Laporan Tetap Ilmu Tanah
Laporan Tetap Ilmu Tanah
ACARA 1
KADAR LENGAS
2
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Tanah merupakan hal yang banyak di temukan di berbagai belahan dunua.Berbagai
kegiatan,mata pencarian dan usaha-usaha banyak memenfaatkan tanah sebagai media
penghasilan separti pertanian dan perkebunan.Adapun peran tanah sebagai alat produksi
pertanian antara lain sebagai media bagi tanaman,sebagai pemberi unsur-unsur mineral,serta
sebagai medium pertukaran dan tempat persediaan mineral,menyediakan air dan sebagai
tempat persediaan air.Sifar tanah di daerah satu denagan yang lainya berbeda-beda.
Tanah dengan tata udara yang baik merupakan lingkungan yang baik bagi
pertumbuhan tanaman.Oleh karena itu kita mempelajar kadar lengas tanah.Kadar lengas yaitu
kandungan air dalam tanah yang akan dimanfaatkan oleh tanaman,kadar lengas ini di
pengaruhi oleh besar kecilnya pori tanah.Dengan mengetahui keadaan tanah yang
sebenarnya,akan lebih mudah dalam menentukan tanaman apa yang sesuai dengan
penggunaan tanah tertentu serta bagai mana memperbaiki keadaan tanah sebagai lahan
pertaniaan sehingga penggunaan lahan lebih maksimal.
1.2.Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:Menetapkan kadar lengas contoh tanah
kering udara,Menetapkan kadar lengas kapasaitas lapang (pendekatan),Menetapkan kadar
lengas air maksimum dan Menetapkan potensi lengas tanah.
3
Kadar lengas tanah sering disebut sebagai kandungan air (Moisture) yang terdapat
dalam pori tanah.Satuan untuk menyatakan kadar lengas tanah berupa persen berat atau
volume (Ferri,2011).
Keberadaan lengas tanah dipengaruhi oleh energi pengikat speditik yang
berhubungan dengan tekanan air atatus energi bebas (atau tekanan) lengas tanah di pengaruhi
oleh prilaku dan ketersediaan untuk tanaman (Susanto,2005).
Koefisien air tanah merupakan koefisien yang menunjukan potensi ketersediaan air
tanah untuk mensuplai kebutuhan tanaman,terdiri dari jenuh atau refensi maksimum yaitu
kondisi dimana seluruh ruan poti tanah terisi oleh air.Kapasitas lapang (field capasity) adalah
kondisi di mana tebal lapisan air dalam pori-pori tanah mulai menipis sehingga tegangan
antara air-udara meningkat sehingga lebih besar dari gaya grvitasi.Koefisien layu (titik layu
permanen atau titik kelembaban kritis) adalah kondisi kadar air tanah yang ktersedianya sudah
lebih rendah ketimbang kebutuhan tanaman untuk aktivitas dan mempertahankan. Koefisien
higriskopis adalah kondisib dimana air tanah terikat sangat kuat oleh gaya materik tanah yaitu
pada tegangan minimal 31 satuan,air yang tersisanya adalah air adhesi yaitu air yang langsung
terjerap kepermukaan bahan padat tanah,berbentuk kristal dan tidak tersedia bagi tanaman
(Hanafiah,2010).
Air dapat meresap atau di tahan oleh tanaman karena adanya gaya gaya
adhesi,kohesi,dan gravitasi.Karena adanya gaya-gaya tersebut maka air dalam tanah dapat
dibedakan menjadi,Air Higroskopik yaitu air yang di serap tanah sangat kuat sehingga tidak
dapat digunakan tanaman (adhesi antara tanah dan air ).Air kapiler adalah air dalam tanah di
mana daya kohesi (tarik menarik antara butir-butir air) dan daya adhesi (antara air olah tanah)
lebih kuat dari gravitasi.Air ini dapat bergerak kesamping atau keatas karena gaya-gaya
kapiler.Sebagian besar air kapiler merupakan air yang tersedia (dapat diserap) bagi tanaman
(Hardjowigeno,2010).
Air yang tersedia yang dapat diserap tanaman bagi kelangsungan pertumbuhan dan
perkembangannya.Pada semacam tanah dengan macam tanah lainnya tersedianya air adalah
berbeda-beda,tanah berlempung misalnya menyediakan air lebih banyak dibandingkan dengan
tanah pasir (Sutedjo,2005).
Faktor-faktor ketersediaan air tanah.Kadar dan ketersediaan air tanah sebenarnya
pada setiap koefisien ini umumnya bervariasi terutama tergantung pada,tekstur tanah,kadar
4
bahan organuk (BOT),senyawa kimiawi dan kedalaman solum lapisan tanah.Disamping faktor
tanah ini,faktor iklim dan tanaman juga menentukan kadar dan ketersediaan air tanah.Faktor
iklim yang berpengaruh meliputi curah hujan,temperatur dan kecepatan angin, yang pada
perinsipnya terkait dengan suplai air dan evapotranspirasi (Hanafiah.2010).
5
4. Dikeluarkan dari oven dan didinginkan selama 15 menit,kemudian ditimbang (c) gr.
5. Dibuang tanah yang ada di dalam cawan lalu di timbang kembali (d) gr.
7
4.1 Pembahasan
Kadar lengas merupakan kemampuan tanah untuk menyimpan air di dalam poti-
porinya. Pada praktikum ini kadar lengas tanah yang diamati yaitu tanah Vertisol.Tanah
vertisol merupakan tanah yang memiliki sifat kusus yakni mempunyai sifat vertik,hal ini di
sebabkan terdapat mineral liat yang relatif banyak.Vertisol merupakan tanah lempung
berat,lempung dalam vertisol merupakan lempung moumorilolnit.Kadar bahan organik dalam
tanah vertisol tidak lebih dari 0,5 atau 1 %.Tanah vertisol sangat reutan terhadap erosi
air.Vertisol memiliki pengikatan air yang tinggi pada saat musim hujan,namun sangat buruk
pada musim kering.
Dalam praktikum ini diuji kadar lengas tanah contoh tanah kering angin,kapasitas
lapang,dan kadar lengas maksimum tanah.
1. Kadarlengastanah kering angin (tanah vertisol) hasilnya a.43,02, b.54,11, c.53,98.Sehingga
didapat hasil perhitungan untuk kadar lengas tanah kering angin sebesar 1,19 %.
2. Kadar lengas kapasitas lapang hasilnya a.36,38 b.48,13 dan c. 47,50.Persentasehasil
perhitungan kadar lengas kapasitas lapang 5,67% merupakan air tersedia bagi tanaman
dalam keadaan optimam.
3.Kadar lengas maksimum tanah hasilnya a.41,44 , b.67,32 , c.56,69 dan d. 41,46,sehingga
didapat hasil perhitungan kadar lengas maksimum tanah 69,84 %,merupakan kondisi
8
dimana seluruh ruang pori tanah terisi oleh air.Air tersedia cair yang dapat diserap
langsung tanaman adalah air yang di tahan tanah pada kondisi kapasitas lapang.
Kadar lengas maksimum merupakan kondisi di mana seluruh ruang pori tanah terisi
oleh air.Air kondisi jenuh ini mudah hilang dan bergerak relatif cepat sehingga dapat
mencucu (leacing) unsur-unsur hara yang di laluinya.Pada kondisi tanah berdrainase buruk
dalam periode lama akan berdampak buruk terhadap aerase tanah,sehingga respirasi akar dan
aktivitas mikroba seperti bakteri akan berhenti.
9
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum ini dapat di simpulkan bahwa:
1. Kadar lengas merupakan kemampuan tanah untuk menyimpan air di dalam pori-pornya.
2. Kadar lengas tanah kering angin 1,19%
3. Kadar lengas kapasitas lapang 5,67%
4. Kadar lengas maksimum tanah 69,83%
5. Kadar air tersedia di tunjukan oleh kadar lengas kapasitas lapang.Jadi kadar air tersedia
berada di antara 1,19% - 69,83%
5.2 Saran
Untuk praktikan sebaiknya saat melakukan praktikum lebih teliti agar hasil yang
didapat lebih akurat.
10
ACARA II
TEKSTU TANAH
11
BAB I PENDAHULUAN
Tanah terdiri dari butir-butir tanah sebagai ukuran. Bagian tanah yang berukuran lebih
dari 2mm sampai lebih kecil dari pedon disebut fragmen batuan (rock fragmen) atau bahan
kasar (kerikil sampai batu). Bahan-bahan tanah yang lebih halus (<2mm) disebut fraksi tanah
halus (fine earth fraction) dan dapat dibedakan menjadi pasir, debu, dan liat maka tanah
dikelompokkan kedalam beberapa macam kelas tekstur (Hardjowigeno,2010).
Kelas tekstur adalah pengelompokan tekstur berdasarkan proporsi fraksi (distribusi
ukuran partikel) yang ditetapkan proporsi lempung, debu, dan pasir. Kelas tekstur tanah
ditetapkan dengan “segitiga tekstur USDA” (Sutanto, 2005).
Penetapan klasifikasi tekstur tanah dapat secara lapangan (kualitatif) dan secara
laboratorik (kuantitatif). Tekankan ibu jari kepada telunjuk, gosok-gosokkan dan apabila
meincir terasa sangat liat (tanah liat banyak). Apabila terasa kasar tak dapat dibentuk
menandakan kelas tekstur pasir. Sedangkan debu akan terasa licin pula, seperti sabun basah,
dan bila mongering terasa seperti tepung(talk). Penetapan secara laboratorik dikenal Sebagai
analisa mekanik halus, untuk memisahkan pasir yang sangat halus dipergunakan saringan
(sutedjo,2010).
Berdasarkan kelas teksturnya maka tanah digolongkan menjadi, tanah bertekstur kasar
atau tanah berpasir berarti tanah yang mengandung minimal 70% pasir atau bertekstur pasir
atau pasir berlempung (3 macam). Tanah bertekstur halus atau tanah berliat berarti tanah yang
mengandung minimal 37,5% liat atau bertekstur liat, liat berdebu atau liat berpasir (3 macam).
Tanah bertekstur sedang atau tanah berlempung (Hanafiah,2010).
Tekstur tanah bepengaruh terhadap plastisitas, permeabilitas,
kekerasan,kesuburan,kimia tanah, dan secara umum berpengaruh terhadap produktivitas tanah
(Rahardjo,2005).
13
Praktikum teksur tanah dilakukan pada hari jum'at,14 mei 2013 pukul 14.00-15.00
WITA di Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Mataram .
Alat
Bahan
Bahan - bahan yang digunakan dalam praktikum tekstur ranah ini adalah tanah
entisol,NaOH dan air.
3.3.Cara Kerja
1. Diambil tanah secukupnya di tangan antar a jari telunjuk clan jari jempol
2. Disemprotkan dengan air seidkit demi sedikit ke tanah
3. Dirasakan teksturnya menggunakan sentuhan indra kulit
4. Dirasakan kekasaran dan kehalusan dari ke tiga sampel tanah tersebut menggunakan
feeling
5. Ditentukan kadar pasir, debu, dan liatnya
6. Setelah kadar penyusunnya di ketahui kemudian data dimasukkan ke dalam segitiga
tekstur untuk mengetahui jenis tanah yang diteliti.
14
4.2 Pembahasan
Tekstur tanah merupakan salah satu sifat tanah yang menunjukkan komposisi partikel
penyusun tanah yang dinyatakan sebagai perbandingan proporsi tanah fraksi pasir, debu dan
liat. Pada praktikum ini penetapan kelas tekstur tanah menggunakan dua metode, yaitu
metode kualitatif dan metode kuantitatif.
Pada percobaan yang telah dilakukan, penetapan tekstur tanah dengan metode
kualitatif didapat hasil, pada contoh tanah L, persentasi pasir 50%, debu 20%, dan liat
30%,sehingga jika kita coba analisa pada segetiga tekstur , contoh tanah L termasuk kedalam
lempung liat berpasir .pada contoh tanah F , persentasi pasir 15% , debu 50% dan liat
35%,sehingga pada segetiga tekstur contoh tanah F termasuk kedalam kelas lempung liat
berdebu.pada contoh tanah D , persentase pasir 20%,debu 25% dan liat 55%,jika dianalisa
pada segetiga tekstur ,contoh tanah D termasuk kedalam kelas tekstur tanah liat .
Pada percobaan dengan metode kuantitatif ,didapat persentase fraksi pasir 50% ,debu
16,67% dan liat 33,33% .jika dianalisa menggunakan segetiga tekstur , contoh tanah ini
termasuk kedalam kelas tekstur tanah lempung berdebu .
15
Penetapan tekstur tanah dengan metode kualitatif menuntut kepekaan indra perasa (ibu
jari dan telunjuk),kelebihan metode kualitatif adalah tidak menggunakan alat , sehingga kita
dapat langsungmemperkirakan fraksi pasir ,debu dan liat . selain itu , metode kualitatif
memiliki kekurangan , yaitu pada tahap penyimpulan tekstur tanah cenderung tidak valid ,
karna tidak adanya angka , akan perhitungan empiris dari penentuan jenis tekstur .
Sedangkan pada penetapan tekstur tanah dengan metode kuantitatif , data-data dan
penentuan jenis tekstur tanah lebih akurat , akan tetapi tidak semua orang mengerti cara
penentuan tekstur di laboraturium , dan tidak semua memiliki alat yang digunakan .
16
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan.
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa, dengan
metode kualitatif pada contoh tanah L termasuk tanah bertekstur lempung liat berpasir. Pada
contoh tanah F termasuk tanah bertekstur lempung liat berdebu, dan pada contoh tanah D
termasuk tanah bertekstur liat. Sedangkan pada contoh tanah metode kuantitatif termasuk
tanah bertekstur lempung liat berpasir .
5.2 saran.
Sebaiknya untuk praktikan, lebih sering mencoba menentukan tekstur tanah dengan
metode kualitatif, untuk melatih jari tangan, sehingga hasil yang didapat lebih akurat.
17
ACARA III
STRUKTUR TANAH
18
BAB I PENDAHULUAN
Struktur tanah berfungsi memodifikasi pengaruh tekstur terhadap kondisi drainase atau
aerasi tanah. Karena susunan antar ped atau agregat tanah akan menghasilkan ruang yang
lebih besar ketimbang susunan antar partikel primer (Hanafiah,2010).
Struktur tanah adalah penyusunan antar partikel tanah primer (bahan mineral) dan
bahan organic serta oksida, membentuk agregat skunder. Pembentukan struktur sangat
tergantung pada bahan primer (mineral dan organic) yang mengalami sementasi oleh C aCO3
serta Fe dan Al hidroksida sehingga terbentuk unit struktur yang disebut agregat (Sutanto,
2005).
Agregat tanah adalah kumpulan partikel tanah yang terjadi secara alami, akibat adanya
gaya yang memegang partikel lebih kuat dari pada gaya antar agregat yang berdekatan,
struktur tanah adalah susunan partikel yang telah teragregasi membentuk ruang pori diantara
partikel, danmempunyai bentuk serta ukuran tertentu (Rahardjo,2005).
Struktur tanah dapat dibagi dalam struktur makro dan mikro. Yang dimaksud dengan
struktur makro/ struktur lapisan bawah tanah yaitu penyusun agregat-agregat tanah satu
dengan yang lainnya. Sedangkan struktur mikro ialah penyusun butir-butir primer tanah
kedalam butir-butir majemuk/agregat-agregat yang satu sama lain dibatasi oleh bidang-bidang
belah alami (Kartasapoetra,2005).
Tingkat perkembangan struktur ditentukan berdasarkan kemantapan atau ketahanan
bentuk struktur tanah tersebut terhadap tekaan. Ketahanan struktur tanah dibedakan menjadi
(1) tingkat perkembangan lemah (butir-butir struktur tanah mudah hancur), (2) tingkat
perkembangan sedang (butir-butir struktur tanah agak mudah hancur), dan (3) tingkat
perkembangan kuat (butir-butir struktur tanah sukar hancur). Hal ini sesuai dengan jenis tanah
dan tingkat kelembaban tanah (Hardjowigeno,2010).
20
dengan longgar. Dibersihkan dengan hati-hati butir tanah yang menempel lemah
dipermukaan dengan kuas, lalu diikat dengan benang secara hati-hati sehingga dapat
digantung. Ditimbang tanah ini (a gram)
2. Dicairkan Jilin dalam cawan pemanas sampai encer. Api dimatikan dan temperature turun
sampai 60°C bongkah tanah seluruhnya dicelupkan kedalamnya sebentar, terus diangkat
dan dibiarkan tergantung sampai lapisan Jilin yang melipitinya membeku. Diperiksa
apakah terpisah Jilin merata menutupi permukaan bongkah tanah. Kalau masih ada bagian
lapisan yang belum tertutup sempurna pencelupan diulangi setelah Jilin dalam pemanas
dicairkan lagi sampai temperature 60°C, kalau lebih dan itu menjadi terlalu encer dan dapat
meresap ke dalam pori-pori tanah.
3. Setelah selaput lilin cukup keras (waktu diperiksa jangan terlalu ditekan-tekan) sehingga
waktu diletakkan diatas piring timbangan tidak melekat. Bongkah tanah berlilin ditimbang
(b gram).
4. Diisi tabung dengan air sampai volume tertentu dengan tepat (misal p ml). Bongkah tanah
berlilin ditenggelamkan ke dalam air yang menyebabkan permukaan air akan naik.
Sedangkan menggunakan pipet umur air (berat) air ditambah sampai permukaannya tepat
garis tanda volume tertentu (missal a ml). Catat berapa ml air yang telah ditambahkan dari
pipet (missal r ml).
5. Diambil bongkah tanah yang sejenis dan ditetapkan kadar lengas tanah unutk mendapatkan
berat tanah kering mutlak. Menj clang dimasukkan ke dalam penimbang bongkah tanah
dipecahkan unutk memudahkan penguapan air selama dipanasi dalam oven.
22
4.2 Pembahasan.``
Struktur tanah adalah penyusun antar partikel tanah primer (bahan mineral) dan bahan
organic serta oksida, membentuk agregat sekunder, selain itu struktur tanah juga dapat
diartikan sebagai susunan partikel yang telah teragregasi membentuk ruang pori diantara
partikel. Struktur tanah berfungsi memodifikasi pengaruh tekstur terhadap kondisi drainase
atau aerasi tanah, tanah yang berstrukturbaik akan mempunyai kondisi drainanse dan aerasi
yang baik pula, sehingga lebih mudah akar tanaman untuk berpenetrasi dan mongabsorbsi
tanah dan air, sehingga pertumbuhan dan produksi menjadi lebih baik.
Kualitas stuktur tanah dapat dinyatakan dengan porositas tanah, porositas adalah
proporsi ruang pori total yang terdapat dalam satuan volume tanah yang dapat ditempati oleh
air dan udara, sehingga merupakan indicator kondisi drainase dan aerasi tanah. Porositas
dapat dihitung dengan rumus n=(1-BV/BJ)*100%, dimana n adalah porositas, BV adalah
kerapatan butir tanah, dan BJ adalah kerapatan massa tanah.
Pada praktikum ini tanah yang digunakan adalah tanah vertisol, dan didapat hasil
BTKM=47 gram, VTBT =2,61 cm3, BJ= 8,75 g/cm3, BV= 2,5 d/cc, sehingga didapat
porositas=71%. Porositas tanah vertisol cukup tinggi dimana tanah mengandung lebih banyak
air karena strukturnya yang sangat halus (liat), tanah ini termasuk struktur remah sampai
gumpal menyudut berukuran halus. Tanaman umumnya tidak dapat berkembang baik pada
tanah ini karena pertumbuhan perakaran tanaman terhambat akibat plastisitas tanah yang
tinggi. Selain itu tanah vertisol juga mengandung banyak bahan organic yang mampu
mengikat air lebih banyak sehingga tidak ada ruang untuk perakaran tanaman. Oleh karena itu
23
BAB V PENUTUP
5.1.Kesimpulan.
Dari hasil praktikum dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Struktur tanah adalah susunan partikel yang telah teragregasi membentuk ruang pori
diantara partikel, dan mempunyai ukuran, serta susunan tertentu.
2. Kerapatan butir tanah (BJ)=8,75%
3. Kerapatan massa tanah (BV)=2,5%
4. Porositas tanah= 71%
5. Tanah vertisol memiliki struktur yang kurang baik bagi pertumbuhan tanaman karena
memiliki tingkat plastisitas yang tinggi sehingga menghambat pertumbuhan akar
tanaman.
5.2.Saran.
Sebaiknya pengukuran pada saat praktikum lebih teliti dan hati-hati, agar tidak terjadi
kesalah perhitungan, sehingga hasil yang didapat lebih akurat.
25
ACARA IV
BAB I PENDAHULUAN
tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Reaksi tanah dapat dikatagorikan menjadi tiga yaitu
asam, netral dan basa.
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu untuk mengetahui gambaran mengenai tanah
yang baik untuk pertumbuhan tanaman,maka diperlukan adanya pengetahuan tentang pH dan
warna suatu tanah.
1.2 Tujuan Praktikum.
Praktikum warna tanah bertujuan untuk menentukan warna tanah, sedangkan
kemasaman tanah bertujuan untuk mengukur pH tanah aktual dan potensial serta menentukan
muatan tanah melalui pengukuran pH.
28
Warna merupakan petunjuk untuk beberapa sifat tanah, karena warna tanah
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut. Penyebab perbedaan
warna permukaan tanah umumnya oleh perbedaan kandungan bahan organik. Makin tinggi
kandungan bahan organik, warna tanah semakin gelap. Dilapisan baewah, dimana kandungan
bahan organik umumnya rendah, warna tanah di pengaruhi oleh bentuk dan banyaknya
senyawa Fe yang terdapat (Hardjowigeno,2010).
Waran merupakan indikator kondisi iklim tempat tanah berkembang atau asal bahan
induknya, tetapi pada kondisi tertentu warna sering pula digunakan sebagai indikator
kesuburan atau kapasitas produktivitas lahan, secara umum dikatakan bahwa yang merupakan
resultante dari kadarbahan organikyang berwarna gelap, makin tinggi makin gelap, intensitas
pelidian unsur-unsur hara pada tanah tersebut makin intensif makin terang dan warna terang
mencerminkan dominannya kuarsa yaitu mineral yang tanpa nilai nutrisionalnya sama sekali,
sehingga makin dominan makin terang dan makin miskin (Hanafiah,2010).
Penetapan warna tanah secara kuantitatif di lapangan mengunakan buku warna tanh
setandar Soil Munsell Color Chart. Buku standar warna tersusun atas Hue, yang menunjukan
spektrum warna dominan, membedakan warna merah dengan kuning, Value yaitu kecerahan
warna, warna putih sebagai pembanding (Sutanto,2005).
Berdasarkan hal yang harus di perhatikan dalam penetapan warna tanah diantaranya
adalah tanah harus lembab, dilapangan terbuka dan teduh, namun tidak terkena sinar matahari
langsung dan tidak terlindungi. Tanah tidak boleh mengkilat, waktu pengerjaan diatas jam
9.00. Jika warna tidak sesuai dengan warna gambar,maka diberi angka kilap kroma dan para
peneliti seharusnya tidak buta warna (Hanafiah,2005).
PH adalah tingkat kemasaman atau kebasaan suatu benda yang diukur dengan
menggunakan sekala pH antara 0 – 14. Sifat asam mempunyai pH 0 sampai 7 dan sifat basa
mempunyai pH 7 hingga 14. Metode yang paling umum digunakan untuk pengukuran pH
tanah yaitu kertas lakmus dan pH meter. Kertas lakmus sering digunakan dilapangan untuk
mempercepat pengukuran pH. Lebih akurat secara luas adalah pH meter yang sangat banyak
digunakan di laboratorium (Putra.20013).
Setiap perubahan satu satuan nilai pH mencerminkan adanya perubahan konsentrasi
ion H atau OH 10 kali lipat. Penurunan pH dari 7,0 ke 6,0 berarti terjadi kenaikan konsentrasi
29
ion H+ 10 kali dari 10 pangat -7 ke 10 pagkat -6mol/1 atau penurunan konsentrasi ion H+ 10
kali lipat dari 10 pangkat -6 ke 10 pangkat -7 mol/1 (Hanafiah,2010).
Kemasaman tanah ditentukan oleh dinamika ion H+ di dalam tanah, ion H+ yang
terdapat dalam suspensi tanah berada keseimbangan ion H+ yang terjerap.Akibat dari proses
itu, maka dikenal dua jenis kemasaman yaitu kemasaman aktif dan kemasaman potensial.
Kemasaman aktif disebabkan oleh ion H+ didalam larutan tanah, sedangkan kemasaman
potensial disebabkan oleh ion H+ dan Al 3+ yang dijerap pada permukaan kompleks jerapan
(Anna,2007).
Pentingnya pH adalah menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara di serap
tanaman. Pada umumnya unsur hara mudah diserap akar tanaman pada pH tanah sekitar netra,
karena pada pH tersebut kebanyakan unsur hara mudah larut dalam air.Pada tanah masam
unsur P tidak dapat diserap tanaman karenan diikat (difiksasi) oleh Al sedangkan pada tanah
alkalis unsur P juga tidak dapat di serap tanaman karena difiksasi oleh Ca
(Harjowigeno,2007).
30
4.2 Pembahasan
Pada praktikum ini tanah yang digunakan adalah tanah entisol. Tanah entisol
merupakan tanah yang baru berkembang,tanah entisol banyak diusahakan untuk areal
persawahan, tanah ini mempunyai konsentesi lepas-lepas, tingkat agregasi rendah, peka
terhadap erosi dan kandungan hara tersedia rendah. Tanah ini kaya hara tetapi belaum
tersedia, pelapukan akan dipercepat bila terdapat cukup aktivitas bahan organik sebagai
penyedia asam-asam organik.
Entisol mempunyai kejenuhan basa yang bervariasi, pH dari asam, netral sampai
alkalin, KTK juga bervariasi baik untuk horison A maupun C, mempunyai nisbah C/N < 20%
dimana tanah yang mempunyai tekstur kasar berkadar bahan organik dan nitrogen lebih
rendah dibandingkan dengan tanah yang bertekstur lebih halus. Entisol memiliki reaksi tanah
beragam mulai dari 2.5 sampai 8,5 dan memiliki warna cenderung gelap.
Warna merupakan petunjuk untuk beberapa sifat tanah, karena warna tanah
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut.Menyebab perbedaan
warna permukaan tanah umumnya oleh perbedaan kandungan bahan organik. Makin tinggi
bahan organik warna tanah memakin gelap.
32
Penetapan warna tanah secara kuantitatif di lapang menggunakan buku warna tanah
“Munsell Soil Color Chrat”. Buku standar warna tersusun atad Hue, Value dan Chroma.Hue
adalah warna spektrum dominn, membedakan warna merah dengan warna kuning. Value
yaitu kecerahan warna, warna putih sebagai pembanding hal ini mengacu pada penurunan
tingkat kecerahan warna dari putik ke hitam. Choroma yaitu kekeatan keketan
warna/inressitas.
Dari hasilpraktikum, didapat hasil pada tanah kering Hue 7,5 YR, Value 5 dan Chroma
2, yang berarti tanah berwarna brown (coklat). Sedangkan untuk tanah basah atau lembab
didapat hasil Hue 7,5 YR, Value 2,5 dan Chroma 1, yang berarti tanah berwarna black
(Hitam). Warna didapat dengan mencocokan Hue, Value dan Chroma pada buku Munsell Soil
Color Chart.
Tanah basah atau lembab terlihat lebih gelap ketimbang tanah kering, karena terkait
dengan perbedaan nyata dari sifat refraktif (aksi pembiasan cahaya) komponen padatan tanah
dan udara, sehingga warna pada tanah kering akan banyak direplikasikaan. Tanah entisol yang
digunakan pada praktikum ini berarti mengandung banyak bahan organik atau hara yang
ditunjukann dengan kegelapan pada warna tanah ,artinya tanah entisol ini memiliki
ketersediaan bahan organik dan hara bagi tanaman.
Reaksi tanah menunjukan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah, yang dinyatakan
dengan nilai pH. Nilai pH menunjukan banyaknya konsentrasi ion hydrogen (H+) di dalam
tanah. Makin tinggi kadar ion H+ di dalam tanah semakin masam tanah tersebut. Pengukuran
pH dilakukan dengan dua cara yaitu, pH aktual dan pH potensial. pH aktual adalah aktivitas
ion hydrogen dalam larutan tanah dengan pelarut H2O.Sedangkan pH Potensial adalah
aktivitas ion hydrogen dalam larutan tanah dengan pelarut KCl.
Dari hasil praktikum di dapat nilai pH aktual tanah entisol 6,15 dan hasil pH potensial
5,85, sehingga nilai pH tanah entisol–0,3.tanada negtif (-) menunjukan tanah memegang atau
mengikat kation-kation yang diperlukan tanaman.
pH KCl lebih rendah dibandingkan dengan pH H2O,karena jumlah H+ dan Al3+ yang
didesak oleh K+ lebih banyak dari pada OH- yang didesak oleh Cl, berarti ion bermuaatan
positif (kation) lebih banyak terdapat pada kompleks jerapan atau kompleks jerapan lebih
banyak bermuatan negatif.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pH tanah adalah unsur-unsur yang terkandung
didalam tanah, konsentrasi ion H+ dan ion OH-, Mineral tanah, air dan bahan induk. Tingkat
keemasaman tanah mempengaruhi pertumbuhan tanaman,karena setiap tanaman memiliki
kemasaman berbeda -beda untuk tumbuh.
33
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa warna tanah
merupakan petunjuk untuk beberapa sifat tanah, karena warna tanah dipengaruhi oleh
beberapa faktor yang terdapat dalam tanah seperti bahan organik. Tanah entisol kering
memiliki Hue 7,5 YR, Value 5 dan Chroma 2, yang artinya tanah berwarna Brown (coklat),
sedangkan tanah entisol lembab memiliki Hue 7,5 YR, Value 2,5 dan Chroma 1 yang artinya
tanah berwarna Black (hitam).
Kemasaman tanah adalah ukuran aktivitas ion hidrogen dalam larutan tanah. pH tanah
aktual 6,15, sedangkan pH tanah potensial 5,85 dan memiliki muatan negatif (-), kemasaman
tanah sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
5.2 Saran
Dalam menentukan warna tanah ,maka harus jeli dan teliti saat mencocokan tanah
pada buku Munsell Soil Color Chart agar hasil atau data yang diperoleh lebih
akurat.Sedangkan dalam melakukan pengukuran pH ,pastikan pH meter dalam keadaan bersih
agar pH yang didapat sesuai dengan yang sebenarnya.
34
ACARA V
KONSISTENSITAS
35
BAB I PENDAHULUAN
Konsistensi tanah menunjukan kekeatan daya kohesi butir-butir tanah atau daya adhesi
butir-butir tanah dengan bentuk lain.Hal ini ditunjukan oleh daya tahan terhadap gaya yang
akan mengubah bentuk. Gaya-gaya tersebut misalnya pencangkulan,pembanjakan dan
sebagianya. Tanah-tanah yang mempunyai konsistensi baik umumnya mudah diolah dan tidak
melekat pada alat pengolah tanah (Hardjowigeno, 2010).
Dua faktor utama yang mempengaruhi konsistensi tanah,yakni kondisi kelengasan
tanah (basah,lembab dan kering) dan teksturtanah (terutama kandungan lempung).
Konsistensi tanah pentinng untuk menentukan cara pengelolahan tanah yang baik,juga penting
sebagi penetrasi akar tanaman di lapisan bawah dan kemampuan tanah menyimpan lengas.
Ada dua cara penentuan konsistensi tanah yaitu di lapangan dan di laboratorium berdasarkan
angka-angka atterberg (Sutanto, 2005).
Konsistensi ditetapkan dalam tiga kadar air tanah, yaitu konsistensi basah, konsistensi
lembab dan konsistensi kering.Konsistensi basah (pada kadar air sekitar kapasitas-
lapangan(tield capacity) untuk nilai (a) derajat kelekatan tanah terhadap benda-benda yang
menempelinya yaitu, dideskripsikan menjdi tidak lekat, agak lekat, lekat dan sangat lekat,
serta (b) derajat kelenturan tanah terhadap perubahan bentuknya,yaitu non plastis(kaku),agak
plastis, plastis dan sangat plastis. Konsistensi lembab (kadar air antara kapasitas lapangan dan
kering udara), untuk menilai derajat kegemburan-keteguhan tanah,dipilih menjadi : lepas,
sangat gembur, gembur, teguh, sangat teguh dan ekstrim teguh. Konsistensi kering (kadar air
kondisi kering udara) untuk menilai derajat kekerasan tanah, yaitu: lepas, lunak, agak keras,
keras, sangat keras dan ekstrim keras (Hanafiah, 2010).
Batas-batas Atterberg atau batas-batas konsistensi tanah adalah persen berat kadar
lengas tanah yang menandai terjadinya perubahaan konsistensi secara nyata dan ditakrifkan
jelas.Nilai-nilai ini terutama di gunakan dalam pekerjaan rekayasa teknik maupun secara
terbatas juga digunakan dalam bidang pertanian (Grassimov,2007).
Konsistensi tanah dipengaruhi oleh tekstur, sifat dan jumlah koloid tanah organicb
maupun anorganik, struktur tanah dan kadar air. Tanah bertekstur sama dapat berbeda
konsistensinya karena berbeda macam lempungnya.Sifat fisik yang ditunjukan oleh
konsistensi berupa keteguhan, keliatan (plasticity), dan kelekatan (stickuness) tanah (Madjid,
2009).
37
3. Diperiksa permukaan pengaduk sampai terlihat 1,3 atau 0,8 dari ujung penusuk dilekati
tanah,kemudian ditimbang gelas baker dan di timbang tanah.
4. Dioven tanah selama 1 x 24 jam pada suhu 105*C – 110*C,kemudian ditimbang tanah
yang sudah dioven.
3.3.3 Menentukan Batas Gulung Tanah (BG)
1. Disiapkan sampel tanah dan di masukan ke dalam gelas beker dan ditambahkan air suling
sambil diaduk merata.
2. Dibuat bentuk bola dari tanah tersebut,jika bola retak maka perlu ditambah air lagi.
3. Diulir dan digulung tanah berbentuk bola diatas bidang permukaan rata.Tanah diuli
dengan kecepatan 80 – 90 gerakan.
4. Jika tanah retak dan patah berarti indeks plastisitaslitas telah tercapai.
5. Diambil pola tanah tersebut dan dioven pada suhu 105 – 110*C.
6. Setelah dioven dikeluarkan dan ditimbang.
3.3.4 Menetapkan Batas Berubah Warna (BBW)
1. Diratakan pasta tanah pada permukaan papan dengan mengunakan tangan.
2. Dikering anginkan tanah yang sudah ditipisin pada waktu lengas menguap,maka tanah
akan berubah dari bagian tepi.
3. Setelah perubahan warna kemudian di taruh tanah kedalam cawan kemudian dioven
4. Setelah dioven kemudian tanah di keluarkan dan ditimbang.
39
4.2 Pembahasan
Konsistensi merupakan sifat fisik tanah yang menunjukkan derajat adhesi dan kohesi
zarah-zarah pada tingkat kelengasan tanah. Setiap jenis tanah memiliki konsistensi tanah yang
berbeda – beda. Faktor-faktor yang mempenagaruhi konsistensi tanah antara lain adalah
tekstur tanah, struktur tanah, jumlah koloid–koloid organik dan anorganik, kondisi kelengasan
tanah (kering, lembab dan basah), serta kandungan air tanah. Pada praktikum ini tanah yang
digunakan adalah tanah vertisol.
Dari hasil percobaan konsistensi tanah vertisol didapat hasil batas cair (BC) sebesar
50,38%, Batas lekat (BL) 15,34%, Batas Gulung (BG) 27,55%, Jangka olah (JO)- 12,21,
Indeks Plastisitas (IP) 22,83%, Persediaan air maksimum (PAM) 0,81% dan Batas berubah
40
warna (BBW),26,74%. Sehingga dari angka Atterberg tanah vertisol termasuk tanah yang
memiliki konsistensi tinggi, akan tetapi jangka olah yang di dapat sangat rendah. Seharusnya
jangka olah yang didapat harus tinggi dari batas lekatnya. Tanah vertisol merupakan tanah
yang memiliki kondisi teguh yang agak sulit diolah, tanah vertisol sebaiknya diolah pada
range kadar lengas 31-45% dan jangka olah 9-15%, dimana pada angka Atterberg termasuk
harkat sedang, karena jika batas mengalir dan jangka olah terlalu tinggi, maka tanah akan sulit
diolah begitu pula jika terlalu rendah.
Pada umumnya tanah vertisol memiliki konsistensi tinggi karena berhubungan erat
dengan tekstur dan struktur tanah. Tekstur dan struktur tanah vertisol didominasi oleh
lempung, sehingga pada saat musim hujan tanah vertisol mengembang karena banyak
mengikat air, akan tetapi pada musim kemarau tanah vertisol bisa mengalami retakan.
41
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan.
Dari hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan sebagia berikut:
1. Konsistensi merupakan sifat fisik tanah yang menunjukan kekuatan daya kohesi dan
adhesi butir-butir tanah.
2. Tanah vertisol merupakan tanah dengan konsistensi tinggi
3. Batas cair 50,38%,batas lekat 15,34%,batas gulung 27,55%,batas berubah warna
26,74%,Jangka olah -12,21,indeks plastisitas 22,83% dan persediaan air maksimum
0,81%.
5.1 Saran.
Sebaiknya dalam melakukan percobaan,praktikan lebih teliti agar hasil yang
didapatkan lebih akurat.
42
DAFTAR PUSTAKA
PRAKTIKUM LAPANGAN
PROFIL TANAH
44
BAB.I.PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Dinamika dan evolusi alam terhimpun definifi bahwa tanah adalah bahan mineral yang
tidak padat (unconsolidated) terletak di permukaan bumi yang telah dan tetap mengalami
perlakuan dan di pengaruhi oleh factor-faktor genetic dan lingkungan yang diliputi bahan
induk,iklim(termasuk kelembaban dan suhu). Organism (makro dan mikro) dan topografi
pada suatu periode waktu tertentu.satu cirri pembeda utama adalah tanah ini kimiawi dan
biologis,serta ciri-ciri lainnya berbeda di banding bahan induknya yang variasinya tergantung
pada factor pembentuk tanah serta horizon0horizon tanah tersebut
Berdasarkan uraian di atas maka perlu di lakukan praktikum lapangan tentang profil
tanah untuk lebih meningkatkan pemahaman kita tentang tanah sebagai media tumbuh
tanaman
Praktikum dasar ilmu tanah ini bertujuan untuk mengetahui profil tanah atau
lapisan-lapisan tanah di suatu daerah.
45
BAB.II.TINJAUAN PUSTAKA
Profil tanah adalah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah di buat dengan
cara menggali lubang dengan ukuran panjang dan lebar tertentu dan kedalaman tertentu pula
sesuai dengan keadaan tanah dan keperluan penelitian, di mana pnelitian juga dapat di
lakukan dengan tujuan untuk mengetahui jenis tanah tertentu.Setiap jenis tanah dan tipe-tipe
tanah memiliki cirri khas yang di pandang dari sifat-sifat fisik,kimia maupun biologisnya
(Mulyadi,2007).
Batas lapisan tanah dengan lapisan lainnya dalam suatu profil tanah dapat terlihat jelas
atau baur. Dalam pengamatan di lapangan ketajaman peralihan lapisan-lapisan ini dibedakan
kedalam beberapa tingkatan yaitu nyata(lebar peraliha kurang dari 2,5 cm) jelas(lebar
peralihan 2,5-6,5 cm) dan baur( lebar perlihan lebih dari 12.5 cm) Disamping itu bentuk
fotografi dari batas horizon tersebut dapat rata,berombak,tidak teratur atau
terputus(Hardjowigeno,2007).
Huruf capital O,A,E,B,C dan R merupakan notasi horizon utama atau horizon yang
dominan yang berkembang dari bahan induk,tepatnya C dan R bukan sebagai “horizon”
tetapi sebagai “lapisan” karena karakteristiknya tidak di hasilkan melalui proses
pembentukan tanah(Sutanto,2005).
Meskipun tanah terdiri dari beberapa horizon, namun bagi tanaman yang sangan
penting adalah horizon O-A (lapisan atas) yang biasanya memiliki ketebalan di bawah
30cm,bahkan bagi tanaman berakar dangkal seperti padi,palawija dan sayuran yang paling
berperan adalah kedalaman di bawah 20cm.Namun bagi tatanan perkebunan dan
kehutanan(pepohonan) untuk jangka panjang lapisan tanah bawah juga akan menjadi sumber
hara dan air(Hanafih,2010).
Nomor lapisan 1 2 3 4 5 6
Dalam lapisan 22cm 9cm 10cm 17cm 6cm 8cm
Batas lapisan d g g g c g
Bentuk lapisan s w i b b b
10YR 7,5YR 2,5YR 10YR 7,5 YR 10YR
Warna (lembab)
3/2 4/1 4/6 5/4 4/4 7/4
Jumlah f m m ~ m ~
Bercak Ukuran f m c ~ c ~
Kejelasan f p p ~ p ~
Pasir 5% 70% ~ 90% 85% 90%
Debu 80% 10% ~ 5% 10% 5%
Liat 15% 20% ~ 5% 5% 5%
Tekstur
Kelas Silty SCL ~ Sandy Loam Sandy
loam sandy
Kekuatan w m s s m m
Struktur
Ukuran vf f m m f vf
Konsistensi (basah) vs p vp p p p
Konsistensi(lembab) fr lo lo lo lo lo
Actual 6
pH
Potensial 7
Keterangan:
1. Batas lapisan
Diffus (d)=tersebar
Gradual (g)=sedikit
2. Bentuk
Ireguler(i)=tidak rata
Smooth(s)=lembab
Wavy(w)=berombak
Broken(b)=rusak
3. Warna
10 YR 3/2=Very dark grayish brown
7,5 YR 4/1=Dark grey
2,5 YR4/6=Red
47
10 YR 5/4=Yellowish brown
7,5 YR 4/4=Brown
10 YR 7/4=Very pole brown
4. Jumlah bercak
few(F)=dedikit
common(c)=sedang
many(M)=banyak
ukuran bercak
fine(f)=halus
medium(m)=sedang
coarse(c)=kasar
Kejelasan bercak
faint(F)=Sedang
distanced(d)=jelas
promineut(p)=Terang
5. Struktur
structureless(i)
strong(s)=kuat
moderate(m)=lunak
weak(w)=lemah
very fine(vf)=sangat baik
fine(f)=baik
medium(m)=sedang
6. Konsistensi
very sticky(vs)=sangat lekat
plasticity(p)=plastis
very plasticity(vp)=sangat plastis
friable(fr)=gembur
loose(lo)=lepas
4.2.Pembahasan
Batas suatu horizon dengan horizon lainnya dalam suatu profil tanah dapat terlihat
jelas dan baur.Pemilihan profil tanah untuk pengambilan sample tanah harus benar-benar di
perhatikan.pengambilan contoh tanah dilakukan untuk menentukan sifat-sifat tanah,baik sifat
48
Pada lapisan 2 memiliki kedalaman lapisan 9cm, batas lapisan tersebut,bentuk lapisan
berombak, berwarna dark grey,memiliki banyak bercak berukuran sedang dan
terang,termasuk kelas tekstur lempung liat berpasir (SCL),struktur lunak bertipe baik dan
berkonsistensi lepas tanah ini masih bisa di jangkau akar tanaman dan masih memiliki
kandungan bahan organic bagi tanaman.
Pada lapisab 3 memiliki kedalaman 10cm, batas lapisan sedikit dengan bentuk tidak
rata,berwarna merah memiliki banyak bercak,berukuran besar(kasar) dan terang,akan tetapi
tekstur tidak dapat di tentukan karena sangat keras,berstruktur keras dan berukuran
sedang,dengan konsistensi sangat plastis. Dari warna, tanah ini memiliki kandungan besi
yang sangat tinggi, dan dari tekstur dan strukturnya tidak dapat di jangkau tanaman karna
sangat keras.
Pada lapisan 4 memiliki kedalaman 17cm, dengan batas lapisan sedikit berbentuk
merekah,bercak tidak dapat di amati,memiliki tekstur pasir dengan struktur kuat berukuran
sedang berkonsistensi plastis dan lepas.
49
Pada lapisan 5 memiliki dedalaman 6cm batas lapisan clear berwarna coklat(brown)
memiliki bercak banyak dan kasar berwarna terang,tekstur pasir berlempung,struktur lunak
dan baik serta berkonsistensi plastis dan lepas.
Perbedan lapisan serta adanya dua lapisan pasir pada horizon berbeda,menunjukan
profil tanah terusik atau telah di gali dan timbun beberapa kali, karena adanya aktifitas
bercocok tanam. Seharusnya tidak ada lapisan/ horizon pasir.
50
BAB V PENUTUP
5.1.Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan pembahasan dapat di simpulkan bahwa profil tanah terdiri
dari 6 horizon, horizon 1 yaitu yang memiliki paling banyak bahan organik, horizon 2 yaitu
horizon yang masih bisa di tembus akar tanaman,horizon 3 yaitu horizon yang mengandung
oksida besi,horizon 4 yaitu tanah pasir, horizon 5 yaitu tanah bertekstur pasir berlempung,
horizon 6 tanah pasir.
5.2.Saran
Waktu yang tepat untuk melakukan pengamatan dan pengukuran sebaiknya di atas
jam 09.00-16.00.