PENDAHULUAN
Pada era seperti ini persaingan yang terjadi di bidang bisnis semakin hari
semakin ketat. Seperti yang biasa kita lihat di Indonesia, banyak sekali perusahaan
yang akhirnya tidak sanggup lagi untuk bertahan hidup, sehingga akhirnya tidak
dapat berjalan sesuai yang diharapkan. Untuk dapat berkompetisi ditengah era
Maka dengan begitu sangat diperlukan suatu kebersamaan dari anggotanya, yaitu
pihak internal didalam perusahaannya. Apabila iklim kerja yang ada bersifat
kondusif, sudah tentu kinerja perusahaan akan baik pula. Pada dasarnya, kinerja
mencapai suatu tujuan tertentu. Dan untuk mencapai tujuannya itu, diperlukan
suatu sistem komunikasi yang baik. Untuk mencapai semua hal tersebut,
diperlukan suatu komunikasi internal yang efektif. Komunikasi internal yang baik
perusahaan.
1
ini, dapat menimbulkan terjadinya hubungan kerja yang kurang baik, dan apabila
hal ini dibiarkan akan menimbulkan implikasi yang kurang baik terhadap gairah
kerja, motivasi kerja, konsentrasi kerja, dan pada akhirnya akan membawa
hubungan kerja yang harmonis antar anggota internal perusahaan sebagai salah
satu syarat kerja produktif. Upaya sedikit terhambat, karena banyak faktor yang
teknologi, sarana, manajemen dan masih banyak yang lainnya. Beberapa faktor
mensejajarkan posisi antar individu yang tidak didasari oleh tingkatan posisi
tersebut, sebagai sebuah komponen yang penting adalah PT. Hindo H&M
Indonesia.
Karyawan oleh Siswandi (2013), Skripsi jurusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
tulis adalah, permasalahan yang berbeda dan juga tempat serta target penelitian.
Begitu juga dengan tujuan dari penelitian, yaitu ingin mengetahui apakah ada
2
H&M Indonesia Jakarta. Penggalian dari wacana penelitian terdahulu dilakukan
Umumnya kajian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti dari kalangan akademis dan
terdahulu antara lain: Rizal (2003), Loanda (2009). Rizal (2003) melakukan
dengan metode sensus yang didukung dengan studi kasus dengan model analisis
adalah 2 (dua) yaitu komunikasi dan motivasi sedangkan dalam penelitian ini
dan begitu juga bahwa motivasi kerja berpengaruh positif terhadap prestasi kerja
perbedaannya adalah variabel bebas yang diteliti adalah 1 (satu) yaitu komunikasi
internal. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara komunikasi organisasi dan kinerja karyawan PT. Asuransi Jasa
3
Indonesia (Asuransi Jasindo) kantor Cabang Supratman Bandung, jika komunikasi
organisasi baik maka kinerja karyawan PT. Asuransi Jasa Indonesia (Asuransi
terhadap kinerja karyawan pada PT. Hindo H&M Indonesia maka penelitian ini
Penelitian yang akan dibahas adalah mengenai karyawan PT. Hindo H&M
internal PT. Hindo H&M Indonesia tanpa ada pihak eksternal yang menjalankan
operasional perusahaan. Semua lini yang ada di PT. Hindo H&M Indonesia
dituntut untuk bekerja sama dalam mencapai kinerja yang lebih baik. Namun,
yang telah diraihnya. Masih terjadinya miss komunikasi, ketidak disiplinan dan
juga kurang dekatnya anggota divisi satu dengan divisi lainnya. Komitmen
jawab yang lebih guna meraih keberhasilan organisasi. Setiap anggota seharusnya
dapat terlibat secara aktif dan bekerjasama dalam berbagai pembuatan keputusan,
baik dengan pimpinan ataupun dengan sesama rekan kerja. Melalui kesamaan
4
tujuan dan nilai organisasi dengan tujuan anggota tentu akan tercipta komitmen
organisasi merupakan salah satu fokus yang menarik untuk dibahas dalam industri
komunikasi dan organisasi, hal ini disebabkan oleh banyaknya gejala kinerja
karyawan yang negatif yang muncul pada organisasi terutama dalam hubungan
internalnya, seperti misalnya miss komunikasi, suasana kerja yang hambar, bolos
perusahaan.
Kegunaan penelitian dapat dibagi atas dua bagian yaitu kegunaan teoritis
1. Manfaat Akademis
5
umumnya terutama yang berkaitan dengan masalah kegiatan komunikasi
(obyek penelitian).
2. Manfaat Praktis
sebagai bahan pertimbangan dan data lebih lanjut bagi manajemen PT.
BAB I : Pendahuluan
sistematika penulisan.
6
Menjelaskan tentang terori-teori yang akan digunakan di dalam
BAB II
LANDASAN TEORI
7
2.1. Komunikasi
dari kata komunis yang berarti sama. Sama dalam artian, sama makna
dalam sebuah proses komunikasi merupakan faktor penting, karena bila hal ini
komunikasi bisa dilihat sejauh mana komunikan mengerti terhadap isi pesan yang
8
1. Komunikator, yakni orang yang mengirimkan atau menyampaikan
pesan (message).
unsur komunikasi tersebut merupakan kesatuan yang utuh, apabila salah satu
unsur tidak ada, maka komunikasi tidak akan terjadi, dengan kata lain masing-
komunikan.
mengetahui fungsi komunikasi tersebut maka proses komunikasi akan terjadi dan
9
2.2. Komunikasi Organisasi
disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi dengan kepentingan
secara individual.
adalah:
10
messages within a network of independent relationship to cope with
1. Komunikasi ke bawah (downward communication), yakni komunikasi
dari pihak manajemen atau pimpinan perusahaan kepada para pegawai
dikerjakan, bagaimana metode kerjanya, dan sebagainya. Komunikasi
petunjuk, teguran, pujian, dan pedoman tata kerja.
mengupayakan konsolidasi demi kelancaran tugas. Wujud komunikasi
11
sejajar dapat berupa konsultasi pekerjaan, tukar menukar informasi,
kerjasama lintas unit kerja.
3. Komunikas ke atas (upward communication), yakni komunikasi dari
karyawan pada tingkat yang lebih rendah. Komunikasi ke atas dapat
berupa laporan, penyampaian aspirasi bawahan, usulan, kritikan, dan
keluhan.
proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan
yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak
tersebut. Hal ini berarti, proses inti yang sebenernya dalam organisasi adalah
12
2.3. Komunikasi Internal
diantara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan atau jawatan
gagasan secara horizontal dan vertical di dalam perusahaan atau jawatan yang
p:122)
internal merupakan proses pertukaran gagasan antara para anggota yang terjadi di
13
komunikasi vertikal yang terbagi atas komunikasi dari atas ke bawah (downward
(downwardcommunication).
Instruksi (Perintah)
Briefing (pengarahan)
14
mengundang par karyawan atau tokoh-tokoh karyawan untuk
Pemberian
Melakukan penilaian
pimpinan.
Penanaman ideologi
15
Pemberian penghargaan
Melakukan teguran
organisasi.
16
manajemen organisasi meminta informasi dari bawahan atau pada saat
A. Komunikasi Vertikal
17
menengah kemudian ke manajemen yang lebih rendah dan akhirnya
perusahaan.
18
menjelaskan mengenai mengapa tugas yang diberikan perlu
pekerjaannya.
19
pegawai dengan lebih cepat. Kegiatan komunikasi dari bawah ke
perusahaan.
20
B. Komunikasi horizontal atau komunikasi ke samping (Horizontal
or Lateral Communication)
perusahaan.
perusahaan
21
d. Keterbukaan dan kepercayaan kepada rekan kerja dalam
a. Memberikan masukan
22
b. Melakukan Koordinasi tugas atau pekerjaan
23
2.3.1 Tujuan Komunikasi Internal
internal dalam lembaga atau organisasi bertujuan untuk mengusahakan agar para
2002 p:80) Selain itu, untuk meningkatkan sense of belonging dan motivasi kerja
sesama karyawan.
Ruslan (2004, p:256) mengatakan bahwa tujuan dari komunikasi internal
adalah:
dipergunakan dalam suatu organisasi/perusahaan
antara manajemen perusahaan dengan karyawannya.
3. Sebagai sarana saluran atau alat komunikasi dalam upaya menjelaskan
organisasi.
saran dan informasi serta laporan kepada pihak manajemen perusahaan
(pimpinan).
