Anda di halaman 1dari 65

Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Hamil Mengenai

Pemberian Tablet Fe di Desa Margamukti Kabupaten Sumedang


Tahun 2019

Disusun Oleh:
Giovanni Anrini 1765050043
Eunike Sondang Rotua 1765050046
Lisa Adelia 1765050229
Farras Naufaldy 1865050057

Dosen Pembimbing:
DR. Dr. Carmen Siagian, MS, Sp.GK
DR.Dr.Bona Simanungkalit, DHSM, M.Kes, FIAS

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


PERIODE 25 FEBRUARI 2019 – 4 MEI 2019
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA




Diajukan ke Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia


Sebagai Pemenuhan Salah Satu Syarat
Kelulusan Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat

Disusun Oleh :
Giovanni Anrini 1765050043
Eunike Sondang Rotua 1765050046
Lisa Adelia 1765050229
Farras Naufaldy 1865050057

Telah disetujui oleh pembimbing


4 Mei 2019

Mengetahui,

Pembimbing Penelitian

DR. Dr. Carmen Siagian, MS, Sp.GK DR. Dr. Bona Simanungkalit, DHSM,
M.Kes. FIAS


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat berkat dan
bimbingan – Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian dengan judul
“Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Hamil Mengenai Pemberian Tablet
Fe di Desa Margamukti Kabupaten Sumedang Tahun 2019” ini.

Penelitian ini dilaksanakan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam
menyelesaikan Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat. Dalam proposal penelitian
ini peneliti menemukan beberapa hambatan dan kesulitan, namun berkat bimbingan,
bantuan, nasihat, motivasi, dan saran serta kerjasama dari berbagai pihak maka segala
hambatan tersebut dapat diatasi dengan baik. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan
ucapan terimakasih dan penghargaan yang sebesar – besarnya kepada:

1. Ir. H. Sumarwan Hadisoemarto. selaku Bupati Kabupaten Sumedang yang


telah memberi kesempatan kepada kami untuk melakukan pelayanan
kesehatan masyarakat dan penelitian yang akan berjalan 5 tahun ke depan
dengan mengangkat tema “Perangi Kasus Stunting Bersama”
2. Dr. Hj. Anna Hernawati S. MKM, selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Sumedang yang telah berbaik hati membantu kami dalam penelitian ini.
3. DR. Dhaniswara K Harjono, SH., MH., MBA., selaku Rektor Universitas
Kristen Indonesia (UKI) yang telah mendukung dan membuka jalan agar
penelitian ini berlangsung.
4. DR. Dr. Robert Sirait, Sp.An, selaku dekan Fakultas Kedokteran UKI yang
telah mendukung, membantu dan memberi kesempatan kepada kami untuk
menjalankan penelitian ini.
5. DR. Sudung Nainggolan, MHSc selaku Kepala Departemen Kepaniteraan
Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran UKI.
6. DR. Dr. Carmen Siagian, MS, Sp.GK dan DR. Dr . Bona Simanungkalit,
DHSM, M.Kes, FIAS sebagai dosen pembimbing penelitian. Terima kasih
atas waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan peneliti dalam penyusunan
rencana penelitian dan laporan penelitian ditengah kesibukan yang ada dengan
penuh kesabaran.

i
7. Kepada seluruh dosen di Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran UKI terima kasih atas segala ilmu yang berguna selama persiapan
menuju penelitian.
8. Kepada orang tua dan seluruh keluarga yang selalu memberikan dukungan
baik moril, materil, motivasi, dan doa yang selalu mengiringi setiap langkah
dalam menyelesaikan penelitian dan pendidikan ini.
9. Kepada seluruh teman-teman Kepaniteraan Fakultas Kedokteran UKI lainnya,
teruntuk PKM GEMILANG atas persahabatan, berbagi semangat selama
menjalani hari-hari di dunia perkoasan, melewati susah senang bersama dan,
terimakasih atas kebersamaan.
10. Semua pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan laporan penelitian
ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penelitian ini tentunya tidak lepas dari kekurangan, baik aspek kualitas maupun
kuantitas dari materi penelitian yang disajikan. Semua ini didasarkan dari
keterbatasan yang dimiliki peneliti. Maka dari itu peneliti mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun guna kemajuan pendidikan dimasa yang akan datang.

Akhir kata peneliti berharap Tuhan yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga penelitian ini membawa
manfaat bagi semuanya.

Jakarta, 22 April 2019

Peneliti

ii
ABSTRAK

Prevalensi penderita Anemia di Indonesia masih tergolong tinggi terutama pada ibu
hamil. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) proporsi penderita anemia
pada ibu hamil di Indonesia meningkat dari 37,1% di tahun 2013 menjadi 48,9% di
tahun 2018.1 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap
dan perilaku ibu hamil tentang pemberian tablet Fe di Desa Margamukti Kabupaten
Sumedang tahun 2019. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif
dengan pendekatan cross-sectional study. Jumlah sampel sebanyak 45 responden.
Pemilihan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Pengumpulan data dengan
cara melakukan pengisian kuesioner yang menilai ketiga aspek, yaitu pengetahuan,
sikap dan perilaku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 42,2% responden memiliki
pengetahuan yang kurang tentang pemberian tablet zat besi selama kehamilan, 40%
memiliki pengetahuan cukup dan 17,8% memiliki pengetahuan baik. Sedangkan dari
segi sikap 44 responden (97,8%) memiliki sikap baik dan dari segi perilaku seluruh
responden memiliki perilaku baik terhadap pemberian tablet zat besi selama
kehamilan. Penelitian selanjutnya diharapkan lebih mendalami penyebab utama dari
pengetahuan ibu hamil tentang pemberian tablet Fe yang rendah.

Kata Kunci: Anemia, Tablet Fe, Ibu Hamil

iii
ABSTRACT

The prevalence of Anaemia sufferers in Indonesia is still relatively high in


pregnant women. Based on the Basic Health Research the proportion of anaemia
patients in pregnant women in Indonesia increased from 37.1% in 2013 to 48.9% in
2018.1 This study aims to describe the knowledge, attitudes and behavior of
administration of Fe tablets during pregnancy in Margamukti Village, Sumedang
Regency in 2019. This study used a descriptive research design with cross sectional
studies. The number of samples is 45 respondents. Sample selection was done by
purposive sampling. Data collection by filling out questionnaires that discuss aspects,
namely knowledge, attitudes and behavior. The results showed that 42.2% of
respondents had insufficient knowledge about administering Fe tablets during
pregnancy, 40% had sufficient knowledge and 17.8% had good knowledge. While in
terms of attitudes 44 respondents (97.8%) had a good attitude and in terms of
behavior all respondents had good behavior towards the administration of Fe tablets
during pregnancy. This research suggests further studies about the main causes of
insufficient knowledge of pregnant women about administration Fe tablets during
pregnancy.

Keywords : Anaemia, Pregnant Women, Fe Tablets

iv
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................ i

Abstrak............................................................................................................................ iii

Abstract ........................................................................................................................... iv

Daftar Isi .......................................................................................................................... v

Daftar Tabel................................................................................................................... vii

Daftar Gambar ............................................................................................................. viii

Daftar Lampiran ............................................................................................................ ix

Daftar Singkatan ............................................................................................................. x

Bab 1 Pendahuluan ......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah ............................................................................................. 2

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................. 2

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................... 3

Bab 2 Tinjauan Pustaka ................................................................................................. 4

2.1 Zat Besi ................................................................................................................ 4

2.2 Anemia ................................................................................................................. 8

2.3 Pengetahuan ....................................................................................................... 12

2.4 Sikap .................................................................................................................. 15

2.5 Perilaku .............................................................................................................. 19

2.6 Kerangka Teori .................................................................................................. 22

2.7 Kerangka Konsep ............................................................................................... 22

Bab 3 Metodologi Penelitian ........................................................................................ 23

3.1 Jenis Penelitian................................................................................................... 23

v
3.2 Lokasi dan Waktu .............................................................................................. 23

3.3 Populasi dan Sampel .......................................................................................... 23

3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ............................................................................. 23

3.5 Instrumen Penelitian .......................................................................................... 24

3.6 Variabel dan Definisi Operasional ..................................................................... 24

3.7 Pengolahan dan Analisa Data ............................................................................ 26

3.8 Etika Penelitian .................................................................................................. 27

Bab 4 Hasil Dan Pembahasan ...................................................................................... 28

4.1 Hasil ................................................................................................................... 28

4.2 Pembahasan........................................................................................................ 31

Bab 5 Kesimpulan Dan Saran ...................................................................................... 41

5.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 41

5.2 Saran .................................................................................................................. 41

Jadwal Pelaksanaan Penelitian .................................................................................... 43

Personalia Penelitian..................................................................................................... 44

Daftar Pustaka .............................................................................................................. 45

Lampiran ....................................................................................................................... 47

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kandungan Besi pada Garam Besi ................................................................... 6

Tabel 2.2 Klasifikasi Anemia menurut WHO ................................................................... 9

Tabel 2.3 Klasifikasi Anemia menurut Morfologi ............................................................ 9

Tabel 3.1 Definisi Operasional ....................................................................................... 25

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Umur .............................................................................. 28

Tabel 4.2 Distribusi Latar Belakang Pendidikan Ibu Hamil ........................................... 28

Tabel 4.3 Pekerjaan Ibu Hamil ....................................................................................... 29

Tabel 4.4 Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Mengenai Pemberian Tablet Fe .................. 29

Tabel 4.5 Sikap Ibu Hamil Mengenai Pemberian Tablet Fe ........................................... 30

Tabel 4.6 Perilaku Ibu hamil Mengenai Pemberian Tablet Fe ....................................... 30

Tabel 4.7 Data Responden pada Tingkat Pengetahuan ................................................... 36

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori............................................................................................ 22

Gambar 2.2 Kerangka Konsep ........................................................................................ 22

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran (1) Informed Consent ..................................................................................... 47

Lampiran (2) Kuesioner Ibu Hamil ................................................................................. 48

Lampiran (3) Poster Penelitian ....................................................................................... 54

ix
DAFTAR SINGKATAN

1. WHO : World Health Organization


2. RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar
3. UNICEF : United Nations Children’s Fund
4. TNP2K : Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
5. KEK : Kekurangan Energi Kronik
6. KEMENKES : Kementrian Kesehatan
7. UNO : United Nations Organization
8. ADB : Anemia Defisiensi Besi
9. MCV : Mean Corpuscular Volume
10. MCHC : Mean Corpuscular Hemoglobin Conceration
11. RDW : Red Distribution Cell
12. HCT : Hematokrit
13. HB : Hemoglobin
14. HPK : Hari Pertama Kehidupan
15. MP-ASI : Makanan Pendamping Air Susu Ibu
16. ANC : Antenatal Care
17. PAUD : Pendidikan Anak Usia Dini
18. SUSENAS : Survei Sosial Ekonomi Nasional
19. SDKI : Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
20. NCHS : National Center for Health Statistics
21. WUS : Wanita Usia Subur
22. PAMSIMAS : Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

x
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Zat besi merupakan mineral yang dibutuhkan untuk pembentukkan sel darah
merah yang menghasilkan hemoglobin, yaitu protein yang berfungsi membawa
oksigen ke seluruh tubuh. Ibu hamil membutuhkan zat besi tambahan untuk mencukupi
kebutuhan pembentukkan hemoglobin sehingga mendukung kebutuhan ibu dan
pertumbuhan janin. Kekurangan zat besi akan menyebabkan penurunan kadar
hemoglobin, atau sering disebut anemia defisiensi zat besi. Menurut data yang
diperoleh dari WHO diketahui prevalensi ibu hamil yang mengalami anemia di seluruh
dunia pada tahun 1993 – 2005 adalah sebanyak 41,8%. Menurut penelitian yang
dilakukan di Ethiopia pada tahun 2011 diketahui prevalensi anemia pada ibu hamil
adalah sebanyak 32,6%. Menurut penelitian serupa yang dilakukan di Moshi
Municipality, Tanzania pada tahun 2018, diketahui bahwa dari 259 ibu hamil dengan
anemia yang terdiri dari 24 dengan anemia ringan, 43 dengan anemia sedang, dan 12
dengan anemia berat. Menurut Riskesdas tahun 2013, angka kejadian anemia pada
kelompok ibu hamil berada pada 37,1% dan kemudian pada tahun 2018 prevalensi
anemia pada kelompok ibu hamil mengalami peningkatan menjadi 48,9%. Berdasarkan
data tersebut, diketahui adanya peningkatan prevalensi anemia pada ibu hamil dari
tahun 2013 sampai 2018 sebanyak 11,8%. 1,2

