Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Puasa merupakan salah satu dari rukun islam yang ke tiga. kita sebagai umat muslim
wajib menjalankan puasa yang telah di tentukan. Konsepsi puasa dalam pemaknaan istilah
seringkali dimaknai dalam pengertian sempit sebagai suatu prosesi menahan lapar dan haus
serta yang membatalkan puasa yang dilakukan pada bulan ramadhan. Padahal hakekat puasa
yang sebenarnya adalah menahan diri untuk melakukan perbuatan yang dilarang oleh agama.
Selain itu, puasa juga memberikan ilustrasi solidaritas muslim terhadap umat lain yang
berada pada kondisi hidup miskin. Dalam konteks ini, interaksi sosial dapat digambarkan
pada konsepsi lapar dan haus yang dampaknya akan memberikan kemungkinan adanya
tenggang rasa antar umat manusia.
Seperti puasa Ramadhan yang mana Ramadhan merupakan bulan dimana kita harus dapat
mengendalikan diri kita, hal yang utama yang harus kita lakukan dalam pelaksanaan puasa
ramadhan adalah kita harus menjadi penguasa dan raja bagi diri kita sendiri kita harus benar-
benar mengendalikan menurut aturan Illahi yang berlaku. Kalau berbicara harus kita
kendalikan demikian juga dengan mata semuanya harus kita kendalikan dengan baik. Pada
bulan Ramadhan ini kita harus seperti kepongpong masuk seperti ulat berbulu yang ditakuti
dan menjijikan dan keluar sebagai kupu-kupu yang indah yang begitu disenangi banyak
orang, yang dapat kita artikan sebusuk dan sekotor apapun diri kita ,setelah menjalankan
ibadah puasa ini kita harus menjadi orang yang memiliki kepribadian yang indah dan
bermanfaat bagi dirikita sendiri dan orang lain. Di bulan suci Ramadhan inilah kesempatan
yang baik untuk megembleng diri agar menjadi terindah dan terbaik sebagai jalan untuk
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan.

1.2.Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Puasa?
2. Apa Saja Dasar Hukum Pelaksanaan Puasa?
3. Apa Saja Hikmah Dan Keutamaan Puasa?
4. Apa Saja Rukun, Syarat Dan Sunnah Puasa?
5. Apa Saja Hal Yang Membatalkan Puasa?
6. Bagaimana Pelaksanaan Fidyah Dan Qadha Puasa?
7. Apa Manfaat Puasa Bagi Kesehatan?
8. Bagaimana Cara Penetapan Itsbat Ramadhan?

1
1.3.Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Puasa
2. Untuk Mengetahui Dasar Hukum Pelaksanaan Puasa
3. Untuk Mengetahui Hikmah Dan Keutamaan Puasa
4. Untuk Mengetahui Rukun, Syarat Dan Sunnah Puasa
5. Untuk Mengetahui Hal Yang Membatalkan Puasa
6. Untuk Mengetahui Bagaimana Pelaksanaan Fidyah Dan Qadha Puasa
7. Untuk Mengetahui Manfaat Puasa Bagi Kesehatan
8. Untuk Mengetahui Bagaimana Cara Penetapan Itsbat Ramadhan

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.Definisi Puasa

Puasa adalah terjemahan dari Ash-Shiyam. Menurut bahasa berarti menahan diri dari
sesuatu dalam pengertian tidak terbatas. “Saumu” (puasa) menurut bahasa Arab adalah
“menahan dari segala sesuatu”, seperti makan, minum, nafsu, menahan berbicara yang tidak
bermanfaat dan sebagainya.

Menurut istilah agama Islam yaitu “menahan diri dari sesuatu yang membatalkannya,
satu hari lamanya, mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari dengan niat dan
beberapa syarat.”

