Anda di halaman 1dari 8

HAMBATAN-HAMBATAN YANG DIHADAPI GURU DALAM

PENGELOLAAN KELAS DI SD NEGERI 71 BANDA ACEH

Munira Astrini, Alfiati Syafrina, Nurmasyitah


Astrini.munira@gmail.com

ABSTRAK

Dalam Konteks pengelolaan kelas, salah satu upaya guru adalah menciptakan kondisi
kelas yang kondusif. Penelitian ini berupaya mengungkapkan hambatan-hambatan
yang dihadapi guru dalam pengelolaan kelas di SD Negeri 71 Banda Aceh. Secara
khusus penelitian ini bertujuan mendeskripsikan hambatan-hambatan yang dihadapi
guru dalam pengelolaan kelas di SD Negeri 71 Banda Aceh. Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis penelitian yaitu
deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi dan wawancara.
Teknik observasi dilakukan kepada 6 orang guru kelas yang mengajar di masing-
masing kelas I sampai kelas VI untuk melihat hambatan-hambatan guru dalam
mengelola kelas dan teknik wawancara dilakukan kepada 6 orang guru kelas I
sampai kelas VI. Selanjutnya seluruh data diolah dengan tahapan analisis data
kualitatif yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan/verifikasi kesimpulan
data. Berdasarkan hasil analisis data, hasil penelitian ini dapat dikemukakan bahwa
selama proses belajar mengajar guru tidak melakukan pemberian waktu terhadap
siswa sebelum melanjutkan ke materi pelajaran selanjutnya dan dalam mengajar guru
tidak menggunakan media sebagai penunjang pembelajaran yang dapat menarik
minat siswa di kelas dalam belajar. Simpulan penelitian ini adalah hambatan-
hambatan yang dihadapi guru dalam pengelolaan kelas di SD Negeri 71 Banda Aceh
mengacu pada format belajar mengajar.

Kata Kunci: Hambatan, Guru, Pengelolaan Kelas

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu proses mempersiapkan kehidupan anak yang
sedang mengalami perkembangan menuju ke arah kedewasaan. Proses pendewasaan
ini berlangsung dalam tiga lingkungan yaitu: lingkungan keluarga, lingkungan
masyarakat, lingkungan sekolah. Khususnya di lingkungan sekolah, ada tiga pokok
yang menjadi dasar bagi kegiatan pendidikan. Unsur pertama, bahwa pendidikan
menjadi tujuan yang dicapai yaitu pengembangan dan keterampilan anak. Kedua,
bahwa pendidikan usaha disengaja dan berencana terutama dalam pemilihan materi
pelajaran, strategi mengajar, serta teknik penilaian. Sedangkan ketiga, bahwa proses
pendidikan berlangsung dalam lingkungan yang telah disiapkan sebelumnya
(Sardiman, 2010: 56).

7
Menurut Oemar Hamalik (dalam Djamarah dan Zain, 2002:196) ”Kelas
adalah suatu kelompok orang yang melakukan kegiatan belajar bersama, yang
mendapat pengajaran dari guru”.
Dalam melakukan kegiatan belajar bersama, khususnya di dalam kelas, yang
berupaya menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang kondusif sehingga
memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan nyaman dan mencapai tujuan
pembelajaran secara efektif, perlu adanya usaha dari guru dalam menciptakan
kondisi belajar yang efektif, guna tercapainya tujuan pembelajaran.
Guru dapat mengoptimalkan perannya sebagai pengajar dengan menguasai
pengelolaan kelas yang baik. Menurut Djamarah dan Zain (2002:194) ”Pengelolaan
kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar
yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar
mengajar”.
Pengelolaan kelas berpengaruh terhadap proses kegiatan belajar mengajar.
Baik pengelolaan kelas maka baik pula proses kegiatan belajar mengajar, begitupun
sebaliknya buruk pengelolaan kelas maka buruk pula proses kegiatan belajar
mengajar yang akan berdampak pada pembelajaran siswa. Ini sejalan dengan
penelitian terdahulu yang dijadikan dasar oleh peneliti dalam mengambil judul ini.
Penelitian terdahulu yang menemukan bahwa pengelolaan kelas berpengaruh
terhadap aktivitas belajar siswa. Semakin baik pengelolaan kelas yang diberikan,
maka semakin baik pula aktivitas belajar siswa di sekolah, sehingga dapat dikatakan
bahwa tanpa pengelolaan kelas yang baik maka aktivitas belajar siswa disekolah
akan menurun (Dai,2015:8)
Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur
siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang
menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Juga hubungan interpersonal
yang baik antara guru dan siswa dan siswa dengan siswa, merupakan syarat
keberhasilan pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat
mutlak bagi terjadinya proses belajar mengajar yang efektif.
Menurut pengamatan penulis di SD Negeri 71 Banda Aceh, selama ini proses
belajar mengajar belum berjalan dengan efektif. Terlihat suasana kelas yang tidak
kondusif, itu terlihat dari tidak tertibnya para siswa di dalam ruang kelas. Siswa

