Disusun Oleh :
Rahmawati C Halusi , S.Farm 1843700166
Ulial Azmi, S.Farm 1843700061
Syafiah, S.Farm 1843700160
M. Fahrijal Padang, S.Farm 1843700143
JAKARTA
2019
ANTIBIOTIK
Penggolongan Antibiotik berdasarkan mekanisme kerjanya :
Golongan Mekanisme Kerja Jenis/Contoh Efek samping
Beta Laktam Menghambat sintesis Penicillin G Efek samping penting
Penicillin dinding sel Penicillin V yang harus diwaspadai
Ampicillin adalah reaksi yang dapat
Amoxicillin menimbulkan urtikaria
dan reaksi anafilaksis
yang dapat menjadi fatal.
Natrium Bikarbonat
Magnesium Trisilikat
Indikasi Dyspepsia
Perhatian Gangguan ginjal
Anti Kembung
Simethicone
Indikasi Penimbunan gas dalam saluran cerna, rasa penuh atau tertekan
pada perut bagian atas.
Kontaindikasi Hipersensitif terhadap simethicone
Efek samping Kepadatan tinja berkurang
Dosis Sisthicone tersedia dalam bentuk kombinasi dengan antasida,
dosis penggunaan dapat dilihat pada tabel merek dagang
antasida.
Antagonis Reseptor H2
Antagonis reseptor H2 bekerja dengan memblok reseptor histamine pada sel pariental sehingga
sel parietal tidak dapat dirangsang untuk mengeluarkan asam lambung.
Beberapa jenis antagonis reseptor H2 yang tersedia:
Cimetidine
Ranitidine
PPI dapat menghambat asam lambung dengan menghambat kerja enzim (K+H+APTase)
yang akan memecah K+H+APT menghasilkan energy yang digunakan untuk mengeluarkan asam
PPI merupakan penghambat sekresi asam lambung yang lebih kuat disbanding dengan AH2.
PPI mencegah pengeluaran asam lambung dari sel kanalikuli, sehingga menyebabkan pengeluaran
rasa sakit pada pasien tukak, mengurangi aktivitas faktor agresif pepsif pepsin dengan pH>4 serta
meningkatkan efek eradikasi efek eradikasi H.pylori oleh regimen triple drugs.
Beberapa jenis PPI yang tersedia
Omeprazole Lansoprazole
Omeprazole
Lansoprazole
Indikasi Tukak lambung, tukak duodenum, GERD,
hipersekresipatologis
Kontraindikasi Penderita yang hipersenditif kepada lansoprazole
Perhatian Pasien dengan penyakit hati, kehamilan, menyusui.
Terlebih dahulu kemungkinan kanker lambung sebelum
pmberian lansoprazole
Efek samping Urtikaria, mual & muntah, konstipasi, kembung, nyeri
abdomen, lesu, paraestesia, nyeri otot & sendi, pandangan
kabur, edema perifer, perubahan hematologic, perubahan
enxim hati dan gangguan fungsi hati, depresi, mulut kering.
Intraksi obat Menghambat absorsi ketoconazole dan itraconazole.
Meningkatkan kadar warfarin, diazepam, cyclosporine, dan
phenytoin
Menurunkan kadar imipramine, beberapa antipsikotik,
tiofilin
Dosis Tukak lambung & duodenum :
1x15 – 30 mg/hari selama 4-8 minggu
Dosis pemeliharaan 1x15 mg/hari
Sucralfat
Sucralfat merupaka kopleks aluminium hidroksida dan sukrosa sulfat yang efeknya sebagai
antasida minimal.
Mekanisme kerja : Sucralfat membentuk lapisan pada dasar tukak sehingga melindungi tukak
dari pengaruh agresif asam lamung dan pepsin. Efek lainnya adalah membantu sintesa
prostaglandin, menambang sekresi bikarbonat dan mucus, meningkatkan daya tahan dan perbaikan
mukosa.
Sucralfat
Sumber :
MMN, (2017). Basic Pharmacology &Drug Notes. MMN publishing, Makasar.
HIPERTENSI
bekerja dengan
Loop diuretik menurunkan penyerapan Hipokalemia, tetapi Furosemide
kalium, klorida, dan lebih sedikit efek Bumetanide
natrium sehingga samping metabolik Torsemide
memaksa ginjal lainnya.2
meningkatkan jumlah
urine. Dengan produksi
urine yang meningkat,
tekanan darah akan turun
serta kelebihan cairan yang
menumpuk di dalam tubuh
dan paru-paru akan
1
berkurang.
Meningkatkan ekskresi
Diuretik hemat natrium dan air sambil Hiperkalemia.2 Amiloride
kalium menahan kalium.1 Eplerenone
spironolactone
triamterene.
Diltiazem
Diltiazem vasodilatasi dan AV nodal Bradikardia
blockade
Verapamil
Verapamil vasodilatasi dan AV nodal Bradikardia,
blockade.2 sembelit.2
Beta Blockers Menghambat reseptor Mengurangi toleransi
adrenergik. olahraga, depresi,
dan bronkospasme.
Menghambat reseptor beta Propanol
Beta blokers 1 dan 2. Lebih banyak Carvedirol
Nonselective bronkospasme
Memblokir reseptor beta Atenolol
Beta blokers 1. kurang Bisoprolol
selective bronkospasme Metoprolol
Memblokir reseptor beta
Combined alpha dan alfa.2
and betablokers
1. Cetirizine
Cara Kerja Obat Cetirizine adalah metabolit aktif dari hidroksizin dengan kerja
kuat dan panjang.
Merupakan antihistamin selektif, antagonis reseptor H1
periferal dengan efek dedative yang rendah pada dosis aktif
farmakologi dan mempunyai sifat tambahan sebagai anti alergi.
Cetrizine menghambat pelepasan histamin pada fase awal dan
mengurangi migrasi sel inflamasi.
Indikasi Cetrizine diindikasikan untuk pengobatan perenial rinitis, alergi
rinitis dan urtikaria idiopatik kronis.
Dosis Dewasa dan anak-anak > 12 tahun : 1 x sehari 1 kapsul
Peringatan dan Perhatian Selama minum obat ini tidak dianjurkan mengendarai
kendaraan bermotor dan menjalankan mesin.
Hindari penggunaan pada wanita hamil dan menyusui karena
diekskresikan melalui air susu.
Efek Samping Cetrizinie mempunyai efek samping yang bersifat sementara
antara lain : sakit kepala, pusing, rasa kantuk, agitasi, mulut
kering dan rasa tidak enak pada lambung.
Pada beberapa individu, dapat terjadi reaksi hipersensitifitas
termasuk reaksi kulit dan angiodema.
Kontraindikasi Penderita yang hipersensitif terhadap cetirizine.
Karena kurangnya data klinis, cetirizine jangan digunakan
selama semester pertama kehamilan atau saat menyusui.
Cetrizine jangan digunakan untuk bayi dan anak-anak berumur
kurang dari 2 tahun.
Interaksi Obat interaksi dengan obat-obat lain belum diketahui
Pada percobaan memperlihatkan potensiasi cetrizine terhadap
alkohol (level alkohol 0,8%) oleh karena itu sebaiknya jangan
diberikan bersamaan.
Cara Penyimpanan Simpan pada suhu 25 derajat s/d 30 derajat celcius (kondisi
penyimpanan normal), terlindung dari cahaya.
3. Loratadine
Jika digunakan bersamaan dengan obat-obatan tertentu,
loratadine bisa menimbulkan reaksi berupa peningkatan efek
samping atau justru mengurangi efektivitas obat itu sendiri.
Hindari mengonsumsi loratadine dengan obat-obatan yang
mengandung desloratadine. Sama seperti loratadine,
Interaksi Obat desloratadine merupakan obat yang bisa digunakan untuk
meredakan gejala-gejala alergi.
Jangan mengonsumsi alkohol selama menjalani pengobatan
dengan loratadine karena dikhawatirkan dapat meningkatkan
risiko efek samping.
Dosis Loratadine Untuk mengatasi reaksi alergi pada pasien dewasa, dosis
loratadine yang biasanya direkomendasikan oleh dokter adalah
10 mg satu kali sehari, atau 5 mg dua kali sehari. Sedangkan
pada anak-anak usia 2-5 tahun, dosisnya adalah 5 mg satu kali
sehari.
Peringatan Harap berhati-hati dalam menggunakan obat ini jika Anda
merupakan penderita gangguan hati dan gangguan darah
porfiria.
Beri tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat-obatan
lain.
Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
Efek Samping Sama seperti obat-obatan lainnya, loratadine juga berpotensi
menyebabkan efek samping. Walau jarang, efek samping yang
dapat terjadi setelah mengonsumsi antihistamin ini adalah
merasa lelah atau mengantuk.
Sumber : MMN, (2017). Basic Pharmacology &Drug Notes. MMN publishing, Makasar.
Cara Mengerjakan Resep Krim
R/ Hidrocortison asetat 1%
Chloramfenicol 2%
Propylenglikol 1%
Emulgid cream 20
Mf. cream
S. ue
Pro : Qodir
Perhitungan Bahan
Emulgid : 20/100 x 15 = 3 ol. sesami : 20 /100 x 15 = 3
aquadest : 20 - ( 3 + 3)
: 20 - 6
: 14 g
Hidrokortison asetat : 1/96 x 20 = 0,208
Chloramfenicol : 2/96 x 20 = 0,416
Propylenglikol : 1/96 x 20 = 0,208
CONTOH RESEP SEDIAAN KRIM
Cara Membuat Resep Krim Dengan Resep Berikut ini :
R/ Diphenhidramin HCl 0,25
Paraffin liq 10
Acid stearic 2
TEA 0,8
aqua ad 20
m.f cream
S ue
Pro : Tn Bambang
Perhitungan Bahan
diphenhidramin = 0,25 g
paraffin liq = 10 g
Acid stearat =2g
TEA = 0,8 g
Aquadest = 20 - (0,25 + 10 + 2 + 0,8)
= 20 - 13,05 g
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan SG, Setiabudy R, editors. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: Badan Penerbit
FKUI. 2011.
JAMA. Special Communication 2014 Evidence –Based Guideline For the Management of High
Blood Pressure in Adults Report from the Panel Members Appointed to the Eight Joint
National Committee (JNC 8). JAMA, 2014, 311(5).507-520.
Schmitz. G., Hans L., and Heidrich, M.. 2009. Farmakologi dan Toksikologi Edisi III. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC