DIFA MAHAKARYA
www.difa.co
Wonosalam, RT/RW 004/009 no 120, Sleman Yogyakarta
Telepon. 082324296928, 081328330584
1. Flexibel Pavement
2. Rigid Pavement
3. Composite Pavement
Rigid Pavement + Wearing Course
Soil-Cement + Wearing Course
Soil - Cement - Aditif + Wearing Course
- Lapis pondasi semen komposit tanah
Spesifikasi Khusus Interm 1.5.4 - 2013
Spesifikasi Khusus Interm 2.5.4 - 2016
1. MEKANIK
pemadatan, vibrasi, dan drainase (vertikal drain)
2. FISIKA
Elektrosmosis, pencampuran gradasi
3. FISIKA – KIMIAWI
soil cement, polymer, ion – exchange, lignin-selulosa, bitumen
DIFA SS® adalah bahan aditif yang berfungsi untuk
memadatkan (solidifikasi) dan menstabilkan (stabilizer)
tanah secara fisik -kimia.
Terjadi penguraian
Pencampuran DIFA SS
mengakibatkan semen
mengikat kuat pada
permukaan tanah
Pencampuran DIFA SS
Kristal-kristal tumbuh membentuk dengan semen membentuk
bidang tiga dimensi yang kristal-kristal yang
mengisi rongga-rongga tanah menempati rongga kosong
190
170
150
130
1% PC
CBR (%)
110 2% PC
3% PC
90
4% PC
70 5% PC
TANAH ASLI
50
30
HARI
10
0 7 14
KONSTRUKSI JALAN
Keuntungan dalam pembuatan jalan menggunakan SOIL
STABILIZER dari segi Proses konstruksi dan kualitas LPA + LPB
jalan yang dihasilkan
HOTMIX t = 3 cm HOTMIX t = 5 cm
DIFA SS t = 20 cm LPA t = 20 cm
CBR 100 %; Non plastis CBR 90 %,
Tanah Dasar
Tampak Potongan Melintang Konstruksi Jalan Metode SOIL STABILIZER dan Konvensional
*) SNI-1732-1989F Tentang Desain Perkerasan Lentur
1. Menentukan sweeling / shrinking tanah yang diijinkan
• Jenis formasi clay (Atterberg Test dan Linier
Shrinking)
• Distribusi ukuran partikel
• Kapasitas ion exchange pada clay
2. Menentukan gradasi tanah
3. Menentukan jumlah DIFA SS®
4. Mententukan jumlah persentase semen
5. Menetukan cara pelaksanaan pekerjaan
Bahan
1. Semen Portland Type I atau
OPC - Ordinary Portland Cement (heavy structure) atau
PCC - Pozzolan Portland Cement (marine work)
2. Semen Komposit
Semen Portland Standar ditambah bahan bubuk tertentu
DIFA SS®
Sesudah curring time (21 hari), semakin sering
terendam air semakin baik, tanah yang distabilisasi akan
menjadi lebih keras
Tebal LPA ( CBR 90% ) = 20 cm dan Tebal lapisan penganti LPA dan LPB
LPB (CBR 60%) = 30 cm cukup 20 cm (CBR 100 %)
Manual Perkerasan Jalan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Berdasarkan Manual Perkerasan Jalan (Revisi Juni 2017) Nomor 04/SE/Db/2017, pada
Bab 6 tentang desain Fondasi Jalan, menjelaskan bahwa :
Desain fondasi jalan minimum untuk perkerasan kaku : 300 mm teratas perbaikan
tanah dasar berbutir halus (klasifikasi A4 – A6) harus berupa stabilisasi semen. Hal
ini adalah untuk mencegah terjadinya “pumping”.
METODE DESIGN PERKERASAN DIFA SS®
PERBANDINGAN DIFA SS®
NO PARAMETER STONE CONCRETE DIFA SS®
1 Beban Sumbu 8 Ton 8 Ton 8 Ton
Pekerjaan Selesai
Pemadatan akhir
Pekerjaan selesai
- The Real Soil Stabilizer
SEBELUM KONSTRUKSI SESUDAH KONSTRUKSI
KONSTRUKSI JALAN
DIFA SS®
Gambar Detail Permukaan Jalan DIFA SS®
Perbandingan DIFA SS dengan Ecobond
Gambar. 1 Grafik uji kuat tekan bebas (UCS) DIFA SS STABILIZER Gambar. 2 Grafik uji kuat tekan bebas (UCS) SS ’A’
Nilai kuat tekan benda uji pada umur 1 hari sebesar Nilai kuat tekan benda uji pada umur 11 hari sebesar 3 Mpa
(dengan campura 40 kg : 1M3 tanah)
24,68 kg/cm² atau sebesar 2,468 Mpa
Dilihat dari hasil uji CBR diatas, didapat nilai CBR terendah
sebelum dilakukan perawatan dengan CBR sebesar 11,2%
dan nilai CBR tertinggi setelah dilakukan perawatan sebesar
53,0%. Bila dikolerasikan ke nilai daya dukung tanahnya
adalah sebagai berikut:
•Nilai CBR sebelum perawatan = 11,2% setara dengan 6,2
kg/cm² atau 0,62 Mpa.
