Disusun Oleh :
Rifardy Raharjo
21090115060040
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 21090115060040
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
NIP. 196108021987031002
Universitas Diponegoro
Semarang
NIP. 196108021987031002
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat serta karunia-Nya kepada saya, sehingga Laporan Kerja Praktek
Industri ini dapat diselesaikan dengan baik dan sistematis.
Segala kritik serta saran yang membangun dari para pembaca akan saya terima
dengan senang hati demi kesempurnaan laporan ini dan semoga bisa menjadi sebuah
pelajaran bagi saya agar kelak dapat membuat laporan dengan lebih baik lagi. Semoga
Laporan Kerja Praktek Industri ini memberikan manfaat bagi masyarakat pada
umumnya dan pembaca pada khususnya serta dapat membantu meningkatkan harkat
dan martabat bangsa kita dalam membangun bangsa Indonesia tercinta ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ....................................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1
1.2 Batasan Masalah............................................................................................................ 2
1.3 Maksud dan Tujuan ....................................................................................................... 2
1.4 Waktu dan Tempat ........................................................................................................ 3
1.5 Metode Penulisan .......................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PERUSAHAAN .......................................................................................... 4
2.1 Sejarah Perusahaan ........................................................................................................ 4
2.2 Visi dan Misi Perusahaan (2016 – 2020) ...................................................................... 6
2.4 Filosofi Perusahaan ....................................................................................................... 6
2.5 Nilai Perusahaan............................................................................................................ 7
2.6 Ruang Lingkup Perusahaan ........................................................................................... 8
BAB III JENIS – JENIS SURVEY ............................................................................................. 10
3.1 Survey Penerimaan Klas ............................................................................................. 10
3.2 Survey Mempertahankan Klas .................................................................................... 15
BAB IV KEGIATAN KERJA PRAKTEK ................................................................................. 31
BAB V PENUTUP ...................................................................................................................... 82
5.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 82
5.2 Saran............................................................................................................................ 83
DAFTAR PUSTAKA
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
gambar 4. 36 Shell Expansion Kapal TK. PSA 03 ......................................................... 66
gambar 4. 37 Tabung Gas LPG 3 kg & 50 Kg ............................................................... 68
gambar 4. 38 Kapal TB. Arta Sarana.............................................................................. 69
gambar 4. 39 Ruang Muat kapal KM. Baruna Fortuna I ................................................ 70
gambar 4. 40 Dokumentasi UT KMP. Prima I ............................................................... 71
gambar 4. 41 Shell Expansion TK. Teratai Merah I ....................................................... 72
gambar 4. 42 Shell Expansion Kapal TK. Lily VI.......................................................... 73
gambar 4. 43 Shell Expansion Kapal TK. SING SING 88 ............................................. 74
gambar 4. 44 Shell Expansion TK. Arhta Sarana XI ...................................................... 75
gambar 4. 45 Shell Expansion Kapal TK. TOLL 3012 .................................................. 76
gambar 4. 46 Deck Plating pada Kapal KM. Mulya Sentosa 11 .................................... 77
gambar 4. 47 Dokumentasi UT pada Kapal TK. Kapuas 28 & TK. Surya 22 ............... 79
gambar 4. 48 Shell Expansion TB. Buana Glory............................................................ 80
gambar 4. 49 Colour Check pada Poros Kapal TB. TT Maritim.................................... 81
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banyak diantara pelaku pasar dan pelaku ekonomi dunia yang membutuhkan
kapal untuk mengangkut barang ekonomi dunia yang membutuhka kapal untuk
mengangkut barang ekonomi antar Negara. Potensi jalur perairan Indonesia banyak
dimanfaatkan oleh kapal-kapal pengangkut barang-barang ekonomi sebagai jalur
transportasinya. Dengan melihat kondisi yang seperti ini maka sudah tidak dapat
terelakkan lagi bahwa kapal merupakan transportasi antar pulau yang mudah dan murah.
Untuk menjamin keselamatan tersebut maka kapal harus mendapat pengawasan didalam
pembangunan, perbaikan modifikasi maupun perawatan secara baik dan teratur, untuk
itu sebuah kapal harus mendapat persetujuan dari sebuah biro klasifikasi untuk bisa
berlayar di dalam maupun keluar negeri, khusus untuk pelayaran internasional sebuah
kapal harus mempunyai persetujuan dari biro klasifikasi internasional yang tergabung
dalam IACS (International Association Class Society).
1
standar teknik yang dipublikasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan
jasa klasifikasi kapal.
1) Umum
a. Terciptanya suatu hubungan yang sinergis, jelas dan terarah antara dunia
perguruan tinggi dan dunia kerja sebagai pengguna outputnya
b. Meningkatkan kepedulian dan partisipasi dunia usaha dalam memberikan
kontribusinya pada system pendidikan nasional.
c. Membuka wawasan mahasiswa agar dapat mengetahui dan memahami aplikasi
ilmunya di dunia industri pada umumnya serta mampu menyerap dan berasosiasi
dengan dunia kerja secara utuh
d. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami system kerja di dunia industry
sekaligus mampu mengadakan pendekatan masalah secara utuh.
e. Menumbuhkan dan menciptakan pola berpikir konstruktif yang lebih
berwawasan bagi mahasiswa.
2) Khusus
a. Untuk memenuhi beban satuan kredit semester (SKS) yang harus ditempuh
sebagai persyaratan akademis di Program Studi D-III Teknik Perkapalan
Departemen Teknologi Industri Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro
b. Mengenal lebih jauh tentang teknologi proses inspeksi dan survey kapal, serta
system manajemen dalam sebuah klasifikasi terutama yang sesuai dengan
bidang keahlian konstruksi dan kekuatan Kapal, Teknologi Las dan
Manajemen Teknologi Produksi di Program Studi D-III Teknik Perkapalan
Departemen Teknologi Industri Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro
2
1.4 Waktu dan Tempat
2. Metode Wawancara
3. Metode Kepustakaan
3
BAB II
TINJAUAN PERUSAHAAN
Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) didirikan pada tanggal 1 Juli 1964 dan
merupakan satu-satunya badan klasifikasi nasional yang ditugaskan oleh pemerintah
Republik Indonesia untuk mengklaskan kapal niaga berbendera Indonesia. Penugasan
ini kemudain dikukuhkan dalam Keputusan Menteri Perhubungan Laut No. Th. 1/17/2
tanggal 26 September 1964 tentang Peraturan Pelaksanaan Kewajiban Kapal-Kapal
berbendera Indonesia untuk memiliki sertifikat klasifikasi kapal yang dikeluarkan oleh
BKI. Kegiatan Klasifikasi itu sendiri merupakan kegiatan penggolongan kapal
berdasarkan konstruksi lambung, mesin dan listrik kapal dengan tujuan memberikan
salah satu penilaian atas laik laut kapal tersebut berlayar.
4
Dalam perkembangannya hingga sekarang, Anggaran Dasar BKI telah
mengalami beberapa kali perubahan, baik itu dikarenakan adanya kebutuhan Internal
BKI ataupun pengaruh dari terbentuknya peraturan/undang-undang baru yang mengatur
tentang perseroan yang menyebabkan BKI melakukan penyesuaian Anggaran Dasar.
Memperhatikan potensi pasar yang sangat besar dan kemampuan SDM yang
dimiliki, pada tahun 1982 BKI mulai merintis bidang komersil yang merupakan
diversifikasi usaha dan merupakan profit maker bagi perusahaan. Berikut adalah
kegiatan jasa perusahaan secara keseluruhan:
5
2.2 Visi dan Misi Perusahaan (2016 – 2020)
Visi :
Misi :
1. Memberikan nilai tambah terbaik bagi pelanggan Jasa Klasifikasi dan Statutory
melalui layanan, operasi dan riset rules yang berstandar internasional serta
berbasis pada kualitas, keselamatan dan tanggung jawab sosial-lingkungan
kelautan (klasifikasi).
2. Memaksimalkan sumber daya BKI dengan segenap potensinya agar dapat
menjadi market leader dalam bisnis independent marine assurance (non
klasifikasi).
2.3 Tujuan Perusahaan
Sebagai dasar dalam mengelola Perusahaan terutama dalam melaksanakan misi dan
tugas, maka filosofi yang dianut oleh Manajemen BKI hingga saat ini adalah:
6
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama yang
berkaitan dengan keselamatan kapal dan keselamatan peralatan produksi di
bidang minyak dan gas, mineral, batu bara, dan panas bumi, ketenagakerjaan,
industri, dan perhubungan
1. Integritas
2. Profesionalisme
3. Kerjasama
4. Pelayanan Prima
Sikap dan prilaku karyawan yang ramah, menebar salam, santun, ikhlas,
proaktif dalam melayani demi kepuasan pelanggan.
5. Sadar Lingkungan
6. Kepuasan Pelanggan
7
7. Budaya Perusahaan
BKI adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berbentuk Perseroan Terbatas
(PT [PErsero]) yang bergerak dalam bidang pengklasifikasian kapal yang beroperasi di
teritori laut Republik Indonesia. Dalam pelayanan jasanya, Perusahaan melakukan
kegiatan riset dan mempublikasikan serta menerapkan standar teknik (Rules &
Regulation) dengan melakukan kegiatan desain, kontruksi dan survei maritim terkait
dengan kapal termasuk fasilitas terapung. Standar ini disusun dan dikeluarkan oleh
Perusahaan sebagai Publikasi Teknik. Rules & Regulation yang dikembangkan tidak
hanya struktur konstruksi lambung, namun juga meliputi peralatan keselamatan,
instalasi permesinan dan kelistrikan.
Sesuai dengan Anggaran Dasarnya, ruang lingkup kegiatan BKI adalah sebagai berikut:
8
Melaksanakan pemeriksaan dan sertifikasi di bidang statutoria berdasarkan
otorisasi dari Pemerintah Republik Indonesia maupun dari pemerintah negara
lain;
Bertindak sebagai agen dan atau mewakili klasifikasi asing/konsultan asing; dan
Melaksanakan pengawasan sistem mutu produk dan jasa perusahaan yang berkaitan
dengan pembangunan kapal.
2. Bidang Komersial
Konsultansi dan supervisi di bidang kelautan dan industri minyak dan gas, panas
bumi serta pertambangan pada umumnya;
Penilaian, perencanaan, dan pengawasan di bidang teknologi kelautan dan
industri minyak dan gas, panas bumi serta pertambangan pada umumnya;
Pengujian material dan komponen;
Konsultansi teknik/engineering sesuai standar nasional dan internasional;
Pelatihan keahlian teknik dan non teknik di bidang teknologi kelautan dan
industri minyak dan gas, panas bumi serta pertambangan pada umumnya;
Melakukan sertifikasi teknik pada umumnya;
Kegiatan jasa rekayasa, jasa konstruksi dan jasa pemborongan non
konstruksi di bidang instalasi minyak dan gas, panas bumi serta industri
pertambangan pada umumnya.
3. Selain kegiatan usaha utama sebagaimana dimaksud, BKI dapat melakukan kegiatan
usaha dalam rangka optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan
untuk properti, perkantoran, apartemen, dan perhotelan.
9
BAB III
JENIS – JENIS SURVEY
Sebagai badan hukum yang bergerak dalam bidang layanan jasa klasifikasi yang
mempunyai tugas pokok yaitu melaksanakan survey yang berhubungan dengan bidang
klasifikasi. PT. Biro Klasifikasi Indonesia diharapkan mampu memberikan jaminan atas
keselamatan pemakai jasa transportasi laut.Oleh karena itu untuk mempermudah tugas
PT. Biro Klasifikasi Indonesia yang berupa pelaksanaan survey maka diadakan
pengelompokan survey.
