PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Postur tubuh adalah suatu hal yang sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari. Postur tubuh tidak hanya berguna untuk keindahan,
namun juga untuk memenuhi aktivitas sehari-hari. Postur tubuh yang baik
akan memudahkan untuk melakukan aktivitas dengan baik. Dengan
memiliki postur tubuh yang baik, normal, dan sehat maka seseorang akan
meningkatkan rasa percaya dirinya dan bebas untuk bersosialisasi dengan
siapapun.
Salah satu yang membentuk postur tubuh adalah bentuk dan
sususnan tulang belakang. Tulang belakang sangat berperan penting untuk
pembentukan postur tubuh. Tulang belakang yang normal akan membentuk
postur tubuh yang normal, begitu pula sebaliknya. Namun, dalam
kenyataannya terdapat gangguan pada tulang belakang yang membuat
perubahan pada postur tubuh.Salah satu kelainan pada tulang belakang yang
sering ditemui adalah lordosis, kifosis, dan scoliosis
Kifosis adalah suatu kelainan bentuk pada tulang belakang yang
bisa terjadi akibat trauma, gangguan perkembangan atau penyakit
degeneratif. Lordosis adalah penekanan kearah dalam kurvatura servikal
lumbal melebihi batas fisiologis. Dan skoliosis adalah penyimpangan tulang
belakang ke lateral dari garis tengah atau terjadi lengkungan yang abnormal
pada vertebra kearah lateral
Banyak penyebab yang menyebabkan gangguan ini sangat umum
ditemukan, salah satunya adalah posisi duduk yang salah, kongenital,
neuromuskuler, dan sebagainya.
Penyakit/ kelainan ini dapat sembuh jika ditangan secara dini
misalnya dengan pemasangan brace, namun jika sudah terlambat untuk
ditangani maka memerlukan proses pembedahan. Selain itu, teknik
pengobatan juga tergantung dengan penyebab terjadinya kelainan tulang
belakang tersebut
1
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis membuat
makalah dengan judul “Makalah Asuhan Keperawatan Deformitas Spinal”.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
a) Mengetahui tentang asuhan keperawatan pada Deformitas Spinal
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui definisi tentang Deformitas Spinal
b. Mengetahui dan memahami tentang Etiologi pada Deformitas Spinal
c. Mengetahui dan memahami tentang Manifestasi Klinis pada
Deformitas Spinal
d. Mengetahui dan memahami tentang Patofisiologi pada Deformitas
Spinal
e. Mengetahui dan memahami tentang Pathway pada Deformitas Spinal
f. Mengetahui dan memahami tentang Pemeriksaan fisik pada
Deformitas Spinal
g. Mengetahui dan memahami tentang asuhan keperawatan pada
Deformitas Spinal
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
2
Deformitas musculoskeletal adalah kelainan dan trauma pada
sistem muskuloskeletal yang bermanifestasi dari bentuk yang abnormal dari
ekstremitas atau batang tubuh.
Deformitas tulang belakang merupakan kelainan dan trauma pada
tulang belakang. Jenis- jenis kelainan pada Deformitas Spinal yaitu Kifosis,
Lordosis, dan Skoliosis.
Kifosis adalah suatu kelainan bentuk pada tulang belakang yang
bisa terjadi akibat trauma, gangguan perkembangan atau penyakit
degeneratif. Kifosis pada masa remaja juga disebut penyakit Scheuermann.
Kifosis kongenital terdiri dari dua tipe, yaitu tipe defek pada segmen tulang
belakang,dan tipe defek deformasi. (Helmi, 2013)
Lordosis adalah kecekungan lengkungan vertebra lumbal dan
servikal kearah depan ketika dilihat dari samping (Dorlan, 2012)
Skoliosis adalah penyimpangan tulang belakang ke lateral dari
garis tengah atau terjadi lengkungan yang abnormal pada vertebra kearah
lateral. (Suratun, 2008).
B. Etiologi
1. Kifosis
a) Osteoporosis
b) Disk Degenerasi
c) Penyakit Scheuermann
d) Cacat lahir
e) Kanker di tulang belakang
f) Faktor kebiasaan duduk lama dalam posisi yang tidak tegak.
g) Sering mengangkat beban yang berat dalam posisi tubuh yang
bungkuk.