8
terlihat sibuk dengan keasyikannya sendiri tanpa memperdulikan penjelasan guru
terhadap materi pelajaran di depan kelas, sehingga tidak sedikit siswa yang tidak
mengerti terhadap materi yang disampaikan guru, itu terlihat dari tes tanya jawab
yang diberikan guru kepada siswa. Guru mencoba menertibkan siswa-siswanya
namun ada yang mendengar dan ada pula yang tidak memperdulikan perintah guru.
tentunya keadaan seperti ini mengganggu jalannya proses belajar mengajar dan
sangat merugikan bagi siswa yang memang ingin belajar. Tentunya ini menjadi tugas
bagi guru sebagai pengendali kelas untuk mengatasi permasalahan yang menghambat
pengelolaan kelas sehingga pengelolaan kelas tidak bisa terlaksana dengan baik.
Untuk itu guru perlu mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi dalam
pengelolaan kelas agar penyelesaian masalah dapat teratasi dengan tepat.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas penulis tertarik melakukan
suatu penelitian yang berjudul: ”Hambatan-Hambatan Yang Dihadapi Guru Dalam
Pengelolaan Kelas di SD Negeri 71 Banda Aceh”. Berdasarkan latar belakang diatas,
yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah hambatan-hambatan apa
saja yang dihadapi guru dalam pengelolaan kelas di SD Negeri 71 Banda Aceh ?
Pada rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan hambatan-hambatan yang dihadapi guru dalam pengelolaan kelas di
SD Negeri 71 Banda Aceh.
Manfaat yang diharapkan oleh penulis dari penelitian ini adalah bagi peneliti
dapat menambah wawasan dan pengalaman dalam meneliti hambatan-hambatan
dalam pengelolaan kelas., bagi guru sebagai masukan untuk lebih memperhatikan
hambatan-hambatan dalam pengelolaan kelas dan bagi kepala sekolah dapat menjadi
bahan masukan khususnya dalam pengelolaan kelas, sekaligus mendorong para guru
untuk meningkatkan pengelolaan kelas.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian
deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 71 Banda Aceh. Subjek
penelitian ini adalah 6 orang guru kelas yang terdiri dari guru kelas I, II, III, IV, V,
dan VI. Penentuan subjek guru dalam penelitian ini berjumlah 6 orang guru kelas
yang terdiri dari guru kelas I, II, III, IV, V, dan VI. Pada penelitian ini

9
pengambilan subjek penelitian menggunakan teknik sampling jenuh, yaitu teknik
pengambilan sumber data dengan pertimbagan tertentu karena karena guru kelas
lebih mengetahui setiap permasalahan yang ada di kelasnya.
Penetapan subjek peneliti berpijak pada pendapat Sugiyono (2012:124)
mengatakan ”sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi
relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi
dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana
semua anggota populasi dijadikan sampel”. Maka subjek penelitian ini adalah 6
orang guru kelas yang terdiri dari guru kelas I, II, III, IV, V, dan VI.
Teknik pengumpulan data adalah dengan menggunakan wawancara dan
observasi. Wawancara dilakukan kepada 6 orang guru kelas yang terdiri dari guru
kelas I, II, III, IV, V, dan VI. Informasi yang ingin diperoleh dari wawancara secara
langsung yaitu untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi guru dalam
pengelolaan kelas.
Observasi dilakukan kepada 6 orang guru kelas yang terdiri dari guru kelas I,
II, III, IV, V, dan VI. Data yang diperoleh dari metode observasi ini adalah informasi
tentang faktor-faktor dari hambatan-hambatan dalam pengelolaan kelas di SD Negeri
71 Banda Aceh. Selanjutnya seluruh data diolah dengan tahapan analisis data
kualitatif yaitu reduksi data, model data (data display) dan penarikan/verifikasi
kesimpulan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 71 Banda Aceh yang berada
dibawah naungan Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga beralamat jalan Mesjid
Al-Qurban Desa Mibo Kecamatan Banda Raya Kabupaten Banda Aceh.. kondisi
sekolah yang bersih dan nyaman serta pekarangan yang dihiasi oleh pepohonan dan
tanaman-tanaman bunga yang indah mampu menciptakan kenyamanan bagi siapapun
yang memandangnya.
Usaha guru dalam mengelola kelas bukan tanpa tujuan. Karena ada tujuan
inilah guru selalu berusaha mengelola kelas. Guru mengelola kelas tentunya
dengan tujuan agar kelas menjadi kondusif sehingga membuat jalannya proses