Survey penerimaan klas berlaku baik untuk kapal bangunan baru maupun kapal
sudah jadi yang sesuai dengan PP No. TH1/17/12 tahun 1964, melalui surat putusan
Menteri Perhubungan Laut yang dipertegas dengan Keputusan Menteri No. 5/4/1 tahun
1965 dan diperkuat lagi dengan instruksi Menteri Perhungan No. TH8/A2407/Phb-81
tertanggal 23 Maret 1985, maka setiap kapal yang sesuai dengan peraturan diatas harus
mendapatkan klas dari BKI dengan jalan harus menjalani setiap tahapan survey yang
dikenal dengan survey penerimaan klas.
10
Shell Expansion (Bukaan Kulit)
Lines Plan (Rencana Garis)
Fore Peak Construction (Konstruksi Ceruk Haluan)
After Peak Construction (Konstruksi Ceruk Buritan)
Rudder dan Rudder Stock (Kemudi dan Tongkat Kemudi)
Engine Bed Construction (Konstruksi Pondasi Mesin)
Auxiliary Engine/Equipment Bed (Konstruksi Pondasi
Mesin/Peralatan Bantu)
Single/Double Bottom Construction (Konstruksi Dasar
Tunggal/Ganda)
Superstructure dan Deck House (Bangunan Atas dan Rumah
Geladak)
Hawse Pipe dan Anchor Equipment (Urlup dan Perlengkapan
Jangkar)
Davit Construction (Konstruksi Dewi-dewi Sekoci)
Mast Construction (Konstruksi Tiang Mast, termasuk Boom,
Goose neck dan Rigging Plan)
b) Gambar Mesin :
Lay Out Engine Room (Rencana Kamar Mesin).
Piping Sistem (Sistem Perpipaan) untuk bilga, ballast, air tawar,
air laut, pemadam kebakaran, bahan bakar dan minyak lumas
termasuk pipa udara, pipa duga dan pipa isi.
Steering Gear dan Emergency Steering Gear (Sistem Kemudi dan
Kemudi Darurat).
Shafting Arrangement (Rencana Sistem Poros).
Propeller Shaft (Poros Baling-baling) danIntermediate Shaft
(Poros Antara, bila ada).
Stern Tube dan Stern Tube Bearing (Tabung Poros dan
Bantalannya).
Propeller (Baling-baling).
Electrical Instalation (Instalasi Listrik) terdiri dari :Wiring
Diagram (Diagram Pengawatan), Power Balance (Balans Daya),
Main Switchboard (Papan Hubung Utama).
c) Gambar Lambung Timbul
Stability Booklet
Inclining Test
5) Pekerjaan pembangunan baru boleh dilaksanakan setelah semua gambar
atau perhitungan telah disetujui oleh BKI Pusat. Gambar yang telah
11
disetujui dijadikan sebagai referensi dalam pemeriksaan kapal oleh
Surveyor, dan pembangunan oleh galangan.
6) Sebelum pekerjaan dimulai agar dipastikan bahwa material dan
komponen yang dipesan dari pemasok (supplier) adalah material dan
komponen yang telah mendapatkan persetujuan dari BKI/Class IACS.
Kebenaran atau kesesuaian antara sertifikat yang dipunyai dengan
keadaan material dan komponen akan diverifikasi oleh Surveyor.
7) Untuk material atau komponen yang belum disetujui agar mengajukan
permohonan sertifikasi material atau komponen ke BKI (lihat prosedur
sertifikasi bahan atau komponen). Tagihan untuk sertifikasi material/
komponen berbeda diluar biaya survey penerimaan klas.
8) Dipastikan juga bahwa semua juru las yang akan bekerja pada kapal
tersebut adalah juru las yang telah disetujui atau mendapatkan pengakuan
dari BKI dan galangan mempunyai welding inspector atau quality sistem
yang baik.
9) Mengajukan jadwal pembangunan kepada Surveyor BKI yang bertugas
di lapangan dan mengadakan pertemuan pendahuluan untuk
mengkoordinasikan hubungan tanggung jawab dari masing-masing pihak
(Pemilik, Surveyor BKI, dan Galangan).
10) Setiap tahapan proses pembangunan agar dibuatkan berita acara untuk
keletakan lunas, peluncuran dan pembangunan seluruhnya selesai yang
ditandatangani oleh Surveyor BKI di lapangan.
11) Setelah seluruh konstruksi lambung komplit, maka dilaksanakan
pemeriksaan NDT (Non Destructive Test),(Radiography) sesuai dengan
instruksi Surveyor BKI di lapangan.
12) Dilaksanakan inclining test sesuai dengan peraturan BKI dan prosedur
yang berlaku serta disaksikan oleh Surveyor BKI
13) Sea trial dilaksanakan dengan prosedur yang ada dan telah disetujui BKI.
14) Surveyor BKI menerbitkan sertifikat klasifikasi sementara yang berlaku
1 (satu) tahun dan sertifikat Garis Muat Sementara yang berlaku 3 (tiga)
bulan untuk Kep.Men No.3 2005 dan 5 (lima) bulan untuk ILLC.
15) Sertifikat klasifikasi permanen diterbitkan oleh BKI Pusat setelah
menerima seluruh laporan survey dari Surveyor BKI.
16) Dokumen-dokumen lainnya sebagai pelengkap laporan survey dari
Surveyor BKI yang harus disiapkan guna kelancaran penerbitan sertifikat
permanent (Surat Kebangsaan, Surat Ukur, Builder Certificate, Gross
Akte).
3.1.2 Survey Penerimaan Klas Bukan Bangunan Baru
Kapal yang mempunyai klas dari Biro Klasifikasi Asing, secara internal
dapat diakui oleh BKI dengan memberikan dispensasi dengan melaksanakan
12
pemeriksaan bagian-bagian tertentu saja, misalnya lambung kapal, instalasi
listrik, mesin sampai dengan survey berikutnya. Meskipun demikian survey
tahunan harus tetap dilaksanakan.
