Anda di halaman 1dari 18

1.

Pengertian Rekam Medis merencanakan pengobatan atau perawatan yang


Pengertian rekam medis menurut Peraturan Menteri diberikan kepada seorang pasien dan dalam rangka
Kesehatan Republik Indonesia No. 269/MENKES/ Per/ mempertahankan serta meningkatkan mutu pelayanan
III/2008 adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen melalui kegiatan audit medis, manajemen resiko klinis
tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan serta keamanan atau keselamatan pasien dan kendali
dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. biaya.
2. Tujuan dan Manfaat Rekam Medis c. Aspek Hukum
Rekam medis bertujuan untuk menunjang Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai
tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya hukum, karena isinya menyangkut masalah adanya
peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam
rangka usaha meningkatkan hukum serta penyediaan
Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa
bahan tanda bukti untuk menegakkan keadilan.
aspek, antara lain (Depkes RI, 2006) :
d. Aspek Keuangan
a. Aspek administrasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang,
Di dalam berkas rekam medis terdapat nilai
karena isinya mengandung data atau informasi yang
administrasi, karena isinya menyangkut tindakan
dapat dipergunakan sebagai aspek keuangan.
berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai
e. Aspek Penelitian
tenaga medis dan para medis dalam mencapai tujuan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai
pelayanan kesehatan.
penelitian krena isinya berkaitan dengan data atau
b. Aspek Medis
informasi yang akan dipergunakan sebagai bahan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medis,
penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan
karena catatan tersebut dipergunakan sebagai untuk
dibidang kesehatan.
f. Aspek Pendidikan Dalam sistem penomoran terbagi menjadi tiga, yaitu :
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai 1) Serial Numbering System atau SNS
pendidikan karena isinya menyangkut data atau adalah suatu sistem penomoran dimana setiap pasien
informasi tentang perkembangan kronologis dan yang berkunjung ke rumah sakit atau puskesmas
kegiatan pelayanan medik yang diberikan kepada selalu mendapatkan nomor baru( Shofari, 2002).
pasien, infomasi tersebut dapat dipergunakan sebagai Keuntungan menggunakan sistem ini adalah
bahan atau referensi pengajaran dibidang profesi. petugas lebih mudah mengerjakan sedangkan
g. Aspek Dokumentasi kerugiannya adalah membutuhkan waktu lama
dalam mencari dokumen rekam medis lama karena
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai
satu pasien dapat memperoleh lebih dari satu nomor
dokumentasi karena isinya menyangkut sumber ingatan
rekam medis dan informasi pelayanan klinisnya
yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai
menjadi tidak berkesinambungan dan dapat
bahan pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit.
merugikan pasien (Budi, 2011).
3. Sistem dan Sub Sistem Rekam Medis
2) Unit Numbering System atau UNS
a. Sistem Penamaan
adalah suatu sistem penomoran dimana
Sistem penamaan pada dasarnya untuk
sistemini memberikan satu nomor rekam medis pada
memberikan identitas kepada seorang pasien serta
pasien berobat jalan maupun rawat inap dan gawat
untuk membedakan antara pasien yang satu dengan
darurat serta bayi baru lahir.
pasien lainnya, sehingga mempermudah/memperlancar
Kelebihan pada unit numbering system adalah
didalam memberikan pelayanan rekam medis kepada
informasi klinis dapat berkesinambungan karena
pasien yang datang ke rumah sakit
semua data dan informasi mengenai pasien dan
b. Sistem Penomoran
pelayanan diberikan berada dalam satu folder DRM 4. Sistem Penjajaran
(Shofari, 2004). 1) SNF (Straight Numerical Filing)
Kekurangannya adalah pelayanan pendaftaran Sistem penjajaran dengan nomor langsung yaitu
pasien yang berkunjung (berobat) atau sebagai sistem penyimpanan DRM dengan menjajarkan folder
pasien lama akan lebih lama dengan cara SNS DRM berdasarkan urutan langsung nomor rekam
(Budi. 2011). medisnya sistematik
3) Serial Unit Numbering System atau SUNS 2) MDF (Middle Digit Filing)
adalah suatu sistem pemberian nomor dengan Sistem penjajaran dengan sistem angka tengah
menggabungkan sistem seri dan sistem unit. Dimana atau MDF yaitu suatu sistem penyimpanan DRM
setiap pasien yang berkunjung ke rumah sakit atau dengan menjajarkan folder DRM berdasarkan urutan
puskesmas diberikan nomor baru dengan DRM baru nomor rekam medis pada 2 angka kelompok tengah.
(Shofari, 2004). 3) TDF (Terminal Digit Filing)
Kelebihan dari sistem ini yaitu pelayanan Sistem penjajaran dengan sistem angka akhir atau
menjadi lebih cepat karena tidak memilah antara TDF yaitu suatu sistem penyimpanan DRM dengan
pasien baru atau lama semua pasien yang sistem menjajarkan folder DRM berdasarkan urutan nomor
seolah-olah dianggap sebagai pasien baru. rekam medis pada 2 angka kelompok akhir.
Kekurangannya yaitu petugas menjadi lebih 5. Sistem Penyimpanan
repot setelah selesai pelayanan dan informasi klinis 1) Sentralisasi
pada saat pelayanan dilakukan tidak ada Adalah suatu sistem penyimpanan dengan cara
kesinambungan (Budi, 2011). menyatukan formulir-formulir rekam medis milik
suatu pasien kedalam satu kesatuan (folder) baik
dokumen rekam medis rawat jalan, rawat inap, TH TH TH TH
maupun gawat darurat (Budi, 2011 ). 3. JIWA 10 5 5 5
2) Desentralisasi TH TH TH TH
Sistem penyimpanan DRM secara desentralisasi 4. ORTHOPEDI 10 10 2 2
yaitu suatu sistem penyimpanan dengan cara TH TH TH TH
5. KUSTA 15 15 2 2
memisahkan milik seorang pasien antara DRM rawat
TH TH TH TH
jalan, DRM gawat darurat dan rawat DRM rawat 6 KETERGANTUNGA 15 15 2 2
inap pada folder tersendiri dan atau ruang atau tempat N OBAT TH TH TH TH
tersendiri (Budi, 2011). 7. JANTUNG 10 10 2 2
6. Sistem Penyusutan dan Pemusnahan. TH TH TH TH
8. PARU 5 10 2 2
Menurut Depkes 2006 sistem penyusutan adalah
TH TH TH TH
suatu kegiatan pengurangan arsip dari rak penyimpanan
Berdasarkan Surat Edaran Dirjen Pelayanan Medik
7. Sistem Pelaporan
tentang Pemusnahan Rekam Medis jadwal retensi
Sistem informasi rumah sakit telah diatur oleh
tersebut sebagai berikut:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Sifat
1) Umum
pelaporan SIRS sebagaimana dimaksud dalam
AKTIF IN
PERMENKES RI No.1171/MENKES/PERVI/2011
N KELOMPOK
AKTIF
ditetapkan oleh Direktur Jendral Bina Upaya
o RJ RI RJ RI
Kesehatan. Formulir pelaporan SIRS terdiri dari 5
1. UMUM 5 5 2 2
Rekapitulasi Laporan (RL) diantarnya :
TH TH TH TH
2. MATA 5 10 2 2