10
belajar mengajar menjadi lancar dan siswa dapat memahami terhadap pelajaran
yang guru sampaikan. Pengelolaan kelas berpengaruh terhadap proses kegiatan
belajar mengajar. Baik pengelolaan kelas maka baik pula proses kegiatan belajar
mengajar, begitupun sebaliknya buruk pengelolaan kelas maka buruk pula proses
kegiatan belajar mengajar yang akan berdampak pada pembelajaran siswa. Hal ini
sama dengan skripsi yang ditulis dengan Sri Wahyuni Dai yang menemukan
bahwa pengelolaan kelas berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa. Semakin
baik pengelolaan kelas yang diberikan, maka semakin baik pula aktivitas belajar
siswa di sekolah, sehingga dapat dikatakan bahwa tanpa pengelolaan kelas yang
baik maka aktivitas belajar siswa disekolah akan menurun
Menurut Djamarah dan Zain (2002:199) ”Pengelolaan kelas dimaksudkan
untuk menciptakan kondisi dalam kelompok kelas yang berupa lingkungan kelas
yang baik, yang memungkinkan siswa berbuat sesuai dengan kemampuannya”.
Selama peneliti melakukan penelitian observasi di 6 kelas peneliti melihat
guru sudah melakukan proses belajar mengajar dengan baik, namun ada beberapa hal
yang kurang menjadi perhatian guru dalam mengajar, dimana salah satunya yaitu
pemberian waktu. Pemberian waktu disini dimaksudkan pemberian waktu yang guru
berikan kepada siswa-siswanya setelah sebuah materi pelajaran telah selesai
diajarkan, pemberian waktu tersebut dimaksudkan untuk memberikan ruang atau
waktu sejenak bagi siswa untuk memahami serta memperhatikan kembali terhadap
materi pelajaran yang baru saja ia pelajari, sehingga dengan pemberian waktu
tersebut memungkinkan siswa untuk mengkoreksi dirinya sendiri tentang bagian
mana dari materi yang telah disampaikan oleh guru yang belum ia pahami sehingga
akan muncul pertanyaan-pertanyaan baru bagi siswa yang mungkin tidak
tersampaikan secara baik kepada siswa saat penjelasan yang telah guru jelaskan tadi.
Ini juga sangat bermanfaat bagi siswa lain dalam memahami kembali materi
pelajaran yang disampaikan guru dimana ada penjelasan ulang dari guru terhadap
materi yang telah ia sampaikan.
Selain itu peneliti juga melihat selama proses belajar mengajar berlangsung
banyak dari guru yang tidak menggunakan media pembelajaran. Seperti yang kita
ketahui banyak sekali manfaat dalam menampilkan media selama pembelajaran
berlangsung, salah satunya yaitu dengan adanya media siswa dapat berfikir secara

11
jelas dan terbuka terhadap materi yang sedang dipelajarinya dan media juga dapat
menarik minta siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar yang berlangsung.
Selama observasi di kelas peneliti melihat ada guru selama mengajar hanya
duduk tanpa adanya perubahan posisi saat mengajar artinya tidak ada gerak
mendekati yang dilakukan guru untuk berinteraksi lebih dekat dengan siswa-
siswanya. Hal tersebut tentunya mengundang para siswa untuk bermain atau
berbicara dengan teman-temannya apalagi bagi siswa yang posisi duduk belakang
membuat mereka menjadi leluasa dalam melakukan aktifitasnya sendiri atau bahkan
aktifitas berkelompok. Hal tersebut tentunya dapat membuat kondisi kelas menjadi
tidak kondusif dan sangat mengganggu jalannya proses belajar mengajar.
Berdasarkan hasil Observasi 6 orang guru kelas mengenai hambatan-
hambatan yang dihadapi guru dalam pengelolaan kelas. Dalam mengelola kelas guru
mengalami hambatan pada format belajar mengajar itu terlihat dari hasil observasi
dimana faktor penghambat terbesar datang dari poin pemberian waktu dimana semua
guru tidak melakukan poin pemberian waktu tersebut yang artinya tidak ada waktu
atau jeda yang guru berikan terhadap sebuah materi yang sudah selesai untuk masuk
melanjutkan ke materi selanjutnya tanpa memberikan waktu kepada siswa untuk
berfikir sejenak terhadap apa yang baru saja ia pelajari.
Dan faktor kedua muncul dari penggunaan media, dari 6 orang guru kelas 5
orang guru kelas tidak menggunakan media saat proses belajar mengaja berlangsung
dimana media sebenarnya dapat menarik minat siswa untuk memperhatikan pelajaran
yang disampaikan guru namun hal tersebut tidak dilakukan guru. Hasil observasi
tersebut juga didukung dengan hasil wawancara dengan 6 orang guru kelas mengenai
hambatan-hambatan yang dihadapi guru dalam pengelolaan kelas dapat disimpulkan
bahwa dimana hasil wawancara semua guru mengatakan bahwa tidak perlu adanya
pemberian waktu jeda terhadap suatu materi pelajaran kepada siswa karena hanya
akan memberikan waktu bermain-main bagi siswa-siswanya di dalam kelas selama
proses belajar mengajar berlangsung. dan dalam wawancara mengenai variasi
mengajar dari 6 orang guru kelas hanya 1 orang guru kelas yang mengatakan bahwa
dalam melakukan variasi mengajar perlu dilakukan juga variasi dalam penggunaan
media pembelajaran serta menggunakan buku-buku penunjang lainnya selain dari
buku pelajaran yang dipakai siswa untuk belajar. Sedangkan 5 orang guru lainnya