A. Survey penerimaan klas bagi kapal – kapal yang telah memiliki klas lain
yang berlaku (Transfer of Class/TOCA), dengan prosedur sebagai berikut :
1) Pemilik mengajukan permohonan klasifikasi dan permohonan survey ke
BKI cabang terdekat. Kemudian mengirim dokumen pendukung dan
gambar-gambar (rangkap 3) sebagai berikut :
13
piping, Fuel oil burning system, Cooling water and lubricating oil
system, Turbines, Bilge and ballast piping diagram, Fire fighting
system, Fuel oil and starting air system, Air and sounding pipes
system, Wiring diagram, Electric power balance calculation,
Steering gear system, Piping system and arrangements
Torsional vibration calculations untuk kapal yang berumur
kurang dari 2 (dua) tahun
e) Untuk Kapal Tangki
Loading and unloading facilities, Cargo tank venting system dan
safety devices, Cargo piping system, Pumping arrangement at
forward and after ends of the vessels
Drainage of cofferdams and pump rooms
f) Untuk Kapal Dengan "Unattended Machinery Space" (Notasi OT)
Instrument dan sistim alarm kebakaran
List of automatic safety function
2) Melaksanakan survey diatas dok dengan lingkup pemeriksaan sesuai
dengan survey pembaruan klas ke-4 (pengukuran ketebalan pelat,
overhaul seluruh instalasi mesin, pencabutan poros baling-baling, dll).
3) Surveyor BKI menerbitkan sertifikat klasifikasi sementara yang berlaku
1 (satu) tahun dan sertifikat Garis Muat Sementara yang berlaku 3 (tiga)
bulan untuk Kep.Men.No.3 2005 dan 5 (lima) bulan untuk ILLC.
B. Survey penerimaan klas bagi kapal – kapal yang tidak memiliki klas yang
lain (Non – TOCA)
14
3.2 Survey Mempertahankan Klas
A. Surveyor harus diberikan kebebasan setiap saat untuk naik ke kapal dan atau
memasuki bengkel, untuk dapat melaksanakan tugasnya.
B. Semua bagian yang akan disurvey harus dalam keadaan bebas, bersih dan harus
dalam keadaan bebas dari gas, bila dianggap perlu oleh surveyor.
C. Sertifikat klas dan data lainnya yang berkaitan dengan klasifikasi harus
ditunjukkan kepada surveyor.
D. BKI berhak untuk memperluas lingkup survey dan atau pemeriksaan karena
alasan tertentu.
E. Catatan dari setiap survey, termasuk persyaratan khusus untuk mempertahankan
klas akan dicatat pada sertifikat klasifikasi terkait.
Keterangan :
15
Survey bisa dilaksanakan dalam jendela waktu ± 3 bulan dihitung dari
tanggal jatuh temponya.Untuk kapal dengan akomodasi lebih dari 12 penumpang
survey tahunan harus dilaksanakan tidak lebih lambat dari tanggal jatuh temponya.
16
3.2.2 Survey Antara (Intermediate Survey)
Jatuh tempo survey antara ditetapkan 2,5 tahun sejak berlakunya klas dan
dilaksanakan bersamaan dengan survey tahunan kedua atau ketiga. Untuk kapal
pedalaman dilaksanakan tidak lebih dari tiga tahun dihitung dari survey pembaruan
klas.
17
No Survey Keterangan
1. Survey Pembaruan a) Lambung dan Perlengkapannya
klas I (umur kapal Lingkup sesuai dengan survey tahunan dan survey
s/d 5 tahun) antara di tambah dengan pemeriksaan berikut :
Semua ruangan dan bagian konstruksi
lambung, terutama sekali di daerah yang dari
pengalaman diketahui terkena kelelahan dan
korosi, seperti ruang muat, tanki, konstruksi
palkah, visor haluan, pintu haluan, pintu
samping dan pintu buritan, fondasi mesin,
ujung bangunan atas.
Pada dasarnya semua ruangan, seperti ruang
pompa, terowongan pipa, ruang mesin, tangki
kosong, coferdam dan ruang kosong harus
diperiksa dari dalam termasuk pipa. Ruang
muat, bilga dan tangki harus dikosongkan,
dibersihkan dan jika perlu bebas gas sehingga
semua bagian konstruksi seperti gading
geladak, balok geladak, sekat, alas dalam, dsb
dapat diperiksa.
Tangki balas air laut dapat diperiksa atas
permintaan surveyor.
Setiap kompartemen alas ganda dan semua
tangki, yang dinding sekatnya merupakan
bagian dari konstruksi utama kapal, harus
menjalani uji tekan. Tangki bahan bakar,
tangki minyak lumas dan tangki air ketel dapat
diuji dengan pengisian masing-masing cairan.
Tekanan uji yang dipakai adalah sesuai dengan
tinggi air sampai dengan tinggi ambang palka
18
tangki muat atau sampai dengan puncak pipa
limpah/ pipa udara tangki, diambil mana yang
lebih tinggi.
Kekedapan dari terowongan pipa diluar alas
dalam, dan dari ruang kosong, dapat diuji
dengan tekanan udara. Jika ada tanda korosi
yang mencurigakan maka surveyor dapat
meminta pengukuran ketebalan pelat.
b) Kemudi, perlengkapan, bukaan geladak
Survey pembaruan klas meliputi juga bagian
lain yang penting untuk operasi dan
keselamatan kapal, seperti kemudi dan sistem
kemudi, pipa kedap air, katup geser, pipa udara
dan pipa duga, sistem bebas gas dan sistem
keselamatan dari tangki muat, dewi-dewi
sekoci, jendela cahaya, jalan masuk, palka,
pipa buang dan pipa kuras beserta katupnya,
susunan pelindung kebakaran, tiang, jangkar,
mata jangkar dan tali temali.
19
klas II (umur kapal 5 pembaharuan klas I ditambah persyaratan tersebut
s/d 10 tahun) di bawah ini harus diperhatikan.
Bagian konstruksi di bawah papan alas dalam
dan isolasi harus diperiksa sesuai dengan
permintaan surveyor.
Semua tangki harus diperiksa dari dalam.
Tangki minyak pelumas dan air ketel harus
menjalani pemeriksaan secara acak sesuai
petunjuk surveyor.
Rantai jangkar harus direntangkan, sehingga
panjang keseluruhan dapat diperiksa untuk
keausan dan kerusakannya.
Untuk pengukuran ketebalan lihat tabel 3.1
Rules Volume I.
