Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Pada awal tahun 1990- an adalah masa penurunan suku bungan dan malaise ekonomi.
Pada masa itu, banyak perusahaan tergerak untuk mengambil keuntungan suku bungan yang
lebih rendah dengan menerbitkan sekuritas hutang baru yang mencapai rekor. Pada
pertengahan bulan November 1992, perusahaan AS telah menccapai rekor sebesar $747
milyar melalui penawaran saham dan obligari, yaitu $150 milyar lebih tinggi dari rekor untuk
keseluruhan tahun 1991. Banyak perusahaan menggunakan hasilnya untuk melunasi hutang
bersuku bunga lebih tinggi dan memperbaiki tingkat kredit mereka. Kemudian bagaimana
perusahaan memperhitungkan kewajiban kontraktual untuk membayar kas beberapa tahun di
masa datang ? sebagai contoh, pada tahun 1991, FCM Corporation menerbitkan obligasi yang
tidak menydiakan pembayaran bunga terpisah tetapi hanya membayar jumlah tunggal sebesar
$655 juta pada tahun 2011. Pertanyaan ini dan pertanyaan lainnya mengenai akuntansi hutang
jangka penjang dibahas pada makalah ini. Prinsip-prinsip akuntansi untuk hutang jangka
panjang dirancang untuk membantu pemakai laporan keuangan menilai resiko relatif dari
posisi keuangan perusahaan.

b. Rumusan masalah
1. apa pengertian utang jangka panjang?
2. Apa saja jenis utang jangka panjang?
3. Apa saja bentuk utang obligasi?

c. Tujuan

1. Untuk memahami kewajiban jangka panjang dan bagaimana menilai hal itu untuk tujuan
laporan keuangan.

2. Untuk mengetahui jenis-jenis utang jangka panjang.

3. Untuk mengetahui bentuk utang obligasi.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian hutang jangka panjang


Hutang atau kewajiban jangka panjang adalah kewajiban kepada pihak
tertentu yang harus dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu perioda akuntansi (1
tahun) dihitung dari tanggal pembuatan neraca. Kewajiban jangka panjang merupakan
kewajiban yang tidak memenuhi definisi kewajiban lancar. Hutang jangka panjang
juga merupakan saran pembiayaan yang menarik bagi debitor. Kreditor tidak akan
memperoleh hak suara istimewa dalam perusahaan debitor, dan perbitan hutang tidak
menyebabkan dilusi kepemilikan. Modal hutang lebih mudah diperoleh daripada
modal ekuitas bagi banyak perusahaan baru dan beresiko. Pembiayaan dengan hutang
seringkali dapat memasok modal untuk kegiatan perluasan dan pengambilaliahan
sementara penerbitan saham baru yang sulit diperoleh. Kemungkinan peningkatan
laba dari perluasan ini bisa cukup menarik perusahaan yang biasanya menghindari
hutang untuk menambah tingkat kewajiban.1
Perjanjian hutang seringkali membatasi operasi dan struktur keuangan
peminjam guna mengurangi risiko tidak bisa membayar. Pembatasan ini mencakup
pagu atas dividend an hutang masa datang, pemeliharaan tingkat laba dan likuiditas
tertentu, serta pembentukan dana pelunasan yang mungkin tersedia untuk melunasi
hutang. Dana pelunasan adalah dana kas yang dibatasi untuk tujuan khusus dan
diklasifikasikan sebagai investasi. Hutang adalah investasi yang menarik bagi kreditor
karena menyediakan pembayaran hutang yang dapat dilaksanakan secara sah,
pengembalian pokok pada akhirnya, dan klaim lebhi dahulu atas aktiva pada likuidasi
perusahaan.
Tiga prinsip umum yang diikuti dalam pengukuran dan pencatatan sebagian
besar kewajiban jangka panjang dan beban bunga yaitu :
1. Kewajiban jangka panjang dicatat pada nilai wajar barang atu jasa yang diperoleh
dengan mengadakan hutang. Suku bunga pasar adalah suku bunga implisit dalam
transaksi itu dan menyamakan nilai sekarang dari pembayaran kas masa datang
yang diperlukan dengan nilai wajar barqang dan jasa.
2. Beban bunga periodik didasarkan atas suku bunga pasar pada tanggal penerbiatan
hutang, dan saldo kewajiban pada awal periode pelaporan.
3. Nilai buku hutang jangka panjang pada tanggal neraca adalah nilai sekarang dari
semua pembayaran kas tersisa yang diperlukan, yang didiskontokan pada suku
bunga pasar ketika diterbitkan. Suku bunga yang digunakan untuk tujuan ini tidak
diubah selama jangka waktu hutang. Dalam operasional normal perusahaan,
rekening hutang jangka panjang tidak pernah dikenai oleh transaksi pengeluaran
kas. Pada akhir perioda akuntansi bagian tertentu dari hutang jangka panjang
berubah menjadi hutang jangka pendek. Untuk itu harus dilakukan penyesuaian

