Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur tidak henti-hentinya kita panjatkan kehadirat Allah
Swt yang telah memberikan rahmat, nikmat dan anugerah-Nya sehingga Laporan
Praktikum Teknologi Pasca Panen ini dapat terselesaikan dengan baik, meski jauh
Pasca Panen ini, terkhusus kepada Ibu Ir. Hj. T. Rosmawaty, M.Si dan Ibu Dr.
Dewi Fortuna Ayu, S.TP. M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Teknologi
Pasca Panen serta kepada abang Rahmad Hidayat, SP selaku asisten dosen
Teknologi Pasca Panen. Saya juga mengucapkan terimakasih kepada kedua orang
dengan sepenuh hati. Tidak lupa kritik dan saran kami harapkan agar laporan ini
dapat menjadi lebih baik lagi. Semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi semua dan
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Kesimpulan ........................................................................................ 33
B. Saran .................................................................................................. 33
LAMPIRAN .................................................................................................... 36
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
A. Latar Belakang
dengan syarat cara mengkonsumsinya harus benar karena jika berlebihan justru
akan menjadi sumber kolesterol itu sendiri. Manfaat kelapa sawit lainnya adalah
energi, kelapa sawit ternyata juga dipercaya berfungsi sebagai multivitamin yang
dapat menambah energi pada tubuh Anda sehingga tidak mudah letih dan siap
Data menunjukkan, pada tahun 2018 lalu, pembelian TBS PTPN V kepada
petani mencapai 1,3 juta ton dan menghasilkan 250ribu ton dan CPO. Sementara
produksi kebun inti juga menghasilkan 290 ribu ton. Sehingga tahun lalu
kelapa sawit setiap tahunnya mengalami peningkatan, berdasarkan data dari BPS
2
(2012), luas areal perkebunan kelapa sawit di Riau 1.530.153,39 Ha, dan
terus bertambah setiap tahunnya. Tahun 2007 menjadi 1.612.381,60 Ha, tahun
2008 menjadi 1.673.551,37 Ha, tahun 2009 menjadi 1.925.341 Ha dan mencapai
memberi dampak terhadap produksi Crude Palm Oil (CPO) yang juga sebagai
mencapai produksi CPO 6.293.542 ton tahun 2010 (Eriyati & Rosyetti, 2012)
ketidakpastian yang terkait dalam tata kelola kelapa sawit, dukungan infrastruktur,
berbagai isu berkelanjutan dalam aspek ekonomi, sosial dan lingkungan di Riau.
perkebunan kelapa sawit di Indonesia, yaitu (1) Kepastian hukum tentang lahan
atau tata ruang perkebunan kelapa sawit masih menjadi kendala utama. Masih
banyak masalah tumpang tindih lahan yang belum terselesaikan hingga kini.
pengurangan lahan karena terindikasi masuk dalam kawasan hutan. (2) Wacana
sawit di dalam negeri menjadi sulit bergerak. (3) Industri kelapa sawit masih
belum memperoleh dampak yang signifikan dari program deregulasi sebab belum
3
ada program untuk industri kelapa sawit secara konkret. Faktanya pemerintah
sendiri telah melakukan deregulasi beberapa aturan tentang kelapa sawit, yang di
sisi lain justru dapat menghambat perkembangan industri ini. (4) Kasus kebakaran
lahan perkebunan kelapa sawit masih menjadi ancaman yang serius sebab
dampaknya sangat luas hingga mempengaruhi negara lain. Masalah ini kini
hukum. Padahal sebenarnya kasus kebakaran hutan pun dapat terjadi secara alami.
