Anda di halaman 1dari 3

Apa itu intelegensia?

Aku sekarang melakukan pengenalan terhadap intelegensia. Tinjauan yang telah aku buat pada
penelitian sebelumnya tentang intelegensia dan kognisi memberikan keberadaan dari beberapa
kekuatan intelektual, atau kompetensi, yang masing-masing mempunyai sejarah perkembangannya.
Tinjauan dari penelitian sebelumnya tentang neurobiologi mengusulkan kehadiran dari otak yang
merespon beberapa bentuk kognisi; dan pada penelitian tersebut menyatakan secara tidak langsung
organisasi neural yang membuktikan penyambutan terhadap beberapa mode dari proses informasi.
Setidaknya pada bidang psikologi dan neurobiologi, kekhasan topik adalah tentang identifikasi beberapa
kompetensi intelegensi manusia.

Tetapi sains tidak pernah dapat memproses segalanya secara induktif. Kita mungkin mengadakan semua
tes psikologi dan eksperimenyang ada, ataupun menemukan semua pemasangan neuroanatomi yang
kita inginkan, tetapi masih juga belum dapat mengidentifikasi intelegensi manusia. Kita bukan
menyajikan perntanyaan tentang kepastian suatu pengetahuan, akan tetapi, tentang bagaimana
pengetahuan didapat. Sangatlah perlu untuk mempelajari hipotesis, atau teori, kemudian mengetesnya.
postulasi awal akan menjadi terlihat hanya apabila kekuatan dan kelemahan teori diketahui.

Sains tidak pernah mempunyai jawaban yang sepenuhnya benar atau sepenuhnya final. Selalu ada
kemajuan dan kemunduran(progresi dan regresi), kecocokandan ketidakcocokan. Hal ini telahmenjadi
kebenaran pada banyak level lanjut dari fisika dan kimia. Dan lebih benar lagi pada sosial dan
behavioral sains.
Puisi: contoh dari kecerdasan linguistik

Pada awal 1940-an, KeithDouglas, seorang penyair muda dari Inggris, memulai korespondensi(semacam
surat menyurat) dengan TS Eliot, seorang penyair senior dari Inggris. Respon Eliot yang selalu
membantu, mengemukanan tentang pertimbangan-pertimbangan yang mengena para penulis, dan
revisi sesudah itu, tentang baris dari sebuah puisi. Peringatan terhadap keefektifan penggunaan adjektif,
Eliot mengkritisi frasa “pembangunan yang tidak permanen”: “ketidak-permanen-an ini seharusnya
secara jelas harus di susun pada bagian awal puisi”. Setelah sang penyair muda menyamakan dirinya
sebagai sebuah pilar pada rumah kaca, Eliot bertanya, “apa yang kamu maksud kamu juga dari kaca?.
Lalu berkenaan dengan perbandingan sang penyair muda dengan tikus yang dilakukan secara berulang-
ulang, Elliot juga mendeteksi inkonsistensi yang nyata: “Aku pikir kamu tidak seharusya menjadi sebuah
pilar dan seekor tikus pada bait yang sama.”. untuk puisi secara umum, Elliot memberikan kritik yang
lebih umum/general:

“aku tidak seberapa yakin jika mitosnya secara utuh konsisten. Misalnya, pada bagian akhir, kamu
berbicara tentang pengeksorsisan(pengusiran setan) terhadap seorang wanita tua pada ruangan atas.
Orang memang membicarakan pengusiran setan tsb dari segi pandang bahan bangunan rumah, tetapi,
pada kasus ini, wanita itu harus lebih kokoh dari rumah yang kamu posisikan dia di dalamnya. Hal tsb lah
yang aku sebut dengan konsisten.”
Portret Piaget tentang pemikiran logis-matematis

Piaget suka menghubungakan anekdot tentang seorang anak yang tumbuh sebagai seorang ahli
matematika yang sukses. Pada suatu hari, calon ahli matematika itu berhadapan dengan satu set objek
yang berada di depannya dan memutuskan untuk menghitung mereka. Dia yakin bahwa ada 10 objek,.
Lalu dia menunjuk satu persatu dari objek tersebut, tetapi dengan urutan yang berbeda, dan
mendapatkan kembali jumlah 10; anak itu mengulangi prosedurnya beberapa kali , dengan kegembiraan
yang bertumbuh, dia mendapatkan pemahaman bahwa bilangan 10 adalah hasil yang pasti dari kegiatan
itu. Bilangan itu menunjuk pada kumpulan elemen, yang tidak peduli bagaimana urutan
penghitungannya, asalkan masing-masing dari objek itu hanya dihitung satu kali. Melalui penghitungan
yang seperti bermain ini, anak itu telah dikenalkan pada dunia angka/bilangan.

Kebalikan dari kapasitas linguistik dan musikal, kompetensi yang aku namai dengan “intelegensia logis-
matematis” tidak mempunyai asal dari ranah pendengaran dan oral. Akan tetapi, bentuk dari pemikiran
ini dapat ditelusuri dari konfrontasi dengan dunia objek. Dengan mengurut-urutkan dan menilai
kuantitas dari objek, anak mendapatkan pengetahuan awal dan paling fundamental tentang dunia logis-
matematis.

Anda mungkin juga menyukai