Anda di halaman 1dari 4

PENGARUH PUPUK KOMPOS DAN POC NASA TERHADAP

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TERUNG UNGU


(Solanum melongena L.) LIFA F-1

A. Latar Belakang

Terung Ungu (Solanum melongena L.) merupakan tanaman sayur yang


termasuk dalam famili Solanaceae. Tanaman terong cukup banyak dibudidayakan
di Indonesia dan menyebar hampir ke segala penjuru Nusantara. Berdasarkan data
FAO tahun 2011, Indonesia merupakan negara ke enam penghasil terung dunia
setelah Tiongkok, India, Iran, Mesir dan Turki. Hingga saat ini bisnis terong masih
memberikan peluang pasar yang cukup baik.

Pengembangan usaha budidaya tanaman terong harus dimaksimalkan


mengingat buah terung memiliki manfaat baik secara ekonomi dan kesehatan. Dari
segi kesehatan, buah terung memiliki kandungan gizi yang baik untuk kesehatan
tubuh manusia. Dalam buah terung terkandung gizi yang cukup tinggi yaitu dalam
setiap 100 g bahan buah terung segar terdapat 24 kal kalori; 1,1 g protein; 0,2 g lemak;
5,5 g karbohidrat; 15,0 mg kalsium; 37,0 mg fosfor; 0,4 mg besi; 4,0 SI vitamin A; 5
mg vitamin.C; 0,04 vitamin B1; dan 92,7 g air Kadar kalium yang tinggi dan natrium
yang rendah sangat menguntungkan bagi kesehatan khususnya dalam pencegahan
penyakit hipertensi (Sakri, 2012).

Secara umum rata-rata produksi terung di provinsi Kalimantan Timur adalah


6,18 Mg ha-1 dan untuk Kota Samarinda hanya sebesar 4,18 Mg ha -1 (Anonim, 1998).
Produksi tanaman terung tersebut lebih rendah bila dibandingkan dengan produksi
terung umumnya yang dapat mencapai 10 – 20 Mg ha-1 (Soetasad dan Muryanti, 1995).

Usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi tanaman terung


selain dengan usaha ekstensifikasi, diversifikasi dan rehabilitasi juga melalui usaha
intensifikasi pertanian. Salah satu usaha dalam intensifikasi tersebut adalah
pemupukan. Dikemukakan oleh Prihmantoro(1999) bahwa pemupukan bertujuan
untuk meningkatkan ketersediaan unsur hara yang dibutuhkan tanaman agar dapat
dicapai produksi dan kualitas hasil tanaman yang tinggi.

Pupuk kompos adalah jenis pupuk alami yang terbuat dari bahan organik
yang merupakan sisa buangan makhluk hidup (tanaman dan hewan). Sebagai pupuk
alami, keberadaan kompos terutama sangat dibutuhkan untuk memperbaiki kondisi
fisik tanah, di samping untuk menyuplai unsur hara (Sutedjo, 2002).

Disamping menggunakan Pupuk Kompos, untuk meningkatkan produksi


tanaman terung dapat juga dilakukan dengan pemberian Salah satu jenis pupuk
organik cair yang dikembangkan adalah POC Nasa. POC Nasa diproduksi PT.
Natural Nusantara (Nasa) dengan formula yang dirancang secara khusus terutama
untuk mencukupi kebutuhan nutrisi lengkap pada tanaman, peternakan dan
perikanan yang dibuat murni dari bahan-bahan organik dengan fungsi multiguna.
POC Nasa memiliki kandungan unsur hara makro dan mikro, lemak, protein,
asamasam organik dan zat perangsang tumbuhan seperti auksin, Gibberelin dan
Sitokinin.