1) RL 1 berisikan data dasar Rumah Sakit yang b. Coding dan Indexing
dilaporkan setiap waktu apabila terdapat perubahan
International Statistical Classification Of Disease And Related
data dasar dari Rumah Sakit sehingga data ini dapat
Health Problem ( ICD-10)
dikatakan data yang bersifat update.
2) RL 2 berisikan ketenagaan yang di laporkan periodik
1. Pengertian ICD-10)
tiap tahun.
Pengertian International Statistical Classification Of
3) RL 3 berisikan data kegiatan layanan rumah sakit
Disease And Related Health Problem revisi ke-10 atau
yang dilaporkan secara periodik setiap tahun.
4) RL 4 berisikan morbiditas/mortalitas pasien yang disingkat dengan ICD-10 adalah sistem klasifikasi yang
dilaporkan periodik setiap tahun. komprehensif dan diakui secara internasional. ICD-10
5) RL 5 merupakan data bulanan yang dilaporkan secara
berisi pedoman untuk merekam dan member kode penyakit,
periodik setiap bulan, berisikan data kunjungan dan
disertai dengan materi baru yang merupakan praktis
10 besar penyakit.
penggunaan klasifikasi (WHO, 2004)
8. Prosedur Pengelolaan Rekam Medis di Rumah Sakit
a. Assembling 2. Fungsi dan kegunaan ICD-10
Menurut Shofari (2004) bagian assembling
Fungsi dan kegunaan ICD-10 menurut Hatta (2008)
yaitu salah satu bagian di unit rekam medis yang
yaitu sebagai sistem klasifikasi penyakit dan masalah
mempunyai tugas pokok :
terkait kesehatan digunakan untuk kepentingan informasi
1) Merakit kembali DRM dari rawat jalan, gawat
statistik morbiditas dan mortalitas. penerapan pengkodean
darurat dan rawat inap menjadi urut atau runtut
sistem ICD-10 digunakan untuk :
sesuai dengan kronologi penyakit pasien yang
a. Mengindeks Pencatatan penyakit dan tindakan disarana
bersangkutan,
2) Meneliti kelengkapan data yang seharusnya pelayanan kesehatan.
tercatat didalam formulir rekam medis sesuai b. Masukan sebagai sistem pelaporan diagnosis medis.
dengan kasus penyakitnya
c. Memudahkan proses penyimpanan dan pengambilan Daftar tabulasi penyakit dan daftar kategori dan
data terkait diagnosisi karaktristik pasien dan penyedia termasuk subkategori empat karakter, Daftar
layanan kesehatan. morfologi neoplasma,daftar tabulasi khusus
d. Bahan dasar dalam pengelompokan DRGs (diagnosis- morbiditas dan mortalitas, Definisi-definisi,regulasi-
relsted groups) untuk sistem penagihan pembayaran regulasi nomenklatur.
biaya pelayanan. Daftar tabulasi mortalitas terdiri dari :
e. Pelaporan nasional dan internasional morbiditas dan a) Daftar 1-kematian umum-daftar dengan 103
mortalitas. penyebab yang luas (general mortality condensed
f. Tabulasi data pelayanan kesehatan bagi proses evaluasi list-103 cause)
perencanaan pelayanan medis. b) Daftar 2-kematian umum-daftar terpilih dengan 80
g. Menentukan bentuk pelayanan yang harus direncanakan penyebab (general mortality selected lis-80 cause)
dan dikembangkan sesuai kebutuhan zaman. c) Daftar 3-kematian bayi dan anak-daftar dengan 67
h. Analisis pembiayaan pelayanan kesehatan. penyebab yang luas (infant and child mortality-
i. Untuk penelitian epidemiologi dan klinis. condensed list-67 cause)
3. Struktur ICD-10 d) Daftar 4-kematian bayi dan anak-daftar terpilih
Struktur ICD-10 menurut Hatta (2008) terdiri dari : dengan 51 penyebab (infant and child mortality-
a. Struktur ICD-10 terdiri dari 3 volume, yaitu : condensed list-51 cause)
1) Volume 1. 2) Volume 2
Volume 1 terdiri dari : pengantar, penyataan, Volume 2 adalah buku petunjuk pengunaan, berisi :
pusat-pusat kalaborasi who untuk klasifikasi a) Pengantar
penyakit, Laporan konfrensi internasional yang
menyetujui revisi ICD-10, Daftar kategori 3 karakter,
b) Penjelasan tentang Internasional Statical dan kode sebab kematian dari sebab kematian yang
Clasification Of Diseases And Related Heald ditetapkan dokter
2) Mencatat ke dalam formulir indeks penyakit, indeks
Problem
operasi atau indeks tindakan medis, indeks sebab
c) Cara penggunan ICD-10
kematian dan indeks dokter sesuai dengan ketentuan
d) Aturan dan petunjuk pengodean mortalitas dan
mencatat indeks
morbiditas
e) Presentasi statistik Dalam melaksanakan tugas pokoknya tersebut bagian ini
f) Riwayat perkembangan ICD memerlukan alat bantu meliputi :
3) Volume 3 (indeks abjad). a) Buku ICD revisi ke 10 volume 1, volume 2 dan volume 3
Volume 3 (indeks abjad) terdiri dari : untuk memastikan kode penyakit dan masalah kesehatan
a) Pengantar b) Buku ICD-9CM untuk memastikan kode operasi dan
b) Susaunan indeks secara umum prosedur medis
c) Seksi I : Indeks Abjad Penyakit, Bentuk Cidera c) Buku ICD-O untuk memastikan kode penyakit kanker
d) Seksi II : Penyebab luar cidera (kode ini dikhususkan untuk rumah sakit yang ditujukan
e) Seksi II : Tabel obat dan zat kimia sebagai rumah sakit dengan pelayanan khusus kanker)
f) Perbaikan terhadap volume d) Kamus Kedokteran untuk menemukan arti istilah-istilah
Menurut Shofari (2004) bagian coding dan kedokteran.
indexing adalah salah satu bagian dalam unit rekam
medis yang mempunyai tugas pokok : c. Filing
1) Mencatat dan meneliti kode penyakit dari diagnosis Menurut Shofari (2004) bagian filing adalah salah satu
yang ditulis dokter, kode operasi dan tindakan medis bagian dalam unit rekam medis yang mempunyai tugas
yang ditulis dokter atau petugas kesehatan lainnya pokok :
a) Menyimpan DRM dengan metode tertentu sesuai e) Mengolah data rekam medis untuk laporan hasil
dengan kebijakan penyimpanan DRM analisis statistik rumah sakit (RL_5).
b) Mengambil kembali (retriev) DRM untuk berbagai
keperluan f) Mengumpulkan data kegiatan rumah sakit dari
c) Menyusutkan (meretensi) DRM sesuai dengan sensus harian yang dicatat oleh unit pelayanan
ketentuan yang ditetapkan sarana pelayanan pencatat data kegiatan rumah sakit.
kesehatan 9. Anailisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif merupakan suatu review area
d. Analizing dan Reporting
tertentu pada catatan medis untuk mengidentifikasi definisi
Menurut Permenkes 1171 tahun 2011 bagian
spesifik.
analizing dan reporting adalah salah satu bagian 1) Definisi Analisis Kuantitatif
Menurut Sudra (2014) analisis kuantitatif dokumen
dalam unit rekam medis yang mempunyai tugas
rekam medis yaitu telaah atau review bagian tertentu dari
pokok :
isi rekam medis dengan masud menemukan kekurangan
a) Mengumpulkan dan mengolah data dasar rumah
khusus yang berkaitan dengan pencatatan rekam medis.
sakit sebagai dasar laporan keadaan rumah sakit
2) Tujuan Analisis Kuantitatif
(RL_1). Menurut Sudra (2014) tujuan analisis kuantitatif adalah :
b) Mengumpulkan dan mengolah data keadaan a. Menentukan sekiranya ada kekurangan agar dapat