•Nilai CBR sesudah perawatan = 53,3% setara dengan 9,1
kg/cm² atau 0,91 Mpa.
SKh-2.5.4.2 BAHAN
SKh-2.5.4.3 CAMPURAN
4. Standar Rujukan
a. Standar Nasional Indonesia (SNI)
SNI 03-1744-1989 SNI 03-2828-1992 SNI 03-6412-2000 SNI 15-2049-2004
SNI 19-6426-2000 SNI 13-6427-2000 SNI 03-6798-2002 SNI 1742 : 2008
SNI 03-6817-2002 SNI 03-6886-2002 SNI 03-6887-2002
b. ASTM
ASTM D 1195/1196-09 ASTM E 2835-11
c. British Standard
BS EN 196-1:2005
d. Lain-lain
TP BF-StB B11.1
SKh-2.5.4.1 UMUM
5. Pengajuan Kesiapan Kerja
a) Contoh Dari Semua Bahan Yang Akan Dipakai Dalam
Pekerjaan, Bersama Dengan Data Pengujian
b) Pengiriman Semen dan Bubuk Bahan Tambah ke Lapangan
c) Perhitungan Pemakaian Semen dan Bubuk Bahan Tambah
d) Dokumen Informasi Data Keamanan Bahan
e) Data Survei
f) Pengendalian Pengujian
g) Pengujian dengan Skala DCP (Dynamic Cone Penetrometer)
h) Pengujian dengan Skala DPP (Dynamic Plate Pressure –
menggunakan light drop weight tester)
i) Catatan Benda Uji
SKh-2.5.4.1 UMUM
6. Cuaca Yang Diijinkan Untuk Bekerja
Tanah untuk Lapis Pondasi Semen Komposit Tanah tidak
boleh ditempatkan, dihampar atau dihaluskan selama
turun hujan, dan penghalusan tidak boleh dilakukan
segera setelah hujan.
7. Perbaikan Terhadap Lapis Pondasi Semen Komposit Tanah Yang
Tidak Memenuhi Ketentuan
a) Perubahan perbandingan campuran untuk pelaksanaan berikutnya
b) Penghalusan kembali dari Lapis Pondasi Semen Komposit Tanah yang sudah
dihampar (bilamana memungkinkan) dan mengaduk kembali dengan
tambahan semen
c) Pembuangan dan penggantian pada bagian pekerjaan yang tidak diterima oleh
Direksi Pekerjaan
d) Penambahan lapisan dengan Lapis Pondasi Semen Komposit Tanah pada
pekerjaan yang terganggu tersebut.
SKh-2.5.4.1 UMUM
8. Pengembalian Bentuk Pekerjaan Setelah Pengujian
Semua lubang yang terjadi akibat pengujian pada pekerjaan yang
sudah selesai harus segera ditutup oleh penyedia jasa. Lubang-lubang
yang terjadi akibat pengujian dengan penetrometer harus ditutup
dengan suntikan (grout) semen.
9. Jadwal Kerja dan Pengendalian Lalu Lintas
a) Selambat-lambatnya 14 hari setelah penghamparan lapisan teratas
Lapis Pondasi Semen Komposit Tanah, Pelapisan dengan
campuran aspal panas harus dilaksanakan.
b) Dalam keadaan apapun, penyedia Jasa harus bertanggung jawab
untuk menjamin bahwa tidak ada lalu lintas yang melintasi Lapis
Pondasi Semen Komposit Tanah yang baru saja dihampar sampai
pelapisan dengan campuran aspal dilaksanakan.
c) Pada aplikasi Lapis Pondasi Semen Komposit Tanah, jalan dapat
dibuka untuk lalu lintas, selambat-lambatnya 2x24 jam sejak
pemadatan terakhir.
SKh-2.5.4.2 BAHAN
1. Semen Portland
a) Semen yang digunakan dapat berupa semen portland Type 1 atau
OPC atau PPC atau PCC
b) Semua semen yang akan digunakan dalam pekerjaan harus
disimpan ditempat penyimpanan dilapangan sesuai dengan
ketentuan yang disyaratkan.
2. Semen Komposit
Semen komposit adalah semen portland standar yang dicampur
dengan bahan tambah bubuk tertentu, penambahan dilakukan
langsung dengan ditebar terpisah, masing-masing semen dan
bahan tambah, diatas tanah yang akan dijadikan sebagai lapis
pondasi.
SKh-2.5.4.2 BAHAN
3. Bahan Tambah Bubuk
Bahan tambah yang digunakan dalam Lapis Pondasi Semen Komposit
Tanah adalah bubuk, yaitu suatu campuran mineral-mineral, yang
bersifat semen (cementitious), non polymer, yang mengandung natural
oxides, chloride, sulfate, carbonate, dan sekurang-kurangnya
mengandung senyawa calsiumchlorid-dihydrart
4. Air
Air yang digunakan dalam pekerjaan haruslah air tawar, dan
bebas dari endapan maupun larutan atau bahan suspensi yang
mungkin dapat merusak pembuatan Lapis Pondasi Semen
Komposit Tanah.