24
2.3.2 Fungsi Komunikasi Internal
kondisi tersebut yang nantinya akan memberikan motivasi pada setiap individu
terhadap karyawannya.
karyawannya.
internal merupakan suatu kebutuhan yang paling utama bagi perusahaan. Karena
komunikasi ini dapat meningkatkan sifat saling pengertian antara pimpinan dan
karyawannya, selain itu dapat pula meningkatkan koordinasi dan berbagai macam
kegiatan atau tugas yang berbeda. Apabila karyawan tidak memahami dengan baik
25
apa yang diinformasikan oleh pimpinan, maka mereka tidak akan mengerti apa
2.4. Kinerja
berarti prestasi kerja, pelaskanaan kerja, pencapaian kerja atau hasil kerja atau
dan Russel yang dikutip oleh Agus Suwarno, memberi batasan ‘Performance’
Activity During A Specified Time Periode” (catatan outcome yang dihasilkan dari
fungsi suatu pekerjaan tertentu atau kegiatan selama periode waktu tertentu).”
sebagai hasil interaksi yang terjadi antara persepsi dan motivasi seseorang yang
dapat dilihat dari perilaku manusia.” Jadi kinerja merupakan hasil atau output dari
suatu proses. Jika output tersebut berasal dan atau sebagai hasil kerja karyawan.
yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu
mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar hak
bahwa kinerja mengandung makna hasil kerja seseorang atau sekelompok orang
26
dalam menangani tugasnya baik itu tugas fungsional maupun perilaku yang
menghasilkan kinerja yang berbeda pula. Individual variabel adalah variabel yang
dengan situational variabel adalah variabel yang bersumber dari situasi pekerjaan
organisasi, hubungan dengan rekan kerja sekerja dan sistem pemberian imbalan.
Standar kinerja merupakan tolak ukur dari suatu perbandingan antara apa
yang telah dilakukan dengan apa yang diharapkan atau ditargetkan sesuai dengan
pekerjaan atau jabatan yang telah dipercayakan kepada seseorang. Standar kinerja
dapat pula dijadikan bagi pertanggung jawaban terhadap apa yang telah
dilakukan.
jenis pekerjaan, organisasi atau profesi. Standar kinerja merunjuk pada tujuan
karyawan akan berbeda dengan standar kerja guru, seniman atau pekerja lainnya.
27
standar-standar yang telah ditetapkan; ini menyangkut jenis formulir
yang telah ditetapkan. Ketiga, umpan balik, yaitu kinerja dan kemajuan
terhadap para pegawai yang dapat memberikan umpan balik, sehingga organisasi
mencapai tujuan yang ditetapkan harus melalui sasaran dalam bentuk organisasi
yang digerakkan oleh sekelompok orang yang berperan aktif sebagai perilaku
perusahaan hanya dimungkinkan karena upaya para pelaku yang terdapat pada
perusahaan tersebut. Dalam hal ini terdapat hubungan yang erat antara kinerja
karyawan baik, maka kemungkinan besar kinerja perusahaan juga baik. Kinerja
seorang karyawan akan baik mempunyai harapan masa depan yang lebih baik.
merupakan kualitas dan kuantitas dari sebuah hasil kerja individu maupun kelompok
dalam suatu aktivitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan alami yag diperoleh
digunakan dua kinerja utama, yakni bahwa faktor tersebut harus relevan dengan
28
pelaksanaan tugas-tugas jabatan serta dapat diukur. Selain kinerja tersebut,
Richard Williams yang dikutip oleh Jiwo Wungu & Hartanto Brotoharsojo, juga
menunjuk Perfomance atau perstasi kerja sebagai suatu yang dihasilkan oleh tiga
hal, yaitu :
baik, maka akan berdampak pada kinerja perusahaan yang baik pula. Adapun
penggunaan wewenang.
orang lain.
29
6. Kepemimpinan, meliputi : koordinasi, komunikasi, penentuan
Kepemimpinan. Apabila salah satu diatas tersebut tidak dilakukan maka kinerja
2.4.1 Pengukuran Kinerja
Ada perbedaan yang berbeda yang diharapkan dari setiap organisasi dalam
menentukan aspek atau unsur dalam menilai kinerja. Hal tersebut disebabkan karena
adanya perbedaan yang diharapkan dari masingmasing organisasi.
Blumbergh dan Pringle (2003) mengajukan sebuah model untuk memprediksi
kinerja pegawai. Model tersebut melibatkan variable individual dan lingkungan yang
saling berinteraksi dan terdiri atas tiga komponen, yaitu : kesempatan, kapasitas, dan
kemauan untuk berprestasi.
Kinerja dapat juga digunakan untuk mengukur hasil organisasi, alat, ataupun
hasil yang diperoleh oleh karyawan, tetapi dalam penelitian ini hanya melihat pada
kinerja yang diperoleh oleh karyawan dan sekelompok karyawan. Kinerja karyawan
30
dapat terbentuk dari hasil kegiatan dari sejumlah faktor yang ada, baik faktor
eksternal, faktor internal karyawan, dan faktor internal yang ada dalam organisasi.
berjanji agar menyelesaikan tugasnya dalam mencapai tujuan bersama yang sudah
mengumpulkan data kinerja kepada pimpinan, juga mempersiapkan kinerja yang rutin
dikerjakan sebelum diadakannya evaluasi kinerja.
Penelitian mengenai pengaruh dari variabel komunikasi internal terhadap
(Sutrisno, 2011:96) yang mengatakan bahwa komunikasi yang efektif di dalam
suatu organisasi akan mendorong motivasi dan timbulnya prestasi kerja (kinerja).
Hal ini juga didukung oleh penelitian dari Masithoh (2008), dalam penelitiannya
signifikan terhadap kinerja karyawan.
penting bagi pencapaian kinerja dalam pencapaian tujuan setiap perusahaan. Hal
31
tersebut juga memberikan pengaruh sekaligus hal penting untuk karyawan agar
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran
32
BAB III
METODE PENELITIAN
33
adalah metode riset dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen
pengumpulan datanya. Tujuannya untuk memperoleh informasi tentang
sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi tertentu.
Selain itu, penulis ini juga menggunakan penelitian yang bersifat
asosiatif karena penulis ingin menghubungkan atau mencari sebab akibat antara
dua variabel yaitu kegiatan komunikasi internal yang menjadi variabel
independen (X) pengaruh kinerja karyawan sebagai variabel dependen (Y).
Oleh karenanya, penelitian ini bersifat asosiatif dengan maksud untuk
menjelaskan pengaruh (korelasi) antar variabel. (Kriyantono, 2006, p:90).
1. Komunikasi Internal
Komunikasi internal adalah komunikasi yang terjadi di dalam
perusahaan, dalam penelitian ini adalah PT. Hindo H&M Indonesia.
Dalam penelitian ini, komunikasi internal menjadi variabel
independent, dimana terdapat beberapa faktor yang menjadi
indikator dalam variabel ini, yaitu :
a. Komunikasi dari atas kebawah (Downward Communication)
Aliran komunikasi dari atas ke bawah adalah komunikasi yang
dilakukan dari atasan di dalam PT. Hindo H&M Indonesia
kepada karyawan nya. Kegiatan komunikasi dari atas kebawah
(Downward Communication) adalah sebagai berikut :
Pimpinan selalu aktif melakukan pemberian pengajaran tugas
baru atau menyebarluaskan kepada para karyawannya
bagaimana melakukan tugasnya masing-masing
Pimpinan selalu melakukan pertemuan yang dilakukan
pimpinan dengan para karyawannya pada setiap departemen
34
dengan memberikan penjelasan, pengarahan serta penerangan
secara ringkas yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas
sesuai tujuan organisasi.
Pimpinan selalu memberikan penjelasan dan penyampaian
cara kerja secara detail dan akan menjelaskan mengenai
mengapa tugas yang diberikan perlu untuk dilaksanakan
Pimpinan selalu menunjukkan tanggung jawab kepada
karyawannya dalam berbagai hal yang berkaitan dengan
pemberian instruksi pekerjaan.
b. Komunikasi dari bawah keatas (Upward Communication) Aliran
komunikasi dari bawah ke atas adalah kebalikan dari downward
communication, dimulai dari wewenang yang lebih rendah ke
hirarki wewenang yang lebih tinggi. Kegiatan komunikasi dari
bawah ke atas (upward communication) adalah sebagai berikut :
Karyawan memiliki kesempatan untuk meminta bantuan
kepada pimpinan dalam memutuskan sesuatu, ketika
menghadapi permasalahan dalam pekerjaannya
Karyawan memiliki kesempatan mengajukan saran-saran
yang akan menjadi pertimbangan pimpinan untuk tegas
kepada karyawannya terhadap peraturan-peraturan yang
berlaku di perusahaan.
