PENDAHULUAN
kelenjar ludah terutama kelenjar parotis (sekitar 60% kasus). Gejala khas yaitu
pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotitis. Pada saluran kelenjar ludah
terjadi kelainan berupa pembengkakan sel epitel, pelebaran dan penyumbatan saluran.
menyebar melalui kontak langsung, air ludah, muntah yang bercampur dengan saliva,
dan urin. Epidemi tampaknya terkait dengan tidak adanya imunisasi, bukan pada
besar, dan menjadi endemik setiap kurang lebih 7 tahun. Relatif jarang terjadi
epidemi, terbatas pada kelompok yang berhubungan erat , yang hidup dalam rumah,
pengenalan vaksin parotitis epidemika pada tahun 1968. Dalam setahun, parotitis
banyak terjadi pada musim dingin. Golongan umur yang terkena 5 – 15 tahun.
Juga ditemukan pada usia dibawah 30 tahun. Parotitis kadang juga terjadi pada
usia dibawah 4 tahun dan diatas 40tahun. Namun meskipun demikian, pada daerah
yang terisolasi atau daerahyang tidak ada sejarah pernah endemik parotitis ditemukan
kejadian parotitis pada usia dibawah 1 tahun sebesar 17% dan umur 3 – 4 tahun
sebesar 70% -80%. Gender juga berpengaruh terhadap angka kejadian parotitis. Laki-
1
Agen penyebab parotitis epidemika adalah anggota dari group paramyxovirus,
yang juga termasuk di dalamnya virus parainfluenza, measles, dan virus newcastle
antigen S atau yang dapat larut (soluble) yang berasal dari nukleokapsid dan antigen
V yang berasal darihemaglutinin permukaan (2)Virus ini aktif dalam lingkungan yang
kering tapi virus ini hanya dapat bertahan selama 4 hari pada suhu ruangan.
Paramyxovirus dapat hancur pada suhu < 4 ºC, oleh formalin, eter, serta pemaparan
2
BAB II
STATUS PASIEN
I. Identitas Pasien
b. Pendidikan/Pekerjaan : SMP
c. Kondisi Rumah :
- WC dalam rumah
- Listrik ada
- Rumah dihuni oleh 4 orang yang terdiri dari pasien, ibu, ayah
dan 1 saudaranya.
3
III. Aspek Psikologis di Keluarga : baik
V. Keluhan Utama :
Nyeri telinga kiri sejak + 2 hari sebelum datang ke Puskesmas Pakuan Baru.
Puskesmas.
Pasien dibawa ibunya ke Puskesmas Pakuan Baru dengan keluhan nyeri pada
telinga kanan sejak + 2 hari yang lalu. Nyeri dirasakan setelah timbulnya benjolan di
dekat telinga kanan sejak + 2 hari yang lalu. Benjolan terasa nyeri, terutama saat
membuka mulut. Sebelumnya, pasien mengeluh demam tinggi, demam turun setelah
pasien mengkonsumsi obat penurun panas yang dibeli di apotik. 1 hari ini benjolan
juga dirasakan di telinga sebelah kiri, terasa panas, nyeri (-). Keluhan pegal-pegal otot
juga dirasakan pasien. Tidak ada keluhan telinga berdenging, keluar cairan dari
telinga, pendengaran berkurang ataupun pusing berputar. Tidak ada keluhan nyeri
tenggorokan saat menelan. ± 2 minggu yang lalu temannya ada yang mengalami
4
VIII. Riwayat Imunisasi
BCG :+ Campak :+
Polio :+ Hepatitis :+
DPT :+ Kesan : imunisasi lengkap
Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Respirasi : 28 x/menit
Nadi : 88 x/menit
Suhu : 38 ◦ C
BB : 30 kg
Kepala : Mata : CA (-/-), SI (-/-), RC (+/+)
kelainan.
5
Hidung : tidak ada kelainan
Tenggorokan :
mobilitas (-).
