NAMA : NI PUTU DEA ANANTARINI

NO/KLS : 11/XII MIPA 2

AIRLANGGA MENUNGGANGI BURUNG GARUDA

“Keyakinan yang Dianut oleh Masyarakat Jawa Timur saat Pemerintahan Airlangga dan

Masa Sekarang ”

Arca ini merupakan penggambaran Airlangga, Raja Kahuripan, yang dipercaya sebagai titisan
Dewa Wisnu. Setelah membagi Kahuripan menjadi Kediri (Dhoho/Panjalu) dan Jenggala tahun
1045, Airlangga menjadi pertapa bergelar Resi Gentayu. Ketika ia meninggal pada 1049, patung itu
dibuat untuk memujanya sebagai jelmaan Wisnu, dewa penyelamat dan penjaga dunia.

Dari arca tersebut juga dapat dilihat keyakinan/Agama yang berkembang pada masa
pemerintahan Airlangga adalah agama Hindu Waisnawa. Hal ini Nampak pada candi belahan di
mana Airlangga diwujudkan sebagai sebuah arca sebagai Wisnu menaiki garuda. Untuk mengenang
jerih payah Airlangga mempersatukan kerajaan yang porak-poranda disusunlah kitab Arjuna
Wiwaha oleh Mpu Kanwa 1030. Inilah hasil sastra zaman Airlangga yang sampai pada kita.
Sementara Airlangga sendiri sebelum mengundurkan diri jadi pertapa, ia telah membangunkan
sebuah pertapaan bagi anaknya Sangramawijaya di Pucangan (gunung penanggungan).

Arca airlangga menunggangi garuda merupakan suatu peninggalan kerajaan jawa yang sampai
saai ini adalah warisan nenek moyang dari zaman dahulu yang terus dijaga dan di museumkan
hingga sekarang. Sehingga agama atau kepercayaan yang dianut di masa pemerintahan airlangga
sampai sekarang masih di pertahankan atau di anut oleh masyarakat Jawa Timur walaupun ada
masyarakat jawa yang menganut kepercayaan atau agama islam kejawen. Kejawen adalah sebuah
kepercayaan atau mungkin boleh dikatakan agama yang terutama yang dianut di pulau jawa dan
suku bangsa lainnya yang menetap di jawa. Ciri khas dari agama kejawen adalah adanya perpaduan
antara animisme, agama hindu dan budha.

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa kepercayaan atau agama yang di anut
masyarakat Jawa Timur sekarang adalah campuran dengan kepercayaan Hindu Budha (Islam
kejawen) tetapi tidak semuanya.