Pengambilan Sampel Kelompok
Pengambilan Sampel Kelompok
Keuntungan
Pengambilan sample dengan cara PPS sangat bermanfaat bila besarnya PSU
sangat bervariasi.Pengambilan sample dengan cara PPS akan menghasilkan varian yang
lebih kecil dibandingkan dengan pengambilan sample acak sederhana serta
mengurangi biaya pengumpulan data.
Kerugian
Pengambilan sample dengan PPS memiliki keterwakilan terhadap populasi
yang kurang baik bila besarnya PSU kurang bervariasi.
Prosedur pelaksanaan
Secara singkat prosedur pelaksanaan pengambilan sample dengan PPS adalah
sebagai berikut.
1. Tentukan PSU yang akan digunakan sebagai penimbang.
2. Tentukan kelompok yang akan diambil sebagai sample.
3. Tuliskan jumlah unit dasar pada tiap kelompok.
4. Hitunglah jumlah unit secara kumulatif.
5. Bagilah jumlah kumulatif dengan banyaknya kelompok yang akan diambil untuk
mendapatkan interval (i).
6. Susunlah secara berurutan mulai dari nol secara sistematik dengan interval (i) lalu
tentukan sample pertama antara nol dengan interval pertama dengan acak
sederhana dan secara berurutan sampai jumlah kelompok yang diinginkan.
7. Sesuaikan angka yang diperoleh dengan kelompok yang terpilih.
Pengambilan sampel tanpa acak digunakan bila kita ingin mengambil sampel yang
sangat kecil pada populasi yang besar karena pada kondisi demikian dengan cara apa pun
tidak mungkin mendapatkan sampel yanng dapat menggambarkan keadaan populasinya,
bahkan mungkin dengan pengambilan sampel tanpa acak akan menghasilkan bias yang
lebih kecil dibandingkan dengan pengambilan sampel secara acak.
Pengambilan sampel tanpa acak ini walaupun dilakukan sedemikian rupa hingga
mempunyai tingkat kewakilan yang tinggi tetapi tidak dapat di evaluasi secara objektif.
Pengambilan sampel tanpa acak yang akan diuraikan meliputi,
1. Pengambilan sampel seadanya (accidental sampling)
Pengambilan sampel dilakukan secara subjektif oleh peneliti ditinjau dari sudut
kemudahan, tempat pengambilan sampel, dan jumlah sampel yang akan diambil.
Cara ini sudah tidak digunakan lagi dalam bidang kedokteran, tetapi masih
digunakan dalam bidang sosial ekonomi dan politik untuk mengetahui opini
masyarakat terhadap suatu hal.
Contoh ;
Bila kita akan meneliti pendapat masyarakat terhadap larangan merokok karena
merugikan kesehatan, untuk pengambilan sampel nya maka peneliti cuku berdiri di
pinggir jalan dan menanyakan pada orang-orang yang kebetulan lewat tergantung
keinginan peneliti dengan jumlah yang seadanya sampai oleh peneliti dipanndang
cukup. Data yang dikumpulkan diolah dan dianalisis lalu ditarik kesimpulan.
Kesimpulan yang ditarik dari hasil penelitian tersebut akan menghasilkan bias yang
sangat benar.
2. Pengambilan sampel berjatah (quota sampling)
Cara pengambilan sampel dengan jatah hampit sama dengan pengambilan sampel
seadanya, tetapi dengan kontrol yang lebih baik untuk mengurangi terjadinya bias.
Pelaksanaan pengambilan sampel dengan jatah sangat tergantung pada peneliti, tetapi
dengan kriteria dan jumlah yang telah ditentukan sebelumnya.
Contoh:
Penelitian tingkat pendidikan masyarakat. Dalam hal ini telah ditentukan jumlahnya
sebanyak 100 orang dengan kriteria 50 orang laki-laki dan 50 orang perempuan yang
berumur antara 20 sampai dengan 35 tahun, tetapi 50 orang laki-laki dan 50 orang
perempuan yang akan diwawancarai tergantung pada peneliti.
3. Pengambilan sampel dengan pertimbangan (purposive sampling)
Pada judgemental sampling atau purposive sampling ini peneliti memilih
responden berdasarkan pada pertimbangan subyetif dan praktis bahwa responden
tersebut dapat memberikan informasi yang memadai untuk menjawab pertanyaan
peneliti. Misalnya untuk meneliti pendapat ibu tentang pemberian ASI dan susu
formula dipilih ibu-ibu yang pernah memberikan ASI dan juga susu formula kepada
bayinya, atau ibu yang memperoleh pendidikan yang cukup sehingga dapat member
keterangan yang akurat. Cara tersebut memiliki kekurangan yang kurang lebih sama
dengan convenient sampling. Pada studi yang memerlukan follow up, misalnya studi
kohort atau uji klinis, calon peserta yang berencana pindah tempat tinggal dalam
kurun waktu penelitian sering juga tidak diikutsertakan dalam penelitian.