Anda di halaman 1dari 9

Vol. 5 No. 2, Agustus 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN.

2503-4448

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN PROBLEM POSING BERSETTING


ADVANCE ORGANIZER PADA MATERI REAKSI REDOKS TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 PONTIANAK

Ragil Triani*, M. Agus Wibowo dan Raudhatul Fadhilah

Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Muhammadiyah Pontianak


Jalan Ahmad Yani No. 111 Pontianak Kalimantan Barat
*E-mail: ragilthreeani@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan
metode pembelajaran problem posing bersetting advanvce organizer dengan metode ceramah,
mengetahui seberapa besar metode problem posing bersetting advance organizer terhadap hasil
belajar siswa kelas X SMA Negeri 3 Pontianak pada materi reaksi redoks. Jenis penelitian ini
adalah quasi experimental design dengan rancangan Nonequivalent Control Group design.
Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Kelas X F sebagai kelas kontrol
dan kelas X I sebagai kelas eksperimen. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik
pengukuran, teknik komunikasi langsung dan teknik observasi langsung. Hasil analisis data
menunjukkan nilai rata-rata pretest-posttest pada kelas eksperimen (88,37) lebih tinggi
dibandingkan kelas kontrol (69,6). Hasil analisis statistic uji U-Mann witney pada nilai posttest (α=
0,05) diperoleh nilai Pvalue yaitu 0,000 artinya terdapat perbedaan kemampuan hasil
belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Perhitungan menggunakan effect size
menunjukkan nilai ES=0,72 artinya metode pembelajaran problem posing bersetting
advance organizer berpengaruh terhadap hasil belajar siswa sebesar 26,42%. Metode
pembelajaran problem posing bersetting advance organizer berpengaruh sedang terhadap
hasil belajar siswa.

Kata Kunci: advance organizer, hasil belajar, problem posing, reaksi redoks

ABSTRAK

This research had the purpose to find out the difference between students’ learning outcomes which
were taught using learning problem posing method set in advance organizer and lecture method as
well as to know how large the effect problem posing set in advance organizer on students’ learning
outcomes in class X of SMA Negeri 3 Pontianak on redox reactions. This research was Quasi
Experimental Nonequivalent Control Group design. The sampling system was purposive sampling,
based on the sampling technique, X F was choosen as control class and X I was choosen as
experimental class. The technique of data collection used measurement, direct communication, and
direct observation techniques. The result of data analysis showed the mean score of pretest-posttest
in experimental class (88,37) was higher compared to control class (69,6). According to the
statistical analysis of U-Mann witney test on posttest score (α= 0,05), it was obtained the Pvalue
which was 0,000 which mean that there was difference between the ability of learning outcomes in
experimental and control class. The calculation using effect size showed ES=0,72 which meant
problems posing set in advance organizer effected students’ learning outcomes which was 26,42%.
Learning problem posing method set in advance organizer had medium effect on students’ learning
outcomes.

Keywords: advance organizer, learning outcome, problem posing, redox reactions

239
Vol. 5 No. 2, Agustus 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

PENDAHULUAN soal-soal dan membahasnya kembali,


guru juga tidak mengulang materi
Reaksi redoks (reduksi-oksidasi) sebelumnya, karena dapat menyita waktu.
merupakan salah satu materi pada mata Sehingga untuk membantu siswa
pelajaran kimia kelas X SMA yang memahami konsep materi yang dipelajari,
bersifat abstrak dan matematis. Reaksi guru memberikan siswa latihan soal
redoks bersifat abstrak karena siswa untuk dicatat serta tugas agar dapat
dituntut untuk membayangkan bagaimana membuat siswa paham, namun tetap
proses serah terima elektron, pelepasan, banyak siswa yang tidak tuntas saat
dan pengikatan oksigen dari spesi satu ke ulangan reaksi redoks. Hal ini terlihat
spesi yang lain, dan materi perubahan dari data persentase ketuntasan hasil
bilangan oksidasi bersifat matematis ulangan harian reaksi redoks kelas X
karena siswa harus menghitung bilangan tahun ajaran 2014/2015 SMA Negeri 3
oksidasi dari masing-masing atom dalam Pontianak dengan Kriteria Ketuntasan
senyawa yang terlibat dalam reaksi Minimal (KKM) 80 ditunjukkan pada
sehingga dapat diketahui perubahan Tabel 1.
bilangan oksidasinya (Asmarisa, 2013).
Tabel 1. Persentase Ketuntasan Hasil
Konsep tentang reaksi redoks Ulangan Harian Siswa Materi Reaksi
merupakan konsep yang dibangun oleh Redoks Kelas X Tahun Ajaran
konsep-konsep sederhana yang
2014/2015.
memerlukan materi prasyarat mulai dari
konsep tentang bilangan oksidasi, reaksi No Kelas Jumlah Siswa %Jumlah
reduksi-oksidasi, dan reduktor-oksidator. Siswa
Tun Tidak % %Tidak
Konsep reaksi redoks digunakan untuk
tas Tuntas Tun Tuntas
membangun konsep yang lebih tas
kompleks. Sehingga, reaksi redoks X
merupakan materi dasar pelajaran kimia 1 MIA 1 35 2,78 97,22%
yang memiliki pengaruh penting untuk 1 %
X
materi selanjutnya seperti materi
2 MIA 0 35 0 100%
elektrokimia dan elektrolisis (Wigiani, 2
2012). Cakupan materi reaksi redoks Rata-rata 98,61%
cukup banyak sehingga dalam
memahaminya diperlukan pemahaman
konsep oleh siswa, kemampuan berpikir Tabel 1 menginformasikan bahwa
kritis, kreativitas dan keaktifan siswa siswa kesulitan memahami materi reaksi
(Putri, 2011). redoks dengan rata-rata persentase
ketidaktuntasan sebesar 98,61%.
Karakteristik materi yang Sehingga untuk membantu
memerlukan pemahaman konsep ketidaktuntasan siswa ini guru
menyebabkan banyak siswa tidak tuntas memberikan siswa tugas untuk
membantu nilai siswa. Berdasarkan
dalam memahami materi tersebut. Selama
informasi dari guru yang mengajar di
ini guru mengajar dengan memberikan
kelas X SMA Negeri 3 Pontianak tahun

240
Vol. 5 No. 2, Agustus 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

2014/2015 menunjukkan banyak siswa Penentuan metode pembelajaran


yang kesulitan dalam menjawab soal yang tepat dalam pengajaran suatu materi
reaksi redoks yang dilihat dari persentase dapat memberikan pemahaman konsep
pada setiap indikator, yang masing- belajar terhadap siswa. Metode
masing dapat dipersentasekan dan dirata- pembelajaran ceramah, cenderung
ratakan seperti yang ditunjukkan pada digunakan oleh guru karena mudah
Tabel 2. diterapkan, praktis, dan tidak banyak
menyita waktu dan pikiran, menyebabkan
Tabel 2. Persentase Kesulitan Siswa hasil belajar yang terjadi adalah tingkat
pada Soal Ulangan Harian Materi keterampilan berpikir rendah, sehingga
Reaksi Redoks Kelas X Tahun Ajaran membuat siswa sulit memahami konsep
2014/2015 materi (Susanto, 2012).
No Indikator Persentase Oleh karena itu, diperlukan
Kesulitan
alternatif pembelajaran yang mampu
1 Menentukan reaksi 67%
oksidasi dan reduksi membuat siswa mudah memahami
berdasarkan konsep reaksi redoks, salah satunya
penggabungan dan advance organizer yaitu metode
pelepasan oksigen. pembelajaran yang menyajikan materi
Menentukan reaksi prasyarat untuk siswa mengingat kembali
2 oksidasi dan reduksi 32,5% materi di semester sebelumnya, sehingga
berdasarkan pelepasan
memudahkan siswa memahami materi
dan penerimaan
elektron. utama yang akan disampaikan.
Menentukan reaksi
Pembelajaran advance organizer
3 oksidasi dan reduksi 56,67%
berdasarkan terbukti telah berhasil meningkatkan
perubahan bilangan pemahaman siswa. Penelitian yang
oksidasi. dilakukan Sari (2012) menunjukkan
4 Menentukan oksidator 57,7% bahwa metode advance organizer dapat
dan reduktor. meningkatkan ketuntasan belajar siswa
5 Menentukan bilangan 64,5% sebesar 54,54% pada materi larutan
oksidasi penyangga dengan mengacu pada
Rata-rata 55,67%
karakteristik advance organizer yang
membuat hubungan antara materi
prasyarat yaitu perhitungan mol,
Rata-rata persentase kesulitan penyetaraan reaksi dan membedakan
siswa pada ulangan harian reaksi redoks asam basa dengan materi baru yang akan
adalah 55,67% dengan persentase dipelajari yaitu larutan penyangga. Hal
kesalahan tertinggi dalam menentukan ini sejalan dengan penelitian Harahap
reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan (2015) yang melaporkan bahwa advance
penggabungan dan pelepasan oksigen organizer dapat meningkatkan hasil
(67%). belajar siswa sebesar 92% pada bidang
studi kimia.

