2014-2-01058-MTIF Bab2001
2014-2-01058-MTIF Bab2001
LANDASAN TEORI
3. Sistem Distribusi
Sistem distribusi ini adalah sub sistem tenaga listrik yang
langsung berhubungan dengan pengguna listrik dan pada umumnya
berfungsi dalam hal penyaluran tenaga listrik ke beberapa tempat.
Sub sistem ini terdiri dari : pusat pengatur atau gardu induk, gardu
hubung, saluran tegangan menengah atau jaringan primer (6 kV
dan 20 kV) yang berupa saluran udara atau kabel bawah tanah,
saluran tegangan rendah atau jaringan sekunder (380 V dan 220 V),
gardu distribusi tegangan yang terdiri dari panel-panel pengatur
tegangan baik tegangan menengah ataupun tegangan rendah, dan
trafo.
(Joko et al, 2010:1-3)
Keandalan
(Sekuriti) Mutu
Dari gambar diatas, maka dapat diketahui beberapa karakteristik dari unit
pembangkit thermal yaitu :
1 Karakteristik Input Output Pembangkit Thermal
Karakteristik input-output pembangkit menggambarkan hubungan
antara input bahan bakar (Rp/jam) dan output yang dihasilkan oleh
pembangkit (MW). Dengan mengetahui perbedaan karakteristik di
antara semua pembangkit yang ada, optimasi pengoperasian
pembangkit dapat dilakukan. Secara umum, karakteristik input-output
pembangkit didekati dengan fungsi polinomial yaitu :
F(P) = ai + bi+ ci
Dimana:
Dimana:
Pgi = Output masing-masing Pembangkit
n = Total Pembangkit
Sebuah sistem tenaga listrik yang terdiri dari beberapa unit pembangkit
yang terhubung pada rel tunggal untuk melayani beban Pload seperti pada
gambar 2.7. Pi merupakan daya keluaran unit ke i dengan biaya (cost rate) Fi,
total biaya sistem adalah jumlah dari biaya masing masing unit. Kendala yang
mendasar dari pengoperasian sistem tenaga listrik adalah bahwa total keluaran
dari pembangkit harus sama dengan dengan kebutuhan beban ditambah dengan
Transmission Losses.
Keterangan :
= total biaya pembangkitan (Rp)
= fungsi biaya input-output dari pembangkit (Rp/jam)
= koefisien biaya dari pembangkit
dengan :
PL = Rugi-rugi transmisi(Transmission Losses)
Bij = Koefisien kerugian transmisi atau Loss coefficients.
Pgi = Output masing-masing Pembangki
Pi,Pj = Ouput pembangkit ke-i,j.
Bi0,B00 = Konstanta rugi-rugi daya.
Loss coefficients dapat dianggap konstan untuk perubahan daya output
setiap pembangkit didalam sistem.
intensitas cahaya yang asli. Untuk mengurangi nilai r=0 pada persamaan ,
kombinasi antara invers dari hukum kuadrat dengan absorpsi dapat dilakukan
pendekatan sebagai persamaan Gaussian berikut:
I(r) = I0
Maka, Fungsi Acctractiveness ialah sebagai berikut:
β(r) = β0
2. Distance Between Fireflies
Jarak antara kunang-kunang i dan j pada lokasi x, xi dan xj dapat
ditentukan ketika dilakukannya peletakan titik dimana firefly tersebut disebar
secara random dalam diagram kartesius dengan fungsi sebagai berikut:
rij = || xi - xj|| =
atau
rij =
Pada gambar 2.11 menjelaskan tentang Use Case Diagram. Dari sana,
terdapat 3 komponen utama dalam use case modelling yaitu:
1. Use case (Skenario)
Use case mendeskripsikan fungsi dari sebuah sistem dari perspektif
pengguna dalam kondisi yang dimengerti oleh pengguna. Use case
digambarkan dalam bentuk horizontal elips dengan nama use case di
bagian dalam, atas atau bawah horizontal elips tersebut.
Use case 1
3. Relationship
Relationship merupakan hubungan dari actor dan use case yang
digambarkan dalam bentuk garis. Arti dari hubungan ini bisa berbeda
tergantung dari bentuk garis dan tipe simbol yang dihubungkan. Berikut
beberapa tipe hubungan dalam use case diagram.
a. Associations
Hubungan antara use case dan aktor terjadi ketika use case
menjelaskan interaksi antara kedua simbol tersebut. Associations
digambarkan berupa garis solid yang menghubungkan use case
dengan aktor. Garis yang memiliki anak panah berarti aktor berperan
sebagai pelaku dari use case, sedangkan garis tanpa anak panah berarti
aktor berperan sebagai external database atau penerima use case
tersebut. Untuk lebih jelas gambarnya dapat dilihat seperti yang
ditunjukkan pada gambar 2.14 ini.
Gambar 2.14 Contoh Associations (Whitten & Bentley, 2007:248)
b. Extends
Use case dapat berisikan sebuah fungsi yang kompleks yang dapat
membuatnya susah dimengerti. Oleh karena itu, dengan tujuan untuk
mempermudah use case tersebut, dibuatlah extension use case yaitu
hubungan extends antara use case awal yang rumit dengan use case
baru yang mewakili fungsi tertentu use case awal. Sebagai contoh
dapat dilihat pada gambar 2.15 dibawah ini.
c. Uses/Includes
Use case dapat berisikan sebuah fungsi yang kompleks yang dapat
membuatnya susah dimengerti. Oleh karena itu, dengan tujuan
mempermudah use case tersebut, dibuatlah Uses/Includes dimana
pada kondisi ini sebuah use case adalah bagian dari use case lainnya.
Sebagai contoh dapat dilihat pada gambar 2.16 ini.
Gambar 2.16 Contoh Uses/Includes (Whitten & Bentley,
2007:249)
d. Depends On
Depends on menunjukan hubungan keterkaitan antara use case dimana
sebuah use case tidak dapat dijalankan jika use case yang lain belum
dijalankan.Sebagai contoh dapat dilihat pada gambar 2.17 dibawah
ini.
Menggambarkan aktivitas
Actions dalam sistem
menggambarkan jalannya
Flow aktivitas dalam activity
diagram.
Menggabungkan kembali
Merge proses yang sebelumnya
dipisahkan oleh Decision
Menggabungkan 2 kegiatan
Join atau lebih yang dilakukan
bersamaan menjadi satu
Gambar 2.23 Notasi Association dan Multiplicity (Whitten & Bentley, 2007:377)
b. Aggregation
Merupakan hubungan antar class yang jauh lebih kuat dari
association. Hubungan ini dapat diartikan bahwa suatu class
merupakan bagian dari class lain namum bersifat tidak wajib.
Hubungan ini digambarkan sebagai sebuah garis yang memiliki
bentuk diamond kosong di salah satu ujungnya.Sebagai contoh
dapat dilihat pada gambar 2.24 dibawah ini.
c. Composition
Hubungan ini merupakan yang paling kuat dibandingkan
association atau aggregation. Hubungan ini berarti suatu class
merupakan bagian wajib dari class lain. Hubungan ini digambarkan
dengan sebuah garis yang memiliki bentuk diamond utuh di salah
satu ujung garisnya.Sebagai contoh dapat dilihat pada gambar 2.25
ini.
Gambar 2.25 Notasi Composition (Whitten & Bentley, 2007:379)
d. Generalization
Generalization memungkinkan suatu class mewarisi attribute dan
operation yang dimiliki oleh base class. Attribute dan operation
yang dapat diwarisi adalah yang memiliki access modifier public,
protected, dan default. Hubungan ini digambarkan dengan garis
yang memiliki tanda panah tertutup kosong pada salah satu
ujungnya yang mengarah ke base class. Sebagai contoh dapat
dilihat pada gambar 2.26 ini.
Gambar 2.26 Notasi Generalization (Whitten & Bentley, 2007:376)
e. Dependency
Melambangkan suatu koneksi antar class yang disimbolkan dengan
garis putus-putus. Sebuah class bergantung pada class lain apabila
perubahan pada sebuah class akan membuat class lain ikut
berubah.
3. Multipilicity
Pada akhir sebuah relationship biasanya terdapat angka pada salah
satu ujung garis relationship yang melambangkan jumlah objek dari
class tersebut yang berasosiasi dengan class lain. Multiplicity
dilambangkan dengan angka sebagai berikut :
a. Angka “0..1” yang berarti ada 0 atau 1 objek pada akhir
association.
b. Angka “1..*” yang berarti ada 1 atau lebih objek.
c. Angka “0..*” atau biasa dituliskan “*” berarti ada 0 atau lebih
objek.
4. Sifat Attribute dan Method
Attribute dan method dalam class memiliki salah satu sifat berikut :
a. Private (-) : tidak dapat dipanggil di luar class yang bersangkutan
b. Protected (#) : hanya dapat dipanggil oleh class yang bersangkutan
dan anak-anak yang mewarisinya
c. Public (+) : dapat dipanggil oleh semua class lain
(Whitten & Bentley, 2007:373-380)
2.6.4 Sequence Diagram
Sequence diagram membangun logika dari use case yang tergambarkan
dari interaksi antar objek dalam suatu urutan waktu. Logika use case akan
terbentuk dengan menggambarkan interaksi pesan antar objek pada suatu
waktu .Berikut ini contoh Sequence diagram yang dijelaskan opada gambar
2.27.(Whitten & Bentley, 20007:659)
Menggambarkan instance
System dari sebuah class pada
class diagram
Menggambarkan
keberadaan sebuah objek
Lifelines
dalam suatu waktu atau
waktu dari sequence
Menggambarkan waktu
Activation Bars dimana user sedang aktif
berinteraksi dengan sistem
Menggambarkan pesan
Input Messages masuk yang dikirimkan
berupa behavior
Menggambarkan balasan
Output Messages dari pesan masuk yang
berupa attribute
Aktor lainnya atau sistem
Receiver Actor external yang menerima
pesan dari sistem
Menggambarkan area
pada sistem yang
mengalami perulangan
Frame
(loop), seleksi (alternate
fragments), atau kondisi
opsional (optional)
2.7 Flowchart Diagram
2.7.1 Pengertian Flowchart
Flowchart adalah diagram alir yang baik untuk menggambarkan proses
kerja karena dapat membantu mendefinisikan dokumen dan menganalisis
proses. Flowchart dapat memberikan garis besar ringkasan dan deskripsi
keseluruhan proses transaksi dalam suatu sistem. Tujuan dari flowchart
adalah untuk menyajikan yang jelas, ringkas dan deskripsi dari sistem atau
operasi, baik manual atau otomatis.
(Vallabhaneni, 2015 : 189-190)
Flowchart menjelaskan alur suatu algoritma dengan gambaran logis
berupa simbol-simbol. Simbol-simbol tersebut dihubungkan dengan garis-
garis dan biasanya flowchart dimulai dengan simbol start dan diakhiri dengan
simbol finish. Ada beberapa jenis flowchart, diantaranya adalah :
1. Bagan alir sistem (systems flowchart)
Bagan alir sistem dapat didefinisikan sebagai bagan yang menunjukan
alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan di dalam sistem secara
keseluruhan dan menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada di
dalam sistem.
2. Bagan alir program (program flowchart)
Bagan alir program ini dihasilkan dari bagan alir sistem yang merupakan
keterangan yang lebih rinci tentang bagaimana setiap langkah program
atau prosedur sesungguhnya dilaksanakan dalam urutan yang tepat saat
terjadi. Bagan alir program terdiri dari dua macam, yaitu bagan alir
logika program (program logic flowchart) dan bagan alir program
komputer terinci
(Kindersley, 2011 : 231-232)
2. Processing Symbols
Simbol ini menunjukkan jenis operasi pengolahan dalam suatu prosedur.
Simbol pada Processing Symbol akan ditunjukkan pada tabel 2.5 berikut
ini
Tabel 2.5 Processing Symbols
Nama Simbol Simbol Keterangan
3. Input/Output Symbols
Simbol ini menunjukkan jenis peralatan yang digunakan sebagai media
input atau output. Simbol pada Input/Output symbols akan ditunjukkan
pada tabel 2.6 berikut ini.
Tabel 2.6 Input/Output Symbols
Nama Simbol Simbol Keterangan
Start
Input value
of variables
Processing
Output
Values
Stop