Teknologi Bahan Perkerasan
Teknologi Bahan Perkerasan
3. Penjelasan Berat Jenis Curah, Berat Jenis Kering (SSD), dan Berat Jenis Semu
Hubungan antara ketahanan (stabilitas) dan kelelehan plastisitas (flow) adalah berbanding lurus,
semakin besar stabilitas, semakin besar pula flownya, dan begitu juga sebaliknya. Jadi semakin
besar stabilitasnya maka aspal akan semakin mampu menahan beban, demikian juga sebaliknya.
dan jika flow semakin tinggi maka aspal semakin mampu menahan beban.
Dari hasil pengamatan pada pengujian Marshall keudian dibuat grafik hubungan antara presentase
kadar aspal dengan presentase rongga terisi aspal (VFA), presentase rongga dalam campuran
(VIM), kelelehan (flow), stabilitas, dan perbandingan antara stabilitas dan kelelehan (MQ). Berikut
ini penjelasan dari kata-kata di atas :
• Void Filled With Asphalt (VFA). VFA adalah rongga terisi aspal oada campuran setelah
mengalami proses pemadatan yang dinyatakan dalam persen terhadap rongga antar butiran
agregat (VMA), sehingga antara nilai VMA dan VFA mempunyai kaitan yang sangat erat.
Faktor – faktor yang mempengaruhi VFA antara lain kadar aspal, gradasi agregat, energy
pemadat (jumlah dan temperatur pemadatan), dan absorpsi agregat. Mengecilnya nilai VMA
pada kadar aspal yang tetap, berakibat memperbesar presentase rongga terisi aspal;
• Void in the Mix (VIM). VIM menunjukkan presentase rongga dalam campuran. Nilai VIM
berpengaruh terhadap keawetan dari campuran aspal agregat, semakin tinggi nilai VIM
menunjukkan semakin besar rongga dalam campuran sehingga campuran bersifat porrus;
• Kelelehan (flow) adalah deformasi vertikal yang terjadi mulai awal pembebanan sampai kondisi
stabilitas menurun, yang menunjukkan besarnya deformasi yang terjadi pada lapis perkerasan
akibat menahan beban yang diterimanya. Besarnya nilai flow dinyatakan dalam mm atau 0,01”.
Nilai flow dipengaruhi oleh kadar aspal, viskositas aspal, gradasi agregat, jumlah dan temperatur
pemadatan;
• Marshall Quotient (MQ). Nilai MQ menyatakan sifat kekakuan suatu campuran. Bila nilai MQ
terlalu tinggi, maka campuran akan cenderung terlalu kaku dan mudah retak. Sebaliknya bila
nilai MQ terlalu rendah, maka perkerasan menjadi terlalu lentur dan cenderung kurang stabil.
5. Sifat-sifat kimia dan Sifat-sifat Fisik Aspal
Penjelasan
Sifat Kimia Aspal Sifat Fisik Aspal
Viskoelastisitas Aspal Durabilitas
sifatnya akan berubah tergantung pada kemampuan aspal mempertahankan sifat
temperatur atau waktu pembebanan. Sifat asalnya akibat pengaruh cuaca selama masa
viskoelastis aspal diketahui untuk menentukan pelayanan jalan
pada temperatur pencampuran aspal dengan
agregat harus dilakukan agar didapatkan
campuran yang homogen dimana semua
permukaan agregat dapat terselimuti oleh film
aspal secara merata dan aspalnya mampu
masuk ke dalam pori-pori agregat sehingga
membentuk ikatan kohesi yang kuat
Penuaan Aspal Kohesi
bahan pengikat yang bersifat organik, oleh kemampuan aspal untuk mengikat unsur-
sebab itu aspal akan mudah teroksidasi. unsur penyusun dari dirinya sendiri sehingga
Oksidasi yang terjadi akan merubah struktur terbentuknya aspal dengan daktilitas yang
dan komposisi molekul yang terkandung tinggi
dalam aspal sehingga aspal menjadi lebih Adhesi
keras dan getas kemampuan aspal untuk mengikat agregat
sehingga dihasilkan ikatan yang baik antara
agregat dan aspal.
Kepekaan pada Temperatur
Dapat ditentukan suhu pemadatan jika
mengetahui kepekaan pada Temperatur dari
aspal untuk menghasilkan nilai stabilitas yang
baik
Kekerasan Aspal
Kekerasan aspal tergantung pada kekentalan
aspal pada proses pencampuran dipanaskan
dan dicampur dengan agregat sampai agregat
dilapisi aspal
Efek jika Tingkat Perbandingan Air Efek jika Tingkat Perbandingan Air
Semen yang Tinggi Semen yang Rendah
Segregasi pada aggregat Meningkatkan Durabilitas
Meningkatkan risiko bleeding Rendah Permeabilitas
Workabilitas yang buruk Mengurangi potensi susut dan retak
7. Penjelasan Admixture dan Bahan Admixture yang sering dipakai pada Jalan Tol
Bahan ini adalah bahan tambahan yang bukan merupakan komponen wajib untuk beton. Additive
digunakan sebagai bahan untuk modifikasi sifat beton, misalnya
• Additive yang mempengaruhi waktu ikat semen (accelerator dan retarder)
• Water reducer dan superplasticizer, untuk mengurangi kebutuhan air tapi tetap memberikan
kelacakan (workability) baik.
• Pozzolan (silica reaktif) mengurangi retak micro akibat panas.
Dalam ASTM C 494 Admixture dibagi menjadi 7 jenis: