Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN

PRAKTEK KERJA INDUSTRI


PENGOLAHAN AIR
DI PT. PERTAMINA (PERSERO) RU IV CILACAP

UTILITIES II
Disusun Oleh :

1. AJI WIBOWO 15222001


2. DEDI ANTOSO 15222002
3. FARIED FAUZI 15222003
4. JUPRIADI 15222004
5. TRI JULIANTO PANJAITAN 15222005

KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ENERGI DAN SUMBER DAYA
MINERAL
SEKOLAH TINGGI ENERGI DAN MINERAL - AKADEMI MINYAK DAN
GAS BUMI
STEM - Akamigas
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan semesta alam
karena dengan karuniaNya lah laporan ini telah selesai kami susun.
Laporan ini disusun berdasarkan Praktek industri yang dilaksanakan pada
tanggal 10 s/d 11 Februari 2016 di Unit Utilities PT. Pertamina (Persero) RU-IV
CILACAP yang merupakan unit penyedia power untuk kebutuhan operasi kilang.
Dalam penyusunan laporan praktek industri ini penyusun dibantu oleh
berbagai pihak yang telah membantu baik secara moral maupun material, oleh
karena itu perkenankanlah dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih
yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Tim managemen unit Utilities PT. Pertamina (Persero) RU-IV CILACAP
yang telah memberi kesempatan kepada kami untuk dapat Praktek industri
di lokasi tersebut.
2. Tim Pembimbing Praktek Industri Sekolah Tinggi Energi dan Mineral
STEM – Akamigas Cepu yang telah mendampingi kami.
Dalam penyusunan laporan ini penyusun menyadari masih banyak
kekurangan. Kritik dan saran penyusun harapkan demi sempurnanya laporan ini.
Semoga hasil penyusunan laporan ini bermanfaat bagi penyusun maupun pihak
pihak yang memerlukannya.

Penyusun

UTL II
I. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Seiring dengan meningkatnya pembangunan di sektor industri maka tidak
dapat dipungkiri lagi sekolah-sekolah kejuruan, akademi atau universitas termasuk
STEM Akamigas Cepu Program studi Utilities harus menghadapi tuntutan dan
tantangan yang semakin padat baik dalam segi pengetahuan ataupun keterampilan.
Oleh karena itu pengembangan pendidikan harus difokuskan pada kualitas lulusan.
Untuk mengatasi hal tersebut, harus ada kemitraan antara sekolah dengan dunia
industri, dimana dunia industri turut membantu kekurangan sekolah melalui
Praktek Industri.
Pada waktu praktek industri ini, mahasiswa diharapkan dapat melihat,
mempelajari, serta mempraktekan prosedur dan peralatan modern yang tidak
ditemui di sekolah. Pada kesempatan tersebut siswa dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungan kerja, sehingga jika lulus nanti akan menjadi seorang analis
yang terampil, kreatif dan bermoral.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN


Adapun maksud dan tujuan dari kegiatan Praktek Industri di PT Pertamina
(Persero) RU IV Cilacap adalah :
1. Meningkatkan, memperluas dan memantapkan keterampilan di bidang
Pengolahan Air.
2. Menumbuhkembangkan dan menanamkan sikap profesionalisme.
3. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam hal pengetahuan Pengolahan Air
dilapangan dibandingkan teori yang ada di kampus.
4. Meningkatkan wawasan siswa pada aspek-aspek yang potensial dalam dunia
kerja antara lain : struktur organisasi, disiplin, lingkungan, dan sistem kerja.
5. Memperoleh masukan dan umpan balik guna memperbaiki dan
mengembangkan pendidikan di STEM Akamigas Cepu.
1.3 WAKTU DAN TEMPAT
Pelaksanaan Praktek Industri (PI) ini dilaksanakan pada tanggal 10 s/d 11
Februari 2016, dimana peserta Praktek yang berjumlah 5 orang di kenalkan di
bagian Boiler dan Central Control Room (CCR). Praktek Kerja Lapangan ini
dilaksanakan di laksanakan di PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap – jawa
tengah.
BAB II. TINJAUAN UMUM UTILITIES
PT. PERTAMINA (PERSERO) RU IV CILACAP

Utilities kilang Produksi I UP IV Cilacap dibangun dalam rangka menyediakan


fasilitas Utilitas bagi seluruh area kilang BBM, NBM, Petrokimia, perkantoran, rumah
sakit, dan perumahan pekerja. Berikut adalah tahapan pembangunan Utilities RU IV :
1. Utilities I dibangun tahun 1974 untuk kilang I.
2. Utilities II dibangun tahun 1982 untuk kilang II.
3. Utilities Px dibangun tahun 1989 untuk kilang Paraxylene.
4. Utilities IIA dibangun tahun 1996 untuk proyek Debottlenecking Cilacap.

2.1 Tugas dan Fungsi Utilities RU IV


Tugas Utilities adalah menyediakan semua bahan/ media/ sarana yang dibutuhkan
untuk memenuhi kebutuhan operasi kilang seperti : cooling water, jacket water, treated
water, steam, listrik, bahan bakar dan air instrument. Sedangkan fungsi utilities adalah
menyalurkan dan menjaga kontinuitas (kualitas dan kuantitas) supply.

2.2. Struktur Organisasi Utilities

UTILITIES UP IV

UTL I + KPC UTL II + IIA

KILANG I KILANG II

FOC I KPC FOC II LOC III


LOC I LOC II
TERMINAL TERMINAL
2.4 Pembagian Area Utilities
Pembagian operasi utilities dibagi menjadi tiga area, yaitu:
a). Area 50 sebagai area yang berfungsi memenuhi kebutuhan operasi di unit
utilities area 50, FOC I, LOC I, KPC, ITP.
b). Area 05 sebagai area yang berfungsi memenuhi kebutuhan operasi di unit
utilities area 05, FOC II, LOC II, ITP.
c). Area 500 Sebagai area yang berfungsi memenuhi kebutuhan operasi di unit
utilities area 500, LOC III dan SRU.

2.4.1 Unit Raw Water Intake & Cooling Water System


Unit ini berfungsi menyediakan air baku dan media pendingin untuk seluruh
keperluan operasi. Raw water diambil dari muara bengawan donan yang bersifat
payau ( brackish) dengan senyawa khlor yang tinggi. Unit ini terdiri dari 9 buah
pompa dengan total design capacity 58.200 m3/jam dan 4 buah tanki dengan total
design capacity 27.810 m3. Raw water yang telah ditampung di tanki selanjutnya di
gunakan untuk feed SWD dan system pendingin menggunakan system gravity dan
system pressurise, yang mana system pressurise menggunakan 11 buah pompa
dengan total design capacity 38.600 m3/jam.
2.4.2 Unit Sea Water Desalination – SWD
Adalah Unit yang berfungsi untuk merubah air laut / payau menjadi air tawar
dengan proses vaporasi. Media pemanas yang di gunakan adalah steam dengan
tekanan 3.5 Kg/cm2 dan temperature 220 oC. Air umpan SWD bersumber dari 8
buah pompa dengan total design capacity 6.320 m3/jam . Sedangkan kapasitas
produksi terpasang dari 8 SWD adalah 540 m3/jam yaitu:
a) 54 WS 1/2/3 @ 45 m3/jam
b) 54 WS 201 @ 45 m3/jam
c) 054WS101/102/103/105 @ 90 m3/jam

2.4.3 Unit Jacket Water & Drinking Water System


Jacket water adalah suatu media pendingin yang bersih berasal dari treated
water atau well water. Jacket water digunakan untuk pendinginan Rotating
Equipment, sebagai media sealing liquid dsb. Sistem jacket water menggunakan
sistem sirkulasi tertutup dengan fasilitas tanki dengan total design capacity 62.8 m3
dan 7 buah pompa dengan total kapasitas design 2.180 m3/jam .
Sistem drinking water digunakan untuk memenuhi kebutuhan air minum di
area kilang selain menggunakan air dari PDAM. System yang di gunakan adalah
dengan menggunakan sistem sirkulasi tertutup dengan menggunakan fasilitas tanki
dengan total design capacity 1208 m3 dan pompa dengan total design capacity
190,2 m3/jam.

2.4.4Unit Steam Generator & Distribution System.


