Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

NEONATUS PREMATUR DENGAN BB RENDAH

A. Pengertian
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) yaitu bayi baru lahir yang berat
badannya 2500 gram atau lebih rendah. Dalam definisi ini tidak termasuk
bayi - bayi dengan berat badan kurang dari 1000 gram. (Nugroho Iman
Santosa, 1989)
Berat badan lahir rendah adalah bayi baru lahir dengan berat badan pada saat
kelahiran kurang dari 2500 gr atau lebih rendah ( WHO, 1961 ). Bayi berat
badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram
pada waktu lahir. Dalam hal ini dibedakan menjadi :
 Prematuritas murni Yaitu bayi pada kehamilan < 37 minggu dengan
berat badan sesuai.
 Retardasi pertumbuhan janin intra uterin (IUGR)
Yaitu bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan tidak sesuai
dengan usia kehamilan

2. ETIOLOGI

1
Ilustrasi BBLR
Berat badan lahir rendah adalah bayi baru lahir yang berat badannya pada
saat kelahiran kurang dari 2500 gr sampai dengan 2499 gr.
Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya bayi berat lahir
rendah dibedakan dalam (Abdul Bari Saifuddin, 2001)
1. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), berat lahir1.500 g - 2.500 g.
2. Bayi Berat Lahir Sangat
Rendah (BBLSR), berat lahir kurang dari 1.500 g.
3. Bayi Berat Lahir Ekstrem Rendah (BBLER), berat lahir kurang
dari 1.000 g.
WHO (1979) membagi umur kehamilan dalam 3 (tiga) kelompok:
1. Preterm : kurang dari 37 minggu lengkap.
2. Term : mulai dari 37 minggu sampai kurang dari 42
minggu lengkap.
3. Post Term : 42 minggu lengkap atau lebih.
Ada dua macam BBLR yaitu :
1. Prematuritas murni / Bayi yang kurang bulan ( KB / SMK ): bayi
yang dilahirkan dengan umur kurang dari 37 minggu dengan berat
badan sesuai.
2. Dismaturitas: Bayi lahir dengan berat badan kurang dari
seharusnya untuk masa gestasi itu, bayi mengalami retardasi
pertumbuhan intra uterin dan merupakan bayi yang kecil untuk
masa kehamilannya tersebut (KMK).

2
Penggolongan derajat prematuritas bayi:
1. Bayi yang sangat prematur (extremly prematur)
a. 24 – 30 mg gestasi.
a. Masa gestasi 24-27 mg masih sukar hidup terutama dinegara yang
blm maju.
b. Masa gestasi 28-30 mg mgk dapat hidup dengan perawatan intensif
yang memerlukan alat-alat canggih untuk mencapai hasil yang
optimum
c. BB 500-1400 gram
d. 0,8% seluruh kelahiran hidup
e. Hampir seluruh kematian neonatal dan defisit neurologis tidak
disebabkan oleh defek atau trauma lahir
f. Penampilan: kecil, tidak memiliki lemak, kulit sangat tipis.
2. Bayi dengan derajat prematur sedang (moderatly prematur)
a. Gestasi 31-36 mg
b. Kesanggupan hidup jauh lebih baik dari yang pertama
c. Gejala sisa yang dihadapi kemudian hari ringan bila pengelolaan
bayi intensif
d. BB >1500 gram – 2500 gram
e. Penampilan: kulit tipis, lipatan pada kaki lebih sedikit, banyak
rambut halus, genetalia kurang berkemban.
f. Masa gestasi 37mg
g. Mempunyai sifat prematur dan matur
h. Biasanya berat seperti bayi matur dan dikelola seperti bayi matur
i. Kadang timbul problem yang dialami seperti bayi prematur seperti
sindroma gawat napas, hiperbilirubinemia, refleks isap lemah
j. Perlu penanganan lebih seksama
k. Borderline prematur
3. Prosentase Kematian
a. Gestasi kurang dari 24 mg : umumnya meninggal
b. Gestasi 27-28 minggu: survive 50%
c. Gestasi 29 minggu: survive 80%

3
d. Gestasi 30 minggu: survive 85%

B. Etiologi
Bayi berat lahir rendah mungkin prematur ( kurang bulan ) mungkin juga
cukup bulan ( dismatur ).
1. Prematur Murni
Prematur murni adalah neonatus dengan usia kehamilan kurang dari 37
minggu dan mempunyai berat badan yang sesuai dengan masa kehamillan
atau disebut juga neonatus preterm / BBLR.
Faktor faktor yang mempengaruhi terjadinya persalinan prematur atau
BBLR adalah:
a. Faktor Ibu
 Riwayat kelahiran prematur sebelumnya
 Gizi saat hamil kurang
 Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun.
 Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat
 Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan
pembuluh darah (perokok).
 Perdarahan antepartum, kelainan uterus, Hidramnion
 Faktor pekerja terlalu berat
 Primigravida
 Ibu muda (<20 tahun)
b. Faktor kehamilan
Hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan antepartum,
komplikasi hamil seprti preeklamsia, eklamsi, ketuban pecah dini
c. Faktor janin
Cacat bawaan, infeksi dalam rahim dan kehamilan ganda., anomali
kongenital
d. Faktor kebiasaan : Pekerjaan yang melelahkan, merokok
Karakteristik yang dapat ditemukan pada prematur murni adalah :
 Kepala kurang dari 33 cm lingkar dada kurang dari 30 cm
 Gerakan kurang aktif otot masih hipotonis

4
 Umur kehamilan kurang dari 37 minggu.
 Kepala lebih besar dari badan rambut tipis dan halus.
 Tulang tulang tengkorak lunak, fontanela besar dan sutura
besar.
 Telinga sedikit tulang rawannya dan berbentuk sederhana.
 Pernapasan belum teratur dan sering mengalami serangan apnu.
 Kulit tipis dan transparan, lanugo (bulu halus) banyak terutama
pada dahi dan pelipis dahi dan lengan.
 Lemak subkutan kurang.
 Genetalia belum sempurna , pada wanita labia minora belum
tertutup oleh labia mayora, pada laki-laki testis belum turun.
 Reflek menghisap dan menelan serta reflek batuk masih lemah
 Bayi prematur mudah sekali mengalami infeksi karena daya
tahan tubuh masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang
dan pembentukan antibodi belum sempurna . Oleh karena itu
tindakan prefentif sudah dilakukan sejak antenatal sehingga
tidak terjadi persalinan dengan prematuritas (BBLR)
2. Dismatur
Dismatur (IUGR) adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat
badan seharusnya untuk masa kehamilan dikarenakan mengalami
gangguan pertumbuhan dalam kandungan . Menurut Renfield (1975)
IUGR dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Proportionate IUGR
Janin yang menderita distres yang lama dimana gangguan
pertumbuhan terjadi berminggu-minggu sampai berbulan bulan
sebelum bayi lahir sehingga berat, panjang dada lingkaran kepala
dalam proporsi yang seimbang akan tetapi keseluruhannya masih
dibawah masa gestasi yang sebenarnya. Bayi ini tidak menunjukkan
adanya Wasted oleh karena retardasi pada janin terjadi sebelum
terbentuknya adipose tissue.
b. Disporpotionate IUGR

5
Trejadi karena distres sub akut gangguan terjadi beberapa minggu
sampai beberapa hari sampai janin lahir. Pada keadaan ini panjang dan
lingkar kepala normal akan tetapi berat tidak sesuai dengan masa
gestasi. Bayi tampak Wasted dengan tanda tanda sedikitnya jaringan
lemak di bawah kulit , kulit kering keriput dan mudah diangkat bayi
kelihatan kurus dan lebih panjang.
Faktor Faktor yang mempengaruhi BBLR pada Dismatur adalah:
1) Faktor ibu
Hipertensi dan penyakit ginjal kronik, perokok, penderita penyakit
diabetes militus yang berat, toksemia, hipoksia ibu, (tinggal
didaerah pegunungan , hemoglobinopati, penyakit paru kronik )
gizi buruk, Drug abbuse, peminum alkohol
2) Faktor utery dan plasenta
Kelainan pembuluh darah, (hemangioma) insersi tali pusat yang
tidak normal, uterus bicornis, infak plasenta, tranfusi dari kembar
yang satu kekembar yang lain, sebagian plasenta lepas.
3) Faktor janin
Gemelli, kelainan kromosom, cacat bawaan, infeksi dalam
kandungan, (toxoplasmosis, rubella, sitomegalo virus, herpez,
sifillis).
4) Penyebab lain :Keadaan sosial ekonomi yang rendah
C. Patofisiologi
Pernafasan spontan bayi baru lahir bergantung kepada kondisi janin pada masa
kehamilan dan persalinan. Proses kelahiran sendiri selalu menimbulkankan
asfiksia ringan yang bersifat sementara pada bayi (asfiksia transien), proses ini
dianggap sangat perlu untuk merangsang kemoreseptor pusat pernafasan agar
lerjadi “Primary gasping” yang kemudian akan berlanjut dengan pernafasan.
Bila terdapat gangguaan pertukaran gas/pengangkutan O2 selama kehamilan
persalinan akan terjadi asfiksia yang lebih berat. Keadaan ini akan
mempengaruhi fugsi sel tubuh dan bila tidak teratasi akan menyebabkan
kematian. Kerusakan dan gangguan fungsi ini dapat reversibel/tidak
tergantung kepada berat dan lamanya asfiksia. Asfiksia yang terjadi dimulai

6
dengan suatu periode apnu (Primany apnea) disertai dengan penurunan
frekuensi jantung selanjutnya bayi akan memperlihatkan usaha bernafas
(gasping) yang kemudian diikuti oleh pernafasan teratur. Pada penderita
asfiksia berat, usaha bernafas ini tidak tampak dan bayi selanjutnya berada
dalam periode apnu kedua (Secondary apnea). Pada tingkat ini ditemukan
bradikardi dan penurunan tekanan darah.
Disamping adanya perubahan klinis, akan terjadi pula G3 metabolisme dan
pemeriksaan keseimbangan asam basa pada tubuh bayi. Pada tingkat pertama
dan pertukaran gas mungkin hanya menimbulkan asidoris respiratorik, bila G3
berlanjut dalam tubuh bayi akan terjadi metabolisme anaerobik yang berupa
glikolisis glikogen tubuh , sehingga glikogen tubuh terutama pada jantung dan
hati akan berkuang.asam organik terjadi akibat metabolisme ini akan
menyebabkan tumbuhnya asidosis metabolik. Pada tingkat selanjutnya akan
terjadi perubahan kardiovaskuler yang disebabkan oleh beberapa keadaan
diantaranya hilangnya sumber glikogen dalam jantung akan mempengaruhi
fungsi jantung terjadinya asidosis metabolik akan mengakibatkan menurunnya
sel jaringan termasuk otot jantung sehinga menimbulkan kelemahan jantung
dan pengisian udara alveolus yang kurang adekuat akan menyebabkan akan
tingginya resistensinya pembuluh darah paru sehingga sirkulasi darah ke paru
dan kesistem tubuh lain akan mengalami gangguan. Asidosis dan gangguan
kardiovaskuler yang terjadi dalam tubuh berakibat buruk terhadap sel otak.
Kerusakan sel otak yang terjadi menimbulkan kematian atau gejala sisa pada
kehidupan bayi selanjutnya (Medicine and linux.com).

D. KOMPLIKASI
Penyakit yang terdapat pada bayi BBLR antara lain :
1. Sindrom distrest pernafasan, disebut juga penyakit membran hialin
yang melapisi alveolus perut.
2. Aspirasi pnemunia, keadaan ini disebabkan karena repleks menelan
dan batuk pada bayi prematur belum sempurna.

7
3. Perdarahan intraventrikuler, adalah perdarahan spontan pada ventrikel
atau lateral, biasanya terjadi bersamaan dengan pembentukan
membran hialin di paru – paru.
4. Fibroplasia retrolintal, keadaan ini disebabkan oleh gangguan oksigen
yang berlebihan.
5. Hiperbillirubinemia, keadaan ini disebabkan karena hepar pada bayi
prematur belum matang.

E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan glucose darah terhadap hipoglikemia
2. Pemantauan gas darah sesuai kebutuhan
3. Titer Torch sesuai indikasi
4. Pemeriksaan kromosom sesuai indikasi
5. Pemantauan elektrolit
6. Pemeriksaan sinar X sesuai kebutuhan ( missal : foto thorax )

F. Penatalaksanaan BBLR
1. Penanganan bayi
Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi, maka semakin besar
perawatan yang diperlukan, karena kemungkinan terjadi serangan sianosis
lebih besar. Semua perawatan bayi harus dilakukan didalam incubator
2. Pelestarian suhu tubuh
Bayi dengan berat lahir rendah, mempunyai kesulitan dalam
mempertahankan suhu tubuh. Bayi akan berkembang secara memuaskan,
asal suhu rectal dipertahankan antara 35,50o C s/d 37,0o C.
Bayi berat rendah harus diasuh dalam suatu suhu lingkungan dimana suhu
normal tubuhnya dipertahankan dengan usaha metabolik yang minimal.
Bayi berat rendah yang dirawat dalam suatu tempat tidur terbuka, juga
memerlukan pengendalian lingkungan secara seksama. Suhu perawatan
harus diatas 25 0 C, bagi bayi yang berat sekitar 2000 gram, dan sampai
300 C untuk bayi dengan berat kurang dari 2000 gram.

8
Untuk mencegah hipotermi, diperlukan lingkungan yang cukup hangat dan
istirahat konsumsi O2 yang cukup. Bila dirawat dalam inkubator maka
suhunya untuk bayi dengan BB 2 kg adalah 35°C dan untuk bayi dengan
BB 2 – 2,5 kg adalah 34°C. Bila tidak ada inkubator, pemanasan dapat
dilakukan dengan membungkus bayi dan meletakkan botol-botol hangat
yang telah dibungkus dengan handuk atau lampu petromak di dekat tidur
bayi. Bayi dalam inkubator hanya dipakaikan popok untuk memudahkan
pengawasan mengenai keadaan umum, warna kulit, pernafasan, kejang
dan sebagainya sehingga penyakit dapat dikenali sedini mungkin.
3. Inkubator
Bayi dengan berat badan lahir rendah, dirawat didalam incubator. Prosedur
perawatan dapat dilakukan melalui “jendela“ atau “lengan baju“. Sebelum
memasukkan bayi kedalam incubator, incubator terlebih dahulu
dihangatkan, sampai sekitar 29,4 0 C, untuk bayi dengan berat 1,7 kg dan
32,20C untuk bayi yang lebih kecil. Bayi dirawat dalam keadaan
telanjang, hal ini memungkinkan pernafasan yang adekuat, bayi dapat
bergerak tanpa dibatasi pakaian, observasi terhadap pernafasan lebih
mudah.
4. Pemberian oksigen
Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi preterm
BBLR, akibat tidak adanya alveoli dan surfaktan. Konsentrasi O2 yang
diberikan sekitar 30- 35 % dengan menggunakan head box, konsentrasi O2
yang tinggi dalam masa yang panjang akan menyebabkan kerusakan pada
jaringan retina bayi yang dapat menimbulkan kebutaan
5. Pencegahan infeksi
Bayi preterm dengan berat rendah, mempunyai system imunologi yang
kurang berkembang, ia mempunyai sedikit atau tidak memiliki ketahanan
terhadap infeksi. Untuk mencegah infeksi, perawat harus menggunakan
gaun khusus, cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi, memakai
masker, gunakan gaun/jas, lepaskan semua asessoris dan tidak boleh
masuk kekamar bayi dalam keadaan infeksi dan sakit kulit.

9
Bayi prematur mudah terserang infeksi. Hal ini disebabkan karena daya
tubuh bayi terhadap infeksi kurang antibodi relatif belum terbentuk dan
daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan belum baik. Prosedur
pencegahan infeksi adalah sebagai berikut:
a. Mencuci tangan sampai ke siku dengan sabun dan air mengalir selama
2 menit sebelum masuk ke ruang rawat bayi.
b. Mencuci tangan dengan zat anti septic/ sabun sebelum dan sesudah
memegang seorang bayi.
c. Mengurangi kontaminasi pada makanan bayi dan semua benda yang
berhubungan dengan bayi.
d. Membatasi jumlah bayi dalam satu ruangan.
e. Melarang petugas yang menderita infeksi masuk ke ruang rawat bayi.
6. Pemberian makanan
Pemberian makanan secara dini dianjurkan untuk membantu mencegah
terjadinya hipoglikemia dan hiperbillirubin. ASI merupakan pilihan
pertama, dapat diberikan melalui kateter ( sonde ), terutama pada bayi
yang reflek hisap dan menelannya lemah. Bayi berat lahir rendah secara
relative memerlukan lebih banyak kalori, dibandingkan dengan bayi
preterm.
Prinsip utama pemberian makanan pada bayi prematur adalah sedikit demi
sedikit. Secara perlahan-lahan dan hati-hati. Pemberian makanan dini
berupa glukosa, ASI atau PASI atau mengurangi resiko hipoglikemia,
dehidrasi atau hiperbilirubinia. Bayi yang daya isapnya baik dan tanpa
sakit berat dapat dicoba minum melalui mulut. Umumnya bayi dengan
berat kurang dari 1500 gram memerlukan minum pertama dengan pipa
lambung karena belum adanya koordinasi antara gerakan menghisap
dengan menelan.
Dianjurkan untuk minum pertama sebanyak 1 ml larutan glukosa 5 % yang
steril untuk bayi dengan berat kurang dari 1000 gram, 2 – 4 ml untuk bayi
dengan berat antara 1000-1500 gram dan 5-10 ml untuk bayi dengan berat
lebih dari 1500 Gr.

10
Apabila dengan pemberian makanan pertama bayi tidak mengalami
kesukaran, pemberian ASI/PASI dapat dilanjutkan dalam waktu 12-48
jam.

G. Pemantauan (Monitoring)
1. Kenaikan BB dan pemberian minum setelah umur 7 hari• Bayi akan
kehilangan berat selama 7-10 hari pertama. Bayi berat lahir >1500 gram
dapat kehilangan BB sampai 10% dari berat lahir. Berat lahir biasanya
tercapai kembali dalam 14 hari kecuali apabila terjadi komplikasi.
Setelah berat lahir tercapai kembali, kenaikan berat badan selama 3 bulan
seharusnya:
a. 150-200 gram seminggu untuk bayi <1500 gram (misalnya 20-30
gram/hari)
b. 200-250 gram seminggu untuk bayi 1500-2500 gram (misalnya 30-
35 gram/hari) Bila bayi sudah mendapat ASI secara penuh (pada
semua kategori berat) dan telah berusia lebih dari 7 hari:
c. Tingkatkan jumlah ASI dengan 20 ml/kg/hari sampai tercapai
jumlah 180ml/kg/hari.
d. Tingkatkan jumlah ASI sesuai dengan kenaikan berat badan bayi
agar jumlah pemberian ASI tetap 180 ml/kg/hari. Apabila kenaikan
berat tidak adekuat, tingkatkan jumlah pemberian ASI sampai
200ml/kg/hari.
2. Tanda kecukupan pemberian ASI
a. Kencing minimal 6 kali dalam 24 jam.
b. Bayi tidur lelap setelah pemberian ASI.
c. BB bayi naik
3. Pemulangan penderita
Bayi suhu stabil Toleransi minum per oral baik, diutamakan pemberian
ASI. Bila tidak bisa diberikan ASI dengan cara menetek dapat diberikan
dengan alternative cara pemberian minum yang lain. Ibu sanggup merawat
BBLR di rumah.

11
H. Asuhan Keperawatan pada BBLR
1. Pengkajian
a. Riwayat Maternal
 Umur ibu dalam resiko kehamilan ( < 16 thn atau > 35 thn)
 Kehamilan ganda ( gemeli)
 Status ekonomi rendah, malnutrisi dan ANC kurang
 Adanya riwayat kelahiran prematur sebelumnya
 Infeksi: TORCH, penyakit kelamin dll
 Kondisi kehamilan: toksemia gravidarum, KPD, plasenta
previa dll
 Penggunaan Narkoba, alkohol, rokok
b. Riwayat Kelahiran
 Gestasi : 24- 37 minggu
 BB : < 2500 gram
 APGAR SKORE
c. Sistem kardiovaskuler
 HR : 120-160 x/menit
 Saat lahir mungkin terdapat murmur: indikasi adanya shunt ke
kiri dan tekanan paru yang masih tinggi atau adanya atelektasis
d. Sistem gastrointestinal
 Abdomen menonjol
 Pengeluaran mekonium: 12-24 jam
 Refleks hisap lemah, koordinasi mengisap dan menelan lemah
 Anus: paten, jika tidak pertanda kelainan kongenital
 Berat badan kurang 2500(5lb 8 oz).
e. Sistem integumen
 Kulit: pucat, sianosis, ikterik, kutis marmorata atau kemerahan
 Kulit tipis, transparan, halus dan licin
 Verniks caseosa sedikit dengan lanugo banyak
 Terdapat edema umum atau lokal
 Kuku pendek

12
 Rambut sedikit dan halus
 Garis tangan sedikit dan halus
f. Sistem muskuloskeletal
 Tulang rawan telinga (Cartilago ear) belum berkembang,
telinga halus dan lunak
 Tulang kepala dan tulang rusuk lunak
 Reflek kurang dan letargi
g. Neuroensori
Tubuh panjang, kurus, lemas dengan perut agak gendut. Ukuran
kepala besar dalam hubungannya dengan tubuh, sutura mungkin
mudah digerakan, fontanel mungkin besar atau terbuka lebar.
Edema kelopak mata umum terjadi, mata mungkin merapat
(tergantung usia gestasi).
Refleks tergantung pada usia gestasi ; rooting terjadi dengan baik
pada gestasi minggu 32; koordinasi refleks untuk menghisap,
menelan, dan bernafas biasanya terbentuk pada gestasi minggu ke
32; komponen pertama dari refleks Moro (ekstensi lateral dari
ekstremitas atas dengan membuka tangan) tampak pada gestasi
minggu ke 28; komponen kedua (fleksi anterior dan menangis yang
dapat di dengar) tampak pada gestasi minggu ke 32. Pemeriksaan
Dubowitz menandakan usia gestasi antara minggu 24 dan 37.
h. Pernafasan
Skor apgar mungkin rendah. Pernafasan mungkin dangkal, tidak
teratur; pernafasan diafragmatik intermiten atau periodik (40-
60x/mt). Mengorok, pernafasan cuping hidung, retraksi
suprasternal dan substernal, atau berbagai derajat sianosis mungkin
ada. Adanya bunyi “ampelas” pada auskultasi, menandakan adaya
sindrom distress pernafasan (RDS).
i. Keamanan
Suhu berfluktuasi dengan mudah. Menangis mungkin lemah.Wajah
mungkin memar, mungkin ada kaput suksedoneum. Kulit
kemerahan atau tembus pandang, warna mungkin merah.

13
muda/kebiruan, akrosianosis, atau sianosis/pucat. Lanugo
terdistribusi secara luas diseluruh tubuh.. Ekstremitas mungkin
tampak edema. Garis telapak kaki mungkin tidak ada pada semua
atau sebagian telapak. Kuku mungkin pendek.
j. Seksualitas
Genetalia : Labia minora wanita mungkin lebih besar dari labia
mayora, dengan klitoris menonjol ; testis pria mungkin tidak turun,
rugae mungkin banyak atau tidak ada pada skrotum.

2. Diagnosa dan Rencana Keperawatan


a. Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan maturitas pusat
pernafasan, keterbatasan perkembangan otot, penurunan
energi/kelelahan, ketidakseimbangan metabolik.
b. Risiko ketidakseimbangan temperatur tubuh berhubungan dengan
BBLR, usia kehamilan kurang, paparan lingkungan dingin/panas.
c. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan immaturitas organ tubuh.
d. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan usia dan
berat badan extreme (premature, dibawah 2.500 grm).
e. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
kapiler rapuh dekat permukaan kulit.
f. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan respon imun imatur.

3. Rencana Keperawatan
a. Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan maturitas pusat
pernafasan, keterbatasan perkembangan otot, penurunan
energi/kelelahan, ketidakseimbangan metabolik.
Tujuan : Menjaga dan memaksimalkan fungsi paru
INTERVENSI RASIONAL

Kumpulkan data yang berkaitan Riwayat ibu atas penggunaan obat atau
dengan kegawatan nafas kondisi tidak normal selama kehamilan

14
dan proses persalinan

Waspada episode apnea yang deteksi deteksi dini dalam menentukan


berlangsung lebih dari 20 detik tindakan selanjutnya

Memberi bantuan pernafasan


membantu mencukupi supplai oksigen
seperti oksigen

Pantau kajian gas darah untuk


mengetahui asidosis pernafasan deteksi dini untuk mencegah hipoksia
metabolik

b. Risiko ketidakseimbangan temperatur tubuh b/d BBLR, usia


kehamilan kurang, paparan lingkungan dingin/panas.
Tujuan : tidak terjadi hipotermia/hypertermia
INTERVENSI RASIONAL

Monitor suhu minimal tiap 2 jam Untuk memonitor suhu tbuh

ruangan yang terlalu panas


Jaga temperatur ruang perawatan 25 C menyebabkan perpindahan
panas secara infeksi

Ukur suhu rektal terlebih dulu,


deteksi dini dalam menentukan
kemudian suhu aksila setiap 2
tindakan selanjutnya
jam/setiap kali diperlukan

Lakukan prosedur penghangatan mencegah pengeluaran suhu


setelah bayi lahir lewat evaporasi

Ganti pakaian atau linen tempat tidur


Menurunkan kehilangan panas
bila basah,pertahankan kepala bayi
melalui evaporasi
tetap tertutup

c. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan immaturitas organ tubuh.
Tujuan : Meningkatkan dan menjaga asupan kalori dan statusnya gizi
bayi

15
INTERVENSI RASIONAL

kemampuan menghisap dan


Awasi reflek menghisap bayi dan menelan yang lemah dapat
kemampuan menelan menyebabkan kebutuhan nutrisi
tidak terpenuhi

Awasi dan hitung kebutuhan kalori mengetahui kebutuhan kalori yang


bayi dibutuhkan bayi.

Kebutuhan ASI 60/kg BB/24 jam


dengan kenaikan 30 cc/hari,di ASI mengandung zat gizi yang
pertahankan pada hari ke-7 sampai 1 diperlukan tubuh
bulan

Timbang bayi setiap hari,bandingkan Mengetahui perkembangan dan


berat badan dengan asupan kalori kemungkinan terjadinya penurunan
yang diberikan. BB yang pathologis

d. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan usia dan


berat badan extreme (premature, dibawah 2.500 grm).

INTERVENSI RASIONAL

Berat badan adalah indicator


Timbang berat badan tiap hari. paling sensitive dari
keseimbangan cairan.

Bandingkan masukan dan haluaran Berat badan adalah indicator


caiaran setiap sip dan keseimbangan paling sensitive dari
kumulatif setiap periode 24 jam. keseimbangan cairan.

Evaluasi turgor kulit, membrane Cadangan cairan dibatasi pada


mukosa, keadaan fontanel anterior. bayi praterm.

Pemberian ASI/PASI tiap 2 jam


Berikan ASI/PASI tiap 2 jam sebanyak
dapat memenuhi kebutuhan caiarn
35 cc lewat sonde.
dalam tubuh bayi.

16
Pantau pemeriksaan laboratorium sesuai Dehidrasi meningkatkan kadar Ht
indikasi : Ht. diatas nilai normal (45 – 53%).

e. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan


kapiler rapuh dekat permukaan kulit.
Tujuan : tidak terjadi infeksi

INTERVENSI RASIONAL

Inspeksi kulit, perhatikan area Mengidentifikasi area potensial kerusakan


kemerahan atau tekanan. dermal yang adapat mengakibatkan sepsis

Membantu mencegah kekeringan dan


Berikan perawatan mulut
pecah pada bibir berkenaan dengan tidak
dengan menggunakan gliserin.
adanya masukan oral.

Berikan latihan rentan gerak,


Membantu mencegah kemungkinan
perubahan posisi rutin dan
nekrosis berhubungan dengan edema
bantal yang terbuat dari bahan
dermis.
yang lembut.

Mandi sering menggunakan sabun atau


Memandikan bayi dengan
pelembab dapat meningkatkan Ph kulit,
menggunakan air hangat dan
menurunkan plora normal dan pertahanan
sabun
/ melindungi pathogen infasif.

Berikan zalp Antibiotik pada Meningkatkan pemulihan pecah – pecah


hidung, mulut dan bibir bila iritasi dan dapat membantu mencegah
pecah / teriritasi. infeksi.

f. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan respon imun imatur.


Tujuan :selama perawatan tidak terjadi komplikasi/infeksi
Hasil yang diharapkan :tidak ada tanda tanda infeksi.

INTERVENSI RASIONAL

Mencuci tangan adalah praktik yang


Tingkatkan cara mencuci tangan
paling penting untuk mencegah

17
kontaminasi silang serta mengontrol
infeksi dalam ruangan perawatan

Kaji bayi terhadap tanda-tanda


infeksi seperti ketidakstabilan suhu
Bermanfaat dalam mendiagnosis
(Hipotermia dan
infeksi
Hipertermia),Letargi atau perubahan
perilaku distress pernapasan

Penggunaan bethadine dan


lakukan perawatan tali pusat sesuai
berbagai anti mikroba yang
dengan protocol Rumah Sakit
membantu mencegah klonisasi

Menurunkan kesempatan untuk


Gunakan tehnik aseptic selama
masuknya bakteri yang dapat
penghisapan, pemasangan NGT dll.
mengakibatkan infeksi pernafasan.

Gunakan antiseptic sebelum Mencegah terjadinya infeksi


membantu dalam prosedur invasi nosokomial dari prosedur invasi.

Sepsis menyebakan jumlah


Pantau pemeriksaan laboratorium trombosit menurun tetapi pada bayi
sesuai indikasi : jumlah trombosit pra term rentan trombosit normal
mungkin hanya 60.000. mm3

18
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1989. Perawatan Bayi dan Anak. Jakarta: Departemen Kesehatan RI


Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan.
Jitowiyono, Sugeng. 2010. Asuhan Keperawatan Neonatus dan Anak. Yogyakarta.
Nuha Medika.
Ferli. Laporan Pendahuluan BBLR. 25 Januari 2013 di 19:40.
http://keperawatanbinahusada7nersferlyplg.blogspot.com/2012/01/laporan-
pendahuluan-bblr.html5

19

Anda mungkin juga menyukai