2. Lordosis
a) Obesitas (kegemukan yang berlebih)
b) Osteoporosis (hilangnya kepadatan tulang)
c) Discitis (peradanganpadadiskus spinal vertebra)
d) Postur tubuh yang buruk
e) Spondylolisthesis (pergeseran verterbra)
f) Achondroplasia (bentuk dwarfisme)
3. Skoliosis
3
a) Terdapat 3 penyebab utama dari skoliosis, ialah:
1) Kongenital
Biasanya berhubungan dengan suatu kelainan dalam
pembentukan tulang belakang atau tulang rusuk yang menyatu
2) Neuromuskuler
Pengendalian otot yang buruk atau kelemahan otot atau
kelumpuhan akibat penyakit berikut:
- Cerebral palsy
- Distrofi otot
- Polio
- Osteoporosis juvenile
3) Idiopatik
Penyebabnya tidak diketahui
b) Penyebab Lain
1) Penyakit Reumatoid
2) Pasca trauma
3) Infeksi tulang
4) Tumor
5)
C. Manifestasi Klinis
1. Kifosis
Beberapa gejala umum kifosis, diantaranya:
a) Nyeri punggung yang menetap tetapi sifatnya ringan
b) Kelelahan
c) Nyeri bila ditekan dan kekakuan pada tulang belakang
d) Punggung tampak melengkung
e) Lengkung tulang belakang bagian atas lebih besar dari normal.
2. Lordosis
a) Nyeri punggung
b) Pantat lebih menonjol
c) Nyeri yang menjalar ke tungkai dan perubahan pola
d) Buang air besar dan buang air kecil dapat terjadi pada lordosis, tetapi
jarang.
e) Nyeri menghambat gerakan.
3. Skoliosis
Gejala dari skolisis dapat berupa:
a) Tulang belakang melengkung secara abnormal ke arah samping
b) Bahu dan/atau pinggul kiri dan kanan tidak sama tingginya
c) Nyeri punggung
d) Kelelahan pada tulang belakang setelah duduk atau berdiri lama
e) Skoliosis yang berat (dengan kelengkungan yang lebih besar dari
600) bisa menyebabkan gangguan pernafasan.
D. Patofisilogi
4
Kelainan tulang belakang disebabkan oleh banyak factor
diantaranya adalah idiopatik, kongenital, posisi duduk yang salah serta cara
mengangkat beban yang salah.
Kelainan ini dapat terjadi kongenital apabila terdapat gangguan
pembentukan tulang belakang atau adanya pembentukan yang abnormal
pada saat dalam kandungan. Kelainan ini biasanya terjadi pada minggu ke-5
kehamilan. Sehingga pada saat bayi lahir maka terdapat kelainan pada
tulang belakangnya. Selain akibat kelainan selama masa kehamilan,
kelainan ini juga disebabkan oleh posisi duduk yang salah dan berlangsung
terusmenerus terutamna selama masa pertumbuhan berlangsung. Oleh
karena itu, jika kelainan ini terjadi di masa pertumbuhan maka pengobatan
secepatnya harus dilakukan agar postur tubuh kembali normal.
Penyakit neuromuskuler, ataupun tumor di tulang belakang juga
bias menyebabkan kelainan pada tulang belakang. Mengangkat beban yang
berat namun tidak dalam posisi yang tidak sesuai dengan posisi anatomis
juga dapat menyebabkan kelainan pada tulang belakang akibat penarikan
tulang belakang yang terjadi terus-menerus.
Akibat adanya kelainan ini, maka dapat mengganggu system dalam
tubuh. Kelainan ini dapat menyebabkan penekanan pada rongga thoraks
maksimal. Hal ini juga dapat menyebabkan aliran O2 ke seluruh sel tubuh
ridak terpenuhi sehingga juga bias mengganggu proses metabolism dan
perkembangan.
Kelainan ini juga dapat menekan lambung sehingga lambung
mudah penuh dan menyebabkan mual karena asam lambung mudah penuh
dan refluks. Hal ini dapat menyebabkan penderita tidak nafsu makan
sehingga asupan nutrisi dalam tubuh ya juga berkurang.
5
Kelainan tulang belakang ini juga dapat mengganggu aktivitas
sehari-hari karena kesulitan dalam mengkoordinasikan gerakan. Sehingga
dapat terjadi pembatasan gerak pada penderitanya.
E. Pathway
6
F. Komplikasi
1. Kifosis : Kifosis dapat menyebabkan komplikasi berikut:
- Masalah citra tubuh. Remaja terutama dapat mengembangkan citra
tubuh yang buruk karena lengkungan pada punggung atau akibat
memakai penjepit untuk memperbaiki kondisi tersebut.
- Sakit punggung. Dalam beberapa kasus, penyelarasan tulang
belakang yang tidak tepat dapat menimbulkan rasa sakit, yang bisa
menjadi semakin parah dan bersifat melumpuhkan.
- Nafsu makan menurun. Pada kifosis kasus parah, lengkungan
tersebut dapat menyebabkan perut terkompres dan menyebabkan
penurunan nafsu makan.
2. Lordosis :
- Masalah jantung, penderita yang tulangnya dalam keaadaan
melengkung bahkan hingga 70 derajat tentu saja jantung akan
kesulitan untuk memompa darah untuk keseluruh tubuh. Hal ini
akibat dari tertekannya jantung.
- Masalah paru – paru ,begitu juga dengan paru – paru, kelengkunagn
tulang juga akan menyebabkan kesulitan untuk bernapas.
- Nyeri punggung, penderita tentu saja akan sering merasakan nyeri
punggu yang berlebih. apalagi jika keadaan semakin parah.
3. Scoliosis :Walaupun skoliosis tidak mendatangkan rasa sakit, penderita
perlu dirawat seawal mungkin. Tanpa perawatan, tulang belakang
menjadi semakin bengkok dan menimbulkan berbagai komplikasi
seperti :
7
- Kerusakan paru-paru dan jantung; ini boleh berlaku jika tulang
belakang membengkok melebihi 60 derajat. Tulang rusuk akan
menekan paru-paru dan jantung, menyebabkan penderita sukar
bernafas dan cepat capai. Justru, jantung juga akan mengalami
kesukaran memompa darah. Dalam keadaan ini, penderita lebih
mudah mengalami penyakit paru-paru dan pneumonia.
- Sakit tulang belakang; Semua penderita, baik dewasa atau kanak-
kanak, berisiko tinggi mengalami masalah sakit tulang belakang
kronik. Jika tidak dirawat, penderita mungkin akan menghidap
masalah sakit sendi. Tulang belakang juga mengalami lebih banyak
masalah apabila penderita berumur 50 atau 60 tahun.
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Kifosis
a) Foto polos torakolumbal AP dan lateral.
b) MRI dan CT Scan bila dicurigai etiologi spesifik
c) Setelah pemeriksaan dengan dokter, pasien biasanya perlu
melakukan beberapa pemeriksaan radiologi untuk mengetahui jenis
penyakit yang di derita oleh pasien misalnya :
1) Foto Rontge
2) MRI ( Magnetic Resonance Imagine)
3) EMG (Electro Myo Graphy)
2. Lordosis
a) Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil
pemeriksaan fisik (lengkungan punggung yang abnormal).
Juga dilakukan pemeriksaan neurologis (saraf) untuk
mengetahui adanya kelemahan atau perubahan sensasi).
b) Rontgen tulang belakang dilakukan untuk mengetahui
beratnya lengkungan tulang belakang.
c) Sinar X. Pemeriksaan ini digunakan untuk mengukur dan
menilai kebengkokan, serta sudutnya.
8
d) Magnetic resonance imaging (MRI)
e) Computed tomography scan (CT Scan)
f) Pemeriksaan darah
g) Sama dengan bentuk kelainan tulang pungung lainnya. Diagnosis
ditegakkan berdasarkan :Penampilan fisik Pengukuran untuk
menentukan berapa derajat kebengkokan lordosis
3. Skoliosis
a) Skoliometer adalah sebuah alat untuk mengukur sudut kurvaturai.
b) Rontgen tulang belakang Foto polos : Harus diambil dengan
posterior dan lateral penuh terhadaptulang belakang dan krista iliaka
dengan posisi tegak, untuk menilaiderajat kurva dengan metode
Cobb dan menilai maturitas skeletal denganmetode Risser.
c) Derajat Risser adalah sebagai berikut :
Grade 0 : tidak ada ossifikasi,grade 1 : penulangan mencapai
25%,grade 2 : penulangan mencapai 26-50%,grade3 : penulangan
mencapai 51-75%,grade 4 : penulangan mencapai 76%grade 5 :
menunjukkan fusi tulang yang komplit.
d) MRI jika di temukan kelainan saraf atau kelainan pada rontgen. Pada
keadaan tertentu seperti adanya defisit neurologis, kekakuan pada
leher, atau sakit kepala dapat dilakukan pemeriksaan MRI
9
BAB III
A. Pengkajian
1) Identitas Pasien
Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, agama,
pendidikan, pekerjaan, alamat, tanggal masuk rumah sakit dan diagnose
medis.
2) Riwayat Kesehatan
a) Keluhan utama
10
Adanya gejala susah tidur/insomnia
f) Persepsi kognitif
g) Persepsi dan konsep diri
h) Peran dan hubungan dengan sesame
i) Reproduksi dan seksualitas
j) Mekanisme koping dan toleransi terhadap stess
k) Agama yang dianut.
4) Pemeriksaan Fisik
a) Mengkaji skelet tubuh
Adanya deformitas dan kesejajaran.Pertumbuhan tulang yang
abnormal akibat tumor tulang.Pemendekan ekstremitas, amputasi
dan bagian tubuh yang tidak dalam kesejajaran anatomis.Angulasi
abnormal pada tulang panjang atau gerakan pada titik selain sendi
biasanya menandakan adanya patah tulang.
b) Mengkaji tulang belakang
Skoliosis (deviasi kurvatura lateral tulang belakang)
c) Mengkaji sistem persendian
Luas gerakan dievaluasi baik aktif maupun pasif, deformitas,
stabilitas, dan adanya benjolan, adanya kekakuan sendi.
d) Mengkaji system otot
Kemampuan mengubah posisi, kekuatan otot dan koordinasi, dan
ukuran masing-masing otot.Lingkar ekstremitas untuk mementau
adanya edema atau atropfi, nyeri otot.
e) Mengkaji cara berjalan
Adanya gerakan yang tidak teratur dianggap tidak normal. Bila salah
satu ekstremitas lebih pendek dari yang lain. Berbagai kondisi
neurologist yang berhubungan dengan caraberjalan abnormal
(mis.cara berjalan spastic hemiparesis - stroke, cara berjalan
selangkah-selangkah – penyakit lower motor neuron, cara berjalan
bergetar – penyakit Parkinson).
f) Mengkaji kulit dan sirkulasi perifer
11
Palpasi kulit dapat menunjukkan adanya suhu yang lebih panas atau
lebih dingin dari lainnya dan adanya edema. Sirkulasi
perifer di evaluasi dengan mengkaji denyut perifer, warna, suhu
dan waktu pengisian kapiler.
B. Diagnosa Keperawatan
1) Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan penekanan paru.
2) Nyeri berhubungan dengan posisi tubuh miring ke lateral.
3) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan postur tubuh yang tidak
seimbang.
4) Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri dan gangguan rasa
nyaman.
C. Intervensi Keperawatan
N Tujuan dan Kriteria
Diagnosa Intervensi (NIC)
o Hasil (NOC)
12
nyeri secara
konsisten (skala 5).
3. Mengenali apa
yang terkait
dengan gejala
nyeri secara
konsisten (skala 5).
4. Mampu
melaporkan nyeri
yang terkontrol
secara konsisten
(skala 5).
5. Mampu
menggunakan
jurnal harian untuk
memonitor gejala
dari waktu ke
waktu secara
konsisten (skala 5).
13
rentang normal dan jenis nutrisi yang
(skala 5). dibutuhkan untuk
memenuhi persyaratan
2. Asupan cairan gizi.
4. Hidrasi tidak
menyimpang dari
rentang normal
(skala 5).
5. Rasio berat
badan/tinggi badan
tidak menyimpang
dari rentang
normal (skala 5).
14
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Deformitas tulang belakang merupakan kelainan dan trauma pada
tulang belakang. Jenis- jenis kelainan pada Deformitas Spinal yaitu Kifosis,
Lordosis, dan Skoliosis.
Kifosis adalah suatu kelainan bentuk pada tulang belakang yang
bisa terjadi akibat trauma, gangguan perkembangan atau penyakit
degeneratif. Kifosis pada masa remaja juga disebut penyakit Scheuermann
Lordosis adalah penekanan kearah dalam kurvatura servikal lumbal
melebihi batas fisiologis. Lordosis kongenital ada kondisi klinik sedikit
didapatkan biasanya deformitas bersifat progresif. (Helmi, 2013)
Skoliosis adalah penyimpangan tulang belakang ke lateral dari
garis tengah atau terjadi lengkungan yang abnormal pada vertebra kearah
lateral. (Suratun, 2008)
Manifestasi klinis dari penyakit ini berbeda-beda. Begitu pula
dalam penyebab dan penanganannya. Ketiga penyakit/ kelainan ini dapat
sembuh jika ditangan secara dini misalnya dengan pemasangan brace,
namun jika sudah terlambat untuk ditangani maka memerlukan proses
pembedahan. Selain itu, teknik pengobatan juga tergantung dengan
penyebab terjadinya kelainan tulang belakang tersebut
B. Saran
1) Meningkatkan kualitas belajar dan memperbanyak literatur dalam
pembuatan makalah agar dapat membuat makalah yang baik dan benar.
15
DAFTAR PUSTAKA
EGC