Disusun Oleh :
Triajeng Agustina
Yuni Faridaningtyas
3D/D3-TEKNIK KIMIA
KELOMPOK 3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Hasil dari aktivitas penyelesaian masalah adalah solusi. Memikirkan masalah sebagai
sesuatu hal yang selalu buruk adalah suatu hal yang mudah untuk dilakukan, karena kita
jarang mengartikan frase mengambil keuntungan dari sebuah situasi sama halnya dengan kita
mengartikan frase memperbaiki sebuah situasi yang buruk. Kita akan memperhitungkan
peraihan kesempatan ke dalam pemecahan masalah dengan mendefinisikan masalah
(problem) sebagai suatu kondisi atau peristiwa yang merugikan atau memiliki potensi untuk
merugikan bagi sebuah perusahaan atau yang menguntungkan atau memiliki potensi untuk
menghasilkan keuntungan. Selama proses penyelesaian masalah, manajer akan terlibat dalam
pengambilan keputusan, yaitu tindakan memilih berbagai alternatif tindakan. Keputusan
adalah tindakan tertentu yang dipilih. Biasanya, pemecahan satu masalah akan membutuhkan
beberapa keputusan
Dalam pemecahan masalah etika dimulai dengan memeriksa secara mendalam setiap jenis
masalah yang terlibat didalamnya.
Masalah faktual melibatkan apa yang sebenarnya diketahui tentang suatu kasus yaitu, apa
fakta-fakta yang ada. Meskipun konsep ini sepertinya mudah akan tetapi, fakta-fakta dari
kasus tertentu tidak selalu jelas dan mungkin kontroversial. Contoh fakta yang belum tentu
jelas dapat ditemukan dalam kontroversi pada masyarakat jaman sekarang yaitu tentang hak
aborsi. Ada perbedaan pendapat yang besar tentang titik di mana kehidupan dimulai dan pada
titik mana janin dapat dilindungi secara hukum. Dalam perkara Roe v. Wade, keputusan
Mahkamah Agung asli yang melegalkan aborsi di Amerika Serikat, diputuskan oleh
Mahkamah Agung dalam keputusan terpisah. Bahkan para hakim Mahkamah Agung tidak
dapat menyetujui “fakta” ini.
Di bidang teknik, ada juga kontroversi mengenai fakta. Contohnya, pemanasan global yang
sangat memprihatinkan bagi masyarakat karena terus mengeluarkan gas rumah kaca ke
atmosfer. Gas rumah kaca, seperti karbon dioksida, memerangkap panas di atmosfer. Para
ilmuwan iklim memikirkan penyebab pemanasan global secara umum yaitu disebabkan
karena emisi dari mobil dan pabrik industri meningkatkan konsentrasi karbon dioksida di
atmosfer. Masalah ini sangat penting bagi para engineer karena engineer mungkin diminta
untuk merancang produk baru atau mendesain ulang produk yang lama untuk memenuhi
standar lingkungan yang lebih ketat jika efek pemanasan ini memang terbukti menjadi
masalah. Namun, proses pemanasan global tidak sepenuhnya dipahami dan kebutuhan untuk
mengurangi emisi gas-gas ini adalah topik yang kontroversial. Jika diketahui secara persis
apa efek dari pelepasan emisi gas rumah kaca ke atmosfer, peran dan tanggung jawab
engineer dalam mengurangi masalah ini akan lebih jelas.
Masalah konseptual berkaitan dengan makna atau penerapan ide. Dalam etika engineering,
bisa didefinisikan apa yang membedakan antarapenyuapan merupakan hadiah yang dapat
diterima atau dapat menentukan kerahasiaan suatu informasi bisnis. Dalam kasus penyuapan,
nilai hadiah mungkin menjadi fakta yang sudah diketahui secara umum. Akan tetapi, hal yang
tidak diketahui adalah apakah tindakan menerima hadiah itu akan mempengaruhi
pengambilan keputusan atau kerahasiaan suatu informasi bisnis. Misalnya, secara konseptual
harus ditentukan apakah hadiah tiket acara olahraga dari sponsor potensial suku cadang pada
suatu proyek dimaksudkan untuk mempengaruhi keputusan atau hanya untuk menunjukkan
tanda persahabatan. Seperti masalah faktual, masalah konseptual tidak selalu jelas dan sering
juga menimbulkan kontroversi.
