ANGKATAN 2013
KELOMPOK 2
NAMA NIM
FAKULTAS KEDOKTERAN
2014
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana interpretasi regio tubuh yang digunakan oleh tukang jahit?
2. Bagaimana aplikasi fungsi tubuh pada tukang jahit.
3. Bagaimana keluhan yang dialami tukang jahit pada bagian tubuh yang
sering digunakan?
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang akan diperoleh dalam kegiatan ini antara lain:
1. Memperoleh informasi tentang regio yang digunakan saat melakukan
kegiatan menjahit.
2. Memperoleh informasi tentang aplikasi fungsi tubuh pada tukang jahit.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Observasi
2.1.1 Pengertian Observasi
Menurut Pauline Young, observasi adalah suatu studi yang
dilakukan dengan sengaja atau terencana dan sistematis melalui
penglihatan atau pengamatan terhadap gejala-gejala sosial melalui proses
pengamatan.
Jakoda mendefiniskan observasi secara lebih luas namun lebih
kabur, yaitu bahwa observasi adalah suatu cara paling dasar untuk
mendapatakan informasi mengenai gejala-gejala sosial melalui proses
pengamatan.
4
2.1.3 Jenis-Jenis Observasi
Pada dasarnya penggolongan jenis observasi tidak dapat dibuat
secara mutlak karena jenis-jenis observasi besar kemungkinan akan
terjadi tumpang tindih. Namun, untuk memudahkan para ilmuwan
dalam melakukan observasi, maka dibuatlah penggolongan
tersebut.Perbedaan jenis-jenis observasi lebih terletak pada gradasinya
saja.
Berdasarkan prosedur dan pelaksanaannya, Pauline Young
membagi observasi menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Controlled Observation (observasi terstruktur)
2. Uncontrolled Observation (observasi tidak terstruktur)
Controlled observation (observasi terstruktur) adalah suatu
observasi yang prosedur dan pelaksanaannya sangat ketat dan biasanya
dibantu dengan alat-alat yang peka, dan dalam lembar observasinya
dipergunakan proses control yang kemugkinan observasi untuk
dilakukan kembali. Oleh karena itu lembar observasinya biasanya
sangat terperinci dan rancangannya sangat komplek.Selain itu,
biasanya sebelum observasi sesungguhnya dilakukan, terlebih dahulu
diadakan simulasi-simulasi.
Uncontrolled observastion (observasi tidak terstruktur) diartikan
sebagai suatu proses observasi yang dilakukan secara spontan terhadap
suatu gejala tertentu tanpa mempergunakan alat-alat yang peka atau
pengontrolan kembali atas ketajaman hasl observasi tadi. Lembar
observasi sebagai pedoman pelaksanaan pun dibuat sangat sederhana,
hanya berisi garis-garis besar pedoman tanpa suatu rancangan yang
kompleks..
Berdasarkan hubungan antara observer dan gejala yang diobservasi,
baik observasi terstruktur maupun yang tidak terstruktur dapat
dibedakan menjadi observasi partisipan dan observasi nonpartisipan.
Pada observasi partisipan, observer terlibat dengan situasi atau
lingkungan dimana gejala terjadi.Jadi, tidak ada jarak antara observasi
5
dengan gejala yang diobservasi. Sedangkan pada observasi
nonpartisipan, observer memperlakukan dan mempersiapkan dirinya
sedemikian rupa sehingga dirinya benar-benar berada “diluar” atau
tidak terlibat dalam situasi, lingkungan, dan gejala yang diamati.
2.2 Osteology
2.2.1 Osteology Umum
Tubuh manusia disusun oleh tulang yang disebut skeleton.
Fungsi tulang adalah untuk menegakkan dan memberi bentuk pada
badan, melindungi organ tubuh yang penting misalnya : otak, paru-
paru, jantung dsbnya, sebagai alat gerak pasif, menghasilkan sel – sel
darah, sebagai tempat penimbunan mineral, misalnya Ca, P.
Bila kita mengambil suatu tulang panjang maka susunannya
sebagai berikut:
6
g. Permukaan dalam dari substantia compacta dilapisi oleh selaput
tipis yang disebut endosteum.
h. Periosteum terdiri dari 2 lapisan yaitu :
1. Stratum fibrosa (sebelah luar), mengandung pembuluh
darah dan saraf.
2. Stratum generativum terdiri dari serabut-serabut yang halus
serta sel-sel tulang yang mempunyai potensi untuk
membentuk tulang.
7
2.2.2 Osteology Ekstremitas
Ekstremitas Superior, terdiri dari :
a. Cingulum extremitas superior terdiri dari os scapula, os
clavicula.
b. Extremitas superior liberae terdiri dari: os humerus, os radius,
os ulna, os carpalia yang terdiri atas dua baris, baris pertama
yaitu bagian proximalis (terdiri dari: os naviculare, os lunatum,
os triquetrum, os pisiforme), dan baris kedua yaitu bagian
distalis (terdiri dari os multangulum majus, os multangulum
minus, os capitatum, os hamatum), ossa metacarpalia, dan ossa
phalanges.
Ekstremitas inferior, terdiri dari :
a. Cingulum extremitas inferior terdiri dari : os ilium, os ischium,
os pubis, (bersatu membentuk os coxae)
b. Extremitas inferior liberae terdiri dari : os femur, os patella, os
tibia, os fibula, ossa tarsalia (terdiri dari os talus, os calcaneus,
os cuboideus, os naviculare pedis, os cuneiforme I, II, III), ossa
metatarsalia, dan ossa phalanges.
2.3 Arthrology
Arthrologi berasal dari kata yunani arthon dan logos.Arthron
artinya sendi dan Logos artinya ilmu pengetahuan tentang .Arthrolgi
adalah ilmu yang mempelajari persambungan tulang atau pertauatan
tulang.
2.4 Diartrosis
8
yaitu lapisan fibrosa eksternal dan lapiran sinovial internal atau yang
sering disebut dengan membrane sinovial. Lapisan fibrosa tersusun
atas jaringan yang tebal dan tidak beraturan, namun fleksibel dan kuat.
Fleksibilitas ini memungkinkan pergerakan yang lebih
leluasa. Jaringan yang kuat mencegah terjadinya dislokasi tulang.
Kapsul fibrosa kadang-kadang diperkuat oleh ligament. Membran
sinovial terdapat dibagian permukaan kapsul bagian dalam. Membran
sinovial berfungsi menghasilkan cairan sinovial. Cairan ini berfungsi:
sebagai pemulas untuk megurangi gesekan antartulang, menyalurkan
nutrisi dan membuang zat sisa, mengurangi getaran, dan pertahanan.
a. Sendi Luncur
b. Sendi Engsel
9
pada permukaan cekung. Persendian ini memungkinkan gerakan hanya
pada satu bidang datar sehingga termasuk persendian satu sumbu
(monoaksial). Persendian ini dapat menghasilkan gerak fleksi-ekstensi
seperti gerak membuka dan menutup pintu. Gerak fleksi adalah suatu
gerakan yang mengacu pada gerak mengecilkan sudut. Gerak ekstensi
mengacu pada gerak membesarkan sudut. Contoh sendi ini adalah
sendi pada siku dan lutut (Soewolo, Basoeki, S, dan Yudani, T., 2005:
23).
c. Sendi Putar
d. Sendi Pelana
10
e. Sendi Peluru
f. Sendi Elipsoidal
2.5 Myologi
Myologi adalah bagian dari ilmu anatomi yang mempelajari otot tentang
bentuk, letak , perlekatan dan fungsinya pada pergerakan.
11
Caput Breve
2. M.Carocobrahialis berfungsi fleksi lengan atas dan sedikir
aduksi
3. M.Brachialis berfungsi articulation cubiti
Kompartemen Posterior
1. M. Triceps Brachii
12
8. M.pronator quadrates berfungsi untuk pronasi lengan
bawah.
Otot-otot kompartemen fascial lateral lengan bawah
1. M.brachioradialis berfungsi untuk fleksi lengan bawah pada
articulation cubiti , rotasi lengan bawah ke posisi
semipronasi.
2. M.flexor carpi radialis longus berfungsi untuk ekstensiu
dan abduksi tangan pada articulation radiocarpea.
3.
Otot-otot pada Kompartemen Fascial Posterior lengan
bawah.
1. M.extensor carpi radialis brevia berfungsi untuk ektensi dan
abduksi tangan pada articulation radiocarpea.
2. M.extensor digitorum berfungsi untuk ekstensi jari-jari dan
tangan.
3. M.extensor digiti minimi berfungsi untuk ekstensi
articulation metacarpophalangea jari kelingking.
4. M.extensor carpi ulnaris berfungsi untuk ekstensi dan
adduksi tangan pada articulation radiocarpea.
5. M.anconeus berfungsi untuk ekstensi articulation cubiti.
6. M.supinator berfungsin untuk supinasi lengan bawah.
7. M.abductor pollicis longus berfungsi untuk abduksi dan
ekstensi ibu jari.
8. M.extensor pollicis brevis berfungsi untuk ekstensi
articulation metacarpophlangea ibu jari.
9. M.extensor pollicis longus berfungsi untuk ekstensi
phalanxdistalis ibu jari.
10. M.extensor indicis berfungsi untuk ekstensi articulation
metacarpophalangea jari telunjuk.
13
2.5.2 Otot Ekstremitas Inferior
14
- m.rectus femoris berfungsi untuk ekstensi tungai bwah pada
articulation genus, fleksi tungkasi atas pada articulation coxae
- m.vastus lateralis berfungsi untuk ekstensi tungai baawah pada
articulation genus
- m.vastus medialis berfungsi untuk ekstensi tungkai bawah pada
articulation genus dan menstabilkan patella
- m.vastus intermedius berfungsi untuk ekstensi tungkai bawah
pada articulaatio genus.
15
c. Otot pada kompartemen fascia anterior tungkai bawah
1. M.tibialis anterior berfungsi untuk ekstensi kaki pada sendi
pergelangan kaki
2. M.extensor digitorum longus berfungsi untuk ekstensi jari dan ekstensi
kaki pada articulation talocruralis
3. M.peroneus terteus berfungsi untukekstensi kaki pada articulation
talocruralis
4. M.extensor hallucis longus berfungsi untuk ekstensi ibu jari kaki,
ektensi kaki pada articulation talocruralis
5. M. Extensor digitorum brevis berfungsi untuk ekstensi jari-jari kaki
d. Otot pada kompatemen fascial lateral tungkai bawah
1. M.pereneus longus berfungsi untuk plantar fleksi kaki pada
articulation talocruralis dan eversi kaki pada articulation subtalis dan
articulation tarsi tranversa
2. M.peroneus brevis berfungsi untuk plantar fleksi kaki pada
articulation talocruralis dan eversi kaki pada articulation subtalis dan
articulation tarsi tranversa
e. Otot pada kompartemen fascial posterior tungkai kaki
Kelompok superficial
Kelompok profundal
16
2. M.flexor digitorum longus berfungsi untuk fleksi phlanx distalis empat
jari kaki lateral
3. M.flexor hallucis longus fleksi phlanx ibu jari
4. M.tibialis posterior berfungsi untuk plantar fleksi kaki pada
articulation telocruralis, inverse kaki pada articulation subtalaris dan
tarsi transversa
f. Otot pada telapak kaki
Lapisan pertama
1. M.abductor hallucis berfungsi untuk fleksi dan abduksi ibu jari kaki
2. M.flexor digitorum brevis berfungsi untuk fleksi empat jari kaki lateral
3. M.abductor digiti minimi berfungsi untuk fleksi dan abduksi jari kaki
kelima
Lapisan kedua
Lapisan ketiga
17
Lapisan keempat
Posisi duduk yang tidak benar menyebabkan sirkulasi darah pada bagian
bawah sangat lemah, yang memungkinkan terjadi varises, selulit, pembengkakan
kaki, kelelahan, dan resiko penggumpalan darah di kaki. Duduk yang lama
menyebabkan terjadinya ketegangan otot dibagian pinggul. Dengan demikian
banyak posisi duduk yang tidak benar sangat merugikan setiap individu seperti
terganggunya kesehatan, waktu untuk bekerja tidak maksimal, dan daya tahan
tubuh yang lemah. Salah satu penyakit yang paling sering diderita karena sering
melakukan posisi duduk lama yaitu nyeri punggung bawah.
Ada beberapa kelainan-kelainan yang timbul akibat posisi duduk yang
tidak benar yaitu:
18
kuat dan tidak menimbulkan rasa nyeri jika pembungkusnya masih utuh. Bantalan
ini sendiri bentuknya lunak, mirip jeli. Robeknya pembungkus bantalan
menyebabkan keluarnya inti dari bantalan tulang yang masuk ke dalam rongga
tulang belakang. Hal tersebut dapat menekan pembuluh darah balik, kantung saraf
maupun saraf itu sendiri. Sehingga menyebabkan iritasi penekanan dari bantalan
tulang, dapat terjadi rasa nyeri sampai kelumpuhan dari saraf yang tertekan.
Low Back Pain atau nyeri punggung bawah merupakan salah satu
gangguan muskuloskeletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik
(Maher, Salmond & Pellino, 2002). LBP diklasifikasikan kedalam 2 kelompok
yaitu kronik dan akut. LBP akut terjadi dalam waktu kurang dari 12 minggu,
sedangkan LBP kronik terjadi dalam waktu 3 bulan (Rogers, 2006).
