Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS LEVERAGE

Dalam kegiatanoperasinya, selain membutuhkan modal kerja, perusahaan


jugamenggunakan aktivat etap, seperti tanah, gedung, pabrik, mesin-mesin, kendaraan,
danperalatan-peralatanlainnya yang mempunyai masa manfaat jangka panjang atau lebih dari
satu tahun. Atas penggunaan aktiva tetap tersebut, perusahaan harus menanggung biaya yang
bersifat tetap atau biaya tetap (fixed cost). Di samping itu untuk memenuhi kebutuhan
dananya, perusahaan bias menggunakan modal sendiri atau modal yang berasal dari pemilik,
dan bias juga berasal dari pinjaman atau hutang. Jika perusahaan menggunakan dana yang
berasal dari hutang, maka perusahaan secara rutin akan membayar biaya bunga yang
merupakan beban tetap bagi perusahaan. Masalah leverage timbul karena perusahaan
menggunakan assets yang menyebabkan harus membayar biaya tetap dan menggunakan
hutang yang menyebabkan perusahaan menanggung beban tetap (bunga).

Dengan demikian leverage adalah penggunaanaktiva (assets) dan sumber dana


(sources of funds), di mana untuk penggunaan tersebu tperusahaan harus menanggung biaya
tetap atau membayar beban tetap. Jadi jika perusahaan memiliki biaya operasi tetap atau
biaya modal tetap, maka dikatakan bahwa perusahaan menggunakan Leverage.

OPERATING DAN FINANCIAL LEVERAGE

Analisis leverage dibedakandalamduamacamyaitu :


1. Operating Leverage
2. Financial Leverage
Perusahaan menggunakan Operating Leverage dan Financial Leverage adalahbertujuan agar
keuntungan yang diperoleh perusahaan lebih besar dari pada biaya assets dan sumber
dananya, sehingga akan meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham.
General Income Statement Format and Types of Leverage

Sales Revenue
Less : Cost of Goods Sold
Operating
Leverage Gross Profits
Less : Operating Expenses
Earning Before Interest and Tax (EBIT)
Less : Interest Total
Net Profits Before Tax Leverage
Financial
Less : Tax
Leverage
Net Profits After Tax
Less : Preferred Stock Dividends
Earnings available for common stockholders
Earning Per Share (EPS)

OPERATING LEVERAGE
Operating leverage adalah penggunaan aktiva yang menyebabkan perusahaan harus
menanggung beban tetap berupa penyusutan. Penggunaan operating leverage adalah
dimaksudkan agar penghasilan/pendapatan yang diterima atas penggunaan
Aktiva tetap tersebut cukup untuk menutup biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel
(variable cost). Operating leverage adalah kepekaan EBIT terhadap perubahan penjualan
perusahaan. Operating leverage timbul karena perusahaan menggunakan biaya operasi tetap.
Dengan adanya biaya operasi tetap, perubahan pada penjualan akan mengakibatkan
perubahan yang lebih besar pada laba sebelum bunga dan pajak / Earning Before Interest and
Tax (EBIT).

Dengan menggunakan operating leverage, perusahaan mengharapkan bahwa perubahan


penjualan akan mengakibatkan perubahan laba sebelum bunga dan pajak yang lebih besar.
Degree of Operating Leverage (DOL) mengukurberapapersen EBIT
berubahjikapenjualanberubah.

Persentase perubahan EBIT


DOL=
Persentase perubahanPenjualan

atau :

Δ EBIT
EBIT
DOL=
Δ Penjualan
Penjualan

atau :

Q (P – V) Sales – Variable Cost


DOL = -------------------- = ----------------------------------------------
Q (P – V) – FC Sales – Variable Cost – Fixed Cost

Di mana :
Q = Quantity (Kuantitas Penjualan)
P = Price (Hargajualproduk per Unit)
V = BiayaVariabel per Unit
VC = Variable Cost (BiayaVariabel Total)
FC = Fixed Cost (BiayaTetap Total)
Q x P = Sales (Penjualan)
Misalnya, dihasilkan DOL = 2,5. Berarti bahwa setiap perubahan penjualan sebesar 1%, akan
mengakibatkan perubahan EBIT sebesar 1% x 2,5 = 2,5% dengan arah yang sama. Dengan
kata lain, jika penjualan meningkat sebesar 10%, maka akan mengakibatkan kenaikan atau
peningkatan EBIT sebesar 10% x 2,5 = 25%. Sebaliknya jika penjualan turun sebesar 10%,
maka EBIT juga akan turun sebesar 10% x 2,5 = 25%.

Jadi semakin besar DOL, semakin besar pula pengaruh perubahan penjualan terhadap
perubahan EBIT.