Anemia pada ibu hamil dapat disebabkan oleh berbagai faktor yaitu meliputi
riwayat jumlah paritas, status gizi KEK (Kekurangan Energi Kronik), riwayat
pendidikan, dan pola konsumsi tablet besi. Anemia pada kehamilan akan meningkat
seiring pertumbuhan janin dan perubahan fisiologis lainnya selama kehamilan,
sehingga meningkatkan kebutuhan akan zat besi itu sendiri. Hal ini selanjutnya akan
berkaitan dengan pola tumbuh kembang janin.3

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Vaivada, diketahui bahwa pemberian


tablet Fe pada ibu hamil dengan risiko anemia defisiensi zat besi dapat mengurangi
risiko kelahiran prematur sebesar 14%. Namun menurut Riskesdas 2018, hanya 38,1%
ibu hamil yang mengkonsumsi tablet Fe lebih atau sama dengan 90 tablet selama masa
kehamilannya, dari data tersebut menunjukkan tingkat kepatuhan ibu hamil yang masih
kurang untuk konsumsi tablet Fe.4

1
Selain itu juga didapatkan prevalensi hubungan pengetahuan ibu hamil tentang
tablet Fe di Kabupaten Agam tahun 2014 yang mengetahui pentingnya tablet Fe saat
kehamilan sebesar 30%. Prevalensi sikap ibu hamil tentang pemberian tablet Fe di
wilayah kerja Puskesmas Sebrang Padang tahun 2013 diperoleh 58% ibu hamil dengan
pengetahuan kurang dan 52% ibu hamil dengan sikap negatif dalam mengkonsumsi
tablet besi. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan di desa Margamukti
kabupaten Sumedang, diketahui 2.6% tingkat pengetahuan ibu hamil tentang
pemberian tablet Fe buruk dan 51.3% tingkat pengetahuan ibu hamil tentang stunting
buruk. 5

Oleh sebab itu peneliti ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil tentang pemberian tablet Fe dan stunting di
Desa Margamukti Kabupaten Sumedang tahun 2019.

1.2 Perumusan Masalah

Rumusan uraian diatas, didapatkan rumusan masalah penelitian ini adalah


“Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Hamil Tentang Pemberian
Tablet Fe di Desa Margamukti Kabupaten Sumedang Tahun 2019”

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan,


sikap dan perilaku ibu hamil tentang pemberian Tablet Fe di Desa Margamukti
Kabupaten Sumedang Tahun 2019

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai tablet Fe saat


kehamilan di Desa Margamukti Kabupaten Sumedang tahun 2019.
2. Mengetahui sikap ibu hamil mengenai tablet Fe saat kehamilan di Desa
Margamukti Kabupaten Sumedang tahun 2019.
3. Mengetahui perilaku ibu hamil mengenai tablet Fe saat kehamilan di
Desa Margamukti Kabupaten Sumedang tahun 2019.

2
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti

Manfaat bagi peneliti, antara lain:

1. Sebagai ilmu dan meneliti praktis bagi peneliti di bidang kesehatan


masyarakat
2. Sebagai masukan dan tambahan peneliti untuk menjadi dasar penelitian
selanjutnya atau dalam bidang topik yang sama

1.4.2 Bagi Masyarakat Desa Margamukti

Manfaat bagi masyarakat adalah:

1. Sebagai pengetahuan untuk masyarakat tentang tingkat pengetahuan,


sikap dan perilaku ibu hamil terhadap pemberian tablet Fe di Desa
Margamukti Kabupaten Sumedang tahun 2019.
2. Sebagai bahan untuk mengetahui pentingnya tablet Fe pada ibu hamil.

1.4.3 Bagi Pemerintah Sumedang


Manfaat untuk pemerintah:
1. Sebagai data bagi pemerintah untuk mengetahui pengetahuan dan sikap
ibu hamil tentang tablet Fe dan stunting.
2. Sebagai evaluasi bagi Pemerintah Sumedang terhadap kinerja
pemerintahan selama ini terhadap kebijakan yang telah dilaksanakan.

3
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Zat Besi


2.1.1. Defisiensi Zat Besi
Anemia defisiensi besi (ADB) masih merupakan masalah
kesehatan di Indonesia. ADB masuk ke dalam kategori anemia
mikrositik hipokromik yang diakibatkan kurangnya asupan zat besi.
Anemia defisiensi besi adalah penyebab paling umum dari anemia di
seluruh dunia. Zat besi sendiri merupakan komponen penting dari
hemoglobin yang membentuk sebagian besar sel darah merah.
Kekurangan zat besi merupakan masalah yang sering terjadi pada anak-
anak, remaja putri, hingga ibu hamil.6,11
Kekurangan zat besi pada anak dapat mempengaruhi ke masa
tumbuh kembang pada anak. Menstruasi dan pola makan yang salah
pada remaja putri juga cenderung mengalami kekurangan zat besi setiap
bulan. Sedangkan pada kehamilan, hal ini dapat diakibatkan adanya
peningkatan permintaan zat besi untuk mengembangkan massa sel
darah merah ibu dan janin dan mendukung pertumbuhan plasenta,
dengan kebutuhan zat besi harian sebesar 4,4 mg. Pada pria, defisiensi
besi biasanya terjadi dengan ulkus atau penyakit hati yang ditandai oleh
perdarahan. Defisiensi zat besi terjadi secara perlahan. Akibat dari
penurunan jumlah sel darah merah mendorong sumsum tulang untuk
meningkatkan perlepasan sel darah merah yang berbentuk kecil.6
Hasil dari ulasan jurnal oleh Nils Milman tahun 2012
mengatakan pengkonsumsian zat besi memiliki manfaat dan kerugian.
Manfaat bagi ibu hamil berupa meningkatkan haemoglobin dalam
mengangkut nutrisi terhadap ibu dan janin. Janin sendiri menggunakan
sebagian besar suplai zat besinya untuk sintesis hemoglobin, tetapi zat
besi juga memainkan peran penting dalam organ vital, termasuk sistem
saraf pusat dimana enzim yang mengandung zat besi terlibat dalam
banyak proses metabolisme. Otak berkembang membutuhkan zat besi
yang cukup untuk dapat melintasi sawa-sawar darah otak. Pada janin

4
dan bayi baru lahir, kekurangan zat besi dapat menyebabkan kerusakan
permanen pada otak, yang secara negatif mempengaruhi kecerdasan,
kemampuan kognitif dan perilaku selama pertumbuhan dan
perkembangan di kemudian hari. Selain itu keuntungan dalam
mengkonsumsi zat besi dapat mencegah ibu melahirkan bayi prematur.7

2.1.2. Sumber Zat Besi


2.1.2.1. Sumber Alami
Makanan yang mengandung Fe dalam kadar tinggi (lebih dari 5
mg/100 g) adalah hati, jantung, kuning telur, ragi, kerang,
kacang-kacangan, dan buah-buahan kering tertentu. Makanan
yang mengandung besi dalam jumlah sedang (1-5mg/100 g)
termasuk diantaranya daging, ikan, unggas, sayuran yang kurang
hijau mengandung besi dalam jumlah rendah (kurang dari 1
mg/100g).11

2.1.2.2. Sediaan dan Dosis


Sediaan besi oral. Garam besi diberikan peroral terkecuali bila
terdapat alasan kuat dimana tidak memungkinkan untuk
pemberian peoral, sehingga diberikan dengan cara lain.
Diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan dalam efisiensi
absorpsi besi antara bentuk garam fero satu dengan lainnya,
sedangkan pada bentuk garam feri diketahui sangat kecil tingkat
absorpsinya. Jenis garam yang diberikan tidak terlalu
mempengaruhi pola regenerasi hemoglobin dalam darah selama
jumlah besi yang diberikan cukup sesuai kebutuhan, dalam hal
ini pilihan sediaan biasanya didasarkan pada tingkat efek
samping dan biaya.11
Dosis oral untuk anemia defisiensi besi adalah 100 – 200 mg
per hari, dimana dosis oral dalam bentuk fero sulfat 200 mg
yang setara 65 mg besi elemental adalah 3 kali sehari selama
kurang lebih 3-6 bulan. Sedangkan untuk profilaksis ataupun
kondisi anemia defisiensi besi ringan dapat diberikan 1 – 2 kali
sehari.8

5
Garam Besi Jumlah Kadar besi Fero

Fero Fumarat 200 mg 65 mg

Fero Glukonat 300 mg 35 mg

Fero Sulfat 300 mg 60 mg

Fero Sulfat Kering 200 mg 65 mg

Natrium Feredat 190 mg 27,5 mg

Tabel 2.1 Kandungan besi pada beberapa garam besi6


Sumber:
http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-9-gizi-dan-darah/91-
anemia-dan-gangguan-darah-lain/911-anemia-defisiensi-besi
Sediaan parenteral. Penggunaan sediaan untuk suntikan IM
dalam dan IV hanya dibenarkan bila pemberian oral tidak
memungkinkan; misalnya pasien bersifat intoleran terhadap
sediaan oral, atau pada pasien yang tidak kooperatif, atau
pemberian oral tidak menimbulkan respon terapeutik. Dalam hal
ini, besi dapat diberikan dalam bentuk dekstran besi (iron –
dextran; imferon) atau sukrosa besi (iron – sucrose). Imferon
mengandung 50 mg Fe setiap ml (larutan 5%) untuk penggunaan
IM atau IV. Respons terapeutik terhadap suntikan IM ini tidak
lebih cepat daripada pemberian oral. Dosis total yang diperlukan
dihitung berdasarkan beratnya anemia, yaitu 250 mg Fe untuk
setiap gram kekurangan Hb. Pada hari pertama disuntikkan 50
mg, dilanjutkan dengan 100-250 mg setiap hari atau beberapa
hari sekali. Penyutikkan dilakukan pada kuadran atas luar m.
Gluteus dan secara dalam untuk menghindari pewarnaan kulit.
Mengingat adanya risiko reaksi hipersensitivitas, dosis uji yang
kecil dari Irondextran perlu dilakukan terlebih dahulu sebelum
pemberian dosis penuh secara IM dan IV. Pasien dengan riwayat
alergi dan pasien yang sebelumnya pernah mendapat preparat
besi secara suntikan lebih besar kemungkinannya untuk

6
mengalami reaksi hipersensitivitas. Preparat suntikan lainnya
yaitu Iron-sucrose dan Iron sodium gluconate.6

2.1.2.3. Kebutuhan Zat Besi Pada Kehamilan

Jumlah Fe yang dibutuhkan setiap hari dipengaruhi oleh


berbagai faktor. Faktor umur, jenis kelamin (sehubungan dengan
kehamilan dan laktasi pada wanita) dan jumlah darah dalam
badan. (dalam hal ini Hb) dapat mempengaruhi kebutuhan,
walaupun keadaan depot Fe memegang peranan yang penting
pula. Dalam keadaan normal dapat diperkirakan bahwa seorang
laki-laki dewasa memerlukan asupan sebesar 10 mg, dan wanita
memerlukan 12 mg sehari guna memenuhi ambilan sebesar
masing-masing 1 mg dan 1,2 mg sehari. Sedangkan, pada wanita
hamil dan menyusui diperlukan asupan 5 mg sehari.9

Anjuran setiap ibu hamil untuk melakukan kunjungan antenatal


komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali, hal ini dilakukan
untuk menghindari risiko komplikasi pada kehamilan dan
persalinan. (Kemenkes, 2013). Konsumsi tablet Fe atau tablet
tambah darah untuk ibu hamil berfungsi untuk menambah zat
besi dengan minimal 90 tablet selama kehamilan. WHO
merekomendasikan suplementasi tablet besi harian 30-60 mg zat
besi dan asam folat 0,4 g dimulai sedini mungkin dan berlanjut
sepanjang kehamilan untuk semua remaja dan wanita dewasa
sebagai intervensi kunci untuk mengurangi risiko anemia ibu,
kekurangan zat besi dan bayi yang lahir dengan berat badan lahir
rendah. Tablet tambah darah diberikan saat melakukan
pemeriksaan kehamilan rutin atau pemeriksaan antenatal.10
Bila kebutuhan ini tidak dipenuhi, Fe yang terdapat di dalam
gudang akan digunakan dan gudang lambat-laun menjadi
kosong. Akibatnya timbul anemia defisiensi Fe. Hal ini dapat
disebabkan oleh absoprsi yang jelek, perdarahan kronik dan
kebutuhan yang meningkat. Keadaan ini memerlukan
8
penambahan Fe dalam bentuk obat.

7
2.2. Anemia
2.2.1. Definisi
Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah yang
tersirkulasi di dalam tubuh manusia, kelainan pada kadar hemoglobin
dari darah merah, bahkan dapat keduanya. Anemia dapat disebabkan
oleh kelainan pada produksi sel darah merah atau peningkatan sel darah
merah yang meningkat melalui perdarahan kronis, pendarahan tiba-tiba
atau lisis sel yang berlebihan (dekstruksi). Nilai normal haemoglobin
pada wanita adalah 14,0 sampai dengan 17,5 g/dl, apabila haemoglobin
dibawah nilai normal dinyatakan sebagai anemia. Menurut World
Health Organization tahun 2001 bahwa ibu hamil dikatakan anemia
apabila hemoglobin kurang dari 11 g/dl.10
Anemia sendiri menghasilkan penurunan nilai hemotokrit dan
hemoglobin tetapi hal itu dapat bervariasi dalam nilai MCV, MCHC,
dan RDW. Misalnya, apabila menggunakan MCV sebagai indeks
anemia mikrositik memiliki MCV <82 fl/sel darah merah, anemia
normositik memiliki MCV antara 82 dan 98 fl/sel darah merah, dan
anemia makro memiliki MCV >98 fl/sel darah merah. Hal ini dapat
terjadi terkait dengan tingkat keparahannya, usia host itu sendiri, serta
status kesehatan sebelumnya. Semua ini pada akhirnya berhubungan
dengan pengurangan pengiriman oksigen ke sel dan organ tubuh
lainnya, sehingga mengganggu fungsi dan membahayakan kesehatan.11
Anemia Defisiensi Besi merupakan salah satu dari berbagai
klasifikasi Anemia, yang terjadi akibat kekurangan zat besi didalam
tubuh. Diperkirakan 30% populasi dunia menderita anemia defisiensi
besi, kebanyakan dari jumlah tersebut ada di negara berkembang.11

2.2.2. Klasifikasi
Klasifikasi anemia menurut WHO tahun 2011 berdasarkan populasi11

8
Anemia
Populasi Tidak anemia
Ringan Sedang Berat

Anak 6 – 59 bulan 11 atau lebih 10-10,9 7-9,9 <7

Anak 5-11tahun 11,5 atau lebih 11-11,4 8,10,9 <8

Anak 12-14 tahun 12 atau lebih 11-11,9 8-10,9 <8

Wanita tidak hamil 12 atau lebih 11-11,9 8-10,9 <8

Wanita Hamil 11 atau lebih 10-10,9 7-9,9 <7

Laki laki 13 atau lebih 11-12,9 8-10,9


<8

Tabel 2.2 : Klasifikasi Anemia menurut WHO; Klasifikasi anemia


berdasarkan morfologi sel darah merah.10

Common Type of
Causes Laboratory Findings
Anemia

Acute hemorrhage HCT ê

Sickle cell anemia Hemoglobin ê

Malaria No change MCV

Aplastic anemia No change MCHC

Thalasemia Normal iron


Nomorcytic
Anemia of chronic
Normal ferritin
disease

Iron deficiency

Slow Chronic
hemorrhage

Anemia of pregnancy

Microcytic HCT ê

9
Hemoglobin ê

Iron status (except


sideroblastic)

Feritinin ê

MCVê

êor no change MCHC

Folic acid deficiency HCT ê

Megaloblastic Vitamin B deficiency Hemoglobin ê


anemia éMCV

normal MCHC

Tabel 2.3 : Klasifikasi Anemia Menurut Morfologi10

Anemia yang dihasilkan dari gangguan produksi sel darah merah dapat
diakibatkan zat besi yang tidak memadai atau tidak dapat diakses,
kekurangan asam folat, vitamin B12, atau masalah pada globulin. Produksi
sel darah merah juga terganggu jika ada penyakit, seperti pada leukemia,
akibat paparan radiasi, atau dengan penyakit lain yang berasal dari
sumsum tulang belakang. Maka, dari klasifikasi di atas bahwa anemia
karena kelainan pada produksi sel darah merah dapat menghasilkan sel
darah merah yang terlalu kecil (mikrositik) sel darah merah terlalu besar
(makrositik), gangguan proses pembentukan DNA sel darah merah
(megaloblastik), dan gangguan kadar hemoglobin yang abnormal
(hipokromik).11

• Anemia zat besi (kejadian 62,30%)


Anemia dalam kehamilan yang paling sering ialah anemia akibat kekurangan
zat besi & Kekurangan ini disebabkan karena kurang masuknya unsur zat besi
dalam makanan, gangguan reabsorbsi, dan penggunaan terlalu banyaknya zat besi.
• Anemia Megaloblastik (kejadian 29%)
Anemia megaloblastik dalam kehamilan disebabkan karena defsiensi asam folat.
• Anemia Hipoplastik (kejadian 80%)
Anemia pada wanita hamil yang disebabkan karena sumsum tulang kurang

10
mampu membuat sel-sel darah merah & Dimana etiologinya belum
diketahui dengan pasti kecuali sepsis, sinar rontgen, racun dan obat-obatan.

Klasifkasi Derajat Anemia Menurut WHO 9

• Ringan sekali Hb 10,00 gr% - 13,00 gr%


• Ringan Hb 8,00 gr% - 9,90 gr%
• Sedang Hb 6,00 gr% - 7,90 gr%
• Berat < 6,00 gr%

2.2.3. Gejala Anemia

Pada keadaan anemia disaat ibu hamil menimbulkan gejala yang


dialamin oleh penderita yaitu seperti kelemahan, mudah lelah dan lesu,
gangguan pencernaan dan kehilangan nafsu makan, jantung berdebar,
terkadang ada penderita yang merasakan sesak nafas, pusing, nyeri
dada. Jika anemia semakin memburuk, gejala yang dapat timbul10 :

• Warna biru hingga putih pada mata


• Kuku rapuh
• Keinginan untuk makan es batu, tanah, atau hal-hal lain yang bukan
makanan (disebut juga ‘pica’)
• Pusing ketika Anda berdiri
• Warna kulit pucat
• Sesak napas
• Lidah sakit
• Beberapa jenis anemia dapat memiliki gejala lainnya.

2.2.4. Dampak

Kasus anemia pada masa bayi dan anak – anak disebabkan oleh ibu
kekurangan zat besi. Anemia menyebabkan gangguan pertumbuhan
fisik bayi, anak usia prasekolah dan sekolah. Pertumbuhan otak dan
tubuh, membutuhkan pasokan energi dan metabolisme yang relative
tinggi, metabolisme energy sel tergantung pada oksigen dan nutrisi yang
dihantarkan oleh sel darah merah. Kekurangan Fe menurunkan
metabolisme energi seluler yang tergantung oksigen karena penurunan
sintesis heme dan Hb, penurunan sintesis sel darah merah (RBC) dan
penurunan ketahanan hidup RBC karena meningkatnya stres oksidatif
pada RBC, autoksidasi Hb, pembentukan radikula oksigen toksik yang
berebut dan peningkatan pembuangan oleh makrofag. Sehingga ibu
yang menderita anemia akan berdampak pada pertumbuhan dan
perkembangan janin.12

11
2.3. Pengetahuan
2.3.1. Definisi
Pengetahuan (knowledge) merupakan suatu hal yang dapat sekedar
menjawab pertanyaan “what”, dan ditemukan oleh manusia atas dasar
keingintahuan dari objek yang memang ‘ada’ sebagaimana adanya. Hal
inilah yang membedakan pengetahuan dengan ilmu (science) dimana
ilmu dapat mejawab pertanyaan “why” dan “how”.13

2.3.2. Metode Memperoleh Pengetahuan


Dapat dikelompokkan dua cara memperoleh pengetahuan menurut
caranya yaitu13
• Non Ilmiah (tradisional),yaitu tanpa melakukan penelitian
ilmiah. Beberapa contohnya adalah cara coba – coba (trial and
error), menurut pengalaman pribadi, dan cara kekuasaan dan
otoritas.
• Ilmiah (modern), yaitu dengan melakukan proses penelitian.
Dikenal dengan metodologi penelitian (research methodology)
dimana dalam hal ini, penarikan kesimpulan harus mencakup 3
(tiga) hal yaitu:
o Segala sesuatu yang positif, dapat berupa gejala tertentu
yang muncul selama periode pengamatan
o Segala sesuatu yang negatif, dapat berupa gejala tertentu
yang tidak muncul selama periode pengamatan
o Segala sesuatu yang muncul secara bervariasi, dapat
berupa variasi gejala – gejala yang timbul hanya dalam
kondisi – kondisi tertentu.

2.3.3. Derajat Pengetahuan


Derajat pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif menurut
terdiri 6 (enam) tingkat yaitu15 :
• Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat
ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang

12
spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang
diterima.
• Memahami (Comprehention)
Kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang
diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara
benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus
dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan terhadap objek yang dipelajari.

• Aplikasi (Aplication)
Kemampuan untuk menggunakan materi yang dipelajari pada
suatu kondisi real (sebenarnya).
• Analisa (Analysis)
Kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau objek ke
dalam komponen, tapi masih dalam struktur organisasi tersebut,
dan masih ada kaitannya satu sama lain.
• Sintesis (Syntehesis)
Sintesis menunjukkan kepada kemampuan untuk melakukan
atau menghubungkan bagian-bagian di dalam batas keseluruhan
yang baru.
• Evaluasi (Evaluation)
Kemampuan untuk melakukan suatu penilaian terhadap suatu
materi atau objek.

2.3.4. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan


Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi derajat pengetahuan
adalah14 :
i. Faktor Internal
• Pendidikan
Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-
hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan
kualitas hidup. Mubarak, menjelaskan pendidikan merupakan
bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain agar
dapat dipahami suatu hal. Tidak dipungkiri semakin tinggi
pendidikan seseorang, semakin mudah pula mereka menerima

13
informasi, dan pada akhirnya pengetahuan yang dimilikinya
semakin banyak.
• Pekerjaan
Pekerjaan adalah kebutuhan yang harus dilakukan terutama
untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga.
Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu
serta dapat memberikan pengalaman maupun pengetahuan baik
secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan pekerjaan
dapat membentuk suatu pengetahuan karena adanya saling
menukar informasi antara teman-teman di lingkungan kerja
• Umur
Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.
Menurut Widiastuti, penyampaian informasi yang baik yaitu
pada masa kedewasaan karena masa kedewasaan merupakan
masa dimana terjadi perkembangan intelegensia, kematangan
mental, kepribadian, pola pikir dan perilaku sosial. Sehingga
dari informasi yang didapat akan membentuk sebuah
pengetahuan dan sikap dilihat dari respons setelah informasi
diterima.
• Informasi
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun
non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek
(immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau
peningkatan pengetahuan (Riyanto, 2013). Menurut Wawan dan
Dewi (2010) suatu informasi dapat membantu mempercepat
seseorang untuk memperoleh pengetahuan baru dan semakin
banyak mendapatkan informasi maka pengetahuan akan semakin
luas.

ii. Faktor Eksternal


• Faktor Lingkungan

14
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar
manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi
perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.
• Sosial Budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat
mempengaruhi sikap dalam menerima informasi.

2.3.5. Pengukuran Pengetahuan


Menurut Arikunto tingkat pengetahuan seseorang diinterpretasikan
dalam skala yang bersifat kualitatif, yaitu15:
a. Baik (jawaban terhadap kuesioner 76 – 100% benar)
b. Cukup (jawaban terhadap kuesioner 56 – 75% benar)
c. Kurang (jawaban terhadap kuesioner < 56% benar)

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau


angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari
subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin
kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas15.

2.4. Sikap
2.4.1. Definisi
Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap itu tidak dapat
langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari
perilaku yang tertutup.14
Menurut Fishbein dan Ajzen Sikap adalah suatu predisposisi yang
dipelajari untuk merespon objek, situasi, konsep atau orang secara
positif atau negatif.14

2.4.2. Komponen
Struktur sikap terdiri dari 3 komponen14:
§ Komponen Kognitif

15
Komponen kognitif menggambarkan apa yang dipercayai oleh
seseorang pemilik sikap. Kepercayaan menjadi dasar
pengetahuan seseorang mengenai objek yang akan diharapkan.
§ Komponen Afektif
Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut
aspek emosional terhadap suatu objek. Komponen ini
disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap suatu
objek.
§ Komponen Konatif
Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan seseorang
dalam berperilaku berkaitan dengan objek sikap yang
dihadapinya dengan cara-cara tertentu.

2.4.3. Tahapan
Menurut Budiman dan Riyanto, seperti halnya dengan pengetahuan,
sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan16 :
§ Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).
§ Merespons (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari
sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan
atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan
itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide
tersebut.
§ Menghargai (valving)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan
suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
§ Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya
dengan segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi.

16
2.4.4. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi
Faktor - faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap menurut Azwar
adalah16:
o Pengalaman pribadi
Sesuatu yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan
mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial.
Tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap.
o Kebudayaan
Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai
pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Apabila kita
hidup dalam budaya yang mempunyai norma longgar bagi
pergaulan heteroseksual, sangat mungkin kita akan mempunyai
sikap yang mendukung terhadap masalah kebebasan pergaulan
heteroseksual.
o Orang lain yang dianggap penting
Seseorang yang kita anggap penting, seseorang yang kita harapkan
persetujuannya bagi setiap gerak dan tingkah dan pendapat kita,
seseorang yang tidak ingin kita kecewakan atauseseorang yang
berati khusus bagi kita, akan banyak mempengaruhi pembentukan
sikap kita terhadap sesuatu. Diantara orang yang biasanyadianggap
penting bagi individu adalah orang tua, orang yang status sosialnya
lebih tinggi, teman sebaya, teman dekat, guru, teman kerja, istri atau
suami dan lain-lain.
o Media massa
Media massa sebagai sarana komunikasi. Berbagai bentuk media
massa mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan
kepercayaan orang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal
memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap
terhadap hal tersebut.
o Institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama
Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu sistem
mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap karena keduanya
meletakkan dasar pengertian dankonsepmoraldalamdiriindividu.

17
o Faktor emosi dalam diri individu
Bentuk sikap tidak semuanya ditentukan oleh situasi lingkungan
dan pengalaman pribadi seseorang. Kadang-kadang, suatu bentuk
sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang
berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan
bentuk mekanisme pertahanan ego.

2.4.5. Proses Perubahan Sikap


Proses dari perubahan sikap adalah menyerupai proses belajar. Proses
perubahan sikap menurut Notoatmodjo sangat tergantung dari proses,
yakni1 :
§ Stimulus yang diberikan pada organisme dapat diterima atau
dapat ditolak maka proses selanjutnya tidak berjalan. Ini
berarti bahwa stimulasi tidak efektif dan mempengaruhi
organisme, sehingga tidak ada perhatian (attention) dari
organisme. Jika stimulus diterima oleh organisme berarti
adanya komunikasi dan adanya perhatian dari organisme.
Dalam hal ini stimulus adalah efektif.
§ Langkah berikutnya adalah jika stimulus mendapat perhatian
dari organisme, tergantung dari organisme mampu tidaknya
mengerti dengan baik. Kemampuan dari organisme inilah yang
dapat selanjutnya melangsungkan proses berikutnya
(comprehension).
§ Pada langkah berikutnya adalah bahwa organisme dapat
menerima secara baik apa yang telah difahami sehingga dapat
terjadi kesediaan untuk suatu perubahan sikap (acceptance).

2.4.6. Pengukuran
Menurut Wawan dan Dewi, ranah afektif tidak dapat diukur seperti
halnya ranah kognitif, karena dalam ranah afektif kemampuan yang
diukur adalah menerima (memperhatikan), merespon, menghargai,
mengorganisasi dan menghayati. Skala yang digunakan untuk

18
mengukur ranah afektif seseorang terhadap kegiatan suatu objek
diantaranya menggunakan skala sikap. Hasil pengukuran berupa
kategori sikap, yakni12 :
§ Sikap positif kecenderungan tindakan adalah mendekati,
menyenangi, mengharapkan objek tertentu.
§ Sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi,
menghindari, membenci, tidak menyukai objek tertentu.

2.5. Perilaku
2.5.1. Definisi
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme (makhluk hidup)
yang bersangkutan. Jadi yang dimaksud perilaku manusia pada
hakikatnya adalah tindakan atau aktifitas dari manusia itu sendiri yang
mempunyai bentangan sangat luas antara lain, berjalan, berbicara,
menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca dan sebagainya2.
2.5.2. Faktor yang Mempengaruhi
Perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yakni2:
1. Faktor – faktor Predisposisi (predisposing faktor)
Ialah faktor – faktor yang mempermudah atau
mempredisposisikan terjadinya perilaku seseorang. Faktor-faktor
ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap
kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal
yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut
masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan
sebagainya.
2. Faktor-faktor Pemungkin (enabling faktor)
Faktor-faktor pemungkin adalah faktor-faktor yang
memungkinkan atau memfasilitasi perilaku atau tindakan. Faktor
ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas
kesehatan bagi masyarakat. Fasilitas ini pada hakikatnya
mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku
kesehatan, maka faktor-faktor ini disebut juga faktor pendukung.
Misalnya Puskesmas, yang Universitas Sumatera Utara

19
Posyandu, Rumah Sakit, tempat pembuangan air, tempat
pembuangan sampah, dan sebagainya.
3. Faktor-faktor penguat (reinforcing faktor)
Faktor-faktor penguat adalah faktor-faktor yang mendorong atau
memperkuat terjadinya perilaku. Kadang-kadang meskipun
orang mengetahui untuk berperilaku sehat, tetapi tidak
melakukannya. Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan
perilaku tokoh masyarakat (toma), tokoh agama (toga), sikap
dan perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan.
Termasuk juga disini undang- undang, peraturan-peraturan baik
dari pusat maupun dari pemerintah daerah terkait dengan
kesehatan.
2.5.3. Proses Perubahan Perilaku
Menurut Green, ada 6 langkah proses perubahan perilaku kesehatan
yaitu 5:
o Penilaian Sosial
Penilaian sosial menentukan persepsi orang akan kebutuhan dan
kualitas hidup mereka. Pada tahap ini ahli perencana memperluas
pemahaman mereka pada masyarakat dimana mereka bekerja
dengan beragam data, tindakan terpadu. Penilaian sosial penting
untuk berbagai alasan yaitu pengaruh antara kesehatan dan kualitas
hidup yang saling berpengaruh timbal balik dengan pengaruh
masing-masing.
o Penilaian Epidemiologi
Penilaian epidemiologi membantu menetapkan permasalahan yang
terpenting dalam suatu masyarakat. Penilaian ini dihubungkan
dengan kesehatan kualitas hidup dari masyarakat, juga sumber daya
terbatas sebagai permasalahan kesehatan yang meluas di
masyarakat.
o Penilaian Perilaku dan Lingkungan
Penilaian Perilaku dan lingkungan merupakan memberi konstribusi
kepada masalah kesehatan. Dimana faktor perilaku merupakan gaya
hidup perorangan yang beresiko memberikan dukungan kepada
kejadian dan kesulitan masalah kesehatan. Sedangkan faktor

20
lingkungan merupakan semua faktor-faktor sosial dan fisiologis luar
kepada seseorang, sering tidak mencapai titik kontrol perorangan,
yang dapat dimodifikasi untuk mendukung perilaku atau
memengaruhi hasil kesehatan.
o Mengidentifikasi faktor yang mendahului dan yang dikuatkan
Penting mengidentifikasi faktor – faktor yang mendahului dan yang
dikuatkan yang harus ditempatkan untuk memulai dan menopang
proses perubahan. Faktor ini diklasifikasikan sebagai pengaruh,
penguat dan pemungkin dan secara bersama-sama memengaruhi
kemungkinan perubahan perilaku dan lingkungan.
o Penilaian Administrasi dan Kebijakan
Merancang intervensi yang strategis dan rencana akhir untuk
implementasi. yaitu, administrasi dan kebijakan. Tujuannya adalah
untuk mengidentifikasikan kebijakan, sumber-sumber dan keadaan
umum yang berlaku dalam konteks program diorganisasi yang dapat
menfasilitasi atau menghalangi program implementasi.
o Implementasi dan Evaluasi
Dalam langkah ini program kesehatan siap untuk dilaksanakan
untuk mengevaluasi proses, dampak dan hasil dari program, final
dari tiga langkah dalam model perencanaan precede-proceed, secara
halus, proses evaluasi menentukan tingkat tertentu dari program
yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan. Penilaian yang
berpengaruh kuat berubah pada predisposing, reinforcing dan
enabling faktor sebaik dalam perilaku dan faktor lingkungan.

21
2.6. Kerangka Teori

2.7. Kerangka Konsep


Berdasarkan uraian teori pada Bab 2, kerangka teori pengetahuan, sikap dan
perilaku ibu hamil tentang tablet Fe dan Stunting di Desa Margamukti
Kabupaten Sumedang pada Tahun 2019 dapat digambarkan dibawah ini

22
BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Pendekatan pada penelitian ini adalah potong lintang (cross sectional) dimana
pengumpulan, pengambilan data dan pengukuran variabel dilakukan pada
waktu yang sama. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif untuk
mengetahui Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Hamil Tentang Pemberian
Tablet Fe di Desa Margamukti Kabupaten Sumedang Tahun 2019.

3.2 Lokasi dan Waktu


3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Margamukti, Kecamatan Sumedang Utara,
Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama dua belas hari pada bulan April 2019, yaitu
pada tanggal 1 April 2019 sampai dengan 12 April 2019.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang tinggal di Desa
Margamukti, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang, Provinsi
Jawa Barat.
3.3.2 Sampel
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan teknik purposive sampling yang berarti pengambilan sampel yang
berdasarkan atas suatu pertimbangan tertentu seperti sifat – sifat populasi
ataupun ciri – ciri yang sudah diketahui sebelumnya. Diperoleh sampel
sebanyak 45 orang.
3.4 Kriteria Inklusi dan Ekslusi
3.4.1 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi yaitu karakteristik umum subjek penelitian pada populasi
target dan pada populasi terjangkau. Kriteria inklusi pada penelitian ini
adalah :
a. Seluruh ibu hamil

23
b. Bersedia mengisi kuesioner
c. Warga Desa Margamukti Kabupaten Sumedang
3.4.2 Kriteria Eksklusi
Kriteria Eksklusi yaitu kriteria subjek yang tidak masuk di kriteria inklusi
karena berbagai sebab. Kriteria eksklusi penelitian ini adalah :
a. Ibu yang tunarungu
b. Ibu yang tidak bersedia mengisi kuesioner
3.4.3 Identifikasi Variabel Penelitian
a. Variabel bebas : Tablet Fe
b. Variabel terikat : Ibu hamil
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan peralatan untuk mendapatkan data sesuai
dengan tujuan penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
o Alat tulis (pensil, pulpen, penghapus, papan jalan)
o Lembaran Inform Consent
o Kuisioner Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Hamil
mengenai Pemberian Tablet Fe
3.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.6.1 Variabel Penelitian
Variabel independent dalam penelitian ini adalah Tablet Fe.
Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah ibu hamil

24
3.6.2 Definisi Operasional

Cara
No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Ukur

Variabel Independen

Segala sesuatu yang


<56%: kurang
diketahui oleh Ibu
Pengetahuan
hamil terhadap 56% - 75%:
1 mengenai Kuesioner Pertanyaan Interval
pentingnya cukup
Tablet Fe
mengkonsumsi zat besi
>76%: baik
selama kehamilannya

reaksi atau tanggapan


Sikap Ibu hamil terhadap
terhadap pentingnya 1 – 30 : kurang
2 Kuesioner Pertanyaan Interval
pemberian mengkonsumsi tablet 31 – 50 : baik
Tablet Fe zat besi selama masa
kehamilannya

segala sesuatu yang


dilakukan sehubungan
Perilaku dengan pengetahuan
terhadap serta sikap ibu hamil 0 – 2: kurang
3 Kuesioner Pertanyaan Interval
pemberian terhadap pentingnya 3 – 6: baik
Tablet Fe mengkonsumsi tablet
zat besi selama masa
kehamilannya

Variabel Dependen

Pola konsumsi tablet Fe


Konsumsi
1 oleh ibu semasa Kuesioner Pertanyaan Ya/tidak Ordinal
Tablet Fe
mengandung

Demografi

1. 15-19 tahun
2. 20-24 tahun
Lama hidup responden
3. 25-29 tahun
1 Usia dari lahir sampai saat Kuesioner Pertanyaan Interval
4. 30-34 tahun
penelitian
5. 35-39 tahun
(BKKBN,2010)

25
1. SD
2. SMP
Pendidikan formal
3. SMA
2 Pendidikan terakhir yang sudah Kuesioner Pertanyaan Ordinal
4. Sarjana
ditempuh responden
(Badan Pusat
Statistik,2016)

1. Ibu Rumah
Aktivitas atau kegiatan
Tangga
sehari-hari yang
3 Pekerjaan Kuesioner Pertanyaan 2. PNS Nominal
menghasilkan
(Badan Pusat
pendapatan
Statistik, 2016)

3.7 Pengolahan dan Analisa Data


Data mentah berupa kuesioner yang telah diisi berdasarkan wawancara dengan
responden. Data mentah tersebut diolah melalui tahap – tahap sebagai berikut:
3.7.1 Pengolahan Data
a. Editing
Data yang dikumpulkan kemudian diperiksa, bila terdapat kesalahan
dalam pengumpulan data segera diperbaiki (editing) dengan cara
memeriksa jawaban yang kurang.
b. Coding
Memberi angka atau tanda pada setiap jawaban
c. Transfering
Data yang telah diberi kode responden disusun secara berurutan dari
responden pertama sampai responden terakhir. Kemudian
dimasukkan ke dalam tabel sesuai dengan variabel yang diteliti.
d. Tabulating
Untuk mempermudah pengolahan dan analisa data serta
pengambilan keputusan maka data ditabulasi dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi.
e. Cleaning
Tahap ini peneliti akan melakukan koreksi pada data yang sudah
melewati tahap – tahap sebelumnya.

26
3.7.2 Analisis Data
Analisis data untuk mencapai tujuan penelitian ini dilakukan dengan
melakukan sistem komputerisasi. Data dianalisis dengan menggunakan
bantuan program komputer. Analisis univariat dilakukan untuk menjelaskan
karakteristik masing- masing variabel yang diteliti baik variabel independen,
dan variabel dependen. Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan dan
mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian yaitu Intervensi
Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Tentang Pemberian Tablet Fe dan
Kejadian Stunting di Desa Margamukti Kabupaten Sumedang Tahun 2019.
3.8 Etika Penelitian
Penelitian ini mengikuti kaidah sesuai dengan etika penelitian yang berlaku
dengan merahasiakan identitas peserta kuisoner. Dokumen berisi mengenai
identitas dan data yang berhubungan dengan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
Ibu Hamil Tentang Pemberian Tablet Fe di Desa Margamukti Kabupaten
Sumedang Tahun 2019. Sebelum melakukan penelitian, peneliti memberikan
surat izin permohonan penelitian kepada pihak dengan memperlihatkan etika
penelitian, yang meliputi informed concent (lembar persetujuan antara peneliti
dan dengan responden, yang ditanda tangani oleh responden bila bersedia),
Anonimity (tidak memberikan atau mencantumkan nama responden) dan
Confidentiality (memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik
informasi.

27
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Penelitian ini dilakukan pada ibu hamil di Desa Margamukti, Kecamatan
Sumedang Utara, Sumedang, Jawa Barat dengan jumlah sampel sebanyak 45
orang yang sudah terbagi berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi umur

Umur
(Tahun) Jumlah Persentase (%)

15 - 19 5 11.2

20 – 24 8 17.7

25 – 29 13 28.9

30 – 34 10 22.2

35 – 39 8 17.7

40 - 44 1 2.3

Total 45 100

Karakteristik sampel didapatkan umur terbanyak dari kelompok umur 25 – 29


tahun dengan persentase 28.9% yang merupaka golongan usia produktif muda.
Mayoritas (80%) ibu hamil berasa dari golongan usia dibawah 35 tahun, seperti
yang tertera pada tabel 4.1.

Tabel 4.2 Distribusi Latar Belakang Pendidikan Ibu Hamil

Pendidikan
Terakhir Jumlah Persentase (%)

SD 5 11.2

SMP/MTS 20 44.4

SMA/SMK 18 40

SARJANA STRATA I 2 4.4

Total 45 100

28
Latar belakang pendidikan terbanyak pada ibu hamil yang menjadi sampel
adalah SMP/MTS dan sederajat (44.4%) dengan jumlah sampel 20 orang,
diikuti dengan SMA/SMK dan sederajat (40%) dengan jumlah sampel 18
orang. Selain itu juga terdapat 5 orang dengan latar belakang pendidikan SD
(11.2%) dan 2 orang dengan latar belakang pendidikan Sarjana Strata I (4.4%)
seperti tertera pada tabel 4.2.

Tabel 4.3 Pekerjaan Ibu Hamil

Kategori Jumlah Persentase (%)

Ibu Rumah Tangga 44 97.8

PNS 1 2.2

Total 45 100

Pekerjaan terbanyak pada ibu hamil adalah sebagai ibu rumah tangga (97.8%)
dengan jumlah sampel 44 orang, terdapat seorang ibu hamil yang bekerja
sebagai PNS (2.2%) seperti tertera pada tabel 4.3.

Skala Likert menurut Sugiyono digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Pengukuran pengetahuan menggunakan skala likert dimana dikatakan
pengetahuan baik bila jawaban benar 76 – 100%, pengetahuan cukup bila
jawaban benar 56 – 75% dan pengetahuan kurang bila jawaban benar < 56%.
Pengukuran sikap dalam bentuk kuesioner berskala ordinal yang memenuhi
pernyataan-pernyataan tipe Skala Likert, yaitu sebagai berikut18
Pernyataan Nilai

Sangat setuju 5

Setuju 4

Ragu-ragu 3

Tidak setuju 2

Sangat tidak setuju 1

29
Cara interpretasi berdasarkan total penilaian dalam kuesioner sebagai berikut :
1. Skor 31-50 : Sikap baik
2. SKor 10-30 : Sikap kurang

Skala pengukuran yang akan digunakan dalam penelitian perilaku untuk


menentukan skor jawaban dari responden adalah menggunakan Skala Guttman
menurut Sugiyono, yaitu skala yang digunakan untuk mendapatkan jawaban
tegas dari responden, yaitu hanya terdapat dua interval seperti “setuju-tidak
setuju”; “ya-tidak”; “benar-salah”; “positif-negatif”; “pernah-tidak pernah” dan
lain-lain. 18
Pernyataan Nilai

Ya 1

Tidak 0

Cara interpretasi berdasarkan total penilaian dalam kuesioner sebagai berikut :


1. Skor tertinggi (Ya) satu
2. Skor terendah (Tidak) nol

Tabel 4.4 Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Mengenai Pemberian Tablet Fe

Kategori Jumlah Persentase (%)


Pengetahuan Baik
8 17.8
(Jawaban benar 76 – 100%)
Pengetahuan Cukup
18 40
(Jawaban benar 56 – 75%)
Pengetahuan Kurang
19 42.2
(Jawaban benar <56%)

Total 45 100

Berdasarkan pengukuran derajat tingkat pengetahuan menggunakan kuisioner


yang kemudian diukur dengan skala likert, diketahui hanya 8 ibu hamil (17.8%)
yang memiliki pengetahuan baik akan pemberian tablet Fe, dimana 18 ibu
hamil lainnya (40%) memiliki pengetahuan cukup dan 19 ibu hamil lainnya

30
(42.2%) memiliki pengetahuan kurang mengenai pemberian tablet Fe seperti
tertera pada tabel 4.4.

Tabel 4.5 Sikap Ibu Hamil Mengenai Pemberian Tablet Fe

Kategori Jumlah Persentase (%)


Sikap Baik
44 97.8
(score 31 – 50)
Sikap Kurang
1 2.2
(score 10 – 30)

Total 45 100

Perhitungan nilai sikap ibu hamil tentang pemberian tablet Fe dilakukan dengan
skala Likert dimana nilai minimum adalah 10, dengan nilai maksimum adalah
50. Diklasifikasikan nilai 10 – 30 sebagai kategori sikap kurang dan 31 – 50
sebagai kategori sikap baik. Sebanyak 44 orang (97.8%) dari ibu hamil yang
menjadi sampel memiliki sikap baik tentang pemberian tablet Fe dan 1 orang
(2.2%) dari ibu hamil yang menjadi sampel memiliki sikap buruk tentang
pemberian tablet Fe seperti tertera pada tabel 4.5.

Tabel 4.6 Perilaku Ibu Hamil Mengenai Pemberian Tablet Fe

Kategori Jumlah Persentase (%)


Perilaku Baik
45 100
(score 3 – 6)
Perilaku Kurang
0 0
(score 0 - 2)

Total 45 100

Seluruh ibu hamil yang menjadi sampel (45 orang) memiliki perilaku yang baik
terhadap pemberian tablet Fe (100%) seperti yang tertera pada tabel 4.6.

Hasil pengukuran Tingkat pengetahuan yang telah disampaikan diatas


dikategorikan berdasarkan jawaban pada kuisioner dengan menggunakan 10
pertanyaan yang dinilai menggunakan skala likert dimana dikatakan
pengetahuan baik bila menjawab benar pada minimal 8 dari 10 pertanyaan (76

31
– 100%), pengetahuan cukup bila menjawab benar pada minimal 6 dari 10
pertanyaan (56 – 75%), dan pengetahuan kurang bila hanya dapat menjawab
benar kurang dari 6 pertanyaan.

Hasil pengukuran Sikap yang telah disampaikan diatas dikategorikan


berdasarkan jawaban pada kuisioner dengan menggunakan 10 pertanyaan yang
dinilai menggunakan skala likert dimana setiap jawaban sangat setuju diberikan
nilai 5, setuju diberikan nilai 4, ragu – ragu diberikan nilai 3, tidak setuju
diberikan nilai 2, dan sangat tidak setuju diberikan nilai 1. Hasil penilaian
kemudian dijumlah dan diberikan skoring, dikategorikan sebagai sikap baik bila
mendapatkan skor 31 – 50 dan sikap kurang bila mendapatkan skor 10 – 30.

Hasil pengukuran Perilaku yang telah disampaikan diatas dikategorikan


berdasarkan jawaban pada kuisioner dengan menggunakan 6 pertanyaan yang
dinilai menggunakan skala likert dimana setiap jawaban Ya diberikan nilai 1
dan setiap jawaban Tidak diberikan nilai 0. Hasil penilaian kemudian dijumlah
dan diberikan skoring, dikategorikan sebagai sikap baik bila mendapatkan skor
3 - 6 dan sikap kurang bila mendapatkan skor 0 - 2.

4.2 Pembahasan
a. Pengetahuan Responden terhadap Pentingnya Mengkonsumsi Tablet Zat Besi
Selama Kehamilannya
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pengetahuan ibu hamil terhadap
pentingnya mengkonsumsi tablet zat besi selama kehamilannya mayoritas
termasuk dalam kategori pengetahuan kurang. Diketahui hanya 8 ibu hamil
(17.8%) yang memiliki pengetahuan baik akan pemberian tablet Fe, dimana 18
ibu hamil lainnya (40%) memiliki pengetahuan cukup dan 19 ibu hamil lainnya
(42.2%) memiliki pengetahuan kurang.
Menurut peneliti, minimnya pengetahuan responden tentang pentingnya
tablet zat besi dalam kehamilan disebabkan karena rendahnya tingkat
pendidikan ibu hamil dan pekerjaan ibu hamil yang mayoritas bekerja sebagai
IRT yang sibuk mengurus kebutuhan rumah tangganya tanpa sempat mencari
informasi kesehatan. Sebaigamana terlihat pada table hasil penelitian, sebanyak

32
44 orang (97,8%), bekerja sebagai IRT. Selain itu mayoritas responden
memiliki tingkat pendidikan SMP sehingga pengetahuan akan tablet Fe kurang.
Dari penelitian ini didapatlan ibu hamil yang menjadi responden adalah
SMP/MTS dan sederajat (44.4%) dengan jumlah responden 20 orang.
Hasil penelitian yang dilakukan Siti Aminah pada tahun 2016 dengan 53
responden, mayoritas ibu hamil memiliki pengetahuan yang baik yaitu
sebanyak 25 orang (47,2%), 21 orang (39,6%) dengan pengetahuan cukup dan
7 orang (13,2%) dengan pengetahuan kurang. Perbedaan dari penelitian ini
mayoritas ibu hamil memiliki pengetahuan yang baik14

Pengetahuan dipengaruhi oleh pendidikan, pendidikan adalah suatu usaha


yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dan kepribadian individu
melalui proses atau kegiatan tertentu serta interaksi individu dengan
lingkungannya untuk mencapai manusia seutuhnya. Semakin tinggi pendidikan
seseorang, makin mudah pula orang tersebut menerima informasi demikian pula
sebaliknya, sehingga seseorang semakin besar keinginan untuk memanfaatkan
pengetahuan, keterampilan dan pendidikan ikut membentuk pola pikir, pola
persepsi dan sikap pengambilan keputusan seseorang.
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan dibutuhkan dan harus
diperoleh semua umat manusia. Karena semakin tinggi pendidikan seseorang,
akan semakin baik pula seseorang tersebut menerima dan segala bentuk
informasi sehingga akan memperluas informasi yang dimilikinya. Seseorang
yang memiliki pengetahuan yang banyak dan luas, akan semakin baik dalam
menjalani hidup sehat, terutama pada ibu hamil yang akan lebih

memperhatikan kebutuhan kehamilannya seperti kebutuhan nutrisi zat besi yang


terdapat dalam makanan dan tablet zat besi itu sendiri.

Selain faktor pendidikan, informasi juga mempengaruhi pengetahuan seseorang.


Beberapa bentuk informasi yang dapat diperoleh, seperti informasi dari tenaga
kesehatan, khususnya bidan, cerita dari orang lain, maupun informasi dari media
massa seperti televisi, radio, koran ataupun majalah. Lebih banyak responden
yang tingkat pengetahuannya kurang karena kurangnya informasi dari tenaga
kesehatan maupun media massa misalnya dengan memberikan penyuluhan.
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan selanjutnya ialah pengalaman.
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh

33
kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang
diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Bila berhasil
maka seseorang akan menggunakan cara tersebut kembali, akan tetapi apabila
gagal tidak akan mengulangi cara itu.

b. Sikap Responden terhadap Pentingnya Mengkonsumsi Tablet Zat Besi Selama


Kehamilannya

Berdasarkan tabel 4.5 didapatkan sebanyak 44 orang (97.8%) dari ibu hamil
yang menjadi sampel memiliki sikap baik tentang pemberian tablet Fe dan 1
orang (2.2%) dari ibu hamil yang menjadi sampel memiliki sikap kurang
tentang pemberian tablet Fe.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Chusnul Chotimah tahun 2017
sikap responden tentang tablet Fe dengan kategori positif yaitu berjumlah 54
responden (69,2%), kategori netral berjumlah 19 responden (24,4%) serta
kategori negatif berjumlah 5 responden (6,4%). Perbedaan yang terlihat di
antara penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah kriteria objektif yang
digunakan ada tiga kategori, yaitu kategori positif,netral dan negative .
Penelitian ini sendiri hanya menggunakan dua kategori yaitu kategori baik dan
kurang. 15

Sikap merupakan faktor yang ada dalam diri manusia yang dapat
mendorong atau menimbulkan perilaku / tindakan tertentu. Jadi, jika seorang ibu
hamil memiliki sikap yang baik terhadap pentingnya tablet zat besi bagi
kehamilannya, maka akan memberikan perilaku yang baik pula untuk tetap
mengkonsumsi tablet zat besi sampai 9 bulan kehamilannya.
Sikap dapat diartikan sebagai kesiapan/kesediaan responden dalam
bertindak tetapi belum melaksanakan. Proses ini tidak langsung terjadi dengan
sendirinya, tetapi ada beberapa tahap salah satunya dengan proses belajar.
Proses belajar ini terjadi karena pengalaman seseorang dengan objek tertentu,
dengan menghubungkan pengalaman yang satu dengan pengalaman lainnya.
Dengan banyaknya pengalaman yang diperoleh dapat membantu seseorang
untuk menentukan sikap terhadap tindakan yang akan dia lakukan.
Menurut peneliti, sikap baik yang ditunjukkan oleh responden ini,

34
membuktikan bahwa meskipun responden kurang mengetahui terhadap
pentingnya mengkonsumsi tablet zat besi selama kehamilannya namun mereka
memberikan respon yang baik jika mengkonsumsi tablet zat besi akan
mencegah terjadinya anemia dalam kehamilan.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi sikap seseorang, misalnya


pengalaman pribadi. Apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut
membentuk dan mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial.
Tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap. Untuk dapat
mempunyai tanggapan dan penghayatan, seseorang harus mempunyai
pengalaman yang berkaitan dengan objek psikologis yang akan membentuk
sikap positif dan sikap negatif. Pembentukan tanggapan terhadap obyek
merupakan proses kompleks dalam diri individu yang melibatkan individu
yang bersangkutan, situasi di mana tanggapan itu terbentuk, dan ciri-ciri
obyektif yang dimiliki oleh stimulus. Untuk dapat menjadi dasar pembentukan
sikap, pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor
emosional. Dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan akan
pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama berbekas. Menurut peneliti,
seorang ibu hamil akan lebih bersikap positif jika ia pernah memiliki
pengalaman pribadi yang berkesan dalam kehamilannya, ia akan lebih belajar,
lebih menjaga dan memenuhi kebutuhan nutrisi yang harus dipenuhinya selama
hamil.

Faktor selanjutnya ialah faktor pengaruh dari orang lain yang


dianggap penting. Seseorang bisa bersikap positif maupun negatif akibat
pengaruh orang-orang yang dianggapnya penting seperti orang tua,
teman/kerabat dekat, suami/istri, dan lain-lain.

