Anda di halaman 1dari 22

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... 2
BAB I .................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 3
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 4
C. Tujuan .................................................................................................................... 5
BAB II ................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 6
A. Pengertian Paradigma .......................................................................................... 6
B. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan ..................................................... 7
 Keadilan social yang mencakup persamaan (equality) dan pemerataan (equity)...... 11
2. Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial-
Budaya, Pertahanan dan Keamanan (Ipoleksosbudhankam) ....................................... 11
A. Pengembangan Ideologi ........................................................................................... 11
B. Pengembangan Politik ........................................................................................ 12
C. Pengembangan Ekonomi .................................................................................... 13
D. Pengembangan Sosial-Budaya ........................................................................... 14
E. Pengembangan Hankam..................................................................................... 14
C. Analisis Masalah............................................................................................................ 16
 Kampus sebagai moral force pengembangan hukum dan HAM .................... 16
 Kampus dan Politik ............................................................................................ 17
 Kampus dan Dominasi Birokrasi ...................................................................... 17
 Pembangunan Hukum ........................................................................................ 18
 Pembangunan HAM ........................................................................................... 18
 Pancasila sebagai paradigma pembangunan iptek .......................................... 18
BAB IV................................................................................................................................ 20
PENUTUP ........................................................................................................................... 20
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 20
B. Saran .................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 22

1
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat
menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang
pancasila sebagai paradigm reformasi dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan
bernegara . Dalam penyusunan makalah ini, penyusun banyak mendapat tantangan
dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha
Esa. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat penyusun harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Gowa, 4 Mei 2019


3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

` Pancasila merupakan dasar yang fundamental bagi Negara Indonesia.


Kehidupan NKRI ini tergantung kepada seberapa besar penghargaan warga
Negara terhadap Pancasila, baik dari segi pengkajian dan pegamalan Pancasila itu
sendiri dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pancasila yang berkedudukan sebagai dasar negara Indonesia hingga saat ini
telah mengalami perjalanan waktu yang tidak sebentar, dalam interval waktu
tersebut banyak hal atau peristiwa yang terjadi seiring perjalanan Pancasila,
sehingga berdirilah Pancasila seperti sekarang ini di depan semua bangsa
Indonesia. Sejak dicetuskannya Pancasila pertama kali telah dituai banyak konflik
internal para pencetusnya, hingga sekarang pun di era reformasi dan globalisasi,
Pancasila masih hangat diperbincangkan oleh banyak kalangan berpendidikan,
terutama kalangan politik dan mahasiswa. Secara mayoritas, topik yang
diperbincangkan ialah mengenai awal dicetuskannya Pancasila tentang sila
pertama. Berdasarkan sejarah, pada awal perkembangan bangsa Indonesia,
masyarakat terbagi menjadi dua kelompok besar, yaitu kelompok agamais dan
nasionalis, dimana kedua kelompok tersebut memegang peran besar dalam
perancangan dasar negara Indonesia. Setelah sekian banyak perbincangan
mengenai Pancasila sebagai dasar negara, Pancasila juga dijadikan bahan
perbincangan sebagai paradigma dalam kehidupan berbagai elemen masyarakat,
salah satunya ialah Pancasila sebagai paradigma kehidupan mahasiswa di kampus.
Dimana di dalam kampus tersebut, mahasiswa akan dididik mengenai berbagai hal
mengenai Pancasila, terutama penerapan nilai-nilainya.
4

Makalah ini disusun sebagai catatan perjalanan Pancasila dari zaman ke zaman
agar senantiasa sejarah pembentukan Pancasila tidak dilupakan. Selain itu dapat
pula digunakan untuk menjadi penengah bagi pihak yang sedang berbeda
pendapat tentang dasar negara, agar tetap dapat bersikap sesuai semboyan
Bhinneka Tunggal Ika. Terutama penerapan hal tersebut di kehidupan kampus.
Sebagai tertib hukum tertinggi keberadaan Pancasila tidak dapat diganggu gugat,
karena merubah dan mengamandemen Pancasila sama halnya dengan
membubarkan NKRI yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Memang fakta sejarah membuktikan berkali kali konstitusi Negara ini diubah-
ubah, dimulai dengan keluarnya peraturan pemerintah yang mengganti sistem
presidensil dengan system parlementer, hingga ditetapkannya konstitusi RIS yang
RI merupakan salah satu Negara bagian saja dari Negara Federal tersebut,sebagai
akibat ditandatanganinya perjanjian KMB. Seiring bergulirnya waktu konstitusi
RIS pun akhirnya diubah. Dengan diadakannya pemilu 1955, yang salah satu
tujuannya adalah memilih anggota konstituante. Dewan Konstituante diberi
mandat untuk menyusun konstitusi baru bagi Negara, namun rencana
pembentukan dasar Negara baru itupun gagal, seiring dengan keluarnya dekrit
presiden 5 Juli 1959, yang menyatakan kembali ke UUD 1945.Suatu pembuktian
bahwa rakyat Indonesia membutuhkan Pancasila untuk merekat persatuan diantara
mereka.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari paradigma?


2. Apa saja aspek pembangunan dalam pancasila?
3. Apa saja macam-macam dari aktualisasi pancasila?
4. Apa yang dimaksud dengan tridarma perguruan tinggi?
5. Apa yang dimaksud dengan Kebebasan akademik?
6. Bagaimana peran kampus sebagai moral force pengembangan hukum dan
HAM?
5

C. Tujuan

A. Untuk mengetahui pengertian dari paradigma.


B. Untuk mengetahui aspek pembangunan dalam pancasila.
C. Untuk mengetahui macam-macam aktualisasi pancasila.
D. Untuk mengetahui maksud dari tridarma perguruan tinggi.
E. Untuk mengetahui maksud dari Kebebasan akdemik.
F. Untuk mengetahui peran kampus sebagai moral force pengembangan
hukum dan HAM.
6

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Paradigma

Istilah paradigma menurut kamus Bahasa Indonesia, yaitu (1) daftar dari
semua pembentukan dari sebuah kata yang memperlihatkan konjugasi dan
deklinasi kata tersebut, (2) model dalam teori ilmu pengetahuan, (3) kerangka
berfikir. Dalam konteks ini pengertian paradigm adalah pengertian kedua dan
ketiga, khususnya ketiga, yakni kerangka berfikir.

Secara terminologis tokoh yang mengembangkan istilah paradigma


sebagai ilmu pengetahuan terutama dalam kaitannya dengan filsafat ilmu
pengetahuan adalah Thomas S. Khun. Pengertian paradigama adalah: "suatu
asumsi-asumsi dan asumsi-asumsi teoritis yang umum , sehingga merupakan
sumber hokum, metode, serta penerapan dalam ilmu pengetahuan yang
menentukan sifat, cirri, serta karakter ilmu pengetahuan itu
sendiri (Kaelan,2010)".

Sifat ilmu pengetahuan yang dinamis menyebabkan semakin banyak hasil-


hasil penelitian, sehingga membuka kemungkinan ditemukan kelemahan-
kelemahan pada teori-teori yang digunakan. Dengan demikian para ilmuwan
mengkaji kembali teori-teori dasar dari ilmu itu sendiri. Contohnya dalam ilmu
social manakala suatu teori didasarkan kepada hasil penelitian ilmiah berdasarkan
metode kuantitatif yang mengkaji manusia dan masyarakat bedasarkan sifat-sifat
parsial, terukur dan korelatif ternyata hasil daripada ilmu pengetahuan itu secara
epistemologis hanya mengkaji satu aspek saja dari objek ilmu pengetahuan, yaitu
manusia. Bedasarkan kajian paradigm ilmu pengetahuan social tersebut kemudian
dikembangkan metode baru, yaitu metode kualitatf.
7

Istilah ilmiah itu berkembang kepada bidang-bidang kehidupan lainnya, sehingga


menjadi terminology dari suatu pengembangan dan pembangunan yang
mengandung konotasi pengertian:

 Kerangka berfikir
 Sumber nilai, dan
 Orientasi arah.

B. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan

Paradigma pembangunan nasional mengandung suatu konsekuensi bahwa


dalam segala aspek pembagunan nasional kita harus mendasarkan pada hakikat
nilai-nilai sila-sila Pancasila.

1. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Iptek

Pembangunan nasional adalah upaya bangsa untuk mencapai tujuan


nasionalnya sebagaimana dinyatakan dalam pembukaan UUD 1945. Pada
hakikatnya Pancasila sebagai paradigm pembangunan nasional mengandung arti
bahwa segala aspek pembangunan harus mencerminkan nilai-nilai Pacasila.
Pembangunan nasional adalah untuk manusia Indonesia, dimana manusia secara
kodratnya memiliki kedudukan sebagai makhluk social. Manusia tidak hanya
mengejar kepentingan pribadi, tetapi juga memperhatikan kepentingan
masyarakat. Manusia tidak hanya mementingkan tercapainya kebutuhan material,
tetapi juga kebahagian spiritual. Manusia memiliki fungsi monodualistis tidak
hanya mengejar kepentingan dunia, tetapi mendapatkan kebahagiaan di akhirat
kelak. Oleh karena itu, pembangunan nasional hendaklah mewujudkan tujuan
tersebut.
8

Pancasila memrupakan satu kesatuan dari sila-silanya harus merupakan sumber


nilai, kerangka berfikir serta asas moralitas bagi pembangunan iptek. Apabila kita
melihat sila-sila demi sila sebagai berikut:

a. Sila ketuhanan yang Maha Esa, mengimplementasikan ilmu pengetahuan,


mencipta, perimbangan antara rasional dengan irrasional, antara akal, rasa dan
kehendak. Berdasarkan sila pertama ini iptek tidak hanya memilikirkan apa

yang ditemukan, dibuktikan, dan diciptak menemukan, tetapi juga


mempertimbangkan maksud dan akibatnya kepada kerugian dan keuntungan
manusia dan sekitarnya. Pengolahan diimbangi dengan pelestarian. Sila pertama
menempatkan manusia di alam semesta bukan sebagai sentral, melainkan sebagai
bagian yang sistematika dari alam yang diolahnya.

b. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, memberikan dasar-dasar moralitas


bahwa manusia dalam mengembangkan iptek haruslah secara beradab. Iptek
adalah bagian dari proses budaya manusia beradab dan bermoral. Oleh sebab itu,
pembangunan iptek harus berdasarkan kepada usaha-usaha mencapai
kesejahteraan umat manusia, bukan menjadikan manusia sebagai makhluk yang
angkung dan sombong dari penggunaan iptek.

c. Sila Persatuan Indonesia, memberikan kesadaran kepanda bangsa Indonesia


bahwa nasionalisme bangsa Indonesia akibat dari sumbangan iptek, iptek
persatuan dan kesatuan bangsa dapat terwujud dan terpelihara, persaudaraan dan
persahabatan antar daerah di berbagai daerah terjalin karena tidak lepas dari factor
kemajuan iptek. Oleh sebab itu, iptek harus dapat dikembangkan untuk
memperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangadapi jiwa sila dan selanjutnya
dapat dikembangkan dalam hubungan manusia Indonesia dengan masyarakat
internasional.
9

d. Sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Kikmah dalam Permusyawaratan/


Perwakilan, prinsip demokrasi sebagai jiwa sila keempat ini dapat mendasari
pemikiran manusia secara bebas untuk mengkaji dan mengembangkan iptek.
Seorang ilmuan harus pula memiliki sikap menghormati terhadap hasil pemikiran
orang lain dan terbuka, dikritik dan dikaji ulang hasil dari pemikirannya.
Penemuan iptek yang telah teruji kebenerannya harus dapat dipersembahkan
kepada kepentingan rakyat banyak.

e. Sila Keadilan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, kemajuan iptek harus dapat
nmenjaga keseimbangan keadilan dalam kehidupan kemanusiaan, yaitu
keseimbangan keadilan dalam kehidupan kemausiaan, yaitu keseimbangan
hubungan antara manusia dengan sesamanya, hubungan antara manusia dengan
Tuhan sebagai Penciptanya, hubungan manusia dengan lingkungan dimana
mereka berada.

Kedudukan Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional harus


memperhatikan konsep berikut ini:

a. Pancasila harus menjadi kerangka kognitif dalam identifikasi diri sebagai


bangsa. Pancasila harus diletakkan sebagai kerangka berfikir yang objektif
rasional dalam membangun kepribadian bangsa. Oleh sebab itu perlu
dikembangkan budaya ilmu pengetahuan dalam memupuk rasa persatuan dan
kesatuan bangsa.

b. Pancasila sebagai landasan pembangunan nasional, perubahan yang terjadi


dalam masyarakat dan bangsa akibat dari pembangunan harus semakin
menempatkan nilai-nilai Pancasila yang dapat dirasakan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.

c. Pancasila merupakan arah pembangunan nasional, proses pembangunan


nasional tidak terlepas dari control nilai-nilai Pancasila. Oleh sebab itu, kemana
10

arah pembangunan melalui tahap-tahapnya tidak dapat dilepaskan dari usaha


mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila, sehingga pembangunan adalah
pengamanan Pancasila.

d.Pancasila merupakan etos pembangunan nasional, mewujudkan visi bangsa


Indonesia masa depan diciptakan misi pengamalan Pancasila secara konsisten
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Konsistensi antara
teori dan kenyataan dan ucapan dengan tindakan, merupakan paradigm baru
dalam menjadikan Pancasila sebagai etika pembangunan nasional.

e. Pancasila sebagai moral pembangunan, sebutan ini mengandung maksud agar


nilai-nilai luhur Pancasila (norma-norma Pancasila yang tercantum dalam
pembukan UUD 1945) dijadikan tolak ukur dalam melaksanakan pembangunan
nasional, baik dalam melaksanakan pembangunan nasional, baik dalam
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, maupun dalam
evaluasinya.

Dalam menghadapi era globalisasi kita harus melihat dua karakteristik masyarakat
untuk pembangunan bangsa (S. Budisantoso. 1998:42-43). Pertama,
kemajemukan masyarakat dan keanekaragaman budaya. Kedua, dinamika
masyarakat dan keterbukaan kebudayaan terhadap pembaharuan. Masyarakat
majemuk Indonesia yang sedang mengalami perkembangan yang amat pesat
karena dampak pembangunan nasional maupun rangsangan globalisasi,
memerlukan pedoman bersama (common frame of reference) dalam menganggapi
tantangan demi keutuhan bangsa. Oleh sebab itu, pembangunan nasional harus
dapat memperhatikan prinsip-prinsip berikut ini:

 Hormat terhadap keyakinan religious setiap orang,


 Hormat terhadap martabat manusia sebagai pribadi atau subjek
(manusia seutuhnya),
11

 Kesatuan sebagai bangsa yang melayani segala bentuk sektarianisme.Ini


berarti komitmen kepada nilai kebersamaan seluruh bangsa dan komitmen
 moral untuk mempertahankan eksistensi dan perkembangan
seluruh bangsa Indonesia,
 Nilai-nilai yang terkait dengan demokrasi konstitusional (persamaan
politis, hak-hak asasi, hak-hak, dan kewajiban kewarganegaraan)
 Keadilan social yang mencakup persamaan (equality) dan pemerataan
(equity).

2. Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan Ideologi, Politik, Ekonomi,


Sosial-Budaya, Pertahanan dan Keamanan (Ipoleksosbudhankam)

A. Pengembangan Ideologi

Dalam pengembangan Pancasila sebagai ideology harus memandang


sebagai ideologi yang dinamis yang dapat menangkap tanda-tanda perkembangan
dan perubahan zaman. Untuk itu kita harus memperhatikan peranan dan
kedudukan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, seperti berikut
ini:

1) Pancasila sebagai Ideologi Terbuka

Nilai-nilai dasar dalam ideology Pancasila dirumuskan dalam UUD 1945


untuk memperjelas suatu tatanan kehidupan beragama, hokum, politik, ekonomi,
social budaya, hankam, dan sebagainya. Nilai dasar tidak berubah dengan
gampang, sedangkan penjabaran nilai dasar kepada nilai operasional dapat
berkembang secara kesepakatan bersama di MPR yang disebut dengan
amandemen dan GBHN. Nilai dasar tidak udah berubah karena merupakan tolak
ukur stabilitas dan dinamika, untuk Pasal 37 UUD 1945.
12

2) Wawasan Kebangsaan (Nasionalisme)

Konsep Negara (Staatsidee) bangsa Indonesia dapat kita rangkum dari pokok-
pokok pikiran yang terkandung di dalam Pembukaan UUD 1945. Negara adalah
keadaan kehidupan berkelompok bangsa Indonesia, yang:

 Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dan


 Didorong oleh keinginan luhur bangsa, untuk
 Berkehidupan yang bebas, dalam arti
 Merdeka, berdaulat, adil dan makur
 Bedasarkan Pancasila Pancasila dijadikan platform kehidupan bersama
bagi bangsa Indonesia yang sangat majemuk agar tetap terikat erat
sebagai bangsa bersatu.
B. Pengembangan Politik

