Anda di halaman 1dari 50

1

ACARA 1

KADAR LENGAS
2

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Tanah merupakan hal yang banyak di temukan di berbagai belahan dunua.Berbagai
kegiatan,mata pencarian dan usaha-usaha banyak memenfaatkan tanah sebagai media
penghasilan separti pertanian dan perkebunan.Adapun peran tanah sebagai alat produksi
pertanian antara lain sebagai media bagi tanaman,sebagai pemberi unsur-unsur mineral,serta
sebagai medium pertukaran dan tempat persediaan mineral,menyediakan air dan sebagai
tempat persediaan air.Sifar tanah di daerah satu denagan yang lainya berbeda-beda.
Tanah dengan tata udara yang baik merupakan lingkungan yang baik bagi
pertumbuhan tanaman.Oleh karena itu kita mempelajar kadar lengas tanah.Kadar lengas yaitu
kandungan air dalam tanah yang akan dimanfaatkan oleh tanaman,kadar lengas ini di
pengaruhi oleh besar kecilnya pori tanah.Dengan mengetahui keadaan tanah yang
sebenarnya,akan lebih mudah dalam menentukan tanaman apa yang sesuai dengan
penggunaan tanah tertentu serta bagai mana memperbaiki keadaan tanah sebagai lahan
pertaniaan sehingga penggunaan lahan lebih maksimal.
1.2.Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:Menetapkan kadar lengas contoh tanah
kering udara,Menetapkan kadar lengas kapasaitas lapang (pendekatan),Menetapkan kadar
lengas air maksimum dan Menetapkan potensi lengas tanah.
3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kadar lengas tanah sering disebut sebagai kandungan air (Moisture) yang terdapat
dalam pori tanah.Satuan untuk menyatakan kadar lengas tanah berupa persen berat atau
volume (Ferri,2011).
Keberadaan lengas tanah dipengaruhi oleh energi pengikat speditik yang
berhubungan dengan tekanan air atatus energi bebas (atau tekanan) lengas tanah di pengaruhi
oleh prilaku dan ketersediaan untuk tanaman (Susanto,2005).
Koefisien air tanah merupakan koefisien yang menunjukan potensi ketersediaan air
tanah untuk mensuplai kebutuhan tanaman,terdiri dari jenuh atau refensi maksimum yaitu
kondisi dimana seluruh ruan poti tanah terisi oleh air.Kapasitas lapang (field capasity) adalah
kondisi di mana tebal lapisan air dalam pori-pori tanah mulai menipis sehingga tegangan
antara air-udara meningkat sehingga lebih besar dari gaya grvitasi.Koefisien layu (titik layu
permanen atau titik kelembaban kritis) adalah kondisi kadar air tanah yang ktersedianya sudah
lebih rendah ketimbang kebutuhan tanaman untuk aktivitas dan mempertahankan. Koefisien
higriskopis adalah kondisib dimana air tanah terikat sangat kuat oleh gaya materik tanah yaitu
pada tegangan minimal 31 satuan,air yang tersisanya adalah air adhesi yaitu air yang langsung
terjerap kepermukaan bahan padat tanah,berbentuk kristal dan tidak tersedia bagi tanaman
(Hanafiah,2010).
Air dapat meresap atau di tahan oleh tanaman karena adanya gaya gaya
adhesi,kohesi,dan gravitasi.Karena adanya gaya-gaya tersebut maka air dalam tanah dapat
dibedakan menjadi,Air Higroskopik yaitu air yang di serap tanah sangat kuat sehingga tidak
dapat digunakan tanaman (adhesi antara tanah dan air ).Air kapiler adalah air dalam tanah di
mana daya kohesi (tarik menarik antara butir-butir air) dan daya adhesi (antara air olah tanah)
lebih kuat dari gravitasi.Air ini dapat bergerak kesamping atau keatas karena gaya-gaya
kapiler.Sebagian besar air kapiler merupakan air yang tersedia (dapat diserap) bagi tanaman
(Hardjowigeno,2010).
Air yang tersedia yang dapat diserap tanaman bagi kelangsungan pertumbuhan dan
perkembangannya.Pada semacam tanah dengan macam tanah lainnya tersedianya air adalah
berbeda-beda,tanah berlempung misalnya menyediakan air lebih banyak dibandingkan dengan
tanah pasir (Sutedjo,2005).
Faktor-faktor ketersediaan air tanah.Kadar dan ketersediaan air tanah sebenarnya
pada setiap koefisien ini umumnya bervariasi terutama tergantung pada,tekstur tanah,kadar
4

bahan organuk (BOT),senyawa kimiawi dan kedalaman solum lapisan tanah.Disamping faktor
tanah ini,faktor iklim dan tanaman juga menentukan kadar dan ketersediaan air tanah.Faktor
iklim yang berpengaruh meliputi curah hujan,temperatur dan kecepatan angin, yang pada
perinsipnya terkait dengan suplai air dan evapotranspirasi (Hanafiah.2010).
5

BAB III METODILOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa,07 Mei 2013,pukul 17:10-18:15 WITA
dan di laksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Mataram.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1.Alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagi berikut 3 buah
cawan,sendok pengambil tanah,oven,timbangan analitik dan eksikator.
3.2.2. Bahan Praktikum
Adapun bahan bahan yang di gunakan dalam praktikum ini adalah sebagi berikut air
dan contoh tanah vertisol.
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1. Kadar Lengas Contoh Tanah Kering Angin.
1. Ditimbang cawan kosong bersih (a) gr.
2. Dimasukkan contoh tanah kedalam cawan,kemudian di timbang (b) gr.
3. Dimasukkan cawan berisi tanah tersebut di dalam oven yang telah diatur temperaturnya
105 C-11O C dibiarkan selama 15 jam.
4. Dikeluarkan dari oven kemudian dimasukaan kedalam eksikator kira-kira 15
menit,kemudian di timbang (c)gr.
3.3.2.Kadar Lengas Contoh Tanah Kpasitas Lapang
1. Ditimbang cawan kosong bersih (a)gr.
2. Dimasukkan contoh tanah kedalam kain kasa,setelah itu kain kasa yang berisi tanah
vertisol diangkat.
3. Dipindahkan contoh tanah yang telah dilapisi kain kasa ke dalam gelas plastik yang berisi
air dan dibiarkan sampai jenuh.
4. Diangkat contoh tanah dan dimasukkan kedalam oven (b)gr.
5. Setelah dioven selama 15 jam dikeluarkan dan ditimbang (c)gr.
3.3.3. Kadar Lengas Persediaan Air Maksimum
1. Ditimbang cawan yang masih kosong (a) gr.
2. Dimasukkan tanah yang sudah di proses terlebih dahulu kedalam cawan kosong lalu di
timbang (b)gr.
3. Dioven selama kurang lebih 15 jam.
6

4. Dikeluarkan dari oven dan didinginkan selama 15 menit,kemudian ditimbang (c) gr.
5. Dibuang tanah yang ada di dalam cawan lalu di timbang kembali (d) gr.
7

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Tabel 1. Hasil pengamatan tentang kadar lengas tnah adalah


Berat Kadar
No. Contoh tanah
A B C D lengas
Kadar lengas tanah kering
1. 43,02 54,11 53,98 1,19 %
angin
Kadar lengas kapasitas
2. 36,38 48,13 47,50 5,66 %
lapang
Kadar lengas maksimum
3. 41,44 67,32 56,69 41,46 69,83 %
tanah

4.1 Pembahasan
Kadar lengas merupakan kemampuan tanah untuk menyimpan air di dalam poti-
porinya. Pada praktikum ini kadar lengas tanah yang diamati yaitu tanah Vertisol.Tanah
vertisol merupakan tanah yang memiliki sifat kusus yakni mempunyai sifat vertik,hal ini di
sebabkan terdapat mineral liat yang relatif banyak.Vertisol merupakan tanah lempung
berat,lempung dalam vertisol merupakan lempung moumorilolnit.Kadar bahan organik dalam
tanah vertisol tidak lebih dari 0,5 atau 1 %.Tanah vertisol sangat reutan terhadap erosi
air.Vertisol memiliki pengikatan air yang tinggi pada saat musim hujan,namun sangat buruk
pada musim kering.
Dalam praktikum ini diuji kadar lengas tanah contoh tanah kering angin,kapasitas
lapang,dan kadar lengas maksimum tanah.
1. Kadarlengastanah kering angin (tanah vertisol) hasilnya a.43,02, b.54,11, c.53,98.Sehingga
didapat hasil perhitungan untuk kadar lengas tanah kering angin sebesar 1,19 %.
2. Kadar lengas kapasitas lapang hasilnya a.36,38 b.48,13 dan c. 47,50.Persentasehasil
perhitungan kadar lengas kapasitas lapang 5,67% merupakan air tersedia bagi tanaman
dalam keadaan optimam.
3.Kadar lengas maksimum tanah hasilnya a.41,44 , b.67,32 , c.56,69 dan d. 41,46,sehingga
didapat hasil perhitungan kadar lengas maksimum tanah 69,84 %,merupakan kondisi
8

dimana seluruh ruang pori tanah terisi oleh air.Air tersedia cair yang dapat diserap
langsung tanaman adalah air yang di tahan tanah pada kondisi kapasitas lapang.
Kadar lengas maksimum merupakan kondisi di mana seluruh ruang pori tanah terisi
oleh air.Air kondisi jenuh ini mudah hilang dan bergerak relatif cepat sehingga dapat
mencucu (leacing) unsur-unsur hara yang di laluinya.Pada kondisi tanah berdrainase buruk
dalam periode lama akan berdampak buruk terhadap aerase tanah,sehingga respirasi akar dan
aktivitas mikroba seperti bakteri akan berhenti.
9

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum ini dapat di simpulkan bahwa:
1. Kadar lengas merupakan kemampuan tanah untuk menyimpan air di dalam pori-pornya.
2. Kadar lengas tanah kering angin 1,19%
3. Kadar lengas kapasitas lapang 5,67%
4. Kadar lengas maksimum tanah 69,83%
5. Kadar air tersedia di tunjukan oleh kadar lengas kapasitas lapang.Jadi kadar air tersedia
berada di antara 1,19% - 69,83%
5.2 Saran
Untuk praktikan sebaiknya saat melakukan praktikum lebih teliti agar hasil yang
didapat lebih akurat.
10

ACARA II

TEKSTU TANAH
11

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tekstur tanah merupakan salah satu sifat tanah yang menunjukkan komposisi partikel
penyusun tanah yang dinyatakan sebagai perbandingan proporsi tanah fraksi pasir, debu dan
liat. Tekstur tanah sangat menentukan tingkat pertumbuhan tanaman dan penyerapan air serta
mineral. Untuk mengetahui lahan pertanian terdapat kelas-kelas tekstur, sehingga pentingnya
dilakukan praktikum ini.
Di dalam penetapan tekstur tanah terdapat dua metode yaitu menurut metode perasaan
di lapangan atau uji kualitatif. Metode ini dimulai dengan masa tanah kering atau lembab
dibasahi secukupnya kemudian dipijat diantara ibu jari dan telunjuk sehingga membentuk
bola lembab. Hal yang dirasakan adalah kasar atau licin. Kemudian ditentukan tekstur
berdasarkan tabel. Metode lain yang digunakan yaitu secara kuantitatif. Pada metode ini
terdapat tiga tahapan yaitu analisis ukuran partikel, yaitu menghilangkan bahan-bahan
pengikat tanah.
Tekstur tanah berpengaruh terhadap ketersediaan air yang ada di dalam tanah, semakin
besar maka akan semakin porus. Semakin akar akan mudah melakukan penetrasi. Untuk
mengetahui peranan tekstur tanah bagi ketersediaan air, untuk hara dan pertumbuhan
tanaman, maka pentingnya dilakukan pengamatan tekstur tanah ini. Sehingga jika kita bisa
memahami dan mengetahui berbagai macam tekstur tanah itu sendiri, untuk mencapai hasil
optimal.
1.2 Tujuan Praktikum
Pada praktikum dasar-dasar ilmu tanah yang berjudul tekstur tanah ini bertujuan untuk
menetapkan kelas tekstur tanah secara kuantitatif dan kualitatif.
12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tanah terdiri dari butir-butir tanah sebagai ukuran. Bagian tanah yang berukuran lebih
dari 2mm sampai lebih kecil dari pedon disebut fragmen batuan (rock fragmen) atau bahan
kasar (kerikil sampai batu). Bahan-bahan tanah yang lebih halus (<2mm) disebut fraksi tanah
halus (fine earth fraction) dan dapat dibedakan menjadi pasir, debu, dan liat maka tanah
dikelompokkan kedalam beberapa macam kelas tekstur (Hardjowigeno,2010).
Kelas tekstur adalah pengelompokan tekstur berdasarkan proporsi fraksi (distribusi
ukuran partikel) yang ditetapkan proporsi lempung, debu, dan pasir. Kelas tekstur tanah
ditetapkan dengan “segitiga tekstur USDA” (Sutanto, 2005).
Penetapan klasifikasi tekstur tanah dapat secara lapangan (kualitatif) dan secara
laboratorik (kuantitatif). Tekankan ibu jari kepada telunjuk, gosok-gosokkan dan apabila
meincir terasa sangat liat (tanah liat banyak). Apabila terasa kasar tak dapat dibentuk
menandakan kelas tekstur pasir. Sedangkan debu akan terasa licin pula, seperti sabun basah,
dan bila mongering terasa seperti tepung(talk). Penetapan secara laboratorik dikenal Sebagai
analisa mekanik halus, untuk memisahkan pasir yang sangat halus dipergunakan saringan
(sutedjo,2010).
Berdasarkan kelas teksturnya maka tanah digolongkan menjadi, tanah bertekstur kasar
atau tanah berpasir berarti tanah yang mengandung minimal 70% pasir atau bertekstur pasir
atau pasir berlempung (3 macam). Tanah bertekstur halus atau tanah berliat berarti tanah yang
mengandung minimal 37,5% liat atau bertekstur liat, liat berdebu atau liat berpasir (3 macam).
Tanah bertekstur sedang atau tanah berlempung (Hanafiah,2010).
Tekstur tanah bepengaruh terhadap plastisitas, permeabilitas,
kekerasan,kesuburan,kimia tanah, dan secara umum berpengaruh terhadap produktivitas tanah
(Rahardjo,2005).
13

BAB III METODOLOGOI PRAKTIKUM

3.1.Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum teksur tanah dilakukan pada hari jum'at,14 mei 2013 pukul 14.00-15.00
WITA di Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Mataram .

3.2.Alat dan Bahan

Alat

Alat-alat yang digunakan dalam praktek tekstur tanah adalah tabung


sendimentasi,stopwatch, botol penyemprot dan serbet.

Bahan

Bahan - bahan yang digunakan dalam praktikum tekstur ranah ini adalah tanah
entisol,NaOH dan air.

3.3.Cara Kerja

1. Diambil tanah secukupnya di tangan antar a jari telunjuk clan jari jempol
2. Disemprotkan dengan air seidkit demi sedikit ke tanah
3. Dirasakan teksturnya menggunakan sentuhan indra kulit
4. Dirasakan kekasaran dan kehalusan dari ke tiga sampel tanah tersebut menggunakan
feeling
5. Ditentukan kadar pasir, debu, dan liatnya
6. Setelah kadar penyusunnya di ketahui kemudian data dimasukkan ke dalam segitiga
tekstur untuk mengetahui jenis tanah yang diteliti.
14

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Table pengamatan tekstur tanah dengan metode kulitatif
Persentase(%)
No Contoh tanah Kelas tekstur
Pasir Debu Liat
1 L 50 20 30 Lempung liat berpasir
2 F 15 50 35 Lempung liat berdebu
3 D 20 25 55 Liat

Table hasil pengamatan tekstur tanah metode kuantitatif


No Contoh tanah Pasir (%) Debu(%) Liat(%) Kelas tekstur
1 Tanah 1 50 16,67 33,33 Lempung liat berpasir

4.2 Pembahasan
Tekstur tanah merupakan salah satu sifat tanah yang menunjukkan komposisi partikel
penyusun tanah yang dinyatakan sebagai perbandingan proporsi tanah fraksi pasir, debu dan
liat. Pada praktikum ini penetapan kelas tekstur tanah menggunakan dua metode, yaitu
metode kualitatif dan metode kuantitatif.
Pada percobaan yang telah dilakukan, penetapan tekstur tanah dengan metode
kualitatif didapat hasil, pada contoh tanah L, persentasi pasir 50%, debu 20%, dan liat
30%,sehingga jika kita coba analisa pada segetiga tekstur , contoh tanah L termasuk kedalam
lempung liat berpasir .pada contoh tanah F , persentasi pasir 15% , debu 50% dan liat
35%,sehingga pada segetiga tekstur contoh tanah F termasuk kedalam kelas lempung liat
berdebu.pada contoh tanah D , persentase pasir 20%,debu 25% dan liat 55%,jika dianalisa
pada segetiga tekstur ,contoh tanah D termasuk kedalam kelas tekstur tanah liat .

Pada percobaan dengan metode kuantitatif ,didapat persentase fraksi pasir 50% ,debu
16,67% dan liat 33,33% .jika dianalisa menggunakan segetiga tekstur , contoh tanah ini
termasuk kedalam kelas tekstur tanah lempung berdebu .
15

Penetapan tekstur tanah dengan metode kualitatif menuntut kepekaan indra perasa (ibu
jari dan telunjuk),kelebihan metode kualitatif adalah tidak menggunakan alat , sehingga kita
dapat langsungmemperkirakan fraksi pasir ,debu dan liat . selain itu , metode kualitatif
memiliki kekurangan , yaitu pada tahap penyimpulan tekstur tanah cenderung tidak valid ,
karna tidak adanya angka , akan perhitungan empiris dari penentuan jenis tekstur .

Sedangkan pada penetapan tekstur tanah dengan metode kuantitatif , data-data dan
penentuan jenis tekstur tanah lebih akurat , akan tetapi tidak semua orang mengerti cara
penentuan tekstur di laboraturium , dan tidak semua memiliki alat yang digunakan .
16

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan.
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa, dengan
metode kualitatif pada contoh tanah L termasuk tanah bertekstur lempung liat berpasir. Pada
contoh tanah F termasuk tanah bertekstur lempung liat berdebu, dan pada contoh tanah D
termasuk tanah bertekstur liat. Sedangkan pada contoh tanah metode kuantitatif termasuk
tanah bertekstur lempung liat berpasir .
5.2 saran.
Sebaiknya untuk praktikan, lebih sering mencoba menentukan tekstur tanah dengan
metode kualitatif, untuk melatih jari tangan, sehingga hasil yang didapat lebih akurat.
17

ACARA III
STRUKTUR TANAH
18

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanah merupakan hal yang banyak ditemukan di berbagai belahan dunia. Berbagai
kegiatan matapencarian dan usaha banyak memanfaatkan tanah sebagai media penghasilan,
seperti pertanian dan perkebunan. Adapun peran tanah sebagai tempat bepegang dan
bertumpu, sebagai pemberi unsure-unsur mineral, sebagai medium perakaran maupun
sebagai tempat persediaan mineral dan air. Sifat tanah di darah satu dengan yang lain berbeda-
beda. Tanah yang memiliki kondisi drainase dan aerasi yang baik umumnya adalah tanah
yang bagus sebagai tempat pertumbuhan ta naman. Tanah yang memiliki kondisi drainase dan
aerasi yang baik dianggap memiliki struktur yang baik. Struktur tanah merupakan sifat fisik
tanah yang menggambarkan susunan ruang partikel-partikel tanah yang bergabung satu
dengan yang lain, tanah dengan struktur yang baik, partikel pasir, debu dan liat dipegang
bersama agregat-agregat (gumpalan kecil) oleh liat humus dan kalsium. Ruang kosong yang
besar antar agregat (makropori) membentuk sirkulasi air dan udara juga akar tanaman untuk
tumbuh kebawah pada tanah yang lebih dalam. Sedangkan ruang pori yang kecil memegang
air untuk kebutuhan tanaman. Berdasarkan uraian diatas praktikum ini dilakukan.
1.2 Tujuan Praktikum.
Tujuan praktikum struktur tanah adalah untuk menetapkan kerapatan butir tanah (BJ),
menetapakan kerapatan massa tanah (BV), dan menghitung porositas tanah (n).
19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Struktur tanah berfungsi memodifikasi pengaruh tekstur terhadap kondisi drainase atau
aerasi tanah. Karena susunan antar ped atau agregat tanah akan menghasilkan ruang yang
lebih besar ketimbang susunan antar partikel primer (Hanafiah,2010).
Struktur tanah adalah penyusunan antar partikel tanah primer (bahan mineral) dan
bahan organic serta oksida, membentuk agregat skunder. Pembentukan struktur sangat
tergantung pada bahan primer (mineral dan organic) yang mengalami sementasi oleh C aCO3
serta Fe dan Al hidroksida sehingga terbentuk unit struktur yang disebut agregat (Sutanto,
2005).
Agregat tanah adalah kumpulan partikel tanah yang terjadi secara alami, akibat adanya
gaya yang memegang partikel lebih kuat dari pada gaya antar agregat yang berdekatan,
struktur tanah adalah susunan partikel yang telah teragregasi membentuk ruang pori diantara
partikel, danmempunyai bentuk serta ukuran tertentu (Rahardjo,2005).
Struktur tanah dapat dibagi dalam struktur makro dan mikro. Yang dimaksud dengan
struktur makro/ struktur lapisan bawah tanah yaitu penyusun agregat-agregat tanah satu
dengan yang lainnya. Sedangkan struktur mikro ialah penyusun butir-butir primer tanah
kedalam butir-butir majemuk/agregat-agregat yang satu sama lain dibatasi oleh bidang-bidang
belah alami (Kartasapoetra,2005).
Tingkat perkembangan struktur ditentukan berdasarkan kemantapan atau ketahanan
bentuk struktur tanah tersebut terhadap tekaan. Ketahanan struktur tanah dibedakan menjadi
(1) tingkat perkembangan lemah (butir-butir struktur tanah mudah hancur), (2) tingkat
perkembangan sedang (butir-butir struktur tanah agak mudah hancur), dan (3) tingkat
perkembangan kuat (butir-butir struktur tanah sukar hancur). Hal ini sesuai dengan jenis tanah
dan tingkat kelembaban tanah (Hardjowigeno,2010).
20

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM

3.2.Waktu dan Tempat Praktikum


Praktikum analisis struktur tanah dilaksanakan pada hari selasa 21 mei 2013 pukul
14.00-15.00 di Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas pertanian Universitas Mataram.
3.2.Alat dan Bahan
3.2.1 Alat – Alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan adalah pikonometer kawat pengaduk halus,
thermometer dengan ketelitian 0,1°C, botol pemancar air, corong gelas kecil, timbangan
anaitik, potongan kertas untuk lap, cawan pemanas Jilin, lampu, spirtus, penumpu kaki tiga,
gelas ukur, pipet ukur 10 ml, kuas, oven, eksikalor, dua luas, lilin.
3.2.2 Bahan – Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan dalm praktikum ini adalah tanah ash , contoh tanah
entisol,alcohol, dan air.
3.3.Cara kerja
a. Kerapatan Tanah (BJ)
1. Dimbang piknometer koreng, bersih, bersumbat (a gram)
2. Diisi piknometer dengan air sulit (sampai tanda pada pipa kapiler dalam sumbatnya.
3. Ditimbang piknometer penuh dengan air (b gram) kemudian ukur tempratur air dalam
piknometer dengan pembulatan kurang 0,5°C dibulatkan kebawah lebih dari 0,5°C
dibulatkan keatas (misal tic ) lihat dalam daftar yang tersedia berapa BJ terakhir pada
tempratur itu.
4. Air dalam piknometer dibuang, dibersihkan semua tetesan air yang mungkin ada dibagian
luar peknometer dengan lap kemudian keringkan bagian dachilnya.
5. Diisi piknometer dengan tanah dengan menggunakan corong gelas kecil kira-kira seberat
59. Pasang sumbatnya dan ditimbang.
6. Diisi piknometer dengan air kira-kira setengahnya tanah diaduk-aduk kuat untuk
menghilangkan udara yang terserap dalam tanah.
7. Keesokan harinya penghilangan gelembung udara yang masih tertinggal diulang kembali.
8. Ditimbang piknometer berisi tanah penuh dengan air (d gram). Untuk tempratur air dan
piknometer. Lihat dalam daftar berapa BJ it dalam tempratur.
b. Kerapatan Massa (BV)
1. Ambil sebanyak contoh tanah sedemikian sehingga dapat masuk kedalam tabung ukur
21

dengan longgar. Dibersihkan dengan hati-hati butir tanah yang menempel lemah
dipermukaan dengan kuas, lalu diikat dengan benang secara hati-hati sehingga dapat
digantung. Ditimbang tanah ini (a gram)
2. Dicairkan Jilin dalam cawan pemanas sampai encer. Api dimatikan dan temperature turun
sampai 60°C bongkah tanah seluruhnya dicelupkan kedalamnya sebentar, terus diangkat
dan dibiarkan tergantung sampai lapisan Jilin yang melipitinya membeku. Diperiksa
apakah terpisah Jilin merata menutupi permukaan bongkah tanah. Kalau masih ada bagian
lapisan yang belum tertutup sempurna pencelupan diulangi setelah Jilin dalam pemanas
dicairkan lagi sampai temperature 60°C, kalau lebih dan itu menjadi terlalu encer dan dapat
meresap ke dalam pori-pori tanah.
3. Setelah selaput lilin cukup keras (waktu diperiksa jangan terlalu ditekan-tekan) sehingga
waktu diletakkan diatas piring timbangan tidak melekat. Bongkah tanah berlilin ditimbang
(b gram).
4. Diisi tabung dengan air sampai volume tertentu dengan tepat (misal p ml). Bongkah tanah
berlilin ditenggelamkan ke dalam air yang menyebabkan permukaan air akan naik.
Sedangkan menggunakan pipet umur air (berat) air ditambah sampai permukaannya tepat
garis tanda volume tertentu (missal a ml). Catat berapa ml air yang telah ditambahkan dari
pipet (missal r ml).
5. Diambil bongkah tanah yang sejenis dan ditetapkan kadar lengas tanah unutk mendapatkan
berat tanah kering mutlak. Menj clang dimasukkan ke dalam penimbang bongkah tanah
dipecahkan unutk memudahkan penguapan air selama dipanasi dalam oven.
22

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan.


Tabel 1. Hasil pengamatan struktur tanah
No Struktur Hasil
1. BTKM 47 gram
2. VTBT 2,61 cm3
3. BJ 8,75 g/cm3
4. BV 2,5 d/cc
5. Porositas (n) 71 %

4.2 Pembahasan.``
Struktur tanah adalah penyusun antar partikel tanah primer (bahan mineral) dan bahan
organic serta oksida, membentuk agregat sekunder, selain itu struktur tanah juga dapat
diartikan sebagai susunan partikel yang telah teragregasi membentuk ruang pori diantara
partikel. Struktur tanah berfungsi memodifikasi pengaruh tekstur terhadap kondisi drainase
atau aerasi tanah, tanah yang berstrukturbaik akan mempunyai kondisi drainanse dan aerasi
yang baik pula, sehingga lebih mudah akar tanaman untuk berpenetrasi dan mongabsorbsi
tanah dan air, sehingga pertumbuhan dan produksi menjadi lebih baik.
Kualitas stuktur tanah dapat dinyatakan dengan porositas tanah, porositas adalah
proporsi ruang pori total yang terdapat dalam satuan volume tanah yang dapat ditempati oleh
air dan udara, sehingga merupakan indicator kondisi drainase dan aerasi tanah. Porositas
dapat dihitung dengan rumus n=(1-BV/BJ)*100%, dimana n adalah porositas, BV adalah
kerapatan butir tanah, dan BJ adalah kerapatan massa tanah.
Pada praktikum ini tanah yang digunakan adalah tanah vertisol, dan didapat hasil
BTKM=47 gram, VTBT =2,61 cm3, BJ= 8,75 g/cm3, BV= 2,5 d/cc, sehingga didapat
porositas=71%. Porositas tanah vertisol cukup tinggi dimana tanah mengandung lebih banyak
air karena strukturnya yang sangat halus (liat), tanah ini termasuk struktur remah sampai
gumpal menyudut berukuran halus. Tanaman umumnya tidak dapat berkembang baik pada
tanah ini karena pertumbuhan perakaran tanaman terhambat akibat plastisitas tanah yang
tinggi. Selain itu tanah vertisol juga mengandung banyak bahan organic yang mampu
mengikat air lebih banyak sehingga tidak ada ruang untuk perakaran tanaman. Oleh karena itu
23

dibutuhkan struktur tanah yang seimbang untuk mengoptimalkan pertumbuhan tanaman.


Fungsi mengetahui struktur tanah yaitu untuk mengetahui kandungan mineral bahan organic
serta kebutuhan air dalam pengelolaan lahan pertanian.
24

BAB V PENUTUP

5.1.Kesimpulan.
Dari hasil praktikum dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Struktur tanah adalah susunan partikel yang telah teragregasi membentuk ruang pori
diantara partikel, dan mempunyai ukuran, serta susunan tertentu.
2. Kerapatan butir tanah (BJ)=8,75%
3. Kerapatan massa tanah (BV)=2,5%
4. Porositas tanah= 71%
5. Tanah vertisol memiliki struktur yang kurang baik bagi pertumbuhan tanaman karena
memiliki tingkat plastisitas yang tinggi sehingga menghambat pertumbuhan akar
tanaman.
5.2.Saran.
Sebaiknya pengukuran pada saat praktikum lebih teliti dan hati-hati, agar tidak terjadi
kesalah perhitungan, sehingga hasil yang didapat lebih akurat.
25

ACARA IV

WARNA DAN KEMASAMAN (pH) TANAH


26

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.


Tanah merupakan materi yang melapisi daratan dibumi yang terdiri dari bahan organik
dan anorganik. Bahan organik meliputi batuan penyusun litosfer,air dan udara.Sedangkan
bahan anorganik berasal dari hewan dan tumbuhan.Variasi komponen pebyusun tanah akan
menentukan ciri,sifat,watak dan kelakuan tanah.
Warna tanah merupakan gabungan berbagai warna komponen penyusun tanah. Warna
tanah berhubungan langsung secara proporsional dari total campuran warna yang di pantulkan
permukaan tanah. Warna tanah sangat ditentukan oleh luas permukaan spesifik yang dikali
dengan proporsi valumetrik masing-masing terhadap tanah. Maka luas permukaan spesifik
menyebabkan makin dominan menentukan warna tanah. Warna tanah dipengaruhi oleh
kandungan bahan organik,mineral,drainase,kandungan air dan aerasi. Pada tanah drainase
baik,aerasi baik, air dan suhu menguntungkan untuk pristiwa kimia besi dalam tanah yang
teroksidasi dan terhidrasi sehingga menjadi senyawa berwarna merah dan kuning. Senyawa
besi dalam tanah mengakibatkan warna tanah bervariasi seperti merah, merah, coklat, coklat
kemerahan, merah kekuningan, kuning kemerahan sampai kuning, kadang-kadang mencapai
warna biru kelabu. Warna dipengaruhi oleh kelembaban atau kandungan air di dalamnya,ini
terjadi karena koloid-koloid kehilangan air oleh draenase,penguapan (evaporasi) dan oleh
isapan akar tanaman. Bahan organik menyebabkan warna tanah menjadi gelap. Variasi
warnanya mulai dari terang, coklat, coklat kemerahan, coklat tua,sampai hitam. Warna tanah
ditentukan dengan mengunakan warna-warna baku yang terdapat dalam buku Munsell Soil
Color Chart. Dalam warna baku isi warna di susun oleh tiga variabell yaitu Hue ,Value dan
Chroma. Hue adalah spektrum yang dominan sesuai dengan panjang gelombangnya. Value
menunjukan gelap terangnya warna sesuai dengan banyaknya sinar yang di pantulkan.
Chroma menunjukan kemurnian atau kekuatan dari warna spektrum.
Penetapan reaksi tanah (pH) tertentu yang terukur pada tanah di tentukan oleh
seperangkat faktor kimia tertentu. Oleh karena itu penetapan pH tanah adalah salah satu uji
yang paling penting,yang dapat di gunakan untuk mendiaknosa masalah pertumbuhan
tanaman. Reaksi tanah atau pH tanah menggambarkan sifat kimia tanah yang menunjukan ion
H+ berkurang dan ion OH- bertambah, pH akan naik, status kimia tanah mempengaruhi proses
biologi separti pertumbuhan tanaman. Reaksi tanah menunjukan kemasaman atau alkalitis
27

tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Reaksi tanah dapat dikatagorikan menjadi tiga yaitu
asam, netral dan basa.
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu untuk mengetahui gambaran mengenai tanah
yang baik untuk pertumbuhan tanaman,maka diperlukan adanya pengetahuan tentang pH dan
warna suatu tanah.
1.2 Tujuan Praktikum.
Praktikum warna tanah bertujuan untuk menentukan warna tanah, sedangkan
kemasaman tanah bertujuan untuk mengukur pH tanah aktual dan potensial serta menentukan
muatan tanah melalui pengukuran pH.
28

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Warna merupakan petunjuk untuk beberapa sifat tanah, karena warna tanah
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut. Penyebab perbedaan
warna permukaan tanah umumnya oleh perbedaan kandungan bahan organik. Makin tinggi
kandungan bahan organik, warna tanah semakin gelap. Dilapisan baewah, dimana kandungan
bahan organik umumnya rendah, warna tanah di pengaruhi oleh bentuk dan banyaknya
senyawa Fe yang terdapat (Hardjowigeno,2010).
Waran merupakan indikator kondisi iklim tempat tanah berkembang atau asal bahan
induknya, tetapi pada kondisi tertentu warna sering pula digunakan sebagai indikator
kesuburan atau kapasitas produktivitas lahan, secara umum dikatakan bahwa yang merupakan
resultante dari kadarbahan organikyang berwarna gelap, makin tinggi makin gelap, intensitas
pelidian unsur-unsur hara pada tanah tersebut makin intensif makin terang dan warna terang
mencerminkan dominannya kuarsa yaitu mineral yang tanpa nilai nutrisionalnya sama sekali,
sehingga makin dominan makin terang dan makin miskin (Hanafiah,2010).
Penetapan warna tanah secara kuantitatif di lapangan mengunakan buku warna tanh
setandar Soil Munsell Color Chart. Buku standar warna tersusun atas Hue, yang menunjukan
spektrum warna dominan, membedakan warna merah dengan kuning, Value yaitu kecerahan
warna, warna putih sebagai pembanding (Sutanto,2005).
Berdasarkan hal yang harus di perhatikan dalam penetapan warna tanah diantaranya
adalah tanah harus lembab, dilapangan terbuka dan teduh, namun tidak terkena sinar matahari
langsung dan tidak terlindungi. Tanah tidak boleh mengkilat, waktu pengerjaan diatas jam
9.00. Jika warna tidak sesuai dengan warna gambar,maka diberi angka kilap kroma dan para
peneliti seharusnya tidak buta warna (Hanafiah,2005).
PH adalah tingkat kemasaman atau kebasaan suatu benda yang diukur dengan
menggunakan sekala pH antara 0 – 14. Sifat asam mempunyai pH 0 sampai 7 dan sifat basa
mempunyai pH 7 hingga 14. Metode yang paling umum digunakan untuk pengukuran pH
tanah yaitu kertas lakmus dan pH meter. Kertas lakmus sering digunakan dilapangan untuk
mempercepat pengukuran pH. Lebih akurat secara luas adalah pH meter yang sangat banyak
digunakan di laboratorium (Putra.20013).
Setiap perubahan satu satuan nilai pH mencerminkan adanya perubahan konsentrasi
ion H atau OH 10 kali lipat. Penurunan pH dari 7,0 ke 6,0 berarti terjadi kenaikan konsentrasi
29

ion H+ 10 kali dari 10 pangat -7 ke 10 pagkat -6mol/1 atau penurunan konsentrasi ion H+ 10
kali lipat dari 10 pangkat -6 ke 10 pangkat -7 mol/1 (Hanafiah,2010).
Kemasaman tanah ditentukan oleh dinamika ion H+ di dalam tanah, ion H+ yang
terdapat dalam suspensi tanah berada keseimbangan ion H+ yang terjerap.Akibat dari proses
itu, maka dikenal dua jenis kemasaman yaitu kemasaman aktif dan kemasaman potensial.
Kemasaman aktif disebabkan oleh ion H+ didalam larutan tanah, sedangkan kemasaman
potensial disebabkan oleh ion H+ dan Al 3+ yang dijerap pada permukaan kompleks jerapan
(Anna,2007).
Pentingnya pH adalah menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara di serap
tanaman. Pada umumnya unsur hara mudah diserap akar tanaman pada pH tanah sekitar netra,
karena pada pH tersebut kebanyakan unsur hara mudah larut dalam air.Pada tanah masam
unsur P tidak dapat diserap tanaman karenan diikat (difiksasi) oleh Al sedangkan pada tanah
alkalis unsur P juga tidak dapat di serap tanaman karena difiksasi oleh Ca
(Harjowigeno,2007).
30

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari selasa,28 Mei 2013 Pukul 17:10 – 18:20 WITA
di Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Mataram.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah Munsell Soil Color
Chart,Botol semprot,Botol kocok,Timbangan,pH meter dan alat tulis menulis.
3.2.2 Bahan Praktikum
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Contoh tanah
entisol,Aquadest, KCl dan NH2SO4+.
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1 Warna Tanah
1. Diambil bongkahan tanah dengan permukaan yang asli
2. Dibandingkan warna tanah dengan warna-warna pada buku Munsell.
3. Dicatat Hue,Value dan Chroma.
4. Dilakukan pengamatan serupa untuk tanah dalam keadaan lembab dan basah.
3.3.2 Kemasaman (pH) Tanah.
1. Ditimbang contoh tanah entisol 10 gr.
2. Ditambahkan 20 ml Aquades untuk pH H2O dan 20 ml KCl untuk pH KCl.
3. Dikocok larutan yang berisi tanah selama kurang lebih 1 menit dan didiamkan selama 5
menit.
4. Diukur pH tanah menggunakan pH meter,lalu dicatat hasilnya.
31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Tabel 1.Hasil Pengamatan Warna Tanah.
Sampel Hue Value Chroma Warna
Tanah entisol
7,5 YR 5 2 Brown
kering
Tanah entisol
7,5 YR 2,5 1 Black
lembab

Tabel 2. Hasil Pengamatan Kemasaman (pH) Tanah


Sampel pH Aktual pH Potensial Nilai pH
Tanah Entisol 6,15 5,85 -0,3

4.2 Pembahasan
Pada praktikum ini tanah yang digunakan adalah tanah entisol. Tanah entisol
merupakan tanah yang baru berkembang,tanah entisol banyak diusahakan untuk areal
persawahan, tanah ini mempunyai konsentesi lepas-lepas, tingkat agregasi rendah, peka
terhadap erosi dan kandungan hara tersedia rendah. Tanah ini kaya hara tetapi belaum
tersedia, pelapukan akan dipercepat bila terdapat cukup aktivitas bahan organik sebagai
penyedia asam-asam organik.
Entisol mempunyai kejenuhan basa yang bervariasi, pH dari asam, netral sampai
alkalin, KTK juga bervariasi baik untuk horison A maupun C, mempunyai nisbah C/N < 20%
dimana tanah yang mempunyai tekstur kasar berkadar bahan organik dan nitrogen lebih
rendah dibandingkan dengan tanah yang bertekstur lebih halus. Entisol memiliki reaksi tanah
beragam mulai dari 2.5 sampai 8,5 dan memiliki warna cenderung gelap.
Warna merupakan petunjuk untuk beberapa sifat tanah, karena warna tanah
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut.Menyebab perbedaan
warna permukaan tanah umumnya oleh perbedaan kandungan bahan organik. Makin tinggi
bahan organik warna tanah memakin gelap.
32

Penetapan warna tanah secara kuantitatif di lapang menggunakan buku warna tanah
“Munsell Soil Color Chrat”. Buku standar warna tersusun atad Hue, Value dan Chroma.Hue
adalah warna spektrum dominn, membedakan warna merah dengan warna kuning. Value
yaitu kecerahan warna, warna putih sebagai pembanding hal ini mengacu pada penurunan
tingkat kecerahan warna dari putik ke hitam. Choroma yaitu kekeatan keketan
warna/inressitas.
Dari hasilpraktikum, didapat hasil pada tanah kering Hue 7,5 YR, Value 5 dan Chroma
2, yang berarti tanah berwarna brown (coklat). Sedangkan untuk tanah basah atau lembab
didapat hasil Hue 7,5 YR, Value 2,5 dan Chroma 1, yang berarti tanah berwarna black
(Hitam). Warna didapat dengan mencocokan Hue, Value dan Chroma pada buku Munsell Soil
Color Chart.
Tanah basah atau lembab terlihat lebih gelap ketimbang tanah kering, karena terkait
dengan perbedaan nyata dari sifat refraktif (aksi pembiasan cahaya) komponen padatan tanah
dan udara, sehingga warna pada tanah kering akan banyak direplikasikaan. Tanah entisol yang
digunakan pada praktikum ini berarti mengandung banyak bahan organik atau hara yang
ditunjukann dengan kegelapan pada warna tanah ,artinya tanah entisol ini memiliki
ketersediaan bahan organik dan hara bagi tanaman.
Reaksi tanah menunjukan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah, yang dinyatakan
dengan nilai pH. Nilai pH menunjukan banyaknya konsentrasi ion hydrogen (H+) di dalam
tanah. Makin tinggi kadar ion H+ di dalam tanah semakin masam tanah tersebut. Pengukuran
pH dilakukan dengan dua cara yaitu, pH aktual dan pH potensial. pH aktual adalah aktivitas
ion hydrogen dalam larutan tanah dengan pelarut H2O.Sedangkan pH Potensial adalah
aktivitas ion hydrogen dalam larutan tanah dengan pelarut KCl.
Dari hasil praktikum di dapat nilai pH aktual tanah entisol 6,15 dan hasil pH potensial
5,85, sehingga nilai pH tanah entisol–0,3.tanada negtif (-) menunjukan tanah memegang atau
mengikat kation-kation yang diperlukan tanaman.
pH KCl lebih rendah dibandingkan dengan pH H2O,karena jumlah H+ dan Al3+ yang
didesak oleh K+ lebih banyak dari pada OH- yang didesak oleh Cl, berarti ion bermuaatan
positif (kation) lebih banyak terdapat pada kompleks jerapan atau kompleks jerapan lebih
banyak bermuatan negatif.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pH tanah adalah unsur-unsur yang terkandung
didalam tanah, konsentrasi ion H+ dan ion OH-, Mineral tanah, air dan bahan induk. Tingkat
keemasaman tanah mempengaruhi pertumbuhan tanaman,karena setiap tanaman memiliki
kemasaman berbeda -beda untuk tumbuh.
33

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa warna tanah
merupakan petunjuk untuk beberapa sifat tanah, karena warna tanah dipengaruhi oleh
beberapa faktor yang terdapat dalam tanah seperti bahan organik. Tanah entisol kering
memiliki Hue 7,5 YR, Value 5 dan Chroma 2, yang artinya tanah berwarna Brown (coklat),
sedangkan tanah entisol lembab memiliki Hue 7,5 YR, Value 2,5 dan Chroma 1 yang artinya
tanah berwarna Black (hitam).
Kemasaman tanah adalah ukuran aktivitas ion hidrogen dalam larutan tanah. pH tanah
aktual 6,15, sedangkan pH tanah potensial 5,85 dan memiliki muatan negatif (-), kemasaman
tanah sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
5.2 Saran
Dalam menentukan warna tanah ,maka harus jeli dan teliti saat mencocokan tanah
pada buku Munsell Soil Color Chart agar hasil atau data yang diperoleh lebih
akurat.Sedangkan dalam melakukan pengukuran pH ,pastikan pH meter dalam keadaan bersih
agar pH yang didapat sesuai dengan yang sebenarnya.
34

ACARA V

KONSISTENSITAS
35

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengolongan tanah yang tepat sangat membantu keberhasilan penanaman yang
diusahkan. Pengolahan tanah untuk, media pertumbuhan dan perkembangan tanaman
sebaiknya dilakukan pada keadan air yang tepat, yaitu tidak terlalu kering dan tidak terlalu
basah. Hal ini dimasud agar tidak merusak struktur tanah. Untuk menyatakan derajat
hubungan antara partikel-partikel tanah dengan kandungann air tanah digunakan angka-angka
konsistensi.
Konsistensi tanah merupakan kekuatan gaya kohesi butir-butir tanah atau gaya adhesi
butir-butir tanah dengan benda lain. Hal ini ditunjukan oleh daya tahan tanah terhadap gaya
yang akan mengubah bentuk. Tanah yang memiliki konsistensi yang baik mudah diolah dan
tidak melekat pada alat oengelolahan tanah.Tanah dapat ditemukan dalam keadaan lembab,
basah atau kering, maka penyifatan konsistensi tanah harus di sesuaikan dengan keadaan
tanah tersebut.
Kadar air terendah di mana tanah masih bersifat plastis (lekat) disebut batas plastis
(plastis limit) dan batas tertinggi dimana tanah masih bersifat plastis disebut batas cair (Liquid
limit). Sedangkan indeks plastisitas dapat didefenisikan, indeks plastisitas, batas cair-batas
plastis. Jika pengelolahan tanah dilakkukan pada kandungan air dibawah batas plastis maka
tannah akan bergumpal dan pecah. Sebaliknya jika diolah diatas batas cair maka tanah akan
bersifat seperti benda cair. Didalam penetappan konsistensi tanah, yang paling tepat adalah
saat kadar air tanah berada diantara batas cair dan batas plastis.
1.2 Tujuan Praktikum.
Adapun tujuann dari praktikum ini adalah untuk mengetahui konsistensi tanah yaitu:
Menetapkan batas cair tanah (BC), Menetapkan batas lekat tanah (BL), Menetapkan batas
gulung tanah (BG), Menetapkan batas berubah warna (BBW), Menghitung jangka olah tanah
(JO), Menghitung indeks plastisitas tanah (IP) dan Menghitung persediaan air maksimum
dalam tanah.
36

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Konsistensi tanah menunjukan kekeatan daya kohesi butir-butir tanah atau daya adhesi
butir-butir tanah dengan bentuk lain.Hal ini ditunjukan oleh daya tahan terhadap gaya yang
akan mengubah bentuk. Gaya-gaya tersebut misalnya pencangkulan,pembanjakan dan
sebagianya. Tanah-tanah yang mempunyai konsistensi baik umumnya mudah diolah dan tidak
melekat pada alat pengolah tanah (Hardjowigeno, 2010).
Dua faktor utama yang mempengaruhi konsistensi tanah,yakni kondisi kelengasan
tanah (basah,lembab dan kering) dan teksturtanah (terutama kandungan lempung).
Konsistensi tanah pentinng untuk menentukan cara pengelolahan tanah yang baik,juga penting
sebagi penetrasi akar tanaman di lapisan bawah dan kemampuan tanah menyimpan lengas.
Ada dua cara penentuan konsistensi tanah yaitu di lapangan dan di laboratorium berdasarkan
angka-angka atterberg (Sutanto, 2005).
Konsistensi ditetapkan dalam tiga kadar air tanah, yaitu konsistensi basah, konsistensi
lembab dan konsistensi kering.Konsistensi basah (pada kadar air sekitar kapasitas-
lapangan(tield capacity) untuk nilai (a) derajat kelekatan tanah terhadap benda-benda yang
menempelinya yaitu, dideskripsikan menjdi tidak lekat, agak lekat, lekat dan sangat lekat,
serta (b) derajat kelenturan tanah terhadap perubahan bentuknya,yaitu non plastis(kaku),agak
plastis, plastis dan sangat plastis. Konsistensi lembab (kadar air antara kapasitas lapangan dan
kering udara), untuk menilai derajat kegemburan-keteguhan tanah,dipilih menjadi : lepas,
sangat gembur, gembur, teguh, sangat teguh dan ekstrim teguh. Konsistensi kering (kadar air
kondisi kering udara) untuk menilai derajat kekerasan tanah, yaitu: lepas, lunak, agak keras,
keras, sangat keras dan ekstrim keras (Hanafiah, 2010).
Batas-batas Atterberg atau batas-batas konsistensi tanah adalah persen berat kadar
lengas tanah yang menandai terjadinya perubahaan konsistensi secara nyata dan ditakrifkan
jelas.Nilai-nilai ini terutama di gunakan dalam pekerjaan rekayasa teknik maupun secara
terbatas juga digunakan dalam bidang pertanian (Grassimov,2007).
Konsistensi tanah dipengaruhi oleh tekstur, sifat dan jumlah koloid tanah organicb
maupun anorganik, struktur tanah dan kadar air. Tanah bertekstur sama dapat berbeda
konsistensinya karena berbeda macam lempungnya.Sifat fisik yang ditunjukan oleh
konsistensi berupa keteguhan, keliatan (plasticity), dan kelekatan (stickuness) tanah (Madjid,
2009).
37

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum


Praktikum ini dilaksanakan pada hari selasa, 04 Juni 2013 pada pukul 17:10-18:15
WITA, Di Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Mataram.
3.2 Alat dan Bahan Praktikum.
3.2.1.Alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah; Kayu Persegi, Cawan,
Botol semprot, spatula, timbangan analitik, kaca persegi, gelas beaker, oven, eksikator dan
casagrande.
3.2.2.Bahan Praktikum
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Contoh tanah
vertisol dan aquades.
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1 Menentukan Batas Cair Tanah (BC)
1. Disiapkan sempel tanah yakni jenis tanah vertisol.
2. Dimasukkan tanah kedalam gelas beaker dan ditambahkan air secukupnya dan diaduk
aduk sampai membentuk pasta yang homogen.
3. Dipindahkan pasta tanah pada cawan casagrande dan di ratakan sehingga ketebalan 1 cm.
4. Dibelah pasta tanah pada cawan casagrande menjadi dua bagian mengunakan alat
colet,pembelahan di mulai dari sisi atas.
5. Diputar engkol pemutar dengan kecepatan dua putaran perdetik sampai alur menyatu
sepanjang 1,27 cm.
6. Dicatat jumlah ketukan yang di dapat untuk mencapai keadaan 1,27 cm kemudian
diambil contoh tanah disekitar alur yang telah menyatu untuk ditetapkan kadar lengasnya
secara gravimetrik menggunakan oven 105 *C selama 12 jam.
7. Didinginkan tanah yang sudah di oven dan ditimbang beratnya,ditentukan kadar lengas
tanah pada ketukan 25 untuk mencari batas cair.
3.3.2 Batas Lekat Tanah (BL)
1. Digumpalkan pasta tanah yang telah dibuat sebelumnya.
2. Digumpalkan tanah kemudian ditusuk hingga kedalaman 2,5 cm dengan kecepatan 1
perdetik dan dicabut pada kecepatan yang sama.
38

3. Diperiksa permukaan pengaduk sampai terlihat 1,3 atau 0,8 dari ujung penusuk dilekati
tanah,kemudian ditimbang gelas baker dan di timbang tanah.
4. Dioven tanah selama 1 x 24 jam pada suhu 105*C – 110*C,kemudian ditimbang tanah
yang sudah dioven.
3.3.3 Menentukan Batas Gulung Tanah (BG)
1. Disiapkan sampel tanah dan di masukan ke dalam gelas beker dan ditambahkan air suling
sambil diaduk merata.
2. Dibuat bentuk bola dari tanah tersebut,jika bola retak maka perlu ditambah air lagi.
3. Diulir dan digulung tanah berbentuk bola diatas bidang permukaan rata.Tanah diuli
dengan kecepatan 80 – 90 gerakan.
4. Jika tanah retak dan patah berarti indeks plastisitaslitas telah tercapai.
5. Diambil pola tanah tersebut dan dioven pada suhu 105 – 110*C.
6. Setelah dioven dikeluarkan dan ditimbang.
3.3.4 Menetapkan Batas Berubah Warna (BBW)
1. Diratakan pasta tanah pada permukaan papan dengan mengunakan tangan.
2. Dikering anginkan tanah yang sudah ditipisin pada waktu lengas menguap,maka tanah
akan berubah dari bagian tepi.
3. Setelah perubahan warna kemudian di taruh tanah kedalam cawan kemudian dioven
4. Setelah dioven kemudian tanah di keluarkan dan ditimbang.
39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan.


Tabel.1.Hasil Perhitungan kadar lengas
NO Pengamatan Hasil Timbangan Kadar
A b c Lengas
1 BC 16,09 17,30 16,90 49,4
2 BL 15,91 18,09 17,80 15,34
3 BG 14,56 15,81 17,54 27,55
4 BBW 18,17 21,82 21,05 26,74

Tabel.2.Hasil Perhitungan Konsistensi


NO Pengamatan Nilai
1 BC 50,38
2 BL 15,65
3 BG 27,55
4 BBW 26,74
5 JO -11,9
6 IP 22,83
7 PAM 0,81

4.2 Pembahasan
Konsistensi merupakan sifat fisik tanah yang menunjukkan derajat adhesi dan kohesi
zarah-zarah pada tingkat kelengasan tanah. Setiap jenis tanah memiliki konsistensi tanah yang
berbeda – beda. Faktor-faktor yang mempenagaruhi konsistensi tanah antara lain adalah
tekstur tanah, struktur tanah, jumlah koloid–koloid organik dan anorganik, kondisi kelengasan
tanah (kering, lembab dan basah), serta kandungan air tanah. Pada praktikum ini tanah yang
digunakan adalah tanah vertisol.
Dari hasil percobaan konsistensi tanah vertisol didapat hasil batas cair (BC) sebesar
50,38%, Batas lekat (BL) 15,34%, Batas Gulung (BG) 27,55%, Jangka olah (JO)- 12,21,
Indeks Plastisitas (IP) 22,83%, Persediaan air maksimum (PAM) 0,81% dan Batas berubah
40

warna (BBW),26,74%. Sehingga dari angka Atterberg tanah vertisol termasuk tanah yang
memiliki konsistensi tinggi, akan tetapi jangka olah yang di dapat sangat rendah. Seharusnya
jangka olah yang didapat harus tinggi dari batas lekatnya. Tanah vertisol merupakan tanah
yang memiliki kondisi teguh yang agak sulit diolah, tanah vertisol sebaiknya diolah pada
range kadar lengas 31-45% dan jangka olah 9-15%, dimana pada angka Atterberg termasuk
harkat sedang, karena jika batas mengalir dan jangka olah terlalu tinggi, maka tanah akan sulit
diolah begitu pula jika terlalu rendah.
Pada umumnya tanah vertisol memiliki konsistensi tinggi karena berhubungan erat
dengan tekstur dan struktur tanah. Tekstur dan struktur tanah vertisol didominasi oleh
lempung, sehingga pada saat musim hujan tanah vertisol mengembang karena banyak
mengikat air, akan tetapi pada musim kemarau tanah vertisol bisa mengalami retakan.
41

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan.
Dari hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan sebagia berikut:
1. Konsistensi merupakan sifat fisik tanah yang menunjukan kekuatan daya kohesi dan
adhesi butir-butir tanah.
2. Tanah vertisol merupakan tanah dengan konsistensi tinggi
3. Batas cair 50,38%,batas lekat 15,34%,batas gulung 27,55%,batas berubah warna
26,74%,Jangka olah -12,21,indeks plastisitas 22,83% dan persediaan air maksimum
0,81%.
5.1 Saran.
Sebaiknya dalam melakukan percobaan,praktikan lebih teliti agar hasil yang
didapatkan lebih akurat.
42

DAFTAR PUSTAKA

Anna,dkk.2007.Dasar-Dasar Ilmu Tanah.Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Indonesia


Timur.

Ferri,R.2011.Kadar Lengas Tanah.Rendika-Ferri-k.blog.ugm.ac.id. (di akses 8 mei 2013)

Grasimmov,I.2007.Barried Soil And Loases Of The Rasian. Soil Science Jurnal.

Hanafiah,K.A.2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.Rajawali Pers.Jakarta.

2010.Dasar-Dasar Ilmu Tanah.Rajawali Pers.Jakarta.

Hardjowigeno,S.2007 Ilmu Tanah CV akademi presindo. Jakarta.

2010.Ilmu Tanah. CV akademi presindo.Jakarta.

Madjid,Iskandar.2009.Tanah Dalam Prosfektif Moderinisasi.PT Soebando Qodri.Bandung.

Putra,G.R.2013.laporan Dasar ilmu Tanah.http://gentaputra.blogspot.com (diakses 28 mei


2013)

Raharjo,Cuk Suko.2005.Fisika Tanah.Mataram university Press.Mataram.

Sutanto,R.2005.Dasar-Dasar Ilmu Tanah Konsep Dan Kenyataan.Kanisius.Yogyakarta.

Sutedjo,M.dkk.2005.Pengantar Ilmu Tanah.Rieneka Cipta.Jakarta.

Sutuno,R.2005.Dasar-Dasar Ilmu Tanah Konsep Dan Kenyataan.Konisius.Yogyakarta.


43

PRAKTIKUM LAPANGAN

PROFIL TANAH
44

BAB.I.PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Dinamika dan evolusi alam terhimpun definifi bahwa tanah adalah bahan mineral yang
tidak padat (unconsolidated) terletak di permukaan bumi yang telah dan tetap mengalami
perlakuan dan di pengaruhi oleh factor-faktor genetic dan lingkungan yang diliputi bahan
induk,iklim(termasuk kelembaban dan suhu). Organism (makro dan mikro) dan topografi
pada suatu periode waktu tertentu.satu cirri pembeda utama adalah tanah ini kimiawi dan
biologis,serta ciri-ciri lainnya berbeda di banding bahan induknya yang variasinya tergantung
pada factor pembentuk tanah serta horizon0horizon tanah tersebut

Secara vartikal tanah berdifrensiasi membentuk horizon-horizon (lapisan-lapisan)


yang berbeda-beda baik dalam morfologi seperti ketebalan dan warnanya, maupun
karakteristik kimia fisik dan biologis masing-masing. Pada hal ini profil tanah merupakan
irisan vartikel tanah dari lapisan tanah paling atas hingga ke bebatuan induk tanah (regolit),
yang biasa terdiri dari horizon-horizon O-A-E-B-C. Empat lapisan teratas yang masih di
pengaruhi cuaca disebut solum tanah.

Berdasarkan uraian di atas maka perlu di lakukan praktikum lapangan tentang profil
tanah untuk lebih meningkatkan pemahaman kita tentang tanah sebagai media tumbuh
tanaman

1.2. Tujuan Praktikum

Praktikum dasar ilmu tanah ini bertujuan untuk mengetahui profil tanah atau
lapisan-lapisan tanah di suatu daerah.
45

BAB.II.TINJAUAN PUSTAKA

Profil tanah adalah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah di buat dengan
cara menggali lubang dengan ukuran panjang dan lebar tertentu dan kedalaman tertentu pula
sesuai dengan keadaan tanah dan keperluan penelitian, di mana pnelitian juga dapat di
lakukan dengan tujuan untuk mengetahui jenis tanah tertentu.Setiap jenis tanah dan tipe-tipe
tanah memiliki cirri khas yang di pandang dari sifat-sifat fisik,kimia maupun biologisnya
(Mulyadi,2007).

Batas lapisan tanah dengan lapisan lainnya dalam suatu profil tanah dapat terlihat jelas
atau baur. Dalam pengamatan di lapangan ketajaman peralihan lapisan-lapisan ini dibedakan
kedalam beberapa tingkatan yaitu nyata(lebar peraliha kurang dari 2,5 cm) jelas(lebar
peralihan 2,5-6,5 cm) dan baur( lebar perlihan lebih dari 12.5 cm) Disamping itu bentuk
fotografi dari batas horizon tersebut dapat rata,berombak,tidak teratur atau
terputus(Hardjowigeno,2007).

Huruf capital O,A,E,B,C dan R merupakan notasi horizon utama atau horizon yang
dominan yang berkembang dari bahan induk,tepatnya C dan R bukan sebagai “horizon”
tetapi sebagai “lapisan” karena karakteristiknya tidak di hasilkan melalui proses
pembentukan tanah(Sutanto,2005).

Meskipun tanah terdiri dari beberapa horizon, namun bagi tanaman yang sangan
penting adalah horizon O-A (lapisan atas) yang biasanya memiliki ketebalan di bawah
30cm,bahkan bagi tanaman berakar dangkal seperti padi,palawija dan sayuran yang paling
berperan adalah kedalaman di bawah 20cm.Namun bagi tatanan perkebunan dan
kehutanan(pepohonan) untuk jangka panjang lapisan tanah bawah juga akan menjadi sumber
hara dan air(Hanafih,2010).

Horizon O adalah lapisan teratas yang hamper seluruhnya mengandung bahan


organic. Tumbuhan daratan dan jatuhan dedaunan termasuk pada horizon ini juga
Humus,humus dari horizon O bercampur dengan mineral lapuk untuk membentuk horizon
A,soil berwarna gelap yang kaya akan bahan organic dan aktivitas biologis,tumbuhan atau
hewan,dua horizon teratas ini sering di sebut topsoil. Asam organic dan CO2 yang di produksi
oleh tumbuhan yang membusuk meresap kebawah ke horizon E,atau zona pencucian dan
membantu melarutkan mineral seperti besi dan kalsium (Hakim,2007).
46

BAB.IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Tabel 11 Hasil Pengamatan Profil Tanah

Nomor lapisan 1 2 3 4 5 6
Dalam lapisan 22cm 9cm 10cm 17cm 6cm 8cm
Batas lapisan d g g g c g
Bentuk lapisan s w i b b b
10YR 7,5YR 2,5YR 10YR 7,5 YR 10YR
Warna (lembab)
3/2 4/1 4/6 5/4 4/4 7/4
Jumlah f m m ~ m ~
Bercak Ukuran f m c ~ c ~
Kejelasan f p p ~ p ~
Pasir 5% 70% ~ 90% 85% 90%
Debu 80% 10% ~ 5% 10% 5%
Liat 15% 20% ~ 5% 5% 5%
Tekstur
Kelas Silty SCL ~ Sandy Loam Sandy
loam sandy
Kekuatan w m s s m m
Struktur
Ukuran vf f m m f vf
Konsistensi (basah) vs p vp p p p
Konsistensi(lembab) fr lo lo lo lo lo
Actual 6
pH
Potensial 7
Keterangan:

1. Batas lapisan
Diffus (d)=tersebar
Gradual (g)=sedikit
2. Bentuk
Ireguler(i)=tidak rata
Smooth(s)=lembab
Wavy(w)=berombak
Broken(b)=rusak

3. Warna
10 YR 3/2=Very dark grayish brown
7,5 YR 4/1=Dark grey
2,5 YR4/6=Red
47

10 YR 5/4=Yellowish brown
7,5 YR 4/4=Brown
10 YR 7/4=Very pole brown
4. Jumlah bercak
few(F)=dedikit
common(c)=sedang
many(M)=banyak
ukuran bercak
fine(f)=halus
medium(m)=sedang
coarse(c)=kasar
Kejelasan bercak
faint(F)=Sedang
distanced(d)=jelas
promineut(p)=Terang

5. Struktur
structureless(i)
strong(s)=kuat
moderate(m)=lunak
weak(w)=lemah
very fine(vf)=sangat baik
fine(f)=baik
medium(m)=sedang
6. Konsistensi
very sticky(vs)=sangat lekat
plasticity(p)=plastis
very plasticity(vp)=sangat plastis
friable(fr)=gembur
loose(lo)=lepas

4.2.Pembahasan

Batas suatu horizon dengan horizon lainnya dalam suatu profil tanah dapat terlihat
jelas dan baur.Pemilihan profil tanah untuk pengambilan sample tanah harus benar-benar di
perhatikan.pengambilan contoh tanah dilakukan untuk menentukan sifat-sifat tanah,baik sifat
48

fisik,kimia,maupun biologi tanah. Setelah di lakukan pengamatan,tanah tersebut merupakan


tanah dewasa karena terdiri dari enam lapisan atau horizon. Tanah ini telah digunakan untuk
kegiatan budidaya tanaman atau kegiatan lainnya seperti bercocok tanam.pada setiap lapisan
memiliki kedalaman,batas lapisan,bentuk lapisan,warna,bercak,tekstur,struktur dan
konsistensi yang berbeda.

Pada lapisan 1 memiliki kedalaman lapisan 22cm, batas lapisan


diffuse(tersebar),bentuk lapisan smooth (lembut),berwarna very dark grayish brown,memiliki
bercak sedikit,berukuran halus dan cukup jelas (kejelasan sedang) termasuk dalam kelas
tekstur lembut berdebu, kekuatan struktur lemah berukuran sangat baik. Konsistensi basah
sangat lekat dan konsistensi lembab. Gembur,serta memiliki PH actual 6 da PH potensial 7.
Dari tekstur dan strukturnya, tanah ini cocok untuk lahan pertanian dan warnanya memiliki
kandungan bahan organic yang cukup tinggi,sedangkan dari PHnya tanah ini memiliki bahan
organic yang sedikit karena PH potensial lebih tinggi dari PH actual di mana akan
menghasilkan PH bermuatan positif yang menandakan tanah sudah tua dan bersifat
amorf.artinya terjadi kesalahan pada pengukuran PH yang di sebabkan kurang teliti dalam
penetapan PH,horizon ini biasa di sebut horizon O.

Pada lapisan 2 memiliki kedalaman lapisan 9cm, batas lapisan tersebut,bentuk lapisan
berombak, berwarna dark grey,memiliki banyak bercak berukuran sedang dan
terang,termasuk kelas tekstur lempung liat berpasir (SCL),struktur lunak bertipe baik dan
berkonsistensi lepas tanah ini masih bisa di jangkau akar tanaman dan masih memiliki
kandungan bahan organic bagi tanaman.

Pada lapisab 3 memiliki kedalaman 10cm, batas lapisan sedikit dengan bentuk tidak
rata,berwarna merah memiliki banyak bercak,berukuran besar(kasar) dan terang,akan tetapi
tekstur tidak dapat di tentukan karena sangat keras,berstruktur keras dan berukuran
sedang,dengan konsistensi sangat plastis. Dari warna, tanah ini memiliki kandungan besi
yang sangat tinggi, dan dari tekstur dan strukturnya tidak dapat di jangkau tanaman karna
sangat keras.

Pada lapisan 4 memiliki kedalaman 17cm, dengan batas lapisan sedikit berbentuk
merekah,bercak tidak dapat di amati,memiliki tekstur pasir dengan struktur kuat berukuran
sedang berkonsistensi plastis dan lepas.
49

Pada lapisan 5 memiliki dedalaman 6cm batas lapisan clear berwarna coklat(brown)
memiliki bercak banyak dan kasar berwarna terang,tekstur pasir berlempung,struktur lunak
dan baik serta berkonsistensi plastis dan lepas.

Pada lapisan 6 memiliki kedalaman 8cm, batas tersebar,bentuk merekah,berwarna


very pole brown bercak tidak dapat di amati,bertekstur pasir dengan struktur lunak dan sangat
baik,konsistensi plastis dan lepas.

Perbedan lapisan serta adanya dua lapisan pasir pada horizon berbeda,menunjukan
profil tanah terusik atau telah di gali dan timbun beberapa kali, karena adanya aktifitas
bercocok tanam. Seharusnya tidak ada lapisan/ horizon pasir.
50

BAB V PENUTUP

5.1.Kesimpulan

Dari hasil pengamatan dan pembahasan dapat di simpulkan bahwa profil tanah terdiri
dari 6 horizon, horizon 1 yaitu yang memiliki paling banyak bahan organik, horizon 2 yaitu
horizon yang masih bisa di tembus akar tanaman,horizon 3 yaitu horizon yang mengandung
oksida besi,horizon 4 yaitu tanah pasir, horizon 5 yaitu tanah bertekstur pasir berlempung,
horizon 6 tanah pasir.

5.2.Saran

Waktu yang tepat untuk melakukan pengamatan dan pengukuran sebaiknya di atas
jam 09.00-16.00.

Anda mungkin juga menyukai