12
hanya mengganggap bahwa hal terpenting dalam melakukan variasi mengajar hanya
interkasi yang terjalin antara guru dan siswa sedangkan yang lainnya hanya sebagai
faktor pendukung saja dalam variasi mengajar.
Jadi dapat disimpulkan dari keseluruhan faktor-faktor penghambat dalam
pengelolaan kelas yang dihadapi guru yang meliputi tipe kepemimpinan guru, format
belajar mengajar, kepribadian guru, pengetahuan guru dan pemahaman guru tentang
peserta didik.. Faktor penghambat terbesar muncul dari faktor format belajar
mengajar. Format belajar mengajar salah satu usaha yang harus dikuasai dan dimiliki
guru untuk dapat mengelola kelas dengan baik. melakukan pengelolaan kelas adalah
kemampuan yang harus dimiliki guru untuk menciptakan kondisi kelas yang
kondusif sehingga proses belajar mengajar bisa berjalan secara efekif dan efisien ini
sejalan dengan pendapat Menurut Hadari Nawawi (dalam Djamarah dan Zain,
2002:198) pengelolaan kelas dapat diartikan sebagai kemampuan guru atau wali
kelas dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang
seluas-luasnya pada setiap personal untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang kreatif
dan terarah sehingga waktu dan dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efisien
untuk melakukan kegiatan-kegiatan kelas yang berkaitan dengan kurikulum dan
perkembangan murid.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang hambatan-hambatan yang dihadapi guru
dalam pengelolaan kelas di SD Negeri 71 Banda Aceh dapat disimpulkan bahwa
Hambatan yang dihapai guru dalam pengelolaan kelas di SDN 71 Banda Aceh adalah
format belajar mengajar dimana guru tidak melakukan pemberian waktu dan tidak
menggunakan media selama proses belajar mengajar berlangsung itu terlihat dari
hasil observasi dan juga didukung oleh hasil wawancara yang dilakukan dengan 6
orang guru kelas di SD tersebut.
Seorang guru diharapkan tidak hanya mampu dalam menjelaskan materi
pelajaran tetapi juga harus mampu dalam menguasai semua poin-poin yang dapat
mendukung terciptanya kelancaran proses belajar mengajar yang baik pula sehingga
membuat siswa dapat belajar dengan nyaman dan efektif. Untuk itu guru harus lebih

13
memperhatikan gaya mengajar atau format belajar mengajar yang disajikan kepada
siswa-siswanya.

DAFTARPUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Basrowi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Bungin, Burhan. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana.
Bahri Djamarah, Syaiful dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Bahri Djamarah, Syaiful dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Mariyana, Rita, dkk. 2010. Pengelolaan Lingkungan Belajar. Jakarta: Kencana.
Moleong, Lexy J. 2003. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya.
Nazir. 2005. Metode Penelitian. Bogor Selatan: Ghalia Indonesia.
Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sardiman. 2010. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. 2012. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
________. 2010. Metode penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Taqdir Qodratillah, Meity, dkk. 2011. Kamus Bahasa Indonesia untuk pelajar.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Wahyudi, Imam. 2012. Mengejar Profesionalisme Guru. Jakarta: Prestasi
Pustakaraya.
Wahyuni Dai, Sri. 2015. Pengaruh Pengelolaan Kelas Terhadap Aktivitas Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di Kelas XI SMA Negeri 1 Tapa
Kabupaten Bone Bolang. Jurnal Pendidikan Ekonomi (online):
http://www.google.com

14

Anda mungkin juga menyukai