1
Chaerul D. Djakman :Pengantar Akuntansi Adaptasi indonesia jilid 2 . Jakarta, Salemba Empat 2010

2
untuk memindahkan bagian hutang jangka panjang yang jatuh tempo menjadi
hutang jangka pendek.
B. Jenis-jenis utang jangka panjang
Dalam praktiknya Hutang jangka panjang mempunyai beberapa jenis, tetapi
pada umumnya hutang jangka panjang dapat digolongkan menjadi :
1. Hutang Hipotek adalah pinjaman yang harus dijamin dengan harta tidak bergerak.
Di dalam perjanjian hutang disebutkan kekayaan peminjam yang dijadikan
jaminan. Misalnya berupa tanah atas gedung. Jika peminjam tidak melunasi
pinjaman pada waktunya, maka pemberi pinjaman dapat menjual jaminan untuk
diperhitungkan dengan pinjaman yang bersangkutan. Pinjaman hipotek biasanya
diambil jika dana yang diperlukan dapat dipinjam dari satu sumber, misalnya
dengan megambil pinjaman dari suatu bank tertentu. Kredit-kredit bank dengan
jaminan harta tak bergerak adalah contoh hipotik yang banyak dijumpai dalam
praktik.
2. Hutang Obligasi adalah sekuritas utang yang dikeluarkan oleh perusahaan dan
lembaga pemerintah untuk menjamin sejumlah besar modal atas dasar jangka
panjang. Obligasi merupakan janji formal perusahaan penerbit untuk membayar
pokok dan bunga atas modal yang diinvestasikan berupa pengmbalian.
3. Wesel Jangka Panjang. Wesel merupakan suatu dokumen formal yang menetapkan
syarat-syarat hutang. Wesel jangka panjang seringkali digunakan unuk akuisisi
aktiva tertentu, sedangkan obligasi lebih tepat digunakan untuk menambah jumlah
modal yang besar demi tujuan umum. Wesel biasanya mempunyai jatuh tempo
yang lebih pendek dibandingkan obligasi dan tidak diperdagangkan pada bursa
yang terorganisasi. Teknik nilai sekarang digunakan untuk menilai dan mengakui
bunga wesel jangka panjang. Mengingat pinjaman hipotik hanya diambil dari satu
sumber maka akuntansi untuk hipotik relatif sederhana, sebaliknya pinjaman
obligasi mengandung berbagai masalah dan variasi yang berpengaruh pula pada
akuntansinya.

Olehnya pembahasan dalam makalah ini akan dititik beratkan pada akuntansi untuk
obligasi dan sekilas mengenai wesel jangka panjang.2

C. Utang Obligasi
Saat skala operasional perusahaan berkembang atau dalam membangun suatu
perusahaan dibutuhkan sejumlah dana. Dana yang diperlukan untuk Investasi dalam
aktiva tetap yang akan memberikan manfaat dalam jangka panjang sebaiknya
diperoleh dari hutang jangka panjang atau dengan menambah modal. Dalam hal ini
perusahaan memiliki dua pilihan yaitu menarik hutang jangka panjang misalnya
obligasi atau menambah modal sendiri dengan mengeluarkan saham.
Ada beberapa kelebihan menarik hutang jangka panjang melalui obligasi
dibanding menambah modal sendiri dengan mengeluarkan saham. Obligasi memiliki
beberapa keuntungan bagi perusahaan penerbit antara lain : - Pemegang obligasi tidak
mempunyai hak suara dalam kebijakan perusahaan sehingga tidak mempengaruhi

2
Gatot Suprianto :Akuntansi Keuangan . Jakarta, Salemba Empat 2011

3
manajemen. - Bunga obligasi mungkin lebih rendah dibanding deviden yang harus
dibayarkan kepada pemegang saham. - Bunga merupakan biaya yang dibebankan
pada perusahaan yang dapat mengurangi kewajiban pajak sedangkan deviden adalah
pembagian laba yang tidak dapat dibebankan sebagai biaya.
Sebaliknya juga terdapat hal yang kurang menguntungkan antara lain : -
Bunga obligasi adalah beban tetap baik dalam keadaan perusahaan mendapat laba
atau mengalami kerugian - Jika perusahaan tidak mampu membayar obligasi yang
jatuh tempo, pemegang obligasi tetap mempunyai hak untuk menuntut pengembalian
obligasi sedangkan pemegang saham tidak mempunyai hak demikian karena
pemegang saham adalah pemilik perusahaan yang turut bertanggung jawab
menanggung resiko kerugian perusahaan. Perjanjian obligasi formal, atau surat hutang
obligasi, merinci syarat obligasi dan hak serta kewajiban dari penerbit dan pemegang
obligasi. Kontrak itu merinci penerbiatan, suku bunga dan tanggal pembayaran,
tanggal jatuh tempo, dan hak istimewa konversi serta penarikan. Investor menerima
setifikat obligasi, yang merupakan kewajiban kontraktual dari penerbit kepada
investor.
Obligasi dapat diklarifikasikan menurut :
1) Entitas penerbit
a. Obligasi industri : diterbitkan oleh perusahaan swasta yang mencari laba.
b. Obligasi kotapraja : diterbitkan oleh lembaga pemerintah.
2) Jaminan.
a. Obligasi yang dijamin: didukung oleh hak gadai atas aktiva tertentu;
pemegang obligasi mempunyai klaim pertama atas hasil penjualan aktiva yang
dijaminkan.
b. b. Obligasi surat hutang: tidak dijamin; hanya didukung oleh kredit penerbit;
apabila penerbit jatuh bangkrut, pemegang obligasi menjadi kreditor umum
untuk pembagian penerbit.
3) Tujuan penerbitan.
a. Obligasi uang pembelian: diterbitkan untuk pembayaran penuh atau sebagian
atas property.
b. Obligasi pendanaan kembali: diterbitkan unuk menarik obligasi yang ada. 2
Junk bond adalah obligasi bersuku bunga tinggi, berisiko tinggi, dan tidak
dijamin. Junk bond digunakan secara luas pada tahun 1980-an untuk
membiayai laverage buyout.
c. Obligasi konsolidasi: diterbitkan untuk menggantikan beberapa terbitan yang
ada.
4) Pembayaran bunga
a. Obligasi biasa ( berjangka ): menyediakan bunga kas pada suku bunga
ditetapkan.
b. Obligasi laba: bunga bergantung pada laba penerbit.
c. Obligasi terdaftar: membayar bunga hanya kepada orang yang namanya
tercatat atau terdaftar pada obligasi.
d. Obligasi pemegang: tidak terdaftar; bunga dan pokok dibayar kepada
pemeganya, transfer tidak memerlukan pengesahan (endorsement).

4
e. Obligasi kupon: membayar bunga setelah menerima kupon yang dipisahkan
dari obligasi Jatuh Tempo.
f. Obligasi biasa (berjangka): jatuh tempo pada satu tanggal yang telah
ditetapkan
g. Obligasi berseri/serial: jatuh tempo pada beberapa tanggal cicilan.
h. Obligasi yang dapat ditarik: penerbit dapat menarik obligasi sebelum tanggal
jatuh tempo.
i. Obligasi yang dapat ditebus: pemegang obligasi dapat memaksakan penebusan
lebih cepat.
j. Obligasi konvertibel: pemegang obligasi dapat mengkonversi obligasi menjadi
sekuritas ekuitas penerbit.

D. Penetapan nilai utang obligasi3


Obligasi dijual pada nilai nominalnya apabila suku bunga pasar (suku bunga
efektif) dan yang ditetapkan (suku bunga kontrak) adalah sama. Dalam kasus ini,
pembayaran bunga menghasilkan pengmbalian yang sama dengan suku bunga pasar
untuk obligasi yang bedurasi dan berisiko sama. Akan tetapi, suku bunga ditetapkan
dan pasar seringkali tidak sama. Jika suku bunga pasar (12%) misalnya, melebihi suku
bunga ditetapkan (10%), maka harga obligasi PT. Astra Graphia Tbk. harus
diturunkan di bawah nilai nominal guna memberikan investor pengembalian yang
sama dengan suku bunga pasar. Investor tidak berharap untuk membayar nilai
nominal $1.000 per obligasi (harga yang menghasilkan 10%) karena sekuritas hutang
pesaing dengan tingkat yang sama menghasilkan 12%. Apabila suku bunga pasar
(effective interest rate) melebihi suku bunga kontrak, maka obligasi dijual pada
diskonto atau diskonto/disagio (dibawah nilai nominal). Namun apabila suku bunga
ditetapkan melebihi suku bunga pasar, maka obligasi dijual pada premium atau agio
(di atas nilai nominal). Obligasi yang ditawarkan dalam suku bunga kontrak di atas
suku bunga pasar lebih menarik investor. Walaupun istilah premium dan diskonto
tidak menyiratkan kualitas negative atau positif dari penerbitan obligasi. Hal ini hanya
menguraikan penyesuaian harga jual untuk membuat tingkat hasil selaras dengan suku
bunga pasar atau obligasi serupa.
E. Akuntansi utang untuk obligasi
Guna memperagakan akuntansi untuk obligasi, beberapa kasus akan
mengilustrasikan situasi pelaporang yang berbeda. Dalam situasi ini, obligasi
diterbitkan pada tanggal obligasi dan pada awal tahun fiscal. Tiga suku bunga efektif
yang berbeda. Informasi Umum : Obligasi diterbitkan pada tanggal obligasi, awal
tahun fiskal. Pada tanggal 1 Januari 2008, Ridwan Company, menerbitkan surat
hutang $100.000, 7%, tertanggal 1 Januari 2008, bunga akan dibayar setiap 31
desember. Obligasi tersebut jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2012. Situasi A =
suku bunga efektif = 7% Situasi B = suku bunga efektif = 6% Situasi C = suku bunga
efektif = 8% Jawab: Situasi A : Obligasi dijual pada nilai nominal, suku bunga pasar
dan ditetapkan 7% Harga = $100.000 (PV, 7%,5) + $100.000 (0,7) (PVA, 7%,5)

3
Ersa Tri Wahyuni : Pengantar Manajemen . Jakarta : Rajawali 2010

5
$100.000 (0,71299) + $7.000 (4,10020) = $100.000 Ketika obligasi diterbitkan,
penerbit mencatat nilai jatuh tempo obligasi dalam hutang obligasi, yaitu akun
kewajiban jangka panjang. Dalam kasus ini, nilai jatuh tempo sama dengan jumlah
yang dibayar oleh pemegang obligasi. Ridwan Company membuat ayat jurnal berikut
selama masa obligasi : 1 Januari 2008 – Menerbitkan Obligasi: Kas 100.000 - Hutang
obligasi - 100.000 31 Desember 2008 – 2012 – Pembayaran bunga: Beban Bunga
7.000 - Kas - 7.000 31 Desember 2012 – Jatuh tempo obligasi: Hutang Obligasi
100.000 - Kas - 100.000 Beban bunga untuk obligasi yang diterbitkan pada nilai
nominal sama dengan jumlah pembayaran bunga. Nilai buku obligasi tetap $100.000
hingga jatuh tempo. Perubahan selanjutnya dalam suku bunga pasar diabaikan untuk
tujuan ayat jurnal. Obligasi yang jatuh tempo segera dibatalkan guna mencegah
penerbitan kembali. Situasi B : Obligasi dijual pada harga Premium, suku bunga pasar
= 6% Harga = $100.000 (PV, 6%,5) + $100.000 (0,7) (PVA, 6%,5) $100.000
(0,74726) + $7.000 (4,21236) = $104.213 Obligasi dijual pada premium karena
obligasi tersebut membayar suku bunga pokok yang melebihi tingkat hasil (yield rate)
atas obligasi yang sama. Premium awal sebesr $4.213 dicatat dalam premium hutang
obligasi, yaitu akun penilaian ajun yang menaikkan kewajiban obligasi bersih (akun
ajun mempunyai pengaruh terbalik dengan akun kontra).
Nilai sekarang (yang sama dengan nilai buku) pada tanggal penerbitan
($104.213) adalah jumlah yang, jika diinvestasikan oelh perusahaan penerbit pada
suku bunga efektif, memenuhi semua pembayaran yang diwajibkan pada penerbitan
obligasi tersebut, termasuk nilai nominal. Ayat jurnal jurnal yang dibuat untuk
mencatat penerbitan ini : 1 Januari 2008 – Menerbitkan obligasi: Kas 104.213 Hutang
Obligasi - 100.000 Premium hutang obligasi - 4.213 Total beban bunga sepanjang
jangka waktu penerbitan obligasi sama dengan total pembayaran kas yang diwajibkan
oleh obligasi (nilai nominal dan bunga) di kurangi harga penerbitan agregat. Total
beban bunga tidak sama dengan total bunga kas apabila obligasi dijual pada premium
atau diskonto, seperti yang ditunjukkan untuk Ridwan Company (situasi B): Nilai
nominal $100.000 Total bunga kas 5 tahun 35.000 Ttl pembayaran kas yg diwjibkn
obligasi $135.000 Harga penerbitan 104.213 Total b.bunga selama jw obligasi $
30.787 Ridwan Company akan menerima $4.213 yang lebih besar dari nilai nominal
pada saat penerbitan tetapi hanya akan membayar nilai nominal pada saat jatuh
tempo. Oleh karena itu, suku bunga efektif lebih kecil dari suku bunga kontrak, dan
total beban bunga untuk Ridwan Company sepanjang jangka waktu obligasi lebih
kecil dari total bunga yang dibayarkan. Setelah penerbitan, premium atau diskonto
sepenuhnya diamortisasi sepanjang jangka waktu obligasi sehingga nila buku bersih
sama dengan nilai nominal pada saat jatuh tempo. Premium yang diamortisasi akan
mengurang beban bunga periodik relative terhadap bunga yang dibayarkan, dan
diskonto yang diamortisasi akan menaikkan beban bunga. Sementara kewajiban
obligasi bersih sama dengan nilai nominal ditambah premium obligasi yang belum
diamortisasi atau dikurangi diskonto obligasi yang belum diamortisasi.
Metode Amortisasi Premium dan Diskonto Terdapat dua metode amortisasi
premium dan diskonto obligasi: Metode Bunga dan Metode Garis Lurus. Ayat jurnal
berikut menggambarkan penerapan dua metode tersebut terhadap obligasi Ridwan

6
Company : Keterangan Metode Bunga Metode Garis Lurus 31 Desember 2008 Beban
Bunga Premium hutang obligasi Kas $100.000(0,07) 6.253* 747 - - - 7.000 6.157
843** - - - 7.000 31 Desember 2009 Beban Bunga Premium hutang obligasi Kas
$100.000(0,07) 6.208*** 792 - - - 7.000 6.157 843 - - - 7.000 * $104.213(0,06) **
$4.213/5 tahun *** ($104.213 - $747)(0,06) Tabel 1. Metode Amortisasi Premium &
Diskonto obligasi Menurut metode bunga, obligasi diungkapkan dalam bagian
kewajiban jangka panjang di neraca Ridwan Company per 31 desember 2009 sebagai
berikut: Hutang obligasi $100.000 Premium hutang obligasi yang belum diamortisasi
2.674 Nilai buku bersih hutang obligasi $102.674 Beban bunga menurut metode
bunga adalah produk dari suku bunga efektif (6 persen) dan saldo kewajiban bersih
pada awal periode. Oleh karena itu beban bunga adalah beban bunga konstan dari
nilai buku awal. Investor akan menerima kembali bagian dari investasi awal pada
setiap pembayaran bunga. Tabel amortisasi seringkali disiapkan untuk mendukung
ayat jural obligasi. Tabel tersebut memberikan semua data yang diperlukan untuk ayat
jurnal sepanjang masa obligasi dan saldo kewajiban bersih pada akhir setiap tahun.
(tabel amortisasi untuk metode bunga tersedia dilampiran pada bagian akhir makalah
ini). Metode garis lurus adalah alternatif yang populer bagi metode bungayang
mengamortisasi jumlah diskonto atau premi yang sama pada setiap periode bunga.
Beban bunga sama dengan bunga kas yang dibayar dikurang premium yang
diamortisasi atau ditambah diskonto yang diamortisasi. Metode ini menghasilkan
jumlah dolar yang stabil untuk beban bunga setiap periode disbanding suku bunga
konstan pada setiap periode. Metode garis lurus mengakui jumlah rata-rata setiap
tahun ($6.175 =$30.787/5), sementara metode bunga mencerminkan perubahan saldo
hutang. Metode garis lurus hanya diizinkan apabila beban bunga tidak berbeda secara
material dalam kedua metode ( APB Opinion No. 21, par 15). Situasi C : Obligasi
dijual pada diskonto. suku bunga pasar = 8%; akuntasi oleh penerbit dan investor
Harga = $100.000 (PV1, 8%,5) + $100.000 (0,07)(PV A, 8%,5) = $100.000 (0,68058)
+ $7.000 (3,99271) = 96.007 Dalam kasus ini, obligasi Ridwan Company dijual pada
diskonto karena suku bunga ditetapkan lebih kecil daripada tingkat hasil obligasi
serupa. Diskonto dicatat dalam akun diskonto atas hutang obligasi, yaitu akun
penilaian kewajiban kontra, yang dikurangkan dari hutang obligasi untuk
menghasilkan kewajiban bersih pada nilai sekarang. Apabila kreditor bermaksud
memiliki obligasi hingga jatuh tempo (seperti diasumsikan di sini), maka akuntansi
kreditor sejajar dengan debitor, meskipun kreditor biasanya menggunakan metode
bersih daripada melaporkan secara terpisah premi atau diskonto. Demikian pula,
periode amortisasi untuk kreditor berlangsung dari tanggal pembelian hingga jatuh
tempo, yang seringkali lebih pendek daripada periode amotisasi perusahaan penerbit.
Ayat jurnal untuk dua tahun pertama setelah penjualan obligasi Ridwan Company
disajikan berikut ini, bersama dengan tabel amortisasi (tersedia di lampiran bagian
akhir makalah ini). Di sini hanya metode bunga yang diilustrasikan, meskipun metode
garis lurus dapat digunakan oleh kedua perusahaan. Ridwan Company (Penerbit)
STIE Company (Investor) 1 Januari 2008 – Menerbitkan Obligasi: Kas 96.007 -
Diskonto ats hutang Oblg 3.993 - Hutang Oblg - 100.000 31 Desember 2008- Beban
Bunga: Beban bunga 7.681* - Diskonto ats hutang Oblg - 681 Kas ($100.000x0,07) -

7
7.000 *7.681= $96.007(0,08) 31 Desember 2009 – Beban Bunga: Beban bunga
7.735* - Diskonto ats hutang Oblg - 735 Kas ($100.000x0,07) - 7.000 *7.735=
($96.007 + $681)(0,08) Investasi Oblg 96.007 - Kas - 96.007 Kas 7.000 Investasi
Oblg 681 Pendapatan bunga 7.681 Kas 7.000 - Investasi Oblg 735 - Pendapatan
bunga - 7.735 Diskonto awal sebesar $3.993 adalah jumlah yang melebihi total harga
obligasi yang harus dibayar penerbit kepada investor pada saat jatuh tempo. Oleh
karenanya, diskonto itu merupakan bunga tambahan pada pembayaran bunga kas
yang diwajibkan sepanjang jangka waktu obligasi. Bagian dari diskonto itu diakui
(diamortisasi) setaip periode, yang menyebabkan baik beban bunga maupun
kewajiban obligasi bersih yang meningkat Pada saat diamortisasi penuh, akun
kewajiban obligasi bersih dan investasi obligasi meningkat menjadi $100.000, yaiut
jumlah jatuh tempo. Total beban bunga sepanjang jangka waktu obligasi adalah
$38.993, yaitu jumlah pembayaran bunga kas ($35.000) dan diskonto obligasi
($3.993) I) E. Masalah Tambahan Dalam Akuntansi Untuk Obligasi a. Biaya
penerbitan obligasi Biaya penerbitan obligasi mencakup biaya hokum, akuntansi,
penjaminan, komisi, penulisan, pencetakan, pendaftaran (registrasi), dan promosi.
Biaya-biaya ini dibayar oleh penerbit dan mengurangi hasil bersih dari penerbitan
obligasi, jadi menaikkan suku bunga efektif bagi penerbit. Biaya penerbitan obligasi
diklasifikasikan sebagai beban yang ditangguhkan (aktiva jangka panjang), dan bukan
sebagai pengurang premium atau penambah diskonto (APB Opinion No.21). b.
Penerbitan Obligasi Diantara Tanggal Bunga Dalam contoh-contoh sebelumnya,
obligasi diterbitkan pada tanggal bunga, yaitu suatu skedul yang kita pilih untuk
menekankan prinsip-prinsip akuntansi. Namun obligasi biasanya tidak diterbitkan
pada tanggal bunga dan pembayaran bunga semesteran adalah lebih umum. Disini
timbul dua masalah baru: akuntansi untuk bunga akrual dari tanggal pembayaran
bunga paling terakhir dan perhitungan harga penerbitan. I) F. Sekuritas Hutang
Dengan Hak-hak Ekuitas Perusahaan menerbitkan sekuritas hutang yang mencakup
hak-hak memperoleh modal saham. Hak-hak ini meningkatkan daya pemasaran dan
memperbaiki persyaratan bagi penerbit. Investor menerima hak potensial untuk
menjadi pemegang saham dan berpartisipasi dalam apresiasi harga saham sebagai
tambahan atas pembayaran pokok bunga. Dua contoh umum dari jenis sekuritas
campuran ini adalah obligasi nonkonvertibel dengan jaminan saham yang dapat
dipisahkan dan obligasi konvertibel dalam modal saham.
a. Obligasi Dengan jaminan Pembelian Saham yang dapat di pisahkan Jaminan saham
(stock warrant) memberikan opsi untuk membeli dari penerbit sejumlah tertentu
saham biasa pada harga per saham yang ditetapkan, dalam periode waktu yang
ditetapkan (periode penerbitan). Jaminan ini berharga karena memungkinkan
pemeganya membeli saham lebih kecil dari nilai pasar jika nilai pasar meningkat
diatas harga kontrak. Kerena itu, jaminan umumnya meningkatkan harga obligasi.
b. Obligasi Konvertibel Obligasi konvertibel dapat dipertukarkan dengan modal saham
(biasanya saham biasa) penerbit menurut opsi investor. Biasanya, obligasi konvertibel
dapat juga di tarik kembali pada harga penebusan atau harga pembelian yang
ditentukan, yaitu harga menurut opsi penerbit. Jika suatu obligasi ditarik, pemeganya
bisa mengkonversi obligasi itu atau menerima harga penarikan. Obligasi konvertibel

8
seringkali seringkali dapat dipasarkan dengan suku bunga yang lebih rendah daripada
obligasi konvensional karena investor menetapkan suatu nilai atas hak istimewa
konversi. International Paper Company mengungkapkan catatan kaki berikut tentang
obligsi kovertibel dalam laporan tahunan 1993-nya: Surat hutang subordinasi
konvertibel 53/4% dapat di- pertukarkan dengan saham biasa Perusahaan pada harga
konversi $68,50 per saham. Harga konversi adalah jumlah nilai nominal yang
dipertukarkan untuk setiap lembar saham. Untuk obligasi konvertibel International
Paper Company, setiap obligasi dapat dikonversi menjadi kira-kira 14,6 lembar saham
(nilai nominal $1.000 per obligasi dibagi dengan harga konversi $68,50). Obligasi
konvertibel bagi penerbit memiliki Prospek untuk meningkatkan modal
hutang§keunggulan karena beberapa alasan: Obligasi itu seringkali membayar suku
bunga yang lebih§seringkali meningkat. Jika obligasi itu dikonversi, maka§rendah
daripada obligasi nonkonvertibel Lebih sedikit lembar saham yang bisa§nilai
nominalnya tidak pernah dibayar. Opsi§diterbitkan dalam konversi daripada
penjualan saham secara langsung. penarikan melindungi penerbit dari kewajiban
untuk menerbitkan saham dengan nilai agregat melebihi penarikan. Akan tetapi,
obligasi konvertibel juga mempunyai kelemahan. Jika harga saham meningkat,
perusahaan penerbit akan melepaskan kemungkinan hasil yang lebih tinggi dari
penjualan saham secara langsung. Dalam kasus obligasi, perusahaan sebaliknya, harus
terus membayar hutang.
Obligasi Kupon Nihil (Zero Coupon Bonds) Beberapa perusahaan menerbitkan
obligasi yang hanya memberikan pembayaran nilai nominal pada tanggal jatuh tempo.
Obligasi semacam ini disebut obligasi kupon nihil. Oleh karena obligasi tersebut tidak
memberikan pembayaran bunga, maka obligasi tersebut dijual pada harga diskon yang
lebih besar. Sebagai contoh, obligasi kupon nihil yang diterbitkan oleh Bank
Danamon dan jatuh tempo pada tahun 2012 dijual seharga 100,65. Harga penerbitan
obligasi kupon nihil merupakan nilai kini dari nilai nominalnya. Sebagai contoh, jika
suku bunga pasar adalah 13%, nilai kini dari obligasi kupon nihil berjangka waktu 5
tahun sebesar Rp. 100.000.000 dihitung sebagai berikut: Nilai kini dari nilai nominal
yang jatuh tempo dalam 5 tahun, dengan bunga majemuk 13% pertahun yang dihitung
persemester: Rp. 100.000.000 x 0,53273 (nilai kini dari Rp.1 untuk 10 periode dengan
bunga 61/2%) = Rp. 53.273.000 Penerapan akuntansi untuk obligasi kupon nihil
serupa dengan obligasi dengan bunga yang dujual pada harga diskon. Diskon
amortisasi sebagai beban bunga selama jangka waktu obligasi. Ayat jurnal untuk
mencatat penerbitan obligasi adalah sebagai berikut: 2009 Jan. 1 Kas 53,273,000 -
Diskonto atas Hutang Obligasi 46,727,000 - Hutang Obligasi - 100,000,000
(menerbitkan obligasi kupon nihil sebesar Rp. 100,000,000) I) H. Pelunasan Hutang
Pelunasan biasanya menggunakan hasil instrument hutang jangka panjang untuk
seluruh jangka waktu hutang. Pada saat jatuh tempo semua diskonto atau premium
diamortisasi secara penuh; keuntungan dan kerugian tidak diakui pada peluanasn
normal. Namun perusahaan dapat melunasi hutang sebelum jatuh tempo. Akuntansi
untuk peluansan hutang mencakup: - Pemutakhiran beban bunga, diskonto atau
premium, dan biaya penerbitan yang berkaitan sampai tanggal penarika. -
Penghilangan akun kewajiban - Pencatatan transfer kas, sumber daya lain, atau

9
sekuritas hutang. - Pencatan keuntungan atau kerugian luar biasa. Pengungkapan yang
diwajibkan untuk keuntungan dan kerugian luar biasa dari pelunasan mencakup
(SFAS No. 4, par. 9) - Suatu penjelasan transaksi, mencakup saran yang digunakan
untuk pelunasan. - Pengaruh pajak penghasilan atas keuntungan atau kerugian. -
Jumlah per saham dari keuntungan atau kerugian bersih agregat dari pengaruh pajak
yang berkaitan.
Wesel adalah suatu dokumen formal yang menetapkan syarat-syarat hutang.
Wesel jangka panjang seringkali digunakan untuk akuisisi aktiva tertentu, sedangkan
obligasi lebih tepat digunakan untuk menambah jumah modal yang besar demi tujuan
umum. Wesel biasanya membpunyai jatuh tempo yang lebih pendek daripada obligasi
dan tidak diperdagangkan di bursa yang terorganisasi. Tekhnik nilai sekarang
digunakan untuk menilai dan mengakui bunga wesel jangka panjang. Contoh soal
untuk wesel jangka panjang, ( suku bunga kontrak dan suku bunga pasar berbeda)
sebagai berikut: Ridwan Company membeli barang per 1 Januari 2009, dan
menerbitkan wesel $10.000, jangka waktu dua tahun dengan suku bunga kontrak 3%.
Bunga dibayar setiap tanggal 31 Desember, dan seluruh pokok harus dibayar pada 31
Desember 2010. Barang dagangan itu tidak mempunyai nilai pasar segera. Suku
bunga pasar yang tepat untuk wesel ini adalah 8%. Sementarai nilai kini wesel dan
nilai tercatatnya dihitung sebagai berikut: Nilai kini jumlah yang jatuh tempo $10.000
(PV 1, 8%,2) = $10.000(0,85734)= $8.573 Nilai sekarang pembayaran bunga nominal
$10.000(0,03)(VA, 8%,2) = $300(1,78326) = 535 Nilai kini wesel 8% $9.108 Nilai
kini wesel lebih kecil daripada nilai nominalnya karena wesel itu membayar bunga
yang lebih kecil daripada yang tersedia di tempat lain di pasar. Karenanya, nilai
nominal yang lebih tinggi harus dibayarkan untuk mengkompensasi penjual karena
suku bunga yang lebih rendah. Perbedaan nilai nominal dan nilai sekarang( $892)
menyatakan diskonto atas wesel, atau bunga selain pembayaran kas 3%.
Akuntansinya sama dengan obligasi yang diterbitkan pada diskonto (asumsikan
metode bunga). 2010 Jan 1 Persediaan 9.108 - Diskonto Pd wesel jangka panjang -
892 Hutang jangka panjang - 10.000 (Menerbitkan Wesel (metode kotor)) 2010 Des
31 Beban Bunga 729 - Diskonto atas hutang jangka panjang - 429 Kas - 300
(Pembayaran Bunga) Metode gari lurus dapat diterima jika hasilnya tidak berbeda
secara material dengan metode bunga. Menurut metode garis lurus, Ridwan Company
mengamortisasi $446 ($892/2) dari diskonto itu dan mengakui beban bunga $746
($360 +$466) pada setiap periode. Ayat jurnal tersisa menurut metode bunga untuk
Ridwan Company adalah sebagai berikut: 2011 Des 31 Beban bunga 763 - Diskonto
pd wesel bayar jangka panjangg. - 463 Kas.

10
BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan
Utang jangka panjang merupakan adalah kewajiban kepada pihak tertentu
yang harus dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu perioda akuntansi (1 tahun)
dihitung dari tanggal pembuatan neraca. Hutang jangka panjang umumnya timbul
apabila perusahaan membutuhkan tambahan dana. Jenis-jenis Hutang jangka panjang
meliputi : Hutang Obligasi, Hutang Hipotek dan Hutang Wesel jangka panjang.
Hutang hipotek dan hutang wesel jangka panjang relatif sedikit cakupannya jika
dibandingkan dengan Hutang obligasi. Obligasi mengandung berbagai masalah dan
variasi yang berpengaruh pula pada akuntansinya sehingga cakupannya sangat luas

b. Saran

Demikian makalah kami buat, semoga dapat bermanfaat dan menambah


pengetahuan pembaca. Akan tetapi penulis menyadari bahwa didalam makalah ini kami
mengakui masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan krikan dan
saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

ErsaTri Wahyuni, Gatot Soeprianto, Amir Abadi Jusuf, Chaerul D. Djakman :Pengantar
Akuntansi Adaptasi indonesia jilid 2 . Jakarta, Salemba Empat 2010 . 2013, Akuntansi
Hutang Jangka Panjang - ILMU PERHOTELAN. Artikel,
http://www.tasikhotel.com/2013/06/akuntansi-hutang-jangka- panjang.html.

Diakses 12 Desember 2013. Badri, Zulidamel. 2009. Hutang Jangka Panjang |. Artikel,
http://zulidamel.wordpress.com/2009/02/26/hutang-jangka-panjang/. Diakses 12 Desember
2013

12

Anda mungkin juga menyukai