SKh-2.5.4.2 BAHAN
5. Tanah
a) Tanah harus sesuai dengan ukuran partikel yang ditentukan :
i. Ukuran paling besar dari partikel batu harus lebih kecil dari 75 mm
ii. Kurang dari 50% melewati saringan No.200 dengan pengayakan
secara basah
b) Stabilisasi dengan semen komposit dapat dilakukan pada tanah dengan
plastisitas rendah, tanah laterit, dan pada tanah yang berkekuatan rendah,
plastisitas tinggi atau tanah mengembang (expansive).
c) Stabilisasi dapat dilakukan pada tanah dengan nilai Indeks Properties PI >
20, lolos saringan 0,075 mm lebih besar dari 25%.
d) Stabilisasi dengan semen komposit bisa dilakukan pada tanah dengan
maksimal kadar bahan organik yang terkandung 20%
SKh-2.5.4.3 CAMPURAN
1. Komposisi Umum Untuk Campuran
Campuran Lapis Pondasi Semen Komposit Tanah
terdiri dari tanah yang telah disetujui, semen, bahan
tambah (additive) dalam bentuk bubuk.
Kadar semen komposit harus dalam rentang 8% sampai
dengan 15 % dari berat tanah asli (dalam keadaan
kering oven), dimana didalamnya terdapat bahan
tambahan dalam rentang 2% - 2,5% dari total berat
semen komposit.
SKh-2.5.4.3 CAMPURAN
2. Rancangan Campuran Laboratorium (cara UCS dan cara
CBR)
Penyedia jasa harus melakukan percobaaan campuran di laboratorium
dibawah pengawasan Direksi Pekerjaan untuk menentukan :
a) Apakah bisa atau tidak membuat Lapisan Pondasi Semen Komposit Tanah
yang memenuhi ketentuan dalam hal kekuatan dan karateristik perubahan
volume, dapat dibuat dari tanah yang bersangkutan
b) Kadar semen yang dibutuhkan untuk mencapai kekuatan sasaran campuran
c) Batas kadar air dan kepadatan yang diperlukan
d) Bilamana pengujian CBR digunakan, pencetakan benda uji harus dirawat
dengan cara berikut :
i. Semua benda uji dimasukkan kedalam suatu kantong plastik besar
ii. Udara didalam kantong plastik dijaga agar tetap lembab
iii. Kantong Plastik ditutup rapat selama 72 jam
iv. Setelah perawatan 72 jam, benda uji direndam didalam bak air
selama 96 jam, kemudian dilanjutkan dengan pengujian kekuatan
CBR
SKh-2.5.4.3 CAMPURAN
3. Sifat-sifat Campuran Yang Disyaratkan
PENGUJIAN BATAS - BATAS SIFAT (Setelah Perawatan METODE PENGUJIAN
7 Hari)
Tensile Strength, Mpa 0,40 atau 0,75 atau 1 atau 101.972 TP BF-StB B 11.1
40.788 76.479 Kg/m2 Kg/m2
BS EN 196-1:2005
Kg/m2
SKh-2.5.4.4 PERCOBAAN LAPANGAN
1. Pembuatan lajur percobaan bahan Lapis Pondasi
Semen Komposit Tanah sepanjang 200 meter
2. Lajur percobaan harus diterapkan di luar lapangan
(proyek), atau dapat diterapkan pada bagian dari
pekerjaan tersebut
SKh-2.5.4.5 PENGHAMPARAN DAN PENCAMPURAN
4. Pemadatan
Pemadatan untuk campuran semen tanah komposit harus dimulai
sesegera mungkin setelah pencampuran. Segera setelah pemadatan
dan pembentukan lapisan terakhir Lapis Pondasi Semen Komposit
Tanah, butiran batu (chipping) ditebar secara merata diatas
permukaan Lapis Pondasi Semen Komposit Tanah dan
dibenamkan pada permukaan dengan penggilasan. Butiran batu
harus berukuran nominal 13 mm dengan takaran 1,2 kg/m2
5. Perawatan
Penyiraman “curring” yaitu sesaat setelah pemadatan akhir,
dan sekurang-kurangnya 3 kali dalam 12 jam.
SKh-2.5.4.6 PENGENDALIAN MUTU
2. Dasar Pembayaran
Nomor Mata Uraian Satuan Pengukuran
Pembayaran
Pembongkaran bekisting
blunket Divertion Tunnel
Pemasangan bekisting blunket
sisi luar Spillway
KEUNTUNGAN
• Mengurangi Tekanan Akibat Bangunan Pada
Tanah Lunak
• Penurunan Merata
KELEMAHAN
• Penurunan Makin Besar
• Waktu Penurunan Lama, solusi: vertikal drain,
menjadi mahal
• Butuh Bahan Timbunan
SOLUSI
KOLOM DIFA SS
KEUNTUNGAN
• Meningkatkan Daya Dukung Tanah, sekaligus
• Mengurangi Penurunan
• Tidak Membutuhkan Timbunan Tanah
• Cepat & Ekonomis