2.2.Dasar Hukum Pelaksanaan Puasa


Puasa Ramadhan adalah salah satu dari rukun Islam yang diwajibkan kepada tiap
mukmin. Sebagai dalil atau dasar yang menyatakan bahwa puasa Ramadhan itu ibadat yang
diwajibkan Allah kepada tiap mukmin, umat Muhammad Saw., ialah:
a. Firman Allah SWT., :

۰ َ‫علَي ا َّل ِذ ْينَ ِم ْن قَ ْب ِل ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم تَتَّقُ ْون‬ ِ ‫علَ ْي ُك ُم‬


َ ِ‫الصيَا ُم َك َما ُكت‬
َ ‫ب‬ َ ِ‫يَاأَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ آ َمنُ ْوا ُكت‬
َ ‫ب‬

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan kepadamu berpuasa


(Ramadhan) sebagaimana diwajibkan kepada orang-orang yang sebelum kamu, agar
kamu bertaqwa. (QS. Al-Baqarah-183).

b. Sabda Nabi Muhammad SAW :

َّ ‫اء‬
٬‫الزكَا ِة‬ ُ ‫ َوأَنَّ ُم َح َّمدًا َر‬٬ُ‫شهَا َد ِة أ َ ْن آلاِلهَ ا ََِّّل للا‬
ِ َ ‫ َوإِ ْيت‬٬‫ َوإِقَ ِام الص َََّل ِة‬٬ِ‫س ْو ُل للا‬ َ : ‫علَي َخ ْم ٍس‬ ْ ‫بُنِ َي اْ ِإل‬
َ ‫س ََل ُم‬
۰‫ت‬ ْ
ِ ‫ َوحَجِ ال َب ْي‬٬ َ‫َوص َْو ِم َر َمضَان‬
“Didirikan Islam atas lima sendi: mengakui bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah,
mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa Ramadhan dan naik haji ke Baitullah.”
(H.R Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar).

2.3.Hikmah dan Keutamaan Berpuasa


 Hikmah-Hikmah Berpuasa:

3
1. Bertakwa dan menghambakan diri kepada Allah SWT, takwa adalah meninggalkan
keharaman, istilah itu secara mutlak mengandung makna mengerjakan perintah,
meninggalkan larangan-Nya.
2. Puasa menunjukkan pentingnya seseorang merasakan pedihnya rasa lapar, haus maupun
tidak dibolehkan mengerjakan sesuatu. Sehingga tertimpa pada dirinya dengan suatu
kemiskinan atau hajatnya tidak terlaksana. Dengan sendirinya lalu bisa merasakan
keadaan orang lain, bahkan berusaha untuk membantu mereka yang berkepentingan
dalam hidup ini.
3. Puasa mampu menghancurkan tajamnya syahwat dan mengendalikan
4. Puasa dapat menyehatkan tubuh kita
5. Puasa membiasakan keteraturan hidup, yaitu orang yang berpuasa akan berbuka pada
waktu yang sama, dan tidak ada yang lebih dulu karena kehormatan, harta, atau jabatan.
6. Puasa membentuk manusia baru, Rasulullah SAW bersabda: Barangsiapa berpuasa
dengan niat mencari pahala dari Allah SWT, maka ia keluar dari bulan Ramadhan
sebagaimana bayi yang baru lahir.
7. Puasa dapat membersihkan jiwa, karena puasa hakikatnya memutus dominasi syahwat.
Syahwat bisa kuat dengan makan dan minum, dan setan selalu datang melalui pintu-pintu
syahwat. Dengan berpuasa, syahwat dapat dipersempit geraknya.
8. Adanya persamaan antara yang miskin dan kaya, antara penguasa dan biasa, tidak ada
perbedaan dalam melaksanakan kewajiban agama.

 Keutamaan Puasa
1. Puasa adalah Jalan Meraih Takwa
2. Puasa adalah Penghalang dari Siksa Neraka
3. Puasa akan Memberikan Syafa’at bagi Orang yang Menjalankannya

2.4.Rukun,Syarat dan Sunnah Puasa


a. Rukun Puasa
 Niat ; yaitu menyengaja puasa Ramadhan, setelah terbenam matahari hingga sebelum
fajar shadiq. Artinya pada malam harinya, dalam hati telah tergerak (berniat), bahwa
besok harinya akan mengerjakan puasa wajib Ramadhan. Adapun puasa sunnat, boleh
niatnya dilakukan pada pagi harinya.
 Meninggalkan segala yang membatalkan puasa mulai dari terbit fajar hingga terbenam
matahari.

b. Syarat Puasa
1. Syarat Wajib Puasa
 Islam
 Baligh dan berakal ; anak-anak belumlah diwajibkan berpuasa ; tetapi apabila
kuat mengerjakannya, boleh diajak berpuasa sebagai latihan.

4
 Suci dari haid dan nifas (ini tertentu bagi wanita)
 Kuasa (ada kekuatan). Kuasa disini artinya, tidak sakit dan bukan yang sudah tua.
Orang sakit dan orang tua, mereka ini boleh tidak berpuasa, tetapi wajib
membayar fidyah.

2. Syarat Sah Puasa


 Islam
 Tamyiz yaitu anak anak yang mampu membedakan yang baik dan buruk(sekitar
sudah berumur 17 tahun)
 Suci dari haid dan nifas
 Bukan pada hari hari yang diharamkan

c. Sunnah Puasa
 Makan sahur meskipun sedikit
 Mengakhirkan makan sahur selama belum terbit fajar (kita kita 10 menit setelah
subuh)
 Menyegerakan berbuka puasa jika benar benar telahtiba waktunya
 Membaca Doa ketika berbuka puasa
 Berbuka dengan yang manis manis atau dengan kurma sebelum makan
yang lainnya,
 Memperbanyak amalan amalan bulam Ramadan
 Memberi makan pada orang lain yang berbuka puasa
 Memperbanyak membaca alquran
 Meninggalkan perkataan yang tidak baik(kotor)

2.5. Hal-Hal yang Membatalkan Puasa


 Memasukkan sesuatu kedalam lobang rongga badan dengan sengaja, seperti
makan, minum, merokok, memasukkan benda ke dalam telinga atau ke dalam
hidung hingga melewati pangkal hidungnya. Tetapi jika karena lupa, tiadalah
yang demikian itu membatalkan puasa. Suntik di lengan, di paha, di punggung
atau lainnya yang serupa, tidak membatalkannya, karena di paha atau punggung
bukan berarti melalui lobang rongga badan.
 Muntah dengan sengaja; muntah tidak dengan sengaja tidak membatalkannya.
 Keluar mani /mazi yang sengaja
 Keluar darah haid /nifas
 Bersetubh atau melakkan hubungan suami istri pada siang hari
 Gila walaupun sebentar.
 Mabuk atau pingsan sepanjang hari.
 Murtad, yakni keluar dari agama Islam.

5
2.6. Manfaat Puasa dari Segi Kesehatan
a. Puasa membersihkan tubuh dari sisa metabolisme. Saat berpuasa tubuh akan
menggunakan zat-zat makanan yang tersimpan. Bagian pertama tubuh yang mengalami
perbaikan adalah jaringan yang sedang lemah atau sakit.
b. Menyehatkan sistem pencernaan. Di waktu puasa, lambung dan sistem pencernaan akan
istirahat selama lebih kurang 12 sampai 14 jam, selama lebih kurang satu bulan. Jangka
waktu ini cukup mengurangi beban kerja lambung untuk memroses makanan yang
bertumpuk dan berlebihan.Puasa mengurangi berat badan berlebih. Puasa dapat
menghilangkan lemak dan kegemukan, secara ilmiah diketahui bahwa lapar tidak
disebabkan oleh kekosongan perut. Tetapi juga disebabkan oleh penurunan kadar gula
dalam darah.
c. Melindungi tubuh dari penyakit gula. Kadar gula darah cenderung turun saat seseorang
berpuasa. Hal ini memberi kesempatan pada kelenjar pankreas untuk istirahat.
SepertiAnda ketahui, fungsi kelenjar ini adalah menghasilkan hormon insulin. Seperti
anda ketahui, fungsi kelenjar ini adalah menghasilkan hormon insulin.

2.7. Penetapan Itsbat Ramadhan


Puasa Ramadhan dimulai dengan salah satu sebab sebagai berikut :
1. Melihat bulan, Ramadhan setelah terbenam matahari pada tanggal 29 (akhir) Sya’ban.
2. Penetapan Hakim Syar’i akan awal bulan Ramadhan berdasarkan keterangan saksi,
sekurang-kurangnya seorang laki-laki, bahwa ia melihat bulan.
3. Penetapan awal bulan Ramadhan dengan perhitungan ahli hisab (perhitungan) ;
a. Apabila bulan tidak terlihat, maka bulan Sya’ban disempurnakan 30 hari. ;
b. Keterangan orang yang dapat dipercaya kebenarannya oleh penerima berita, bahwa ia
melihat bulan Ramadhan.