241
Vol. 5 No. 2, Agustus 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

Pembelajaran problem posing data kuantitatif yang berupa skor tes hasil
telah terbukti berhasil dalam belajar siswa.
meningkatkan pemahaman siswa.
Penelitian yang dilakukan Haryono HASIL PENELITIAN DAN
(2013) menunjukkan bahwa metode PEMBAHASAN
problem posing dapat meningkatkan hasil Pretest yang dilaksanakan pada
belajar siswa sebesar 71,4% pada materi tanggal 20 April 2016 di kelas X F (kelas
Stoikiometri. Hal ini sejalan dengan kontrol), dan pada posttest kelas kontrol
penelitian Mulyani (2013) yang juga pada tanggal 28 April 2016. Jumlah siswa
memperoleh hasil bahwa metode problem pada kelas kontrol sebanyak 33 siswa.
posing dapat meningkatkan hasil belajar Adapun waktu yang disediakan untuk
siswa sebesar 81,25% pada materi laju pre-test dan post-test masing-masing 30
reaksi. Namun, problem posing tidak menit.. Data nilai pre-test dan post-test
dapat mengatasi kesulitan siswa dalam siswa kelas kontrol yang diajarkan
memahami materi prasyarat. dengan metode ceramah berbantuan
Sehingga dalam penelitian ini, lembar kerja siswa dapat dilihat pada
Tabel 3 berikut ini.
problem posing akan diterapkan dengan
setting advance organizer. Penelitian Tabel 3. Hasil Pre-test dan Post-test
yang menggunakan metode problem Kelas Kontrol
Hasil Belajar Siswa
posing bersetting advance organizer Nilai %Tuntas %Tida
memiliki peluang besar untuk Rata- k Standar
meningkatkan hasil belajar materi reaksi rata Tuntas
Deviasi
redoks kelas X SMA Negeri 3 Pontianak. Pretest 39,12 3.03% 96,97% 15,86
Posttest 69.6 60% 40% 25.80
METODE PENELITIAN Gain 30,48

Metode penelitian yang


digunakan adalah metode eksperimen Tabel 3. menunjukkan bahwa
sebagai bagian dari metode kuantitatif rata-rata nilai pre-test siswa sebesar
mempunyai ciri khas tersendiri, terutama 39,21 dan rata-rata nilai post-test siswa
dengan adanya kelompok kontrolnya. sebesar 69,6. Hal ini menunjukkan
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa adanya peningkatan hasil belajar sebelum
kelas X F dan X I SMA Negeri 3 dan sesudah diajarkan materi reaksi
Pontianak 2015/2016. Obyek penelitian redoks sebesar 30,48. Berdasarkan nilai
ini adalah metode pembelajaran yang post-test, siswa yang mendapatkan nilai
digunakan guru untuk meningkatkan di atas KKM yaitu 60% siswa, dan siswa
hasil belajar siswa. yang mendapatkan nilai di bawah KKM
yaitu 40% siswa. KKM yang diberikan
Pengumpulan data dilakukan
guru kimia pada materi reaksi redoks
dengan tes dan non tes (soal essay,
adalah 80.
observasi, dan wawancara). Teknik
Berdasarkan Hasil jawaban siswa,
analisis data dalam penelitian diperoleh
memperlihatkan kesalahan dalam
menentukan konsep reaksi redoks

242
Vol. 5 No. 2, Agustus 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

berdasarkan bilangan oksidasi dan pembelajaran materi reaksi redoks


konsep reaksi redoks berdasarkan dilakukan post-test pada tanggal 30 April
pelepasan dan penerimaan elektron 2016. Dengan jumlah siswa 34 orang.
ditunjukkan dari persentase kesulitan Namun jumlah siswa yang diolah datanya
siswa pada soal posttest materi reaksi hanya 32 orang, karena dua orang siswa
redoks pada Tabel 4. tidak mengikuti post-test. Adapun waktu
Tabel 4. Persentase Kesulitan Siswa yang disediakan untuk pre-test dan post-
pada Soal Posttest Materi Reaksi test masing-masing 30 menit.
Redoks Kelas X Tahun Ajaran Data nilai pre-test dan post-test
2015/2016 siswa kelas eksperimen yang diajarkan
No Indikator Persentase dengan metode pembelajaran problem
Kesulitan posing berseting advance organizer
1 Menjelaskan 25,71% berbantuan lembar kerja siswa dapat
pengertian umum dilihat pada Tabel 5 berikut ini.
reaksi redoks.
2. Membedakan 42,86%
konsep reduksi dan Tabel 5. Hasil Pre-test dan Post-test
oksidasi jika Kelas Eksperimen
ditinjau dari
penggabungan dan Hasil Belajar Siswa
pelepasan oksigen. Nilai %Tuntas %Tidak
Rata- Tuntas Standar
3. Membedakan 54,28%
rata Deviasi
konsep reduksi dan Pretest 30,09 0% 100% 11.48
oksidasi jika Posttest 88,37 81,25% 18,75 11.82
ditinjau dari %
pelepasan dan Gain 58,28
penerimaan
elektron.
4. Menentukan biloks 62,86% Tabel 5. memperlihatkan bahwa
atom unsur dalam rata-rata nilai pre-test siswa sebesar
senyawa atau ion. 30,09 dan rata-rata nilai post-test siswa
5. Membedakan 48,57% sebesar 88,37. Hal ini menunjukkan
konsep reduksi dan
oksidasi jika adanya peningkatan hasil belajar siswa
ditinjau dari sebelum dan sesudah diajarkan materi
peningkatan dan reaksi redoks sebesar 58,28. Hasil nilai
penurunan bilangan post-test menunjukkan bahwa siswa yang
oksidasi (biloks). mendapatkan nilai di atas KKM yaitu
Rata-rata 46,75% 81,25% siswa dan siswa yang
mendapatkan nilai di bawah KKM yaitu
Pretest X-I (kelas eksperimen) 18,75% siswa. KKM yang diberikan guru
dilakukan pada tanggal 15 April 2016. kimia pada materi reaksi redoks adalah
Pemberian pre-test bertujuan mengetahui 80.
kemampuan awal siswa sebelum
diberikan pembelajaran materi reaksi Hasil jawaban siswa, terlihat siswa
redoks. Untuk mengetahui hasil dari mengalami kesalahan dalam menentukan

243
Vol. 5 No. 2, Agustus 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

bilangan oksidasi atom unsur dalam (α=0,05) maka data tidak berdistribusi
senyawa atau ion ditunjukkan dari normal sedangkan pada kelas eksperimen
persentase kesulitan siswa pada soal diperoleh nilai signifikan 0,200 lebih
posttest materi reaksi redoks pada Tabel besar dari nilai (α=0,05), maka data
6. terdistribusi normal. karena data pada
Tabel 6. Persentase Kesulitan Siswa salah satu kelas tidak berdistribusi normal
pada Soal Posttest Materi Reaksi yaitu pada kelas kontrol, maka
Redoks Kelas X Tahun Ajaran dilanjutkan dengan uji statistik non
2015/2016 parametrik yaitu U Mann-Whitney
No Indikator Persentase dengan taraf nyata α = 5% yang dihitung
Kesulitan menggunakan SPSS 23,0 for windows.
1 Menjelaskan 18,75% Uji U Mann-Whitney dilakukan yaitu
pengertian umum untuk mengetahui apakah terdapat
reaksi redoks.
perbedaan kemampuan awal antara kedua
2. Membedakan 37,5%
konsep reduksi objek yang diteliti.
dan oksidasi jika Hasil uji hipotesis U Mann-Whitney
ditinjau dari pada nilai pretest kelas kontrol dan kelas
penggabungan eksperimen diperoleh Zhitung = -1,249
dan pelepasan berada pada daerah penerimaan H0,
oksigen. dengan kata lain Ha ditolak dan Ho
3. Membedakan 34,37%
diterima pada taraf signifikan α = 5%.
konsep reduksi
dan oksidasi jika Hal ini menunjukkan tidak terdapat
ditinjau dari perbedaan antara kemampuan awal siswa
pelepasan dan antara kelas kontrol dan kelas
penerimaan eksperimen. Hasil output pada kolom
elektron. Asymp Sig adalah 0,212, sehingga
4. Menentukan 46,87% probabilitas lebih besar dari nilai
biloks atom unsur
signifikan (α=0,05) maka keputusannya
dalam senyawa
atau ion. adalah menerima H0, yang berarti
5. Membedakan 40,62% kemampuan siswa kelas kontrol dan kelas
konsep reduksi eksperimen adalah sama.
dan oksidasi jika Analisis data posttest menggunakan
ditinjau dari uji U Mann-Whitney untuk mengetahui
peningkatan dan perbedaan kemampuan siswa kelas
penurunan
kontrol yang diajarkan menggunakan
bilangan oksidasi
(biloks). metode ceramah dengan kelas
Rata-rata 35,62% eksperimen yang diajarkan dengan
menggunakan metode pembelajaran
1. Analisis Hasil Tes Siswa Kelas problem posing bersetting advance
Kontrol dan Kelas Eksperimen organizer. Sebelum dilakukan uji U
Hasil tes diperoleh data pretest dan Mann-Whitney, terlebih dahulu dilakukan
posttest. Diperoleh nilai signifikan kelas uji normalitas menggunakan Kolmogorov
kontrol 0,004 lebih kecil dari niai Smirnov menggunakan SPSS 23,0 for

244
Vol. 5 No. 2, Agustus 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

windows. Diperoleh nilai signifikan kelas perbedaan perlakuan yang diberikan pada
kontrol 0,000 lebih kecil dari nilai masing-masing kelas. Perbandingan jelas
(α=0,05) maka data tidak terdistribusi bahwa kenaikan rata-rata kelas
normal sedangkan kelas eksperimen eksperimen lebih tinggi dibandingkan
diperoleh nilai signifikan 0,000 lebih kelas kontrol.
kecil dari nilai (α=0,05), maka data tidak
terdistribusi normal. Hal ini berarti data 100 88.37
posttest pada kelas kontrol dan kelas 90
80 69.6

NILAI RATA-RATA
eksperimen tidak berdistribusi normal, 70
60
maka dilanjutkan dengan uji statistik non 50 39.12
parametrik yaitu uji U Mann-Whitney 40 30.09
30 pretest
dengan taraf nyata yang dihitung 20
posttest
menggunakan SPSS 23,0 for windows. 10
0
Hasil uji hipotesis U Mann-
Whitney pada nilai posttest kelas kontrol
dan kelas eksperimen diperoleh Zhitung = -
3,500 berada pada daerah penolakan Ho,
dengan kata lain Ho ditolak dan Ha Gambar 1. Grafik Perbandingan Hasil
diterima pada taraf signifikan antara Belajar Siswa Kelas Eksperiman dan
siswa yang diajarkan menggunakan Kelas kontrol
metode pembelajaran problem posing
bersetting advance organizer dengan 3. Pengaruh Metode Pembelajaran
siswa yang diajarkan menggunakan Problem Posing Bersetting Advance
metode ceramah. Hasil output pada Organizer terhadap Hasil Belajar
kolom Asymp Sig adalah 0,000, sehingga Siswa
probabilitas lebih kecil dari nilai Pengaruh metode pembelajaran
signifikan (α=0,05) maka keputusannya problem posing bersetting advance
adalah Ho ditolak dan Ha diterima. organizer pada materi reaksi redoks kelas
X SMA Negeri 3 Pontianak diketahui
2. Perbandingan Hasil Belajar Siswa melalui perhitungan effect size. Effect size
Kelas Eksperimen dan Kelas dihitung menggunakan data posttest,
Kontrol karena pretest kelas kontrol dan
Perbandingan hasil belajar siswa eksperimen yang telah dianalisis secara
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol statistik menggunakan SPSS 23,0 for
ditampilkan pada Gambar 1. windows diperoleh hasil tidak homogen
Gambar 1. menunjukkan adanya (tidak terdapat perbedaan kemampuan
peningkatan hasil belajar kelas awal siswa kelas kontrol dan kelas
eksperimen dan kelas kontrol masing- eksperimen). Nilai rata-rata posttest kelas
masing sebesar 9,03 pada pretest dan kontrol sebesar 69,6 sedangkan nilai rata-
18,77 pada posttest. Dari peningkatan rata kelas eksperimen sebesar 88,37
tersebut, diketahui rata-rata skor pretest dengan standar deviasi kelas kontrol
kelas kontrol lebih tinggi daripada kelas sebesar 25,80.
eksperimen. Hal ini dikarenakan adanya

245
Vol. 5 No. 2, Agustus 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

Berdasarkan hasil perhitungan effect terhadap peningkatan hasil belajar siswa


size menggunakan persamaan (4) yaitu dengan nilai Effect Size sebesar 0,72.
0,72 artinya effect size berada pada
kriteria interval sedang (0,2 < ES ≤ 0,8). Saran
Bagi peneliti dalam melakukan
Hasil perhitungan Effect size
membuktikan pembelajaran eksperimen sebaiknya melihat
menggunakan metode problem posing pemahaman siswa di materi prasyarat
tidak hanya berdasarkan bertanya kepada
bersetting advance organizer
memberikan pengaruh yang sedang siswa namun juga dengan mengoreksi
terhadap hasil belajar siswa pada materi latihan materi konfigurasi elektron yang
telah siswa kerjakan, agar terlihat jelas
reaksi redoks kelas X SMA Negeri 3
Pontianak. Dengan demikian persentase bahwa semua siswa memahami materi
pengaruh dari metode pembelajaran prasyarat. Pelaksanaan penelitian ini
diperlukan ketepatan mengatur waktu dan
problem posing bersetting advance
organizer terhadap hasil belajar siswa membimbing siswa di kelompok agar
sebesar 26,42%. semua siswa berpartisipasi dalam
membahas soal yang telah dibuat.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan DAFTAR PUSTAKA
Pelaksanaan metode problem
posing bersetting advance organizer Harahap, S,H. (2015). Implementasi
dapat meningkatkan hasil belajar siswa Model Pembelajaran Advance
karena pada proses pembelajaran Organizer Untuk Meningkatkan
diberikan materi prasyarat dan Hasil Belajar Siswa pada Bidang
pembuatan soal langsung oleh siswa Studi Kimia SMAN 1 Percut SUI
sehingga membantu siswa memahami TUAN. Jurnal PGSD FIP
materi reaksi redoks dengan lebih baik. UNIMED.Vol, 3 No.2.
Terdapat perbedaan hasil belajar siswa
pada materi reaksi redoks yang Hariyanti, I., Haryono., Sukardjo, JS.
ditunjukkan dari uji U Mann-Whitney (2013). Penerapan Pembelajaran
dengan nilai Pvalue signifikan sebesar Model Problem Posing
0,000 yang berdasarkan nilai rata-rata Dilengkapi Macromedia Flash
posttest kelas eksperimen menggunakan Untuk Meningkatkan
metode pembelajaran problem posing Keterampilan Proses dan
berseting advance organizer dengan rata- Prestasi Belajar Siswa Pada
yaitu 88,37 sedangkan yang diajar Materi Kesetimbangan Kimia
menggunakan pembelajaran metode Kelas XI IPA SMA Negeri
ceramah rata-rata posttest sebesar 69,6. Kebakramat Tahun Pelajaran
2012/2013. Jurnal Pendidikan
Metode pembelajaran problem
Kimia (JPK), Vol, 2 No.3.
posing berseting advance organizer
memberikan pengaruh yang sedang
Mulyani, B. (2013). Penerapan
Pembelajaran Model Problem
246
Vol. 5 No. 2, Agustus 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

Posing Untuk Meningkatkan Larutan Penyangga Kelas XI IPA


Kreativitas dan Prestasi Belajar SMA Negeri 1 Selakau. Skripsi.
Siswa Pada Materi Laju Reaksi Jurusan Pendidikan Kimia.
Kelas XI IPA 5 SMA Negeri 1 Universitas Muhammadiyah
Boyolali Tahun Pelajaran Pontianak.
2012/2013. Jurnal Pendidikan
Kimia (JPK). Vol. 2. No. 2. Susanto. (2012). Studi Komparasi
Penggunaan Metode
Putri, E,Y. (2011). Penerapan Model Pembelajaran TGT dan STAD
Pembelajaran Kooperatif Tipe Terhadap Prestasi Belajar Siswa
TGT (Teams Games Pada Materi Pokok Hukum Dasar
Tournament) Untuk Kimia. Jurnal Pendidikan Kimia,
Meningkatkan Kemampuan Vol. 1 No. 1.
Menyelesaikan Soal Cerita
Pecahan pada Siswa Kelas IV Wigiani, A. (2012). Studi Komparasi
SD Negeri Tlompakan III Pembelajaran Problem Posing dan
Kecamatan Tuntang Tahun Mind Mapping terhadap Prestasi
Ajaran 2010/2011. Skripsi. Belajar dengan Memperhatikan
Jurusan PGSD. Universitas Kreativitas Siswa pada Materi
Sebelas Maret. Pokok Reaksi Redoks Kelas X
Semester 2 SMA Negeri 1
Sari, M. (2012). Pengaruh Penggunaan Sukoharjo Tahun Pelajaran
Model Advance Organizer Tipe 2011/2012. Jurnal Pendidikan
Comparative terhadap Hasil Kimia, Vol. 1 No 1.
Belajar Siswa pada Materi

247

Anda mungkin juga menyukai