ketenagaan sebagai dasar laporan keadaan dikoreksi dengan segara pada saat pasien dirawat, dan
ketenagaan (RL_2). item kekurangan belum terlupakan, untuk menjamin
c) Merekap sensus harian sebagai dasar laporan
efektifitas kegunaa isi RM di kemudian hari, yang
kegiatan rumah sakit (RL_3).
dimaksud dengan koreksi ialah perbaikan sesuai
d) Mengumpulkan dan mengolah data penyakit rawat
keadaan yang sebenarnya terjadi.
jalan dan rawat inap sebagai dasar laporan
morbiditas (RL_4) 3) Waktu Analisis Kuantitatif
Menurut Hatta (2014) analisis kuantitatif dapat dilakukan untuk identifikasi pasien minimal nama dan nomor
dengan dua cara yaitu: catatan medis.
a. Retrospektive Analisis b. Review Laporan
Analisis yang dilakukan setelah pasien pulang dan saat Terdapat laporan-laporan tertentu yang umumnya
dokumen rekam medis dikembalikan ke bagian ada pada catatan medis fasilitas tertentu. Misalnya,
assembling. Metode ini mempunyai keuntungan yaitu pada suatu rumah sakit umumnya terdapat riwayat
analisis yang cukup panjang tetapi bagian yang belum penyakit, pemeriksaan fisik, observasi klinis, dan
lengkap sulit untuk dilengkapi karena pasien sudah kesimpulan pada akhir perawatan inap, serta
pulang. mencamtumkan laporan mana yang akan diperiksa,
b. Concurrent Analisis kapan, dan dengan keadaan yang bagaimana.
Analisis yang dilakukan selama pasien dirawat, c. Review Autentifikasi
untuk mengidentifikasi kekurangan atau Autentifikasi bisa berupa tanda tangan, stempel
ketidaksesuaian sehingga dokumen yang belum karet yang hanya dipegang oleh pemilik, initial
lengkap dapat segera dilengkapi. (singkatan nama) kalau bisa diidentifikasikan, atau
kode akses komputer
4. Komponen Dasar Analisis Kuantitatif
Komponen dasar analisis kuantitatif tersebut mencakup d. Review Pencatatan
review catatan medis yang meliputi : Dokumen rekam medis harus selalu dilakukan
a. Review Identifikasi dengan cara pencatatan yang baik. Sementara analisis
Analisis kuantitatif biasanya dimulai dengan kuantitatif tidak bisa memecahkan masalah tentang
memeriksa setiap lembar atau formulir catatan medis, isi yang tidak terbaca atau tidak lengkap, tetapi dapat
digunakan dalam cara perbaikan kesalahan penulisan.
Apabila ada barisan yang kosong maka digaris untuk tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan
mencegah penambahan kemudian. Singkatan tidak dilakukan terhadap pasien.
diperbolehkan, kecuali bila sesuai dengan ketentuan. b. Tujuan Informed Consent
Bila ada kesalahan pencatatan maka bagian yang a) Melindungi pasien untuk segala tindakan medik,
salah digaris dan catatan tersebut masih terbaca, perlakuan medik tidak diketahui atau disadari
kemudian diberi paraf keterangan disampingnya pasien atau keluarga yang seharusnya tidak
bahwa pencatatan tersebut salah. Penghapusan dilakukan ataupun yang merugikan atau
dengan cara apapun tidak diperbolehkan. membahayakan pasien.
Kelengkapan dokumen rekam medis dikatakan baik apabila b) Perlindungan tenaga kesehatan terhadap
hasil dari perhitungan mengunakan empat review analisis terjadinya akibat yang tidak terduga serta
kuantitatif lebih dari atau sama dengan jumlah rata-rata dianggap meragukan pihak lain. (Tidak
dokumen yang dianalisis (Sabarguna, 2018). selamanya tindakan dokter berhasil, atau malah
merugikan pasien meski sudah hati-hati dan
sesuai dengan SOP).

10. Pelaksanaan Informed Consent


c. Bentuk Informed Consent
a. Pengertian Informed Consent
Menurut Permenkes RI No.
Menurut Permenkes 290/Menkes/Per/III/2008 Bab I
585/Menkes/Per/III/1989 tentang Persetujuan
Pasal 1, informed consent adalah persetujuan yang
Tindakan Medis ada 3 macam bentuk Informed
diberikan oleh pasien atau keluarga terdekat setelah
Consent, yaitu:
mendapat penjelasan secara lengkap mengenai
1) Implied Constructive Consent (keadaan biasa) 2) Jika pasien berumur dibawah 14 tahun, permintaan
yaitu persetujuan yang dianggap telah diberikan pelepasan informasi tertulis dari orangtua atau wali.
walaupun tanpa pernyataan resmi, yaitu pada 3) Memastikan bahwa peminta informasi adalah benar
keadaan biasa dan pada keadaan darurat atau pasien sendiri dengan melalarkan cek kartu identitas
emergency. pasien atau jika permintaan informasi oleh pihak
2) Implied Emergency Consent (keadaan gawat ketiga cek identitas dengan mencocokkan tanda
darurat) pada keadaan darurat yang mengancam tangan pasien dengan kartu identitas pasien.
jiwa pasien, tindakan menyelamatkan kehidupan 4) Apabila permintaan pelepasan informasi berasal
tidak memerlukan Informed Consent. dari pihak lain atau pihak ketiga maka harus
3) Expressed Consent (lisan atau tertulis, bersifat mengidentifikasi apakah informasi yang akan
khusus) yaitu persetujuan tindakan medis dilepas atau diungkap bersifat rahasia atau tidak.
yangdiberikan secara eksplisit, baik secara lisan Apabila bersifat rahasia maka harus atas izin pasien,
(oral) maupun tertulis (written). namun apabila tidak bersifat rahasia boleh tanpa
izin pasien.
5) Menyampaikan informasi untuk kepentingan
asuransi kesehatan, perusahaan, pemberi kerja, dan
lain-lain dengan memegang prinsip need to know
11. Prosedur pelepasan informasi adalah sebagai berikut : yaitu minimal tapi mencukupi, relevan dan akurat.
a. Petugas Rekam Medis 6) Melepas informasi untuk kepentingan intem dan
1) Menerima permintaan pelepasan informasi secara ekstern dengan berpegang pada Protap Peminjaman
tertulis dari pasien dan atau atas perintah Berkas Rekam Medis.
pengadilan.
7) Melepas informasi untuk kepentingan pasien a. Produktivitas Rawat Jalan
dengan berpegang pada Protap Permintaan Resume Produktivitas rawat jalan dapat dilihat dari beberapa
Medis. indikator seperti dibawah ini (Rustiyanto, 2010:8) :
8) Menjaga kerahasiaan identitas dan data kesehatan 1) Rata Rata Kunjungan Perhari
pribadi pasien dengan berpedoman pada Protap Bertujuan menilai tingkat efektivitas pemanfaatan
Menjaga Kerahasiaan Rekam Medis. kunjungan pasien poliklinik pada rumah sakit.
b. Pihak ketiga (misalnya perusahaan dan asuransi) : Penilaian tingkat efektivitas pemanfaatan kunjungan
1) Mengajukan permintaan tertulis dengan disertai poliklinik pasien.
Surat Kuasa bermaterai dari Pasien dan Kartu
Rumus=
∑ Kunjungan Pasien
Identitas Pasien. ∑ Hari Buka Klinik
2) Menerima informasi medis dengan prinsip need to 2) Rata-Rata Kunjungan Baru Perhari
know yaitu minimal tapi mencukupi, relevan dan Bertujuan untuk mengetahui rata-rata jumlah pasien
akurat. baru yang menggunakan pelayanan rawat jalan atau
c. Pihak ketiga (untuk kepentingan penelitian) : poliklinik setiap harinya.
1) Mengajukan permintaan tertulis kepada Direktur.
Rumus=
∑ Kunjungan Baru Pasien
2) Menerima informasi medis hanya untuk kebutuhan ∑ Hari Buka Klinik
yang dimaksud saja tanpa disertai identitas pemilik 3) Rata-Rata Kunjungan Lama Perhari
data atau pasien. Bertujuan untuk mengetahui rata-rata jumlah pasien
lama yang menggunakan pelayanan rawat jalan
setiap harinya. Dapat pula digunakan untuk
STATISTIK KESEHATAN
mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap jasa
1. Jenis Indikator Mutu Pelayanan Rumah Sakit
pelayanan rawat jalan.
Rumus=
∑ Kunjungan Lama Pasien Sebagai bentuk untuk mengetahui jumlah
∑ Hari Buka Klinik kunjungan spesialistik yang menggunakan
pelayanan rawat jalan, selain itu dapat pula
4) Rasio Kunjungan Baru Terhadap Total Kunjungan
digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan
Untuk mengetahui perbandingan antara jumlah
pasien terhadap jasa pelayanan rawat jalan
kunjungan pasien rawat jalan baru terhadap total
khususnya poliklinik.
atau jumlah kunjungan pasien lama dan baru rawat
jalan. ∑ Kunjungan Spesialistik X 100
Rumus=
Rumus=
∑ Kunjungan Baru ∑ Total Kunjungan
∑ Total Kunjungan
7) Rasio Kunjungan Dengan Tenaga Perawat Rawat
Jalan
Sebagai upaya untuk mengetahui tingkat
5) Rasio Kunjungan Lama Terhadap Total Kunjungan
keseimbangan antara total kunjungan rawat jalan
Sebagai upaya untuk mengetahui
perhari dengan jumlah tenaga perawat yang bertugas
perbandingan antara jumlah kunjungan pasien rawat
di rawat jalan, ringan atau beratkah beban pekerjaan
jalan lama terhadap total atau jumlah kunjungan
perawat dengan jumlah pasien.
pasien lama dan baru rawat jalan.

