Anda di halaman 1dari 118

PT.

DIFA MAHAKARYA
www.difa.co
Wonosalam, RT/RW 004/009 no 120, Sleman Yogyakarta
Telepon. 082324296928, 081328330584
1. Flexibel Pavement
2. Rigid Pavement
3. Composite Pavement
 Rigid Pavement + Wearing Course
 Soil-Cement + Wearing Course
 Soil - Cement - Aditif + Wearing Course
- Lapis pondasi semen komposit tanah
Spesifikasi Khusus Interm 1.5.4 - 2013
Spesifikasi Khusus Interm 2.5.4 - 2016
1. MEKANIK
pemadatan, vibrasi, dan drainase (vertikal drain)

2. FISIKA
Elektrosmosis, pencampuran gradasi

3. FISIKA – KIMIAWI
soil cement, polymer, ion – exchange, lignin-selulosa, bitumen
 DIFA SS® adalah bahan aditif yang berfungsi untuk
memadatkan (solidifikasi) dan menstabilkan (stabilizer)
tanah secara fisik -kimia.

DIFA SS® berupa material serbuk halus terdiri dari


komposisi mineral anorganik.
DIFA SS® Lapisan permukaan tanah
yang mengandung air
Melarutkan Asam Humus
Partikel tanah

Larutan DIFA SS dengan


kosentrasi tinggi

Terjadi penguraian

Pencampuran DIFA SS
mengakibatkan semen
mengikat kuat pada
permukaan tanah

Pencampuran DIFA SS
Kristal-kristal tumbuh membentuk dengan semen membentuk
bidang tiga dimensi yang kristal-kristal yang
mengisi rongga-rongga tanah menempati rongga kosong
190

170

150

130
1% PC
CBR (%)

110 2% PC
3% PC
90
4% PC
70 5% PC
TANAH ASLI
50

30
HARI
10
0 7 14
KONSTRUKSI JALAN
Keuntungan dalam pembuatan jalan menggunakan SOIL
STABILIZER dari segi Proses konstruksi dan kualitas LPA + LPB
jalan yang dihasilkan

KONSTRUKSI DIFA SS KONSTRUKSI KONVENSIONAL

HOTMIX t = 3 cm HOTMIX t = 5 cm

DIFA SS t = 20 cm LPA t = 20 cm
CBR 100 %; Non plastis CBR 90 %,

Tanah Dasar LPB t = 30 cm


CBR 60%

Tanah Dasar

Tampak Potongan Melintang Konstruksi Jalan Metode SOIL STABILIZER dan Konvensional
*) SNI-1732-1989F Tentang Desain Perkerasan Lentur
1. Menentukan sweeling / shrinking tanah yang diijinkan
• Jenis formasi clay (Atterberg Test dan Linier
Shrinking)
• Distribusi ukuran partikel
• Kapasitas ion exchange pada clay
2. Menentukan gradasi tanah
3. Menentukan jumlah DIFA SS®
4. Mententukan jumlah persentase semen
5. Menetukan cara pelaksanaan pekerjaan
 Bahan
1. Semen Portland Type I atau
OPC - Ordinary Portland Cement (heavy structure) atau
PCC - Pozzolan Portland Cement (marine work)

2. Semen Komposit
Semen Portland Standar ditambah bahan bubuk tertentu

3. Bahan Tambah Bubuk


Campuran mineral , non-polymer dan minimal mengandung
Calsiumchloride-dihydrat
4. Air
5. Tanah
- Ukuran butiran terbesar < 75 mm
- kurang dari 50% melewati saringan 200,

Komposisi umum Campuran :


Semen 8 - 15% dari berat kering tanah
Bahan tambah 2 - 2,5% dari berat semen
Caterpillar RM-300 dan RM-500
 1. Aplikasi dengan Bomag MPH-122

 2. Aplikasi dengan Cat RM-500

 3. Aplikasi dengan Traktor dan Rotavator Ringan


1. PT. Pertamina Hulu 2. PT. Exxon Mobile
Energi Metan II, Cepu Limited,
Tanjung, Kalimantan Bojonegoro, Jawa Timur
Selatan
Mass Stabilization dan
Column Stabilization
 1. Desain Jalan Tol Semarang - Demak
 2. Kawasan Industri Kendal KIK - Jawa Tengah
 3. Lapangan Gas Saka Energi, Ponorogo, Jawa
Timur
Profil produk

 Meningkatkan parameter daya dukung tanah


(pengganti LPA dan LPB, sekaligus stabilisasi tanah
dasar badan jalan)

 Jalan menjadi tidak lembek/becek dan licin saat


musim hujan serta tidak berdebu di musim kering

 Jalan dapat dilalui pada hari ke 4 (curring time 4 –


14 hari), tergantung tanah dan cuaca
Profil produk

DIFA SS®
 Sesudah curring time (21 hari), semakin sering
terendam air semakin baik, tanah yang distabilisasi akan
menjadi lebih keras

 Tidak brittle, karena mampu memanfaatkan kadar air di


udara secara optimum (dikembangkan di Indonesia),
bahan SS lainnya umumnya dikembangkan di daerah
sub tropis
1. Aplikasi Bidang Transportasi

 Pembuatan jalan tanah, penganti LPA dan LPB, sebagai han


konstruksi Lapis Pondasi Atas (LPA- base course) dan Lapis
Pondasi Bawah (LPB – subbase course)
pada konstruksi jalan.
 Base Course landasan pacu pesawat terbang dan lahan parkir.
 Base jalan rel kereta
 Pembuatan jalan tambang dan perkebunan
 Pembuatan Helipad
 Pembuatan paving untuk pejalan kaki/ trotoar dan kendaraan
bermotor.
2. Aplikasi Bidang Geoteknik (Pondasi Tanah)

 Menstabilkan areal pondasi tanah yang labil.


 Untuk menstabilkan tanah di bawah lantai kerja pada
pekerjaan struktur bangunan.
 Perbaikan tanah ekspansif dan gambut
 Perbaikan tanah dengan metode shallow/deep mixing
dengan soil stabilizer
 Substitusi metode vertikal drain pada pemampatan tanah.
 Perkuatan tebing atau lereng untuk mencegah kelongsoran
 Dapat dikombinasikan dengan bahan lain seperti limbah
abu pembakaran batu bara dan kapur (lime)
3. Aplikasi Bidang Keairan - Hidro

 Pembentukan inti tubuh bendung (pengganti clay)


 Bahan pembentuk tanggul
 Bahan pelapis saluran (kecepatan kritik 0,35 m/det)
 Pelapis kedap air pada embung atau situ (k = 10-7
cm/det)
 Perbaikan lapisan dasar sungai, danau dan rawa.
 Menstabilkan lereng sekaligus menyeimbangkan
pertumbuhan tanaman merambat dan rumput (cover
crop).
4. Aplikasi Bidang Teknik Lingkungan

 Mencegah polusi partikulat/debu dengan


memperbaiki lapisan permukaan tanah yang
berdebu
 Pembuatan bak penampung air/ reservoir, IPAL
 Pembentukan lapisan tanah kedap air pada tempat
penampungan sampah.
 Pengolahan lumpur hasil pengolahan limbah
 Matriks pengikat bahan berbahaya dan beracun
(B3)
Jalan Batu Jalan DIFA SS

Tebal LPA ( CBR 90% ) = 20 cm dan Tebal lapisan penganti LPA dan LPB
LPB (CBR 60%) = 30 cm cukup 20 cm (CBR 100 %)
Manual Perkerasan Jalan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Berdasarkan Manual Perkerasan Jalan (Revisi Juni 2017) Nomor 04/SE/Db/2017, pada
Bab 6 tentang desain Fondasi Jalan, menjelaskan bahwa :
 Desain fondasi jalan minimum untuk perkerasan kaku : 300 mm teratas perbaikan
tanah dasar berbutir halus (klasifikasi A4 – A6) harus berupa stabilisasi semen. Hal
ini adalah untuk mencegah terjadinya “pumping”.
METODE DESIGN PERKERASAN DIFA SS®
PERBANDINGAN DIFA SS®
NO PARAMETER STONE CONCRETE DIFA SS®
1 Beban Sumbu 8 Ton 8 Ton 8 Ton

2 Spesifikasi Jalan LPA = 20 cm, K-350, baja Thick 20 cm


LPB = 30 cm Tebal 15 cm

3 Waktu Konstruksi 3 - 4 bulan 1 bulan 5 days


(per km, lebar 5 m)
4 Waktu Curring 0 28 hari 4 – 14 hari
5 Perbandingan 100 % 175 - 185 % 80 %
harga (per m2)
Metode Pelaksanaan
Cara Kering Cara Basah
Pelaksanaan di lapangan
Pelaksanaan dilapangan

Penggalian & penggemburan


tanah Perataan tanah

Pencampuran tanah dengan Pencampuran larutan DIFA


semen SS+tanah+semen , kemudian diaduk
dengan menggunakan molen beton,
Penyemprotan larutan DIFA Backhoe atau Rotary Mixer
SS
Penghamparan
Material
Pemadatan awal

Pekerjaan Selesai
Pemadatan akhir

Pekerjaan selesai
- The Real Soil Stabilizer
SEBELUM KONSTRUKSI SESUDAH KONSTRUKSI
KONSTRUKSI JALAN
DIFA SS®
Gambar Detail Permukaan Jalan DIFA SS®
Perbandingan DIFA SS dengan Ecobond

Gambar. 1 Grafik uji kuat tekan bebas (UCS) DIFA SS STABILIZER Gambar. 2 Grafik uji kuat tekan bebas (UCS) SS ’A’

DIFA S STABILIZER SS ‘A’

Campuran 1 kg : 1M3 tanah 20 hingga 40 kg permeter kubik tanah

Nilai kuat tekan benda uji pada umur 1 hari sebesar Nilai kuat tekan benda uji pada umur 11 hari sebesar 3 Mpa
(dengan campura 40 kg : 1M3 tanah)
24,68 kg/cm² atau sebesar 2,468 Mpa
Dilihat dari hasil uji CBR diatas, didapat nilai CBR terendah
sebelum dilakukan perawatan dengan CBR sebesar 11,2%
dan nilai CBR tertinggi setelah dilakukan perawatan sebesar
53,0%. Bila dikolerasikan ke nilai daya dukung tanahnya
adalah sebagai berikut:
•Nilai CBR sebelum perawatan = 11,2% setara dengan 6,2
kg/cm² atau 0,62 Mpa.
•Nilai CBR sesudah perawatan = 53,3% setara dengan 9,1
kg/cm² atau 0,91 Mpa.

Perbandingan Nilai Kuat Tekan Bebas

Stabilizer Umur Benda Uji Mpa


SS ‘A’ 11 hari 3 Mpa
SS ‘B’ 1 hari 0,91 Mpa
DIFA SS 1 hari 2,468Mpa
SKh-2.5.4.1 UMUM

SKh-2.5.4.2 BAHAN

SKh-2.5.4.3 CAMPURAN

SKh-2.5.4.4 PERCOBAAN LAPANGAN (FIELD TRIALS)

SKh-2.5.4.5 PENGHAMPARAN DAN PENCAMPURAN

SKh-2.5.4.6 PENGENDALIAN MUTU

SKh-2.5.4.7 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


SKh-2.5.4.1 UMUM
1. Uraian
Pekerjaan yang terdiri dari penyediaan Lapis Pondasi yang terbuat dari tanah yang diambil dari
daerah sekitarnya yang distabilisasi dengan semen komposit, semen komposit adalah semen yang
ditambah dengan bubuk mineral tertentu, diatas tanah dasar yang telah disiapkan, termasuk
penghamparan, pembentukan, pemadatan, perawatan, dan penyelesaian akhir.

2. Pekerjaan Spesifikasi Umum Yang Berkaitan Dengan Spesifikasi


Khusus ini
a. Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas : Seksi 1.8
b. Rekayasa Lapangan : Seksi 1.9
c. Bahan dan Penyimpanan : Seksi 1.11
d. Pengamanan Lingkungan Hidup : Seksi 1.17
e. Keselamatan dan Kesehatan Kerja : Seksi 1.19
f. Galian : Seksi 3.1
g. Timbunan : Seksi 3.2
h. Penyiapan Badan Jalan : Seksi 3.3
i. Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat : Seksi 6.1
j. BURTU dan BURDA : Seksi 6.2
k. Pemeliharaan Jalan Samping dan Jembatan : Seksi 10.2
SKh-2.5.4.1 UMUM
3. Toleransi Dimensi
Pada setiap pengukuran penampang melintang, tebal rata-rata Lapis Pondasi Semen Komposit
Tanah yang sudah selesai dengan kekuatan dan kehomogenan yang diterima, yang diukur dengan
scala penetrometer dan/atau pengujian dari benda uji inti (core), harus sama atau lebih tebal dari
pada tebal rancangan seperti yang ditunjukkan pada Gambar atau yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan.

4. Standar Rujukan
a. Standar Nasional Indonesia (SNI)
SNI 03-1744-1989 SNI 03-2828-1992 SNI 03-6412-2000 SNI 15-2049-2004
SNI 19-6426-2000 SNI 13-6427-2000 SNI 03-6798-2002 SNI 1742 : 2008
SNI 03-6817-2002 SNI 03-6886-2002 SNI 03-6887-2002
b. ASTM
ASTM D 1195/1196-09 ASTM E 2835-11

c. British Standard
BS EN 196-1:2005

d. Lain-lain
TP BF-StB B11.1
SKh-2.5.4.1 UMUM
5. Pengajuan Kesiapan Kerja
a) Contoh Dari Semua Bahan Yang Akan Dipakai Dalam
Pekerjaan, Bersama Dengan Data Pengujian
b) Pengiriman Semen dan Bubuk Bahan Tambah ke Lapangan
c) Perhitungan Pemakaian Semen dan Bubuk Bahan Tambah
d) Dokumen Informasi Data Keamanan Bahan
e) Data Survei
f) Pengendalian Pengujian
g) Pengujian dengan Skala DCP (Dynamic Cone Penetrometer)
h) Pengujian dengan Skala DPP (Dynamic Plate Pressure –
menggunakan light drop weight tester)
i) Catatan Benda Uji
SKh-2.5.4.1 UMUM
6. Cuaca Yang Diijinkan Untuk Bekerja
Tanah untuk Lapis Pondasi Semen Komposit Tanah tidak
boleh ditempatkan, dihampar atau dihaluskan selama
turun hujan, dan penghalusan tidak boleh dilakukan
segera setelah hujan.
7. Perbaikan Terhadap Lapis Pondasi Semen Komposit Tanah Yang
Tidak Memenuhi Ketentuan
a) Perubahan perbandingan campuran untuk pelaksanaan berikutnya
b) Penghalusan kembali dari Lapis Pondasi Semen Komposit Tanah yang sudah
dihampar (bilamana memungkinkan) dan mengaduk kembali dengan
tambahan semen
c) Pembuangan dan penggantian pada bagian pekerjaan yang tidak diterima oleh
Direksi Pekerjaan
d) Penambahan lapisan dengan Lapis Pondasi Semen Komposit Tanah pada
pekerjaan yang terganggu tersebut.
SKh-2.5.4.1 UMUM
8. Pengembalian Bentuk Pekerjaan Setelah Pengujian
Semua lubang yang terjadi akibat pengujian pada pekerjaan yang
sudah selesai harus segera ditutup oleh penyedia jasa. Lubang-lubang
yang terjadi akibat pengujian dengan penetrometer harus ditutup
dengan suntikan (grout) semen.
9. Jadwal Kerja dan Pengendalian Lalu Lintas
a) Selambat-lambatnya 14 hari setelah penghamparan lapisan teratas
Lapis Pondasi Semen Komposit Tanah, Pelapisan dengan
campuran aspal panas harus dilaksanakan.
b) Dalam keadaan apapun, penyedia Jasa harus bertanggung jawab
untuk menjamin bahwa tidak ada lalu lintas yang melintasi Lapis
Pondasi Semen Komposit Tanah yang baru saja dihampar sampai
pelapisan dengan campuran aspal dilaksanakan.
c) Pada aplikasi Lapis Pondasi Semen Komposit Tanah, jalan dapat
dibuka untuk lalu lintas, selambat-lambatnya 2x24 jam sejak
pemadatan terakhir.
SKh-2.5.4.2 BAHAN
1. Semen Portland
a) Semen yang digunakan dapat berupa semen portland Type 1 atau
OPC atau PPC atau PCC
b) Semua semen yang akan digunakan dalam pekerjaan harus
disimpan ditempat penyimpanan dilapangan sesuai dengan
ketentuan yang disyaratkan.

2. Semen Komposit
Semen komposit adalah semen portland standar yang dicampur
dengan bahan tambah bubuk tertentu, penambahan dilakukan
langsung dengan ditebar terpisah, masing-masing semen dan
bahan tambah, diatas tanah yang akan dijadikan sebagai lapis
pondasi.
SKh-2.5.4.2 BAHAN
3. Bahan Tambah Bubuk
Bahan tambah yang digunakan dalam Lapis Pondasi Semen Komposit
Tanah adalah bubuk, yaitu suatu campuran mineral-mineral, yang
bersifat semen (cementitious), non polymer, yang mengandung natural
oxides, chloride, sulfate, carbonate, dan sekurang-kurangnya
mengandung senyawa calsiumchlorid-dihydrart

4. Air
Air yang digunakan dalam pekerjaan haruslah air tawar, dan
bebas dari endapan maupun larutan atau bahan suspensi yang
mungkin dapat merusak pembuatan Lapis Pondasi Semen
Komposit Tanah.
SKh-2.5.4.2 BAHAN
5. Tanah
a) Tanah harus sesuai dengan ukuran partikel yang ditentukan :
i. Ukuran paling besar dari partikel batu harus lebih kecil dari 75 mm
ii. Kurang dari 50% melewati saringan No.200 dengan pengayakan
secara basah
b) Stabilisasi dengan semen komposit dapat dilakukan pada tanah dengan
plastisitas rendah, tanah laterit, dan pada tanah yang berkekuatan rendah,
plastisitas tinggi atau tanah mengembang (expansive).
c) Stabilisasi dapat dilakukan pada tanah dengan nilai Indeks Properties PI >
20, lolos saringan 0,075 mm lebih besar dari 25%.
d) Stabilisasi dengan semen komposit bisa dilakukan pada tanah dengan
maksimal kadar bahan organik yang terkandung 20%
SKh-2.5.4.3 CAMPURAN
1. Komposisi Umum Untuk Campuran
Campuran Lapis Pondasi Semen Komposit Tanah
terdiri dari tanah yang telah disetujui, semen, bahan
tambah (additive) dalam bentuk bubuk.
Kadar semen komposit harus dalam rentang 8% sampai
dengan 15 % dari berat tanah asli (dalam keadaan
kering oven), dimana didalamnya terdapat bahan
tambahan dalam rentang 2% - 2,5% dari total berat
semen komposit.
SKh-2.5.4.3 CAMPURAN
2. Rancangan Campuran Laboratorium (cara UCS dan cara
CBR)
Penyedia jasa harus melakukan percobaaan campuran di laboratorium
dibawah pengawasan Direksi Pekerjaan untuk menentukan :
a) Apakah bisa atau tidak membuat Lapisan Pondasi Semen Komposit Tanah
yang memenuhi ketentuan dalam hal kekuatan dan karateristik perubahan
volume, dapat dibuat dari tanah yang bersangkutan
b) Kadar semen yang dibutuhkan untuk mencapai kekuatan sasaran campuran
c) Batas kadar air dan kepadatan yang diperlukan
d) Bilamana pengujian CBR digunakan, pencetakan benda uji harus dirawat
dengan cara berikut :
i. Semua benda uji dimasukkan kedalam suatu kantong plastik besar
ii. Udara didalam kantong plastik dijaga agar tetap lembab
iii. Kantong Plastik ditutup rapat selama 72 jam
iv. Setelah perawatan 72 jam, benda uji direndam didalam bak air
selama 96 jam, kemudian dilanjutkan dengan pengujian kekuatan
CBR
SKh-2.5.4.3 CAMPURAN
3. Sifat-sifat Campuran Yang Disyaratkan
PENGUJIAN BATAS - BATAS SIFAT (Setelah Perawatan METODE PENGUJIAN
7 Hari)

Minimum Target Maksimum

Unconfined Comressive 20 24 35 SNI 03-6887-2002


Strength (UCS) kg/cm2

California Bearing Ratio 100* 120* 200* SNI 03-1744-1989


(CBR)%

Tensile Strength, Mpa 0,40 atau 0,75 atau 1 atau 101.972 TP BF-StB B 11.1
40.788 76.479 Kg/m2 Kg/m2
BS EN 196-1:2005
Kg/m2
SKh-2.5.4.4 PERCOBAAN LAPANGAN
1. Pembuatan lajur percobaan bahan Lapis Pondasi
Semen Komposit Tanah sepanjang 200 meter
2. Lajur percobaan harus diterapkan di luar lapangan
(proyek), atau dapat diterapkan pada bagian dari
pekerjaan tersebut
SKh-2.5.4.5 PENGHAMPARAN DAN PENCAMPURAN

1. Penyiapan Tanah Dasar


2. Pemilihan Cara Untuk Pencampuran dan Penghamparan
Pencampuran tanah, semen, dan air dilakukan dengan cara
pencampuran ditempat (mix-in-place)
Alat yang digunakan untuk pencampuran ditempat dibagi
dalam empat kelompok :
a) Penggaru piringan, luku piringan untuk peralatan
pertanian dan motor graders
b) Rotavator “ringan” yang mesinnya <100 PK
c) Rotavator untuk pekerjaan berat yang mesinnya > 100 PK,
yang disebut “Pulvimixers”
d) Mesin stabilisasi tanah satu lintasan (single-pass soil
stabilization machine), mesinnya lebih dari 100 PK
SKh-2.5.4.5 PENGHAMPARAN DAN PENCAMPURAN

2. Pemilihan Cara Untuk Pencampuran dan Penghamparan


Tabel SKh-1.5.4.5 Petunjuk Untuk Pemilihan Alat-alat yang Cocok
Petunjuk Jenis Indeks Plastisitas Tebal Perkiraan
Peralatan Tanah Dikalikan Maksimum Yang
Persen Lolos Mampu
Ayakan No.40 Dilakukan Dalam
Satu lapis (cm)

Mesin Pencampuran < 500 Tak Dibatasi


Pusat
Penggaru Piringan, < 1000 12 s/d 15
Luku Piringan, dsb,
dan motor grader
Rotavator Ringan (< < 2000 15
100 PK)
Rotavator untuk < 3500 20 s/d 30
Pekerjaan Berat (> 100 tergantung jenis
PK) tanah dan PK
mesin yang
tersedia

Mesin Stabilisasi < 2000 s/d 3000 20


Tanah Satu Lintasan tergantung PK
mesin
SKh-2.5.4.5 PENGHAMPARAN DAN PENCAMPURAN

3. Penghamparan dan Pencampuran dengan Cara Pencampuran


Di Tempat (Mix-In Place)

4. Pemadatan
Pemadatan untuk campuran semen tanah komposit harus dimulai
sesegera mungkin setelah pencampuran. Segera setelah pemadatan
dan pembentukan lapisan terakhir Lapis Pondasi Semen Komposit
Tanah, butiran batu (chipping) ditebar secara merata diatas
permukaan Lapis Pondasi Semen Komposit Tanah dan
dibenamkan pada permukaan dengan penggilasan. Butiran batu
harus berukuran nominal 13 mm dengan takaran 1,2 kg/m2
5. Perawatan
Penyiraman “curring” yaitu sesaat setelah pemadatan akhir,
dan sekurang-kurangnya 3 kali dalam 12 jam.
SKh-2.5.4.6 PENGENDALIAN MUTU

1. Pengendalian Penyiapan Tanah Dasar


2. Pengendalian Penghalusan Tanah
3. Pengendalian Kadar Air Untuk Operasi Pencampuran Di
Tempat
4. Pengendalian Pemadatan Pada Lapis Pondasi Semen
Komposit Tanah
5. Pengendalian Kekuatan dan Kehomogenan dari Lapis
Pondasi Semen Komposit Tanah
6. Pemantauan Ketebalan Lapis Pondasi Semen Komposit
Tanah
7. Kadar Semen
SKh-2.5.4.7 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

1. Pengukuran untuk Pembayaran


Kuantitas Lapis Pondasi Semen Komposit Tanah yang diukur untuk
pembayaran adalah dalam jumlah meter kubik pekerjaan yang
diperlukan, yang dihitung dari perkalian panjang ruas yang diukur,
lebar rata-rata dan tebal rata-rata yang diterima.

2. Dasar Pembayaran
Nomor Mata Uraian Satuan Pengukuran
Pembayaran

SKh – 2.5.4.1 Semen Untuk Lapis Pondasi Semen Komposit Ton


Tanah

SKh – 2.5.4.2 Lapis Pondasi Semen Komposit Tanah Meter Kubik

SKh – 2.5.4.3 Bahan tambah (bubuk) Kilogram


Sub Grade Jalan Tanah Lempung Lunak
Sub Grade Jalan Tanah Gambut
 Substitusi Pondasi Tiang pancang
 Gudang, seluas 8000 m2, lokasi Surabaya
 Tinggi 60 m, diameter pancang 0,6 m, jarak antar
tiang pancang 6 m, dan settlement 0,0 mm dan Biaya
Konstruksi Rp 25 Milyar, disubstitusi dengan
 Stabilisasi tanah, dengan konstruksi DIFA SS setebal
150 cm, settlement 4 mm dengan biaya Rp 13
Milyar.
Bahan ”DIFA SS”

Pemasangan bekisting untuk blunket


Divertion Tunnel
Pengecoran dengan menggunakan
”DIFA SS” pada Divertion Tunnel

Pembongkaran bekisting
blunket Divertion Tunnel
Pemasangan bekisting blunket
sisi luar Spillway

Pengecoran dengan menggunakan


”DIFA SS” pada sisi luar Spillway
Pengecoran dengan menggunakan
”DIFA SS” pada blunket Spill Way

Hasil pengecoran blunket


Divertion Tunnel dengan “DIFA SS”
Hasil cor pada blunket Divertion Tunnel
dengan “DIFA SS”
TANAH LUNAK

• Daya Dukung Rendah, sehingga


membutuhkan fondasi khusus
• Penurunan Besar dan Tidak Merata
• Waktu Penurunan Lama
SOLUSI
TIMBUNAN TANAH

KEUNTUNGAN
• Mengurangi Tekanan Akibat Bangunan Pada
Tanah Lunak
• Penurunan Merata
KELEMAHAN
• Penurunan Makin Besar
• Waktu Penurunan Lama, solusi: vertikal drain,
menjadi mahal
• Butuh Bahan Timbunan
SOLUSI
KOLOM DIFA SS

KEUNTUNGAN
• Meningkatkan Daya Dukung Tanah, sekaligus
• Mengurangi Penurunan
• Tidak Membutuhkan Timbunan Tanah
• Cepat & Ekonomis

Anda mungkin juga menyukai