Anda di halaman 1dari 20

TUGAS KHUSUS PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER

DI APOTEK ROXY MANGGA BESAR

Disusun Oleh :
Rahmawati C Halusi , S.Farm 1843700166
Ulial Azmi, S.Farm 1843700061
Syafiah, S.Farm 1843700160
M. Fahrijal Padang, S.Farm 1843700143

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER ANGKATAN XXXIX

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945

JAKARTA

2019
ANTIBIOTIK
Penggolongan Antibiotik berdasarkan mekanisme kerjanya :
Golongan Mekanisme Kerja Jenis/Contoh Efek samping
Beta Laktam Menghambat sintesis Penicillin G Efek samping penting
Penicillin dinding sel Penicillin V yang harus diwaspadai
Ampicillin adalah reaksi yang dapat
Amoxicillin menimbulkan urtikaria
dan reaksi anafilaksis
yang dapat menjadi fatal.

Cephalosporin Cefadroxil Hipersensitivitas dan


Cefuroxime sekitar 10% dari pasien
Ceftriaxone sensitive terhadap
Cefotaxime penicillin juga akan alergi
terhadap cephalosporin.

Carbapenem Imipenem Mual, muntah, diare,


Meropenem gangguan pengecapan,
gangguan darah, uji
coombs positif, reaksi
alergi (ruam urtikaria,
anafilaksis, nekrolisis
epidermal toksik),
mioklonus, konvulsi,
bingung, gangguan fungsi
mental, peningkatan
enzim hati dan birilubin,
peningkatan ureum dan
kreatinin serum, warna
kemerahan di urin, reaksi
local berupa nyeri,
kemerahan indurasi dan
tromboflebitis.

Monobactam Aztreonam Serupa dengan beta lactam


Vancomycin pada umumnya, meskipun
Aztreonam kurang
menimbulkan reaksi
hipersensitif pada pasien
yang sensitive terhadap
penicillin.
Aminoglikosida Menghambat sintesis Gentamycin Alergi (ruam,
protein Kanamycin eosinophilia, demam,
diskrasia darah,
angioedema, dermatitis
eksfoliatif, stomatitis,
syok anafilaksis),
ototoksik, nefrotoksik,
serta toksik terhadap
neuromuscular.

Chloramphenicol Chloramphenicol Kelainan darah yang


Thiamphenicol reversible seperti anemia
aplastic (dapat berlanjut
menjadi leukemia),
neuritis perifer, neuritis
optic, eritema multiforme,
gangguan saluran cerna
(mual muntah, diare,
stomatis, glositis),
hemoglobinuria nocturnal,
grey baby syndrome.

Tetracycline Tetracycline Gangguan saluran cerna


Doxycycline (gangguan lambung, rasa
tidak enak pada perut,
mual, muntah, diare).
Pemakaian lama akan
menimbulkan perubahan
flora usus, pertumbuhan
jamur candida yang
berlebihan dan bakteri lain
pada usus dan vagina.

Makrolid Erythromycin Gangguan saluran cerna


Azithromycin (mual, muntah, diare),
reaksi hipersensitivitas
(urtikaria, ruam kulit,
reaksi anafilaksis),
gangguan pendengaran
yang reversible pernah
dilaporkan setelah
pemberian dosis besar;
icterus kolestatik dan
gangguan jantung (aritmia
dan nyeri dada).

Clindamycin Clindamycin Gangguan saluran cerna


(colitis, diare,nyeri
abdomen, mual, muntah),
reaksi hipersensitivitas,
gangguan pada tes fungsi
hati, icterus, gangguan
fungsi ginjal, gangguan
hematopoietic,
kardiovaskular, kelainan
kulit dan selaput lender.
Sulfonamide dan Antagonis folat. Cotrimoxazole Gangguan gastrointestinal
Trimetoprim (Sulfamethoxazole (mual, muntah, diare),
+ Trimetoprim) reaksi alergi,
fotosensitivitas.
Stomatitis, glositis,
anoreksia, arthralgia,
myalgia. Gangguan darah,
gangguan hati,
pankreatitis, koalitis
terkait antibiotik.
Guinolone Mempengaruhi Asam Nalidiksat Mual, muntah, diare,
sintesis/metabolisme Asam Pipemidat perdarahan
asam nukleat. gastrointestinal, kelelahan
otot, myalgia, fototoksik,
reaksi alergi, efek SSP.

Fluoroquinolone Ciprofloxacin Mual, muntah diare, sakit


Ofloxacin perut, sakit kepala, pusing,
gangguan tidur, ruam,
pruritus, anafilaksis,
fotosensitivitas,
peningkatan ureum dan
kreatinin serum, gangguan
fungsi hati, arthralgia,
myalgia, gangguan darah.
Sumber :
MMN, (2017). Basic Pharmacology &Drug Notes. MMN publishing, Makasar.
LAMBUNG
1. Antasida
Merupakan senyawa yang mempunyai kemampuan menetralkan atau mengikat asam lambung.
Mekanisme Kerja : menetralkan asam lambung seehingga dapat mengurangi iritasi mukosa
lambung akibat asam lambung yang berlebih.
Beberapa jenis antasida yang digunakan :

Garam Aluminium Garam Magnesium

Natrium Bikarbonat

Antasida Doen (Aluminium Hidroksida + Magnesium Hidroksida)


Indikasi Meringankan gejala gejala akibat kelebihan asam lambung.
Minsal dyspepsia, tukak, GERD
Kontraindika Penderita yang hipersensitif terhadap Aluminium Magnesium
Peringatan Gangguan ginjal
Efek Samping Gangguan saluran cerna, gangguan absorpsi fosfat
Hipermagnesemia (bila dikonsumsi oleh pasien gagal ginjal)
Intraksi obat Menurunkan absorpsi tetracycline, fluoraquinolone,
ketoconazole, intraconazole, fe, propranolol, isoniazid,
indometasin, phenytoin, cimetidine, ranitidine, chopromazine,
meningkatkan absorpsi aspirin, glibenclamide, glipizide,
tolbutamide, penisilin G, erythromycin.
Interaksi dihindari dengan membersihkan obat berselang
jam/lebih.
Dosis Antasida doen tersedia dalam bentuk tablet dan sirup.
Satu tablet atau satu sendok takar (5ml) mengandung :
Aluminium hidroksida 200 mg dan magnesium hidroksida 200
mg.
Dosis 1-2 tablet sebelum makan (kunyah dahulu) maks 4x/sehari.

Magnesium Trisilikat

Indikasi Dyspepsia
Perhatian Gangguan ginjal

Efek samping Diare, batu ginjal (pada penggunaan jangka panjang)

Intraksi obat Mengurangi absorpsi azithromycin, ciprofloxacim, isoniazid,


rifampicin, tetracycline, phenytoin, ketoconazole, chloroquine
Dosis Magnesium Trisilikat tersedia dalam bentuk kombinasi dengan
Aluminium Hidroksida. Untuk dosis penggunaan dapat dilihat
pada table merek dagang antasida.

Anti Kembung
Simethicone
Indikasi Penimbunan gas dalam saluran cerna, rasa penuh atau tertekan
pada perut bagian atas.
Kontaindikasi Hipersensitif terhadap simethicone
Efek samping Kepadatan tinja berkurang
Dosis Sisthicone tersedia dalam bentuk kombinasi dengan antasida,
dosis penggunaan dapat dilihat pada tabel merek dagang
antasida.

Antagonis Reseptor H2
Antagonis reseptor H2 bekerja dengan memblok reseptor histamine pada sel pariental sehingga
sel parietal tidak dapat dirangsang untuk mengeluarkan asam lambung.
Beberapa jenis antagonis reseptor H2 yang tersedia:

Cimetidine Ranitidine Famotidine

Cimetidine

Indikasi Tukak lambung, tukak duodedenum, refluks esophagitis,


hipersekresi patologis
Kontraindikasi Penderita yang hipersensitif terhadap cimetidine atau H2
reseptor antagonis lainnya.
Perhatian Gangguan ginjal, kehamilan, menyusui.
Intaksi obat Meningkatkan kadar plasma analgesic apoid terutama
pethidine.
Meningkatkan kadar plasma amiodarone, procainamide,
propafenone, kinidin, erythromycin, flurouracil.
Meningkatkan efek antikoagulan dari warfarin.
Rifampicin mempercepat metabolism cimetidine.
Menghambat metabolism metronidazole, amytriptiline,
doxepine, impiramin, notriptilin, beta blocker, carbamazepine,
phenytoid, asam valproate.
Cimetidine menurunkan absorbs itraconazole dan ketoconazole.
Dosis Ulkus duodenum dan ulkus peptic 2x40 mg/hari (setelah makan
pagi dan sebelum tidur malam) selama 4-6 minggu.
Refluks esophagitis 4x400 mg/hari selama 4-8 minggu.

Ranitidine

Indikasi Tukak lambung, tukak duodenum, refluks esophagitis,


hipersekresi patologis.
Kontraindikasi Penderita yang hipersensitif terhadap raditidine atau H2 reseptor
antagonis lainnya.
Perhatian Gangguan ginjal, gangguan hati, kehamilan dan menyusui.
Efek samping  Susunan sarap pusat; sakit kepala. Jarang terjadi: malaise,
pusing, mengantuk, insomnia, vertigo, agitasi, depresi,
halusinasi.
 Kardiovarskular
 Gastrointestinal
 Musculoskeletal
 Hematologic
 Reaksi hipersensitivitas
Intaksi obat  Pengunaan bersamaan dengan antasida dapat mengurangi
biovailabilitas ranitidine sehingga berikan ranitide
berselang 2 jam setelah penggunaan antasida.
 Pemberian bersamaan warfarin dapat meningkatkan atau
menurunkan waktu protrombin
Dosis Oral
Ulkus peptikum & ulkus duodenum
150 mg 2 kali sehari atau 300 mg sekali sehari sesudah makan
malam atau sebelum tidur, selama 4-8 minggu.
Terapi pemeliharaan pada penyembuhan ulkus peptikum & ulkus
duodenum 150 mg, malam hari sebelum tidur.
Refluks gastroesofagitis 150 mg 2 kali sehari
Injeksi
Injeksi intramuskuler 50 mg (2 ml) tiap 6-8 jam
Injeksi intravena lambat lambat 50 mg diencerkan sampai 20 ml
dan diberikan selama tidak kurang dari 2 menit dapat diulangi
setiap 6-8 jam.
Famotidine

Indikasi Tukak lambung, tukak duodenum, refluks esophagitis,


hipersekresi patologis.
Kontrainsikasi Penderita yang hipersensitif terhadap famotidine atau H2
reseptor antagonis lainnya
Perhatian Gangguan ginjal, kehamilan, menyusui
Efek samping Gangguan saluran cerna, diare, sakit kepala, pusing, ruam,
demam, rasa letih, pruritus
Intaksi obat Mengurangi efektifitas ketoconazole
Kadar famotidine dapat meningkat jika diberikan bersama
probenecid
Dosis Oral
Ulkus peptic & duodenum
Terapi akud 1x40 mg sehari, sebelum tidur malam selama 4-8
minggu.
Dosis pemeliharaan 1x20 mg sehari, sebelum tidur malam.
Refluks esophagitis 2x20 mg, selama 6-12 minggu

Proton Pump Indhibitor (PPI)

PPI dapat menghambat asam lambung dengan menghambat kerja enzim (K+H+APTase)

yang akan memecah K+H+APT menghasilkan energy yang digunakan untuk mengeluarkan asam

HCL dari kanalikuti sel parietal ke dalam lumen lambung.

PPI merupakan penghambat sekresi asam lambung yang lebih kuat disbanding dengan AH2.

PPI mencegah pengeluaran asam lambung dari sel kanalikuli, sehingga menyebabkan pengeluaran

rasa sakit pada pasien tukak, mengurangi aktivitas faktor agresif pepsif pepsin dengan pH>4 serta

meningkatkan efek eradikasi efek eradikasi H.pylori oleh regimen triple drugs.
Beberapa jenis PPI yang tersedia

Omeprazole Lansoprazole

Omeprazole

Indikasi Tukak lambung, tukak duodenum, GERD, hipersekresi patologis


Kontraindikasi Penderita yang hipersensitif terhadap omeprazole
Perhatian Pasien dengan penyakit hati, kehamilan, menyusui,. Singkirkan
terlebih dahulu kemungkinan kanker lambung sebelum
pemberian omeprazole.
Efek samping Urtikaria, mual & muntah, konstipasi, kembung, nyeri abdomen,
lesu, paraestesia, nyeri otot & sendi, pandangan kabur, edema
perifer, perubahan hematologic, perubahan enxim hati dan
gangguan fungsi hati, depresi, mulut kering.
Interaksi obat Menghambat absorsi ketoconazole dan itraconazole.
Meningkatkan kadar warfarin, diazepam, cyclosporine, dan
phenytoin
Menurunkan kadar imipramine, beberapa antipsikotik, tiofilin
Dosis Tukak lambung & duodenum
Dosis awal 1x20 mg/hari selama 4-8 minggu dapat ditingkatkan
menjadi 40 mg/hari pada kasus berat atau kambuh.
Dosis pemeliharaan 1x20 mg/hari

Lansoprazole
Indikasi Tukak lambung, tukak duodenum, GERD,
hipersekresipatologis
Kontraindikasi Penderita yang hipersenditif kepada lansoprazole
Perhatian Pasien dengan penyakit hati, kehamilan, menyusui.
Terlebih dahulu kemungkinan kanker lambung sebelum
pmberian lansoprazole
Efek samping Urtikaria, mual & muntah, konstipasi, kembung, nyeri
abdomen, lesu, paraestesia, nyeri otot & sendi, pandangan
kabur, edema perifer, perubahan hematologic, perubahan
enxim hati dan gangguan fungsi hati, depresi, mulut kering.
Intraksi obat Menghambat absorsi ketoconazole dan itraconazole.
Meningkatkan kadar warfarin, diazepam, cyclosporine, dan
phenytoin
Menurunkan kadar imipramine, beberapa antipsikotik,
tiofilin
Dosis Tukak lambung & duodenum :
1x15 – 30 mg/hari selama 4-8 minggu
Dosis pemeliharaan 1x15 mg/hari

Sucralfat

Sucralfat merupaka kopleks aluminium hidroksida dan sukrosa sulfat yang efeknya sebagai
antasida minimal.

Mekanisme kerja : Sucralfat membentuk lapisan pada dasar tukak sehingga melindungi tukak
dari pengaruh agresif asam lamung dan pepsin. Efek lainnya adalah membantu sintesa
prostaglandin, menambang sekresi bikarbonat dan mucus, meningkatkan daya tahan dan perbaikan
mukosa.

Sucralfat

Indikasi Tukak lambung, tukak duodenum


Perhatian Gangguan ginjal, kehamilan, dan menyusui : pemberian
sucralfat dan nutrisi enteral harus bejarak 1 jam
Efek samping Konstipasi diare, mual, gangguan pencernaan, gangguan
lambung, mulut kering, ruam, reaksi hipersensitifitas, nyeri
punggung, pusing, vertigo, dan mengantuk.
Intraksi obat Menurunkan absopsi ciproploxacin, warparin, oflosxacin,
tetracycline, berikan sucralfat 2 jam setelah pemberian obat
tersebut.
Dosis Tukak lambung dan duodenum :
Tablet 4x1 g/hari (2 jam sebelum makan & sebelum tidur
malam) selama 4-6 minggu.
Maksimal 8 g/hari
Larutan suspense : 2 sdt 4 x/hari

Sumber :
MMN, (2017). Basic Pharmacology &Drug Notes. MMN publishing, Makasar.
HIPERTENSI

Golongan Mekanisme kerja Efek samping Jenis/contoh


Diuretik
Thiazide Bekerja dengan cara Hipokalemia, Hydrochlorothiazide
mengurangi penyerapan hiponatremia, Chlorotiazide
natrium dalam ginjal, hipomagnesemia, Chlorothalidone
sehingga meningkatkan hiperurisemia, Polythiazide
produksi urine. Selain itu, hiperkalsemia, Indapamide
thiazide dapat melebarkan hiperglikemia,
pembuluh darah sehingga meningkatkan kadar
lebih efektif dalam kolesterol LDL dan
menurunkan tekanan trigliserida.2
1
darah.

bekerja dengan
Loop diuretik menurunkan penyerapan Hipokalemia, tetapi Furosemide
kalium, klorida, dan lebih sedikit efek Bumetanide
natrium sehingga samping metabolik Torsemide
memaksa ginjal lainnya.2
meningkatkan jumlah
urine. Dengan produksi
urine yang meningkat,
tekanan darah akan turun
serta kelebihan cairan yang
menumpuk di dalam tubuh
dan paru-paru akan
1
berkurang.

Meningkatkan ekskresi
Diuretik hemat natrium dan air sambil Hiperkalemia.2 Amiloride
kalium menahan kalium.1 Eplerenone
spironolactone
triamterene.

ACE Inhibitor bekerja dengan cara Hipotensi , gangguan Ramipril


menghambat perubahan fungsi ginjal, batuk Lisinopril
angiotensin 1 menjadi kering yang menetap, Perindopril
angiotensin 2 sehingga angioedema, ruam Enalapril
terjadi vasodilatasi dan kulit, gangguan Captopril
penurunan sekresi saluran cerna,
aldosteron. Vasodilatasi hiperkalemia
secara langsung akan hipoglikemia.1
menurunkan tekanan
darah sedangkan
berkurangnya aldosteron
akan menyebabkan
ekskresi air, natrium dan
retensi kalium.1
Angiotensin Memblokade reseptor AT1 Hipotensi dapat losartan
Reseptor sehingga menyebabkan terjadi pada pasien valsartan
Blocker (ARB) vasodilatasi, peningkatan dengan kadar renin candesartan
ekskresi Na dan cairan, tinggi seperti
irbesartan
menurunkan hipertrofi hipovolemia, gagal
vaskular.1 jantung, hipertensi telmisartan
renovaskular dan
hepatis.1
Hiperkalemia dapat
terjadi pada keadaan
tertentu seperti
insufisiensi ginjal.3
Calcium Menghambat tegangan tipe
Channel L saluran membran
Blocker (CCB) plasma.
Nifedipine
Dihydropyridine vasodilatasi Edema, gingival
Amlodipine
hyperplasia
Nicardipine

Diltiazem
Diltiazem vasodilatasi dan AV nodal Bradikardia
blockade

Verapamil
Verapamil vasodilatasi dan AV nodal Bradikardia,
blockade.2 sembelit.2
Beta Blockers Menghambat reseptor Mengurangi toleransi
adrenergik. olahraga, depresi,
dan bronkospasme.
Menghambat reseptor beta Propanol
Beta blokers 1 dan 2. Lebih banyak Carvedirol
Nonselective bronkospasme
Memblokir reseptor beta Atenolol
Beta blokers 1. kurang Bisoprolol
selective bronkospasme Metoprolol
Memblokir reseptor beta
Combined alpha dan alfa.2
and betablokers

Aldosterone Memblokir reseptor


Blocker aldosteron
Spironolactone Efek penyumbatan Spironolactone
androgen, termasuk
menstruasi yang tidak
teratur, ginekomastia,
dan impotensi.
aldosterone
Efek samping kurang
kuat, tetapi lebih aldosterone
sedikit terkait dengan
pemblokiran
androgen.2
Vasodilator Relaksasi otot polos Edema perifer
langsung
Alpha-1 vasodilatasi Hipotensi postural
Blockers
Central Menghambat central Mengantuk,
Adrenergic adrenergik kelelahan, dan mulut
Agonists kering.2
BERIKUT BEBERAPA OBAT ALERGI YANG AMAN BAGI IBU HAMIL

1. Cetirizine
Cara Kerja Obat Cetirizine adalah metabolit aktif dari hidroksizin dengan kerja
kuat dan panjang.
Merupakan antihistamin selektif, antagonis reseptor H1
periferal dengan efek dedative yang rendah pada dosis aktif
farmakologi dan mempunyai sifat tambahan sebagai anti alergi.
Cetrizine menghambat pelepasan histamin pada fase awal dan
mengurangi migrasi sel inflamasi.
Indikasi Cetrizine diindikasikan untuk pengobatan perenial rinitis, alergi
rinitis dan urtikaria idiopatik kronis.
Dosis Dewasa dan anak-anak > 12 tahun : 1 x sehari 1 kapsul

Peringatan dan Perhatian Selama minum obat ini tidak dianjurkan mengendarai
kendaraan bermotor dan menjalankan mesin.
Hindari penggunaan pada wanita hamil dan menyusui karena
diekskresikan melalui air susu.
Efek Samping Cetrizinie mempunyai efek samping yang bersifat sementara
antara lain : sakit kepala, pusing, rasa kantuk, agitasi, mulut
kering dan rasa tidak enak pada lambung.
Pada beberapa individu, dapat terjadi reaksi hipersensitifitas
termasuk reaksi kulit dan angiodema.
Kontraindikasi Penderita yang hipersensitif terhadap cetirizine.
Karena kurangnya data klinis, cetirizine jangan digunakan
selama semester pertama kehamilan atau saat menyusui.
Cetrizine jangan digunakan untuk bayi dan anak-anak berumur
kurang dari 2 tahun.
Interaksi Obat interaksi dengan obat-obat lain belum diketahui
Pada percobaan memperlihatkan potensiasi cetrizine terhadap
alkohol (level alkohol 0,8%) oleh karena itu sebaiknya jangan
diberikan bersamaan.
Cara Penyimpanan Simpan pada suhu 25 derajat s/d 30 derajat celcius (kondisi
penyimpanan normal), terlindung dari cahaya.

2. CTM (Chlorpheniramine Maleat)


Chlorpheniramin maleat atau lebih dikenal dengan CTM merupakan salah
satu antihistaminika yang memiliki efek sedative (menimbulkan
rasa kantuk). Namun, dalam penggunaannya di masyarakat lebih
sering sebagai obat tidur dibanding antihistamin sendiri.
Keberadaanya sebagai obat tunggal maupun campuran dalam obat sakit
kepala maupun influenza lebih ditujukan untuk rasa kantuk yang
Cara kerja Obat ditimbulkan sehingga pengguna dapat beristirahat.
CTM memiliki indeks terapetik (batas keamanan) cukup besar dengan efek
samping dan toksisitas relatif rendah. Untuk itu sangat perlu
diketahui mekanisme aksi dari CTM sehingga dapat menimbulkan
efek antihistamin dalam tubuh manusia.
Indikasi Pengobatan pada gejala-gejala alergi, seperti: bersin, rinorrhea,
urticaria, pruritis, dll.
Kontraindikasi Serangan asama akut, bayi prematur
Dewasa: 3 - 4 kali sehari 0.5 - 1 tablet.
Dosis Anak-anak 6 - 12 tahun: 0.5 dosis dewasa.
Anak-anak 1 - 6 tahun: 0.25 dosis dewasa.
Sedasi, gangguan gastro intestinal, efek muskarinik, hipotensi,
kelemahan otot, tinitus, eufria, sakit kepala, merangsang
susunan saraf pusat, reaksi alergi, kelainan darah.
Peringatan dan Perhatian:
Efek Samping
Jangan mengemudi kendaraan bermotor/mengoperasikan mesin.
Glaukoma sudut sempit, hamil, retensi urin, hipertrofi prostat, lesi
fokalpada krteks serebri. sensisitifas silang

3. Loratadine
Jika digunakan bersamaan dengan obat-obatan tertentu,
loratadine bisa menimbulkan reaksi berupa peningkatan efek
samping atau justru mengurangi efektivitas obat itu sendiri.
Hindari mengonsumsi loratadine dengan obat-obatan yang
mengandung desloratadine. Sama seperti loratadine,
Interaksi Obat desloratadine merupakan obat yang bisa digunakan untuk
meredakan gejala-gejala alergi.
Jangan mengonsumsi alkohol selama menjalani pengobatan
dengan loratadine karena dikhawatirkan dapat meningkatkan
risiko efek samping.
Dosis Loratadine Untuk mengatasi reaksi alergi pada pasien dewasa, dosis
loratadine yang biasanya direkomendasikan oleh dokter adalah
10 mg satu kali sehari, atau 5 mg dua kali sehari. Sedangkan
pada anak-anak usia 2-5 tahun, dosisnya adalah 5 mg satu kali
sehari.
Peringatan Harap berhati-hati dalam menggunakan obat ini jika Anda
merupakan penderita gangguan hati dan gangguan darah
porfiria.
Beri tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat-obatan
lain.
Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
Efek Samping Sama seperti obat-obatan lainnya, loratadine juga berpotensi
menyebabkan efek samping. Walau jarang, efek samping yang
dapat terjadi setelah mengonsumsi antihistamin ini adalah
merasa lelah atau mengantuk.

Sumber : MMN, (2017). Basic Pharmacology &Drug Notes. MMN publishing, Makasar.
Cara Mengerjakan Resep Krim
R/ Hidrocortison asetat 1%

Chloramfenicol 2%

Propylenglikol 1%

Emulgid cream 20

Mf. cream

S. ue

Pro : Qodir

Perhitungan Bahan
Emulgid : 20/100 x 15 = 3 ol. sesami : 20 /100 x 15 = 3
aquadest : 20 - ( 3 + 3)
: 20 - 6
: 14 g
Hidrokortison asetat : 1/96 x 20 = 0,208
Chloramfenicol : 2/96 x 20 = 0,416
Propylenglikol : 1/96 x 20 = 0,208
CONTOH RESEP SEDIAAN KRIM
Cara Membuat Resep Krim Dengan Resep Berikut ini :
R/ Diphenhidramin HCl 0,25
Paraffin liq 10
Acid stearic 2
TEA 0,8
aqua ad 20
m.f cream
S ue
Pro : Tn Bambang

Perhitungan Bahan
diphenhidramin = 0,25 g
paraffin liq = 10 g
Acid stearat =2g
TEA = 0,8 g
Aquadest = 20 - (0,25 + 10 + 2 + 0,8)
= 20 - 13,05 g
DAFTAR PUSTAKA

Kabo P. Bagaimana menggunakan obat-obat kardiovaskular secara rasional. Jakarta: Balai


Penerbit FKUI. 2010

Gunawan SG, Setiabudy R, editors. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: Badan Penerbit
FKUI. 2011.

JAMA. Special Communication 2014 Evidence –Based Guideline For the Management of High
Blood Pressure in Adults Report from the Panel Members Appointed to the Eight Joint
National Committee (JNC 8). JAMA, 2014, 311(5).507-520.

Schmitz. G., Hans L., and Heidrich, M.. 2009. Farmakologi dan Toksikologi Edisi III. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC

Syamsuni, H.A. (2007). Ilmu Resep, Kedokteran EGC, Jakarta


Team Medicalmini Notes., 2017. Basic pharmacology & drug notes, edisi 2017. Makassar : MMN
Publishing

Anda mungkin juga menyukai