∑ Kunjungan Perhari
Rumus=
∑ Kunjungan Lama Pasien Rumus=
∑ Tenaga Perawat
∑ Total Kunjungan
2. Produktivitas Rawat Inap
6) Prosentase Pelayanan Spesialistik
. 4 Parameter menurut (Sudra, 2010) yaitu :
1) BOR
BOR (Bed Occupancy Rate) merupakan presentase O xt
LOS ¿ Keterangan :
D
pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu
O = Rata-rata tempat tidur
tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi
....................yang terisi
rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah
D = Pasien Keluar (H+M)
sakit. Nilai parameter BOR yang ideal menurut
t = Waktu (hari atau bulan
Barber Jhonson adalah antara 75 – 85%. /60%-85%
....................atau tahun)
O 3) TOI
BOR= x 100 Keterangan :
A
TOI (Turn Over Internal) merupakan rata-rata hari
O = Rata-rata tempat tidur
dimana tempat tidur ditempati dari telah diisi ke saat
....................yang terisi.
terisi berikutnya. Indikator ini memberikan
A = Rata-rata tempat tidur
gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur.
....................yang siap pakai.
Ideal TOI tidak terisi pada kisaran 1- 3 hari menurut
2) LOS Barber Jhonson.
LOS (Length Of Stay) merupakan rata-rata lama t
TOI ¿( A−O) x
rawat seorang pasien. Indikator ini disamping D

memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat Keterangan :

memberikan gambaran mutu pelayanan apabila A = Rata-rata tempat tidur yang siap pakai

diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan O = Rata-rata tempat tidur.yang terisi

hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara D = Pasien Keluar (H+M)

umum nilai LOS yang ideal menurut Barber t = Waktu (hari atau bulan atau tahun)

Jhonson antara 3 - 12 hari./ 6-9 hari 4) BTO


BTO (Bed Turn Over) merupakan frekuensi formulir kedua media tersebut. Tiga aspek dalam
pemakaian tempat tidur pada satu periode, beberapa pertimbangan khusus desain formulir kertas yaitu :
kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu a. Aspek Anatomi
tertentu. Idealnya dalam satu tahun satu tempat tidur 1) Kepala (Heading)
rata-rata dipakai 30 kali menurut Barber Jhonson. Mencakup judul dan informasi mengenai
formulir. Posisi standar : kiri atas, tengah kanan atas,
D
BTO = Keterangan : kiri bawah atau kanan bawah. Hal ini untuk
A
A = Rata-rata tempat tidur menunjukkan jenis dan kegunaannya. Judul dibuat

