Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH HARMONISA PADA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA

LISTRIK

Disusun oleh :
Riki Hardiyanto
1620305020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Energi listrik merupakan sumber energi yang sangat berperan dalam kehidupan
manusia. Enrgi listrik dibangkitkan dari pusat pembangkit (dengan beberapa jenis
pembangkitan tenaga listrik, yaitu : PLTA, PLTD, PLTU, PLTN dll) hingga nantinya di
salurkan (transmisi), yang kemudian di distribusikan ke konsumen.
Penyaluran tenaga listrik dari pusat pembangkit ke beban sering terjadi permasalahan
yang akan menurunkan kualitas daya pada konsumen dan pada pembangkit, yang
menyebabkan naiknya rugi rugi pada jaringan tenaga listrik. Yang mana salah satu
gangguan dari sumber tenaga listrik adalah gangguan harmonik.
Harmonik adalah bentuk tegangan atau arus sinusoidal yang memiliki frekuensi
ganda, frekuensi tersebut merupakan kelipatan bilangan bulat dari frekuensi dasar.
Frekuensi dasar suatu sistem biasanya dirancang untuk beroperasi pada 50 atau 60 Hz, di
Indonesia frekuensi dasar yang digunakan adalah 50 Hz. Bentuk gelombang yang
terdistorsi dapat didekomposisi menjadi jumlah dari frekuensi dasar dan frekuensi
harmonik. Distorsi harmonik berasal dari peralatan yang mempunyai karakteristik
nonlinier perangkat dan beban pada sistem tenaga listrik (Roger C. Dugan, 1996).
Keberadaan harmonik mempengaruhi kinerja dari sistem distribusi tenaga listrik dan
bisa juga membuat gagal kinerja pada alat tersebut. Salah satu dampak dari harmonik
adalah adanya tambahan rugi-rugi pada penghantar berupa panas yang dapat
menimbulkan gagalnya sebuah sistem isolasi pada level tertentu maupun panas berlebih
pada kawat netral dan transformator akibat timbulnya harmonik ketiga yang dibangkitkan
oleh peralatan listrik satu fasa. Pada keadaan normal, arus beban setiap fasa dari beban
linier yang seimbang pada frekuensi dasarnya akan saling mengurangi sehingga arus
netralnya menjadi nol.
Beban listrik pada suatu sistem tenaga listrik dibedakan menjadi dua jenis beban yaitu
beban linier dan beban nonlinier. Beban linier merupakan beban listrik yang komponen
arusnya proporsional terhadap tegangannya dan memberikan bentuk gelombang keluaran
yang linier artinya arus yang mengalir sebanding dengan impedansi dan perubahan
tegangan, apabila 3 tegangan sumber bentuk gelombangnya sinusoidal maka arus yang
melewati beban juga harus sinusoidal. Beban nonlinier adalah beban listrik yang
komponen arusnya tidak proporsional terhadap komponen tegangannya, sehingga bentuk
gelombang arusnya tidak sama dengan bentuk gelombang tegangannya atau mengalami
distorsi. Beban nonlinier akan menyerap arus nonsinusoidal dan arus harmonik,
walaupun disuplai oleh tegangan sinusoidal, apabila tegangan sumber bentuk
gelombangnya sinusoidal maka arus lewat beban tidak sinusoidal lagi.
1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan
dikaji adalah :
1. Apakah Harmonisa itu ?
2. Apakah Sumber Harmonik pada Sistem Distribusi Tenaga Listrik ?
3. Apa Pengaruh Harmonik pada Sistem Distribusi Tenaga Listrik ?
4. Bagaimana Cara Menangani Harmonik ?

BAB II

Pembahasan

2.1 Apa itu Harmonisa

Harmonisa adalah gelombang yang terdistorsi secara periodik yang terjadi


pada gelombang tegangan, arus, atau daya terdiri dari gelombang-gelombang sinus
yang frekuensinya merupakan kelipatan bulat frekuensi sumber / fundamental,
sehingga bentuknya tidak sinusoidal. Hubungan antara frekuensi harmonik dan
fundamental dapat ditulis sebagai berikut:

(1)
Dengan adalah frekuensi harmonic, adalah kelipatan gelombang (bilangan
bulat), dan adalah frekuensi fundamental. Gelombang harmonik ini akan
menumpang pada gelombang fundamental sehingga akan terbentuk gelombang yang
terdistorsi. Ini dikarenakan efek penjumlahan dari gelombang harmonisa dengan
gelombang fundamentalnya. Gelombang harmonisa ini dapat dijabarkan pada deret
Fourier berikut ini:

(2)
dengan :

(3)

(4)

(5)
adalah komponen DC, sedangkan dan adalah komponen AC.

2.2 Sumber Harmonik pada Sistem Distribusi

Dalam sistem tenaga listrik dikenal dua jenis beban yaitu beban linier dan
beban non linier. Beban linier adalah beban yang memberikan bentuk gelombang
keluaran yang linier artinya arus yang mengalir sebanding dengan impedensi dan
perubahan tegangan. Sedangkan beban non linier adalah bentuk gelombang
keluarannya tidak sebanding dengan tegangan dalam setiap setengan siklus sehingga
bentuk gelombang arus maupun tegangan keluarannya tidak sama dengan gelombang
masukannya (mengalami distorsi). Beban non linier yang umumnya merupakan
peralatan elektronik yang didalamnya banyak terdapat komponen semi konduktor,
dalam proses kerjanya berlaku sebagai saklar yang bekerja pada setiap siklus
gelombang dari sumber tegangan. Proses kerja ini akan menghasilkan gangguan atau
distorsi gelombang arus yang tidak sinusoidal. Bentuk gelombang ini tidak menentu
dan dapat berubah menurut pengaturan pada parameter komponen semi konduktor
dalam peralatan elektronik. Perubahan bentuk gelombang ini tidak terkait dengan
sumber tegangannya.
Beberapa peralatan yang dapat menyebabkan timbulnya harmonik antara lain
komputer, printer, lampu fluorescent yang menggunakan elektronik ballast, kendali
kecepatan motor, motor induksi, batere charger, proses eletroplating, dll. Peralatan ini
dirancang untuk menggunakan arus listrik secara hemat dan efisien karena arus listrik
hanya dapat melalui komponen semi konduktornya selama periode pengaturan yang
telah ditentukan. Namun disisi lain hal ini akan menyebabkan gelombang mengalami
gangguan gelombang arus dan tegangan yang pada akhirnya akan kembali ke bagian
lain sistem tenaga listrik. Penomena ini akan menimbulkan gangguan beban tidak
linier satu phase. Hal di atas banyak terjadi pada distribusi yang memasok pada areal
perkantoran/komersial. Sedangkan pada areal perindustrian gangguan yang terjadi
adalah beban non linier tiga phase yang disebabkan oleh motor listrik, kontrol
keepatan motor, batere charger, electroplating, dapur busur listrik, dll.

2.3 Pengaruh Harmonik pada Komponen Sistem Distribusi

Setiap komponen sistem distribusi dapat dipengaruhi oleh harmonik walaupun


dengan akibat yang berbeda. Namun demikian komponen tersebut akan mengalami
penurunan kinerja dan bahkan akan mengalami kerusakan. Salah satu dampak yang
umum dari gangguan harmonik adalah panas lebih pada kawat netral dan
transformator sebagai akibat timbulnya harmonik ketiga yang dibangkitkan oleh
peralatan listrik satu phase. Pada keadaan normal, arus beban setiap phase dari beban
linier yang seimbang pada frekuensi dasarnya akan saling mengurangi sehingga arus
netralnya menjadi nol. Sebaliknya beban tidak linier satu phase akan menimbulkan
harmonik kelipatan tiga ganjil yang disebut triplen harmonik (harmonik ke-3, ke-9,
ke-15 dan seterusnya) yang sering disebut zero sequence harmonik (lihat Tabel 1).
Harmonik ini tidak menghilangkan arus netral tetapi dapat menghasilkan arus netral
yang lebih tinggi dari arus phase.
Ada tiga macam urutan fasa serta urutan harmonisa yaitu :

1. Urutan fasa positif, urutan fasanya adalah R-S-T yang antar fasanya terpisah 1200. Orde
harmonisanya adalah n = 1, 7, 13,
2. Urutan fasa negatif, urutan fasanya adalah R-T-S yang antar fasanya terpisah 1200. Orde
harmonisanya adalah n = 5, 11, 17, …
3. Urutan nol yang mempunyai beda fasa sama dengan nol (sefasa). Orde harmonisanya
adalah n = 3, 9, 15, ….

Tabel 1. Polaritas dari Komponen Harmonik

Harmonik 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Frequensi
50 100 150 200 250 300 350 400 450
(Hz)

Uruan + - 0 + - 0 + - 0

Harmonik pertama urutan polaritasnya adalah positif, harmonik kedua urutan


polaritasnya adalah negatif dan harmonik ketiga urutan polaritasnya adalah nol,
harmonik keempat adalah positif (berulang berurutan sampai seterusnya).
Tabel 2. Akibat dari Polaritas dari Komponen Harmonik

Pengaruh pada Pengaruh pada sistem


Urutan
Motor distribusi

Menimbulkan
medan magnet
Positif w Panas
putar arah majau
(forward)

Menimbulkan
w Panas
medan magnet
Negatif
putar arah mundur w Arah putaran motor
(reverse) berubah

w Panas

w Menimbulkan/menambah
Nol Tidak ada
arus

pada kawat netral

Akibat yang dapat ditimbulkan oleh urutan polaritas komponen harmonik (lihat Tabel
2) antara lain tingginya arus netral pada sistem 3 phase 4 kawat (sisi sekunder
transformator) karena arus urutan nol (zero sequence) dan arus ini akan terinduksi ke
sisi primer transformator dan akan berputar pada sisi primer transformator yang
biasanya memiliki belitan delta (D). Hal ini akibat pada kawat netral tidak memiliki
peralatan pemutus arus untuk proteksi tegangan atau arus lebih. Pengaruh harmonik
pada transformator sering tanpa disadari dan diantisipasi keberadaannya sampai
terjadi gangguan yang penyebabnya tidak jelas. Hal ini dapat juga terjadi bila
perubahan konfigurasi atau jenis beban yang dipasok. Transformator dan peralatan
induksi lainnya, selalu terpengaruh oleh harmonik karena trafo itu sendiri dirancang
sesuai dengan frekuensi kerjanya. selain itu transformator juga merupakan media
utama antara pembangkit dengan beban. Frekuensi harmonik yang lebih tinggi dari
frekuensi kerjanya akan mengakibatkan penurunan efisiensi atau terjadi kerugian
daya. Selain itu, ada beberapa akibat yang dapat ditimbulkan oleh adanya harmonik
dalam sistem tenaga listrik, antara lain:
Proteksi
1. Penurunan rating (derating) akibat pemanasan yang terjadi.
2. Menyebabkan peningkatan pemanasan dan rugi-rugi pada switchgear,
sehingga mengurangi kemampuan mengalirkan arus dan mempersingkat umur
beberapa komponen isolator.
3. Timbulnya getaran mekanis pada panel listrik yang merupakan getaran
resonansi mekanis akibat harmonisa arus frekuensi tinggi.
4. Harmonisa dapat menimbulkan tambahan torsi pada kWh-meter jenis
elektromekanis yang menggunakan piringan induksi berputar, akibatnya
putaran piringan akan lebih cepat atau terjadi kesalahan ukur pada kWh-meter
karena piringan induksi tersebut dirancang hanya untuk beroperasi pada
frekuensi dasar.
5. Triple harmonisa pada kawat netral dapat memberikan induksi harmonisa yang
mengganggu sistem telekomunikasi.
6. Pemutus beban dapat bekerja di bawah arus pengenalnya atau mungkin tidak
bekerja pada arus pengenal.
7. Untuk sistem tenaga, arus pada kawat netral membesar (terutama akibat
munculnya kelipatan harmonisa ke-3) serta tegangan sentuh peralatan
membesar dan berbahaya bagi operator.

Motor Listrik
Harmonisa arus atau tegangan menyebabkan peningkatan rugi-rugi pada
belitan stator, rangkaian rotor, serta laminasi stator dan rotor sehingga efisiensi mesin
menurun. Akibat efek kulit dan arus eddy, rugi-rugi ini lebih besar dibandingkan rugi-
rugi yang disebabkan arus DC. Medan bocor pada stator dan rotor juga menyebabkan
rugi-rugi tambahan. Pada mesin induksi dan mesin sinkron, rugi-rugi panas tambahan
paling banyak dibangkitkan pada rotor karena urutan polaritas harmonisa yang
dihasilkan oleh motor khususnya motor induksi, polaritasnya dapat bernilai positif
atau negatif. Dari perubahan urutan polaritas harmonisa yakni harmonisa ke-5 urutan
polaritasnya negatif (-), sedangkan harmonisa ke-7 urutan polaritasnya positif (+),
akan memiliki dampak sendiri-sendiri. Bila motor menghasilkan harmonisa dengan
urutan polaritas negatif, maka pada sistem distribusi akan menimbulkan medan
magnet putar dengan arah maju (forward). Sedangkan untuk polaritas harmonisa
negatif akan menimbulkan medan magnet putar dengan arah mundur (reverse). Urutan
polaritas positif dan negatif harmonisa inilah yang menyebabkan motor menjadi
panas. Sehingga kemampuan mesin akan menurun akibat pemanasan berlebih karena
harmonisa, selain itu umur mesin juga akan menurun. Sedangkan pada arus harmonisa
urutan polaritas nol tidak akan menimbulkan masalah pada motor itu sendiri,
melainkan akan menimbulkan masalah pada sistem 3 fasa 4 kawat. Yaitu akan
menimbulkan penambahan arus pada kawat netral, biasanya terjadi pada transformator
hubungan wye. Penambahan arus pada kawat netral ini akan menyebabkan kawat
netral menjadi panas, karena kawat netral tidak memiliki pengaman seperti pemutus
arus untuk proteksi tegangan atau arus lebih. Selain itu, polaritas harmonisa urutan nol
ini menyebabkan terjadinya interferensi pada kabel saluran telekomunikasi. Frekuensi
harmonisa yang lebih tinggi dari frekuensi kerjanya akan mengakibatkan penurunan
efisiensi atau terjadinya kerugian daya.

