Anda di halaman 1dari 19

TUGAS MATA KULIAH ETIKA PROFESI

“TEKNIK PENYELESAIAN MASALAH ETIKA”

Disusun Oleh :

Erik Narayana Ramadhan

Triajeng Agustina

Yuni Faridaningtyas

3D/D3-TEKNIK KIMIA

KELOMPOK 3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengambilan keputusan adalah bagian kunci kegiatan segala jenis profesi. Pembuatan
keputusan menggambarkan proses bagaimana serangkaian kegiatan dipilih sebagai
penyelesaian suatu masalah tertentu. Kualitas keputusan-keputusan setiap orang termasuk
pemimpin akan menentukan efektivitas rencana yang disusun. Pengambilan keputusan
yang baik merupakan bagian vital dari manajemen yang baik karena setiap keputusan
yang diambil akan menentukan bagaimana sebuah organisasi dapat mencapai tujuannya
setiap orang harus dapat menetapkan dan memutusjkan keputusan yang harus diambil
yaitu keputusan terbaik dengan mempertimbangkan hal-hal yang menyangkut secara
menyeluruh.
Pengambilan keputusan adalah memilih salah satu atau lebih diantara sekian banyak
alternatif keputusan yang mungkin. Alternatif keputusan meliputi keputusan ada
kepastian, keputusan berisiko, keputusan ketidakpastian, dan keputusan dalam konflik.
Manajemen membutuhkan informasi sebagai dasar pengambilan keputusan mereka.
Sistem informasi mempunyai peranan yang penting dalam menyediakan informasi untuk
manajemen setiap tingkatan. Tiap-tiap kegiatan dan keputusan anajemen yang berbeda
membutuhkan informasi yang berbeda. Oleh karena itu untuk dapat menyediakan
informasi yang relevan dan berguna bagi manajemen, maka pengembangan sistem
informasi harus memahami dahulu kegiatan yang dilakukan oleh manajemen dan tipe
keputusannya.
Keputusan dapat dibuat berulang kali secara rutin dalam bentuk persoalan yang sama
sehingga mudah dilakukan keputusan. Keputusan yang dihadapi mungkin serupa dengan
situasi yang dialami, tetapi ada ciri khusus dari permasalahan yang baru timbul.
Penyelesaian masalah dan proses pengambilan keputusan membutuhkan pemikiran kritis
dan analisis yang dapat ditingkatkan dalam praktek. Pengambilan keputusan merupakan
upaya pencapain tujuan dengan menggunakan proses yang sistematis dalam memilih
alternatif.
1.2 Rumusan masalah
1.Apa pengertian penyelesaian masalah?
2.Apa saja isu-isu dalam penyelesaian masalah etika?
3.Bagaimana aplikasi etika dalam penyelesaian masalah?
4. Bagaimana tahapan penyelesaian masalah ?

1.3 Tujuan

1.Untuk mengetahui definisi penyelesaian masalah.

2.Untuk memahami dan mengimplementasikan isu-isu penyelesaian etika.

3.Untuk mengetahui aplikasi etika dalam penyelesaian masalah.

4.Untuk menerapkan tahapan penyelesaian masalah dalam etika.


BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Penyelesaian Masalah

Hasil dari aktivitas penyelesaian masalah adalah solusi. Memikirkan masalah sebagai
sesuatu hal yang selalu buruk adalah suatu hal yang mudah untuk dilakukan, karena kita
jarang mengartikan frase mengambil keuntungan dari sebuah situasi sama halnya dengan kita
mengartikan frase memperbaiki sebuah situasi yang buruk. Kita akan memperhitungkan
peraihan kesempatan ke dalam pemecahan masalah dengan mendefinisikan masalah
(problem) sebagai suatu kondisi atau peristiwa yang merugikan atau memiliki potensi untuk
merugikan bagi sebuah perusahaan atau yang menguntungkan atau memiliki potensi untuk
menghasilkan keuntungan. Selama proses penyelesaian masalah, manajer akan terlibat dalam
pengambilan keputusan, yaitu tindakan memilih berbagai alternatif tindakan. Keputusan
adalah tindakan tertentu yang dipilih. Biasanya, pemecahan satu masalah akan membutuhkan
beberapa keputusan

2.2 Isu-isu Penyelesaian Masalah

Langkah pertama dalam menyelesaikan masalah etika adalah memahami sepenuhnya


semua masalah yang terlibat.Setelah masalah ditentukan, seringkali solusi untuk masalah
tersebut akan menjadi jelas. Masalah etika dapat dibagi menjadi tiga kategori : faktual,
konseptual, dan moral [Harris, Pritchard, dan Rabins, 2000].Memahami masalah-masalah
tersebut dapat membantu menempatkan masalah etika di dalam kerangka kerja yang tepat dan
sering kali membantu menunjukkan jalan untukmendapatkan solusi.

Jenis Masalah dalam Pemecahan Masalah Etika

Dalam pemecahan masalah etika dimulai dengan memeriksa secara mendalam setiap jenis
masalah yang terlibat didalamnya.

2.2.1 Masalah faktual

Masalah faktual melibatkan apa yang sebenarnya diketahui tentang suatu kasus yaitu, apa
fakta-fakta yang ada. Meskipun konsep ini sepertinya mudah akan tetapi, fakta-fakta dari
kasus tertentu tidak selalu jelas dan mungkin kontroversial. Contoh fakta yang belum tentu
jelas dapat ditemukan dalam kontroversi pada masyarakat jaman sekarang yaitu tentang hak
aborsi. Ada perbedaan pendapat yang besar tentang titik di mana kehidupan dimulai dan pada
titik mana janin dapat dilindungi secara hukum. Dalam perkara Roe v. Wade, keputusan
Mahkamah Agung asli yang melegalkan aborsi di Amerika Serikat, diputuskan oleh
Mahkamah Agung dalam keputusan terpisah. Bahkan para hakim Mahkamah Agung tidak
dapat menyetujui “fakta” ini.

Di bidang teknik, ada juga kontroversi mengenai fakta. Contohnya, pemanasan global yang
sangat memprihatinkan bagi masyarakat karena terus mengeluarkan gas rumah kaca ke
atmosfer. Gas rumah kaca, seperti karbon dioksida, memerangkap panas di atmosfer. Para
ilmuwan iklim memikirkan penyebab pemanasan global secara umum yaitu disebabkan
karena emisi dari mobil dan pabrik industri meningkatkan konsentrasi karbon dioksida di
atmosfer. Masalah ini sangat penting bagi para engineer karena engineer mungkin diminta
untuk merancang produk baru atau mendesain ulang produk yang lama untuk memenuhi
standar lingkungan yang lebih ketat jika efek pemanasan ini memang terbukti menjadi
masalah. Namun, proses pemanasan global tidak sepenuhnya dipahami dan kebutuhan untuk
mengurangi emisi gas-gas ini adalah topik yang kontroversial. Jika diketahui secara persis
apa efek dari pelepasan emisi gas rumah kaca ke atmosfer, peran dan tanggung jawab
engineer dalam mengurangi masalah ini akan lebih jelas.

2.2.2 Masalah konseptual

Masalah konseptual berkaitan dengan makna atau penerapan ide. Dalam etika engineering,
bisa didefinisikan apa yang membedakan antarapenyuapan merupakan hadiah yang dapat
diterima atau dapat menentukan kerahasiaan suatu informasi bisnis. Dalam kasus penyuapan,
nilai hadiah mungkin menjadi fakta yang sudah diketahui secara umum. Akan tetapi, hal yang
tidak diketahui adalah apakah tindakan menerima hadiah itu akan mempengaruhi
pengambilan keputusan atau kerahasiaan suatu informasi bisnis. Misalnya, secara konseptual
harus ditentukan apakah hadiah tiket acara olahraga dari sponsor potensial suku cadang pada
suatu proyek dimaksudkan untuk mempengaruhi keputusan atau hanya untuk menunjukkan
tanda persahabatan. Seperti masalah faktual, masalah konseptual tidak selalu jelas dan sering
juga menimbulkan kontroversi.

2.2.3 Masalah moral


Setelah masalah faktual dan konseptual telah diselesaikan setidaknya sampai batas tertentu,
kemudian yang terakhir adalah menentukan prinsip moral manakah yang dapat diterapkan
pada situasi tersebut. Isu moral merupakan isu yang sering lebih jelas karena setelah masalah
didefinisikan biasanya, konsep moral mana yang akan diterapkan dan keputusan apa yang
harus diambil menjadi jelas. Salah satu contohnya yaitu, “hadiah” yang ditawarkan seorang
sales, setelah ditentukan apakah pemberian itu hanya hadiah atau penyuapan, maka tindakan
yang harus diambil sudah jelas.Jika kita menetukan bahwa pemberian itu benar-benar
merupakan penyuapan, maka pemberian itu tidak dapat diterima secara etika.