Karyawan memiliki kesempatan untuk memberikan laporan
presentasi dalam bentuk lisan maupun tertulis yang
disampaikan kepada pimpinan dengan tujuan agar kegiatan di
dalam perusahaan tetap berjalan lancar.
2. Komunikasi horizontal atau komunikasi ke samping
Merupakan komunikasi ke samping, atau komunikasi antar
pegawai di PT. Hindo H&M Indonesia yang memiliki
kedudukan setingkat/sama. Kegiatan komuniasi ini dapat
berupa :
Aktivitas rapat yang dilaksanakan khusus para karyawan pada
setiap departemen dalam setiap minggunya agar adanya
kerjasama yang baik antar karyawan demi tujuan perusahaan
35
Karyawan mampu memberikan dukungan kepada sesama
karyawan agar tercipta hubungan yang harmonis untuk
mencapai suatu tujuan.
Karyawan mampu melakukaukan kerja sama yang baik antar
sesama karyawan dengan saling bertukar pikiran dan berbagi
informasi untuk memecahkan suatu permasalahan
Permasalahan pekerjaan di perusahaan akan mudah
diselasaikan apabila ada suatu keterbukaan dan kepercayaan
antara Karyawan dengan karyawan lainnya.
3. Komunikasi Diagonal/Silang
Aliran komunikasi diagonal atau silang yang melibatkan antara dua
kedudukan yang berbeda dan tidak mempunyai wewenang langsung
dalam melakukan kegiatan komunikasi. Kegiatan komunikasi diagonal
atau silang (Cros-Channel Communications) ini dapat berupa :
Setiap karyawan memiliki peluang untuk pemberian masukan atau
nasihat kepada manager mengenai pekerjaan karyawan dan
keluhan-keluhan terhadap masalah di semua bagian divisi
perusahaan.
Setiap karyawan dapat berkoordinasi dengan manager pada divisi
lain yang bertujuan untuk kepentingan perusahaan dan memohon
bantuan dari karyawan kepada manager ataupun sebaliknya.
Setiap karyawan memiliki peluang untuk mengenal karyawan yang
tingkatnya sama, lebih tinggi ataupun lebih rendah untuk
meningkatkan hubungan interpersonal agar memberi kemudahan
jika mengalami permasalahan pekerjaan.
4. Kinerja
Kinerja yaitu hasil kerja yang dapat dicapai oleh karyawan kepada
perusahaan dalam hal ini PT. Hindo H&M Indonesia, sesuai dengan
tanggung jawab masing-masing dalam rangka usaha mencapai tujuan
organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar hak dan
sesuai moral maupun etika. Oleh karenanya kinerja mengandung
makna hasil kerja seseorang atau sekelompok orang dalam
menangani tugasnya baik itu tugas fungsional maupun perilaku yang
36
dilakukan selama periode tertentu, yang dilihat dari dimensi Prestasi
Kerja, Tanggung Jawab terhadap pekerjaan, Ketaatan, Kejujuran,
Kerjasama, Kepemimpinan.
a. Prestasi Kerja
Karyawan memiliki kemampuan untuk menunjukkan kecakapan
dalam menjalankan aktivitas kerja sehari-hari
Karyawan mampu menunjukkan keterampilan yang sesuai dengan
bidang yang dikuasainya untuk menunjang aktivitas kerja sehari-
hari
Karyawan mampu menunjukkan kesungguhan dalam bekerja
sehari-hari
Karyawan memiliki kemampuan untuk menunjukkan hasil kerja
yang berkualitas kepada pimpinan dan rekan kerja
b. Tanggung Jawab terhadap pekerjaan
Karyawan memiliki kemampuan untuk menunjukkan pelaksanaan
tugas secara optimal sesuai instruksi pimpinan
Karyawan memiliki kemampuan untuk menunjukkan dedikasi
terhadap pekerjaan dan lingkungan divisi kerja.
Karyawan memiliki kemampuan untuk menunjukkan keberanian
mengambil resiko dalam menjalankan tugas kerja yang
diinstruksikan oleh pimpinan
c. Ketaatan
Karyawan memiliki kemampuan untuk menunjukkan disiplin kerja
untuk selalu berada pada tempat kerja sesuai dengan jam
operasionalisi kerja
Karyawan memiliki kemampuan untuk menunjukkan sopan santun
untuk menjaga interaksi dengan pimpinan dan rerkan kerja serta
publik eksternal
Karyawan memiliki kemampuan untuk mentaati peraturan masuk
dan pulang kerja yang sesuai dengan ketentuan jam kerja
d. Kejujuran
Karyawan memiliki kemampuan untuk menunjukkan keikhlasaan
dalam menjalankan tugas dari pimpinan atau rekan kerja.
37
Karyawan memiliki kemampuan untuk menunjukkan kejujuran
untuk penggunaan wewenang sesuai tingkatan jabatan tanpa
menyalahi aturan
e. Kerjasama
Karyawan memiliki kemampuan untuk melakukan penyesuaian
pendapat degan pimpinan dan rekan kerja
Karyawan memiliki kemampuan untuk menunjukkan sikap dalam
menghargai pendapat orang lain
f. Kepemimpinan
Karyawan memiliki kemampuan untuk berkoordinasi dengan
seluruh staff di satu divisi atau divisi lainnya
Karyawan memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan
seluruh staff pada berbagai tingkatan jabatan.
Karyawan memiliki kemampuan untuk menentukan prioritas dalam
setiap aktivitas kerja sehari-hari.
Karyawan memiliki kemampuan untuk pengambilan keputusan
yang tepat pada setiap aktivitas kerja.
Variabel Bebas (X)
Komunikasi Internal
Dimensi Indikator Skala
38
Komunikasi Komunikasi dari atas kebawah Inteval
Vertikal (Downward Communication) (Likert)
Pimpinan selalu aktif
melakukan pemberian Sangat Setuju = 5
pengajaran tugas baru atau Setuju = 4
menyebarluaskan kepada para Ragu-Ragu = 3
karyawannya bagaimana Tidak Setuju = 2
melakukan tugasnya masing- Sangat Tidak Setuju = 1
masing
Pimpinan selalu melakukan
pertemuan yang dilakukan
pimpinan dengan para
karyawannya pada setiap
departemen dengan
memberikan penjelasan,
pengarahan serta penerangan
secara ringkas yang berkaitan
dengan pelaksanaan tugas
sesuai tujuan organisasi.
Pimpinan selalu memberikan
penjelasan dan penyampaian
cara kerja secara detail dan
akan menjelaskan mengenai
mengapa tugas yang
diberikan perlu untuk
dilaksanakan
Pimpinan selalu
menunjukkan tanggung jawab
kepada karyawannya dalam
berbagai hal yang berkaitan
dengan pemberian instruksi
pekerjaan
39
Komunikasi dari bawah keatas
(Upward Communication)
Karyawan memiliki
kesempatan untuk meminta
bantuan kepada pimpinan
dalam memutuskan sesuatu,
ketika menghadapi
permasalahan dalam
pekerjaannya
Karyawan memiliki
kesempatan mengajukan
saran-saran yang akan
menjadi pertimbangan
pimpinan untuk tegas kepada
karyawannya terhadap
peraturan-peraturan yang
berlaku di perusahaan.
Karyawan memiliki
kesempatan untuk
memberikan laporan
presentasi dalam bentuk lisan
maupun tertulis yang
disampaikan kepada
pimpinan dengan tujuan agar
kegiatan di dalam perusahaan
tetap berjalan lancar.
40
Komunikasi Aktivitas rapat yang
horizontal dilaksanakan khusus para
karyawan pada setiap
departemen dalam setiap
minggunya agar adanya
kerjasama yang baik antar
karyawan demi tujuan
perusahaan
Karyawan mampu
memberikan dukungan
kepada sesama karyawan agar
tercipta hubungan yang
harmonis untuk mencapai
suatu tujuan.
Karyawan mampu
melakukaukan kerja sama
yang baik antar sesama
karyawan dengan saling
bertukar pikiran dan berbagi
informasi untuk memecahkan
suatu permasalahan
Permasalahan pekerjaan di
perusahaan akan mudah
diselasaikan apabila ada suatu
keterbukaan dan kepercayaan
antara Karyawan dengan
karyawan lainnya.
41
Komunikasi Setiap karyawan memiliki
Diagonal peluang untuk pemberian
masukan atau nasihat kepada
manager mengenai pekerjaan
karyawan dan keluhan-
keluhan terhadap masalah di
semua bagian divisi
perusahaan.
Setiap karyawan dapat
berkoordinasi dengan
manager pada divisi lain yang
bertujuan untuk kepentingan
perusahaan dan memohon
bantuan dari karyawan
kepada manager ataupun
sebaliknya.
Setiap karyawan memiliki
peluang untuk mengenal
karyawan yang tingkatnya
sama, lebih tinggi ataupun
lebih rendah untuk
meningkatkan hubungan
interpersonal agar memberi
kemudahan jika mengalami
permasalahan pekerjaan
42
Prestasi Kerja Karyawan memiliki Inteval
kemampuan untuk (Likert)
menunjukkan kecakapan dalam Sangat Setuju = 5
menjalankan aktivitas kerja Setuju = 4
sehari-hari Ragu-Ragu = 3
Karyawan mampu Tidak Setuju = 2
menunjukkan keterampilan Sangat Tidak Setuju = 1
yang sesuai dengan bidang
yang dikuasainya untuk
menunjang aktivitas kerja
sehari-hari
Karyawan mampu
menunjukkan kesungguhan
dalam bekerja sehari-hari.
Karyawan memiliki
kemampuan untuk
menunjukkan hasil kerja yang
berkualitas kepada pimpinan
dan rekan kerja
43
Tanggung jawab Karyawan memiliki
terhadap pekerjaan kemampuan untuk
menunjukkan pelaksanaan
tugas secara optimal sesuai
instruksi pimpinan
Karyawan memiliki
kemampuan untuk
menunjukkan dedikasi terhadap
pekerjaan dan lingkungan divisi
kerja.
Karyawan memiliki
kemampuan untuk
menunjukkan keberanian
mengambil resiko dalam
menjalankan tugas kerja yang
diinstruksikan oleh pimpinan
Ketaatan Karyawan memiliki
kemampuan untuk
menunjukkan disiplin kerja
untuk selalu berada pada
tempat kerja sesuai dengan jam
operasionalisi kerja
Karyawan memiliki
kemampuan untuk
menunjukkan sopan santun
untuk menjaga interaksi dengan
pimpinan dan rerkan kerja serta
publik eksternal
Karyawan memiliki
kemampuan untuk mentaati
peraturan masuk dan pulang
kerja yang sesuai dengan
ketentuan jam kerja
44
Kejujuran Karyawan memiliki
kemampuan untuk
menunjukkan keikhlasaan
dalam menjalankan tugas dari
pimpinan atau rekan kerja.
Karyawan memiliki
kemampuan untuk
menunjukkan kejujuran untuk
penggunaan wewenang sesuai
tingkatan jabatan tanpa
menyalahi aturan
Kerjasama Karyawan memiliki
kemampuan untuk melakukan
penyesuaian pendapat degan
pimpinan dan rekan kerja
Karyawan memiliki
kemampuan untuk
menunjukkan sikap dalam
menghargai pendapat orang
lain
45
Kepemimpinan Karyawan memiliki
kemampuan untuk
berkoordinasi dengan seluruh
staff di satu divisi atau divisi
lainnya
Karyawan memiliki
kemampuan untuk
berkomunikasi dengan seluruh
staff pada berbagai tingkatan
jabatan.
Karyawan memiliki
kemampuan untuk menentukan
prioritas dalam setiap aktivitas
kerja sehari-hari.
Karyawan memiliki
kemampuan untuk pengambilan
keputusan yang tepat pada
setiap aktivitas kerja
3.3. Populasi
Menurut Hamidi (2007, p:126):
46
Berdasarkan pengertian di atas, maka populasi dalam penelitian ini
melibatkan seluruh karyawan PT. Hindo H&M Indonesia. Sesuai dengan data
yang didapat dari HRD PT. Hindo H&M Indonesia, saudara Annisa
Norumadhany. Menerangkan bahwa jumlah keseluruhan karyawan tetap PT.
