BAB II
LANDASAN TEORI
A. Penetapan Harga
1. Pengertian Harga
penafsiran, menurut Kotler pada dasarnya harga adalah salah satu elemen
bauran pemasaran yaitu harga, produk, saluran dan promosi, yaitu apa
dengan keadaan pasar sedangkan elemen yang lain seperti product, place
1
Phillip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Edisi 13 Jilid 2,
Erlangga, Jakarta, 2009, hlm. 67.
18
dan promotion memerlukan waktu yang lebih lama dan panjang untuk
produk tersebut.2
harga, nilai dan utility merupakan konsep yang paling berhubungan. Yang
dimaksud dengan utility ialah suatu atribut yang melekat pada suatu
dengan produk lain. Nilai ini dapat dilihat dalam situasi barter yaitu
pertukaran antara barang dengan barang. Sekarang ini ekonomi kita tidak
ukuran yang disebut harga. Maka harga merupakan sejumlah uang yang
dalam bisnis jasa bisa ditemui dengan berbagai sebutan. Universitas atau
2
Muhammad Birusman Nuryadin, Harga dalam Perpektif Islam, Jurnal Ekonomi Islam,
hlm. 86.
3
Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Alfabeta, 2005, hlm. 159.
4
Basu Swastha dan Irawan. Manajemen Pemasaran Modern, Liberty, Yogyakarta, 2005,
hlm. 241.
19
dengan hal lain seperti iuran, tarif, sewa, bunga, premium, komisi, upah,
gaji, honor, SPP, dan sebagainya. Harga dapat dilihat dari sudut pandang
berperan dalam bisnis dan usaha yang dijalankan. Dengan kata lain
5
Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani. Manajemen Pemasaran Jasa, Salemba Empat,
2006, hlm. 98.
6
Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran , Andi Offset, Yogyakarta, 1997, hlm. 151.
7
Ibid., hlm. 157.
20
harga dijadikan sebagai indikator dari manfaat yang diperoleh konsumen atas
barang dan jasa yang diterima, hal ini erat kaitan nya dengan sebuah nilai
yang didapat konsumen atas harga. Nilai dapat didefinisikan sebagai rasio
sebagai berikut :8
Dari persamaan di atas, suatu nilai barang atau jasa yang dirasakan
dimaksud dari produk perusahaan ke pasar, karena produk yang baik akan
dijual dengan harga yang tinggi dan menhasilkan keuntungan yang besar.
Harga bukan hanya sekedar angka, harga mempunyai bentuk dan fungsi
seperti sebagai sewa, ongkos dan upah. Sepanjang sejarah harga ditetapkan
8
Fandy Tjiptono, Op.Cit., hlm. 151.
21
a. Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para
dikehendaki.
eceran skala besar yang terjadi pada akhir abad ke sembilan belas karena
menerimanya lalu mereka menyadari apakah hal itu relavan atau tidak.
9
Ibid., hlm. 152.
22
menganggap harga dan beberapa harga aktual saat ini yang jadi
memliki batas bawah harga dimana harga yang lebih rendah menandakan
produk dengan kualitas yang buruk dan juga batas atas harga yang dimana
harga yang lebih tinggi dari batas itu dianggap berlebihan dan tidak sesuai
perusahaan.10
a. Faktor yang secara langsung adalah harga bahan baku, biaya produksi,
adalah antara lain yaitu harga produk sejenis yang djual oleh para
10
Ibid., hlm. 223.
23
konsumen. 11
permintaan barang atau jasa yang dihasilkan secara total yang akan
berdasarkan perkiraan.
11
Ibid., hlm. 224.
12
Marius Angipora, Dasar-dasar Pemasaran , Raja Grafindo, Jakarta, 2002, hlm. 274.
24
atau substitusi.
oleh kalangan perusahaan yang ingin bergerak maju lebih cepat dan
d. Strategi harga
yang kompetitif .
tersebut yaitu :
diluncurkan ke pasar.
yaitu:13
masyarakat.
13
Phillip Kotler dan Kevin Lane Keller, Op.Cit., hlm. 39.
27
dan organisasi.
b) Persaingan
(3) Pelanggan
(4) Pemasok
datang, meliputi :
barang ataupun jasa. Dalam menetapkan harga jual suatu produk, suatu
tingkat harga tidak terlepas dari daya beli konsumen, reaksi para pesaing,
perusahaan.
1) Kemampuan Bertahan
variabel dan beberapa biaya tetap dalam hal ini keuntungan tidak
14
Phillip Kotler dan Kevin Lane Keller, Op.Cit., hlm. 76.
30
kepunahan.
asumsi nya pasar sensitif terhadap harga, hal ini disebut dengan
Hal ini akan gagal bila pesaing besar yang memutuskan untuk
31
kondisi :
pasar.
selera, dan status yang tinggi dengan harga yang dapat dijangkau
konsumen.
6) Tujuan Lain
b. Menentukan Permintaan
yang lebih baik, meskipun jika harga terlalu tinggi, tingkat permintaan
1) Sensitifitas Harga
sensitif terhadap harga barang murah atau harga yang mereka beli.
3) Survei
4) Ekperimen Harga
penjualan.
5) Analisis Statistik
Harga masa lalu, jumlah yang terjual, dan faktor-faktor lain dapat
waktu) atau lintas bagian (dari berbagai lokasi pada waktu yang
sama).
c. Memperkirakan Biaya
pendapatan penjualan.
34
diproduksi.
Terdiri dari jumlah biaya tetap dan biaya variable untuk tingkat
produksi tertentu.
Biaya per unit pada tingkat produksi itu, biaya rata – rata sama
produksi.
(target costing).
satu atau lebih dari tiga pertimbangan, terdapat enam metode dalam
anggapan.
penting yaitu :
antaranya :
positif antara harga tinggi dan iklan tinggi berlaku paling kuat
mengasingkan pelanggan.
secara penuh.
a) Menyesuaikan Harga
berbeda.
khusus.
mempengaruhi selera dan keputusan suka atau tidak suka dari konsumen.
status atau hanya produk, manfaat yang diberikan produk tersebut kepada
15
Fandy Tjiptono, Op.Cit., hlm. 152-153.
40
1) Skimming Pricing
produk baru diluncurkan dan semakin lama akan terus turun harganya.
2) Penetration Price
konsumen.
a) Harga referensi
b) Asumsi harga-kualitas
16
Phillip kotler dan Kevin Lane Keller, Op.Cit., hlm 72.
41
c) Akhiran harga
yang berakhir dengan angka ganjil. Odd Price atau harga ganjil
saat ini banyak digunakan oleh pelaku bisnis dan hal ini dirasa
produk atau jasa yang ditawarkan. Namun hal yang perlu diingat
laba.
dalam penetapan harganya. Upaya ini dilakukan atas dasar target volume
atau investasi.
harga juga dapat ditetapkan atas dasar persaingan, yaitu apa yang
atas empat macam : customary pricing, above, at, or below market pricing,
17
Kartika Imasari Tjiptodjojo, Odd Price: Harga, Psikologi dan Perilaku Konsumen
dalam Purchase Decision Making, Jurnal Manajemen Vol. 11, Nomor 2.
43
bentuk konsep harga yang terjadi dalam transaksi jual beli diperbolehkan
dalam ajaran Islam. Selama tidak ada dalil yang melarangnya, dan
selama harga tersebut terjadi atas dasar keadilan dan suka sama suka
sesuatu yang direlakan dalam akad, baik lebih sedikit, lebih besar, atau
haruslah direlakan oleh kedua belah pihak dalam akad, baik lebih sedikit,
lebih besar, atau sama dengan nilai barang/ jasa yang ditawarkan oleh
ridai, maka tindakan ini tidak dibenarkan oleh agama. Namun, jika
18
Rachmat Syafei, MA. Fiqih Muamalah, Pustaka Setia, Bandung 2000, hlm. 87.
44
atas harga resmi, maka hal ini diperbolehkan dan wajib diterapkan19
dilarang pada barang dan jasa di dalam nya terdapat norma, etika agama,
c. Menegakkan keadilan.
penjual maupun pembeli. Allah adalah pencipta segala sesuatu, dan salah
semua mendapat manfaat dari padanya secara adil dan baik, sesuai
19
Yusuf Qardhawi, Norma Dan Etika Ekonomi Islam, Gema Insani, Jakarta, 1997, hlm.
.257.
20
Ibid., hlm. 189.
45
adil. Dalam Islam adil didefinisikan sebagai “tidak menzalimi dan tidak
dizalimi.”22 Implikasi nilai ekonomi dari nilai ini adalah bahwa pelaku
ekonomi tidak dibolehkan untuk mengejar keuntungan pribadi bila hal itu
merugikan orang lain atau merusak alam. Tanpa keadilan, manusia akan
yang berbunyi :
21
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, Diponegoro, Bandung, 2008,
QS. Al-Baqarah : 30.
22
Adiwarman Karim, Ekonomi Mikro Islam, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm.
35.
23
Departemen Agama RI, Op.Cit., QS. Al-Furqan : 30.
46
membelinya dengan harga dua kali lipat harga pertama. Dalam kasus ini,
para pedagang secara suka rela harus menerima penetapan harga oleh
pasar, tidak dilarang oleh agama Islam selama tidak berlaku zalim
para penjual yang mana para pembeli memberikan ridha dan para penjual
juga memberikan ridha. Jadi para pembeli dan para penjual masing
24
Yusuf Qhardawi, Ibid., 247.
25
Adiwarman Karim, Op.Cit., hlm. 224.
47
yang menjadi dasar dari pembentukan ilmu ekonomi yang lebih luas.
a. Abu Yusuf
kaitan nya dengan perubahan. Pada saat itu beliau melihat adanya
cenderung untuk turun atau lebih rendah. Hal ini bila terfikirkan
dalam logika kita adalah hal yang lumrah ada nya, namun Abu
bahwa
sebagai hasil penelitian nya pada masa itu, yaitu keberadaan yang
kelangkaan barang dan harga rendah.27 Saat itu pula Abu Yusuf
penawaran.
26
Abu Yusuf, Kitab Al-Kharaj, Beirut : Dal al-Ma’rifah.
27
Adiwarman A. Karim, Ekonomi Mikro Islami, IIIT Indonesia, Jakarta, 2003, hlm. 31.
28
Adiwarman Karim, 2011, Op.Cit., hlm. 224.
49
b. Al-Ghazali
pandai besi dan tukang kayu hidup dimana lahan pertanian tidak ada.
tukang kayu, dan pandai besi tidak dapat langsung melakukan barter
juga terdorong pergi ke pasar ini. Bila di pasar juga tidak ditemukan
dengan suatu tingkat keuntungan. Hal ini berlaku untuk setiap jenis
yang timbul akibat sistem barter yang dalam istilah ekonomi modern
kelak. 29
29
Ibid., hlm. 159.
51
c. Ibnu Taimiyah
hasil karya nya yaitu Al-Hisbah dan Fatawa. Secara umum, beliau
30
Adiwarman A. Karim., Ekonomi Islam suatu Kajian Kontemporer, Gema Insani,
Jakarta, 2001, hlm. 160.
52
pelaku transaksi. 31
tidak kompetitif.
buruk.
31
Ibid., hlm. 144.
32
Adiwarman Karim, 2011, Op.Cit., hlm. 153.
53
takaran kurma basah ketika kering bisa jadi tidak sama dengan
uang.
33
Ibid., hlm. 22.
54
ini bersinonim dengan apa yang disebut dengan harga yang adil. Ia
mengatakan bahwa :
semula.35
harga yang terjadi karena mekansime pasar yang bebas. Untuk itu,
34
Ibnu Taimiyah, Al-Hisbah, Darul Sya’b, Cairo, 1976, hlm. 24.
35
Adiwarman Karim, 2011, Op.Cit., hlm. 236.
55
d. Ibnu Khaldun
pangan dan barang pokok sebab barang ini sangat penting dan
yang mempengaruhi harga. Hal ini tentu saja berbeda dengan Ibnu
3. Dasar Hukum
a. Al-Qur’an
36
Ibid., hlm. 243.
57
Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat An-Nisaa’ ayat 29 :
memakan harta sesama atau hartanya sendiri dengan cara yang batil.
orang lain ada berbagai caranya seperti riba, judi dan menipu.
Menurut hasan dan Ibnu Abbas memakan harta orang lain namun
tidak ada pergantian termasuk pada cara yang batil dan jual beli yang
prinsip saling ridha atau tidak saling merugikan satu sama lain ialah
37
M. Faruq An-Nababan, Sistem Ekonomi Islam (Pilihan Setelah Kegagalan Sistem
Kapitalisme dan Sosial), UII Press, Yogyakarta, 2002, hlm. 20.
38
Departemen Agama RI, Op.Cit., QS. An-Nisaa’ : 29.
58
Apabila kita hidup selalu berlaku adil, maka kita akan selali dekat
dengan Allah, oleh sebab itu berlaku adil tidak akan membuat
b. Al-Hadist
39
Ibid., QS. Al-Baqarah : 279.
40
Ibid., QS. Huud : 85.
59
apabila pasar sedang dalam keadaan normal tetapi bila pasar dalam
untuk menentukan harga yang adil sehingga tidak ada pihak yang
pasar.42
41
Madnasir dan Khoiruddin, Etika Bisnis dalam Islam, Seksi Penerbitan Fakultas Syariah
IAIN Raden Intan Lampung, Bandar Lampung, 2012, hlm. 106.
42
Ibid., hlm. 107.
60
muamalah dan segala aspek kehidupan secara materil dan non materil
yang sejalan antara keserasian dan karakterisktik, sifat dan tingkah laku
berbunyi :
43
Veithzal Rivai dan Andi Buchari, Islamic Economics, Bumi Aksara, Jakarta, 2009,
hlm. 168.
44
Mustafa Edwin Nasution dan Budi Setyanto, Pengenalan Ekslusif Ekonomi Islam,
Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2009, hlm. 18.
45
Departemen Agama RI, Op.Cit., QS. Al-Baqarah : 284
61
berupa bumi dan segala sumber daya nya untuk dikelola dengan baik
moral yaitu :
46
Ibid., QS. Al-Hadid : 7.
62
dengan akhirat nya, maka bagaimana pun kita hidup tidak boleh
Artinya : “ Dan di antara mereka ada orang yang bendoa:
"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan
kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa
neraka"47
negara.
47
Departemen Agama RI, Op.Cit., QS. Al-Baqarah : 201.
63
Allah sebagai makhluk yang tidak akan pernah luput dari dosa.
adalah Negara.
48
Adiwarman Karim, 2011, Op.Cit. hlm. 159.
49
Muhammad Akram Khan, Economics Teaching of Prophet Muhammad, Islam abad:
IIIE & IPS, 1989, hlm. 133.
50
Madnasir dan Khoiruddin, Op.Cit., hlm 108.
65
suatu pinjaman maka uang tersebut akan tumbuh, hal ini dipatahakan
oleh Islam dalam firman Allah surat Ar-Ruum ayat 39 yang berbunyi
tanpa kerja dan belas kasih. Sehingga yang kaya akan semakin kaya
dan miskin akan semakin miskin, seperti inilah dampak riba yang
tidak dapat dipahami oleh sebagian orang. Praktik bisnis yang sehat
untuk mengatasi sifat kotor yang telah melekat pada manusia ketika
dengan sangat keras, karena riba merupakan salah satu dosa besar
berbuat demikian. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat
53
Ibid., QS. Al-Baqarah : 278-279.
67
Dalam hal ini misalnya ssebuah tanah yang tidak digunakan dan
kita sebagai masyarakat memerlukan apa saja yang keluar dari bumi
dirinya sendiri akan dihukum dengan berat, hal ini sesuai dengan
55
Departemen Agama RI, Op.Cit., QS. At-Taubah : 34-35
56
Ibid., QS. Huud : 87
57
Madnasir dan Khoiruddin, Op.Cit., hlm. 115.
69
gharar, yang hampir sama dengan judi yang lebih dekat pada jual
lebih. Hal ini sangat dilarang oleh Allah dalam surat An-Nisaa’
sehat yang dibingkai dengan nilai dan moralitas Islam. Dan Islam juga
mengajarkan kepada kita bahwa tidak semua barang dan jasa dapat
dikonsumsi dan memproduksi barang yang baik dan halal, sehingga barang
yang haram harus ditinggalkan. Di lain hal, Islam juga sangat memperhatikan
norma yang bersifat umum berlaku dalam masyarakat dan universal. Dalam
hal ini Islam menjaga kita dalam berbisnis agar senantiasa selalu bersikap
58
Departemen Agama RI, Op.Cit., QS. An-Nisaa’ : 29.
70
Konsep harga yang adil pada hakikatnya telah ada dan digunakan sejak
dalam berbagai istilah, seperti „adl, qitsh, mizan hiss, qasd atau secara garis
besar keadilan berarti “tidak adanya hak yang dirugikan serta adanya
Oleh karena itu adalah hal yang wajar jika keadilan juga diwujudkan
dalam aktifitas pasar. Istilah harga yang adil telah disebutkan dalam beberapa
budaknya. Dalam hal ini, budak telah berganti status menjadi manusia yang
adil (qimah al-adl).61 Secara umum para fuqaha menyatakan bahwa harga
yang adil adalah harga yang dibayar untuk objek yang serupa, hal ini dikenal
istilah mengenai keadilan dalam harga yang telah digunakan sejak zaman
perhatian yang serius terhadap permasalahan harga yang adil yaitu Ibnu
kali menggunakan dua istilah yaitu kompensasi yang setara („iwadh al-mitsl)
59
Lihat QS. An-Nahl : 90 “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan
berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil
pelajaran.”
60
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI), Ekonomi Islam, Rajawali
Pers, Jakarta, 2009, hlm. 59.
61
Adiwarman Azhar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2008, hlm. 353.
62
Ibid., hlm. 355.
71
yang setara akan diukur dan ditaksir oleh hal yang setara, dan inilah esensi
keadilan (nafs al-„adl)” dimana ia membedakan antara dua jenis harga, yakni
harga yang tidak adil dan dilarang serta harga yang adil dan disukai.
Adanya suatu harga yang adil telah menjadi pegangan yang mendasar
pada transaksi yang tercermin dalam prinsip ekonomi Islam terhadap keadilan
ditentukan oleh Allah.64 Konsep dasar pada harga yang adil adalah harga yang
pihak dan menguntungkan pihak yang lain. Karena nya harga harus lah
keuntungan dan pembeli memperoleh manfaat yang setara dengan harga yang
dikeluarkan.
sama dengan harga yang adil. persoalan tentang kompensasi yang adil
muncul saat ada nya kewajiban moral dan hukum. Menurutnya prinsip-
sejumlah uang atau barang yang setara atau membayar ganti rugi
dan milik.
pembayaran kompensasi.
atas jumlah yang sama dari objek khusus dalam pemakaian yang umum
(urf). Hal ini juga terkait dengan tingkat harga (si‟r) dan kebiasaan
setara yang benar adalah kompensasi yang adil didasarkan atas analogi dan
masyarakat yang adil dan para hakim, karena tujuan dari harga yang adil
kehidupan ekonomi.
66
Ibnu Taimiyah, Majmu, Dar al-Shab, Kairo, hlm. 522.
67
Ibid., hlm. 521.
68
Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI), Op.Cit., hlm. 60.
73
a. Persamaan kompensasi
b. Persamaan hukum
Tidak ada alasan untuk melebihkan hak suatu golongan atas golongan
c. Moderat
yang adil akan dianggap dapat diterapkan oleh seseorang jika orang
pemberian kompensasi.
d. Proporsional
Adil tidak selalu diartikan sebagai kesamaan hak, namun hal ini
a. Permintaan
c) Selera konsumen
d) Ekspektasi
e) Maslahah
69
Ibid., hlm. 312.
70
Islahi, Konsepsi Ekonomi Ibnu Taimiyah, Bina Ilmu, Surabaya, 1997, hlm. 107.
75
minat.
Gambar 2.1
Kurva Permintaan
Harga
18
10 D
Kuantitas
b. Penawaran
71
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI), Op.Cit., hlm. 314.
77
1) Maslahah
2) Keuntungan
a) Harga barang
b) Biaya produksi
72
Op.cit., hlm. 319.
79
yang ditawarkan.73
Gambar 2.2
Kurva Penawaran
Harga
18
10
8 20 Kuantitas
3. Laba (Keuntungan)
Laba adalah selisih lebih hasil penjualan dari harga pokok dan
total penjualan dengan total biaya. Total penjualan yakno harga barang
73
Op.cit., hlm. 320.
80
yang dijual, dan total biaya operasional adalah seluruh biaya yang
para pedagang dalam melakukan transaksi jual beli mereka. Hal itu
74
Adiwarman A. Karim Fikih Ekonomi Keuangan Islam, Darul Haq, Jakarta, 2004, hlm.
82.
81
D. Penelitian terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian terdahulu
sesuai dengan
hukum Islam, karena
adanya unsur
penipuan sehingga
terjadi
ketidakjujuran dari
penjual mengenai
Harga Eceran
Tertinggi (HET)
kepada pembeli.
Selain itu, dalam
menetapkan harga
juga melanggar dari
ketetapan harga yang
telah ditentukan oleh
agen.
3. Ely Nur Pandangan Penelitian ini Hasil penelitian ini
Jaliyah, hukum Islam menggunakan dapat disimpulkan
2010, UIN terhadap metode kualitatif bahwa penetapan
Sunan Kali penetapan harga dengan harga yang terjadi
Jaga dalam jual beli di pendekatan telah mencerminkan
Yogyakarta. rumah makan normatif. konsep penetapan
prasmanan harga yang baik.
pendowo limo Jl. Dimana penjual
Bima sakti No.37 menetapkan harga
Sapen berdasarkan biaya
Yogyakarta produksi ditambah
marjin dan
penetapan harga
tersebut telah sesuai
dengan ekonomi
Islam.
4. Suryanah, Analisis Penelitian ini Hasil penelitian ini
2014, IAIN mekanisme bersifat menunjukkan bahwa
Raden Intan penetapan harga penelitian penetapan harga
Lampung. jual kopi antara lapangan (field antara petani dan
petani dengan research) jenis agen pengumpul
agen pengumpul data kualitatif. yang berdasarkan
dalam perspektif harga kopi dunia.
ekonomi Islam Selanjutnya
“studi di pasar penetapan harga jual
bukit kemuning kopi petani sudah
lampung utara” sesuai dengan
prinsip ekonomi
Islam yaitu prinsip
keadilan. (tidak ada
pihak yang
terdzalimi dan
83
dirugikan)
5. Prastiwi, Analisis Penelitian ini Hasil penelitian ini
2016, IAIN penetapan harga bersifat menggunakan
Raden Intan jual produk penelitian beberapa tahap
Lampung. menurut lapangan (field dalam proses
perspektif research) jenis penetapan harga jual
ekonomi Islam data kualitatif. yang dimulai dengan
“studi pada usaha Dengan metode tahap belanja, stok
keripik pisang pengumpulan barang, cek biaya
askha jaya Gg. Pu dan analisis data total dan cek harga
Bandar Lampung. menggunakan pesaing, penetapan
metode harga, penjualan,
observasi, sampai transaksi
wawancara dan dengan
dokumentasi menggunakan
terhadap pemilik metode perhitungan
toko dan penetapan harga
karyawan. yang berpedoman
pada biaya dan
pesaing. Dimana
dalam penetapan
harga jual nya
menggunakan harga
jual yang sama
bahkan bisa lebih
rendah dari harga
pesaing untuk
mencapai penjualan
yang telah
ditargetkan.
Sedangkan
penetapan harga
tersebut telah sesuai
dengan ekonomi
Islam dan norma
keadilan. Dimana
tidak menjual dan
memperdagangkan
barang barang yang
dharamkan,
menegakkan
keadilan tidak
melakukan ikhtikar.
84
maka perbedaan dalam penelitian ini terletak pada variabel penelitian yaitu
penetapan harga bensin eceran. Selanjutnya hasil dari penelitian ini akan
beli bensin eceran yang dilakukan oleh masyarakat dapat ditemukan hal baru
merupakan sebuah desa yang memiliki banyak pedagang bensin eceran yaitu