Transformator
Pada transformator daya, arus urutan nol yang bersirkulasi pada belitan delta
dapat menyebabkan arus yang besar dan
pemanasan berlebih.Untuk mengatasipemanasan berlebih akibat harmonisa, seringkali
kapasitas daya transformator diperbesar untuk memperbesar kapasitas
pendinginan.Tetapi konduktor yang lebih besar menyebabkan pemanasan yang lebih
besar juga, yang diakibatkan harmonisa frekuensi tinggi.Selain itu, memperbesar
kapasitas transformator berarti memperbesar arus harmonisa yang mungkin mengalir
dalam sistem.Penurunan efisiensi transformator akibat harmonisa dapat mencapai
sekitar 6%.Pada sisi transformator dampak yang bisa diketahui adalah transformator
mengalami kenaikan suhu. Naiknya suhu transformator akan menyebabkan:
1. Penambahan rugi-rugi daya akan mengurangi kapasitas pembebanan
transformator. Misal: pada transformator 750 kVA, dengan 10% rugi arus
eddy dan rugi arus harmonisa akan bekerja hanya pada 77,5%-nya atau
menjadi 578 KVA.
2. Mengurangi kemampuan arus maksimum.
3. Mengurangi umur transformator.

Rugi-rugi pada Konduktor Kabel dan Kawat Transmisi


Apabila system mengalami resonansi, tegangan pada sistem dapat mengalami
peningkatan. Akibatnya, kabel dan isolator lainnya akan mengalami stres tegangan
berlebih dan korona, yang dapat menyebabakan kegagalan pada isolasi listrik atau
mempercepat penuaan (aging). Dari segi pengukuran harmonisa mengakibatkan
kesalahan pengukuran dari alat-alat ukur tergantung pada konstruksi dari alat
ukur tersebut.Alat ukur yang bekerja berdasarkan induksi (induction disk), seperti watt-
hour meters, dirancang dan dikalibrasi untuk gelombang sinus. Harmonisa
membangkitkan tambahan kopel atau torque electromagnetic pada disk, sehingga hasil
pengukurannya lebih tinggi.

2.4 MENANGANI HARMONIK

Efek harmonisa tidak dapat dihilangkan secara sepenuhnya, tetapi dapat


dikurangi. Ada beberapa cara yang biasa digunakan dalam mengurangi harmonisa,
yaitu dengan penggunaan filter pasif seperti pemasangan kapasitor, penambahan
jumlah fasa, dan kompensasi atau injeksi harmonisa negatif.
BAB III

Kesimpulan

1. Harmonisa adalah gelombang yang terdistorsi secara periodik yang terjadi pada
gelombang tegangan, arus, atau daya terdiri dari gelombang-gelombang sinus yang
frekuensinya merupakan kelipatan bulat frekuensi sumber / fundamental, sehingga
bentuknya tidak sinusoidal.

2. Terdapat dua jenis beban pada sistem ketenagalistirikan.Beban tersebut terdiri


dari beban linier dan beban non linier.Beban disebut linier jika nilai arus
berbanding secara linier dengan tegangan beban. Berarti bentuk gelombang arus
akan sama dengan bentuk gelombang tegangan. Beban disebut sebagai beban
non linier jika bentuk gelombang arus tidak sama dengan bentuk gelombang
tegangan (mengalami distorsi).
Ada tiga macam urutan fasa serta urutan harmonisa yaitu :

1. Urutan fasa positif, urutan fasanya adalah R-S-T yang antar fasanya
terpisah 1200. Orde harmonisanya adalah n = 1, 7, 13,
2. Urutan fasa negatif, urutan fasanya adalah R-T-S yang antar fasanya
terpisah 1200. Orde harmonisanya adalah n = 5, 11, 17, …
3. Urutan nol yang mempunyai beda fasa sama dengan nol (sefasa). Orde
harmonisanya adalah n = 3, 9, 15, ….

Anda mungkin juga menyukai