Notulensi Bimbingan Prof DR dr. JB. Suparyatmo Sp.
PK(K)
Tanggal : 08 April 2019
Tempat : RS dr. Moewardi Materi : SLE
1. Sistemik Lupus Eritematous (SLE)
a. Penyakit autoimun b. Etiologi : idiopatik, beberapa teori genetik c. Gejala klinis : butterfly rash, poli arthritis 2. Pemeriksaan Laboratorium a. Deteksi Lupus Body ataupun LE Cell i. Prinsip : 1. Serum mengandung autoantibodi 2. Sel leukosit yang lisis bercampur dengan serum LUPUS BODY (panah hitam) massa kemerahan dalam serum 3. Lupus body dianggap benda asing oleh leukosit 4. Neutrofil memfagositosis LE CELL (panah hijau)
Gambar Pewarnaan Giemza 10x40
ii. Tata Cara :
1. Ambil darah 3-5cc tanpa antikoagulan 2. Diamkan 30 menit dengan suhu 30C s.d beku 3. Buang serum, sampai tersisa bekuan darah (isi : eritrosit dan leukosit) 4. Gerus dengan mortir di atas saringan teh dengan lubang paling kecil, berbahan baja, agar hancur secara sempurna (leukosit lisis sehingga fragmen inti keluar). 5. Tampung pada wadah 6. Inkubasi dalam suhu 37C selama 2 jam terbentuk lupus body 7. Masukkan ke dalam tube sentrifuge terbentuk buffycoat 8. Ambil buffycoat dan buat preparat akan tampak LE Cell iii. Pitfall’s : 1. Darah harus segar (maksimal 2 jam setelah pengambilan) leukosit masih hidup 2. Penggerusan harus benar dan sempurna leukosit lisis, fragmen inti keluar b. ANA-test Gold Standard
Catatan : LE Cell tidak patognomis kasus SLE, sehingga pemeriksaan ini hanya dilakukan sebagai konfirmasi hasil ANA-test yang positif.