X. Diagnosis Kerja
Parotitis
XI. Manajemen
a. Preventif :
1. Imunisasi MMR
6
2. Hindari kontak dengan pasien parotitis
b. Promotif :
serta komplikasinya.
c. Kuratif :
Nonmedikamentosa
Medikamentosa
3. Vitamin C 3 x 1 sehari
d. Rehabilitatif
7
Dinas Kesehatan Kota Jambi
Puskesmas Pakuan Baru
dr. Nia Ananda SIP. G1A213047 STR 012/03/2015
Jl. Jend Sudirman No.75 Jambi Selatan
S 3 dd tab I
S 3 dd tab I
S 3 dd tab I
Umur : 14 tahun
8
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi
kelenjar ludah terutama kelenjar parotis (sekitar 60% kasus). Gejala khas yaitu
pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotitis. Pada saluran kelenjar ludah
terjadi kelainan berupa pembengkakan sel epitel, pelebaran dan penyumbatan saluran.
3.2 Epidemiologi
menyebar melalui kontak langsung, air ludah, muntah yang bercampur dengan saliva,
dan urin. Epidemi tampaknya terkait dengan tidak adanya imunisasi, bukan pada
besar, dan menjadi endemik setiap kurang lebih 7 tahun. Relatif jarang terjadi
epidemi, terbatas pada kelompok yang berhubungan erat , yang hidup dalam rumah,
pengenalan vaksin parotitis epidemika pada tahun 1968. Dalam setahun, parotitis
banyak terjadi pada musim dingin. Golongan umur yang terkena 5 – 15 tahun.
Juga ditemukan pada usia dibawah 30 tahun. Parotitis kadang juga terjadi pada
usia dibawah 4 tahun dan diatas 40tahun. Namun meskipun demikian, pada daerah
9
yang terisolasi atau daerahyang tidak ada sejarah pernah endemik parotitis ditemukan
kejadian parotitis pada usia dibawah 1 tahun sebesar 17% dan umur 3 – 4 tahun
sebesar 70% -80%. Gender juga berpengaruh terhadap angka kejadian parotitis. Laki-
3.3 Etiologi
yang juga termasuk di dalamnya virus parainfluenza, measles, dan virus newcastle
antigen S atau yang dapat larut (soluble) yang berasal dari nukleokapsid dan antigen
V yang berasal darihemaglutinin permukaan (2)Virus ini aktif dalam lingkungan yang
kering tapi virus ini hanya dapat bertahan selama 4 hari pada suhu ruangan.
Paramyxovirus dapat hancur pada suhu < 4 ºC, oleh formalin, eter, serta pemaparan
3.4 Patogenesis
respiratorius atas dan nodus limfatikus servikalis, dari sini virus menyebar melalui
aliran darah ke organ-organ lain, termasuk selaput otak, gonad, pankreas, payudara,
thyroidea, jantung, hati, ginjal, dan saraf otak. Setelah masuk melalui saluran
respirasi, virus mulai melakukan multiplikasi atau memperbanyak diri dalam sel
10
epithel saluran nafas. Virus kemudian menuju ke banyak jaringan serta menuju ke
kelenjar ludah dan parotis. Bila testis terkena maka terdapat perdarahan kecil dan
degenerasi dan nekrosis jaringan. Adenitis kelenjar liur merupakan manifestasi dari
viremia awal. Viruria biasanya terjadi, dan disertai oleh gangguan ginjal.5-8
Masa inkubasi berkisar antara 14 - 21 hari, dengan puncak pada 17 -18 hari
dan rata-rata selama 18 hari. Batasan paling lama untuk masa inkubasi yaitu 8 sampi
30 hari. Pada anak, manifestasi prodormal jarang tetapi mungkin bersama dengan
demam, nyeri otot (terutama pada leher), nyeri kepala, anorexia, dan malaise. Suhu
tubuh biasanya naik sampai 38,5 – 39,50C, kemudian timbul pembengkakan kelenjar
tersebut terasa nyeri baik spontan maupun pada perabaan, terlebih-lebih jika
penderita makan atau minum sesuatu yang asam, ini merupakan gejala khas
untuk penyakit parotitis epidemika. Ciri khas lain adalah kelenjar parotitis
puncaknya pada 1-3 hari dan pembengkakan menghilang dalam satu minggu
keatas dan keluar dari sudut mandibula tidak lagi dapat dilihat. Kulit diataskelenjar
yang membengakak tidak hangat atau eritem, ber lawanan dengantanda yang
11
8-10 hari. Satu kelenjar parotis biasanya membengkak sehari atau dua hari sebelum
3.6 Diagnosis
1. Anamnesis
kepala, muntah, sakit waktu menelan dan nyeri otot. Kadang dengan keluhan
pembengkakan pada bagian pipi yang terasa nyeri baik spontan maupun dengan
2. Klinis
disertai pembesaran
c. Keluhan nyeri otot terutama leher, sakit kepala, muntah, anoreksia dan rasa
malas.
e. Pada pemeriksaan fisik keadaan umum anak bervariasi dari tampak aktif
mastoid).5-8
12
3.7 Differensial Diagnosis
dan sitomegalovirus.
sirosis.
operasi.
d.Parotitis supuratif. Disebabkan oleh bakteri dan ditemukan pus yang keluar dari
khas.
13
Obat antihipertensi seperti guanetidin dapat menyebabkan pembengkakan
parotis.
j. Sindroma Sjorgen. Merupakan inflamasi kronik parotis dan kelenjar liur lainnya
1. Darah rutin.
2. Amilase serum
lebih 2 minggu.3-8
3. Pemeriksaan serologis
(NT) test3-8
4. Pemeriksaan Virologi
14
3.9 Pengobatan3-8
Tidak ada terapi spesifik bagi infeksi virus “Mumps” oleh karena itu
c. Medikamentosa
dalam 3 dosis.
hebat, gejala saraf perlu rawat inap diruang isolasia. Diit lunak, cair dan
komplikasinya.
15
pemberian analgetik - sistemik kortikosteroid (hidrokortison, 10mg /kg/24
Simptomatik saja.
3.10Komplikasi 1-6
1. Meningoensepalitis.
klinis tidak dapat dibedakan dengan meningitis sebab lain, ada kekakuan
glukosa dan Cairan cerebrospinal baisanya berisi sel kurang dari 500 sel/mm
16
2. Ketulian
rendah (1:15.000), parotitis adalah penyebab utama tuli saraf unilateral, kehilangan
3. Orkitis
Komplikasi dari parotitis dapat berupa orkitis yang dapat terjadi padamasa
setelah puber dengan gejala demam tinggi mendadak, menggigil mual, nyeri perut
bagian bawah, gejala sistemik, dan sakit pada testis. Testis paling sering terinfeksi
dengan atau tanpa epidedimitis. Bila testis terkena infeksi maka terdapat perdarahan
kecil. Orkitis biasanya menyertai parotitis dalam 8 hari setelah parotitis. Keadaan
ini dapat berlangsung dalam 3 – 14 hari. Testis yang terkena menjadi nyeri
dan bengkak dan kulit sekitarnya bengkak dan merah. Rata-rata lamanya 4
hari. Sekitar 30-40% testis yang terkena menjadi atrofi. Gangguan fertilitas
4. Ooforitis
5. Pankreatitis
Nyeri perut sering ringan sampai sedang muncul tiba-tiba pada parotitis.
Biasanya gejala nyeri epigastrik disertai dengan pusing, mual, muntah, demam
17
diagnosis dikelirukan dengangastroenteritis. Pankreatitis ringan dan asimptomatik
mungkin terdapat lebih sering (sampai 40% kasus), terjadi pada akhir minggu
pertama.
6. Nefritis
terdeteksi pada 75%. Frekuensi keterlibatan ginjal pada anak-anak belum diketahui.
Nefritis yang mematikan, terjadi 10-14 hari sesudah parotitis. Nefritis ringan dapat
pada ginjal.
7. Tiroiditis
Walaupun tidak biasa, pembengkakan tiroid yang nyeri dan difus dapat terjadi
8. Miokarditis
Manifestasi jantung yang serius sangat jarang terjadi, tetapi infeksi ringan
miokardium mungkin lebih sering dari pada yang diketahui. Miokarditis ringan
elektrokardiografi dari miokarditis seperti depresi segmen S-T, flattening atau inversi
sistolik.(3,7)
18
9. Artritis
Manifestasi lain yang jarang tapi menarik pada parotitis adalah poliarteritis yang
paha atau lutut. Penyakit ini berakhir 1 sampai 12 minggu dan sembuh
sempurna.
Tidak terdapat bukti yang kuat bahwa infeksi ibu menciderai janin,
19
3.11 Prognosis5-8
Prognosis parotitis adalah baik, dapat sembuh spontan dan komplit serta
3.12Pencegahan 4-7
1. Pasif.
mengurangi komplikasi.
2. Aktif.
menyebabkan panas atau reaksi lain dan tidak menyebabkan ekskresi virus dan
tidak menular. Menyebabkan imunitas yang lama dan dapat diberikan bersama
20
poliomielitis atau vaksinasi variola yang diberikan serentak. Kontraindikasi:
Bayi dibawah usia 1 tahun karena efek antibodi maternal; Individu dengan
ini.
21
BAB IV
ANALISA KASUS
Pengamatan Rumah :
Rumah terbuat permanen dengan ukuran 8x10 m2. Didalam rumah tersebut
terdapat ruang tamu dengan 2 buah jendela dengan masing-masing berukuran 60x80
cm2, 2 buah ventilasi dengan satu buah ventilasi diatas pintu masuk menuju
rumah,masing-masing berukuran 60x30m2. Terdapat 1 buah kamar tidur dengan
kamarnya berukuran antara 2x3m2, kamar tersebut tidak memiliki ventilasi udara.
Lantai rumah os terbuat dari semen, penataan alat atau perabot rumah tangga
tidak tertata dengan rapi. Dapur tempat ibu os memasak tidak begitu luas, keluarga
pasien memasak dengan menggunakan minyak tanah. Di belakang dapur terdapat
kamar mandi, tempat penampungan air dan tempat mencuci piring. Sumber air dari
sumur untuk memasak namun untuk air minum, pasien menggunakan fasilitas air
minum isi ulang.
Pengamatan Lingkungan:
Keluarga os hidup dilingkungan tempat tinggal di rumah kurang bersih dan
tidak tertata dengan rapi. Keadaan disekitar rumah kurang bersih. Pembuangan
sampah dan limbah di nilai kurang baik.
22
Pada anamnesis didapatkan bahwa pasien menderita sakit seperti ini setelah ±
Pada anamnesis didapatkan keluhan utama nyeri telinga sejak 2 hari sebelum
datang ke Puskesmas
kelenjar ludah terutama kelenjar parotis (sekitar 60% kasus). Gejala khas yaitu
pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotitis. Pada saluran kelenjar ludah
terjadi kelainan berupa pembengkakan sel epitel, pelebaran dan penyumbatan saluran.
bercampur dengan saliva, dan urin. Epidemi tampaknya terkait dengan tidak adanya
Pada pasien ini dari anamnesa didapatkan bahwa sebelumnya pasien ada kontak
dengan penderita parotitis dan pasien belum pernah mendapatkan imunisasi MMR.
Golongan umur yang terkena 5 – 15 tahun. Pada kasus ini pasien berusia 14
tahun.
23
Agen penyebab parotitis epidemika adalah anggota dari group paramyxovirus,
yang juga termasuk di dalamnya virus parainfluenza, measles, dan virus newcastle
keluhan nyeri telinga kiri dan tidak disertai keluhan telinga yang lainnya seperti
Keluhan disertai adanya benjolan di dekat telinga kiri yang terasa nyeri, terutama saat
anteroinferior auris sinistra yang nyeri tekan, hangat pada perabaan, mobilisasi (-),
untuk membantu pemulihan daya tahan tubuh. Parotitis disebabkan oleh virus
paromyxovirus, bersifat self limited. Tidak ada antivirus yang spesifik untuk
24
3. Imunisasi MMR
25
DAFTAR PUSTAKA
EGC; 1992:2
3. Gershon AA. Mumps. Dalam: Gershon AA, Hotez PJ, Katz SL, Penyunting.
http://www.jacinetwork.org/index.php?option=com_content&view=article&id
=73:gondongan-mumps&catid=45:immunization-vaccination&Itemid=70 (30
Maret 2012)
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1988676/pdf/archdisch01408-
26
8. Suprohaita, Arif M, Wardani. Parotitis epidemika dalam kapita selekta
kedokteran, Edisi III jilid II, media Aesculapius FKUI, Jakarta 2000. Hal 418-
19
27