B. Hipotesis

1. Terdapat Perbedaan Pertumbuhan Terung ungu (Solanum melongena L.)


Lifa F-1 yang ditanam menggunakan Lahan yang diberi Pupuk kandang dan
POC NASA dengan lahan tanpa pemberian Pupuk Kompos dan POC
NASA.
2. Lahan yang ditambah dengan Pupuk Kompos dan POC NASA dapat
membantu dalam memaksimalkan pertumbuhan tanaman Terung (Solanum
melongena L.) Lifa F-1
ANALISIS PENDAPATAN PETANI CABAI
DI KELURAHAN LEMPAKE JAYA, SAMARINDA UTARA

A. Latar Belakang

Indonesia ialah negara agraris dengan sumber daya alam yang sangat
mampu mendukung perekonomian negara. Oleh karena itu, negara ini tidak bisa
terlepas dari sektor pertanian yang menjadi roda penghasilan sebagian besar
penduduk Indonesia. sektor pertanian memegang peranan strategis dalam
pembangunan perekonomian baik nasional maupun daerah. Bahkan pada era
globalisasi, sektor pertanian telah membuktikan kuatnya daya sanggah menopang
perekonomian nasional, sehingga diharapkan dapat berperan di garis depan dalam
mengatasi krisis ekonomi (Husodo dkk, 2004).

Pembangunan pertanian meliputi sektor tanaman pangan, perkebunan,


kehutanan, perikanan dan peternakan dengan tujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Peran sektor pertanian dalam perekonomian nasional
dapat diukur dari sumbangan hasil produksi dan sumbangan devisa (Ghatak and
Ingersen, 1986 dalam Sihotang. B, 2010).

Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu sayuran yang


permintaannya cukup tinggi, baik untuk pasar domestik maupun ekspor ke
mancanegara, seperti Malaysia dan Singapura (Sembiring 2009). Selama ini dikenal
tiga jenis cabai, yakni cabai merah besar, cabai rawit dan cabai merah keriting.
Sebagian besar penduduk Indonesia mengonsumsi cabai dalam bentuk segar, kering
atau olahan. Cabai termasuk komoditas unggulan nasional dan sumber vitamin C
(Duriat 1995; Kusandriani dan Muharam 2005; Wahyudi dan Tan 2010; Rahmawati
et al. 2009). Daerah penanamannya luas karena dapat diusahakan di dataran rendah
maupun dataran tinggi, sehingga banyak petani di Indonesia yang menanam cabai
merah (Kusandriani 1996; Ameriana et al. 1998).
Kelurahan Lempake merupakan salah satu sentra produksi tanaman cabai
merah keriting di Kota Samarinda. Dalam lima tahun terakhir dari 2008 s/d 2012
menunjukan rata-rata pertumbuhan produksi tanaman cabai merah keriting sebesar
13,83 %, namun dilihat dari sisi kemampuan skala usahatani masih dapat dikatakan
relative kecil, hal ini karena petani umumnya masih mengelola usahataninya dalam
skala semi komersial. Untuk itu kerlu dilakukan pengkajian yang lebih mendalam
tentang efisiensi penggunaan saprodi dan biaya produksi agar petani memperoleh
keuntungan yang optimal.

Analisis perhitungan dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai


produksi dan harga jual yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap pendapatan
petani dalam berusahatani cabai. Usahatani cabai skalanya relatif kecil dan adanya
ketergantungan terhadap harga jual yang selalu berfluktuasi setiap waktu akan
mempengaruhi hasil usahatani serta pendapatan petani.

B. Hipotesa
1. Struktur biaya usahatani Cabai Merah di Kelurahan Lempake Jaya,
Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda meliputi biaya persiapan
lahan, biaya penggunaan benih, biaya pupuk, biaya obat-obatan, nilai
penyusutan alat, pajak lahan, dan upah tenaga kerja yang berpengaruh pada
jumlah produksi Cabai Merah.
2. Usahatani Cabai Merah di Kelurahan Lempake Jaya, Kecamatan Samarinda
Utara, Kota Samarinda menguntungkan.

Anda mungkin juga menyukai