3. Untuk pembaruan klas III, persyaratan pembaruan
klas II harus dipenuhi dan ditambah dengan
sebagai berikut:
Papan alas dalam dan isolasi ruang muat
bilamana perlu harus dibuka, untuk
Survey Pembaruan memungkinkan pemeriksaan konstruksi alas
klas III dan survey dalam dan permukaan bagian dalam pelat kulit
pembaruan klas atau puncak tangki.
selanjutnya. (umur Pelapis dinding di bawah jendela pada kulit
kapal lebih dari 10 luar harus dilepas sesuai dengan permohonan
tahun) surveyor sehingga bagian konstruksi di
belakangnya dapat diperiksa.
Semua tangki harus diperiksa dari dalam.
Tangki bahan bakar, minyak pelumas dan
tangki air ketel harus diperiksa dari dalam dan
diuji dengan tekanan kerja maksimum, sesuai
dengan petunjuk surveyor.
20
Tangki muatan dari kapal barang muatan
kering harus diuji dengan pengisian air sampai
ketinggian bagian paling atas dari ambang
tangki, atau jika hal ini tidak mungkin, dengan
udara tekan (maksimum 2 bar).
Daun kemudi harus diperiksa. Hubunganya
dengan tongkat kemudi, dan jika terpasang,
pada pena kemudi peralatan pengaman terkait
harus diperiksa. Jika dianggap perlu sesuai
hasil pemeriksaan luar, tongkat kemudi harus
dicabut. Sejauh bisa dicapai, tongkat kemudi
dan pena kemudi di daerah bantalan harus
diperiksa terhadap korosi.
a) Survey yang mensyaratkan pengedokan
Sewaktu kapal berada di atas dok, katup
pembuangan harus dibuka dan diperiksa
kondisinya secara seksama sekali dalam satu
periode klas.
b) Sistem propulsi
Pemeriksaan sistem propulsi terutama
mencakup :
Poros antara dan bantalan termasuk
bantalan dorong
Roda gigi transmisi
Kopling mekanis dan fleksibel
Roda gigi berputar dan
Mesin propulsi utama, mesin Bantu dan
baling-baling dengan penggerak listrik.
Elemen pegas yang berada dibawah beban
geser yang terbuat dari karet dengan atau tanpa
21
lapisan kain dari kopling cincin karet dan
kopling karet lainnya harus diganti baru, bila
hal ini disyaratkan sesuai hasil pemeriksaan
yang negatif.
c) Mesin Penggerak Utama.
Komponen tersebut dibawah ini harus
diperiksa dan bilamana surveyor menganggap
perlu pemeriksaan dalam kondisi dibuka:
Silinder, tutup silinder, torak, batang torak, dan
baut, kepala silang, poros engkol dan semua
bantalan.
Poros hubungan, dengan sistem penggerak dan
bantalannya.
Batang pengikat, rangka, pondasi mesin dan
elemen pengikat.
Sistem injeksi, pompa dan komporesor
gandengan, supercharger, pipa isap dan pipa
gas buang, pendingin udara masuk, saringan,
peralatan monitor, peralatan control, peralatan
pelindung dan pengamanan, peralatan untuk
start, roda gigi pembalik dan peralatan olah
gerak.
d) Penggerak utama turbin
Pada kesempatan setiap pembaruan klas
perilaku vibrasi dari penggerak utama turbin
harus dibuktikan, sedapatnya dengan
pemeriksaan teratur selama operasi.
Tergantung pada hasil pemeriksaan dan atas
permohonan surveyor, selubung turbin harus
dibuka dan peralatan turbin harus diuji.
e) Mesin Bantu, peralatan dan pipa.
22
Untuk semua mesin batu esensial, lingkup
survey identik dengan yang diaplikasikan pada
mesin utama. Pengurangan lingkup survey
dapat disetujui berdasarkan pemeriksaan dari
laporan perawatan.
Komponen mesin berikut bilamana dianggap
perlu oleh surveyor, harus diperiksa dan diuji
dalam kondisi dilepas:
Semua pompa pada sistem yang esensial.
Kompressor udara, termasuk peralatan
keselamatanya
Pemisah, filter dan katup
Pendingin, pemanas awal
Mesin kemudi utama dan Bantu.
Derek jangkar dan derek lainnya, termasuk
penggeraknya.
Jaringan pipa, sambungan pipa, kompresor
dan selang.
Sistem katup buang darurat dan sitem
jaringan pipa bilga.
Indicator tinggi pengisian tangki.
Instalasi pencegah masuknya air keruangan
terbuka.
Instalasi distilasi air tawar.
Sistem pembersih minyak dan sistem air
kotor dan
Sistem tambahan dan komponen, bila
dianggap perlu oleh surveyor.
f) Instalasi listrik
Apabila kapal digerakan oleh mesin listrik,
23
maka motor penggerak, generator penggerak,
penguat, khususnya lilitan dari mesin ini dan
sistem ventilasinya harus diperiksa dan diuji.
Pengecekan perangkat hubung bagi listrik
untuk kemampuan pengoperasianya mencakup
juga peralatan pelindung, pengaman dan
penguncinya. Kabel listrik dan
penyambungannya harus diperiksa. Tahanan
isolasi semua mesin listrik dan peralatannya
harus diuji. Peralatan penunjuk posisi,
termasuk sistem control listrik, harus menjalani
uji operasional.
Peralatan listrik termasuk generator, motor dari
mesin bantu esensial, perangkat hubung bagi,
termasuk peralatan pengaman dan
penguncinya, maupun jaringan kabelnya, harus
diperiksa dari luar. Tahanan isolasi harus
diukur.
Instalasi listrik, termasuk permesinan dan
peralatanya, yang terletak di ruangan dimana
ada resiko gas mudah terbakar atau
terkumpulnya campuran uap dan udara, harus
dicek sistem perlindungan ledaknya.
g) Pipa dalam tangki
Pipa yang menembus melalui tangki harus
diperiksa Jika hal ini diminta oleh surveyor.
Dilaksanakan uji hidrolik untuk tangki seperti
yang disyaratkan pada pemeriksaan dalam.
Pengukuran ketebalan harus dilakukan
Berdasarkan pada hasil pemeriksaan diperoleh.
h) Sistem pemadam kebakaran dan sistem tanda
24
bahaya kebakaran.
Pembuktian harus diberikan kepada surveyor
bahwa semua peralatan pemadam kebakaran
siap untuk dioperasikan.
Jalan keluar atau lorong darurat harus
diperiksa.
Pemeriksaan tabung CO2 dan tabung halon dan
jatuh temponya.
Peralatan pemadam kebakaran dan peralatan
keselamatan jiwa di dalam kapal dengan notasi
FF1, FF2, atau FF3 yang melekat pada tanda
klas dari instalasi mesinya harus diperiksa dan
diuji.
Untuk kapal yang mempunyai notasi klas
SOLAS II-2, reg. 54, peralatan untuk
mengangkut barang berbahaya, misalnya
pemadam kebakaran khusus, tanda bahaya,
Tabel 3. 3 Materi Survey Pembaruan Klas (Special Survey)
ventilasi dan peralatan perlindungan ledak
harus disurveysesuai persyaratan.
Suku cadang harus dicek untuk
kelengkapannya sesuai persyaratan peraturan
danatau menurut daftar yang disetujui oleh
BKI dan disimpan dalam arsip kapal, maupun
untuk kemampuan operasional.
Setelah selesai pembaruan klas, surveyor harus
diyakinkan bahwa instalasi mesin termasuk,
mesin listrik dan pengopersiannya tanpa
adanya pembatasan. Bila ada keraguan, hal
tersebut harus dibuktikan dengan percobaan
dan atau uji operasional.
25
3.2.4 Survey Perpanjangan Klas (Class Extention Survey)
Kapal dengan tanda klas A100 harus menjalani survey pengedokan 2 kali
dalam satu periode klas 5 tahun. Survey pengedokan yang pertama dilaksanakan
pada survey tahunan kedua atau paling lambat survey tahunan ketiga.Selang waktu
maksimum antara survey pengedokan yang berurutan tidak boleh lebih dari 36
bulan.Survey pengedokan berikutnya harus dilaksanakan paling lambat setelah 24
bulan. Kapal dengan tanda klas A90 harus menjalani survey pengedokan pada
selang waktu 18 bulan. Kapal dengan akomodasi untuk lebih dari 12 penumpang
harus menjalani survey pengedokan pada selang waktu 12 bulan.
26
No Materi Survey Keterangan
Survey mencakup pemeriksaan pelat alas dan pelat
Lambung dan sisi dari pelat kulit, termasuk beberapa komponen
1.
Perlengkapan yang melekat, dari kemudi, pipa pembuangan dan
pipa pengering air, termasuk penutupnya.
Kemudi, kopling kemudi dan bantalan, maupun
tongkat kemudi dan pena kemudi, harus disurvey
dalam kondisi terpasang, ruang main tongkat
kemudi harus diukur dan dicatat. Sistem kemudi
2. Sistem Kemudi
harus menjalani uji coba operasional. Bila dianggap
perlu sesuai pengamatan dari hasil pemeriksaan,
kemudi atau bagian dari sistem kemudi harus
dibuka.
Katup laut dan katup buang termasuk katup-katup
lain dan peralatan khusus jika ada harus dicek
Instalasi Mesin dan
3. kondisinya selama setiap survey pengedokan dan
Propulsi
harus dibuka serta diperiksa dengan teliti sekali
dalam satu period klas.
27
3.2.6 Survey Khusus
28
kapal dan diserahkan kepada surveyor yang
hadir, untuk digunakan dalam menentukan
persyaratan survey selanjutnya.
29
6) Survey badan kapal bawah air harus dilaksanakan dalam perairan yang cukup
jernih dan terang.
7) Kapal dalam keadaan kosong.
8) Pelat kulit sisi dibawah garis air dan pelat alas harus bebas dari kerang.
9) Gambar bawah air pada layer monitor dipermukaan harus memberikan
informasi teknis yang dapat diandalkan sehingga memungkinkan surveyor
untuk memutuskan bagian atau tempat yang disurvey.
10) Dokumentasi yang cocok untuk direproduksi (rekaman gambar dan suaranya)
harus diserahkan ke BKI.
11) Bilamana, misalnya diasumsikan telah terjadi kandas, surveyor dapat
mensyaratkan bagian tertentu dari badan kapal bawah air ditambah
pemeriksaanya dari dalam.
12) Jika selama survey bawah air diketahui adanya kerusakan yang penilainya secara
menyakinkan hanya dapat dilakukan di atas dok atau disyaratkan segera
diperbaiki, maka kapal harus naik dok.
13) Apabila lapisan lambung bawah air dalam kondisi yang dapat menyebabkan
kerusakan akibat korosi yang mempengaruhi klas kapal terjadi sebelum
pengedokan yang akan datang maka akan datang, maka kapal harus naik dok.
30
BAB IV
KEGIATAN KERJA PRAKTEK
Uraian Kegiatan
Melaksanakan gambar ulang (Redrawing) gambar Rencana Garis (Lines Plan) kapal
Permata IX.
31
Kegiatan : Menggambar Rencana Umum Kapal Permata IX
Uraian Kegiatan
32
Kegiatan : Menggambar Konstruksi Profil Kapal Permata IX
Uraian Kegiatan
33
Kegiatan : Dimensional Check pada kapal TK. WSM
Tujuan Inspeksi : Mengetahui ukuran aktual kapal TK. WSM dan Sarat
aktual TK. WSM untuk mengetahui beban maksimal yang
dapat dimuat TK. WSM
34
Kegiatan : Menggambar Konstruksi Profil Kapal Permata IX
Uraian Kegiatan
35
Kegiatan : Menggambar Konstruksi Profil Kapal Permata IX
Uraian Kegiatan
36
Kegiatan : Survey Alat Berat
Tujuan Proyek : Melakukan Pengujian Performa Alat Berat Hook Crane dengan
cara dioperasikan oleh operator alat berat, untuk mengetahui
apakah semua sistem pada alat berat berfungsi / tidak.
37
Kegiatan : Menggambar Pelintang Tengah Kapal Permata IX
Uraian Kegiatan
38
Kegiatan : Menggambar Pelintang Tengah Kapal Permata IX
Uraian Kegiatan
39
Kegiatan : Menggambar Bukaan Kulit Permata IX
Uraian Kegiatan
Mengerjakan gambar Bukaan Kulit Permata IX dengan menyesuaikan dari gambar yang
sudah ada dan acuan dari gambar Lines Plan.
40
Kegiatan : Menggambar Bukaan Kulit Permata IX
Uraian Kegiatan
41
Kegiatan : Menggambar Layout Kamar Mesin Permata IX
Uraian Kegiatan
Mengerjakan gambar Bukaan Kulit Permata IX dengan menyesuaikan dari gambar yang
sudah ada dan acuan dari gambar Lines Plan.
42
Kegiatan : Menggambar Instalasi Kemudi (Rudder Assembly)
Uraian Kegiatan
43
Kegiatan : Survey Alat Berat
Tujuan Proyek : Melakukan Pengujian Performa Alat Berat Hook Crane & Fork
Lift dengan cara dioperasikan oleh operator alat berat, untuk
mengetahui apakah semua sistem pada alat berat berfungsi /
tidak.
gambar 4. 14 Perform Test & MPI Test pada Hook Crane, Fork Lift
44
Kegiatan : Menggambar Konstruksi Buritan
Uraian Kegiatan
45
Kegiatan : Menggambar Potongan tiap Frame
Uraian Kegiatan
46
Kegiatan : Menggambar Konstruksi Haluan
Uraian Kegiatan
47
Kegiatan : Menggambar Instalasi Kemudi (Rudder Assembly)
Uraian Kegiatan
48
Kegiatan : Ultrasonic Test pada Kapal KMP. SILOK
Hasil Inspeksi : Secara umum ketebalan plat lunas, pelat alas, pelat
lambung, dan pelat geladak masih sesuai dengan standar
peraturan Biro Klasifikasi Indonesia pada ketebalan
minimal pelat (15~20%)
49
Kegiatan : Visual Check pada kapal Permata IX
50
Kegiatan : Menggambar Rencana Umum Kapal Permata IX
Uraian Kegiatan
Alih fungsi dari Car Deck menjadi Crew Deck & Cafetaria.
Penambahan ruangan akomodasi ABK.
51
Kegiatan : Menggambar Rencana Umum Kapal Permata IX
Uraian Kegiatan
52
Kegiatan : Menggambar Rencana Umum Kapal Permata IX
Uraian Kegiatan
53
Kegiatan : Menggambar Perencanaan Sekat Kedap Air Kapal Permata IX
Uraian Kegiatan
54
Kegiatan : Ultrasonic Test pada Kapal TK. Artha Sarana XIV
Hasil Inspeksi : Secara keseluruhan ketebalan plat lunas, pelat alas, pelat
lambung, dan pelat geladak masih sesuai dengan standar
peraturan Biro Klasifikasi Indonesia pada ketebalan
minimal pelat (15~20%)
55
Kegiatan : Survey Alat Berat
56
Kegiatan : Visual Check pada kapal Permata IX
Hasil Inspeksi : Tinggi Sarat kapal dalam Keadaan Kosong secara aktual,
memastikan keadaan muatan kapal dalam keadaan kosong
dan siap untuk dilakukan Inclining Test.
57
Kegiatan : Membuat Laporan hasil Ultrasonic Thickness KM. Indah 88
Uraian Kegiatan
Membuat laporan hasil Ultrasonic Thickness Test (UT) sesuai hasil yang didapat
dilapangan dengan cara membuat gambar bukaan kulit KM. Indah 88 dan menggambar
pembagian Pelat – pelat yang telah d.i inspeksi. Lalu memasukan data pada file laporan
hasil inspeksi UT
58
Kegiatan : Inclining Test Kapal Permata IX
59
Kegiatan : Ultrasonic Test pada Kapal TB. Kapuas Bahari
Hasil Inspeksi : Secara keseluruhan ketebalan plat lunas, pelat alas, pelat
lambung, dan pelat geladak masih sesuai dengan standar
peraturan Biro Klasifikasi Indonesia pada ketebalan
minimal pelat (15~20%)
60
Kegiatan : Penetrant Test pada Poros Propeller TB. Kapuas Bahari
61
Kegiatan : Ultrasonic Test pada Kapal TK. Teratai Merah I
Hasil Inspeksi : Secara keseluruhan ketebalan plat lunas, pelat alas, pelat
lambung, dan pelat geladak masih sesuai dengan standar
peraturan Biro Klasifikasi Indonesia pada ketebalan
minimal pelat (15~20%)
62
Kegiatan : Membuat Laporan hasil Ultrasonic Thickness Tk. Poteng
Uraian Kegiatan
Membuat laporan hasil Ultrasonic Thickness Test (UT) sesuai hasil yang didapat
dilapangan dengan cara membuat gambar bukaan kulit TK. Poteng dan menggambar
pembagian Pelat – pelat yang telah di inspeksi. Lalu memasukan data pada file laporan
hasil inspeksi UT
63
Kegiatan : Membuat Laporan hasil Ultrasonic Thickness BG. Comet
Uraian Kegiatan
Membuat laporan hasil Ultrasonic Thickness Test (UT) sesuai hasil yang didapat
dilapangan dengan cara membuat gambar bukaan kulit BG. Comet dan menggambar
pembagian Pelat – pelat yang telah di inspeksi.Lalu memasukan data pada file laporan
hasil inspeksi UT
64
Kegiatan : Membuat Laporan hasil Ultrasonic Thickness BG. AZ Shanghai
Uraian Kegiatan
Membuat laporan hasil Ultrasonic Thickness Test (UT) sesuai hasil yang didapat
dilapangan dengan cara membuat gambar bukaan kulit BG. AZ Shanghai dan
menggambar pembagian Pelat – pelat yang telah di inspeksi.Lalu memasukan data pada
file laporan hasil inspeksi UT
65
Kegiatan : Membuat Laporan hasil Ultrasonic Thickness TK. PSA 03
Uraian Kegiatan
Membuat laporan hasil Ultrasonic Thickness Test (UT) sesuai hasil yang didapat
dilapangan dengan cara membuat gambar bukaan kulit TK. PSA 03 dan menggambar
pembagian Pelat – pelat yang telah di inspeksi.Lalu memasukan data pada file laporan
hasil inspeksi UT
66
Kegiatan : Ultrasonic Test pada Kapal TB. Kapuas Bahari
Hasil Inspeksi : Secara keseluruhan ketebalan plat lunas, pelat alas, pelat
lambung, dan pelat geladak masih sesuai dengan standar
peraturan Biro Klasifikasi Indonesia pada ketebalan
minimal pelat (15~20%)
67
Kegiatan : Survey Bejana Tekan
68
Kegiatan : Dimensional Check kapal TB. Arta Sarana
69
Kegiatan : Visual Check Kapal KM. Baruna Fortuna I
70
Kegiatan : Ultrasonic Test pada Kapal KMP. Prima I
Hasil Inspeksi : Secara keseluruhan ketebalan plat lunas, pelat alas, pelat
lambung, dan pelat geladak masih sesuai dengan standar
peraturan Biro Klasifikasi Indonesia pada ketebalan
minimal pelat (15~20%)
71
Kegiatan : Membuat Laporan hasil UT TK. Teratai Merah I
Uraian Kegiatan
Membuat laporan hasil Ultrasonic Thickness Test (UT) sesuai hasil yang didapat
dilapangan dengan cara membuat gambar bukaan kulit TK. Teratai Merah I dan
menggambar pembagian Pelat – pelat yang telah di inspeksi.Lalu memasukan data pada
file laporan hasil inspeksi UT.
72
Kegiatan : Membuat Laporan hasil Ultrasonic Thicness TK. Lily VI
Uraian Kegiatan
Membuat laporan hasil Ultrasonic Thickness Test (UT) sesuai hasil yang didapat
dilapangan dengan cara membuat gambar bukaan kulit TK. Lily VI dan menggambar
pembagian Pelat – pelat yang telah di inspeksi.Lalu memasukan data pada file laporan
hasil inspeksi UT.
73
Kegiatan : Membuat Laporan hasil UT TK. SING SING 88
Uraian Kegiatan
Membuat laporan hasil Ultrasonic Thickness Test (UT) sesuai hasil yang didapat
dilapangan dengan cara membuat gambar bukaan kulit TK. SING SING 88 dan
menggambar pembagian Pelat – pelat yang telah di inspeksi.Lalu memasukan data pada
file laporan hasil inspeksi UT.
74
Kegiatan : Membuat Laporan hasil UT TK. Artha Sarana XI
Uraian Kegiatan
Membuat laporan hasil Ultrasonic Thickness Test (UT) sesuai hasil yang didapat
dilapangan dengan cara membuat gambar bukaan kulit TK. Artha Sarana XI dan
menggambar pembagian Pelat – pelat yang telah di inspeksi.Lalu memasukan data pada
file laporan hasil inspeksi UT.
75
Kegiatan : Membuat Laporan hasil UT TK. TOLL 3012
Uraian Kegiatan
Membuat laporan hasil Ultrasonic Thickness Test (UT) sesuai hasil yang didapat
dilapangan dengan cara membuat gambar bukaan kulit TK. TOLL 3012 dan
menggambar pembagian Pelat – pelat yang telah di inspeksi.Lalu memasukan data pada
file laporan hasil inspeksi UT.
76
Kegiatan : Membuat Laporan hasil UT KM. Mulya Sentosa 11
Uraian Kegiatan
Membuat laporan hasil Ultrasonic Thickness Test (UT) sesuai hasil yang didapat
dilapangan dengan cara membuat gambar bukaan kulit KM. Mulya Sentosa 11 dan
menggambar pembagian Pelat – pelat yang telah di inspeksi.Lalu memasukan data pada
file laporan hasil inspeksi UT.
77
Kegiatan : Ultrasonic Test pada Kapal TB. TITIAN 15
Hasil Inspeksi : Secara keseluruhan ketebalan plat lunas, pelat alas, pelat
lambung, dan pelat geladak masih sesuai dengan standar
peraturan Biro Klasifikasi Indonesia pada ketebalan
minimal pelat (15~20%)
78
Kegiatan : UT pada Kapal TK Kapuas 28 & TK. Surya 22
Hasil Inspeksi : Secara keseluruhan ketebalan plat lunas, pelat alas, pelat
lambung, dan pelat geladak masih sesuai dengan standar
peraturan Biro Klasifikasi Indonesia pada ketebalan
minimal pelat (15~20%)
79
Kegiatan : Membuat Laporan hasil UT TB. Buama Glory
Uraian Kegiatan
Membuat laporan hasil Ultrasonic Thickness Test (UT) sesuai hasil yang didapat
dilapangan dengan cara membuat gambar bukaan kulit TB. Buana Glory dan
menggambar pembagian Pelat – pelat yang telah di inspeksi.Lalu memasukan data pada
file laporan hasil inspeksi UT.
80
Kegiatan : Penetrant Test pada Poros Propeller TB. TT Maritim
81
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dalam pengklasifikasian kapal & benda terapung lainnya (offshore & barge, etc)
yang ditangani oleh BKI, banyak badan atau pihak yang terlibat dari berbagai unsur
yang kesemuanya mempunyai kepentingan yang berbeda dengan tujuan yang sama,
yaitu memberikan keselamatan pada kapal, orang dan barang dalam melakukan
pelayaran, sehingga BKI dituntut untuk dapat memberikan penilaian yang objektif
berdasarkan peraturan- peraturan teknik yang berlaku dan dapat dipertanggung
jawabkan dan tidak berpihak.
Jenis survey yang diadakan BKI ada 2 macam, survey tersebut adalah survey
penerimaan kelas dan survey mempertahankan kelas.
82
5.2 Saran
83
DAFTAR PUSTAKA