Mengingat bahwa masalah seputar masalah etika dapat menjadi kontroversial, bagaimana
kontroversi ini dapat diselesaikan? Masalah faktual seringkali dapat diselesaikan melalui
penelitian untuk membuktikan kebenaran. Tidak selalu suatu masalah mencapai penentuan
akhir dari "kebenaran" yang dapat disepakati oleh setiap orang, tetapi secara umum,
penelitian lebih lanjut dapat membantu memperjelas situasi dan kadang-kadang dapat
mencapai persetujuan umum tentang fakta. Masalah konseptual diselesaikan dengan
menyepakati arti dan penerapan istilah dan konsep. Terkadang tidak tercapai kesepakatan,
tetapi seperti halnya masalah faktual, analisis lebih lanjut dari konsep setidaknya dapat
mengklarifikasi beberapa masalah dan membantu mencapai kesepakatan. Sehingga, masalah-
masalah moral dapat diselesaikan dengan persetujuan tentang prinsip-prinsip moral mana
yang relevan dan bagaimana harus menerapkannya.

Seringkali, yang diperlukan untuk menyelesaikan semua masalah etika tertentu adalah
analisis yang lebih dalam dari masalah yang terlibat sesuai dengan prinsip-prinsip yang
sesuai. Setelah masalah dianalisis dan tercapai kesepakatan tentang prinsip-prinsip moral
yang berlaku, akan jelas apa penyelesaian yang harus dilakukan.

2.3 Studi Kasus


2.3.1 Paradyne Computers

Analisis studi kasus, untuk mengilustrasikan penggunaan metode penyelesaian


masalah ini. Pada 1980, Paradyne, sebuah perusahaan komputer, mengajukan penawaran
untuk memasok Administrasi Jaminan Sosial (SSA) dengan sistem komputer baru. Dilihat
darimasalah faktual terlebih dahulu, permintaan proposal dengan jelas menetapkan bahwa
hanya sistem yang ada yang akan dipertimbangkan.Paradyne tidak memiliki sistem yang
berjalan seperti itu dan tidak pernah menguji sistem operasi pada produk yang mereka
usulkan untuk dijual ke SSA. Mantan pekerja SSA yang dipekerjakan oleh Paradyne
membantu melobi untuk kontrak dengan SSA juga jelas. Dalam hal ini, masalah faktual tidak
tampak sangat kontroversial.

Masalah konseptualnya meliputi apakah penawaran untuk menyediakan produk yang


tidak tersedia, padahal produk yang sebenarnya hanya dalam tahap perencanaan merupakan
suatu kebohongan atau hanya praktik bisnis yang dapat diterima. Apakah menempatkan label
Paradyne di atas label pabrikan aslinya termasuk penipuan? Apakah melobi mantan pekerja
dilakukan untuk kepentingan sendiri? Pertanyaan-pertanyaan ini tentu akan menjadi diskusi.
Sebenarnya, Paradyne menyatatakan bahwa perusahaannya tidak melakukan hal yang salah
dan hanya melakukan praktik bisnis yang umum. masalah kepentingan konflik begitu sulit
diputuskan sampai hukum melarang pekerja yang telah meninggalkan kantor pemerintahan
melobi mantan atasanya itu untuk jangka waktu yang tertentu.

Kemudian masalah moral meliputi yaitu : Apakah berbohong merupakan praktik


bisnis yang dapat diterima? Apakah menipu diperbolehkan jika hal itu memungkinkan
perusahaan mendapatkan kontrak? Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini jelas bahwa :
Berbohong dan menipu tidak dapat diterima dalam kehidupan bisnis. Jadi, jika secara
konseptual diputuskan bahwa praktik Paradyne menipu, maka analisis menunjukkan bahwa
tindakan yang dilakuakannya tidak etis.

