Anda di halaman 1dari 17

Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan

Nama Dosen : Dra. Anni Suprapti, M.Psi.


Nama Mahasiswa : Selviana Dewi
NPM : A1B016027
Kelas/Semester :1A
Prodi : Pendidikan Bahasa Inggris

Tugas : Mencari materi tentang “Perkembangan Perilaku”


Psikologi Perkembangan
a. Pengertian Psikologi
Adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia, baik sebagai individu maupun
dalam hubungannya dengan lingkungannya.
b. Pengertian Psikologi Perkembangan’
Adalah cabang dari psikologi yang mempelajari secara sistematis perkembangan perilaku
manusia secaraontogenetic, yaitu mempelajari proses-proses yang mendasari perubahan-
perubahan yang terjadi di dalam diri, baik perubahan struktur jasmani, perilaku, maupun fungsi
mental manusia sepanjang hidupnya, dimulai sejak masa konsepsi, hingga menjelang mati.
c. Ruang Lingkup Psikologi Perkembangan
 Periode pra-natal;
 Masa bayi;
 Masa kanak-kanak;
 Masa remaja;
 Masa dewasa;
 Masa tua.
d. Tujuan Mempelajari Psikologi Perkembangan (Hurlock, 2005: 9)
 Sebagai petunjuk bagi individu untuk mengetahui apa yang diharapkan masyarakat pada usia-
usia tertentu. Seperti, orang tua dapat dibimbing untuk mengajari putra-putri mereka yang masih
kecil untuk menguasai berbagai keterampilan. Dengan pengertian, bahwa masyarakat
mengharapkan anak-anak menguasai keterampilan tersebut pada usia-usia tertentu dan, bahwa
penyesuaian diri mereka dipengaruhi oleh seberapa jauh mereka berhasil melakukannya.
 Memberikan motivasi kepada setiap individu untuk melakukan apa yang diharapkan oleh
kelompok sosial pada usia tertentu sepanjang kehidupan mereka, serta menunjukkan kepada
setiap individu tentang apa yang akan mereka hadapi dan tindakan apa yang diharapkan, ketika
sampai pada tingkatan perkembangan berikutnya.
 Sebagai bekal dalam Penyesuain diri pada situasi baru.
 Penyesuaian diri kepada situasi baru selalu sulit dan selalu disertai dengan berbagai macam
tingkat ketegangan emosional. Akan tetapi, sebagaian besar kesulitan dan ketegangan ini dapat
dihilangkan, jika setiap individu sadar akan apa yang terjadi dan secara bertahap
mempersiapkan diri. Anak-anak yang menguasai keterampilan-keterampilan sosial diperlukan
untuk menghadapi kehidupan sosial remaja yang baru, akan lebih mudah menyesuaikan diri
dengan lawan jenisnya, bila menginjak dewasa akan lebih mudah melewatkan masa peralihan
ke masa pertengahan dan mereka tidak terlalu mengalami ketegangan.
e. Manfaat Mempelajari Psikologi Perkembangan
 Untuk memahami garis besar, pola umum perkembangan dan pertumbuhan anak pada tiap-tiap
fasenya;
 Memunculkan sikap senang bergaul dengan orang lain, terutama anak-anak dan para remaja
dengan penuh perhatian kepada mereka, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun
masyarakat.
 Dapat mengarahkan seseorang untuk berbuat dan beperilaku yang selaras dengan tingkat
perkembangan orang lain.
 Secara khusus bagi pendidik, dapat memahami dan memberikan bimbingan kepada anak
sesuai dengan taraf perkembangan anak didiknya, sehingga proses pendidikan akan berjalan
dengan sukses dalam mencapai tujuannya. (Ahmadi, 2005: 8-9)

2. Perbedaan Pertumbuhan, Perkembangan dan Kematangan


a. Pertumbuhan
Adalah Perubahan alamiah secara kuantitatif pada segi jasmaniah / fisik dan menunjukkan
kepada suatu fungsi tertentu yang baru dari organisme/ individu.
Pertumbuhan ( Growth ) adalah berkaitan dangan masalah perubahan dalam besar, jumlah
ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat
(gram, pound), ukuran panjang (cm, inchi), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi
kalsium dan nitrogen tubuh).
Contoh: Bertambah tinggi, bertambah berat badan dan tumbuhnya kelenjar-kelenjar sex
b. Perkembangan
Adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks
dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.
Perkembangan menyangkut adaanya proses difrensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-
organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat
memenuhi fungsinya.
Termasuk perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan
lingkungan.
Perkembangan diartikan sebagai perubahan yang dialami oleh individu atau oganisme menuju
tingkat kedewasaannya (matury) yang berlangsung secara sistematis, progresif dan
berkesinambungan baik fisik maupun psikis.
Contoh: Sikap perasaan dan emosi, minat, cita-cita dan kepribadian seseorang
c. Kematangan
Kematangan atau masa peka menunjukkan kepada suatu masa tertentu yang merupakan titik
kulminasi (titik puncak) dari suatu fase pertumbuhan sebagai titik tolak kesiapan dari suatu fungsi
untuk menjalankan fungsinya. (Hurlock, 1956)

3. Metode yang Digunakan dalam Psikologi Perkembangan


Pada Metode Psikologi Perkembangan memiliki 2 metode, yaitu metode umum dan metode
khusus.
Pada metode umum ini pendekatan yang dipakai dengan pendekatan longitudinal, transversal
dan lintas budaya.
Dari pendekatan ini terlihat adanya data yang diperoleh secara keseluruhan perkembangan atau
hanya beberapa aspek saja dan bisa juga melihat dengan berbagai faktor dari bawaan dan
lingkungan khususnya kebudayaan.
Sedangkan pada metode khusus merupakan suatu metode yang akan diselidiki dengan suatu
proses alat atau perhitungan yang cermat dan pasti. Dalam pendekatan ini dapat digunakan
dengan pendekatan eksperimen dan pengamatan.
Psikologi kontemporer
Diawali pada abad ke 19, dimana saat itu berkembang 2 teori dalam menjelaskan tingkah laku,
yaitu:
a. Psikologi Fakultas
Adalah doktrin abad 19 tentang adanya kekuatan mental bawaan, menurut teori ini, kemampuan
psikologi terkotak-kotak dalam beberapa ‘fakultas’ yang meliputi berpikir, merasa, dan
berkeinginan. Fakultas ini terbagi lagi menjadi beberapa subfakultas. Kita mengingat melalui
subfakultas memori, pembayangan melalui subfakultas imaginer, dan sebagainya.
b. Psikologi Asosiasi
Bagian dari psikologi kontemporer abad 19 yang mempercayai bahwa proses psikologi pada
dasarnya adalah asosiasi ide yaitu bahwa ide masuk melalui alat indera dan diasosiasikan
berdasarkan prinsip-prinsip tertentu seperti kemiripan, kontras, dan kedekatan.