Mengingat bahwa masalah seputar masalah etika dapat menjadi kontroversial, bagaimana
kontroversi ini dapat diselesaikan? Masalah faktual seringkali dapat diselesaikan melalui
penelitian untuk membuktikan kebenaran. Tidak selalu suatu masalah mencapai penentuan
akhir dari "kebenaran" yang dapat disepakati oleh setiap orang, tetapi secara umum,
penelitian lebih lanjut dapat membantu memperjelas situasi dan kadang-kadang dapat
mencapai persetujuan umum tentang fakta. Masalah konseptual diselesaikan dengan
menyepakati arti dan penerapan istilah dan konsep. Terkadang tidak tercapai kesepakatan,
tetapi seperti halnya masalah faktual, analisis lebih lanjut dari konsep setidaknya dapat
mengklarifikasi beberapa masalah dan membantu mencapai kesepakatan. Sehingga, masalah-
masalah moral dapat diselesaikan dengan persetujuan tentang prinsip-prinsip moral mana
yang relevan dan bagaimana harus menerapkannya.
Seringkali, yang diperlukan untuk menyelesaikan semua masalah etika tertentu adalah
analisis yang lebih dalam dari masalah yang terlibat sesuai dengan prinsip-prinsip yang
sesuai. Setelah masalah dianalisis dan tercapai kesepakatan tentang prinsip-prinsip moral
yang berlaku, akan jelas apa penyelesaian yang harus dilakukan.
Teknik membuat diagram garis yang akan dijelaskan dalam subbab ini berguna untuk
situasi di mana prinsip-prinsip moral yang berlaku jelas, tetapi tampaknya ada banyak "gray
area" (“daerah abu-abu”) tentang prinsip etika yang berlaku. Penggambaran diagram garis
dilakukan dengan menggambar garis dengan berbagai contoh dan situasi hipotetis
ditempatkan pada garis tersebut. Pada satu sisi ujung garis ditempatkan "paradigma positif,"
yaitu contoh dari sesuatu yang secara moral dapat diterima. Sedangkan pada ujung lainnya
ditempatkan "paradigma negatif," yaitu contoh sesuatu yang jelas tidak dapat diterima secara
moral. Diantaranya ditempatkan masalah yang sedang dipertimbangkan, bersertacontoh-
contoh lainnya yang serupa. Contoh-contoh yang lebih dekat dengan paradigma positif
ditempatkan di dekat paradigma positif dan contoh-contoh yang lebih dekat dengan
paradigma negatif ditempatkan di dekat paradigma negatif. Dengan hati-hati dan seksama
menempatkan masalah moral yang sedang dipertimbkankan ke tempat yang tepat disepnajang
garis, dapat ditentukan apakan suatu masalah lebih mendekati paradigma positif atau
paradigma negatif. Kemudian, apakah masalah tersebut dapat diterima atau tidak dapat
diterima.
Ilustrasi teknik menggunakan situasi hipotesis. Suatu perusahaan ingin membuang limbah
yang sedikit beracun dengan membuangnya ke danau setempat dimana tempat kota terdekat
mendapatkan air minumnya. Bagaimana cara agar dapat menentukan apakah praktik ini dapat
diterima? Mulai definisikan masalah dengan membuat paradigma positif dan paradigma
negatif.
Masalah: Diusulkan agar perusahaan membuang limbah yang sedikit berbahaya dengan
membuangnya ke danau. Kota terdekat mengambil persediaan air minumnya dari danau ini.
Penelitian menunjukkan bahwa dengan jumlah limbah yang rencananya akan dimasukkan ke
dalam danau, dengan konsentrasi rata-rata limbah di danau akan menjadi 5 per juta bagian
(ppm). Batas EPA untuk bahan ini telah ditetapkan pada 10 ppm. Pada tingkat 5-ppm, di
harapkan tidak ada masalah kesehatan dan tidak terdeteksi adanya senyawa dalam air minum
yang dikonsumsi.
Paradigma positif: Pasokan air untuk kota harus bersih dan aman.
Mulai dengan menggambar garis dan menempatkan paradigma positif dan negatif di atasnya:
Gambar 1. Contoh Gambar Garis enunjukkan Penempatan Paradigma Negatif dan Positif.
1. Perusahaan membuang bahan kimia ke danau. Pada 5 ppm, bahan kimia tersebut tidak
akan berbahaya, tetapi air kota akan memiliki rasa yang tidak biasa.
2. Bahan kimia dapat secara efektif diolah oleh sistem pengolahan air yang ada di kota.
3. Bahan kimia dapat diolah dengan peralatan baru yang akan dibeli oleh perusahaan.
4. Bahan kimia dapat diolah dengan peralatan baru yang harus dibayar oleh wajib pajak.
5. Kadang-kadang, paparan bahan kimia dapat membuat orang merasa sakit, tetapi hal ini
hanya berlangsung selama satu jam dan jarang terjadi.
6. Pada tingkat 5 ppm, beberapa orang bisa jatuh sakit, tetapi hanya berlangsung seminggu
dan tidak ada bahaya jangka panjang.
7. Peralatan dapat dipasang di pabrik untuk mengurangi tingkat limbah menjadi 1 ppm.
Secara umum, letak yang sesuai untuk masalah disepanjang garis tersebut hanya mirip
dengan beberapa contoh, hal ini harus dilanjutkan dengan lebih banyak contoh lagi sampai
didapatkan solusi yang tepat.
Gambar ulang garis dengan meletakkan contoh-contoh pada tempat yang sesuai :
Gambar 2. Sama Seperti Gambar 1, tetapi dengan Penambahan Contoh dalam Garis
Sebagai contoh, dalam kasus ini memerlukan informasi tentang konsentrasi limbah dan
penggunaan air oleh warga kota. Diperlukan juga informasi tentang interaksi potensial bahan
kimia dengan polutan lain, seperti limpasan pestisida dari pertanian lokal. Terdapat
subjektivitas dalammenentukan dengan tepat di mana yang sesuai bagi masing-masing contoh
itu di sepanjang garis.
Selanjutnya, menyelesaikan masalah dengan melambangkannya menggunakan huruf “P” dan
meletakkannya pada tempat yang sesuai di sepanjang garis. Seperti contoh sebelumnya,
penempatan masalah di sepanjang garis bersifat subjektif.
Gambar 3. Contoh Terakhir dari Menggambar Diagram Garis, tetapi dengan Penambahan
Masalah
Seperti yang digambarkan di atas, jelas bahwa membuang limbah beracun mungkin
merupakan pilihan yang dapat diterima secara moral, karena tidak akan membahayakan
manusia dan tingkat limbah berada di bawah ambang batas yang tidak dapat menyebabkan
bahaya. Namun, karena hal ini agak jauh dari paradigma positif, mungkin ada pilihan yang
lebih baik yang bisa diambil dan perusahaan harus menyelidiki alternatif ini.
Perlu dicatat bahwa meskipun tindakan ini tampaknya dapat diterima secara etika, tetapi ada
banyak pertimbangan lain yang mungkin diperhitungkan dalam keputusan akhir. Misalnya,
ada aspek politik yang juga harus dipertimbangkan.Banyak orang di masyarakat cenderung
menganggap pembuangan limbah beracun pada tingkat apa pun tidak dapat diterima.
Hubungan masyarakat yang baik mungkin memutuskan bahwa sebaiknya ada solusi lain yang
harus diupayakan. Perusahaan mungkin juga ingin menghindari lamanya waktu yang
diperlukan untuk mendapatkan izin pembuangan dan pengawasan oleh berbagai lembaga
pemerintah. Contoh ini mengilustrasikan bahwa penggambaran garis dapat membantu
menyelesaikan aspek etika dari suatu masalah, tetapi pilihan yang kelihatannya dapat
diterima secara moral mungkin masih belum menjadi pilihan terbaik jika politik dan
hubungan masyarakat juga dipertimbangkan. Tentu saja, pilihan amoral tidak pernah menjadi
pilihan yang benar.
Meskipun metode penyelesaian masalah ini tampaknya membantu analisis masalah dan dapat
mengarahkan pada solusi, tetapi ada banyak kesulitan dalam penggunaannya. Jika tidak
digunakan dengan benar, gambar garis dapat menyebabkan hasil yang salah. Misalnya,
menggambar garis dapat digunakan dengan mudah untuk membuktikan bahwa ada sesuatu
yang benar ketika itu sebenarnya salah. Gambar garis hanya efektif jika digunakan secara
objektif dan jujur. Pilihan tempat untuk meletakkan masalah dan bagaimana cara
mendefinisikan paradigma tergantung pada pemikiran setiap orang. Penyelesaian masalah
dapat mencapai kesimpulan yang salah akibat menggunakan paradigma yang salah, akibat
penempatan contoh yang tidak jujur di sepanjang garis dan akibat penempatan masalah yang
tidak jujur.
Ada sejarah panjang tentang penggunaan teknik ini secara tidak tepat.Pada awalnya, metode
ini dikenal sebagai "casuistry" (doktrin tentang benar dan salah)suatu istilah yang pada
akhirnya cenderung bertambah buruk.Pada Abad Pertengahan, casuistry sering digunakan
dalam perdebatan agama untuk mencapai kesimpulan yang salah. Sebenarnya, salah satu
definisi casuistry dari American Heritage Dictionary menyiratkan penggunaan alasan yang
salah dan sulit dipahami akan mencapai kesimpulan yang salah. Karena konotasi negatif ini,
istilah "casuistry" jarang digunakan lagi. Istilah ini menekankan bahaya menggunakan
gambar garis: penggambaran diagram garis hanya bermanfaat jika diterapkan dengan benar.
Pada tahun 1994-1995, ditemukan dan dilaporkan secara luas bahwa versi terbaru dari chip
Intel Pentium memiliki kekurangan. Pada awalnya, Intel berusaha menyembunyikan
informasi ini, tetapi kemudian membuat kebijakan dengan menawarkan chip yang sudah
diperbaiki kepada konsumen. Dapat digunakan gambar garis untuk mendapatkan beberapa
pandangan tentang masalah ini.
Paradigma positif, menggunakan pernyataan bahwa "produk harus bisa bekerja seperti yang
diiklankan." Paradigma negatifnya "secara sadar menjual produk yang cacat dan akan
berdampak negatif pada aplikasi konsumen." Beberapa contoh yang dapat ditambahkan ke
dalam baris adalah sebagai berikut:
1. Terdapatkerusakan pada chip, tetapi kerusakan itu benar-benar tidak dapat terdeteksi dan
tidak akan memengaruhi aplikasi konsumen apa pun.
2. Terdapat kerusakan dalam chip, konsumen diberitahu tentang kerusakan tersebut, tetapi
tidak ada bantuan yang ditawarkan.