2.3.2 Satu Aplikasi Metode Penyelesaian Masalah Penyuapan/Penerimaan Hadiah


Satu dari banyak daerah abu-abu dalam etika engineering adalah tindakan menerima
hadiah dari pemasok atau menawarkan hadiah kepada pelanggan untuk mengamankan bisnis.
Kesulitan di sini timbul karena hadiah potensial menjadi penyuapan atau dianggap sebagai
pennyuapan. Seringkali, insinyur terlibat dalam posisi berhadapan dengan pemasok yang
berharap dapat menjual produk yang dapat digunakan dalam pekerjaan sang insinyur, atau
bertindak selaku pemasok itu sendiri dan menjual produk itu kepada insinyur atau perusahaan
lain.
Menurut definisinya, penyuapan adalah sesuatu, seperti uang atau bantuan, yang
ditawarkan atau diberikan kepada seseorang yang berkedudukan penting untuk membujuknya
melakukan ketidakjujuran. Penyuapan adalah sesuatu yang ditawarkan atau digunakan untuk
mempengaruhi untuk membujuk. Apa dasar etika untuk tidak menoleransi penyuapan?
Pertama, penyuapan merusak sistem ekonomi pasar bebas dan tidak kompetitif. Tidak seperti
praktik pembelian produk terbaik pada tingkat harga terbaik, penyuapan tidak menghargai
produser yang paling efisien. Orang dapat memperdebatkan nilai moral atau amoral ekonomi
pasar bebas, tetapi ekonomi pasar bebas adalah sistem operasi ekonomi, dan semua hal yang
menghancurkan sistem ini dianggap tidak adil dan tidak etis. Kedua, penyuapan adalah
pertunjukan orang kaya. Penyuapan merusak rasa keadilan dan kebijakan umum karena
memungkinkan orang kaya menentukan semua peraturan. Dalam bisnis, ada jaminan bahwa
hanya perusahaan-perusahaan besar dan kuat yang akan bertahan, karena perusahaan-
perusahaan itu lebih mampu melakukan penyuapan. Perusahaan kecil yang baru berjalan
tidak mempunyai sumber daya untuk bersaing dalam lingkungan dimana di perlukan usaha
yang mahal untuk mengamankan bisnis. Terakhir, penyuapan memperlakukan manusia
sebagai komoditi yang bisa dibeli dan dijual. Praktik ini menurunkan manusia dan destruktif
bagi pihak pembeli maupun pihak penjualan ( Harris, Pritchard, dan Rabins, 2009).

2.4 Tahapan Penyelesaian Masalah

2.4.1 Diagram Garis

Teknik membuat diagram garis yang akan dijelaskan dalam subbab ini berguna untuk
situasi di mana prinsip-prinsip moral yang berlaku jelas, tetapi tampaknya ada banyak "gray
area" (“daerah abu-abu”) tentang prinsip etika yang berlaku. Penggambaran diagram garis
dilakukan dengan menggambar garis dengan berbagai contoh dan situasi hipotetis
ditempatkan pada garis tersebut. Pada satu sisi ujung garis ditempatkan "paradigma positif,"
yaitu contoh dari sesuatu yang secara moral dapat diterima. Sedangkan pada ujung lainnya
ditempatkan "paradigma negatif," yaitu contoh sesuatu yang jelas tidak dapat diterima secara
moral. Diantaranya ditempatkan masalah yang sedang dipertimbangkan, bersertacontoh-
contoh lainnya yang serupa. Contoh-contoh yang lebih dekat dengan paradigma positif
ditempatkan di dekat paradigma positif dan contoh-contoh yang lebih dekat dengan
paradigma negatif ditempatkan di dekat paradigma negatif. Dengan hati-hati dan seksama
menempatkan masalah moral yang sedang dipertimbkankan ke tempat yang tepat disepnajang
garis, dapat ditentukan apakan suatu masalah lebih mendekati paradigma positif atau
paradigma negatif. Kemudian, apakah masalah tersebut dapat diterima atau tidak dapat
diterima.

Ilustrasi teknik menggunakan situasi hipotesis. Suatu perusahaan ingin membuang limbah
yang sedikit beracun dengan membuangnya ke danau setempat dimana tempat kota terdekat
mendapatkan air minumnya. Bagaimana cara agar dapat menentukan apakah praktik ini dapat
diterima? Mulai definisikan masalah dengan membuat paradigma positif dan paradigma
negatif.

Masalah: Diusulkan agar perusahaan membuang limbah yang sedikit berbahaya dengan
membuangnya ke danau. Kota terdekat mengambil persediaan air minumnya dari danau ini.
Penelitian menunjukkan bahwa dengan jumlah limbah yang rencananya akan dimasukkan ke
dalam danau, dengan konsentrasi rata-rata limbah di danau akan menjadi 5 per juta bagian
(ppm). Batas EPA untuk bahan ini telah ditetapkan pada 10 ppm. Pada tingkat 5-ppm, di
harapkan tidak ada masalah kesehatan dan tidak terdeteksi adanya senyawa dalam air minum
yang dikonsumsi.

Paradigma positif: Pasokan air untuk kota harus bersih dan aman.

Paradigma negatif: Tingkat limbah beracun dimasukkan ke dalam danau.

Mulai dengan menggambar garis dan menempatkan paradigma positif dan negatif di atasnya:

Paradigma Negatif (NP) Paradigma Positif (PP)

Tingkat limbah beracun di danau Air harus bersih dan aman

Gambar 1. Contoh Gambar Garis enunjukkan Penempatan Paradigma Negatif dan Positif.

Beberapa contoh hipotesis lain untuk dipertimbangkan :

1. Perusahaan membuang bahan kimia ke danau. Pada 5 ppm, bahan kimia tersebut tidak
akan berbahaya, tetapi air kota akan memiliki rasa yang tidak biasa.
2. Bahan kimia dapat secara efektif diolah oleh sistem pengolahan air yang ada di kota.
3. Bahan kimia dapat diolah dengan peralatan baru yang akan dibeli oleh perusahaan.
4. Bahan kimia dapat diolah dengan peralatan baru yang harus dibayar oleh wajib pajak.
5. Kadang-kadang, paparan bahan kimia dapat membuat orang merasa sakit, tetapi hal ini
hanya berlangsung selama satu jam dan jarang terjadi.
6. Pada tingkat 5 ppm, beberapa orang bisa jatuh sakit, tetapi hanya berlangsung seminggu
dan tidak ada bahaya jangka panjang.
7. Peralatan dapat dipasang di pabrik untuk mengurangi tingkat limbah menjadi 1 ppm.

Secara umum, letak yang sesuai untuk masalah disepanjang garis tersebut hanya mirip
dengan beberapa contoh, hal ini harus dilanjutkan dengan lebih banyak contoh lagi sampai
didapatkan solusi yang tepat.

Gambar ulang garis dengan meletakkan contoh-contoh pada tempat yang sesuai :
Gambar 2. Sama Seperti Gambar 1, tetapi dengan Penambahan Contoh dalam Garis

Sebagai contoh, dalam kasus ini memerlukan informasi tentang konsentrasi limbah dan
penggunaan air oleh warga kota. Diperlukan juga informasi tentang interaksi potensial bahan
kimia dengan polutan lain, seperti limpasan pestisida dari pertanian lokal. Terdapat
subjektivitas dalammenentukan dengan tepat di mana yang sesuai bagi masing-masing contoh
itu di sepanjang garis.
Selanjutnya, menyelesaikan masalah dengan melambangkannya menggunakan huruf “P” dan
meletakkannya pada tempat yang sesuai di sepanjang garis. Seperti contoh sebelumnya,
penempatan masalah di sepanjang garis bersifat subjektif.

Gambar 3. Contoh Terakhir dari Menggambar Diagram Garis, tetapi dengan Penambahan
Masalah

Seperti yang digambarkan di atas, jelas bahwa membuang limbah beracun mungkin
merupakan pilihan yang dapat diterima secara moral, karena tidak akan membahayakan
manusia dan tingkat limbah berada di bawah ambang batas yang tidak dapat menyebabkan
bahaya. Namun, karena hal ini agak jauh dari paradigma positif, mungkin ada pilihan yang
lebih baik yang bisa diambil dan perusahaan harus menyelidiki alternatif ini.

Perlu dicatat bahwa meskipun tindakan ini tampaknya dapat diterima secara etika, tetapi ada
banyak pertimbangan lain yang mungkin diperhitungkan dalam keputusan akhir. Misalnya,
ada aspek politik yang juga harus dipertimbangkan.Banyak orang di masyarakat cenderung
menganggap pembuangan limbah beracun pada tingkat apa pun tidak dapat diterima.
Hubungan masyarakat yang baik mungkin memutuskan bahwa sebaiknya ada solusi lain yang
harus diupayakan. Perusahaan mungkin juga ingin menghindari lamanya waktu yang
diperlukan untuk mendapatkan izin pembuangan dan pengawasan oleh berbagai lembaga
pemerintah. Contoh ini mengilustrasikan bahwa penggambaran garis dapat membantu
menyelesaikan aspek etika dari suatu masalah, tetapi pilihan yang kelihatannya dapat
diterima secara moral mungkin masih belum menjadi pilihan terbaik jika politik dan
hubungan masyarakat juga dipertimbangkan. Tentu saja, pilihan amoral tidak pernah menjadi
pilihan yang benar.

Meskipun metode penyelesaian masalah ini tampaknya membantu analisis masalah dan dapat
mengarahkan pada solusi, tetapi ada banyak kesulitan dalam penggunaannya. Jika tidak
digunakan dengan benar, gambar garis dapat menyebabkan hasil yang salah. Misalnya,
menggambar garis dapat digunakan dengan mudah untuk membuktikan bahwa ada sesuatu
yang benar ketika itu sebenarnya salah. Gambar garis hanya efektif jika digunakan secara
objektif dan jujur. Pilihan tempat untuk meletakkan masalah dan bagaimana cara
mendefinisikan paradigma tergantung pada pemikiran setiap orang. Penyelesaian masalah
dapat mencapai kesimpulan yang salah akibat menggunakan paradigma yang salah, akibat
penempatan contoh yang tidak jujur di sepanjang garis dan akibat penempatan masalah yang
tidak jujur.

Ada sejarah panjang tentang penggunaan teknik ini secara tidak tepat.Pada awalnya, metode
ini dikenal sebagai "casuistry" (doktrin tentang benar dan salah)suatu istilah yang pada
akhirnya cenderung bertambah buruk.Pada Abad Pertengahan, casuistry sering digunakan
dalam perdebatan agama untuk mencapai kesimpulan yang salah. Sebenarnya, salah satu
definisi casuistry dari American Heritage Dictionary menyiratkan penggunaan alasan yang
salah dan sulit dipahami akan mencapai kesimpulan yang salah. Karena konotasi negatif ini,
istilah "casuistry" jarang digunakan lagi. Istilah ini menekankan bahaya menggunakan
gambar garis: penggambaran diagram garis hanya bermanfaat jika diterapkan dengan benar.

Aplikasi Penggambaran Diagram Garis Pada Kasus Chip Pentium

Pada tahun 1994-1995, ditemukan dan dilaporkan secara luas bahwa versi terbaru dari chip
Intel Pentium memiliki kekurangan. Pada awalnya, Intel berusaha menyembunyikan
informasi ini, tetapi kemudian membuat kebijakan dengan menawarkan chip yang sudah
diperbaiki kepada konsumen. Dapat digunakan gambar garis untuk mendapatkan beberapa
pandangan tentang masalah ini.

Paradigma positif, menggunakan pernyataan bahwa "produk harus bisa bekerja seperti yang
diiklankan." Paradigma negatifnya "secara sadar menjual produk yang cacat dan akan
berdampak negatif pada aplikasi konsumen." Beberapa contoh yang dapat ditambahkan ke
dalam baris adalah sebagai berikut:

1. Terdapatkerusakan pada chip, tetapi kerusakan itu benar-benar tidak dapat terdeteksi dan
tidak akan memengaruhi aplikasi konsumen apa pun.
2. Terdapat kerusakan dalam chip, konsumen diberitahu tentang kerusakan tersebut, tetapi
tidak ada bantuan yang ditawarkan.
3. Label peringatan mengatakan bahwa chip tidak boleh digunakan untuk aplikasi tertentu.
4. Dikeluarkan pengumuman penarikan chip dan semua chip yang rusak diganti.
5. Chip pengganti ditawarkan hanya jika pelanggan mengetahui adanya masalah tersebut.

Tentu saja, masih ada banyak contoh lain yang masih mungkin. Maka, tampilan garis akan
sebagai berikut:

Paradigma Negatif (NP) Paradigma Positif (PP)

Menjual produk yang cacat Produk harus seperti yang diiklankan

Gambar 4. Aplikasi Penggambaran Diagram Garis Pada Kasus Chip Pentium

Situasi dimana terdapat kekurangan, pelanggan tidak diberi tahu, dan besarnya masalah
diminimalkan sesuai dengan garis ini? Salah satu analisis yang mungkin adalah sebagai
berikut:

Menjual produk yang cacat Produk harus seperti yang diiklankan

Menurut analisis penggambaran ini, pendekatan yang diambil Intel dalam kasus ini bukanlah
pilihan etika yang terbaik
2.4.2 Penyelesaian Masalah Penyuapan
Penyuapan dianalisis secara mudah dengan melihat isu-isu faktual, konseptual, dan
moral yang dijelaskan sebelumnya. Sering kali fakta jelas seperti: siapa yang menawarkan
hadiah, berapa nilai hadiaah itu, dan apa tujuannya. Isu konseptual bisa menjadi lebih sulit,
karena harus ditentukan apakah hadiah itu cukup bernilai untuk mempengaruhi suatu
keputusan atau apakah pengaruh itu menjadi tujuan pemberian hadiah itu. Setelah isu
konseptual ini berhasil dan jelas apakah hadiah itu dapat dianggap penyuapan atau tidak, isu
moral sering menjadi sangat jelas.

Perbedaan yang membingungkan antara nilai hadiah, saat pemberian hadiah, dan
sebagainya divisualisasikan secara mudah dengan menggunakan penggambaran diagram
garis, dan sering kali sangat jelas pilihan etika apa yang akan didasarkan pada diagram garis
yang digambar dengan baik. Seperti biasa, diagram alur dapat digunakan untuk meneliti
konsekuensi yang akan timbul dari penerimaan atau penawaran suatu hadiah.

Menghindari Masalah Penyuapan


Bagaimana seseorang dapat memastikan bahwa tindakan menerima hadiah tidak
melewati batas sehingga dikatakan penyuapan? Metode pertama dan yang paling penting
untuk menentukan hal ini adalah dengan melihat kebijakan perusahaan. Semua perusahaan
besar dan kebanyakan perusahaan kecil mempunyai aturan yang sangat jelas tentang praktik
pemberian hadiah yang dapat diterima. Beberapa perusahaan mempunyai kebijakan yang
sangat ketat. Misalnya, beberapa perusahaan mengatakan bahwa karyawan tidak diijinkan
menerima apapun dari pemasok dan bahwa semua interaksi sosial dengan pemasok atau
pelanggan harus dibayar oleh perusahaan tersebut. Penyimpangan dari aturan ini memerlukan
persetujuan dari supervisor yang berwenang. Filososi ini dimaksudkan untuk menghindari
terjadinya konflik kepentingan dan semua ketidakpantasan.
Perusahaan lain menyadari pentingnya interaksi sosial dalam transaksi bisnis dan
memberi kewenangan lebih kepada karyawannya dalam menentukan apa yang layak. Jika
tidak ada petunjuk perusahaan yang ketat, persetujuan awal dari pihak manajemen penuntun
terbaik tentang apa yang dapat diterima.
Jika tidak ada petunjuk perusahaan, metode lain untuk menentukan apakah suatu
tindakan dapat diterima kadang-kadang disebut “Ujian Media Massa“ (tanyakan pada diri
anda sendiri). Apakah anda bisa menahan diri jika anda melihat nama anda tercantum di surat
kabar dalam artikel tentang hadiah yang anda terima? Jika anda tidak dapat membela
tindakan Anda dengan mudah, maka mungkin sebaiknya anda tidak melakukannya.

2.4.3 Flow Chart


Flow chart/diagram alur sangat familiar bagi mahasiswa teknik. Mereka paling sering
digunakan dalam mengembangkan program komputer, dan juga untuk menemukan aplikasi
dalam disiplin ilmu teknik lain dan sering digunakan untuk menggambarkan proses dan
prosedur bisnis. Dalam etika teknik, diagram alur akan membantu untuk menganalisis
berbagai kasus, terutama kasus-kasus di mana ada serangkaian peristiwa yang harus
dipertimbangkan atau serangkaian konsekuensi yang mengalir dari setiap keputusan.
Keuntungan menggunakan diagram alur untuk menganalisis masalah etika adalah
memberikan bagan visual situasi dan memungkinkan Anda untuk dengan mudah melihat
konsekuensi yang mengalir dari setiap keputusan.
Seperti halnya teknik menggambar garis yang dijelaskan pada bagian sebelumnya,
tidak ada diagram alur unik yang berlaku untuk masalah yang diberikan. Bahkan, bagan alur
yang berbeda dapat digunakan untuk menekankan aspek yang berbeda dari masalah yang
sama. Seperti halnya menggambar garis, penting untuk seobjektif mungkin dan untuk
mendekati diagram alur dengan jujur. Jika tidak, akan memungkinkan untuk menarik
kesimpulan apa pun yang Anda inginkan, bahkan yang jelas salah.
Kita dapat menggambarkan teknik ini dengan menerapkan diagram alur sederhana
untuk bencana yang terjadi di pabrik Union Carbide di Bhopal, India, di mana MIC, zat
beracun, dicampur dengan air, menghasilkan asap beracun. Satu diagram alur yang mungkin,
diilustrasikan dalam Gambar 5, berkaitan dengan proses pengambilan keputusan yang
mungkin telah berlangsung di Union Carbide ketika mereka memutuskan apakah akan
membangun pabrik di Bhopal atau tidak. Diagram ini menekankan masalah keselamatan bagi
masyarakat sekitar. Seperti yang ditunjukkan pada grafik, ada beberapa jalur yang mungkin
telah diambil dan beberapa keputusan harus dibuat. Diagram alur membantu
memvisualisasikan konsekuensi dari setiap keputusan dan menunjukkan pilihan etis dan tidak
etis. Tentu saja, bagan alur yang digunakan untuk masalah etika nyata akan jauh lebih besar
dan lebih kompleks daripada contoh ini untuk mencakup keseluruhan masalah.
Diagram alur lain yang mungkin ditunjukkan pada Gambar 6. Diagram ini berkaitan
dengan keputusan yang diperlukan selama pemeliharaan menara suar di pabrik Bhopal,
sistem keselamatan yang penting. Ini mempertimbangkan masalah apakah tangki MIC diisi
pada saat menara suar diambil secara off-line untuk pemeliharaan, apakah sistem keselamatan
lain beroperasi ketika menara suar dikeluarkan dari operasi, dan apakah sistem keselamatan
yang tersisa cukup untuk menghilangkan potensi masalah. Dengan menggunakan diagram
alur seperti itu, dimungkinkan untuk memutuskan apakah menara suar dapat diambil secara
off-line untuk pemeliharaan atau apakah menara suar harus tetap beroperasi.
Kunci untuk penggunaan diagram alur yang efektif untuk memecahkan masalah etika
adalah menjadi kreatif dalam menentukan hasil dan skenario yang mungkin dan juga tidak
malu mendapatkan jawaban negatif dan memutuskan untuk menghentikan proyek.
Union Carbide akan membangun
pabrik di Bhopal

Apakah hukum Ya
keselamatan di India sama ketatnya dengan
hukum di AS?
Merancang pabrik
seperti di AS

Tidak

Apakah hukum setempat Ya


layak untuk operasi yang
aman?
Merancang pabrik
sesuai standar lokal

Tidak Ya

Menurunkan standar minimal yang Tetap membangun


akan menjamin keselamatan pabrik dan
masyarakat setempat mengambil resiko

Ya
Apakah biaya ini
efektif ?
Membangun pabrik

Tidak

Berinvestasi di tempat lain

Gambar 5. Penerapan Bagan Alur Sederhana untuk Kasus Bhopal, Menekankan Keputusan
Potensial dibuat selama Pertimbangan Penempatan Pabrik di India.
Pemeliharaan yang
diperlukan untuk
menara obor

Apakah sistem
Apakah sistem
Apakah Ya Ya lain in icukup Ya
keselamatan Melaksanakan
menara obor untuk
yang lain pemeliharaan
terisi? mencegah
beroperasi?
kecelakaan?

Tidak Tidak Tidak

Jalan terus Menunda pemeliharaan sampai sistemMenunda


lain pemeliharaan
tersedia

Gambar 6. Alternatif Bagan Aliran untuk Kasus Bhopal, Menekankan Keputusan yang dibuat
ketika Mempertimbangkan Menonaktifkan Menara Suar untuk Pemeliharaan.
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Pemecahan masalah adalah suatu proses terencana yang perlu dilaksanakan agar
memperoleh penyelesaian tertentu dari sebuah masalah yang mungkin tidak didapat
dengan segera.

2. Masalah etika terdiri dari 3 kategori, yaitu masalah konseptual, masalah faktual, dan
masalah moral.

3. Pada kasus penyuapan etika yang dapat dilakukan adalah penyuapan merusak sistem
ekonomi pasar bebas dan tidak kompetitif.

4. Teknik penyelesaian masalah antara lain menggunakan diagram garis dan flow chart.

3.2 Saran

Agar dapat memahami dan memperoleh pengetahuan baru maka usaha yang dapat
dilakukan adalah memperbanyak pemahaman terhadap etika enjiniring dan
mengaplikasikan keahlian sebagai tambahan ilmu dalam praktek pendidikan yang
dijalani.
DAFTAR PUSTAKA

Prof.DR.Ir.Abd.Maksud, DEA, 2015, “Materi Kuliah Filsafat Ilmu Islam & Etika
Engineering”.

Muh. Effendi, Zainuddin, 2015, Etika Profesi Makalah Etika Engineering, (Online),
(http://etikaprofesi-kelompok6.blogspot.co.id/2015/10/makalah-engineering.html diakses
07 Maret 2019).

Hermawan, 2014, Makalah Kode Etik dan Tanggung Jawab Profesi, (Online),
(http://hermawannext.blogspot.co.id/ diakses 07 Maret 2019).

Fleddermann, Charless B. Etika Enjiniring Edisi Kedua. Penerbit Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai