Penyusun:
Heni Wahyuningtyas (030.13.227)
Pembimbing:
dr. Ratri Dianti, Sp.Rad
dr. Srie Retno Endah, Sp.Rad, M.Kes
1
BAB I
STATUS PASIEN
2
1.2.4 Riwayat penyakit keluarga
- Riwayat keganasan dalam keluarga disangkal. Terdapat riwayat hipertensi.
Antropometri
Berat badan : 67 kg
Tinggi badan : 154 cm
Tanda vital
Tekanan darah : 140/90 mmHg
Nadi : 68 x/menit
Respirasi : 16 x/menit
3
Suhu : 36,7º C
SpO2 : 98 %
Status generalis
Kepala : Normosefali, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Leher : Tiroid dan KGB dalam batas normal
Thoraks : Paru (simetris, tidak ada retraksi costa, suara nafas vaskuler normal, tidak
ada rhonki, tidak ada wheezing)
Jantung (Bunyi jantung 1 dan 2 reguler, tidak ada mur-mur, tidak ada
gallop)
Abdomen : Buncit, bising usus dalam batas normal, tidak ada nyeri tekan
Genitalia : Dalam batas normal
Ektremitas : CRT <2detik, akral hangat
4
sensitif untuk menegakkan diagnosa CTS.
c. Torniquet test (+)
Pada pemeriksaan ini dilakukan pemasangan tomiquet dengan menggunakan tensimeter
di atas siku dengan tekanan sedikit di atas tekanan sistolik. Positif bila dalam 1 menit
timbul gejala seperti CTS.
5
Gambar 2. Lipoma dalam terowongan karpal terlihat bersebelahan dengan nervus
medianus dan tendon fleksor.
Gambar 3. Potongan aksial foto MRI T1 Gambar 4. Potongan aksial foto MRI T1
menunjukkan tumor (hypersignal T1) yang menunjukkan ekstensi distal lipoma di ruang
mendesak tendon fleksor spontan tanpa invasi. metacarpal pertama.
6
Gambar 5. Potongan frontal foto MRI T1 Gambar 6. Potongan frontal foto MRI T1
menunjukkan lipoma di antara tendon menunjukkan infiltrasi tumor tanpa
fleksor dan meluas ke terowongan karpal. invasi.
7
1.4 Diagnosis (Assesment)
Diagnosis kerja:
- Lipoma
- Carpal tunnel syndrome
- Hipertensi
Diagnosis banding:
- Liposarcoma
- Fibrolipoma
- Kista ganglion
- Gout
Penatalaksanaan:
- Istirahatkan pergelangan tangan
- Obat anti inflamasi non steroid (ibuprofen)
- Liposuction (sedot lemak)
- Surgical resection
- Anti hipertensi (amlodipine)
1.6 Prognosis
Ad vitam : Bonam
Ad sanationam : Dubia ad bonam
Ad functionam : Dubia ad bonam
8
BAB II
RESUME
Wanita 69 tahun, dating dengan keluhan nyeri dan kesemutan pada telapak tangan kanan
sejak 3 bulan SMRS. Sebelum merasakan keluhan tersebut pasien merasakan terdapat benjolan
yang semakin membesar sejak 6 bulan yang lalu. Setelah 3 bulan benjolan yang semakin
membesar, pasien mulai merasakan nyeri dan kesemutan pada telapak tangannya, tepatnya
dibagian distal benjolan.
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik, ditemukan benjolan dengan diameter 5cm, mobile,
konsistensi kenyal, tidak merah dan tidak nyeri tekan. Berdasarkan pemeriksaan fisik khusus
didapatkan hasil bahwa Tinel test (+) dan Phalen test (+). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
kompresi dari nervus medianus dextra.
Untuk membuktikan diagnosis, dilakukan pemeriksaan penunjang berupa USG dan MRI.
Hasil dari pemeriksaan USG, ditemukan gambaran lipoma yang berada disebelah nervus
medianus dan tendon fleksor. Sedangkan hasil dari pemeriksaan MRI, didapatkan gambaran
tumor di intermetacarpal pertama yang mendesak tendon fleksor dan meluas ke terowongan
karpal.
9
BAB IV
ANALISIS KASUS
Lipoma adalah tumor jinak yang paling umum ditemukan pada anggota gerak. Meskipun
kejadiannya pada tangan bias terbilang masih jarang, yaitu sekitar 1-3,8% dari kejadian tumor
jinak pada tangan. Kejadian lipoma pada tangan sering terjadi pada individu lanjut usia atau yang
berusia >50 tahun.1 Pasien awalnya mengeluh ada benjolan pada tangannya yang makin lama
membesar, mobile, dan tidak nyeri. Rasa nyeri pada sebagian pasien diakibatkan oleh kompresi
dari nervus setempat. Pada dasarnya, gambaran klinis dari kompresi giant lipoma diidentifikasi
oleh topografi kompresinya. Dapat menjadi sindrom carpal tunnel jika mengompresi nervus
medianus, hipoestesi ulnaris dalam kasus kompresi kanal Guyon.1 Lokalisasi lainnya lebih
bersifat anecdotal, misalnya pada kompresi cabang sensorik superfisial nervus radialis di
anatomical snuffbox atau kompresi saraf interoseus posterior.1
Kompresi lipoma pada nervus medianus di carpal tunnel dapat menyebabkan terjadinya
Carpal Tunnel Syndrome (CTS). Patofisiologi dari CTS sendiri merupakan kombinasi trauma
mekanik, peningkatan tekanan, massa/tumor dan iskemik nervus medianus didalam ruang carpal
tunnel. Pergerakan pergelangan tangan yang repetitif (fleksi-ekstensi) dapat menyebabkan
peningkatan tekanan cairan dan penebalan jaringan sinovial yang membungkus tendon pada
ruang carpal tunnel yang menyebabkan kompresi nervus medianus. Kompresi tersebut akan
menyebabkan demielinasi nervus yang dapat menyebar ke seluruh segmen internodal sehingga
terjadi neuroapraxia. Jika kompresi terus berlanjut, maka aliran darah ke sistem kapiler
endoneural terganggu dan terjadi kerusakan pada sawar darah-saraf sehingga menyebabkan
edema endoneural. Munculnya rasa nyeri dan baal/kesemutan merupakan hasil dari kompresi
saraf. Pada kasus ini nyeri pada telapak tangan muncul karena kompresi nervus medianus pada
carpal tunnel oleh massa lipoma.
Untuk mendiagnosis CTS dapat dilihat dari gejala klinisnya, namun bias juga dilakukan
pemeriksaan fisik khusus yang sensitif terhadap CTS, yaitu Tinnel test, Phalen test, dan juga
tourniquet test. Selain itu, dapat juga dilakukan pemeriksaan penunjang untuk mengetahui
etiologi CTS tersebut. Pada kasus ini disarankan untuk melakukan pemeriksaan radiologi oleh
10
karena kecurigaan kompresi oleh giant lipoma. Pemeriksaan penunjang yang dianjurkan yaitu
menggunakan alat yang efektif untuk mengeksplorasi keberadaan massa di tangan, yaitu USG.
Lesi biasanya muncul dalam struktur hyperechoic homogen dengan margin yang jelas. Pada
kasus ini ditemukan lipoma dalam terowongan karpal terlihat bersebelahan dengan nervus
medianus dan tendon fleksor. Selain itu, MRI adalah modalitas visualisasi pilihan untuk
eksplorasi tumor tangan. lipoma muncul sebagai massa homogen, dengan batas tajam,
hipersignal T1. Tampilan aksial MRI kasus ini menunjukkan lipoma yang berada di ruang
intermetacarpal pertama, mendesak tendon fleksor dan meluar ke carpal tunnel. Dibutuhkan juga
pemeriksaan penunjang lain untuk menyingkirkan diagnose banding. Biopsi dilakukan untuk
mengambil jaringan tumor. Lalu dilakukan pemeriksaan histopatologi untuk membedakan
lipoma dengan liposarcoma.1
Terapi yang dilakukan untuk pasien ini meliputi terapi konservatif dan operatif.
Tonservatif yang dapat dilakukan adalah dengan cara mengistirahatkan kerja tangan yang terlibat
dan mengonsumsi obat anti inflamasi non steroid untuk mengurangi reaksi inflamasi akibat
penekanan saraf dan pembuluh darah. Secara operatif, bedah reseksi lipoma adalah perawatan
yang memungkinkan untuk membebaskan ujung saraf yang terkompresi dan secara efektif
mengangkat tumor. Ahli bedah harus melakukan reseksi monobloc dan diseksi dengan hati-hati
dan aman dari cabang neurovaskular untuk secara maksimal mengurangi risiko lesi iatrogenik.
Perawatan hipertensi tetap dijalankan untuk mengurangi risiko sakit lainnya.2
11
BAB V
KESIMPULAN
Carpal tunnel syndrome (CTS) adalah neuropati kompresi yang paling sering
didiagnosis pada ekstremitas atas. Hal ini biasanya disebabkan oleh kompresi yang berlebihan
pada nervus medianus pergelangan tangan di carpal tunnel. Penyebab CTS antara lain adalah
trauma lokal pada pergelangan tangan, gangguan pendarahan, massa/tumor, rheumatoid arthritis,
diabetes mellitus, dan multiple myeloma. Diagnosis dapat berdasarkan gejala klinis dan
pemeriksaan fisik khusus serta didukung dengan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan
penunjang yang sensitif adalah pemeriksaan radiologi yaitu pemeriksaan USG dan MRI. Perlu
dilakukan pemeriksaan histopatologi untuk menyingkirkan diagnose keganasan. Untuk
pengobatan dapat dilakukan dengan cara pemberian AINS dan operasi reseksi untuk mengangkat
lipoma.
12
DAFTAR PUSTAKA
13