter untuk menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang
dialami pasien sehingga dokter tanpa harus larut dalam suasana hati pasien. Terdapat 6
level empati, yaitu:
1) level 0= dokter menolak sudut pandang pasien.
2) level 1= dokter mengenali sudut pandang pasien secara sambil lalu.
3) level 2= dokter mengenali sudut pandang pasien secara implisil.
4) level 3= dokter menghargai pendapat pasien.
5) level 4= dokter mengkonfirmasi kepada pasien.
6) level 5= dokter berbagi perasaan dan pengalaman.
(Byloun dan Makoul, 2002)
3. Terdapat empat langkah yang terangkum dalam satu kata untuk melakukan komunikasi
yaitu SAJI:
S = salam
Beri salam, sapa dia, tunjukkan bahwa anda bersedia meluangkan waktu untuk berbicara
dengannya
A = ajak bicara
Usahakan berkomunikasi secara dua arah, jangan bicara sendiri, dorong agar pasien mau
dan dapat mengemukakan pikiran dan perasaannya
J= jelaskan
Beri penjelasan mengenai hal hal yang menjadi perhatiannya, yang ingin di ketahuinya
dan yang akan di jalani/ dihadapinya agar ia tidak tertebak oleh pikirannya sendiri
I= ingatan
Percakapan yang dokter lakukan bersama pasien, mungkin memasukan berbagai materi
secara luas, yang tidak mudah diingatnya kembali. Dibagian akhir percakapan, ingatan
dia untuk hal-hal yang penting dan koneksi untuk resepsi yang keliru.
(Poernama, Ledass, Program family health nutrition, Depkes, RI 1999)

4. Sesuai dengan kodersil kedokteran 2016, hal yang dilakukan dokter setelah memeriksa
pasien adalah menyampaikan informasi yang memiliki 6 hal penting yang perlu
diperhatikan
a. Materi informasi apa yang disampaikan materi yang disampaikan setelah
memeriksa pasien adalah hasil dan interprestasi dari pemeriksaan untuk
mengetahui diagnosis. Pilihan rekam medis untuk tujuan terapi dan progressis
b. Siapa yang di beri informasi
Pasien,keluarga pasien atau orang lain yang di tunjuk oleh pasien, serta
keluarga pasien atau pihak lain yang menjadi wali dan bertanggung jawab atas
pasien
c. Seberapa banyak/ sejauh mana
Yang dokter merasa perlu untuk disampaikan dengan memerhatikan kesiapan
mental pasien
d. Kapan menyampaikan informasi
Segera, jika kondisi dan situasi memungkinkan
e. Dimana menyampaikannya
Di ruang praktik dokter, diruang tempat pasien dirawat dr tempat lainnya
persetujuan bersama
f. Bagaimana penyampaiannya
Sebaiknya berkomunikasi/menyampaikan secara langsung, tidak melakukan
telepati ataupun dalam bentuk tulisan
(Kodersil Kedokteran, 2016)

5. Hal-hal yang di anggap penting oleh pasien dalam menyampaikan berita buruk
a. Isi = Apa saja yang dibicarakan dan seberapa banyak
informasi atau keterangan yang di berikan oleh dokter
b. Support = Aspek supportif dalam komunikasi dokter, jadi apakah
dalam penyampaian berita buruk ini dokter bersikap baik. Memberi support/
dukungan yang cukup,dll
c. Fasilitas = Kapan dan dimana informasi diberikan.
d. cara penyampaian = Pemberian informasi secara singkat, jelas dan jujur
sehingga dapat dimengerti oleh pasien.
Dokter harus memberikan informasi dengan singkat, jelas, dan jujur. Sehingga
dapat dimengerti oleh pasien
(Dias L, et al, 2009)

6. Terdapat beberapa cara untuk dokter memberitahu berita duka kepada pasien, diantaranya
yaitu:
1) Persiapan
a. Pilih ruangan yang menjamin privacy dan usahakan baik dokter maupun
pasien dapat duduk dalam posisi yang nyaman.
b. Tanyakan pada pasien apakah dia menghendaki ada orang lain yang
menghendakinya.
c. Mulailah dengan pertanyaan seperti “Bagaimana perasaan anda
sekarang?”
2) Mencari tahu sebanyak apa informasi yang sudah dimiliki pasien.
a. Apakah pasien sudah tahumengenai penyakitnya atau situasinya saat ini.
b. Seberapa banyak dia tahu? Darimana dia tahu?
c. Tingkat pengetahuan pasien.
d. Situasi emosional pasien.
3) Mencari tahu seberapa banyakkah informasi yang ingin diketahui pasien?
a. Menanyakan kepada pasien seberapa detail informasi yang ingin
didengarnya? Apakah sangat detail atau hanya gambaran besarnya saja?
b. Diperhatikan bagaimana cara bertanya dan kemungkinan reaksi pasien?
4) Berbagi informasi
a. Topic pada tahap ini biasanya adalah mengenai diagnosis, terapi atau
penanganan, prognosis, serta dukungan atau fasilitas apa saja yang bisa
diperoleh oleh pasien dan keluarganya.
5) Menanggapi perasaan pasien
Kalimat-kalimat yang biasa digunakan pada tahap ini adalah:
a. Saya tahu bahwa hasil ini adalah hasil yang tidak kita harapkan.
b. Setelah mengetahui hasilnya, kira-kira hal apakah yang bisa saya bantu?
6) Perencanaan dan tindak lanjut
a. Mensintesis rasa kekhawatiran pasien dan isu-isu medis ke dalam
rencana konkret yang dapat dilakukan dalam rencana perawatan pasien.
b. Buatlah rencana langkah demi langkah dan berikan penjelasan yang
lengkap pada pasien.
7. Alasan mengapa pasien harus datang bersama suaminya tertuang dalam KODEKI pasal
11, yaitu:
"Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepasa pasien agar senantiasa dapat
berhubungan dengan keluarga dan relasihatnya dalam beribadat dan atau dalam
masalah lainnya"
(Pasal 11, kodeki 2017)

8. Informed consent atau persetujuan tindakan medis


a. Penyampaian informasi atau penjelasan yang perlu disampaikan kepada pasien
atau keluarga.
b. Persetujuan yang di berikan oleh pasien setelah pasien mengerti tentang informasi
yang di berikan oleh dokter.
c. Pasien berhak memberikan penolakan terhadap inform consent.
(Permenkes No.585/Menkes/IX/1989)

9. Sesuai KODEKI pasal 7C yang berbunyi:


“Seorang dokter harus menghormati hak-hak pasien, sejawatnya dan tenaga kesehatan
lainnya, dan harus menjaga kepercayaan pasien” salah satu hak pasien adalah “
Kerahasiaan dan rekam medis atas hal pribadi”
Jadi dokter tersebut harus menghormati hak pasiennya yaitu menjaga rahasianya.
Selain itu dokter juga menyampaikan ke pasien untuk memberi tahu suaminya karena
pada kewajiban dokter berlaku “aegroti salus lek suprema “ yang artinya keselamatan
pasien adalah hukum yang tertinggi
(KODEKI edisi 4,2013)

10. Hak dan kewajiban pasien


a. Hak pasien
1. Hak untuk hidup, hak atas tubuhnya sendiri dan hak untuk mati secara wajar.
2. Memperoleh pelayanan kedokteran yang manusiawi sesuai dengan standar
profesi kedokteran.
3. Memperoleh penjelasan tentang diagnosis dan terapi dari dokter yang
mengubahnya.
4. Menolak prosedur diagnosis dan terapi yang direncanakan, bahkan dapat
menarik diri dari kontrak terapeutik.
5. Memperoleh penjelasan tentang riset kedokteran yang akan diikutinya.
6. Menolak atau menerima keikutsertaannya dalam riset kedokteran
7. Dirujuk kepada dokter spesialis kalau di perlukan dan do kembalikan kepada
dokter yang menunjuknya setelah selesai konsultasi atau pengobatan untuk
memperoleh perencanaan atau tindak lanjut
8. Kerahasiaan dan rekan medisnya atas hal pribadi
9. Memperoleh penjelasan tentang peraturan rumah sakit
10. Berhubungan dengan keluarga, penasihat, atau rohaniawan dan lain lain yang
diperlukan selama peraturan di rumah sakit
11. Memperoleh penjelasan tentang perincinian biaya rawat inap, obat,
pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan rontgen, USG, CT-SCAN MR, dsb.
(Hanafiah, 2012)

b. Kewajiban pasien
1. Memeriksakan diri sedini mungkin pada dokter
2. Memberikan informasi yang berhak & lengkap tentang penyakitnya
3. Mematuhi nasihat & petunjuk dokter
4. Menandatangani surat-surat PTM, surat jaminan dirawat dirumah sakit, dll
5. Yakin pada dokternya, dan yakin akan sembuh
6. Melunasi biaya kesehatan di RS, biaya pemeriksaan & pengobatan serta honor
dokter

11. Hubungan sumpah dokter dengan hak dan kewajiban pasien


a. Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara yang kehormatan dan bersusila
sesuai dengan martabat pekerjaan saya sebagai dokter (sumpah dokter no. 3).
b. Saya akan menjalankan tugas saya dengan mengutamakan kepentingan masyarakat.
c. Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena .pekerjaan saya
dan keilmuan saya sebagai dokter (sumpah dokter no 5).
d. Saya akan senantias mengutamakan ke sehatan pasien (sumpah dokter no 8).
e. Saya akan menaati dan mengamalkan kode etik kedokteran indonesia.
(Hanafiah, 2013)

12. Terdapat beberapa alasan bagi dokter untuk membuka rahasia kedokteran, hal tersebut
diatur dalam pasal 48 Undang-Undang No.29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
(UU Praktik Kedokteran) dan Pasal 10 Peraturan Menteri Kesehatan No.
269/Menkes/PER/III/2008 Tentang Rekam Medis (Permenkes 269/2008) yang masing-
masing berbunyi demikian:
a. Pasal 48 UU Praktek Kedokteran.
1. Setiap dojter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran wajib
menyimpan rahasia kedokteran .
2. Rahasua kedokteran dapat di buka hanya untuk keselamatan pasien, memerlukan
permintaan operasi penegak hukum dalam rangka penegakan hukum permintaan
pasien sendiri atau berdasarkan ketentuan undang-undang .
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai rahasia kedokteran diatur dengan peraturan
menteri.
b. Pasal 10 ayat (2) kemenkes 269/2008 Informasi Tentang Identitas,Diagnosa
Riwayat Pemeriksaan, Riwayat Pengorbanan Dapat Di Buka Dalam Hal :
1. Untuk kepentingan kesehatan pasien
2. Memenuhi permintaan untuk penegak hukum dalam rakyat menegakan hukum
atas peruntah pengadilan
3. Permintaan dan/ persetujuan pasien sendiri
4. Permintaan institusi / lembaga berdasarkan kententuan perundang-undangan
5. Untuk kepentingan penelitian , pendidikan , dan audit medis , sepanjang tidak
menyebutkan indentitas pasien.
Dari 2 pasal di atas , terlihat bahwa selain hal - hal di atas , dokter tidak dapat
membuka rahasia kedokteran.

13. Menurut Permenkes 269/2008 Pasal 12 Ayat 4 adalah:


a. Berkas rekam medis milik sarana pelayanan kesehatan.
b. Isi rekam medis merupakan milik pasien.
c. Isi rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam bentuk ringkasan
rekam medis
d. Ringkasan rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat diberikan,
dicatat atau dicopy oleh pasien atau orang yang diberi kuasa atau atas persetujuan
tertulis pasien atau keluarga pasien yang berhak untuk itu.

14. Hifdah an nafs= harga diri/ kehormatan pasien yang dirawat. Artinya menjaga rahasia
seorang pasien sangat penting. Adanya dan itu adalah bagian etika seorang dari muslim
(IDI, 2013)

15. Komunikasi islami interaksi anatara dokter-pasien mencakup anatara lain:


a. Komunikasi verbal
1. Berbicara dengan sopan.
2. Berbicara lemah lembut .
3. Mengucap salam.
4. To the point.

b. Komunikasi non verbal


1. Memberi zona spasial dengan non muhrim.
2. Tidak berdua dengan bukan muhrim.
3. Bersikap sopan.
4. Memberi senyuman.
5. Menurup aurat.
(Aghniatunnisa, 2015)

Anda mungkin juga menyukai