Selain itu, faktor informasi/media massa juga mempengaruhi sikap


seseorang. Beberapa bentuk media massa, seperti televisi, radio, majalah atau
koran mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan
orang. Sebagai tugas pokoknya dalam menyampaikan informasi, media massa
membawa pesan-pesan yang berisi sugestif yang dapat mengarahkan opini
seseorang. Informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan
kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan

35
sugestif yang dibawa oleh informasi tersebut, bila cukup kuat, akan
memberikan dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah
sikap. Walaupun pengaruh media massa tidak sebesar pengaruh interaksi

individual secara langsung, namun dalam proses pembentukan dan perubahan


sikap, peranan media massa tidak kecil artinya. Dalam menentukan sikap,
pengetahuan memegang peranan penting, sehingga sikap ibu terhadap
pentingnya mengkonsumsi tablet zat besi selama kehamilannya dipengaruhi
oleh pengetahuan yang dimilikinya. Asumsi peneliti bahwa sikap ibu hamil
yang baik ini, disebabkan karena ibu yang tidak ingin mengalami anemia
dalam kehamilannya yaitu dengan menghabiskan tablet zat besi yang
diberikan bidan kepadanya.

c. Perilaku Ibu Hamil terhadap Pentingnya Mengkonsumsi Tablet Zat


Besi Selama Kehamilannya
Pada penelitian ini didapatkan seluruh ibu hamil yang menjadi
sampel (45 orang) memiliki perilaku yang baik terhadap pemberian tablet Fe
(100%) seperti yang tertera pada tabel 4.6.
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Iin Indrawati tahun
2018 didapatkan mayoritas perilaku dalam mengkonsumsi tablet Fe di
Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi tahun baik yaitu sebanyak 55
responden (63,2%), namun sebagian yaitu sebanyak 32 responden (36,8%)
masih berperilaku buruk dalam mengkonsumsi tablet Fe. 16.

Tindakan merupakan upaya untuk mewujudkan sikap menjadi suatu


perbuatan nyata yang memerlukan faktor pendukung atau kondisi yang
memungkinkan. Beberapa faktor yang mempengaruhi tindakan yaitu
ketersediaan fasilitas kesehatan, pengetahuan dan sikap. Fasilitas kesehatan
dapat mendukung seseorang untuk melakukan sesuatu dalam hal ini
mengkonsumsi tablet zat besi yang diberikan pelayanan kesehatan. 17
Faktor selanjutnya, yaitu pengetahuan dan sikap masyarakat.
Pengetahuan yang baik disertai sikap yang baik pula, maka akan
memberikan pengaruh untuk melakukan tindakan yang baik pula. Menurut
peneliti, tindakan yang baik ini didasari dengan kesadaran ibu karena
pentingnya mengkonsumsi tablet zat besi selama kehamilannya

36
Tabel 4.7 Data Responden pada Tingkat Pengetahuan
Nomor Urut Pertanyaan

Anemia
Salah satu pada
Pada usia Apakah ibu tau
makanan kehamilan Berapa jumlah Penyakit Dimanakah
No. Menurut kehamilan akibat dari
Penyakit yang paling dapat zat besi yang Apa warna kurang ibu Nilai
Responden Ibu, fungsi berapa bulan kekurangan
kurang darah banyak memberikan diperlukan ibu tablet zat darah dapat mendapatkan
zat besi ibu mulai darah (anemia)
disebut? mengandung pengaruh hamil selama 9 besi? dicegah tablet zat
adalah… mengonsumsi pada waktu
zat besi kurang baik bulan? dengan… besi?
tablet zat besi? hamil?
adalah… bagi anak,
yaitu…

1 ✖ ✖ ✖ ✔ ✖ ✔ ✖ ✔ ✔ ✔ 50%

2 ✔ ✖ ✔ ✔ ✖ ✔ ✖ ✔ ✔ ✔ 70%

3 ✔ ✔ ✖ ✔ ✔ ✔ ✖ ✔ ✔ ✔ 80%

4 ✔ ✔ ✖ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ 90%

5 ✔ ✔ ✖ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ 90%

6 ✔ ✔ ✖ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ 90%

7 ✔ ✔ ✖ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ 90%

8 ✔ ✖ ✖ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✖ 70%

9 ✔ ✖ ✖ ✔ ✔ ✔ ✖ ✔ ✔ ✔ 70%

10 ✖ ✖ ✖ ✔ ✖ ✔ ✖ ✔ ✔ ✔ 50%
11 ✔ ✔ ✖ ✔ ✖ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ 80%

12 ✔ ✖ ✖ ✔ ✖ ✖ ✔ ✔ ✔ ✖ 50%

13 ✔ ✔ ✖ ✔ ✔ ✔ ✖ ✔ ✔ ✖ 70%

14 ✖ ✖ ✖ ✔ ✖ ✖ ✔ ✔ ✔ ✔ 50%

15 ✔ ✔ ✖ ✔ ✔ ✔ ✖ ✔ ✔ ✔ 80%

16 ✔ ✔ ✖ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✖ 80%

17 ✔ ✖ ✖ ✔ ✔ ✔ ✖ ✔ ✔ ✔ 70%

18 ✖ ✖ ✖ ✔ ✖ ✔ ✖ ✔ ✔ ✔ 50%

19 ✔ ✖ ✖ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✖ 70%

20 ✔ ✖ ✖ ✔ ✔ ✔ ✖ ✔ ✔ ✔ 70%

21 ✔ ✖ ✖ ✔ ✖ ✔ ✖ ✔ ✔ ✖ 50%

22 ✖ ✖ ✖ ✖ ✖ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ 50%

23 ✖ ✖ ✖ ✔ ✔ ✖ ✔ ✔ ✔ 50%

24 ✔ ✔ ✖ ✖ ✔ ✔ ✖ ✔ ✔ ✔ 70%

25 ✔ ✔ ✖ ✖ ✖ ✖ ✖ ✔ ✔ ✔ 50%

26 ✖ ✖ ✖ ✔ ✖ ✔ ✖ ✔ ✔ ✔ 50%

27 ✖ ✔ ✖ ✔ ✔ ✖ ✖ ✔ ✔ ✖ 50%

38
28 ✔ ✔ ✖ ✔ ✖ ✖ ✖ ✔ ✔ ✖ 50%

29 ✖ ✖ ✖ ✔ ✖ ✔ ✖ ✔ ✔ ✔ 50%

30 ✖ ✔ ✖ ✖ ✔ ✔ ✖ ✔ ✔ ✖ 50%

31 ✖ ✖ ✔ ✖ ✔ ✖ ✖ ✔ ✔ ✔ 50%

32 ✔ ✔ ✖ ✖ ✔ ✔ ✖ ✔ ✔ ✔ 70%

33 ✔ ✖ ✖ ✔ ✔ ✔ ✖ ✔ ✔ ✔ 70%

34 ✔ ✔ ✔ ✔ ✖ ✖ ✔ ✔ ✔ ✖ 70%

35 ✔ ✖ ✖ ✔ ✔ ✔ ✖ ✔ ✔ ✖ 60%

36 ✔ ✖ ✖ ✔ ✖ ✔ ✖ ✔ ✔ ✔ 60%

37 ✔ ✖ ✖ ✖ ✖ ✔ ✖ ✔ ✔ ✖ 40%

38 ✔ ✔ ✖ ✖ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✖ 70%

39 ✖ ✖ ✖ ✔ ✖ ✖ ✔ ✔ ✔ ✔ 50%

40 ✖ ✖ ✔ ✔ ✖ ✔ ✖ ✔ ✔ ✖ 50%

41 ✔ ✖ ✖ ✔ ✔ ✔ ✖ ✔ ✔ ✖ 60%

42 ✔ ✖ ✖ ✔ ✖ ✔ ✖ ✔ ✔ ✔ 60%

43 ✔ ✖ ✖ ✖ ✖ ✔ ✖ ✔ ✔ ✖ 30%

44 ✔ ✔ ✖ ✖ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✖ 70%

39
45 ✔ ✖ ✖ ✔ ✖ ✔ ✖ ✔ ✔ ✔ 60%

Total 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45

Persentase
71.1% 40% 8.9% 77.8% 51.1% 82.2% 33.3% 100% 100% 62.2%
Benar
Persentase
28.9% 60% 91.1% 22,2% 48.9% 17.8% 66.7% 0% 0% 37.8%
Salah

Berdasarkan hasil pengukuran tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai pemberian tablet Fe dengan menggunakan kuesioner
yang terdiri dari sepuluh pertanyaan, diketahui bahwa jawaban benar paling banyak berada pada pertanyaan ke delapan yaitu “penyakit
kurang darah dapat dicegah dengan…” dan pertanyaan ke sembilan yaitu “dimanakah ibu dapat memperoleh tablet besi?” dengan total
seluruh responden (45 orang) menjawab dengan benar (100%). Sedangkan untuk jawaban salah terbanyak berada pada pertanyaan ketiga
yaitu “salah satu makanan yang paling banyak mengandung zat besi adalah …” dengan total 41 orang menjawab salah (91.1%) seperti
tertera pada tabel 4.7.

40
Hasil analisis dari karateristik responden pengetahuan, sikap dan perilaku ibu
hamil tentang pemberian tablet Fe di Desa Margamukti Kabupaten Sumedang
Tahun 2019. Berdasarkan data demografi didapatkan usia 25 – 29 tahun
sebanyak 13 orang (28.9%), pendidikan terakhir SMP/MTS dan sederajat
sebanyak 20 orang (44.4%). Dari penelitian ini didapatkan pengetahuan ibu
hamil tentang tablet Fe dari 45 responden semuanya memiliki pengetahuan
yang baik (100%). Berdasarkan penelitian ini sikap ibu hamil tentang
pemberian tablet Fe sebanyak 44 orang (97.8%) dari ibu hamil yang menjadi
sampel memiliki sikap baik dan 1 orang (2.2%) dari ibu hamil yang menjadi
sampel memiliki sikap buruk. Dalam hal perilaku dari penelitian ini
didapatkan seluruh ibu hamil dari 45 sampel (100%) memiliki perilaku yang
baik terhadap pemberian tablet Fe. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan Siti Aminah pada tahun 2016 dengan 53 responden, mayoritas ibu
hamil memiliki pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 25 orang (47,2%), 21
orang (39,6%) dengan pengetahuan cukup dan 7 orang (13,2%) dengan
pengetahuan buruk. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Chusnul
Chotimah sikap responden tentang tablet Fe dengan kategori positif yaitu
berjumlah 54 responden (69,2%), kategori netral berjumlah 19 responden
(24,4%) serta kategori negatif berjumlah 5 responden (6,4%). Pada penelitian
yang dilakukan oleh Iin Indrawati tahun 2016 didapatkan mayoritas perilaku
dalam mengkonsumsi tablet Fe di Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi
tahun baik yaitu sebanyak 55 responden (63,2%), walaupun sebagian yaitu
sebanyak 32 responden (36,8%) masih berperilaku buruk dalam
mengkonsumsi tablet Fe.

41
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan pada ibu hamil
mengenai pengetahuan tentang pemberian tablet Fe dan stunting

1. Peneliti mendapatkan pengetahuan ibu hamil tentang pemberian


tablet Fe bahwa dari 45 responden ibu hamil, terdapat 8 orang
(17,8%) yang pengetahuan baik, 18 orang (40%) yang pengetahuan
cukup, 19 orang (42,2%) yang pengetahuan kurang.

2. Peneliti mendapatkan hasil sikap ibu hamil tentang pemberian tablet


Fe bahwa dari 45 responden ibu hamil, terdapat 44 orang (97,8%)
termasuk kategori sikap baik dengan scorre (31-50) dan 1 orang
(2,2%) termasuk kategori sikap kurang dengan score (10-30).

3. Peneliti mendapatkan hasil perilaku ibu hamil tentang pemberian


tablet Fe bahwa dari 45 responden ibu hamil, terdapat 45 orang
(100%) termasuk kategori baik dengan score (3-6) dan 0 orang (0%)
yang termasuk kategori perilaku kurang.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Peneliti

peneliti selanjutnya diharapkan lebih mendalami penyebab utama dari


pengetahuan ibu hamil tentang pemberian tablet Fe yang rendah.

5.2.2 Bagi Desa

Perlu diberikan penyuluhan dari Desa mengenai pemberian tablet Fe


untuk ibu hamil agar pengetahuan ibu hamil mengenai hal tersebut
menjadi lebih dalam untuk mengerti sehingga bisa di applikasikan
dengan keluarga dalam sehari-hari dan mampu memberi tahu tetangga-
tetangga nya.

42
5.2.3 Bagi Ibu Hamil

Perlu ditingkatkan pengetahuan ibu hamil tentang pemberian tablet Fe


sebagai contoh flyer yang di berikan, harus rajin untuk ikut serta
penyuluhan dan pengarahan yang di adakan oleh kantor desa/posyandu.

43
JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN

1. Jadwal pelaksanaan penelitian : 1 April – 12 April 2019


2. Waktu Penelitian : 09.00 – 16.00 WIB
3. Hari libur penelitian :
o Rabu, 3 April 2019
o Sabtu, 6 April 2019
o Minggu, 7 April 2019
4. Pengecekan data : 17.00 – 21.00 WIB

44
PERSONALIA PENELITIAN

1. Ketua Penelitian :
Nama Lengkap : Lisa Adelia, S.Ked
NIM : 1765050229
Fakultas : Kedokteran
Perguruan Tinggi : Universitas Kristen Indonesia
2. Anggota Penelitian 1 :
Nama Lengkap : Giovanni Anrini, S.Ked
NIM : 1765050043
Fakultas : Kedokteran
Perguruan Tinggi : Universitas Kristen Indonesia

3. Anggota Penelitian 2 :
Nama Lengkap : Eunike Sondang, S.Ked
NIM : 1765050046
Fakultas : Kedokteran
Perguruan Tinggi : Universitas Kristen Indonesia

4. Anggota Penelitian 3 :
Nama Lengkap : Farras Naufaldy, S.Ked
NIM : 1865050057
Fakultas : Kedokteran
Perguruan Tinggi : Universitas Kristen Indonesia

45
DAFTAR PUSTAKA

1. Soekidjo, Notoadmodjo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka


Cipta.
2. Soekidjo, Notoadmodjo. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan, Rineka
Cipta, Jakarta
3. Kemenkes RI. 2018. Hasil Utama Riskesdas 2018. Tersedia di:
http://www.depkes.go.id/resources/download/info-terkini/hasil-riskesdas-2018.pdf
diakses pada 18 April 2019
4. Vaivada, T., Gaffey, M.F., et al. (2017). Improvement of Maternal and Child Nutrition.
America: NEJM
5. Badan POM RI. Anemia dan Gangguan Darah Lain. Tersedia di:
http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-9-gizi-dan-darah/91-anemia-dan-gangguan-darah-
lain/911-anemia-defisiensi-besi. Akses terakhir: 25 Maret 2019
6. Departemen Kesehatan. (2016). Situasi Balita Pendek. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI
7. Kementerian Kesehatan (2018). Cegah Stunting Dengan Perbaikan Pola Makan, Pola
Asuh dan Sanitasi. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI
8. World Health Organization. (2016). WHO Recommendations on antenatal care for a
posiive pregnancy experience. Switzerland: WHO
9. WHO. Konsentrasi Hemoglobin untuk diagnosis anemia dan penilaian keparahan.
Vitamin dan Mineral Sistem Informasi Nutrisi. 2011. Tersedia di:
http://www.who.int/vmnis/indikator/hemoglobin/en/. Akses terakhir: 28 Maret 2019
10. Gandasoebrata, R. (2013). Penuntun Laboratorium Klinis. Jakarta: Dian Rakyat
11. Haider BA et al. (2013). Nutrition Impact Model Study Group (Anaemia). Anaemia,
Prenatal Iron Use, and Risk of Adverse Pregnancy Outcomes: Systematic Review and
Meta – Analysis. UK: British Media Journal
12. Özdemir, N. (2015). Iron deficiency anemia from diagnosis to treatment in children.
Türk Pediatri Arşivi, 50(1), 11–9. doi:10.5152/tpa.2015.2337
13. Erwin, Rena Regina et al. (2017). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil dengan
Kepatuhan dalam Mengkonsumsi Tablet Besi di Wilayah Kerja Puskesmas Seberang
Padang Tahun 2013
14. Aminah Siti (2016). Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Tablet Fe di Puskemas
Mergangsan Kota Yogyakarta. Yogyakarta. Tersedia di
http://repository.unjaya.ac.id/503/1/Siti%20Aminah_1112030_nonfull%20resize.pdf.
Akses terakhir : 18 April 2019.

46
15. Chotimah Chusnul, Mukarromah S.B (2017). Predisposisi Perilaku Ibu Hamil Anemia
Yang Mempengaruhi Kepatuhan Antenatal Care dan Mengkonsumsi Tablet Fe.
Semarang : Public Health Perspective Journal (2) : pp 148-154.
16. Indrawati Iin, Desraini (2018), Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Ibu Hamil dalam
Mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (Fe) untuk Mencecgah Anemia Kehamilan di
Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi. Jambi : Jurnal Akademika Baiturrahim Jambi :
pp 33-39.
17. Al Hadar S.A (2014). Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Ibu Hamil Terhadap
Pentingnya Mengkonsumsi Tablet Zat Besi Selama Kehamilannya di Puskesmas Layang
Makassar Tahun 2014. Makassar. Tersedia di http://repositori.uin-
alauddin.ac.id/6490/1/SAFIRAH%20AZZAHARA%20AL% 20HADAR_ opt.pdf.
Akses terakhir : 18 April 2019.
18. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Afabeta
19.

47
INFORMED CONSENT

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Selamat pagi/siang/sore

Perkenalkan kami dari bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kedokteran,


Universitas Kristen Indonesia, bermaksud melakukan penelitian mengenai “Intervensi
Berulang Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Hamil Mengenai Tentang Pemberian
Tablet Fe dan Stunting di Desa Margamukti Kabupaten Sumedang Tahun 2019” .
Penelitian ini dilakukan sebagai bentuk Pelayanan Kesehatan Masyarakat dari
Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Indonesia.

Kami berharap Ibu bersedia menjadi responden dalam penelitian ini. Pada penelitian
ini akan dilakukan pengisian kuesioner yang terkait dengan penelitian dengan tujuan
untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil tentang pemberian tablet fe
terhadap kejadian stunting di desa margamukti kabupaten sumedang tahun 2019.
Semua informasi yang ibu berikan pada hari ini pada hari Kamis, 4 April 2019
terjamin kerahasiaannya. Jika setelah membaca, mendapat penjelasan serta
memahami sepenuhnya tentang penelitian ini ibu bersedia menjadi responden,
silahkan ibu mengisi formulir ini.

Nama : ....................................

Umur : ....................................

Partisipasi ibu dalam penelitian ini bersifat bebas untuk menyetujui atau menolak
menjadi responden tanpa ada sanksi apapun. Demikian pernyataan persetujuan ini
saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan.

Sumedang, … April 2019

Yang Meneliti Yang Membuat Pernyataan

(………………………) (……………………………)
Lampiran (1)

48
KUISIONER PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG
PEMBERIAN TABLET FE TERHADAP KEJADIAN STUNTING
DI DESA MARGAMUKTI PERIODE JANUARI 2019

IDENTITAS

Kode Responden :

Nama Ibu :

Umur :

Alamat :

Nomor HP :

Pendidikan Terakhir :

Pekerjaan :

1. Tidak bekerja/Ibu rumah tangga


2. Petani
3. Buruh
4. Pedagang
5. PNS
6. Lain-lain, sebutkan..........

Lampiran (2)

49
I. PENGETAHUAN IBU HAMIL
1 Penyakit kurang darah disebut? 1. Diabetes
2. Anemia
3. Darah tinggi
4. Asam urat
5. Tidak tahu
2 Menurut ibu, fungsi zat besi 1. Menambah nafsu makan
adalah… 2. Sama dengan vitamin A
3. Untuk kesehatan bayi
4. Meningkatkan
pembentukkan sel darah
merah
5. Tidak tahu
3 Salah satu makanan yang 1. Apel
paling banyak mengandung zat 2. Bayam
besi adalah… 3. Hati
4. Ikan
5. Nasi
4 Anemia pada kehamilan dapat 1. Partus lama
memberikan pengaruh kurang 2. Hamil anggur
baik bagi anak, yaitu: 3. Berat badan bayi lahir
rendah
4. Bayi jadi gemuk
5. Tidak tahu
5 Berapa jumlah zat besi yang 1. 30 tablet
diperlukan ibu hamil selama 9 2. 90 tablet
bulan? 3. 20 tablet
4. 40 tablet
5. Tidak tahu
6 Apa warna tablet zat besi? 1. Hitam
2. Merah
3. Putih
4. Kuning
5. Tidak tahu
7 Pada usia kehamilan berapa 1. Trimester I (0-12
bulan ibu mulai mengkonsumsi minggu/0-3 bulan)
tablet zat besi? 2. Trimester II (13-24
minggu/4-6 bulan)
3. Trimester III (25-36
minggu/7-9 bulan)
4. Saat ibu melahirkan
5. Tidak tahu

50
8 Penyakit kurang darah dapat 1. Minum jamu
dicegah dengan: 2. Minum the
3. Minum tablet tambah
darah
4. Makan mie instan
5. Tidak tahu
9 Dimanakah ibu mendapatkan 1. Dukun beranak
tablet zat besi? 2. Warung nasi
3. Pertokoan
4. Puskesmas
5. Tidak tahu
10 Apakah ibu tahu akibat dari 1. Serangan jantung
kekurangan darah (anemia) 2. Perdarahan saat bersalin
pada waktu hamil? 3. Nafsu makan bertambah
4. Kencing manis
5. Tidak tahu

Lampiran (2)

51
teratur sesuai anjuran petugas
kesehatan
10 Semakin tua usia kehamilan pada 1. Sangat setuju
wanita, maka asupan zat besi yang 2. Setuju
dibutuhkan akan semakin berkurang 3. Ragu-ragu
4. Tidak setuju
5. Sangat tidak setuju

III. PERILAKU IBU HAMIL


1 Dalam mengkonsumsi tablet zat besi ibu 1. Ya
menyesuaikan dengan dosis pencegahan ataupun
2. Tidak
pengobatan dan mematuhi seluruh aturan yang
dianjurkan petugas kesehatan selama
mengkonsumsi tablet tersebut
2 Jika persediaan tablet zat besi telah habis, ibu akan 1. Ya
pergi ke salah satu tempat pelayanan kesehatan
2. Tidak
untuk memperoleh tablet tersebut
3 Ibu mengkonsumsi tablet zat besi sejak usia 1. Ya
kehamilan Trimester I
2. Tidak
4 Ibu segera meminum tablet zat besi pada saat ibu 1. Ya
lupa
2. Tidak
5 Selama mengkonsumsi tablet zat besi, ibu akan 1. Ya
menghentikan mengkonsumsi teh dan kopi 2. Tidak
6 Ibu mengkonsumsi tablet zat besi dalam keadaan 1. Ya
perut kosong
2. Tidak

Lampiran (2)

53
Lampiran (3)

54

Anda mungkin juga menyukai