3. Label peringatan mengatakan bahwa chip tidak boleh digunakan untuk aplikasi tertentu.
4. Dikeluarkan pengumuman penarikan chip dan semua chip yang rusak diganti.
5. Chip pengganti ditawarkan hanya jika pelanggan mengetahui adanya masalah tersebut.
Tentu saja, masih ada banyak contoh lain yang masih mungkin. Maka, tampilan garis akan
sebagai berikut:
Situasi dimana terdapat kekurangan, pelanggan tidak diberi tahu, dan besarnya masalah
diminimalkan sesuai dengan garis ini? Salah satu analisis yang mungkin adalah sebagai
berikut:
Menurut analisis penggambaran ini, pendekatan yang diambil Intel dalam kasus ini bukanlah
pilihan etika yang terbaik
2.4.2 Penyelesaian Masalah Penyuapan
Penyuapan dianalisis secara mudah dengan melihat isu-isu faktual, konseptual, dan
moral yang dijelaskan sebelumnya. Sering kali fakta jelas seperti: siapa yang menawarkan
hadiah, berapa nilai hadiaah itu, dan apa tujuannya. Isu konseptual bisa menjadi lebih sulit,
karena harus ditentukan apakah hadiah itu cukup bernilai untuk mempengaruhi suatu
keputusan atau apakah pengaruh itu menjadi tujuan pemberian hadiah itu. Setelah isu
konseptual ini berhasil dan jelas apakah hadiah itu dapat dianggap penyuapan atau tidak, isu
moral sering menjadi sangat jelas.
Perbedaan yang membingungkan antara nilai hadiah, saat pemberian hadiah, dan
sebagainya divisualisasikan secara mudah dengan menggunakan penggambaran diagram
garis, dan sering kali sangat jelas pilihan etika apa yang akan didasarkan pada diagram garis
yang digambar dengan baik. Seperti biasa, diagram alur dapat digunakan untuk meneliti
konsekuensi yang akan timbul dari penerimaan atau penawaran suatu hadiah.
Apakah hukum Ya
keselamatan di India sama ketatnya dengan
hukum di AS?
Merancang pabrik
seperti di AS
Tidak
Tidak Ya
Ya
Apakah biaya ini
efektif ?
Membangun pabrik
Tidak
Gambar 5. Penerapan Bagan Alur Sederhana untuk Kasus Bhopal, Menekankan Keputusan
Potensial dibuat selama Pertimbangan Penempatan Pabrik di India.
Pemeliharaan yang
diperlukan untuk
menara obor
Apakah sistem
Apakah sistem
Apakah Ya Ya lain in icukup Ya
keselamatan Melaksanakan
menara obor untuk
yang lain pemeliharaan
terisi? mencegah
beroperasi?
kecelakaan?
Gambar 6. Alternatif Bagan Aliran untuk Kasus Bhopal, Menekankan Keputusan yang dibuat
ketika Mempertimbangkan Menonaktifkan Menara Suar untuk Pemeliharaan.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pemecahan masalah adalah suatu proses terencana yang perlu dilaksanakan agar
memperoleh penyelesaian tertentu dari sebuah masalah yang mungkin tidak didapat
dengan segera.
2. Masalah etika terdiri dari 3 kategori, yaitu masalah konseptual, masalah faktual, dan
masalah moral.
3. Pada kasus penyuapan etika yang dapat dilakukan adalah penyuapan merusak sistem
ekonomi pasar bebas dan tidak kompetitif.
4. Teknik penyelesaian masalah antara lain menggunakan diagram garis dan flow chart.
3.2 Saran
Agar dapat memahami dan memperoleh pengetahuan baru maka usaha yang dapat
dilakukan adalah memperbanyak pemahaman terhadap etika enjiniring dan
mengaplikasikan keahlian sebagai tambahan ilmu dalam praktek pendidikan yang
dijalani.
DAFTAR PUSTAKA
Prof.DR.Ir.Abd.Maksud, DEA, 2015, “Materi Kuliah Filsafat Ilmu Islam & Etika
Engineering”.
Muh. Effendi, Zainuddin, 2015, Etika Profesi Makalah Etika Engineering, (Online),
(http://etikaprofesi-kelompok6.blogspot.co.id/2015/10/makalah-engineering.html diakses
07 Maret 2019).
Hermawan, 2014, Makalah Kode Etik dan Tanggung Jawab Profesi, (Online),
(http://hermawannext.blogspot.co.id/ diakses 07 Maret 2019).