Landasan: kekuasaan dan kedaulatan berada ditangan rakyat. Oleh sebab


itu, perlu menyempurnakan UUD 1945 sejalan dengan perkembangan
kebutuhan bangsa, dinamika dan tuntutan reformasi dengan tetap memelihara
kesatuan dan persatuan bangsa, serta sesuai dengan jiwa dan semangat
Pembukaan UUD 1945. Meningkatkan peran MPR, DPR dan lembaga tinggi
Negara lainnya dengan menegaskan fungsi, wewenang dan tanggung jawab
yang mengacu pada prinsip pemisahan kekuasaan dan tata hubungan yang
jelas antara lembaga eksekutif, legislative dan yudikatif.

Dalam usaha membangun kehidupan politik, maka beberapa unsur yang perlu
dikembangkan dan ditingkatkan adalah sebagai berikut :

 Sistem politik nasional yang berkedaulatan rakyat, demokratis, dan


terbuka
 Kemandirian partai politik dalam memperjuangkan kepentingan rakyat.
13

 Pendidikan politik kepada masyarakat untuk mengembangkan budaya


politik yang demokratis
 Pemilihan umum yang berkualitas dengan partisipasi rakyat yang seluas-
luasnya.
 Tiga aspek demokrasi yang harus dikembangkan adalah sebagai berikut :
 Demokrasi sebagai sistem pemerintahan
 Demokrasi sebagai kebudayaan politik
 Demokrasi sebagai struktur organisasi

Demokrasi sebagai sistem pemerintahan hanya akan berhasil kalau


didukung oleh demokrasi sebagai budaya politik yang rasional objektif.
Hak Asasi Manusia harus dilaksanakan secara kontekstual sesuai dengan
kebudayaan Indonesia yang tercermin dalam kesetaraan dan keseimbanga
peranan lembaga-lembaga demokrasi.

C. Pengembangan Ekonomi

Pengembangan dan peningkatan mutu sumber daya manusia (SDM) terdiri atas
beberapa criteria kualitas SDM yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :

 Memiliki kemampuan dasar untuk berkembang


 Mampu menggunakan ilmu dan teknologi untuk mengolah sumber daya
alam secara efektif , efesien, lestari dan berkesinambungan.
 Memiliki etos professional; tanggung jawab atas pengembangan
keahliannya, kejujuran dalam pelaksanaan tugas, ketelitian pelayanan
kepada masyarakat, penghargaan terhadap waktu dan ketetapan waktu
 Pencitaan kesejahterahan yang merata berakses pada sumber ekonomi,
dunia kerja, kesehatan dan informasi. Peningkatan kesejahteraan selalu
dihadapkan kepada permasalahan, bagaimana kita memadukan nilai-nilai
ekonomis yang akan berkembang menjadi etos ekonomis dengan nilai-
nilai etis Pancasila.
14

D. Pengembangan Sosial-Budaya
Pancasila dapat menjadi kerangka referensi identifikasi diri kalau
Pancasila semakin credible, yaitu bahwa masyarakat mengalami secara
nyata realisasi dari prinsip-prinsip yang terkandung dalam Pancasila.
Usaha yang dilakukan melalui cara-cara:
 Dihormati martabatnya sebagai manusia,
 Diperlakukan secara manusiawi
 Mengalami solideritas sebagai bangsa karena semakin hilangnya
kesenjangan ekonomi dan budaya,
 Memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam kehidupan politik, dan
 Merasakan kesejahteraan yang layak sebagai manusia.
E. Pengembangan Hankam
Ketahanan nasional, pembangunan nasional tidak terlepas dari
ketahanan nasional, yaitu perwujudan cita-cita bangsa dalam tingkat
ketahanan nasional yang terjabar sebagai berikut :
 Nilai-nilai fundamental yang menyangkut pribadi warga
Negara, yaitu pengembangan pribadi warga Negara, yaitu
pengembangan pribadi dalam matra horizontal dan vertical,
pertumbuhan social ekonomi, keanekaragaman, dan
persamaan derajat.
 Nilai-nilai fundamental yang menyangkut sistem/struktur
kehidupan masyarakat yaitu pemerataan kesejahteraan,
solideritas masyarakat, kemandirian, dan partisipasi seluruh
masyarakat.
 Nilai-nilai fundamental yang menyangkut interaksi antaa
pribadi-pribadi warga Negara dan sistem/struktur
kehidupan masyarakat, yaitu keadilan sosial,
keamanan/stabilitas dan keseimbangan lingkungan.
15

 Tridarma Perguruan Tinggi

Sesuai dengan tujuan perguruan tinggi sebagaimana dinyatakan dalam PP


No. 30 tahun 1990 tentang perguruan tinggi, ialah perguruan tinggi bertujuan
menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan akademik atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan
atau menciptakan ilmu pengetahuan teknologi atau kesenian, serta
menyumbangkan untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan
memperkaya kehidupan nasional. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut
perguruan tinggi memiliki motto yang dikenal "Tri Dharma Perguruan Tinggi",
yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian.

Pelaksanaan misi perguruan tinggi dengan Tri Dharma itu tidaklah mudah, karena
dalam perjalanan perguruan tinggi Indonesia sejak kemerdekaan menurut Hafid
Habbas bahwa hampir semua perguruan tinggi yang dibangun berorientasi pada
pelayanan(service oriented) yang merupakan teaching university, perguruan
menghasilkan lulusan melayani masyarakat dan kurang mampu dalam
mengembangkan ilmunya. Dengan demikian, perguruan tinggi Indonesia masih
tertinggal dalam misinya sebagai researsch(penelitian). Begitupula dengan unsur
pengabdian masyarakat masih jauh tertinggal karena masih banyak perguruan
tinggi yang belum memahami pentingnya unsur pengabdian mayarakat. Apabila
perguruan tinggi memperhatikan unsur penelitian dan pengabdian masyarakat
menurut Prof. Thoby Mutis, Rektor

Univ. Trisakti(media Indonesia 11 maret 2000), hasilnya juga akan dinikmati


perguruan tinggi itu sendiri, selain itu secara langsung maupun tidak langsung
mahasiswa dapat mengajak masyarakat untuk ikut aktif berpartisipasi dalam
pembagunan sebab baagaimanapun paradigma pembangunan daerah harus
mengarah kepada masyarkat. Begitu juga pendapat Prof. Jajah Koswara, Direktur
Pembinaan Penelitian ajah Koswara, Direktur Pembinaan Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat, Dikti, Depdikbud (Republika 4 november 2000) menilai
16

pelaksanaa pengabdian pada masyarakat yang dilaksanakan perguruan tinggi


selama ini, masih belum banyak bermanfaat baagi upaya pembangunan potensi
masyarakat, hal ini terjadi karena program-program pengabdian masyarakat yang
dilaksanakan masih bersifat parsial dan tidak bersinergi upaya pembangunan
potensi masyarakat, hal ini terjadi karena program-program pengabdian
masyarakat yang dilaksanakan masih bersifat parsial dan tidak bersinergi dengan
program pembangunanbersinergi dengan program pembangunan yang
dilaknsanakan pemerintah daerah setempat.

 Kebebasan Akademik

Istilah kebebasan akademik menurut Mochtar Buchari (1995) digunakan


sebagai padanan dari konsep inggris academic freedom, yang menurut Arthur
Lovejoy adalah kebebasan seorang guru atau seorang peneliti di lembaga
pengembangan ilmu untuk mengkaji serta membahas persoalan yang terdapat
dalam bidangnya serta mengutarakan kesimpulan-kesimpulannya, baik melalui
penerbitan maupun melalui perkuliahan kepada mahasiswanya, tanpa campur
tangan dari penguasa politik atau keagamaan atau dari lembaga yang
mempekerjakannya, kecuali apabila metode-metode yang digunakannya
dinyatakan jelas-jelas tidak memadai atau bertentanangan dengan etika
profesional oleh lembaga-lembaga yang berwenang dalam bidang keilmuannya.

C. Analisis Masalah

 Kampus sebagai moral force pengembangan hukum dan HAM


Pembicaraan tentang kampus mengingatkan kepada kehidupan
ilmiah dengan ciri utama kebebasan berpikir dan berpendapat, kreativitas,
argumentatif, tekun dan meilhat jauh ke depan sambil mecari manfaat
praktis dari suatu ide ataupun penemuan. Perpaduan ciri tersebut didalam
kehidupan kampus melahirkan gaya hidup tersendiri yang merupakan
variasi dari corak kehidupan yang menjadikan kampus sebagai pedoman
dan harapan
17

masyarakat. Gambaran klasik yang lebih bertumpuk kepada kehidupan akademik


itu, sesungguhnya lebih mewakili fokus kehidupan kampus pada abad ke-19 masa
kolonial dahulu.

Sekalipun kehidupan kampus di Indonesia telah berjalan cukup lama, namun


menurut Arbi Sanit (1998) kompleksitas kehidupan kampus beserta
problemtiknya meliputi tiga gejala kehidupan kampus sebagai arena politik, alat
birokrasi dan harapan di masa depan.

 Kampus dan Politik

Kampus sebagai arena politik diawali setelah Indonesia merdeka karena


dengan pertimbangan politik untuk menolak terhadap sisa kekuatan kolonial
dalam bidang ilmu perguruan tinggi. Hal ini terungkap dari pendirian Universitas
Gajah Mada dan Universitas Indonesia dimana pemerintah bersama rektor
memiliki kewenangan mengangkat dosen untuk mengindonesiakan dosen yang
sebelumnya merupakan kewenangan fakultas.

 Kampus dan Dominasi Birokrasi

Gerakan kampus yang sudah dianggap membahayakan kebijakan dasar


nasional, yaitu stabilitas politik dan proses pembangunan nasional dengan
melakuakan intervensi yang ebrsifat kebirokrasian dan pembenahan politik yang
melibatkan kehidupan kampus. Dengan demikian, pemerintahan orde baru telah
menempatkan jalur proses birokrasi negara untuk mengendalikan kehidupan
kampus. Penentuan pimpinan di perguruan tinggi harus mendapat persetujuan dari
Mendikbud, membubarkan lembaga kemahasiwaan (Dewan Mahasiswa),
melarang mahasiswa mengatsnamakan kampusnya didialam kegiatan politik.
Keebasan kamous sudah terbatas dengan masuknya kepentingan poltitik
pemerintah dalam warga kampus.
18

 Pembangunan Hukum

Reformasi menyeluruh yang dikehendaki oleh semua lapisan masyarakat


dewasa ini adalah tuntutan kedaulatan rakyat dalam penyelenggaraan republik
Indonesia ditegakkan. Oleh karena itu, perwujudan negara berdasarkan kepada
hukum dan pemerintahan yang konstitusional benar-benar dapat diabadikan untuk
memenuhi aspirasi dan kepentingan rakyat sesuai dengan tujuan negara. Hukum
di Indonesia dalam praktiknya belumlah menggembirakan, karena kesadaran
hukum di kalangan supra-struktur dan infra-strukur masih memprihatinkan.

 Pembangunan HAM
penegakan hak asasi manusia, khususnya untuk menyatakan apa
yang dianggap benar, seharusnya menjamin bahwa kemakmuran yang
diperoleh oleh suatu negara secara nyata dimana rakyat kecil dapat
menikmatinya. Kampus melalui kajian ilmiah, mimbar akademik yang
bebas, budaya akademik, objektif dengan menggunakan metodologi ilmiah
dalam kerangka pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, akan
mempunyai peluang yang sangat besar untuk berperan serta sebagai
kekuatan moral (moral force) untuk mengaktualisasikan pancasila dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

 Pancasila sebagai paradigma pembangunan iptek

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan hasil


kreatifitas manusia untuk mengolah kekayaan alam yang disediakan oleh Tuhan
yang Maha Esa. Tujuan yang esensial dari IPTEK adalah demi kesejahteraan umat
manusia, sehingga tidak bebas dari nilai namun terikat oleh nilai. Pancasila
mendasari dalam pengembangan IPTEK, di mana dalam mengembangkan IPTEK
harus diimbangi dengan pelestarian dan manfaat yang akan diberikan kepada
19

 Pemahaman Aktualisasi

Aktualisasi Pancasila secara Obyektif

Aktualisasi Pancasila secara Obyektif artinya, realisasi penjabaran nilai-


nilai Pancasila dalam bentuk norma-norma dalam setiap aspek penyelenggaraan
negara, baik dalam bidang Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif, maupun semua
bidang kenegaraan lainnya. Aktualisasi Obyektif ini terutama berkaitan dengan
peraturan perundang-undangan Indonesia.

Aktualisasi Pancasila secara Subyektif

Aktualisasi Subyektif, artinya realisasi penjabaran nilai-nilai Pancasila


dalam bentuk norma-norma ke dalam diri setiap pribadi, perseorangan, setiap
warga negara, setiap individu, setiap penduduk, setiap penguasa dan setiap orang
Indonesia. aktualisasi ini berkaitan dengan kesadaran , ketaatan serta kesiapan
individu

untuk mengamalkan Pancasila (norma-norma moral). Aktualisasi Pancasila


subyektif ini diharapkan dapat tercapai agar nilai-nilai pancasila tetap melekat
dalam hati sanubari bangsa Indonesia, dan demikian itu disebut dengan
Kepribadian Bangsa Indonesia (Kepribadian Pancasila). Maka dengan hal inilah
bangsa Indonesia memiliki ciri karakteristik yang menunjukkan perbedaannya
dengan bangsa lain.

Aktualisasi Subyektif ini lebih penting dari Aktualisasi Obyektif, karena


Aktualisasi Pancasila yang subyektif merupakan kunci keberhasilan Aktualisasi
Pancasila secara Obyektif.
20

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Paradigma merupakan kerangka pikir, kerangka bertindak, acuan,


orientasi, sumber, tolok ukur, parameter, arah dan tujuan dari suatu
perkembangan, perubahan, serta proses dalam suatu bidang tertentu.

Pancasila bukan hanya sebagai simbol negara, tetapi merupakan suatu pedoman
kehidupan yang sangat relevan untuk negara Indonesia. Pancasila diharapkan
mampu mendasari pembangunan sampai ke semua lini kehidupan, mencakup
bidang politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, hubungan antar umat beragama,
sampai dengan IPTEK. Ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan temuan-
temuannya melaju pesat, mendasar, spektakuler. IPTEK tidak lagi hanya sebagai
sarana kehidupan tetapi sekaligus sebagai kebutuhan kehidupan manusia. Untuk
itu diperlukan sikap bijaksana, yaitu kesediaan untuk membuka diri terhadap
tuntutan jaman, sekaligus waspada terhadap nilai-nilai sosial budaya dari luar.
Hanya nilai-nilai yang sesuai dengan kepribadian kita yang kita serap.

Pembangunan yang dilakukan harus berlandaskan sila-sila Pancasila yang


merupakan hasil pemikiran rakyat untuk menuju tujuan bersama membangun
bangsa yang lebih baik.

Pancasila sebagai dasar negara harus mampu menanggapi gerakan reformasi yang
berdampak pada sosial, politik, ekonomi dan kemanusiaan. Reformasi seharusnya
digunakan untuk menata kehidupan dengan berasaskan Pancasila. Reformasi
harusnya memiliki tujuan dan cita-cita sebagaimana tujuan dan cita-cita Pancasila.

Tridharma perguruan tinggi ialah tiga tugas pokok perguruan tinggi yang
mencakup pendidikan tinggi, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat.Pengaktualisasian Pancasila dalam kehidupan kampus dapat dilakukan
21

melalui pengembangan hukum dan HAM dalam kehidupan kampus serta


memposisikan kampus sebagai kekuatan moral. Hal tersebut bertujuan agar
nantinya menumbuh kembangkan geberasi-generasi baru yang memiliki moral
dan budi pekerti yang luhur.

B. Saran

Kita sebagai mahasiswa hendaklah mengamalkan pancasila sebagai bagian


dari kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, karena di dalam
Pancasila mengandung butir-butir keluhuran bangsa Indonesia. Kita sebagai
warga Negara Indonesia harus turut ikut serta dalam pembangunan Negara
Republik Indonesia ini agar tercipta kedamaian yang sesuai dengan semboyan kita
dari dulu yaitu Bhineka Tunggal Ika. Diharapkan kepada mahasiswa/i agar dapat
mengetahui hakikat Pancasila sebagai paradigma kehidupan dalam bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Paradigma pembangunan nasional mengandung suatu
konsekuensi bahwa dalam segala aspek pembagunan nasional kita harus
mendasarkan pada hakikat nilai-nilai sila-sila Pancasila.
22

DAFTAR PUSTAKA

Kaelan. 2010. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta : PARADIGMA.

Syarbaini,syahrial. 2015. Pendidikan Pancasila Di Perguruan Tinggi. Bogor :


Ghalia Indonesia.

Tri Dharma Perguruan Tinggi.2017.Aktualisasi Pancasila.Bandung.Perpustakaan


Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Anda mungkin juga menyukai