.........yang siap pakai sesingkat mungkin tetapi jelas, sehingga mudah

D = Pasien Keluar (H+M) dimengerti. Kalau formulir akan dikirim keluar


organisasi, nama dan alamat fasilitas pelayanan
kesehatan harus dimasukkan ke dalam judul.
Jika jumlah formulir terdiri lebih dari satu
halaman, maka tiap-tiap halaman harus diberi nomor
dan jumlah halaman, supaya bila ada halaman yang
DESAIN FORMULIR
hilang dapat diketahui. Nomor dan jumlah halaman
1. Pertimbangan Khusus Desain Formulir bisa berupa angka atau alfabet. Nomor dan jumlah
Aturan desain berlaku baik untuk formulir kertas maupun halaman ini biasanya diletakkan pada sebelah kanan
untuk layar entry dan laporan data komputer, terdapat atas atau kanan bawah.
perbedaan yang perlu dipertimbangkan dalam konstruksi 2) Pendahuluan (Introduction)
Bagian pendahuluan ini menjelaskan tujuan
formulir. Kadang- kadang tujuan ditunjukkan oleh
judul. Kalau penjelasan lebih lanjut diperlukan, a) Margin (batas pinggir)
pernyataan yang jelas bisa dimasukkan ke dalam -Margin minimum untuk batas atas = 2,5 cm
formulir untuk menjelaskan tujuan. -Margin minimum untuk batas bawah = 1,5–2 cm
3) Perintah (Instruction) -Margin minimum untuk batas sisi = 1,5 – 2 cm
Perintah untuk mengetahui berapa copy yang b) Spacing (spasi)
diperlukan, dikirim kepada siapa, instruksi harus Spasi antar baris 1/6” dan spasi antar
dibuat sesingkat mungkin. Instruksi bisa diletakkan karakter 1/12” pada formulir harus diperhatikan,
pada bagian depan formulir kalau terdapat tempat terutama formulir yang akan diisi dengan data
yang cukup. Formulir yang baik harus bersifat self- yang dicetak dengan mesin dan untuk spasi yang
instruction, artinya harus berisi instruksi-instruksi ditulis dengan tangan antar baris 1/4” - 1/3” dan
yang jelas bagi pengisi untuk menuliskan data tanpa spasi antar karakter 1/10” – 1/12”.
harus bertanya lagi.
4) Badan (Body) c) Rules (Garis)
Merupakan bagian formulir yang disediakan Rules adalah sebuah garis vertikal dan
untuk kerja formulir yang sesungguhnya. horizontal. Garis ini bisa langsung, terputus-putus
Pertimbangan hati-hati harus diberikan mengenai atau paralel berdekatan yang melayani berbagai
susunan data yang diminta atau informasi yang tujuan.
tersedia mengenai susunan data yang diminta atau d) Type style (Jenis huruf)
informasi yang tersedia mencakup pengelompokan, Jenis huruf yang terpenting digunakan di
pengaturan, dan penyusunan tepi yang sepantasnya. formulir yaitu jenis huruf yang mudah dibaca.
Pertimbangan lain yang harus diperhatikan dalam Item-item dengan tingkat kepentingan yang sama
satu badan formulir meliputi :
hendaknya dicetak dengan huruf yang sama di 3) Ukuran dan Bentuk kertas
semua bagian formulir. Ukuran yang digunakan adalah ukuran praktis
e) Cara pencatatan yang disediakan dengan kebutuhan isi formulir.
Cara pencatatan dapat dilakukan dengan c. Aspek Isi
tulisan tangan, ketik, atau komputer. 1) Kelengkapan item atau butir data item
5) Penutup (Close) Kelengkapan item dari formulir tersebut akan
Komponen utama terakhir formulir kertas mempengaruhi kelengkapan informasi kesehatan dari
adalah close atau penutup, merupakan ruangan untuk pasien. Sehingga item-item dalam formulir harus
tanda tangan pengontetikasi atau persetujuan. diperhatikan sesuai dengan kegunaan dari formulir itu
sendiri.
b. Aspek Fisik 2) Terminologi data
1) Warna Ada tidaknya istilah bahasa medis yang tidak
Pertimbangan harus diberikan kepada diketahui oleh orang awam yang perlu diberi
pengguna warna dan jenis tinta yang disesuaikan keterangan dalam bahasa indonesia.
dengan kebutuhan dan keinginan dalam merancang 3) Istilah
desain formulir. Warna yang baik adalah yang Ada tidaknya istilah yang tidak diketahui oleh
datanya mudah dibaca, terutama bila menggunakan orang awam yang perlu diberi keterangan dengan
karbon. Warna yang baik adalah warna yang cerah. bahasa yang mudah dimengerti.
2) Bahan kertas 4) Singkatan
Yang harus diperhatikan dalam penelitian Ada tidaknya singkatan yang digunakan
bahan adalah berat kertas dan kualitas kertas yang dalam formulir. Biasanya setiap rumah sakit memiliki
berkaitan dengan permanency atau penyimpanan. singkatan yang sesuai dengan kebijakan rumah sakit.
5) Simbol
Ada tidaknya simbol yang digunakan dalam
formulir. Biasanya setiap rumah sakit menggunakan
simbol standar yang sesuai dengan kebijakan rumah
sakit.

Anda mungkin juga menyukai