Adapun metode-metode yang digunakan dalam psikologi perkembangan antara lain adalah:
a. Metode Eksperimen (Experimen Method)
Metode ini merupakan metode yang paling teliti dalam mengumpulkan data/informasi, karena
eksperimen merupakan pengamatan yang terkontrol dan biasanya dilaksanakan dalam
labolatorium.
b. Metode Perkembangan (Developmental Or Genetic Method)
Yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan dan
pencatatan terhadap gejala-gejala yang dilakukan secara terus menerus sepanjang
pertumbuhan dan perkembangan yang terbagi :
 The longitudinal approach;
 The cross-sectional approach
c. Metode Observasi ;
 Observasi Sekilas (Incidental Observation
Disebut juga introspeksi pengamatan diri atau pengamatan subjektif (instropection or self
observation or subjective observation) yaitu pengamatan yang dilakukan seorang individu
terhadap tingkah lakunya sendiri.
 Observasi yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis.
d. Metode Riwayat Hidup atau Klinis (The Case History Or Clinical)
Yaitu suatu studi melalui riwayat hidup yang penerapannya terbatas untuk memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi individu. Tujuan metode ini adalah diagnosis dan treatment.
e. Metode Tes (Test Method)
Merupakan instrumen penelitian yan gpenting dlaamsikologi, tes digunakan untuk mengukur
semua jenis kemampuan seperti minat, bakat, prestasi sikap dan ciri kepribadian.

4. Teori Perkembangan
a. Teori Psikodinamik
Adalah teori yang menjelaskan tentang perkembangan kepribadian.
Unsur-unsurnya adalah aspek-aspek internal manusia seperti emosi, motivasi, dan aspek
internal lainnya.
Asumsi teori ini adalah adalah kepribadian berkembang ketika terjadi konflik-konflik dari aspek-
aspek psikologi, yang umumnya terjadi sejak masa bayi. Pada masing-masing tahap, individu
mengalami konflik internal yang harus diselesaikan sebelum memasuki tahap berikutnya.
Teori ini banyak dipengaruhi oleh Sigmud Freud dan Erick Erikson.
Freud berfokus pada masalah alam bawah sadar, sebagai salah satu aspek kepribadian
manusia. Freud menyebutkan bahwa kepribadian manusia memiliki tiga struktur penting, yaitu id,
ego, dan superego. Id berisi segala sesuatu yang secara psikologis telah ada sejak manusia
lahir, termasuk insting-insting. Id merupakan tempat berkumpulnya energi psikis dan
menyediakan seluruh daya untuk menggerakkan kedua struktur kepribadian lainnya.
Ego adalah struktur kepribadian yang berkaitan dengan realita dan membuat keputusan-
keputusan rasional. Sedangkan superego adalah memutuskan apakah sesuatu itu benar atau
salah, sehingga ia dapat bertindak sesuai dengan norma-norma moral yang diakui masyarakat.
Kemudian tiga komponen kepribadian ini berkembang melahui tahap-tahap perkembangan
psikoseksual dan setiap tahap perkembangan tersebut individu mengalami kenikamatan pada
satu bagian tubuh lebid daripada bagian tubuh lainnya.
Erick Erikson adalah salah satu seorang teoritis ternama dalam bidang perkembangan rentang
kehidupan.salah satu sumbangannya yang terbesar dalam psikologi perkembangan adalah
psikososial. Istilah “psikososial” berarti bahwa tahap-tahap kehidupan seseorang dari lahir
sampai mati dibentuk oleh pengaruh-pengaruh social yang berinteraksi dengan suatu organisme
yang menjadi matang secara fisik dan psikologis (Hall & Lidzye, 1993)
Masing-masing tahap tahap memiliki tugas perkembangan yang khas, dan mengharuskan
individu menghadapi dan menyelesaikan krisis.
Untuk setiap krisis, selalu ada pemecahan yang positif dan negative, pemecahan yang positif
akan menghasilkan kesehatan jiwa, sedangkan pemecahan yang negative akan membentuk
penyesuaian yang buruk
b. Teori Kognitif
Didasarkan pada asumsi bahwa kemampuan kogntif merupakan sesuatu yang fundamental dan
yang membimbing tingkah laku individu.
Teori kogntif menekankan pada pikiran-pikiran sadar. Saat ini sering dibahas dua teori tentang
perkembangan, yaitu teori perkembangan kognitif Piaget dan teori pemrosesan informasi.
Piaget menyebutkan bahwa pemikiran anak-anak berkembang menurut tahap-tahap atau
periode-periode yang terus bertambah kompleks.
Teori pemrosesan informasi (information processing theory) menekankan pentingnya proses-
proses kognitif dengan tiga asumsi, yaitu:
 Pikiran dipandang sebagai suatu system penyimpanan atau pengembalian informasi,
 Individu-individu memproses informasi dari lingkungan,
 Terdapat keterbatasan pada kapasitas untuk memproses informasi dari seorang individu (Zigler
& Stevenson, 1993)
Berdasarkan asumsi tersebut, dapat dipahami bahwa teori pemrosesan informasi lebih
menekankan pada bagaimana individu memproses informasi tentang dunia mereka, bagaimana
informasi masuk kedalam pikiran, bagaimana informasi disimpan dan disebarkan, dan
bagaimana informasi diambil kembali untuk melaksanakan aktifitas-aktifitas yang kompleks,
seperti memecahkan masalah dan berpikir.
Model kognisi dari teori pemrosesan informasi, diadaptasi dari Seifer & Haffnung, 1994)
c. Teori Kontekstual
Teori kontekstual memandang perkembangan sebagai proses yang terbentuk dari transaksi
timbale balik antara anak dan konteks perkembangan system fisik, sosial, kutural, dan histories
dimana interaksi tersebut terjadi.
Ada dua teori kontekstual:
 Pendekatan Etologi
Difokuskan pada asal usul evolusi dari tingkah laku dan menekankan tingkah laku yang terjadi
dalam lingkungan alamiah.
Teori etologi mengenai perkembangan menekankan bahwa perilaku sangat dipengaruhi oleh
biologi, terkait dengan evolusi, dan ditandai oleh periode-periode krisis atau sensitive (Santrok,
1998)
 Teori Etologis
Memberikan penekanan pada system lingkungan.
Tokoh utama teori ekologi adalh Urie Brofenbrenner.
Pendekatan ekologi terhadap perkembangan mengajukan bahwa konteks dimana berlangsung
perkembangan individu, baik kognitifnya, sosioemosional, kapasitas dan karakteristik
motivasional, maupun partisipasi aktifnya merupakan unsur-unsur penting bagi perkembangan
(Seifert & Hoffnung, 1994).
Brofenbrenner menggambarkan empat kondisi lingkungan dimana perkembangan terjadi, yaitu:
(1) Mikrosistem
Menunjukkan situasi dimana individu hidup dan saling berhubungan dengan orang lain. Kontek
ini meliputi keluarga, teman, sebaya, sekolah, dan lingkungan sosial lainnya. Dalam mikrosistem
inilah terjadi interaksi yang paling langsung dengan agen-agen social.
(2) Mesositem
Menunjukkan hubungan antara dua atau lebih mikrositem atau hubungan beberapa konteks.
Misalnya hubungan antara rumah dan sekolah.
(3) Ekositem
Terdiri dari setting social dimana individu tidak berpartisipasi aktif, tetapi keputusan penting yang
diambil memiliki dampak terhadap orang-orang yang berhubungan langsung dengannya.
Misalnya tempat orang tua bekerja, dewan sekolah, pemerintah lokal.
(4) Makrosistem
Meliputi cetak biru pembentukan social dan kebudayaan untuk menjelaskan dan mengoragnisir
institusi kehidupan. Makrosistem direfleksikan dalam pola lingkan mikrosistem, mesositem, dan
ekosistem yang dicirikan dari sebuah subkultur, kultur, atau konteks sosial lainnya yang lebih
luas. Misalnya system kepercayaan bersama tentang umat manusia.
d. Teori Behavior dan Belajar Sosial
Teori behavior (teori tingkahlaku) mula-mula dikembangkan oleh J.B.Watson (1878-1958)
Asumsinya adalah perilaku dapat diamati, dipelajari melalui pengalaman dan lingkungan.
Berikut ada tiga versi tentang pembentukan perilaku, yaitu Pavlov dengan kondisioning klasik,
Skinner dengan kondisoning operan, dan Bandura dengan teori belajar sosial.

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan


a. Faktor Turunan (Warisan)
 Bentuk tubuh dan warna kulit.
Gen dari orang tua akan memepengaruhi jasmani anaknya dan tidak bisa di ubah oleh teknologi
secanggih apapun.
 Sifat-sifat
Warisan dari orang tua sama halnya dengan bentuk tubuh dan warna kulit tidak dapat diubah.
Tipe manusia berdasarkan sifatnya menurut Edward Sparanger adalah manusia ekonomi, teori,
politik, sosial, seni dan agama.
 Inteligensi
 Yaitu kemampuan umum untuk penyesuaian terhadap situasi atau masalah. Tes Inteligensi
yang standar antara lain tes binet-simon, tes Wechsler, tes Army Alpha dan Beta, tes
Progressive Matrices
 Bakat
Yaitu kemampuan khusus yang menonjol diantara berbagai jenis kemampuan yang dimiliki
seseorang. Bakat dapat diketahui dari tingkah laku anak atau dengan tes bakat. Bila seorang
anak tidak diberi kesempatan untuk melatih bakatnya, maka bakatnya tersebut tidak akan
berkembang.
 Penyakit atau cacat tubuh
b. Faktor Lingkungan
 Keluarga
Berpengaruh terhadap perkembangan rohaniah anak terutama keribadian dan kemajuan
pendidikannya.
 Sekolah
Menentukan pola pikir serta kepribadian anak
 Masyarakat
Turut mempengaruhi perkembangan jiwanya
 Keadaan alam sekitar
 Keadaan alam yang berbeda akan berpengaruh terhadap perkembangan pola pikir atau
kejiwaan anak dan tingkah laku anak
c. Pendapat Para Ahli tentang Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
 Aliran Nativisme
Arthur Scopenhauer berkeyakinan bahwa perkembangan manusia itu ditentukan oleh
pembawaannya, sedangkan pengalaman dan pendidikan tidak berpengaruh.
 Aliran Empirisme
Jhon Locke menganggap setiap anak lahir seperti tabula rasa, dalam keadaan kosong, tak
punya kemampuan dan bakat apa – apa. Hendak menjadi apa seorang anak kelak bergantung
pada pengalaman/lingkungan yang mendidiknya
 Aliran Konvergensi
Para penganut ini berkeyakinan bahwa baik factor pembawaan maupun faktor lingkungan
memiliki andil sama besar.

6. Hukum Perkembangan
Adalah kaidah fundamental tentang realitas kehidupan anak-anak (manusia), yang telah
disepakati kebenarannya berdasarkan hasil pemikiran dan penelitian yang seksama.

7. Macam-macam Hukum Perkembangan


a. Hukum Kesatuan Organis
Menurut hukum ini anak adalah satu kesatuan organis, bukan suatu penjumlahan atau suatu
kumpulan unsur yang berdiri sendiri.
b. Hukum Perbandingan
Adalah kenyataan, bahwa seluruh bagian tubuh manusia ini saling berkaitan satu dengan yang
lain.
c. Hukum Penjelajahan
Langeveld berpendapat, bahwa setiap anak lahir dan memasuki dunia ini sebagai warga yang
baru.
d. Hukum Konvergensi
Perkembangan manusia pada dasarnya tidak hanya dipengaruhi oleh faktor pembawaan sejak
lahir, tetapi juga oleh lingkungan pendidikan.
e. Hukum Rekapitulasi
Hukum ini mejelaskan, Perkembangan psikis anak adalah ulangan secara singkat
perkembangan umat manusia. Seluruh perkembangan umat manusia terulang dalam waktu
beberapa tahun saja secara singkat dalam perkembangan anak.
f. Hukum Kematangan
Pangkal tolak hukum kematangan, seperti halnya hukum perkembangan yang lain, ialah: bahwa
setiap anak itu pada dasarnya memiliki potensi naluriah untuk berkembang, asal tersedia
lingkungan yang memadai untuk keperluan tersebut.
g. Hukum Ketidakberdayaaan
Ketika dilahirkan, anak manusia berada dalam keadaan amat tidak berdaya. Tetapi, ini bukan
berarti suatu kekurangan, melainkan justru mengandung segi-segi kelebihan.
h. Hukum Perlindungan
Karena awal kehidupannya yang sangat tidak berdaya, maka adalah merupakan keharusan
yang hakiki bahwa anak manusia itu membutuhkan perlindungan atau pertolongan dari orang
dewasa, terutama ayah ibu dan anggota keluarganya yang lain.

8. Periodisasi/ Tahapan Perkembangan Manusia


a. Fase Embrionik (dalam Kandungan/sebelum Dilahirkan)
Diawali dengan proses pembuahan. Yaitu, pertemuan antara sel telur yang berasal dari
perempuan (ibu) dengan sel sperma yang berasal dari pria (ayah). Inti sel sperma akan melebur
dengan inti sel telur dan terbentuk sebuah sel baru yang disebut zigot.
Zigot ini akan membelah diri menjadi 2 sel, 4 sel, 8 sel, 16 sel, 32 sel, dan seterusnya. Zigot
yang telah membelah menjadi banyak sel tadi akan berkembang menjadi embrio, kemudian
menjadi janin dalam rahim ibu. Lamanya waktu janin tumbuh dan berkambang di dalam rahim
ibu, dari mulai proses pembuahan hingga kelahiran adalah kurang lebih 9 bulan 10 hari.
Perkembangan janin selama di dalam kandungan/rahim dibagi dalam tiga tahapan. Lamanya
waktu pada setiap tahapan adalah tiga bulan.
 Trimester Pertama
 Tiga bulan pertama embrio berkembang menjadi janin yang panjangnya kurang lebih 5,5 cm.
Janin sudah berbentuk seperti manusia walaupun ukuran kepalanya sangat besar. Di akhir tiga
bulan pertama ini janin juga sudah mulai dapat menggerakkan tangan dan kakinya
 Trimester Kedua
Pada tiga bulan kedua, janin sudah semakin berkembang dan panjangnya sudah mencapai
kurang lebih 19 cm. Tangan dan kakinya telah berkembang, muka tumbuh memanjang. Pada
tiga bulan kedua ini detak jantung janin juga sudah mulai bisa dideteksi. Gerakan janin juga
mulai aktif.
 Trimester Ketiga
Di tiga bulan ketiga terjadi pertumbuhan ukuran janin sangat cepat. Ukuran tubuh sudah
proporsional seperti bayi. Karena ukuran tubuhnya semakin besar, janin tidak terlalu leluasa
bergerak di dalam rahim. Menjelang kelahiran bayi pada umumnya sudah mencapai panjang
sekitar 50 cm. Berikutnya janin akan lahir ke dunia dan disebutlah dengan sebutan bayi.
b. Fase Pasca Embrionik (setelah Dilahirkan) - Tahap-tahap Perkembangan pada Manusia
 Balita
Bayi mempunyai kaki namun belum bisa berjalan dan mempunyai tangan namun belum dapat
memegang dengan baik. Bayi memperoleh makanan dan minuman dari ASI (air susu ibu).
Seiring dengan bertambahnya usia, organ-organ pada bayi juga akan berkembang.
Pada usia 1 atau 2 tahun, bayi akan mulai belajar berjalan dan mengendalikan fungsi anggota
tubuh lainnya seperti tangan, kepala, mulut. Organ-organtersebut akan semakin matang pada
saat usia anakanak. Pada saat usia masuk sekolah (sekitar usia 5 tahun)
 Anak-anak
Masa anak-anak, yaitu usia 5 hingga 12 tahun. Dalam periode ini, pertumbuhan fisik mulai
meningkat baik tinggi badan maupun berat badan disertai perkembangan koordinasi otot-otot
dan kemampuan mental. Beberapa anak dapat membaca angka-angka dan huruf-huruf tertentu.
Di atas usia ini, anak telah berkembang dalam kemampuan berbicara, menulis, membaca, dan
beralasan. Pada usia yang sama, anak telah matang emosinya dan belajar bagaimana bergaul
dengan orang lain.
 Remaja
Masa remaja ditandai dengan kematangan organ reproduksi. Perubahan fisik yang terjadi
merupakan tanda kematangan organ-organ reproduksi. Pada umumnya, organ reproduksi anak
perempuan lebih cepat matang dibandingkan organ reproduksi anak laki-laki.
Beberapa tanda matangnya organ reproduksi pada anak perempuan adalah tumbuhnya rambut
di daerah kemaluan, membesarnya buah dada, dan terjadi menstruasi. Adapun pada anak laki-
laki, tampak dari membesarnya jakun (sehingga suara menjadi besar), tumbuhnya rambut di
wajah, otot-otot membesar, dan mimpi yang diiringi dengan keluarnya sperma (mimpi basah).
Penyebab munculnya pubertas adalah karena kerja hormon estrogen yang dihasilkan ovarium
(pada perempuan) dan testosteron yang dihasilkan testis (pada anak laki-laki). Akibatnya, organ-
organ reproduksi berfungsi dan tubuhmu mengalami perubahan. Salah satu ciri pubertas pada
anak perempuan adalah menstruasi.
 Dewasa
Setelah melewati masa remaja, akan memasuki masa dewasa sebagai tahapan selanjutnya dari
perkembangan manusia. Pada masa ini pertumbuhan tubuhmu mencapai ukuran maksimal.
Tinggi badan akan terhenti pada usia sekitar dua puluh tahunan.
Selama masa dewasa, pemahaman emosional akan terus berkembang, berpotensi untuk terus
belajar, mengembangkan diri dalam hal keterampilan, dan aktualisasi diri, bekerja, membina
hubungan sosial, dan terus berprestasi.
 Masa Tua
Segala potensi pada masa dewasa akan mengalami kemunduran ketika memasuki masa tua. Ini
terjadi pada usia sekitar 60 – 65 tahun. Tubuh semakin rentan, wajah dan tangan mulai keriput,
kesehatan menurun, kecerdasan menurun.
Bahkan pada usia lanjut orang mudah lupa dan membutuhkan banyak istirahat, sehingga lebih
banyak menghabiskan waktunya untuk beristirahat. Pada masa ini aktivitasnya menurun dan
mulai sulit melakukan kegiatan sehari-hari, seperti berjalan dan aktivitas seperti biasanya.

9. Tugas Perkembangan
Adalah sesuatu tugas yang timbul pada periode tertentu dalam kehidupan seseorang.
Adapun menurut Robert Havighurst, tugas perkembangan ialah tugas yang terdapat pada suatu
tahap kehidupan seseorang, yang akan membawa individu kepada kebahagiaan dan
keberhasilan dalam tugas-tugas pengembangan berikutnya yaitu apabila tahap kehidupan
tersebut dijalani dengan berhasil.
Sedangkan kegagalan dalam melaksanakan tugas pengembangan, akan mengakibatkan
kehidupan tidak bahagia pada individu dan kesukaran-kesukaran lain dalam hidupnya kelak.

10. Pentingnya Mengetahui Tugas Perkembangan


a. Bagi individu yang bersangkutan.
Dengan mengetahui tugas-tugas perkembangan berartu dirinya telah mengetahui keterampilan
apa saja yang harus dikuasai, bagaimana ia harus bersikap, bertindak, dst.
Dengan demikian motivasi intrinsic untuk belajar menguasai hal-hal tersebut dapat berkembang
pada dirinya.
b. Bagi pendidik atau pengasuh
Setiap pendidik, termasuk orang tua, hendaknya mengetahui tugas-tugas perkembangan yang
harus dikuasai oleh peserta didiknya.
Sebab bagi para pendidik, pengetahuan mengenai tugas-tugas perkembangan merupakan
pedoman tentang apa saja yang harus dilakukan untuk membantu perkembangan peserta
didiknya pada fase perkembangan tertentu serta untuk menghadapi fase perkembangan
berikutya.

11.Tugas-tugas Perkembangan
a. Tugas Perkembangan Masa Bayi dan Anak-anak Awal (0-6 bulan)
 Belajar Berjalan pada usia 9 – 15 bulan.
 Belajar makan-makanan padat
 Belajar berbicara.
 Belajar buang air besar dan kecil.
 Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin.
 Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis.
 Membentuk konsep-konsep sederhana kenyataan sosial dan alam.
 Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orrang tua, saudara, dan orang lain.
 Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk serta pengembangan kata hati.
b. Tugas Perkembangan Masa Kanak-kanak Akhir dan Anak Sekolah (6-12 tahun)
 Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan.
 Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis.
 Belajar bergaul dengan teman sebaya.
 Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.
 Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung.
 Belajar mengembangkan konsep-konsep sehari-hari.
 Mengembangkan kata hati.
 Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi.
 Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial.
c. Tugas Perkembangan Masa Remaja (12-21 tahun)
 Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya.
 Mencapai peran sosial sebagai pria dan wanita.
 Menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif.
 Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
 Mencapai jaminan kemandirian ekonomi.
 Memilih dan mempersiapkan karier.
 Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga.
 Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi warga
negara.
 Mencapai perilaku yang bertanggung jawab secara sosial.
 Memperoleh seperangkat nilai sistem etika sebagai petunjuk/pembimbing dalam berperilaku.
d. Tugas Perkembangan Masa Dewasa Awal (21-30 tahun)
 Memilih pasangan.
 Belajar hidup dengan pasangan.
 Memulai hidup dengan pasangan.
 Memelihara anak.
 Mengelola rumah tangga.
 Memulai bekerja.
 Mengambil tanggung jawab sebagai warga negara.
 Menemukan suatu kelompok yang serasi.

12. Masa Puber pada Remaja


Pubertas adalah masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis, dan
pematangan fungsi seksual.
Masa pubertas dalam kehidupan kita biasanya dimulai saat berumur 8 hingga 10 tahun dan
berakhir lebih kurang di usia 15 hingga 16 tahun.
Pada masa ini memang pertumbuhan dan perkembangan berlangsung dengan cepat.
Pada wanita pubertas ditandai dengan menstruasi pertama (menarche), sedangkan pada laki-
laki ditandai dengan mimpi basah.
Kini, dikenal adanya pubertas dini pada remaja. Penyebab pubertas dini ialah bahwa bahan
kimia DDT sendiri, DDE, mempunyai efek yang mirip dengan hormon estrogen. Hormon ini
diketahui sangat berperan dalam mengatur perkembangan seks wanita.

Ciri Pubertas
Seorang anak akan menunjukkan tanda-tanda awal dari pubertas, seperti suara yang mulai
berubah, tumbuhnya rambut-rambut pada daerah tertentu dan payudara membesar untuk
seorang gadis. Untuk seorang anak perempuan, tanda-tanda itu biasanya muncul pada usia 10
tahun ke atas dan pada anak laki-laki, biasanya lebih lambat, yaitu pada usia 11 tahun ke atas.
Perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas bertanggung-jawab atas munculnya
dorongan seks. Pemuasan dorongan seks masih dipersulit dengan banyaknya tabu sosial,
sekaligus juga kekurangan pengetahuan yang benar tentang seksualitas. Namun sejak tahun
1960-an, aktivitas seksual telah meningkat di antara remaja; studi akhir menunjukkan bahwa
hampir 50 persen remaja di bawah usia 15 dan 75 persen di bawah usia 19 melaporkan telah
melakukan hubungan seks.

Penyebab munculnya pubertas


Penyebab munculnya pubertas ini adalah hormon yang dipengaruhi oleh hipofisis (pusat dari
seluruh sistem kelenjar penghasil hormon tubuh). Berkat kerja hormon ini, remaja memasuki
masa pubertas sehingga mulai muncul ciri-ciri kelamin sekunder yang dapat membedakan
antara perempuan dan laki-laki. Dengan kata lain, pubertas terjadi karena tubuh mulai
memproduksi hormon-hormon seks sehingga alat reproduksi telah berfungsi dan tubuh
mengalami perubahan.
Hormon seks yang memengaruhi perempuan adalah estrogen dan progesteron yang diproduksi
diindung telur, sedangkan pada laki-laki diproduksi oleh testis dan dinamakan testosteron.
Hormon-hormon tersebut ada di dalam darah dan memengaruhi alat-alat dalam tubuh sehingga
terjadilah beberapa pertumbuhan.
Tahapan Perkembangan Perilaku dan Pribadi Peserta Didik

Tahapan Perkembangan Perilaku dan Pribadi Peserta Didik/Siswa/Anak- Semua


pendidik baik di lembaga pendidikan formal maupun non formal tentunya sudah
mengetahui dan memahami tentang pentingnya mendidik anak dengan memperhatikan
tahapan pekembangan perilaku dan kepribadian para peserta didiknya. Tanpa
mengetahui perilaku dan kepribadian peserta didik, seorang pendidik akan mengalami
kesulitan dalam proses mendidiknya sehingga berimbas pada kurang berhasilnya tujuan
pendidikan.

A. Definisi perilaku, pribadi, dan peserta didik

Sahabat Pendidik, sebelum melanjutkan pembahasan tentang tahapan perilaku dan


pribadi peserta didik, , terlebih dahulu saya arsipkan tentang berbagai definisinya
sebagai berikut :

1. Pengertian Perkembangan
 Perkembangan adalah suatu proses perubahan yang mengarah pada kemajuan
dan menyebabkan tercapainya kemampuan dan sifat-sifat psikis yang baru.
Namun tidak semua perubahan-perubahan kemampuan dan sifat-sifat psikis
dipengaruhi oleh perubahan struktur biologis.
 Perkembangan juga dapat dikatakan sebagai proses perubahan fungsi-fungsi
psiko-fisik sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi psikis, ditunjang
oleh faktor lingkungan dan proses belajar dalam kurun waktu tertentu menuju
kedewasaan.
 Perkembangan merupakan proses transmisi dari konstitusi psiko-fisik yang
herediter, dirangsang oleh faktor-faktor lingkungan yang menguntungkan.
Setiap pribadi/individu yang normal mengalami tahapan perkembangan. Dalam
mengadapi hidup yang normal dan berusia panjang individu akan mengalami fase-fase
perkembangan: bayi, kanak-kanak, anak, remaja, dewasa dan masa tua.

Untuk memahami masalah perkembangan maka pendidik harus memahami tentang


psikologi perkembangan. Psikologi perkembangan suatu disiplin ilmu yang
mempelajari/membahas tentang tingkah laku manusia yang sedang dalam taraf
perkembangan yang sangat pesat. Psikologi perkembangan memusatkan pembahasan
terhadap perubahan-perubahan tingkah laku, dalam rangka pembentukan manusia yang
lebih matang.

2. Pengertian perilaku, moral, dan perilaku moral


 Perilaku manusia adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh manusia dan
dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan, persuasi, dan/atau
genetika. Perilaku seseorang dikelompokkan ke dalam perilaku wajar, perilaku
dapat diterima, perilaku aneh, dan perilaku menyimpang.
 Moral (Bahasa Latin Moralitas) adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau
orang lainnya dalam tindakan yang memiliki nilai positif. Manusia yang tidak
memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai
positif di mata manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus
dimiliki oleh manusia. Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan
dengan proses sosialisasi individu tanpa moral manusia tidak bisa melakukan
proses sosialisasi.
 Perilaku moral berarti perilaku yang menyesuaikan dengan kode moral dari
kelompok sosialnya. Perilaku moral dikendalikan oleh konsep moral , yakni
aturan-aturan dalam beringkah laku, di mana anggota masyarakat berperilaku
sesuai dengan pola perilaku yang diharapkan oleh masyarakatnya.
3. Pengertian pribadi

Dalam penggunaan umum, kata pribadi (bahasa Inggris: self) mencakup suatu orang
atau benda tertentu dari sebuah kumpulan. Sampai dengan abad ke-15, bahkan dewasa
ini, dalam bidang statistik dan metafisika, pribadi berarti "tidak dapat dibagi", dan
biasanya menggambarkan benda bilangan apa pun yang tunggal, namun kadang berarti
"seseorang". Sejak awal abab ke-17, istilah "pribadi" menunjukkan keterpisahan, yakni
kemasingdirian (individualism). Kepribadian merupakan keadaan atau sifat masing diri;
yaitu seseorang yang terpisah atau berbeda daripada orang lain dan memiliki
kebutuhan, tujuan dan hasratnya sendiri.

4. Pengertian peserta didik

Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri
melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan formal maupun
pendidikan nonformal, pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu. Istilah lain
dari peserta didik :
 Siswa/siswi- istilah bagi peserta didik pada jenjang pendidikan menengah
pertama dan menengah atas. Siswa adalah komponen masukan dalam sistem
pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga
menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Sebagai suatu komponen pendidikan, siswa dapat ditinjau dari berbagai
pendekatan, antara lain: pendekatan sosial, pendekatan psikologis, dan
pendekatan edukatif/pedagogis.
 Mahasiswa- Mahasiswa/mahasiswi istilah umum bagi peserta didik pada jenjang
pendidikan tinggi yaitu perguruan tinggi ataupun sekolah tinggi.
 Taruna- Banyak digunakan Sekolah Militer atau yang menganut sistem militer,
menurut KBBI berarti “pelajar (siswa) sekolah calon perwira”, beberapa
Perguruan Tinggi Kedinasan juga menggunakan kata Taruna untuk menyebut
Peserta Didik, diantaranya STPN Yogyakarta, STIP Jakarta, dan STP.
 Warga belajar- adalah istilah bagi peserta didik yang mengikuti jalur pendidikan
nonformal. Misalnya seperti warga belajar pendidikan keaksaraan fungsional
 Pelajar- Pelajar adalah istilah lain yang digunakan bagi peserta didik yang
mengikuti pendidikan formal tingkat dasar maupun pendidikan formal tingkat
menengah.
 Murid- merupakan istilah lain peserta didik tingkat taman kanak-kanak dan
sekolah dasar.
 Santri- adalah istilah bagi peserta didik suatu pesantren atau sekolah-sekolah
salafiyah yang sangat mempunyai potensi.
B. Tahapan Perkembangan Perilaku Peserta Didik

Menurut Piaget, pada umur antara 5 - 12 tahun konsep anak mengenai keadilan sudah
tumbuh. Pengertian yang kaku tentang benar dan salah yang dipelajari dari orang tua
menjadi berubah dan anak mulai memperhitungkan keadaan khusus di sekitar
pelanggaran moral.

Menurut Kohlberg, menamakan tingkat kedua dari perkembangan moral pada usia
sekolah sebagai tingkat moralitas konvensional. Pada tingkat ini yang disebut juga
sebagai moralitas anak baik, anak mengikuti peraturan untuk mengambil hati orang lain
dan untuk mempertahankan hubungan-hubungan yang baik.

Menurut Hurlock ( 1978 ) bahwa dalam perkembangan perilaku moral itu ada empat
elemen, sebagai berikut :

1. Peran hukum, kebiasaan/tata krama, dan aturan

Pada elemen ini, hal yang penting dalam belajar adalah menjadi individu yang bermoral
sesuai yang diharapkan oleh kelompoknya. Antara kelompok yang satu dengan lainnya
memiliki tolok ukur yang berbeda dalam menentukan apakah sesuatu itu benar atau
salah, karena berkaitan dengan kesejahteraan kelompoknya masing-masing.

Pada masa kanak-kanak, anak tidak terlalu dituntut untuk tunduk/patuh pada hukum dan
kebiasaan sebagaimana kepauhan yang diharapkan pada anak yang lebih besar.
Setelah memasuki usia sekolah, anak mulai dididik sedikit demi sedikit tentang hukum
yang berlaku dalam lingkungannya. Di keluarga, anak dididik untuk patuh kepada orang
tua dan mengasihi sesama anggota keluarga. Di, lingkungan, anak diajarkan/dididik
untuk saling menghargai sesama teman sebayanya. Di sekolah, anak diajarkan tentang
bagaimana mematuhi aturan sekolah.
2. Peran kata hati

Kata hati merupakan kontrol internal terhadap tingkah laku seseorang. Hal ini
merupakan salah satu tugas perkembangan yang penting di masa anak usia sekolah.
Kata hati merupakan sesuatu yang kompleks bagi nak-anak. Oleh karena itu pada
awalnya tingkah laku mereka dikontrol oleh lingkungan. Terjadi pergantian yang
perlahan-lahan dari lingkungan ke kontrol yang sudah terinternalisasi, pada saat itulah
transisi sudah lebih lengkap.

3. Peran rasa bersalah dan malu

Setelah anak mengontrol tingkah lakunya dengan kata hati, maka kata hati dijadikan
pedoman bagi tingkah laku mereka. Jika tingkah lakunya tidak sesuai dengan pedoman
yang ditetapkan oleh kata hatinya, maka mereka akan merasa bersalah, malu, atau
bahkan merasa bersalah dan malu.

4. Peran interaksi sosial

Interaksi sosial dapat memberikan dasar-dasar dari tingkah laku yang diterima oleh
masyarakat, memberikan motivasi melalui apa yang diterima dan tidak diterima
kelompok. Jika anak tidak berinteraksi sosial, maka anak tidak akan tahu tenatang
tingkah laku apa yang kiranya diterima oleh masyarakat/lingkungannya.

Melalui interaksi sosial, anak tidak hanya belajar mengenai kode-kode moral, tetapi
merekea juga mempunyai kesempatan untuk belajar mengevaluasi tingkah laku mereka.
Jika evaluasi menyenangkan maka anak akan termotivasi untuk taat pada standar moral
yang telah ditetapkan lingkungan. Jika evaluasi tidak menyenangkan maka anak akan
mengubah standar moral mereka dan menerima apa yang diharapkan lingkungan
padanya.

C. Tahapan Perkembangan Pribadi Peserta Didik

Secara garis besar, proses perkembangan individu dapat dikelompokkan ke dalam 3


domain, sebagai berikut :

1. Proses Biologis
Proses biologis atau perkembangan fisik mencangkup perubahan-perubahan dalam
tubuh individu seperti pertumbuhan otak, otot, sistem syaraf, struktur tulang, hormon,
organ-organ indrawi, dan sejenisnya. Perubahan dalam cara menggunakan tubuh atau
keterampila motorik dan perkembangan seksual juga dikelompokkan ke dalam domain
ini. Tetapi domain perkembangan ini tidak mencangkup perubahan fisik karena
kecelakaan, sakit, atau peristiwa-peristiwa khusus lainnya.

Lima ( 5 ) Tahap Perkembangan Psikoseksual Menurut Sigmund Freud


Dalam Freudian psikologi, perkembangan psikoseksual adalah elemen sentral dari
psikoanalisis teori dorongan seksual, bahwa manusia, sejak lahir, memiliki sebuah
insting libido (energi seksual) yang berkembang dalam lima tahap. Setiap tahap - yang
lisan, yang anal, yang phallic, yang laten, dan genital - ditandai dengan zona sensitif
seksual yang merupakan sumber dari drive libidinal. Sigmund Freud mengusulkan
bahwa jika anak mengalami frustrasi seksual dalam kaitannya dengan setiap tahap
perkembangan psikoseksual, dia akan mengalami kecemasan yang akan bertahan
sampai dewasa sebagai neurosis, gangguan jiwa fungsional.

a. Tahap Oral/Lisan ( sejak lahir - 1 tahun )

Pada tahap oral, mulut bayi adalah fokus dari libidinal gratifikasi yang berasal dari
kenikmatan makan di payudara ibu dan dari eksplorasi lisan atau lingkungannya, yaitu
kecenderungan untuk menempatkan objek dalam mulut. The id mendominasi, karena
baik ego maupun ego yang super ini belum sepenuhnya dikembangkan, dan, karena
bayi tidak memiliki kepribadian (identitas), setiap tindakan didasarkan pada prinsip
kesenangan. Meskipun demikian, ego kekanak-kanakan adalah membentuk selama
tahap lisan; dua faktor yang berkontribusi terhadap pembentukannya, dalam
mengembangkan citra tubuh, dia adalah diskrit dari dunia luar, misalnya anak mengerti
rasa sakit ketika diterapkan pada tubuhnya, sehingga mengidentifikasi batas-batas fisik
antara tubuh dan lingkungan ; gratifikasi tertunda mengarah ke pemahaman bahwa
perilaku tertentu memenuhi beberapa kebutuhan, misalnya menangis sangat
memuaskan kebutuhan tertentu.

Menyapih adalah pengalaman kunci dalam tahap oral/lisan bayi dalam perkembangan
psikoseksual, perasaan pertamanya kerugian akibat kehilangan keintiman fisik
menyusui pada payudara ibu. Namun, penyapihan meningkatkan kesadaran diri bayi
bahwa ia tidak mengontrol lingkungan, dan dengan demikian belajar dari menunda
kepuasan, yang mengarah pada pembentukan kapasitas kemerdekaan (kesadaran
batas diri) dan kepercayaan (perilaku terkemuka untuk kepuasan). Namun,
menggagalkan dari mulut-tahap - terlalu banyak atau terlalu sedikit pemuasan hasrat -
mungkin menyebabkan mulut-tahap fiksasi, ditandai dengan pasif, mudah tertipu,
ketidakdewasaan, optimisme realistis, yang dimanifestasikan dalam konsekuen
kepribadian manipulatif untuk ego malformasi.

Dalam kasus terlalu banyak gratifikasi, anak tidak belajar bahwa ia tidak mengontrol
lingkungan, dan gratifikasi yang tidak selalu langsung, sehingga membentuk kepribadian
yang belum matang. Dalam kasus terlalu sedikit gratifikasi, bayi mungkin menjadi pasif
setelah mengetahui bahwa gratifikasi tidak akan datang, meski telah menghasilkan
perilaku memuaskan. [5]

b. Tahap anal ( 18 bulan - 3 tahun )

Pada tahap anal, zona sensitif seksual bayi mengalami perubahan dari mulut (saluran
pencernaan atas) ke anus (saluran pencernaan yang lebih rendah), sementara ego
pembentukan terus. Toilet training adalah kunci pengalaman anal-tahap anak, terjadi
pada sekitar usia dua tahun, dan hasil dalam konflik antara Id (menuntut kepuasan
segera) dan Ego yang (menuntut kepuasan tertunda) dalam menghilangkan
limbah/kotoran dalam tubuh, dan penanganan kegiatan terkait ( misalnya memanipulasi
kotoran, mengatasi tuntutan orangtua). Gaya pengasuhan mempengaruhi resolusi
konflik Id-Ego, yang dapat berupa bertahap dan psikologis lancar, atau yang dapat tiba-
tiba dan psikologis trauma.

Resolusi ideal konflik Id-Ego dalam penyesuaian anak moderat, tuntutan orangtua yang
mengajarkan nilai dan pentingnya kebersihan fisik dan ketertiban lingkungan, sehingga
menghasilkan anak mampu belajar mandiri.

c. Tahap phallic ( 3 -6 tahun )

Pada tahap phallic, zona sensitif seksual yang utama yaitu alat kelamin anak. Hal ini
dalam tahap pengembangan infantil ketiga bahwa anak-anak menjadi sadar tubuh
mereka, tubuh anak-anak lainnya, dan badan orang tua mereka; mereka memuaskan
rasa ingin tahu fisik dengan membuka baju dan menjelajahi satu sama lain dan alat
kelamin mereka, dan begitu mempelajari fisik (seksual) perbedaan antara "laki-laki" dan
"perempuan" dan jender perbedaan antara "anak" dan "gadis".

d. Tahap latency ( 6 tahun - masa pubertas )

Tahap latent terjadi saat hasrat oedipal ditekan dan mereda. Ini terjadi sampai masa
pubertas. Sebenarnya, penelitian membuktikan bahwa hasrat seksual justru meningkat
sampai puncaknya pada masa pubertas. Represi seksualitas karena dianggap tabu
pada masa hidup Freud, membuat hasrat seksual harus dikendalikan dan ditekan

e. Tahap genital

Tahap kelima perkembangan psikoseksual adalah tahap genital yang mencakup


pubertas melalui kehidupan dewasa, dan dengan demikian merupakan sebagian dari
kehidupan seseorang; tujuannya adalah detasemen psikologis dan kemerdekaan dari
orang tua. Tahap genital memberi orang kemampuan untuk menghadapi dan
menyelesaikan konflik masa psikoseksual yang tersisa. Seperti dalam tahap phallic,
tahap genital berpusat pada alat kelamin, tetapi seksualitas adalah konsensual dan
dewasa, daripada soliter dan kekanak-kanakan. Perbedaan psikologis antara tahap
phallic dan genital adalah bahwa ego didirikan pada yang terakhir; perhatian orang
tersebut bergeser dari gratifikasi primer-drive (naluri) untuk menerapkan proses-
pemikiran sekunder untuk memuaskan keinginan simbolis dan intelektual dengan cara
persahabatan, hubungan cinta, keluarga dan tanggung jawab orang dewasa.

Anda mungkin juga menyukai