Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR

A. Pengertian
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh
semua orang. Setiap individu memiliki kebutuhan istirahat dan tidur yang
berbeda. Pola istirahat dan tidur yang baik dan teratur akan memberikan efek
yang bagus terhadap kesehatan.
Kata istirahat mempunyai arti yang sangat luas, meliputi bersantai
menyegarkan diri, diam menganggur setelah melakukan aktivitas serta
melepaskan diri dari apapun yang membosankan, menyulitkan atau
menjengkelkan. Dapat dikatakan bahwa istirahat merupakan keadaan yang
tenang rileks, tanpa tekanan emosional dan bebas dari kecemasan (ansietas).
(Asmadi, 2008)
Sementara itu, tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar, di mana
persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun atau hilang dan
dapat dibangunkan kembali dengan indera atau rangsangan yang cukup. Tidur
diperlukan untuk menjaga keseimbangan mental, emosional, fisiologis dan
kesehatan. (Asmadi, 2008)
B. Etiologi
1. Lesi Vestibular
a. Fisiologik
b. Labirinitis
c. Meniere
d. Obat
2. Lesi Saraf Vestibularis
a. Neuroma akustik
b. Obat
c. Neuronitis
d. Vestibular
3. Lesi Batang Otak
a. Infark (perdarahan pons)
b. Migrain arteri basilaris
c. Tumor
4. Penyakit Sistem Vestibuler
5. Penyakit SSP
6. Kelainan Endokrin
7. Kelainan Psikiatrik
8. Kelainan Mata( Burton,1990)
C. Patofisiologi
Pengontrolan siklus yang dialami selama tidur berpusat pada kedua
tempat khusus di batang otak yaitu Reticularis Activiting System (RAS) dan
Bulbar SynchconitingRegion BSR) di medulla. Dua system RAS dan BSR
diperkirakan terjadinya kegiatan/ pergerakan yang intermiten dan selanjutnya
menekan pusat-pusat otak. Rasdihubungkan dengan pernyataan tubuh tentang
kewaspadaan dan menerima impulssensori, seperti stimulus auditory, visual,
nyeri dan stimulus taktil. Stimulus sensori inimempertahankan keadaan
bangun dan waspada. Selama tidur tubuh mengirim sedikitsekali stimulus dari
korteks cerebri.atau reseptor sensori perifer pada RAS. Individu bangun dari
tidur jika celah peningkatan dari stimulus BSR meningkat pada saat
tidur.Terjadinya insomnia dimungkinkan RAS dan BSR tidak bekerja dengan
semestinya di batang otak.(Johnson,2000)
D. Tahap tidur
EEG, EMG, DAN EOG sinyal listrik menunjukkan perbedaan tingkat
aktivitas yang berbeda dari otak, otak dan mata yang berhubungan dengan
tahap tidur yang berbeda. Tidur yang normal melibatkan dua fase yaitu
pergerakan mata yang tidak cepat ( NREM, tidur nonorapid eye moment), dan
pergerakan mata yang cepat ( REM, tidur rapid eye moment). Terdapat 4
tahapan tidur NREM yaitu:
1. Tahap 1 NREM
a. Tahap meliputi tingkat paling dangkal dari tidur
b. Tahap berakhir beberapa menit
c. Pengurangan aktivitas fisiologis dimulai degan penurunan secara
bertahap tanda-tanda vital dan metabolism.
d. Seseorang dengan mudah terbangun oleh stimulus sensori seperti
suara.
e. Ketika terbangun, seseorang merasa seperti telah melamun.
2. Tahap 2 NREM
a. Merupakan periode tidur bersuara
b. Kemajuan relaksasi
c. Untuk terbangun masih relatif mudah
d. Kelanjutan fungsi tubuh menjadi lamban
3. Tahap 3 NREM
a. Tahap awal dari tidur yang dalam
b. Orang yang tidur sulit dibangunkan dan jarang bergerak
c. Otot-otot dalam keadaan santai penuh
d. Tanda-tanda vital menurun tetapi tetap teratur
e. Tahap terakhir 15 hingga 30 menit.
4. Tahap 4 NREM
a. Tahap tidur terdalam
b. Sangat sulit untuk membangunkan orang yang tidur
c. Jika terjadi kurang tidur, maka orang yang tidur akan menghabiskan
porsi malam yang seimbang pada tahap ini
d. Tanda-tanda vital menurun secara bermakna disbanding selama jam
terjaga
e. Tahap berakhir kurang lebih 15 hingga 30 menit
f. Tidur sambil berjalan dan anuresis dapat terjadi.
5. Tidur REM
a. Mimpi yang penuh warna dan tampak hidup dapat terjadi pada REM.
Mimpi yang kurang hidup dapat terjadi pada tahap yang lain.
b. Tahap ini biasanya dimulai sekitar 90 menit setelah mulai tidur
c. Hal ini dicirikan dengan respon otonom dari pergerakan mata yang
cepat,fluktuasi jantung dan kecepatan respirasi dan peningkatan
tekanan darah.
d. Terjadi tonus otot skelet penurunan
e. Peningkatan sekresi lambung
f. Sangat sekali membangunkan orang yang tidur
g. Durasi dari tidur REM meningkat pada tiap siklus dan rata-rata 20
menit. ( Sleep Reseach Society, 1993)
E. Ciri tidur REM adalah sebagai berikut:
a. Biasanya disertai dengan mimpi aktif.
b. Lebih sulit dibangunkan daripada selama tidur nyenyak
c. Tonus otot selama tidur nyenyak sangat tertekan, menunjukkan inhibisi
kuat proyeksi spinal atas sistem pengaktivasiretikularis.
d. Frekuensi jantung dan pernapasan menjadi tidak teratur
e. Pada otot perifer terjadi beberapa gerakan otot yang tidak teratur.
f. Mata cepat tertutup dan terbuka, nadi cepat dan tidak teratur, tekanan
darah meningkat atau berfluktuasi, sekresi gaster meningkat, dan
metabolisme meningkat.
Tidur ini penting untuk keseimbangan mental, emosi, juga berperan dalam
belajar, memori, dan adaptasi.
F. Karakteristik tidur REM
a. Mata : Cepat tertutup dan terbuka
b. Otot-otot : Kejang otot kecil, otot besar imobilisasi
c. Penapasan : Tidak teratur, kadang dengan apnea
d. Nadi : Cepat dan ireguler
e. Tekanan darah : Meningkat atau fluktasi
f. Sekkresi gaster : Meningkat
g. Metabolisme : Meningkat, temperatur tubuh baik
h. Gelombang otak : EEG aktif
i. Siklus Tidur : Sulit dibangunkan
Selama tidur, individu melewati tahap tidur NREM dan REM. Siklus
tidur yang komplet normalnya berlangsung selama 1,5 jam, dan setiap orang
biasanya melalui emapt hingga lima siklus selama 7-8 jam tidur. Siklus
tersebut dimulai dari tahap NREM yang berlanjut ke tahap REM. Tahap
NREM I-III berlangsung selama 30 menit, kemudian diteruskan ke tahap IV
selama ± 20 menit. Setelah itu, individu kembali melalui tahap II dan III
selama 20 menit. Tahap I REM muncul sesudahnya dan berlangsung selama
10 menit. (Nanda,2003).

G. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Istirahat Tidur


1. Pengkajian
a. Identitas
1) Identitas pasien
2) Identitas penanggung jawab
b. Status kesehatan
1) Status kesehatan saat ini
2) Status kesehatan masa lalu
c. Pola kebutuhan dasar (Data bia-psiko-sosial-kultural-spiritual)
d. Pengkajian fisik
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan pada gangguan istirahat tidur(NANDA
International, 2011)
a. Insomnia
Faktor yang berhubungan:
1) Pola aktivitas (mis, waktu, kuantitas)
2) Ansietas
3) Stres dan depresi
4) Faktor lingkungan
5) Tidur siang terlalu lama
6) Gangguan pola tidur normal
7) Ketidaknyamanan fisik (nyeri, dll)
b. Deprivasi tidur
Faktor yang berhubungan:
1) Demensia
2) Aktivitas di siang hari tidak adekuat
3) Narkolepsi
4) Mimpi buruk
5) Ketidaknyamanan lama
6) Penggunaan obat
7) Enuresis terkait tidur
c. Gangguan pola tidur
Faktor yang berhubungan:
1) Kelembapan dan suhu lingkungan sekitar
2) Kurang kontrol tidur
3) Kurang privasi
4) Pencahayaan
5) Bising
6) Tidak familiar dengan perabot tidur
3. Perencanaan
Diagnosa keperawatan Tujuan (NOC) Rencana (NIC)
1. Gangguan pola tidur NOC NIC
 Status gizi: - Jelaskan tentang
 Status gizi: makanan pentingnya tidur yang
dan cairan adekuat
 Intake - fasilitas untuk
 Status gizi: asupan mempertahankan
nutrisi aktifitas sebelum tidur
 Kontrol berat badan - ciptakan lingkungan
Kriteria hasil yang nyaman
 Jumlah jam tidur - diskusikan dengan
dalam batas normal pasien dan keluarga
6-8 jam/hari tentang tehnik tidur
 Pola tidur kualitas pasien
dalam batas normal
 Perasaan segar
sesudah tidur atau
istirahat
4. Evaluasi
Evaluasi adalah tingkatan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan,
rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai.
Kemungkinan yang dapat terjadi pada tahap evaluasi adalah masalah
dapat diatasi,masalah teratasi sebagian,masalah belum teratasi atau
timbul masalah baru.Evaluasi yang dilakukakan adalah evaluasi proses
dan evaluasi hasil.
Evaluasi proses adalah evaluasi yang harus dilaksanakan segera
setelah perencanaan keperawatan dilaksanakan untuk membantu
keefektifasan terhadap tindakan.Sedangkan evaluasi hasil adalah
evaluasi yang dilaksanakan pada akhir tindakan keperawatan secara
keseluruhan sesuai dengan waktu yang ada pada tujuan. Adapun evaluasi
dari diagnosa keperawatan gangguan pola istirahat tidur adalah apakan
kebutuhan istirahat tidur klien dapat terpenuhi dan apakah klien mampu
memahami tentang pola istirahat tidurnya.
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan


Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika
NANDA International. 2011. Diagnosa Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi
2012-2014. Jakarta: EGC
Tarwoto & Wartonah. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia
danProses Keperawatan Edisi 4 Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai