Disusun Oleh:
Giovanni Anrini 1765050043
Eunike Sondang Rotua 1765050046
Lisa Adelia 1765050229
Farras Naufaldy 1865050057
Dosen Pembimbing:
DR. Dr. Carmen Siagian, MS, Sp.GK
DR.Dr.Bona Simanungkalit, DHSM, M.Kes, FIAS
Disusun Oleh :
Giovanni Anrini 1765050043
Eunike Sondang Rotua 1765050046
Lisa Adelia 1765050229
Farras Naufaldy 1865050057
Mengetahui,
Pembimbing Penelitian
DR. Dr. Carmen Siagian, MS, Sp.GK DR. Dr. Bona Simanungkalit, DHSM,
M.Kes. FIAS
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat berkat dan
bimbingan – Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian dengan judul
“Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Hamil Mengenai Pemberian Tablet
Fe di Desa Margamukti Kabupaten Sumedang Tahun 2019” ini.
Penelitian ini dilaksanakan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam
menyelesaikan Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat. Dalam proposal penelitian
ini peneliti menemukan beberapa hambatan dan kesulitan, namun berkat bimbingan,
bantuan, nasihat, motivasi, dan saran serta kerjasama dari berbagai pihak maka segala
hambatan tersebut dapat diatasi dengan baik. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan
ucapan terimakasih dan penghargaan yang sebesar – besarnya kepada:
i
7. Kepada seluruh dosen di Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran UKI terima kasih atas segala ilmu yang berguna selama persiapan
menuju penelitian.
8. Kepada orang tua dan seluruh keluarga yang selalu memberikan dukungan
baik moril, materil, motivasi, dan doa yang selalu mengiringi setiap langkah
dalam menyelesaikan penelitian dan pendidikan ini.
9. Kepada seluruh teman-teman Kepaniteraan Fakultas Kedokteran UKI lainnya,
teruntuk PKM GEMILANG atas persahabatan, berbagi semangat selama
menjalani hari-hari di dunia perkoasan, melewati susah senang bersama dan,
terimakasih atas kebersamaan.
10. Semua pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan laporan penelitian
ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penelitian ini tentunya tidak lepas dari kekurangan, baik aspek kualitas maupun
kuantitas dari materi penelitian yang disajikan. Semua ini didasarkan dari
keterbatasan yang dimiliki peneliti. Maka dari itu peneliti mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun guna kemajuan pendidikan dimasa yang akan datang.
Akhir kata peneliti berharap Tuhan yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga penelitian ini membawa
manfaat bagi semuanya.
Peneliti
ii
ABSTRAK
Prevalensi penderita Anemia di Indonesia masih tergolong tinggi terutama pada ibu
hamil. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) proporsi penderita anemia
pada ibu hamil di Indonesia meningkat dari 37,1% di tahun 2013 menjadi 48,9% di
tahun 2018.1 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap
dan perilaku ibu hamil tentang pemberian tablet Fe di Desa Margamukti Kabupaten
Sumedang tahun 2019. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif
dengan pendekatan cross-sectional study. Jumlah sampel sebanyak 45 responden.
Pemilihan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Pengumpulan data dengan
cara melakukan pengisian kuesioner yang menilai ketiga aspek, yaitu pengetahuan,
sikap dan perilaku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 42,2% responden memiliki
pengetahuan yang kurang tentang pemberian tablet zat besi selama kehamilan, 40%
memiliki pengetahuan cukup dan 17,8% memiliki pengetahuan baik. Sedangkan dari
segi sikap 44 responden (97,8%) memiliki sikap baik dan dari segi perilaku seluruh
responden memiliki perilaku baik terhadap pemberian tablet zat besi selama
kehamilan. Penelitian selanjutnya diharapkan lebih mendalami penyebab utama dari
pengetahuan ibu hamil tentang pemberian tablet Fe yang rendah.
iii
ABSTRACT
iv
DAFTAR ISI
Abstrak............................................................................................................................ iii
Abstract ........................................................................................................................... iv
v
3.2 Lokasi dan Waktu .............................................................................................. 23
4.2 Pembahasan........................................................................................................ 31
Personalia Penelitian..................................................................................................... 44
Lampiran ....................................................................................................................... 47
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.4 Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Mengenai Pemberian Tablet Fe .................. 29
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
DAFTAR SINGKATAN
x
BAB 1
PENDAHULUAN
Zat besi merupakan mineral yang dibutuhkan untuk pembentukkan sel darah
merah yang menghasilkan hemoglobin, yaitu protein yang berfungsi membawa
oksigen ke seluruh tubuh. Ibu hamil membutuhkan zat besi tambahan untuk mencukupi
kebutuhan pembentukkan hemoglobin sehingga mendukung kebutuhan ibu dan
pertumbuhan janin. Kekurangan zat besi akan menyebabkan penurunan kadar
hemoglobin, atau sering disebut anemia defisiensi zat besi. Menurut data yang
diperoleh dari WHO diketahui prevalensi ibu hamil yang mengalami anemia di seluruh
dunia pada tahun 1993 – 2005 adalah sebanyak 41,8%. Menurut penelitian yang
dilakukan di Ethiopia pada tahun 2011 diketahui prevalensi anemia pada ibu hamil
adalah sebanyak 32,6%. Menurut penelitian serupa yang dilakukan di Moshi
Municipality, Tanzania pada tahun 2018, diketahui bahwa dari 259 ibu hamil dengan
anemia yang terdiri dari 24 dengan anemia ringan, 43 dengan anemia sedang, dan 12
dengan anemia berat. Menurut Riskesdas tahun 2013, angka kejadian anemia pada
kelompok ibu hamil berada pada 37,1% dan kemudian pada tahun 2018 prevalensi
anemia pada kelompok ibu hamil mengalami peningkatan menjadi 48,9%. Berdasarkan
data tersebut, diketahui adanya peningkatan prevalensi anemia pada ibu hamil dari
tahun 2013 sampai 2018 sebanyak 11,8%. 1,2
Anemia pada ibu hamil dapat disebabkan oleh berbagai faktor yaitu meliputi
riwayat jumlah paritas, status gizi KEK (Kekurangan Energi Kronik), riwayat
pendidikan, dan pola konsumsi tablet besi. Anemia pada kehamilan akan meningkat
seiring pertumbuhan janin dan perubahan fisiologis lainnya selama kehamilan,
sehingga meningkatkan kebutuhan akan zat besi itu sendiri. Hal ini selanjutnya akan
berkaitan dengan pola tumbuh kembang janin.3
1
Selain itu juga didapatkan prevalensi hubungan pengetahuan ibu hamil tentang
tablet Fe di Kabupaten Agam tahun 2014 yang mengetahui pentingnya tablet Fe saat
kehamilan sebesar 30%. Prevalensi sikap ibu hamil tentang pemberian tablet Fe di
wilayah kerja Puskesmas Sebrang Padang tahun 2013 diperoleh 58% ibu hamil dengan
pengetahuan kurang dan 52% ibu hamil dengan sikap negatif dalam mengkonsumsi
tablet besi. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan di desa Margamukti
kabupaten Sumedang, diketahui 2.6% tingkat pengetahuan ibu hamil tentang
pemberian tablet Fe buruk dan 51.3% tingkat pengetahuan ibu hamil tentang stunting
buruk. 5
Oleh sebab itu peneliti ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil tentang pemberian tablet Fe dan stunting di
Desa Margamukti Kabupaten Sumedang tahun 2019.
2
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
4
dan bayi baru lahir, kekurangan zat besi dapat menyebabkan kerusakan
permanen pada otak, yang secara negatif mempengaruhi kecerdasan,
kemampuan kognitif dan perilaku selama pertumbuhan dan
perkembangan di kemudian hari. Selain itu keuntungan dalam
mengkonsumsi zat besi dapat mencegah ibu melahirkan bayi prematur.7
5
Garam Besi Jumlah Kadar besi Fero
6
mengalami reaksi hipersensitivitas. Preparat suntikan lainnya
yaitu Iron-sucrose dan Iron sodium gluconate.6
7
2.2. Anemia
2.2.1. Definisi
Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah yang
tersirkulasi di dalam tubuh manusia, kelainan pada kadar hemoglobin
dari darah merah, bahkan dapat keduanya. Anemia dapat disebabkan
oleh kelainan pada produksi sel darah merah atau peningkatan sel darah
merah yang meningkat melalui perdarahan kronis, pendarahan tiba-tiba
atau lisis sel yang berlebihan (dekstruksi). Nilai normal haemoglobin
pada wanita adalah 14,0 sampai dengan 17,5 g/dl, apabila haemoglobin
dibawah nilai normal dinyatakan sebagai anemia. Menurut World
Health Organization tahun 2001 bahwa ibu hamil dikatakan anemia
apabila hemoglobin kurang dari 11 g/dl.10
Anemia sendiri menghasilkan penurunan nilai hemotokrit dan
hemoglobin tetapi hal itu dapat bervariasi dalam nilai MCV, MCHC,
dan RDW. Misalnya, apabila menggunakan MCV sebagai indeks
anemia mikrositik memiliki MCV <82 fl/sel darah merah, anemia
normositik memiliki MCV antara 82 dan 98 fl/sel darah merah, dan
anemia makro memiliki MCV >98 fl/sel darah merah. Hal ini dapat
terjadi terkait dengan tingkat keparahannya, usia host itu sendiri, serta
status kesehatan sebelumnya. Semua ini pada akhirnya berhubungan
dengan pengurangan pengiriman oksigen ke sel dan organ tubuh
lainnya, sehingga mengganggu fungsi dan membahayakan kesehatan.11
Anemia Defisiensi Besi merupakan salah satu dari berbagai
klasifikasi Anemia, yang terjadi akibat kekurangan zat besi didalam
tubuh. Diperkirakan 30% populasi dunia menderita anemia defisiensi
besi, kebanyakan dari jumlah tersebut ada di negara berkembang.11
2.2.2. Klasifikasi
Klasifikasi anemia menurut WHO tahun 2011 berdasarkan populasi11
8
Anemia
Populasi Tidak anemia
Ringan Sedang Berat
Common Type of
Causes Laboratory Findings
Anemia
Iron deficiency
Slow Chronic
hemorrhage
Anemia of pregnancy
Microcytic HCT ê
9
Hemoglobin ê
Feritinin ê
MCVê
normal MCHC
Anemia yang dihasilkan dari gangguan produksi sel darah merah dapat
diakibatkan zat besi yang tidak memadai atau tidak dapat diakses,
kekurangan asam folat, vitamin B12, atau masalah pada globulin. Produksi
sel darah merah juga terganggu jika ada penyakit, seperti pada leukemia,
akibat paparan radiasi, atau dengan penyakit lain yang berasal dari
sumsum tulang belakang. Maka, dari klasifikasi di atas bahwa anemia
karena kelainan pada produksi sel darah merah dapat menghasilkan sel
darah merah yang terlalu kecil (mikrositik) sel darah merah terlalu besar
(makrositik), gangguan proses pembentukan DNA sel darah merah
(megaloblastik), dan gangguan kadar hemoglobin yang abnormal
(hipokromik).11
10
mampu membuat sel-sel darah merah & Dimana etiologinya belum
diketahui dengan pasti kecuali sepsis, sinar rontgen, racun dan obat-obatan.
2.2.4. Dampak
Kasus anemia pada masa bayi dan anak – anak disebabkan oleh ibu
kekurangan zat besi. Anemia menyebabkan gangguan pertumbuhan
fisik bayi, anak usia prasekolah dan sekolah. Pertumbuhan otak dan
tubuh, membutuhkan pasokan energi dan metabolisme yang relative
tinggi, metabolisme energy sel tergantung pada oksigen dan nutrisi yang
dihantarkan oleh sel darah merah. Kekurangan Fe menurunkan
metabolisme energi seluler yang tergantung oksigen karena penurunan
sintesis heme dan Hb, penurunan sintesis sel darah merah (RBC) dan
penurunan ketahanan hidup RBC karena meningkatnya stres oksidatif
pada RBC, autoksidasi Hb, pembentukan radikula oksigen toksik yang
berebut dan peningkatan pembuangan oleh makrofag. Sehingga ibu
yang menderita anemia akan berdampak pada pertumbuhan dan
perkembangan janin.12
11
2.3. Pengetahuan
2.3.1. Definisi
Pengetahuan (knowledge) merupakan suatu hal yang dapat sekedar
menjawab pertanyaan “what”, dan ditemukan oleh manusia atas dasar
keingintahuan dari objek yang memang ‘ada’ sebagaimana adanya. Hal
inilah yang membedakan pengetahuan dengan ilmu (science) dimana
ilmu dapat mejawab pertanyaan “why” dan “how”.13
12
spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang
diterima.
• Memahami (Comprehention)
Kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang
diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara
benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus
dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan terhadap objek yang dipelajari.
• Aplikasi (Aplication)
Kemampuan untuk menggunakan materi yang dipelajari pada
suatu kondisi real (sebenarnya).
• Analisa (Analysis)
Kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau objek ke
dalam komponen, tapi masih dalam struktur organisasi tersebut,
dan masih ada kaitannya satu sama lain.
• Sintesis (Syntehesis)
Sintesis menunjukkan kepada kemampuan untuk melakukan
atau menghubungkan bagian-bagian di dalam batas keseluruhan
yang baru.
• Evaluasi (Evaluation)
Kemampuan untuk melakukan suatu penilaian terhadap suatu
materi atau objek.
13
informasi, dan pada akhirnya pengetahuan yang dimilikinya
semakin banyak.
• Pekerjaan
Pekerjaan adalah kebutuhan yang harus dilakukan terutama
untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga.
Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu
serta dapat memberikan pengalaman maupun pengetahuan baik
secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan pekerjaan
dapat membentuk suatu pengetahuan karena adanya saling
menukar informasi antara teman-teman di lingkungan kerja
• Umur
Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.
Menurut Widiastuti, penyampaian informasi yang baik yaitu
pada masa kedewasaan karena masa kedewasaan merupakan
masa dimana terjadi perkembangan intelegensia, kematangan
mental, kepribadian, pola pikir dan perilaku sosial. Sehingga
dari informasi yang didapat akan membentuk sebuah
pengetahuan dan sikap dilihat dari respons setelah informasi
diterima.
• Informasi
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun
non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek
(immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau
peningkatan pengetahuan (Riyanto, 2013). Menurut Wawan dan
Dewi (2010) suatu informasi dapat membantu mempercepat
seseorang untuk memperoleh pengetahuan baru dan semakin
banyak mendapatkan informasi maka pengetahuan akan semakin
luas.
14
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar
manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi
perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.
• Sosial Budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat
mempengaruhi sikap dalam menerima informasi.
2.4. Sikap
2.4.1. Definisi
Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap itu tidak dapat
langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari
perilaku yang tertutup.14
Menurut Fishbein dan Ajzen Sikap adalah suatu predisposisi yang
dipelajari untuk merespon objek, situasi, konsep atau orang secara
positif atau negatif.14
2.4.2. Komponen
Struktur sikap terdiri dari 3 komponen14:
§ Komponen Kognitif
15
Komponen kognitif menggambarkan apa yang dipercayai oleh
seseorang pemilik sikap. Kepercayaan menjadi dasar
pengetahuan seseorang mengenai objek yang akan diharapkan.
§ Komponen Afektif
Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut
aspek emosional terhadap suatu objek. Komponen ini
disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap suatu
objek.
§ Komponen Konatif
Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan seseorang
dalam berperilaku berkaitan dengan objek sikap yang
dihadapinya dengan cara-cara tertentu.
2.4.3. Tahapan
Menurut Budiman dan Riyanto, seperti halnya dengan pengetahuan,
sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan16 :
§ Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).
§ Merespons (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari
sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan
atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan
itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide
tersebut.
§ Menghargai (valving)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan
suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
§ Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya
dengan segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi.
16
2.4.4. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi
Faktor - faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap menurut Azwar
adalah16:
o Pengalaman pribadi
Sesuatu yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan
mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial.
Tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap.
o Kebudayaan
Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai
pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Apabila kita
hidup dalam budaya yang mempunyai norma longgar bagi
pergaulan heteroseksual, sangat mungkin kita akan mempunyai
sikap yang mendukung terhadap masalah kebebasan pergaulan
heteroseksual.
o Orang lain yang dianggap penting
Seseorang yang kita anggap penting, seseorang yang kita harapkan
persetujuannya bagi setiap gerak dan tingkah dan pendapat kita,
seseorang yang tidak ingin kita kecewakan atauseseorang yang
berati khusus bagi kita, akan banyak mempengaruhi pembentukan
sikap kita terhadap sesuatu. Diantara orang yang biasanyadianggap
penting bagi individu adalah orang tua, orang yang status sosialnya
lebih tinggi, teman sebaya, teman dekat, guru, teman kerja, istri atau
suami dan lain-lain.
o Media massa
Media massa sebagai sarana komunikasi. Berbagai bentuk media
massa mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan
kepercayaan orang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal
memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap
terhadap hal tersebut.
o Institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama
Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu sistem
mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap karena keduanya
meletakkan dasar pengertian dankonsepmoraldalamdiriindividu.
17
o Faktor emosi dalam diri individu
Bentuk sikap tidak semuanya ditentukan oleh situasi lingkungan
dan pengalaman pribadi seseorang. Kadang-kadang, suatu bentuk
sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang
berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan
bentuk mekanisme pertahanan ego.
2.4.6. Pengukuran
Menurut Wawan dan Dewi, ranah afektif tidak dapat diukur seperti
halnya ranah kognitif, karena dalam ranah afektif kemampuan yang
diukur adalah menerima (memperhatikan), merespon, menghargai,
mengorganisasi dan menghayati. Skala yang digunakan untuk
18
mengukur ranah afektif seseorang terhadap kegiatan suatu objek
diantaranya menggunakan skala sikap. Hasil pengukuran berupa
kategori sikap, yakni12 :
§ Sikap positif kecenderungan tindakan adalah mendekati,
menyenangi, mengharapkan objek tertentu.
§ Sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi,
menghindari, membenci, tidak menyukai objek tertentu.
2.5. Perilaku
2.5.1. Definisi
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme (makhluk hidup)
yang bersangkutan. Jadi yang dimaksud perilaku manusia pada
hakikatnya adalah tindakan atau aktifitas dari manusia itu sendiri yang
mempunyai bentangan sangat luas antara lain, berjalan, berbicara,
menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca dan sebagainya2.
2.5.2. Faktor yang Mempengaruhi
Perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yakni2:
1. Faktor – faktor Predisposisi (predisposing faktor)
Ialah faktor – faktor yang mempermudah atau
mempredisposisikan terjadinya perilaku seseorang. Faktor-faktor
ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap
kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal
yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut
masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan
sebagainya.
2. Faktor-faktor Pemungkin (enabling faktor)
Faktor-faktor pemungkin adalah faktor-faktor yang
memungkinkan atau memfasilitasi perilaku atau tindakan. Faktor
ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas
kesehatan bagi masyarakat. Fasilitas ini pada hakikatnya
mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku
kesehatan, maka faktor-faktor ini disebut juga faktor pendukung.
Misalnya Puskesmas, yang Universitas Sumatera Utara
19
Posyandu, Rumah Sakit, tempat pembuangan air, tempat
pembuangan sampah, dan sebagainya.
3. Faktor-faktor penguat (reinforcing faktor)
Faktor-faktor penguat adalah faktor-faktor yang mendorong atau
memperkuat terjadinya perilaku. Kadang-kadang meskipun
orang mengetahui untuk berperilaku sehat, tetapi tidak
melakukannya. Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan
perilaku tokoh masyarakat (toma), tokoh agama (toga), sikap
dan perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan.
Termasuk juga disini undang- undang, peraturan-peraturan baik
dari pusat maupun dari pemerintah daerah terkait dengan
kesehatan.
2.5.3. Proses Perubahan Perilaku
Menurut Green, ada 6 langkah proses perubahan perilaku kesehatan
yaitu 5:
o Penilaian Sosial
Penilaian sosial menentukan persepsi orang akan kebutuhan dan
kualitas hidup mereka. Pada tahap ini ahli perencana memperluas
pemahaman mereka pada masyarakat dimana mereka bekerja
dengan beragam data, tindakan terpadu. Penilaian sosial penting
untuk berbagai alasan yaitu pengaruh antara kesehatan dan kualitas
hidup yang saling berpengaruh timbal balik dengan pengaruh
masing-masing.
o Penilaian Epidemiologi
Penilaian epidemiologi membantu menetapkan permasalahan yang
terpenting dalam suatu masyarakat. Penilaian ini dihubungkan
dengan kesehatan kualitas hidup dari masyarakat, juga sumber daya
terbatas sebagai permasalahan kesehatan yang meluas di
masyarakat.
o Penilaian Perilaku dan Lingkungan
Penilaian Perilaku dan lingkungan merupakan memberi konstribusi
kepada masalah kesehatan. Dimana faktor perilaku merupakan gaya
hidup perorangan yang beresiko memberikan dukungan kepada
kejadian dan kesulitan masalah kesehatan. Sedangkan faktor
20
lingkungan merupakan semua faktor-faktor sosial dan fisiologis luar
kepada seseorang, sering tidak mencapai titik kontrol perorangan,
yang dapat dimodifikasi untuk mendukung perilaku atau
memengaruhi hasil kesehatan.
o Mengidentifikasi faktor yang mendahului dan yang dikuatkan
Penting mengidentifikasi faktor – faktor yang mendahului dan yang
dikuatkan yang harus ditempatkan untuk memulai dan menopang
proses perubahan. Faktor ini diklasifikasikan sebagai pengaruh,
penguat dan pemungkin dan secara bersama-sama memengaruhi
kemungkinan perubahan perilaku dan lingkungan.
o Penilaian Administrasi dan Kebijakan
Merancang intervensi yang strategis dan rencana akhir untuk
implementasi. yaitu, administrasi dan kebijakan. Tujuannya adalah
untuk mengidentifikasikan kebijakan, sumber-sumber dan keadaan
umum yang berlaku dalam konteks program diorganisasi yang dapat
menfasilitasi atau menghalangi program implementasi.
o Implementasi dan Evaluasi
Dalam langkah ini program kesehatan siap untuk dilaksanakan
untuk mengevaluasi proses, dampak dan hasil dari program, final
dari tiga langkah dalam model perencanaan precede-proceed, secara
halus, proses evaluasi menentukan tingkat tertentu dari program
yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan. Penilaian yang
berpengaruh kuat berubah pada predisposing, reinforcing dan
enabling faktor sebaik dalam perilaku dan faktor lingkungan.
21
2.6. Kerangka Teori
22
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Pendekatan pada penelitian ini adalah potong lintang (cross sectional) dimana
pengumpulan, pengambilan data dan pengukuran variabel dilakukan pada
waktu yang sama. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif untuk
mengetahui Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Hamil Tentang Pemberian
Tablet Fe di Desa Margamukti Kabupaten Sumedang Tahun 2019.
23
b. Bersedia mengisi kuesioner
c. Warga Desa Margamukti Kabupaten Sumedang
3.4.2 Kriteria Eksklusi
Kriteria Eksklusi yaitu kriteria subjek yang tidak masuk di kriteria inklusi
karena berbagai sebab. Kriteria eksklusi penelitian ini adalah :
a. Ibu yang tunarungu
b. Ibu yang tidak bersedia mengisi kuesioner
3.4.3 Identifikasi Variabel Penelitian
a. Variabel bebas : Tablet Fe
b. Variabel terikat : Ibu hamil
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan peralatan untuk mendapatkan data sesuai
dengan tujuan penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
o Alat tulis (pensil, pulpen, penghapus, papan jalan)
o Lembaran Inform Consent
o Kuisioner Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Hamil
mengenai Pemberian Tablet Fe
3.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.6.1 Variabel Penelitian
Variabel independent dalam penelitian ini adalah Tablet Fe.
Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah ibu hamil
24
3.6.2 Definisi Operasional
Cara
No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Ukur
Variabel Independen
Variabel Dependen
Demografi
1. 15-19 tahun
2. 20-24 tahun
Lama hidup responden
3. 25-29 tahun
1 Usia dari lahir sampai saat Kuesioner Pertanyaan Interval
4. 30-34 tahun
penelitian
5. 35-39 tahun
(BKKBN,2010)
25
1. SD
2. SMP
Pendidikan formal
3. SMA
2 Pendidikan terakhir yang sudah Kuesioner Pertanyaan Ordinal
4. Sarjana
ditempuh responden
(Badan Pusat
Statistik,2016)
1. Ibu Rumah
Aktivitas atau kegiatan
Tangga
sehari-hari yang
3 Pekerjaan Kuesioner Pertanyaan 2. PNS Nominal
menghasilkan
(Badan Pusat
pendapatan
Statistik, 2016)
26
3.7.2 Analisis Data
Analisis data untuk mencapai tujuan penelitian ini dilakukan dengan
melakukan sistem komputerisasi. Data dianalisis dengan menggunakan
bantuan program komputer. Analisis univariat dilakukan untuk menjelaskan
karakteristik masing- masing variabel yang diteliti baik variabel independen,
dan variabel dependen. Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan dan
mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian yaitu Intervensi
Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Tentang Pemberian Tablet Fe dan
Kejadian Stunting di Desa Margamukti Kabupaten Sumedang Tahun 2019.
3.8 Etika Penelitian
Penelitian ini mengikuti kaidah sesuai dengan etika penelitian yang berlaku
dengan merahasiakan identitas peserta kuisoner. Dokumen berisi mengenai
identitas dan data yang berhubungan dengan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
Ibu Hamil Tentang Pemberian Tablet Fe di Desa Margamukti Kabupaten
Sumedang Tahun 2019. Sebelum melakukan penelitian, peneliti memberikan
surat izin permohonan penelitian kepada pihak dengan memperlihatkan etika
penelitian, yang meliputi informed concent (lembar persetujuan antara peneliti
dan dengan responden, yang ditanda tangani oleh responden bila bersedia),
Anonimity (tidak memberikan atau mencantumkan nama responden) dan
Confidentiality (memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik
informasi.
27
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Penelitian ini dilakukan pada ibu hamil di Desa Margamukti, Kecamatan
Sumedang Utara, Sumedang, Jawa Barat dengan jumlah sampel sebanyak 45
orang yang sudah terbagi berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.
Umur
(Tahun) Jumlah Persentase (%)
15 - 19 5 11.2
20 – 24 8 17.7
25 – 29 13 28.9
30 – 34 10 22.2
35 – 39 8 17.7
40 - 44 1 2.3
Total 45 100
Pendidikan
Terakhir Jumlah Persentase (%)
SD 5 11.2
SMP/MTS 20 44.4
SMA/SMK 18 40
Total 45 100
28
Latar belakang pendidikan terbanyak pada ibu hamil yang menjadi sampel
adalah SMP/MTS dan sederajat (44.4%) dengan jumlah sampel 20 orang,
diikuti dengan SMA/SMK dan sederajat (40%) dengan jumlah sampel 18
orang. Selain itu juga terdapat 5 orang dengan latar belakang pendidikan SD
(11.2%) dan 2 orang dengan latar belakang pendidikan Sarjana Strata I (4.4%)
seperti tertera pada tabel 4.2.
PNS 1 2.2
Total 45 100
Pekerjaan terbanyak pada ibu hamil adalah sebagai ibu rumah tangga (97.8%)
dengan jumlah sampel 44 orang, terdapat seorang ibu hamil yang bekerja
sebagai PNS (2.2%) seperti tertera pada tabel 4.3.
Skala Likert menurut Sugiyono digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Pengukuran pengetahuan menggunakan skala likert dimana dikatakan
pengetahuan baik bila jawaban benar 76 – 100%, pengetahuan cukup bila
jawaban benar 56 – 75% dan pengetahuan kurang bila jawaban benar < 56%.
Pengukuran sikap dalam bentuk kuesioner berskala ordinal yang memenuhi
pernyataan-pernyataan tipe Skala Likert, yaitu sebagai berikut18
Pernyataan Nilai
Sangat setuju 5
Setuju 4
Ragu-ragu 3
Tidak setuju 2
29
Cara interpretasi berdasarkan total penilaian dalam kuesioner sebagai berikut :
1. Skor 31-50 : Sikap baik
2. SKor 10-30 : Sikap kurang
Ya 1
Tidak 0
Total 45 100
30
(42.2%) memiliki pengetahuan kurang mengenai pemberian tablet Fe seperti
tertera pada tabel 4.4.
Total 45 100
Perhitungan nilai sikap ibu hamil tentang pemberian tablet Fe dilakukan dengan
skala Likert dimana nilai minimum adalah 10, dengan nilai maksimum adalah
50. Diklasifikasikan nilai 10 – 30 sebagai kategori sikap kurang dan 31 – 50
sebagai kategori sikap baik. Sebanyak 44 orang (97.8%) dari ibu hamil yang
menjadi sampel memiliki sikap baik tentang pemberian tablet Fe dan 1 orang
(2.2%) dari ibu hamil yang menjadi sampel memiliki sikap buruk tentang
pemberian tablet Fe seperti tertera pada tabel 4.5.
Total 45 100
Seluruh ibu hamil yang menjadi sampel (45 orang) memiliki perilaku yang baik
terhadap pemberian tablet Fe (100%) seperti yang tertera pada tabel 4.6.
31
– 100%), pengetahuan cukup bila menjawab benar pada minimal 6 dari 10
pertanyaan (56 – 75%), dan pengetahuan kurang bila hanya dapat menjawab
benar kurang dari 6 pertanyaan.
4.2 Pembahasan
a. Pengetahuan Responden terhadap Pentingnya Mengkonsumsi Tablet Zat Besi
Selama Kehamilannya
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pengetahuan ibu hamil terhadap
pentingnya mengkonsumsi tablet zat besi selama kehamilannya mayoritas
termasuk dalam kategori pengetahuan kurang. Diketahui hanya 8 ibu hamil
(17.8%) yang memiliki pengetahuan baik akan pemberian tablet Fe, dimana 18
ibu hamil lainnya (40%) memiliki pengetahuan cukup dan 19 ibu hamil lainnya
(42.2%) memiliki pengetahuan kurang.
Menurut peneliti, minimnya pengetahuan responden tentang pentingnya
tablet zat besi dalam kehamilan disebabkan karena rendahnya tingkat
pendidikan ibu hamil dan pekerjaan ibu hamil yang mayoritas bekerja sebagai
IRT yang sibuk mengurus kebutuhan rumah tangganya tanpa sempat mencari
informasi kesehatan. Sebaigamana terlihat pada table hasil penelitian, sebanyak
32
44 orang (97,8%), bekerja sebagai IRT. Selain itu mayoritas responden
memiliki tingkat pendidikan SMP sehingga pengetahuan akan tablet Fe kurang.
Dari penelitian ini didapatlan ibu hamil yang menjadi responden adalah
SMP/MTS dan sederajat (44.4%) dengan jumlah responden 20 orang.
Hasil penelitian yang dilakukan Siti Aminah pada tahun 2016 dengan 53
responden, mayoritas ibu hamil memiliki pengetahuan yang baik yaitu
sebanyak 25 orang (47,2%), 21 orang (39,6%) dengan pengetahuan cukup dan
7 orang (13,2%) dengan pengetahuan kurang. Perbedaan dari penelitian ini
mayoritas ibu hamil memiliki pengetahuan yang baik14
33
kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang
diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Bila berhasil
maka seseorang akan menggunakan cara tersebut kembali, akan tetapi apabila
gagal tidak akan mengulangi cara itu.
Berdasarkan tabel 4.5 didapatkan sebanyak 44 orang (97.8%) dari ibu hamil
yang menjadi sampel memiliki sikap baik tentang pemberian tablet Fe dan 1
orang (2.2%) dari ibu hamil yang menjadi sampel memiliki sikap kurang
tentang pemberian tablet Fe.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Chusnul Chotimah tahun 2017
sikap responden tentang tablet Fe dengan kategori positif yaitu berjumlah 54
responden (69,2%), kategori netral berjumlah 19 responden (24,4%) serta
kategori negatif berjumlah 5 responden (6,4%). Perbedaan yang terlihat di
antara penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah kriteria objektif yang
digunakan ada tiga kategori, yaitu kategori positif,netral dan negative .
Penelitian ini sendiri hanya menggunakan dua kategori yaitu kategori baik dan
kurang. 15
Sikap merupakan faktor yang ada dalam diri manusia yang dapat
mendorong atau menimbulkan perilaku / tindakan tertentu. Jadi, jika seorang ibu
hamil memiliki sikap yang baik terhadap pentingnya tablet zat besi bagi
kehamilannya, maka akan memberikan perilaku yang baik pula untuk tetap
mengkonsumsi tablet zat besi sampai 9 bulan kehamilannya.
Sikap dapat diartikan sebagai kesiapan/kesediaan responden dalam
bertindak tetapi belum melaksanakan. Proses ini tidak langsung terjadi dengan
sendirinya, tetapi ada beberapa tahap salah satunya dengan proses belajar.
Proses belajar ini terjadi karena pengalaman seseorang dengan objek tertentu,
dengan menghubungkan pengalaman yang satu dengan pengalaman lainnya.
Dengan banyaknya pengalaman yang diperoleh dapat membantu seseorang
untuk menentukan sikap terhadap tindakan yang akan dia lakukan.
Menurut peneliti, sikap baik yang ditunjukkan oleh responden ini,
34
membuktikan bahwa meskipun responden kurang mengetahui terhadap
pentingnya mengkonsumsi tablet zat besi selama kehamilannya namun mereka
memberikan respon yang baik jika mengkonsumsi tablet zat besi akan
mencegah terjadinya anemia dalam kehamilan.
35
sugestif yang dibawa oleh informasi tersebut, bila cukup kuat, akan
memberikan dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah
sikap. Walaupun pengaruh media massa tidak sebesar pengaruh interaksi
36
Tabel 4.7 Data Responden pada Tingkat Pengetahuan
Nomor Urut Pertanyaan
Anemia
Salah satu pada
Pada usia Apakah ibu tau
makanan kehamilan Berapa jumlah Penyakit Dimanakah
No. Menurut kehamilan akibat dari
Penyakit yang paling dapat zat besi yang Apa warna kurang ibu Nilai
Responden Ibu, fungsi berapa bulan kekurangan
kurang darah banyak memberikan diperlukan ibu tablet zat darah dapat mendapatkan
zat besi ibu mulai darah (anemia)
disebut? mengandung pengaruh hamil selama 9 besi? dicegah tablet zat
adalah… mengonsumsi pada waktu
zat besi kurang baik bulan? dengan… besi?
tablet zat besi? hamil?
adalah… bagi anak,
yaitu…
1 ✖ ✖ ✖ ✔ ✖ ✔ ✖ ✔ ✔ ✔ 50%
2 ✔ ✖ ✔ ✔ ✖ ✔ ✖ ✔ ✔ ✔ 70%
3 ✔ ✔ ✖ ✔ ✔ ✔ ✖ ✔ ✔ ✔ 80%
4 ✔ ✔ ✖ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ 90%
5 ✔ ✔ ✖ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ 90%
6 ✔ ✔ ✖ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ 90%
7 ✔ ✔ ✖ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ 90%
8 ✔ ✖ ✖ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✖ 70%
9 ✔ ✖ ✖ ✔ ✔ ✔ ✖ ✔ ✔ ✔ 70%
10 ✖ ✖ ✖ ✔ ✖ ✔ ✖ ✔ ✔ ✔ 50%
11 ✔ ✔ ✖ ✔ ✖ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ 80%
12 ✔ ✖ ✖ ✔ ✖ ✖ ✔ ✔ ✔ ✖ 50%
13 ✔ ✔ ✖ ✔ ✔ ✔ ✖ ✔ ✔ ✖ 70%
14 ✖ ✖ ✖ ✔ ✖ ✖ ✔ ✔ ✔ ✔ 50%
15 ✔ ✔ ✖ ✔ ✔ ✔ ✖ ✔ ✔ ✔ 80%
16 ✔ ✔ ✖ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✖ 80%
17 ✔ ✖ ✖ ✔ ✔ ✔ ✖ ✔ ✔ ✔ 70%
18 ✖ ✖ ✖ ✔ ✖ ✔ ✖ ✔ ✔ ✔ 50%
19 ✔ ✖ ✖ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✖ 70%
20 ✔ ✖ ✖ ✔ ✔ ✔ ✖ ✔ ✔ ✔ 70%
21 ✔ ✖ ✖ ✔ ✖ ✔ ✖ ✔ ✔ ✖ 50%
22 ✖ ✖ ✖ ✖ ✖ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ 50%
23 ✖ ✖ ✖ ✔ ✔ ✖ ✔ ✔ ✔ 50%
24 ✔ ✔ ✖ ✖ ✔ ✔ ✖ ✔ ✔ ✔ 70%
25 ✔ ✔ ✖ ✖ ✖ ✖ ✖ ✔ ✔ ✔ 50%
26 ✖ ✖ ✖ ✔ ✖ ✔ ✖ ✔ ✔ ✔ 50%
27 ✖ ✔ ✖ ✔ ✔ ✖ ✖ ✔ ✔ ✖ 50%
38
28 ✔ ✔ ✖ ✔ ✖ ✖ ✖ ✔ ✔ ✖ 50%
29 ✖ ✖ ✖ ✔ ✖ ✔ ✖ ✔ ✔ ✔ 50%
30 ✖ ✔ ✖ ✖ ✔ ✔ ✖ ✔ ✔ ✖ 50%
31 ✖ ✖ ✔ ✖ ✔ ✖ ✖ ✔ ✔ ✔ 50%
32 ✔ ✔ ✖ ✖ ✔ ✔ ✖ ✔ ✔ ✔ 70%
33 ✔ ✖ ✖ ✔ ✔ ✔ ✖ ✔ ✔ ✔ 70%
34 ✔ ✔ ✔ ✔ ✖ ✖ ✔ ✔ ✔ ✖ 70%
35 ✔ ✖ ✖ ✔ ✔ ✔ ✖ ✔ ✔ ✖ 60%
36 ✔ ✖ ✖ ✔ ✖ ✔ ✖ ✔ ✔ ✔ 60%
37 ✔ ✖ ✖ ✖ ✖ ✔ ✖ ✔ ✔ ✖ 40%
38 ✔ ✔ ✖ ✖ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✖ 70%
39 ✖ ✖ ✖ ✔ ✖ ✖ ✔ ✔ ✔ ✔ 50%
40 ✖ ✖ ✔ ✔ ✖ ✔ ✖ ✔ ✔ ✖ 50%
41 ✔ ✖ ✖ ✔ ✔ ✔ ✖ ✔ ✔ ✖ 60%
42 ✔ ✖ ✖ ✔ ✖ ✔ ✖ ✔ ✔ ✔ 60%
43 ✔ ✖ ✖ ✖ ✖ ✔ ✖ ✔ ✔ ✖ 30%
44 ✔ ✔ ✖ ✖ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✖ 70%
39
45 ✔ ✖ ✖ ✔ ✖ ✔ ✖ ✔ ✔ ✔ 60%
Total 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
Persentase
71.1% 40% 8.9% 77.8% 51.1% 82.2% 33.3% 100% 100% 62.2%
Benar
Persentase
28.9% 60% 91.1% 22,2% 48.9% 17.8% 66.7% 0% 0% 37.8%
Salah
Berdasarkan hasil pengukuran tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai pemberian tablet Fe dengan menggunakan kuesioner
yang terdiri dari sepuluh pertanyaan, diketahui bahwa jawaban benar paling banyak berada pada pertanyaan ke delapan yaitu “penyakit
kurang darah dapat dicegah dengan…” dan pertanyaan ke sembilan yaitu “dimanakah ibu dapat memperoleh tablet besi?” dengan total
seluruh responden (45 orang) menjawab dengan benar (100%). Sedangkan untuk jawaban salah terbanyak berada pada pertanyaan ketiga
yaitu “salah satu makanan yang paling banyak mengandung zat besi adalah …” dengan total 41 orang menjawab salah (91.1%) seperti
tertera pada tabel 4.7.
40
Hasil analisis dari karateristik responden pengetahuan, sikap dan perilaku ibu
hamil tentang pemberian tablet Fe di Desa Margamukti Kabupaten Sumedang
Tahun 2019. Berdasarkan data demografi didapatkan usia 25 – 29 tahun
sebanyak 13 orang (28.9%), pendidikan terakhir SMP/MTS dan sederajat
sebanyak 20 orang (44.4%). Dari penelitian ini didapatkan pengetahuan ibu
hamil tentang tablet Fe dari 45 responden semuanya memiliki pengetahuan
yang baik (100%). Berdasarkan penelitian ini sikap ibu hamil tentang
pemberian tablet Fe sebanyak 44 orang (97.8%) dari ibu hamil yang menjadi
sampel memiliki sikap baik dan 1 orang (2.2%) dari ibu hamil yang menjadi
sampel memiliki sikap buruk. Dalam hal perilaku dari penelitian ini
didapatkan seluruh ibu hamil dari 45 sampel (100%) memiliki perilaku yang
baik terhadap pemberian tablet Fe. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan Siti Aminah pada tahun 2016 dengan 53 responden, mayoritas ibu
hamil memiliki pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 25 orang (47,2%), 21
orang (39,6%) dengan pengetahuan cukup dan 7 orang (13,2%) dengan
pengetahuan buruk. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Chusnul
Chotimah sikap responden tentang tablet Fe dengan kategori positif yaitu
berjumlah 54 responden (69,2%), kategori netral berjumlah 19 responden
(24,4%) serta kategori negatif berjumlah 5 responden (6,4%). Pada penelitian
yang dilakukan oleh Iin Indrawati tahun 2016 didapatkan mayoritas perilaku
dalam mengkonsumsi tablet Fe di Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi
tahun baik yaitu sebanyak 55 responden (63,2%), walaupun sebagian yaitu
sebanyak 32 responden (36,8%) masih berperilaku buruk dalam
mengkonsumsi tablet Fe.
41
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan pada ibu hamil
mengenai pengetahuan tentang pemberian tablet Fe dan stunting
5.2 Saran
42
5.2.3 Bagi Ibu Hamil
43
JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN
44
PERSONALIA PENELITIAN
1. Ketua Penelitian :
Nama Lengkap : Lisa Adelia, S.Ked
NIM : 1765050229
Fakultas : Kedokteran
Perguruan Tinggi : Universitas Kristen Indonesia
2. Anggota Penelitian 1 :
Nama Lengkap : Giovanni Anrini, S.Ked
NIM : 1765050043
Fakultas : Kedokteran
Perguruan Tinggi : Universitas Kristen Indonesia
3. Anggota Penelitian 2 :
Nama Lengkap : Eunike Sondang, S.Ked
NIM : 1765050046
Fakultas : Kedokteran
Perguruan Tinggi : Universitas Kristen Indonesia
4. Anggota Penelitian 3 :
Nama Lengkap : Farras Naufaldy, S.Ked
NIM : 1865050057
Fakultas : Kedokteran
Perguruan Tinggi : Universitas Kristen Indonesia
45
DAFTAR PUSTAKA
46
15. Chotimah Chusnul, Mukarromah S.B (2017). Predisposisi Perilaku Ibu Hamil Anemia
Yang Mempengaruhi Kepatuhan Antenatal Care dan Mengkonsumsi Tablet Fe.
Semarang : Public Health Perspective Journal (2) : pp 148-154.
16. Indrawati Iin, Desraini (2018), Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Ibu Hamil dalam
Mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (Fe) untuk Mencecgah Anemia Kehamilan di
Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi. Jambi : Jurnal Akademika Baiturrahim Jambi :
pp 33-39.
17. Al Hadar S.A (2014). Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Ibu Hamil Terhadap
Pentingnya Mengkonsumsi Tablet Zat Besi Selama Kehamilannya di Puskesmas Layang
Makassar Tahun 2014. Makassar. Tersedia di http://repositori.uin-
alauddin.ac.id/6490/1/SAFIRAH%20AZZAHARA%20AL% 20HADAR_ opt.pdf.
Akses terakhir : 18 April 2019.
18. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Afabeta
19.
47
INFORMED CONSENT
Selamat pagi/siang/sore
Kami berharap Ibu bersedia menjadi responden dalam penelitian ini. Pada penelitian
ini akan dilakukan pengisian kuesioner yang terkait dengan penelitian dengan tujuan
untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil tentang pemberian tablet fe
terhadap kejadian stunting di desa margamukti kabupaten sumedang tahun 2019.
Semua informasi yang ibu berikan pada hari ini pada hari Kamis, 4 April 2019
terjamin kerahasiaannya. Jika setelah membaca, mendapat penjelasan serta
memahami sepenuhnya tentang penelitian ini ibu bersedia menjadi responden,
silahkan ibu mengisi formulir ini.
Nama : ....................................
Umur : ....................................
Partisipasi ibu dalam penelitian ini bersifat bebas untuk menyetujui atau menolak
menjadi responden tanpa ada sanksi apapun. Demikian pernyataan persetujuan ini
saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan.
(………………………) (……………………………)
Lampiran (1)
48
KUISIONER PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG
PEMBERIAN TABLET FE TERHADAP KEJADIAN STUNTING
DI DESA MARGAMUKTI PERIODE JANUARI 2019
IDENTITAS
Kode Responden :
Nama Ibu :
Umur :
Alamat :
Nomor HP :
Pendidikan Terakhir :
Pekerjaan :
Lampiran (2)
49
I. PENGETAHUAN IBU HAMIL
1 Penyakit kurang darah disebut? 1. Diabetes
2. Anemia
3. Darah tinggi
4. Asam urat
5. Tidak tahu
2 Menurut ibu, fungsi zat besi 1. Menambah nafsu makan
adalah… 2. Sama dengan vitamin A
3. Untuk kesehatan bayi
4. Meningkatkan
pembentukkan sel darah
merah
5. Tidak tahu
3 Salah satu makanan yang 1. Apel
paling banyak mengandung zat 2. Bayam
besi adalah… 3. Hati
4. Ikan
5. Nasi
4 Anemia pada kehamilan dapat 1. Partus lama
memberikan pengaruh kurang 2. Hamil anggur
baik bagi anak, yaitu: 3. Berat badan bayi lahir
rendah
4. Bayi jadi gemuk
5. Tidak tahu
5 Berapa jumlah zat besi yang 1. 30 tablet
diperlukan ibu hamil selama 9 2. 90 tablet
bulan? 3. 20 tablet
4. 40 tablet
5. Tidak tahu
6 Apa warna tablet zat besi? 1. Hitam
2. Merah
3. Putih
4. Kuning
5. Tidak tahu
7 Pada usia kehamilan berapa 1. Trimester I (0-12
bulan ibu mulai mengkonsumsi minggu/0-3 bulan)
tablet zat besi? 2. Trimester II (13-24
minggu/4-6 bulan)
3. Trimester III (25-36
minggu/7-9 bulan)
4. Saat ibu melahirkan
5. Tidak tahu
50
8 Penyakit kurang darah dapat 1. Minum jamu
dicegah dengan: 2. Minum the
3. Minum tablet tambah
darah
4. Makan mie instan
5. Tidak tahu
9 Dimanakah ibu mendapatkan 1. Dukun beranak
tablet zat besi? 2. Warung nasi
3. Pertokoan
4. Puskesmas
5. Tidak tahu
10 Apakah ibu tahu akibat dari 1. Serangan jantung
kekurangan darah (anemia) 2. Perdarahan saat bersalin
pada waktu hamil? 3. Nafsu makan bertambah
4. Kencing manis
5. Tidak tahu
Lampiran (2)
51
teratur sesuai anjuran petugas
kesehatan
10 Semakin tua usia kehamilan pada 1. Sangat setuju
wanita, maka asupan zat besi yang 2. Setuju
dibutuhkan akan semakin berkurang 3. Ragu-ragu
4. Tidak setuju
5. Sangat tidak setuju
Lampiran (2)
53
Lampiran (3)
54