2.8. Qadha dan Fidyah Puasa


Qadha artinya mengganti. Qadha puasa mengandung arti mengganti puasa yang ditinggal
dan dilaksanakan pada hari yang lain diluar bulan Ramadhan sebanyak jumlah yang
ditinggalkan.
Fidyah artinya memberi makan. Fidyah puasa maksudnya adalah memberi makan orang
miskin satu mud (675 gr) untuk setiap hari yang tidak dipuasakan. Satu mud yang
dibayarkan sebagai pengganti puasa adalah dalam bentuk makanan pokok. Jika di Arab
bentuknya kurma atau gandum, sedangkan di Indonesia adalah beras atau uang.

Sebab-sebab yang membolehkan fidyah adalah:

1. Orang yang tidak mampu, seperti orang tua yang lemah yang sangat sulit untuk
berpuasa, “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya… “.(QS. Al-Baqarah (2) : 286)

6
2. Orang yang sakit terus menerus (berkelanjutan). “… dan Dia (Allah) (sekali-kali tidak
menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan …”. (QS. al-Hajj (22) : 78).

Sebab-Sebab yang Membolehkan Qadha puasa adalah:

1. Orang yang sakit dan orang yang berpergian (musafir). (QS. Al-Baqarah (2) : 184).
2. Perempuan yang Haid
3. Perempuan Hamil dan Menyusui, Jika mereka tidak sanggup untuk berpuasa,
disebabkan kekhawatirannya akan kesehatan janinnya/bayinya, maka wajib bagi mereka
mengqadha dan membayar fidyah. Akan tetapi jika mereka hanya khawatir atas dirinya,
maka mereka hanya wajib mengqadha dan tidak wajib bayar fidyah.

Cara Penunaian Fidyah:

1. Ukuran fidyah adalah dilihat dari ‘urf (kebiasaan yang layak) di masyarakat setempat.
Selama dianggap memberi makan kepada orang miskin, maka itu dikatakan sah.

2. Fidyah harus dengan makanan, tidak bisa diganti uang

3. Satu hari tidak puasa berarti memberi makan satu orang miskin.

4. Bisa diberikan berupa makanan mentah (ditambah lauk) atau makanan yang sudah
matang

5. Tidak boleh mendahulukan fidyah sebelum Ramadan

6. Waktu penunaian fidyah boleh setiap kali tidak puasa, fidyah ditunaikan, atau bisa pula
diakhirkan di hari terakhir Ramadan lalu ditunaikan semuanya

7
BAB III

PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Puasa adalah terjemahan dari Ash Shiyam. Menurut istilah bahasa berarti
menahan diri dari sesuatu dalam pengertian tidak terbatas. “Saumu” (puasa), menurut
bahasa Arab adalah “menahan dari segala sesuatu”, seperti makan, minum, nafsu,
menahan berbicara yang tidak bermanfaat dan sebagainya.
Menurut istilah agama Islam yaitu “menahan diri dari sesuatu yang
membatalkannya, satu hari lamanya, mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari
dengan niat dan beberapa syarat.
Berdasarkan ketetapan Alquran surat Al-Baqarah ayat 183 dan ketetapan hadis
yang telah disebutkan diatas, puasa diwajibkan atas umat Islam sebagaimana diwajibkan
atas umat yang terdahulu. Ayat itu menerangkan bahwa orang yang berada di tempat
dalam keadaan sehat, di waktu bulan Ramadhan, wajib dia berpuasa. Seluruh Ulama
Islam sepakat menetapkan bahwasanya puasa, salah satu rukun Islam yang lima, karena
itu puasa di bulan Ramadhan adalah wajib dikerjakan.
Yang diwajibkan berpuasa itu adalah orang yang beriman (muslim) baik laki-laki
maupun perempuan (untuk perempuan suci dari haid dan nifas), berakal, baligh
(dewasa), tidak dalam musafir (perjalanan) dan sanggup berpuasa.
Puasa Ramadhan lamanya sebulan yaitu 29 atau 30 hari, yang dimulai setiap harinya
sejak terbit pagi hingga terbenam matahari.

8
DAFTAR PUSTAKA

Bahreisj, Hussein., 1980. Pedoman Fiqih Islam. Surabaya: Al-Ikhlas.


Latif, M. Djamil., 2001. Puasa dan Ibadah Bulan Ramadhan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Rifa’i, Moh., 1978. Ilmu Fiqih Islam Lengkap. Semarang: PT Karya Toha Putra.
Rasjid, Sulaiman., 2012. Fiqih Islam. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sabiq, Sayyid., 1993. Fikih Sunnah 3. Bandung: Al-Ma’arif.

Anda mungkin juga menyukai