Penelitian yang dilakukan Lam (1999), menyatakan bahwa duduk dengan
posisi badan membungkuk sangat membebani struktur jaringan lunak vertebra
pada diskus intervertebra, ligament dan otot. Melakukan aktivitas dengan posisi
duduk yang monoton lebih dari 2 jam dalam sehari, dalam sehari dapat pula
meningkatkan resiko timbulnya nyeri punggung (Anonim, 2007).
2. Rematik (Arthritis)
Rematik adalah istilah umum bagi peradangan/inflamasi dan
pembengkakan di daerah persendian. Penyakit ini cukup banyak menyerang
masyarakat Indonesia pada usia 25-74 tahun dengan prevalensi dan keparahan
yang meningkat dengan usia (Abdul, 2006).
Semua jenis rematik menimbulkan rasa nyeri yang mengganggu. Biasanya
nyeri ini disertai peradangan berupa pembengkakan setempat dan suhu yang
tinggi dari pembengkakan tersebut. Dengan derita yang disandang itu, penderita
rematik akan terganggu semangat kerjanya. Gangguan fungsi seperti susah
berjalan menjadi keluhan utama dari rasa nyeri itu sendiri. Gejala yang mengiringi
rematik atau yang sering disebut nyeri rematik yaitu berkurangnya tenaga, adanya
rasa lelah, letih, dan lemah. Otot-otot yang lemah ini berkaitan erat dengan proses
patologi yang mengganggu anggota gerak. Gejala pengiring lainnya yaitu
19
kekakuan pada persendian dan ketegangan pada otot-otot di sekitar bagian yang
sakit.
Kondisi rematik sering bermula dari aliran darah yang kurang sehat. Salah
satu penyebabnya adalah posisi duduk yang tidak benar yang menyebabkan darah
yang tidak sehat kurang memiliki keseimbangan yang baik karena terlalu banyak
dibebani dengan sisa-sisa buangan sehingga persentase oksigen dan unsur-unsur
lainnya menjadi lebih kecil. Pada situasi ini otak dan sel saraf tidak mempunyai
kekuatan yang seharusnya dimiliki, karena telah tercampur dengan darah yang
tercemar.
3. Stress
Posisi duduk yang tidak benar pada sebagian kasus dapat menyebabkan
ketegangan otot yang merupakan manifestasi ketegangan mental. Reaksi tubuh
terhadap stress adalah ketegangan otot-otot tertentu secara reflektoris.
Pada setiap ketegangan pikiran, otot-otot menjadi tegang, terutama otot
leher dan bahu. Jika keadaan ini berlangsung terus-menerus, otot-otot tersebut
akan menjadi fibrotik, yaitu mengandung banyak serat jaringan pengikat di antara
serat-serat otot. Otot-otot yang terserang adalah otot di tepi dalam dan tulang
belikat.
Ketegangan otot dapat diakibatkan oleh stres mental ataupun stres fisik.
Stres fisik sering berkaitan dengan beban pekerjaan atau cara duduk yang tidak
benar. Sedangkan stres mental berhubungan dengan kondisi kejiwaan yaitu akibat
dari posisi duduk yang tidak benar menyebabkan tulang punggung memiliki
kelainan yang menyebabkan aliran darah terhambat serta oksigen berkurang untuk
sampai ke otak, menyebabkan manusia rentan terhadap stress.
Dari hal-hal tersebut yang telah diuraikan,dapat disimpulkan bahwa posisi
duduk yang tidak benar dapat menyebabkan kondisi buruk terhadap tubuh.
20
BAB III
METODE PELAKSANAAN
21
BAB IV
4.2 Pembahasan
4.2.1 Aplikasi Ekstremitas Superior
22
DAFTAR PUSTAKA
Martini, Frederic H. 2007. Anatomy and Physiology 1st Edition. Jurong: Pearson
education South Asia Pte. Ltd.
Soewolo, Soedjono Basoeki, dan Titi Yudani. 2005. Fisiologi Manusia. Malang:
UM Press.
23
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA
24
- Biasanya tangan dan kaki
6. Apakah bagian tubuh tersebut sering sakit, pegal atau mengalami keluhan-
keluhan lainnya?
- Iya, seringnya ambeyen dan kesemutan. Karena jarang bergerak
7. Jika ya, seberapa sering terasa sakit, pegal atau atau mengalami keluhan-
keluhan lainnya?
-
8. Apakah keluhan yang dialami Bapak pernah membuat anggota tubuh
Bapak menjadi tidak normal seperti biasanya?
9. Bagaimana cara Bapak mengatasi keluhan yang Bapak alami saat bekerja?
25