Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL

USAHA PENGGEMUKAN KAMBING

Oleh :
M. Yudik Feriyanto

KEDIRI 2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Wirausaha merupakan salah satu usaha untuk mengatasi


meningkatnya jumlah pengangguran. Selain menguntungkan dari segi
ekonomi, sebagaian besar kegiatan wirausaha juga sangat membantu
usaha-usaha dalam memenuhi kebutuhan masyarakat banyak, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Salah satu usaha yang mudah
dikembangkan yaitu pemeliharaan penggemukan kambing karena banyak
orang yang membutuhkannya. Sebagai contoh diwilayah Kota Kediri dan
sekitarnya banyak penjual gule, kebutuhan aqiqoh, sate kambing, gule dan
sebagainya yang membutuhkan daging Kambing yang terus meningkat
setiap harinya. Untuk memenuhi kebutuhan ini banyak peternak Kambing
yang bersaing untuk menyuplai akan kebutuhan daging tersebut.

B. Banyak sekali calon pekerja yang berkeinginan untuk bekerja di


instansi pemerintahan atau swasta tetapi lapangan pekerjaan saat ini sangat
terbatas, hal ini menyebabkan jumlah pengangguran semakin banyak.
Dilihat dari segi ekonomi individual tentu saja masalah pengangguran itu
sangat merugikan karena manusia mempunyai kebutuhan yang tidak
terbatas. Oleh karena itu sebagai calon tenaga kerja, kita harus mampu
berpikir kreatif dan inovatif yang mampu membaca peluang serta pandai
memanfaatkan peluang tersebut sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
dan tidak terfokus..hanya..pada..satu..jenis..pekerjaan..saja.

Wirausaha merupakan salah satu usaha untuk mengatasi


meningkatnya jumlah pengangguran. Selain menguntungkan dari segi
ekonomi, sebagaian besar kegiatan wirausaha juga sangat membantu
usaha-usaha dalam memenuhi kebutuhan masyarakat banyak, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Salah satu usaha yang mudah
dikembangkan yaitu penggemukan kambing. Dalam rangka memanfaatkan
peluang ini, kami berusaha untuk memulai bisnis dengan penggemukan ini
dengan profosional

C. Tujuan
Kita ketahui bersama bahwa pembangunan sub sektor peternakan dalam
masa sekarang ini bertujuan untuk :
1. Mernpertahankan kelestarian sumber daya ternak dengan meningkatkan
populasi dan mutu genetic ternak.
2. Meningkatkan produksi hasil ternak untuk mengimbangi permintaan
dalam negeri. permintaan industri dan memanfaatkan potensi eksport
ternak dan hasil ternak dan memperkecil import ternak.
3. Meningkatkan kemampuan berproduksi para petani petani ternak agar
supaya pendapatannya meningkat.
4. Memperluas kesempatan kerja di pedesaan khususnya memberi
lapangan kerja bagi pemuda dan wanita tani.
5. Meningkatkan gizi masyarakat di daerah rawan gizi.
6. Turut serta memelihara dan meningkatkan daya guna sumber alam,
penghematan sumber energi, dan pemanfaatan tenaga kerja ternak,
pupuk kandang dan energi kotoran ternak.
Pada tahun-tahun terakhir jenis usaha yang di pandang dapat
memberikan keuntungan dan bernilai plus adalah ternak kambing .
Menyadari akan pentingnya pembinaan dan pelestarian sumber bibit
kambing dari Dinas Peternakan atau instansi terkait melalui panjang
tangan dari Pemerintah Daerah, membuat para petani ternak kambing
akan bergairah dalam menjalankan usahanya.

D. Kondisi Yang Ada


Disamping peluang pasar yang sangat besar sebagaimana tersebut
diatas, petaniternak juga mempertimbangkan beberapa faktor eksternal
sebagai berikut :
1. Kandang dibuat dekat dengan rumah karena mudah dalam
pengawasannya.
2. Tersedianya tenaga di pedesaan yang sudah berpengalaman.
3. Sarana dan prasarana pendukung sangat memadahi karena mudah listrik
atau penerangannya, airnya, transportasi dan lain sebagainya.

E. Kondisi Yang Diharapkan

Suatu usaha dibentuk dan didirikan mengandung suatu pengharapan


yang dicapai serta ditargetkan, karena berwiraswasta dengan investasi yang
tidak sedikit tentunya modal yang ditanamkan dalam target tertentu harus
kembali, dan secepatnya berkembang sehingga menguntungkan sesuai dengan
harapan petani ternak.
Namun demikian perlu diketahui kaitannya dengan ternak resiko yang
paling dominan adalah masyarakat. Tetapi semua itu dapat berjalan dengan
baik dan lancar apabila hubungan interaksi timbal balik antara masyarakat
dengan petani ternak saling diuntungkan kedua belah pihak serta saling
dibutuhkan dan membutuhkan. Sehingga segala sesuatu yang berkaitan
dengan usaha pasti akan bisa maju, dengan strategi khusus untuk menanggani
berbagai macam permasalahan yang ada. Selain itu dengan adannya
peternakan baru akan membuka lapangan kerja bagi warga daerah setempat
serta harus memberikan kompensasi kepada masyarakat baik fisik maupun
non fisik. Diharapkan kalau semuanya terpenuhi akan berjalan sangat lancar
dan berkembang sesuai dengan harapan yang ada.

BAB II

KAJIAN TEORITIS

Kambing sangat digemari oleh masyarakat untuk diternakkan karena


ukuran tubuhnya yang tidak terlalu besar, perawatannya mudah, cepat
berkembang biak, jumlah anak perkelahiran sering lebih dari satu ekor, jarak antar
kelahiran pendek dan pertumbuhan anaknya cepat. Selain itu, kambing memiliki
daya adaptasi yang tinggi terhadap kondisi agroekositem suatu tempat
(Sarwono,2007).

1. Potensi Ekonomi
Nilai ekonomi, sosial, dan budaya yang diberikan kambing sangat nyata
yaitu dapat menyumbangkan 14–25% dari total pandapatan keluarga
petani. Peranan kambing sebagai ternak potong dalam upacara agama atau
adat merupakan sumbangan terhadap ketahanan budaya bangsa dan status
sosial peternak. Potensi kambing untuk agribisnis belum banyak dilirik
orang karena belum memperhatikan peluang pasar. Sistem penjualan
ternak masih didasarkan atas kebutuhan uang tunai, sehingga pengelolaan
ternak yang dilakukan tidak menjamin kontinuitas pendapatan dan sulit
meramalkan ketersediaan ternak sebagai barang dagangan (Sarwono,
2007).
2. Peluang Pasar
Adapun istilah pemasaran adalah semua aktivitas yang berhubungan
dengan penyaluran barang atau jasa dari tempat produsen ke tempat
konsumen pada waktu yang tepat, sehingga terjadi pemilikan barang
tersebut. Pada umumnya kambing sangat mudah dipasarkan baik dalam
bentuk karkas maupun dalam bentuk hidup, sehingga dapat memberikan
peluang dan potensi pasar kambing di seluruh Indonesia bahkan juga
mempunyai peluang untuk di ekspor (anonimb , 2011).
Peluang pasar kambing, antara lain : (1) Pangsa pasar kambing terbuka
lebar (lokal, domestik, ekspor); (2) Cita rasa daging kambing sangat
spesifik; (3) Dengan potensi lahan pakan cukup memadai mempunyai
peluang untuk pengembangan populasi lebih besar. Sedangkan potensi
pasar kambing, antara lain : (1) Meningkatnya pertambahan penduduk,
maka permintaan daging semakin meningkat setiap tahun; (2)
Meningkatnya daya beli, sehingga kebutuhan daging meningkat; (3)
Terjadinya perubahan dalam pola konsumsi dan peningkatan dalam
kesadaran gizi masyarakat (Hartati, 2012).
Tingkat permintaan daging kambing tidak terlalu fluktuatif sepanjang
tahun. Namun, permintaan akan meningkat dengan cepat pada saat Hari
Raya Idul Adha. Pada hari raya tersebut, permintaan daging akan
meningkat dan harga pun akan naik. Pada Hari Raya Idul Adha, kambing
yang dijual hidup harus sehat dan tidak cacat. Pasar potensial lain yaitu
pedagang sate, gulai, tongseng dan sup kambing (Anonimb , 2011).

BAB III
METODOLOGI

A. Tempat dan Waktu

1. Tempat
Lokasi tempat usaha ini cukup pada halaman belakang rumah dengan
lahan yang tidak begitu luas, dan jauh dari rumah warga.
2. Waktu
Pelaksanaan pemeliharaan Ayam Kampung Super ini akan dilaksakan
pada awal bulan Agustus.

B. Ketersediaan SDM

Pemeliharaan ini akan langsung dikelolah oleh seseorang yang sudah


berpengalaman dan professional.

C. Pelaksanaan Usaha.

1. Alokasi Anggaran Biaya

Permohonan bantuan dana yang diharapkan untuk pengembangan


+
usaha tersebut adalah Rp.94.600.000,- (Sembilan Puluh Empat Juta

Enam Ratus Ribu Rupiah). Untuk populasi 100 ekor. Adapun


perinciannya adalah sebagai berikut : (Lampiran 1).
2. Analisa Usaha
(Lampiran 2).
3. Biodata Pengembang
(Lampiran 4)
D. Panduan Pemeliharaan
(Lampiran 5)

E. Antisipasi Masalah
Peluang akan beternak kambing ini memang menggiurkan, akan
tetapi didalam berusaha, kita harus tetap mengantisipasi persoalan-
persoalan yang muncul dalam pemeliharaan dan pemasaran. Melihat
persaingan yang terus meningkat didalam pemasaran, maka untuk
mengantisipasi persoalan yang akan timbul, perlu adanya peningkatan
pemeliharaan untuk menghasilkan daging yang segar dan sehat serta siap
untuk dipasarkan, disamping itu juga faktor kesehatan akan sangat
diperhitungkan mengingat penyakit virus dan bakteri sangat rentang dalam
menyerang kambing, untuk itu biosecuritas akan dimaksimalkan.

BAB IV
PENUTUP

Demikian pengajuan proposal ini kami buat, harapan besar


pengajuan ini dapat diterima dan disetujui, akhirnya terimkasih kami
sampaikan, Wassalamualaikum, Wr. Wb.

Daftar Pustaka

Sarwono, 2007 “Tinjauan Pustaka” PDF, didowload pada tanggal 05 April


2019 pada laman :http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/43
183/Chapter %20II.pdf? sequence=3&isAllowed=y. Kediri

Kediri, 05 April 2019

M. Yudik Feiryanto
Lampiran 1.

Kebutuhan Dana Investasi Penggemukan Kambing

No Pembiayaan Volume Harga Satuan Jumlah


1 Biaya Tetap/Investasi
a. Kandang Besar 1 Rp 15,000,000 Rp 15,000,000
b. Kandang Kecil 20 Rp 500,000 Rp 10,000,000
c. Tempat Pakan 10 Rp 50,000 Rp 500,000
d. Tempat Minum 20 Rp 20,000 Rp 400,000
e. Penerangan 5 Rp 20,000 Rp 100,000
Total Rp 26.000.000
2 Biaya Investasi Bahan
a. Bakalan 4-5 bulan 100 Ekor Rp 500,000 Rp 50,000,000
b. Pakan Sentrat x 100 hari 0,3 kg Rp 2,000 Rp 6,000,000
c. Pakan Hijauan x 100 hari 3 kg Rp. 100 Rp. 3,000,000
d. Obat dan Probiotik 80 Botol Rp. 45,000 Rp. 3,600,000
e. Tenaga Kerja x 3 bulan 2 Orang Rp. 1,000,000 Rp. 6,000,000
Total Rp 68,600,000
Total Investasi Rp 94,600,000

Catatan :

1. Kandang Besar adalah kandang yang dimaksud adalah kandang yang


berukuran besar yang digunakan untuk menampung kandang – kandang
kecil, pakan, peralatan obat obatan, peralatan makan dan minum, serta
yang lainnya. Untuk ukurannya kurang lebih 15x12 meter dengan
pencahayaan yang cukup, dan sirkulasi udaara yang baik. Sangat
dianjurkan untuk menggunakan atap yang sejuk.
2. Kandang kecil adalah kandang yang memiliki ukuran kecil yang mampu
menampung kambing sebanyak 10 ekor/petak, ukurannya kurang lebih
5x2 meter. Tujuannya dipisah pisah yaitu agar kambing tidak terlalu
berdesakan saat makan, dan juga memudahkan untuk proses
seleksi(Greading).
Lampiran 2

Analisa Usaha Penggemukan Kambing

No Pembiayaan Volume Harga Satuan Jumlah


1 Biaya Tetap/Investasi
a. Kandang Besar 1 Rp 15,000,000 Rp 15,000,000
b. Kandang Kecil 20 Rp 500,000 Rp 10,000,000
c. Tempat Pakan 10 Rp 50,000 Rp 500,000
d. Tempat Minum 20 Rp 20,000 Rp 400,000
e. Penerangan 5 Rp 20,000 Rp 100,000
Total Rp 26,000,000
2 Biaya Investasi Bahan
a. Bakalan 4 – 5 Bulan 100 Ekor Rp 500,000 Rp 50,000,000
b. Pakan Sentrat x 100 hari 0,3 kg Rp 2,000 Rp 6,000,000
c. Pakan Hijauan x 100 hari 3 kg Rp. 100 Rp. 3,000,000
d. Obat dan Probiotik 60 Botol Rp. 45,000 Rp. 3,600,000
e. Tenaga Kerja x 3 bulan 2 orang Rp. 1,000,000 Rp. 6,000,000
Total Rp 68,600,000
Total Investasi Rp 94,600,000

No Pembiayaan Volume Harga Satuan Jumlah


1 Biaya Oprasional dan variabel
a. Bakalan 4 – 5 bulan 100 ekor Rp 500,000 Rp 50,000,000
b. Pakan Sentrat x 100 hari 0,3 kg Rp 2,000 Rp 6,000,000
c. Pakan Hijauan x 100 hari 3 kg Rp. 100 Rp. 3,000,000
d. Obat dan Probiotik 80 botol Rp. 45,000 Rp. 3,600,000
e. Tenaga Kerja x 3 bulan 2 orang Rp. 1,000,000 Rp. 6,000,000
f. Listri dan lainnya 3 bulan Rp 100,000 Rp 300,000
Total Biaya Oprasional Rp 68,900,000

2 Panen Produksi
a. Kambing bobot 25 kg 90 Ekor Rp 65,000 Rp 146,250,000

3 Keuntungan = Hasil Panen - Biaya Oprasional Rp 77,350,000


Ket : Angka Kematian diambil dari persentase cukup tinggi, dan Harga diambil
dari harga minimum, artinya kalau angka kematian kecil dan harga normal,
keuntungan bisa lebih besar. (1 periode = 3 bulan)

Anda mungkin juga menyukai