FINANCIAL LEVERAGE
Suatu perusahaan dikatakan menggunakan financial leverage jika membelanjai
sebagian dari aktivanya dengan sekuritas yang membayar bunga yang tetap (misalnya hutang
pada bank, menerbitkan obligasi). Jadi financial leverage merupakan penggunaan dana yang
menyebabkan perusahaan harus menanggung beban tetap berupa bunga. Penggunaan dana
yang menyebabkan timbulnya beban tetap ini diharapkan dapat menghasilkan pendapatan
(revenue) lebih besar dari pada beban yang dikeluarkan. Jika perusahaan menggunakan
financial leverage, perubahan pada EBIT perusahaan akan mengakibatkan perubahan yang
lebih besar pada EPS (Earning Per Share) ataulaba per lembarsaham.
Jadi perusahaan yang menggunakan sumber dana dengan beban tetap dikatakan
bahwa perusahaan mempunyai financial leverage. Penggunaan financial leverage ini dengan
harapan agar terjadi perubahan laba per lembar saham (EPS) yang lebih besar dari pada
perubahan laba sebelum bunga dan pajak (EBIT).

Degree of Financial Leverage (DFL) mengukur kepekaan EPS terhadap perubahan EBIT.

Persentase Perubahan Pada EPS


DFL=
PersentasePerubahanPada EBIT
atau :

EBIT
DFL=
EBIT −Biaya Bunga
atau
Q (P−V )−FC
DFL=
Q( P−V )−FC−I
atau :
Rumus DFL untuk perusahaan yang tidak mempunyai Saham Preferen :

Sales – Variable Cost - Fixed Cost


DFL =
Sales – Variable Cost – Fixed Cost - Interest
I = Interest (Bunga)
Jika perusahaan mempunyai Saham Preferen dan membayar Dividen Saham Preferen (DSP),
maka Rumus DFL:

Sales – Variable Cost – Fixed Cost


DFL = ------------------------------------------------------------------------------
1
Sales–Variable Cost–Fixed Cost – Interest – {(---------) x DSP}
1-T

EBIT
DFL=
1
EBIT −INTEREST −( X DSP)
Atau : 1−T

T = Tax (Pajak)
DSP = DividenSahamPreferen
EBIT (Earning Before Interest and Tax) = Sales – Variable Cost – Fixed Cost

Misalnya, dihasilkan DFL = 2,5. Berartibahwasetiapperubahan EBIT sebesar 1%,


akanmengakibatkanperubahan EPS sebesar 1% x 2,5 = 2,5% denganarah yang sama. Dengan
kata lain, jika EBIT meningkat sebesar 10%, maka akan mengakibatkan kenaikan atau
peningkatan EPS sebesar 10% x 2,5 = 25%. Sebaliknya jika EBIT turun sebesar 10%, maka
EPS juga akan turun sebesar 10% x 2,5 = 25%.
Semakin besar DFL, semakin besar pula fluktuasi EPS akibat perubahan EBIT. Besar
kecilnya DFL tergantung pada besar kecilnya utang yang digunakan perusahaan. Semakin
besar utang yang digunakan, semakin besar pula DFL, sehingga semakin besar risiko
finansial (financial risk) perusahaan.

COMBINED LEVERAGE
DOL mengukur kepekaan EBIT terhadap perubahan penjualan, sedangkan DFL
mengukur kepekaan EPS terhadap perubahan EBIT. Jika DOL dikalikan DFL, kita akan
mendapatkan Degree of Combined Leverage (DCL) yang menunnjukkan kepekaan EPS
terhadap perubahan penjualan. Jadi DCL adalahmengukurperubahanlaba per lembarsaham
(EPS) karenaadanyaperubahanpenjualan.

DCL = DOL X DFL

Q( P−V ) Q( P−V )−FC


X
Q( P−V )−FC Q(P−V )−FC−I

Maka :

Q( P−V )
DCL=
Q( P−V )−FC−I

Misalnya, dihasilkan DCL = 6,25 (DCL = DOL x DFL DCL = 2,5 x 2,5 = 6,25).
Berartibahwasetiapperubahanpenjualansebesar 1%, akanmengakibatkanperubahan EPS
sebesar 1% x 6,25 = 6,25% denganarah yang sama. Dengan kata lain,
jikapenjualanmeningkatsebesar 10%, makaakanmengakibatkankenaikanataupeningkatan EPS
sebesar 10% x 6,25 = 62,5%. Sebaliknyajikapenjualanturunsebesar 10%, maka EPS
jugaakanturunsebesar 10% x 6,25 = 62,5%.
DCL mengukur risiko perusahaan secara keseluruhan, baik risiko bisnis maupun risiko
finansial. Apabila DCL tinggi, berarti risiko perusahaan secara keseluruhan juga tinggi.

Anda mungkin juga menyukai