Steam Generator atau boiler adalah sebuah bejana tertutup (closed vessel)
bertekanan, dimana air diubah menjadi uap lewat jenuh (superheated steam) secara
terus-menerus (kontinyu) dengan penambahan panas/energi. Treated water atau
sering di sebut sebagai bakal umpan boiler ini ditampung dalam 6 tangki dengan
total design capacity 11.800 m3 yang di distribusikan dengan 10 pompa dengan
total kapasitas 24.000 m3/jam. Kapasitas deaerator yaitu:
54 DA 1 175 m3/jam
54 DA 201 180 m3/jam
054 DA 101/102 @ 446.5 m3/jam
540 DA 401 225 m3/jam
BFW (Boiler Feed Water ) yang sering di sebut sebagai umpan boiler di
distribusikan dengan 10 pompa dengan kapasitas total 2.745 m3/jam .
Sistem distribusi uap ini terbagi menjadi:
a) HP Steam, dengan tekanan 60 kg/cm2; 460 0C; HP steam ini dihasilkan oleh
semua boiler di Utilities dan WHB di unit 14 FOC I. HP steam ini digunakan
sebagai tenaga penggerak di Turbine Generator, tenaga penggerak pompa, dan
pemanas di unit 14 FOC I.
b) MP Steam, dengan tekanan 18 kg/cm2 dan temp 330 0C, MP steam ini dihasilkan
oleh ekstraksi Steam Turbine Generator, WHB di unit 014, 019 FOC II, dan let
down system HP/MP. MP steam ini digunakan sebagai media tekan ejector pada
vacuum sistem, tenaga penggerak pompa, kompresor, pemanas di semua area
kilang.
c) LP Steam, dengan tekanan 3,0 – 3,5 kg/cm2 dan temp 2300C, LP steam ini
dihasilkan oleh sistem back pressure turbine dan let down system MP/LP. LP steam
digunakan sebagai media pemanas, stripping steam, dan steam tracing. Selanjutnya
kondensate yang dihasilkan ditampung pada tangki observation, Tujuan
penampungan ini adalah untuk memeriksa/ memonitor mutu konduktivitas dan
hardness) kondensat tersebut agar tidak mencemari tangki BFW pada saat
dipompakan ke tangki BFW.

2.4.5 Unit Electric Generator & Distribution System.


Unit ini memiliki 8 buah pembangkit listrik tenaga uap yang beroperasi
dengan sistem Extractie Condensing Turbine dan HP Steam yang digunakan untuk
menggerakan Turbine Generator dan menghasilkan MP Steam serta menghasilkan
kondentase yang digunakan sebagai make up tangki desuperheater dan tangki air
umpan deaerator. Masing – masing unit generator memiliki kapasitas :
a) 51 G 1/2/3 @ 8 MW
b) 51 G 201 20 MW
c) 051 G 101/102/103 @ 20 MW
d) 510 G 301 8 MW
2.5.6 Unit Fuel OIL & Fuel Gas Distribution System
Sistem bahan bakar cair terdiri dari sistem heavy fuel oil (HFO) dan heavy gas
oil (HGO). Sistem HFO digunakan sebagai bahan bakar boiler dan furnace pada
waktu normal operasi. Sedangkan HGO digunakan hanya pada waktu start up dan
shut down unit serta untuk flushing oil. Untuk mengatur viskositas HFO digunakan
heat exchanger dengan media pemanas MP steam. Sarana sistem heavy fuel oil
terdiri dari 2 buah tanki dengan kapasitas 1311 m3 dan 9 buah pompa dengan
kapasitas maksimal 273 m3/ jam, serta 4 HE yaitu 057 E 101,301/102, dan 302 .
Sedangkan sistem bahan bakar heavy gas oil (HGO) terdiri dari sebuah tangki
degan kapasitas 311 m3 dan empat buah pompa dengan kapasitas total 128 m3/ jam.
Sistem bahan bakar gas dilengkapi dengan 2 buah LPG vaporizer (57 V 1 dan 57 V
101) berfungsi menampung dan memproses propane dan butane yang off grade dan
di distribusikan ke mix drum (57V2 dan 057V102) kemudian ke Knock Out drum,
dengan tekanan 3,2 s/d 3,5 kg/cm2. Apabila tekanan pipa header sesuai range di
atas akan masuk ke boiler 05 (pada A.05) dan jika melebihi range 14 akan dibuang
ke flare ,jika header kurang dari range akan disupply dari LPG vaporizer.

2.2.7 Instrument Air System.


Instrument Air System diarea utilities berfungsi untuk menyediakan udara
bertekanan yang digunakan pada alat-alat instrumentasi di seluruh kilang RU IV
Cilacap. Angin instrumen ini harus kering dan bersih agar tidak mengganggu
pembacaan sensor atau mengurangi kinerja unit yang menggunakan angin
instrumen dalam operasi atau prosesnya. Angin instrumen ini dihasilkan dari
kompresor:
a) 56 K1/2/3 @ 23 Nm3/min
b) 56 K 102 23 Nm3/min
c) 56 K 201 21.67 Nm3/min
d) 560 K 301 17.5 Nm3/min
Peralatan utama yang ada dalam sistem kompresor ini dan beberapa
pendukung lainya antara lain inter-after cooler, receiver, air dryer ,pre-after filter
dan pipa distribusi. Dalam keadaan darurat terdapat dua buah Fluor Air
Compressor (FAC) yang dapat dioperasikan bila kebutuhan angin instrumen tidak
mencukupi. Penggunaan FAC pada keadaan normal untuk penyemprotan pada saat
tube cleaning SWD, leak test, tube surface condenser turbine generator dll.

III. TINJAUAN PUSTAKA


3.1 Air Industri
Air merupakan suatu senyawa yang disusun oleh unsur H (hydrogen) dan O
(oksigen) dengan rumus H2O. Dalam kondisi suhu sekitar dan tekanan 1 atmosfer,
air berwujud fluida cair. Air merupakan suatu senyawa yang sangat berguna bagi
kehidupan manusia.
Salah satu bagian penting untuk menjaga kelancaran operasi Industri adalah
penyediaan uap yang bermutu baik. Hal ini hanya didapatkan dari ketel uap
dengan sistem penyediaan air umpan ketel (Boiler Feed Water System) yang
memenuhi spesifikasi. Untuk menyediakan air umpan ketel yang cukup dan
memenuhi persyaratan, diperlukan pengolahan yang sesuai dengan sumber air
baku yanng tersedia. Sumber air yang dapat digunakan ada beberapa macam,
yaitu : air tanah,air permukaan,air laut dan air hujan.
Lautan dengan kapasitas yang terbanyak di bumi ini, merupakan sumber dari
siklus peredaran air. Berasal dari laut dan karena panas matahari air diuapkan
dan kemudian mengembun di tempat lain serta jatuh lagi ke bumi berupa hujan.
Dari tempat yang tinggi air mengalir melalui sungai kembali ke laut. Sepanjang
perjalanannya air membawa serta zat-zat dimana ia lalui dan berkontaminasi di
dalamnya.
Zat-zat yang terkandung di dalam air umumnya dibagi menjadi 2 (dua) yaitu :
a. Zat-zat yang tersuspensi dalam air (Suspended Solid)
Zat-zat yang tersuspensi dalam air umumnya adalah berupa
padatan yang tersebar di dalam air seperti misalnya berupa lumpur dan
kotoran-kotoran. Zat- zat padat yang terdapat di air mengakibatkan air tampak
keruh dan kotor. Dan tidak dapat dipakai langsung untuk minum dan air umpan
ketel atau air Industri
b. Zat-zat yang larut dalam air (Dissolved Solid).
Zat-zat yang terlarut dalam air adalah yang paling sulit dihilangkan,
sehingga memerlukan proses penghilangan yang rumit. Pada umumnya zat-zat
yang larut dalam air adalah garam-garam, gas-gas seperti Oksigen, Carbon
dioksida, Sulfur Dioksida dan lain-lain. Salah satu proses untuk menghilangkan
zat-zat yang terlarut adalah desalinasi. Di industri migas, air digunakan untuk
keperluan : air minum, air umpan ketel, air pelarut bahan-bahan kimia, air
pendingin mesin dan proses, air pemadam kebakaran dan air pembersih.

3.2 Desalinasi
Air laut merupakan sumber air yang paling besar menurut kapasitas dan
cadangan yang tak terbatas sehingga bila dimanfaatkan sebagai bahan baku maka
akan selalu tersedia. Air laut memiliki sifat-sifat khusus seperti tingginya
kandungan Natrium Chlorida (NaCl) yang membutuhkan penanganan yang
khusus karena garam ini bersifat sangat korosif.
Proses desalinasi adalah proses pengambilan garam dari larutan yang kadar
garamnya tinggi, misalnya air laut atau air payau. Proses ini dilakukan untuk
mendapatkan air tawar yang kemudian dipakai untuk berbagai macam kebutuhan.
Kadar garam ini sering disebut dengan salinitas yang dapat digolongkan menjadi
3, yaitu :
a) Salinitas rendah : 1000 − 2000 ppm
b) Salinitas menengah : 2000 – 10000 ppm
c) Salinitas tinggi : > 10000 ppm
Ada beberapa cara desalinasi air laut, antara lain : proses elektrolisa, reverse
osmosis, difusi, ion exchange, adsorbsi, extraksi, proses pembekuan dan distilasi.
3.2.1 Proses Elektrolisa
Proses elektrolisa adalah proses elektro kimia, dimana adanya arus listrik
akan menyebabkan terjadinya reaksi kimiawi garam-garam di dalam air
membentuk ion positif dari logam dan ion negatif dari sisa asam. Ion akan
menuju kutub positif dari elektroda, sehingga garam-garam akan dipisahkan dari
air. efektifitas dari proses elektrolisa tergantung dari :
a) Tingkat kelarutan garam di dalam air.
b) Beda potensial dari elektroda.
c) Jenis garam terlarut (kadar dan komposisinya).
d) Jenis elektroda.
e) Periode pembersihan,khususnya elektroda.
Gambar 3.1 Desalinasi Dengan Proses Elektrolisa

3.2.2 Osmosis (Reverse Osmosis)


Reverse osmosis adalah pemisahan garam-garam yang ada dalam air laut
dengan melewatkan air laut melalui membran yang dapat ditembus (permeable
membran) atau penyaring yang merupakan media yang berpori.Peristiwa osmosis
berdasarkan adanya perbedaan tekanan osmosis antara air dan bahan-bahan lain
yang terlarut.
Air laut yang mengandung garam-garam yang terlarut dilewatkan melalui
membran.Karena adanya tekanan osmosis air, maka air akan menembus
membran dan terpisah dari garam-garam.

Gambar 3.2 Reverse Osmosis


3.2.3 Difusi
Difusi pada dasarnya sama dengan osmosis, hanya pada difusi prosesnya
berdasarkan meresapnya suatu larutan yang berkonsentrasi lebih rendah ke larutan
yang berkonsentrasi tinggi. Proses ini jarang dilakukan karena sulit untuk
memproduksi dalam jumlah banyak dan biayanya relatif mahal.

Gambar 3.3 Desalinasi Metode Difusi

3.2.4 Ion Exchange


Ion exchange adalah pemisahan garam-garam dalam air laut dengan jalan
pertukaran ion,sehingga garam-garam yang terlarut dapat dipisahkan atau
dinetralkan dalam air.Dalam proses ion exchange, setelah terbentuk garam-garam
harus diikuti mekanisme pemisahan dan regenerasi resin yang digunakan.Hal ini
menyebabkan biayanya mahal.
3.2.5 Adsorbsi
Adsorbsi adalah penjerapan suatu bahan oleh bahan lain yang terjadi pada
permukaan saja.Bahan yang dipakai sebagai penjerap padatan disebut adsorben
atau desicant.Keberhasilan proses jenis ini banyak ditentukan oleh daya adhesi
dari kedua bahan tersebut.Garam-garam yang terlarut dalam air dapat diadsorbsi
oleh adsorben tertentu sehingga dapat terpisah dari air.Setelah itu, adsorben dapat
diregenerasi kembali.
Gambar 3.4 Desalinasi Metode Adsorbsi
3.2.6 Extraksi
Extraksi adalah proses melarutkan bahan ke dalam bahan lain
yang dapat berfungsi sebagai pelarut.Dalam pemisahan suatu campuran zat A
dan zat B, dipilih suatu pelarut yang dapat melarutkan salah satu zat tersebut
tetapi tidak dapat melarutkan zat yang lain (dapat melarutkan zat A tetapi tidak
dapat melarutkan zat B).Garam diextrak pelarut lain sehingga terpisah dari air.
3.2.7 Pembekuan
Proses pemisahan ini bekerja berdasarkan perbedaan titik beku.Proses ini
dilakukan dengan jalan menurunkan temperatur air sampai pada titik beku
masing- masing komponennya.Air laut yang terdiri dari air dan garam-garam
serta bahan- bahan lain yang terlarut mempunyai titik beku yang berbeda-beda.
Dalam proses pembekuan, pada umumnya garam-garam dan bahan-bahan
tertarut lainnya mempunyai titik beku yang lebih tinggi dari air sehingga akan
membeku lebih dahulu dan dapat dipisahkan dari air.

Gambar 3.5 Desalinasi Dengan Proses Pembekuan


3.2.8 Distilasi
Distilasi merupakan pemisahan dari larutan berdasarkan perbadaan titik didih.
Dua proses utama dalam distilasi, yaitu :
a) Pemanasan (dengan tujuan untuk menguapkan)
b) Pendinginan (dengan tujuan untuk mengembunkan)

Gambar 3.6 Prinsip Distilasi Air Laut

Dalam operasi distilasi,jika air dipanaskan pada tekanan 1 atm maka air akan
mendidih pada suhu 100°C.Sedangkan daya larut garam-garam pada kondisi ini
akan meningkat.Berdasarkan titik didih ini apabila air laut diuapkan, air akan
menguap terlebih dahulu.Apabila uap air yang terbentuk diembunkan maka akan
didapatkan air tawar yang terbebas dari garam-garam.
Penguapan dilakukan pada suatu peralatan yang disebut Evaporator,
sedangkan pendinginan untuk menghasilkan kondensat dilakukan pada
Condensor.Jika proses distilasi air laut dilakukan pada tekanan di bawah tekanan
atmosfer, maka air akan lebih cepat menguap dan titik didihnya <100°C.Karena
suhu penguapannya lebih rendah,maka panas yang dibutuhkan untuk menaikkan
suhu air umpan akan berkurang.
Ada 3 metode proses distilasi,yaitu :
a) Multi Effect (ME)
Metode multi effect berlangsung dalam beberapa tahap penguapan yang
diatur secara seri.Dari effect pertama yang bersuhu lebih tinggi dan effect
selanjutnya yang bersuhu lebih rendah. Pada effect penguapan yang pertama
menggunakan pemanasan berupa uap air bertekanan rendah (LP Steam),
sedangkan pada effect selanjutnya penguapan terjadi karena pemanasan oleh uap
yang berasal dari hasi penguapan sebelumnya. Penguapan terjadi secara
bertahap sesuai dengan jumlah effect. Tiap effect evaporator tekanannya
diturunkan sampai di bawah tekanan uap jenuh pada suhu brine, dan evaporator
yang bersuhu paling rendah dihubungkan dengan condensor dan vacuum system.

Gambar 3.7 Multi Effect Distillation


b) Vapour compression
Vapour compression adalah proses distilasi dengan tekanan pada kondisi
adiabatik.Gas yang ditekan secara adiabatik mengakibatkan kenaikan suhu dan
terjadi pengembunan pada suhu tinggi. Uap yang dihasilkan digunakan untuk
pemanasan ulang pada evaporator yang sama. Pada prinsipnya mula-mula
dilakukan pemanasan menggunakan steam sawmpai terjadi penguapan.Perbedaan
suhu dijaga menggunakan uap yang dikompresikan oleh kompresor.

Gambar 3.8 Vapour Compression


c). Multi Stage Flash (MSF)
Proses distilasi multi stage flash adalah berdasarkan fenomena flash
evaporation, yaitu air laut yang dipanaskan dimasukkan ke dalam vessel yang
bertekanan rendah, sehingga sebagian akan mendidih dan menguap, kemudian
suhunya menurun.Proses operasinya dalam kondisi vacuum sehingga dalam
temperatur yang lebih rendah, air masih dapat menguap dalam evaporator dari
stage pertama sampai stage terakhir.
Ada 2 macam multi stage flash, yaitu:
a) Once through, yaitu air laut mengalami satu kali aliran dalam evaporator.

Gambar 3.9 Multi Stage Flash Desalination Once Through


b) Brine recirculation, yaitu disirkulasikan lagi setelah diuapkan pada suatu
stage dengan tujuan memanfaatkan energi panas untuk memanasi air umpan.

Gambar 3.10 Multi Stage Flash Desalination Brine Recirculation


BAB IV. PEMBAHASAN

4.1 Unit Sea Water Desalination RU-IV CILACAP


Sea Water Desalination adalah Unit yang merubah air laut/payau menjadi
air tawar dengan proses evaporasi. Di Utilities ada 8 unit SWD dengan
total kapasitas 540 m3/jam dan 8 pompa feed dengan total kapasitas 3200
m3/jam. Berikut ini adalah daftar unit SWD dan pompa feed tersebut.
Tabel 4.1 Unit Sea Water Desalination dan Pompa Feed

Plant Unit SWD Kapasitas Unit Jumlah Kapasitas


Utilities I 54WS-1/2/3 45 ton/jam 135 ton/jam
54WS-201 45 ton/jam 45 ton/jam
Utilities II 054WS101/102/103/105 90 ton/jam 360 ton/jam
Total Kapasitas 540 ton/jam
Plant Pompa Feed SWD Kapasitas Unit Jumlah Kapasitas
53P-102A/B/C 720 m3/jam 2160 m3/jam
Utilities I
53P-201 720 m3/jam 720 m3/jam
053P-102 A/B/C 840 m3/jam 2520 m3/jam
Utilities II
053P-102 D 920 m3/jam 920 m3/jam
Total Kapasitas 6320 m3/jam

4.2 Syarat - syarat Air Produk Sea Water Desalination


Syarat – syarat air produk meliputi antara lain :
Conductivity : < 25 µmhos
pH : 7.0 – 8.0
Hardness : max. 1 ppm

4.3 Fungsi Peralatan Sea Water Desalination


1. Evaporator Condensor
Evaporator condensor merupakan peralatan utama dalam unit desalinasi.Di
dalam evaporator terjadi proses penguapan dan pengembunan.Proses penguapan
dilakukan dengan cara mengurangi tekanan di bawah tekanan normal (vacuum).
Di dalam evaporator condensor terbagi menjadi beberapa bagian,yaitu:
a. Evaporator Chamber
Evaporator chamber merupakan bagian utama dari unit desalinasi yang
berfungsi sebagai tempat penguapan air laut yang telah dipanaskan mencapai titik
didihnya.Aliran pada sisi ini dibuat laminer yang bertujuan untuk menghindari
terperciknya atau terikutnya garam-garam ka dalam uap air yang terangkat ke
atas.Selain itu untuk memberi waktu penguapan bagi air laut yang telah
dipanaskan.
b. Condensor
Condensor berfungsi untuk mengkondensasikan uap air yang terbentuk pada
evaporator chamber.Condensor juga merupakan suatu alat penukar panas yang
memanfaatkan panas hasil kondensasi sebagai pemanas awal pada unit desalinasi.
c. Demister
Demister adalah saringan yang terbuat dari anyaman kawat stainless steel.
Demister berfungsi untuk menyaring atau menahan butir-butir air yang terikut
pada uap air di dalam ruang penguapan.
d. Distillate Water Tray
Distillate tray merupakan talang air yang berada di dalam ruang penguapan
yang berfungsi untuk menampung air hasil dari kondensasi uap pada condensor.
Talang air ini terletak di antara tube-tube condensor dan blowdown,tepatnya di
samping demister.
e. Brine Gate
Brine gate adalah pintu penyekat yang berfungsi untuk mengatur laju
brine,level brine di dalam ruang penguapan dan mencegah kesamaan tekanan di
setiap stage.Setiap brine gate mempunyai ukuran tertentu.
f. Impegment Baffle
Impegment baffle adalah plat memanjang sepanjang box ruang penguapan
yang berhubungan di semua tempat dan terletak di tengah-tengah bagian dalam
dari box ruang penguapan.Pada setiap stage,plat ini berlubang-lubang sehingga
berhubungan dengan ruang evaporator.Impegment baffle berfungsi
sebagai tempat penarikan vacuum di dalam ruang evaporator.
g. Man Hole
Man hole adalah lubang lalu orang yang berada pada setiap stage,pada bagian
samping bawah.Lubang ini berfungsi sebagai pintu masuk orang ke dalam ruang
evaporator pada saat melakukan inspeksi, penggantian demister,cleaning dan
overhaul.
h. Sight Glass
Setiap stage dilengkapi dengan sight glass,yaitu kaca intip yang berada tepat
di tengah-tengah man hole dan di atas man hole. Sight Glass yang berada di
tengah man hole berfungsi untuk melihat level blow down,sedangkan sight glass
yang berada di atas man hole berfungsi untuk melihat level distillate pada talang
produk.
2. Vacuum System
Vacuum system berfungsi untuk menarik keluar tekanan di dalam evaporator
agar menghasilkan tekanan evaporator di bawah tekanan atmosfer (vacuum).
Vacuum system pada sea water desalination terdiri dari:
a) Hogger ejector

b) Main ejector 2 tingkat (1st dan 2nd ejector)


c) Vacuum condenser

Gambar 4.1 Vacuum System


3. Brine Heater
Brine heater merupakan perangkat sea water desalination (SWD) yang
berfungsi untuk memanaskan air laut menggunakan LP Steam sebagai media
pemanasnya. Uap yang terbentuk pada pemanasan tersebut akan dipisahkan di
dalam evaporator,sedangkan air sisa penguapan yang mempunyai konsentrasi
garam tinggi dibuang melalui blow down. Air kondensat dari LP Steam
ditampung dalam surge drum, kemudian dipindahkan dengan pompa ke dalam
tangki air umpan ketel dan sebagian digunakan sebagai desuper heater pada unit
SWD itu sendiri.
4. Desuper Heater
Desuperheater berfungsi untuk menurunkan suhu steam yang digunakan
sebagai media pemanas pada unit SWD, sehingga suhu steam dapat disesuaikan
dengan batas operasinya.Media yang digunakan sebagai desuper heater adalah
kondensat.
5. Pompa
SWD didukung oleh beberapa pompa yang memepunyai fungsi berbeda-beda,
antara lain:
a) Pompa feed
Pompa feed berfungsi untuk memompakan air umpan (air laut) ke dalam unit
SWD dengan kapasitas 910 m3/jam.
b) Pompa injeksi bahan kimia.
Pompa injeksi bahan kimia berfungsi untuk memompakan bahan kimia,yaitu
anti foam sebanyak 0,16 ppm dan anti scale sebanyak 3,00 ppm yang sudah
dilarutkan dalam tangki masing-masing yang diinjeksikan pada inlet SWD.
c) Pompa kondensat
Pompa kondensat berfungsi untuk memompakan kondensat LP
Steam brine heater dari surge drum ke tangki penampung air umpan ketel.
d) Pompa distillate
Pompa distillate merupakan pompa yang digunakan untuk memindahkan air
produk ke tangki penampung air umpan ketel.
e) Pompa blow down
Pompa blow down berfungsi untuk memompakan air sisa penguapan ke
sewer.
4.4 Sistem Pengaman
Untuk menjaga keselamatan peralatan, maka unit SWD mempunyai
beberapa pengaman, yaitu:
a) SWD akan trip, yaitu menutupnya control valve feed, LP Steam dan shut
off valve LP Steam ejector apabila temperatur outlet brine heater 119 oC,
flow feed 400 m3/jam.
b) Rupture disc adalah sebuah plat tipis yang terletak di bagian atas evaporator
condensor.Plat ini berfungsi untuk melindungi box evaporator dari tekanan
berlebih agar tidak mengembung.Plat ini akan pecah untuk membuang
tekanan berlebih di dalam evaporator sehingga tekanan akan terbuang ke
atmosfer .

Gambar 4.2 Rupture Disc c.


c) Pressure Safety Valve (PSV)
PSV terletak pada line LP Steam inlet brine heater. PSV akan bekerja
(membuka) pada saat tekanan LP Steam lebih dari 4,0 kg/cm 2,sehingga
kelebihan tekanan akan terbuang ke atmosfer.

Gambar 4.3 Pressure Safety Valve


4.5 Proses Dan Aliran Sea Water Desalination RU-IV Cilacap

Gambar 4.4 Flow Diagram Proses SWD

Gambar 4.5 Flow Diagram Air Laut Pada SWD


Gambar 4.6 Flow Diagram Proses Aliran Bahan Kimia

Gambar 4.7 Flow Diagram Proses Aliran Steam Dan Condesate

4.6 Variabel Proses Distilasi


Untuk menghasilkan suatu produk yang memenuhi syarat dan menjaga
peralatan agar tidak terjadi kerusakan akibat kesalahan operasi, maka ada
variabel-variabel proses yang harus dijaga dan dikendalikan pada batasannya.
Variabel proses ini saling berhubungan dan saling mempengaruhi.
a) Suhu
Suhu sangat berpengaruh pada proses distilasi air laut karena untuk terjadi
penguapan dibutuhkan suhu tertentu, yaitu 1000C pada tekanan atmosfer. Pada
saat beroperasi, SWD bekerja pada kondisi tekanan yang berbeda-beda dari
satu stage yang satu ke stage yang lain, maka suhu air di satu stage juga berbeda
dengan stage yang lain. Oleh karena itu suhu sangat mempengaruhi terjadinya
penguapan air umpan. Jika suhu air di bawah batasan pada tekanan
penguapannya, maka tidak akan terjadi penguapan. Sebaliknya, suhu air di atas
batasan pada tekanan penguapannya akan merusak peralatan (mengurangi umur
pakai peralatan).
b) Tekanan
Di dalam unit SWD terdapat beberapa ruangan yang disebut stage. Air
umpan yang masuk ke ruang penguapan pertama suhunya 1100C dan tekanannya
± 1,3 kg/cm2. Setelah mengalir ke stage berikutnya, suhunya akan semakin turun
akibat terjadinya pertukaran panas dengan air umpan yang melewati tube. Agar
tetap terjadi penguapan, tekanan dibuat semakin menurun. Jadi, tekanan sangat
berpengaruh dalam proses penguapan air umpan yang suhunya semakin turun.
c) Debit
Debit (kapasitas aliran) dalam proses distilasi harus diperhatikan, mulai dari
kapasitas aliran air, steam sebagai pemanas, steam untuk kevacuman pada ejector,
kondensat, air produk, sampai dengn air blowdown harus sesuai dengan
ketentuan operasional peralatan distilasi tersebut.
BAB V. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
 Utilities adalah sarana/media/bahan untuk menunjang operasi kilang, seperti :
Air pendingin, Air bersih, Uap kering / steam, Listrik, Air instrument, Bahan
bakar. Baik untuk area kilang ataupun untuk kebutuhan utilities itu sendiri.
 Sea Water Desalination RU-IV Cilacap adalah Unit yang berfungsi merubah
air laut/payau menjadi air tawar dengan proses evaporasi dengan total
kapasitas 540 m 3/jam.
 Peralatan utama pada SWD antara lain:
1) Evaporator Condensor
2) Vacuum System
3) Brine Heater
4) Desuper Heater
5) Pompa
 Variabel operasi proses Distilasi pada SWD meliputi antara lain:
1) Suhu
2) Tekanan
3) Debit

5.2 Saran
 Untuk lebih memahami suatu praktikum, perlu didasari suatu sikap keseriusan
dalam bekerja, kecermatan dan ketrampilan dari masing – masing individu.
Terlebih lagi jika mampu menguasai teori serta maksud dan tujuan praktikum,
sehingga akan dicapai suatu hasil yang menjadi sasaran utama dalam bidang
pengoperasian Pengolahan Air.
 Selalu mematuhi peraturan dan perundangan K3 agar tercipta lingkungan
kerja yang aman.

Anda mungkin juga menyukai