Hindo H&M Indonesia, yaitu sebanyak 29. Sehingga dalam penelitian ini populasi
nya berjumlah 29 orang.
47
fenomena sosial”. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan Skala
Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang
dapat berupa kata-kata untuk keperluan analisis kuantitatif. Jawaban setiap
item diberi skor (Sugiyono,2006, p:87):
48
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesalahan suatu
instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian yang valid mempunyai
validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki
validitas rendah.
49
Keterandalan indikator. Maksud dari keterrespondenlan tersebut yaitu ketika
indikator atau pengukuran yang digunakan reliable atau reliabilitasnya tinggi,
berarti indikator ini apabila diulang kembali penelitiannya akan memberi hasil
akhir yang sama.
50
Menurut Subagyo (2001, p:106), “Pada dasarnya analisa data adalah
kegiatan untuk memanfaatkan data sehingga dapat diperoleh kebenaran atau
ketidakbenaran dari suatu hipotesa.” Teknik analisis data menggunakan bantuan
program SPSS versi 21 (Statistical Package For Social Science) melalui tahap–
tahap sebagai berikut:
a. Editing :
Tahap ini untuk memeriksa dan membetulkan jawaban-jawaban terhadap
kuesioner oleh responden yang salah, tetapi tidak menyalahi obyektifitas
penelitian dan membuang jawaban-jawaban yang tidak bisa dipakai.
b. Coding :
Setelah data diedit lalu diberi tanda-tanda atau kode. Pengkodean berupa
pemberian simbol yaitu angka pada masing-masing jawaban yang diperoleh
dari responden, dengan maksud agar data tersebut mudah dibaca.
c. Tabulating atau Classifieng :
Data yang jelas dibaca kemudian diinput kedalam komputer lalu
ditabulasikan dalam bentuk tabel tunggal, dijelaskan secara rinci sesuai jenis
dan sifatnya.
d. Interpreting :
Kesimpulan dari keseluruhan hasil data yang telah dianalisa (Sarwono,
2006, p:21).
Berdasarkan uraian di atas maka dapat penulis jabarkan bahwa, setelah
melakukan editing pada jawaban responden pada lembar kuesioner dan pemberian
kode (coding) pada hasil jawabannya maka langkah selanjutnya adalah melakukan
tabulating atau classifieng dalam bentuk tabel tunggal yang menjelaskan secara
rinci keseluruhan hasil jawaban responden. Terakhir adalah melakukan
interpreting. Pada tahap ini peneliti menganalisa setiap tabel yang dan
memberikan kesimpulan dari hasil yang didapatkan.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik analisis data kuantitatif.
Menurut Sudjana (2005, p:154)
Tehnik analisis data kuantitatif merupakan tehnik analisa data yang dapat
diukur secara langsung atau dapat dihitung adalah data kuantitatif,
sedangkan data yang hanya dapat diukur secara tidak langsung termasuk
jenis data kualitatif.
51
Sedangkan rumus yang digunakan untuk menganalisa data-data mengenai
penelitian asosiatif atau korelasi antara variabel-variabel maka menggunakan data
yang diolah dengan menggunakan bantuan program SPSS (Statistical Package
For Social Science). Tehnik yang digunakan analisa kuantitatif berdasarkan
presentase menurut skor kumulatif. Sedangkan Rumus yang digunakan untuk
menganalisa data-data mengenai hubungan/korelasi antara variabel-variabel
memakai Korelasi Product Moment Pearson.
Rencana analisis yang digunakan untuk mencari hubungan dan
membuktikan Hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel
berbentuk interval atau ratio, dan sumber data dari dua variabel atau lebih
adalah sama. (Sugiyono, 2005 : 106)
Dimana ;
rxy : Koefisien korelasi
n : Jumlah subyek
X : Skor setiap item
Y : Skor total
(X)2 : Kuadrat jumlah skor item
X2 : Jumlah kuadrat skor item
Y2 : Jumlah kuadrat skor total
(Y)2 : Kuadrat jumlah skor total”
52
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
“0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat”
KD = R2 X 100 %
Y = a+bX
Untuk mendapatkan nilai Ŷ maka penulis mencari nilai a dan nilai b dapat
menggunakan bantuan program SPSS (Statistical Package For Social Science)
53
54