memisahkan antara bahan yang berbeda kualitasnya. Secara singkat, pasca panen
adalah aktivitas yang dilakukan terhadap hasil pertanian yang telah dipanen tanpa
mengubah susunan kimiawinya dan wujud fisiknya secara signifikan. Secara garis
besar, pemanfaatan ilmu teknik pada kegiatan pasca panen meliputi pemantauan
sifat fisik dan kimiawi bahan pertanian dan penggunaan teknologi dalam
metode penanganan pasca panen akan sangat bervariasi karena produk pertanian
sawit. Teknik ini akan menjaga kualitas produk dan mutu hasil sawit itu sendiri
hingga masa panen berikutnya. Secara umum, tanaman sawit akan berada dalam
usia produktif selama 25 tahun Teknik panen yang digunakan akan berpengaruh
dalam meningkatkan kualitas kelapa sawit. Panen buah sawit biasanya dilakukan
4
secara manual dengan menggunakan alat pemotong bisa berupa pisau dan sabit
atau gunting. Kuantitas tanaman sawit yang menurun biasanya diakibatkan dari
digunakan untuk bahan pembuatan pupuk organik. Sawit yang telah terpisah dari
Pengangkutan, tandan buah sawit yang sudah dipanen harus segera dibawa
ke pabrik untuk segera diolah. Sawit yang tidak segera diolah akan menyebabkan
penurunan mutu kualitas dikarenakan asam lemak yang meningkat. Oleh karena
melumat sawit. Pelumatan buah sawit biasanya menggunakan mesin sejenis pisau
Pisau ini berfungsi untuk mencacah sawit agar minyak yang terkandung
dalam sawit bisa keluar. Selain itu, pencacahan bertujuan untuk mencairkan
minyak yang masih tersisa dalam ampas sawit dengan cara diperas. Pemerasan ini
dilakukan dalam mesin dengan cara menekan dan biasanya dicampur dengan air
bersuhu tinggi.
5
Pemurnian dilakukan untuk memisahkan minyak hasil kelapa sawit dari kotoran
minyak sebesar 20%. Pemurnian juga dimaksudkan untuk memisahkan antara air
mentah yang diperoleh dari hasil ekstraksi atau dari proses pengempaan daging
industri kimia,dan industri pakan ternak. Kebutuhan minyak sawit sebesar 90%
digunakan untuk industri oleokimia yang menghasilkan asam lemak, fatty alcohol,
B. Tujuan Praktikum
sawit
II. TINJAUN PUSTAKA
Afrika Barat. Meskipun demikian, ada yang menyatakan bahwa kelapa sawit
berasal dari Amerika Selatan yaitu Brazil karena lebih banyak ditemukan spesies
kelapa sawit hidup subur di luar daerah asalnya, seperti Malaysia, Indonesia,
Thailand, dan Papua Nugini. Tanaman kelapa sawit memiliki arti penting bagi
dan mengarah kepada kesejahteraan masyarakat, kelapa sawit juga sumber devisa
negara dan Indonesia merupakan salah satu produsen utama minyak kelapa sawit
sawit dari lapisan luar sebagai berikut : 1) Kulit buah yang licin dan keras
(epicarp). 2) Daging buah (mesocarp) terdiri atas susunan serabut (fibre) dan
minyak. 5) Lembaga (embrio). Lembaga yang keluar dari kulit biji akan
plumula yang selanjutnya akan menjadi batang dan daun kelapa sawit. 2) Arah
tegak lurus ke bawah (geotrophy), disebut radikula yang selanjutnya akan menjadi
Tanaman kelapa sawit yang dibudidayakan saat ini terdiri dari dua jenis
yang umum ditanam yaitu E. guineensis dan E. oleifera. Antara dua jenis tersebut
produksi yang sangat tinggi sedangkan E. oleifera memiliki tinggi tanaman yang
rendah. Banyak orang sedang menyilangkan kedua spesies ini untuk mendapatkan
spesies yang tinggi produksi dan gampang dipanen. Jenis E. oleifera sekarang
yang ada. Kelapa sawit Elaeis guinensis Jacq merupakan tumbuhan tropis yang
berasal dari Afrika Barat. Tanaman ini dapat tumbuh di luar daerah asalnya,
adalah faktor pembibitan. Untuk memperoleh bibit yang unggul maka harus
dilakukan dari tetuanya yang unggul pula. Selain dari tetua yang unggul hal yang
kelapa sawit untuk mendapatkan kualitas bibit yang baik, ada 3 (tiga) faktor utama
memiliki nilai jual yang cukup tinggi dan penyumbang devisa terbesar bagi negara
Tanaman kelapa sawit secara morfologi terdiri atas bagian vegetatif (akar, batang,
dan daun) dan bagian generatif (bunga dan buah) (Sunarko, 2007).
yang memiliki akar serabut. Saat awal perkecambahan, akar pertama muncul dari
biji yang berkecambah (radikula). Setelah itu radikula akan mati dan membentuk
akar utama atau primer. Selanjutnya akar primer akan membentuk akar skunder,
tersier, dan kuartener. Perakaran kelapa sawit yang telah membentuk sempurna
umumnya memiliki akar primer dengan diameter 5-10 mm, akar skunder 2-4 mm,
akar tersier 1-2 mm, dan akar kuartener 0,1-0,3. Akar yang paling aktif menyerap
air dan unsur hara adalah akar tersier dan kuartener berada di kedalaman 0-60cm
dengan jarak 2-3 meter dari pangkal pohon (Lubis dan Agus, 2011).
Pada batang kelapa sawit memiliki ciri yaitu tidak memiliki kambium dan
umumnya tidak bercabang. Pada pertumbuhan awal setelah pafe muda terjadi
tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai struktur pendukung tajuk (daun, bunga,
dan buah). Kemudian fungsi lainnya adalah sebagai sistem pembuluh yang
mengangkut unsur hara dan makanan bagi tanaman. Tinggi tanaman biasanya
Daun merupakan pusat produksi energi dan bahan makanan bagi tanaman.
Bentuk daun, jumlah daun dan susunannya sangat berpengaruhi terhadap tangkap
sinar mantahari. Pada daun tanaman kelapa sawit memiliki ciri yaitu membentuk
9
susunan daun majemuk, bersirip genap, dan bertulang sejajar. Daun-daun kelapa
sawit disanggah oleh pelepah yang panjangnya kurang lebih 9 meter. Jumlah anak
daun di setiap pelepah sekitar 250-300 helai sesuai dengan jenis tanaman kelapa
sawit. Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat. Duduk pelepah
daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang melingkari batang dan
membentuk spiral. Pohon kelapa sawit yang normal biasanya memiliki sekitar 40-
50 pelepah daun. Pertumbuhan pelepah daun pada tanaman muda yang berumur
5-6 tahun mencapai 30-40 helai, sedangkan pada tanaman yang lebih tua antara
20-25 helai. Semakin pendek pelepah daun maka semakin banyak populasi kelapa
sawit yang dapat ditanam persatuan luas sehingga semakin tinggi prokdutivitas
Tanaman kelapa sawit akan mulai berbunga pada umur sekitar 12-14
bulan. Bunga tanaman kelapa sawit termasuk monocious yang berarti bunga
jantan dan betina terdapat pada satu pohon tetapi tidak pada tandan yang sama.
Tanaman kelapa sawit dapat menyerbuk silang ataupun menyerbuk sendiri karena
memiliki bunga jantan dan betina. Biasanya bunganya muncul dari ketiak daun.
Buah kelapa sawit termasuk buah batu dengan ciri yang terdiri atas tiga
bagian, yaitu bagian luar (epicarpium) disebut kulit luar, lapisan tengah
(mesocarpium) atau disebut daging buah, mengandung minyak kelapa sawit yang
disebut Crude Palm Oil (CPO), dan lapisan dalam (endocarpium) disebut inti,
mengandung minyak inti yang disebut PKO atau Palm Kernel Oil. Proses
10
pembentukan buah sejak pada saat penyerbukan sampai buah matang kurang lebih
6 bulan. Dalam 1 tandan terdapat lebih dari 2000 buah (Risza, 1994). Biasanya
buah ini yang digunakan untuk diolah menjadi minyak nabati yang digunakan
oleh manusia. Buah sawit (Elaeis guineensis) adalah sumber dari kedua minyak
sawit (diekstraksi dari buah kelapa) dan minyak inti sawit (diekstrak dari biji
Untuk ketinggian pertanaman kelapa sawit yang baik berkisar antara 0-500 m dpl.
Suhu optimum untuk pertumbuhan kelapa sawit sekitar 29-30 °C. Intensitas
penyinaran matahari yang baik tanaman kelapa sawit sekitar 5-7 jam/hari.
Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada jenis tanah Podzolik, Latosol,
yang gembur, subur, datar, berdrainase baik dan memiliki lapisan solum yang
dalam tanpa lapisan padas. Untuk nilai pH yang optimum di dalam tanah adalah
tanaman dan ketersediaan hara di dalam tanah, Semakin besar respon tanaman,
semakin banyak unsur hara dalam tanah (pupuk) yang dapat diserap oleh tanaman
Kelapa sawit dapat hidup di tanah mineral, gambut, dan pasang surut.
Tanah sedikit mengandung unsur hara tetapi memiliki kadar air yang cukup
tinggi. Sehingga cocok untuk melakukan kebun kelapa sawit, karena kelapa sawit
memiliki kemampuan tumbuh yang baik dan memiliki daya adaptif yang cepat
lebih dari sekitar 15°. Kemampuan tanah dalam meyediakan hara mempunyai
perbedaan yang sangat menyolok dan tergantung pada jumlah hara yang tersedia,
adanya proses fiksasi dan mobilisasi, serta kemudahan hara tersedia untuk
mempersiapkan bibit siap tanam. Pembibitan harus sudah disiapkan sekitar satu
mm, polybag dilubangi untuk perembesan kelebihan air pada waktu penyiraman
bibit. Tanah untuk mengisi polybag harus digemburkan terlebih dahulu, setelah
polybag diisi lalu disusun di bedengan dengan ukuran 160 cm dan panjang
atau waktu hujan. Pada tahap pembibitan awal, naungan atas pelindung bisa
berupa pohon hidup atau naungan yang terbuat dari daun kelapa sawit. Naungan
cendawan endomikoriza memiliki jaringan hifa yang masuk ke dalam sel korteks,
membentuk struktur yang khas seperti oval yang disebut vesikular atau bercabang
12
ektomikoriza memiliki jaringan hifa yang tidak masuk sampai ke sel korteks,
tetapi berkembang diantara sel tersebut membentuk mantel pada permukaan akar.
Ciri-ciri lain dari cendawan endomikoriza adalah tidak memiliki batang tubuh dan
memiliki batang tubuh dengan bentuk dan warna yang beragam dan dapat
Pembibitan kelapa sawit dapat dilakukan dengan satu atau dua tahap
besar. Pembibitan awal lebih banyak digunakan dan memiliki keuntungan yang
pembibitan dua tahap, luasan pembibitan menjadi lebih kecil dan memungkinkan
pemupukan menjadi mudah, dan bibit terhindar dari penyinaran matahari secara
dalam polibag kecil berupa tanah bagian atas (top soil) yang sudah dibersihkan
kantong plastik berukuran kecil, sehingga jumlah bibit per ha areal pembibitan
13
menjadi banyak. Areal pembibitan dipilih lahan yang rata dan datar (tidak miring),
berdrainase lancar, dekat dengan sumber air, tetapi tidak rawan banjir
(Mangoensoekarjo dan Semangun, 2008). Pada pre nursery bibit ditanam dan
disusun rapat sampai berumur 3 - 4 bulan. Dalam waktu 3 - 4 bulan pertama dari
pertumbuhan bibit diperlukan naungan agar intensitas cahaya yang diterima bibit
kantong plastik kecil berukuran 14 x 22 cm rata dengan tebal 0.07 mm. Tanah
yang diisikan adalah tanah atas (top soil) yang disaring. Kecambah yang ditanam
pembibitan awal dilakukan dengan pengisian dan penyusunan polibag, alih tanam,
perhatian yang lebih (PPKS, 2003). Pada main nursery bibit diletakkan dengan
akibat bersaing dalam pengambilan air, hara, sinar matahari, dan ruang hidup.
Gulma juga dapat menurunkan mutu produksi akibat terkontaminasi oleh bagian
Pada mulanya perusahaan ini berasal daii perusahaan asing (Belanda) yakni
(Anonimus, 2012)
dari Unit Aceh, Unit Sumatra Utara I - X , Unit Sumatra Selatan I - I I , Unit Jawa
masa perkembangannya sejak tahun 1979, aktivitas perusahaan ini mulai diperluas
dengan membuka cabang ke daerah Riau, yang mana perluasannya tersebut adalah
sebagai realisasi dan Instruksi Mentri Pertanian Republik Indonesia yang tertuang
Pada 1878 pembudidayaan kelapa sawit seluas 0,4 hektar dalam bentuk
pada waktu itu sehingga baru tahun 1911 perusahaan Belgia membuka usaha
perkebunan kelapa sawit komersial pertama di Pulau Raja (Asahan) dan Sungai
Oleh karena itu 1911 dianggap awal dari perkebunan kelapa sawit di
Indonesia. Pada tahun 1911, perusahaan Jerman juga membuka usaha perkebunan
kelapa sawit di Tanah Itam Ulu. Langkah investor Belgia dan Jerman tersebut
diikuti oleh investor asing lainnya termasuk Belanda dan Inggris. Tahun 1916
menjadi 34 perusahaan pada tahun 1920. Pabrik Kelapa Sawit (PKS) pertama di
Indonesia dibangun di Sungai Liput (1918) kemudian di Tanah Itam Ulu (1922).
(Anonimus, 2018)
merupakan salah satu unit kerja ang dikelola PTPN V Riau, dibawah Kementrian
sawit yang menghasilkan minyak sawit atau CPO dan mengirim inti sawit untuk
diolah dipabrik kebun lain. Menghasilkan pupuk organik yang diperoleh dari
pelapukan tandan kosong yang merupakan limbah pabrik. Pupuk ini biasa disebut
tanggal 11 maret 1996 sebagai hasil konsolidasi kebun pengembangan PTP II,
PTP IV, dan PTP V di Provinsi Riau. Secara efektif perusahaan mulai beroperasi
sejak tanggal 9 April 1996 dengan kantor pusat di Pekanbaru. Landasan hukum
No.10 tahun 1996 tentang penyetoran modal negara republik indonesia untuk
2014)
Sebagai tempat penerimaan dan penimbunan Tandan Buah Segar (TBS) sebelum
diolah dan diproses lebih lanjut di Pabrik Minyak Sawit serta proses pengisian ke
cages, dan tempat melakukan sortasi buah sawit. Sterilizer Station, merebus buah
sawit secara optimal dengan waktu, tekanan, suhu, dan sistem perebusan sesuai
dari tandan kelapa sawit. Peralatan utama yaitu: Thresser Drum, pada thresser
drum terdapat plat kisi-kisi yang berfungsi untuk membanting tandan buah agar
brondolan buah dapat rontok dan selanjutnya masuk ke mesin digester dan screw
press. Pressing Station, sebagai pemeras (mem-press buah sawit) CPO dari
yang terdiri dari serabut dan biji. Serabut dijadikan bahan bakar ketel uap (boiler
fuel) , sedangkan biji diolah lebih lanjut di Nut Cracker / Ripple Mill. Water
Treatment Station, mengurangi atau menghilangkan garam dan kotoran dan gas
17
yang terlarut maupun tidak terlarut dalam air. Air yang masuk ke dalam boiler
(ketel uap) juga harus melalui water treatment station ini. (Anonimus, 2016)
Stasiun Ketel Uap (Boiler Station), Ketel uap merupakan suatu alat
konversi energi yang merubah Air menjadi Uap dengan cara pemanasan dan panas
yang dibutuhkan air untuk penguapan diperoleh dari pembakaran bahan bakar
pada ruang bakar ketel uap. Uap (energi kalor) yang dihasilkan ketel uap dapat
digunakan pada semua peralatan yang membutuhkan uap di pabrik kelapa sawit,
selama 4 hari untuk mengetahui mutu CPO yang telah diolah dan akan dikirim
oleh Pabrik kelapa Sawit Tandun. Dari hasil analisa diperoleh kadar asam lemak
bebas (ALB) didapat 3,44%, 3,54%, 3,64%, 3,68% dengan rata-rata 3,57%.
Analisa kadar air didapat 0,16 %, 0,18% , 0,19% dan 0,23% dengan rata-rata
0,19%. Sedangkan analisa kadar zat pengotor didapat 0,018%, 0,019%, 0,020%,
telah memenuhi standar yang ditetapkan PKS Tandun yaitu dengan standar kadar
asam lemak bebas (ALB) antara 3,00 – 4,5 %, kadar air antara 0,16 – 0,25 % dan
pengendalian mutu yang dilakukan PT. Buana Wirasubur Sakti sebenarnya telah
Buah, terkadang buah yang diterima di stasiun penerima buah adalah buah yang di
bawah standar yang ditetapkan oleh pabrik, hal ini terpaksa dilakukan agar
18
air yang dimasukkan ke dalam mesin penggilingan dan pemerasan terlalu banyak.
sebuah tanki berkapasitas 150.000 liter. Sehingga, kadar CPO yang dihasilkan
akhir. berada di luar batas normal yang ditetapkan oleh BSN. Akan tetapi pada
kadar air terdapat 16 sampel berada di atas standar yang ditetapkan oleh BSN
yaitu 0,5%.
analisa ekonomi pabrik CPO dan PKO dari buah kelapa sawit didapatkan IRR
45% yang mengindikasikan bahwa pabrik layak untuk didirikan dengan suku
bunga 12% dan waktu pengembalian modal (pay out period) selama 2,6 tahun.
modal untuk pendirian pabrik menggunakan rasio 60% modal sendiri dan 40%
modal pinjaman. Modal total yang dibutuhkan untuk mendirikan pabrik adalah
sebesar Rp. 211.001.470.206 dan laba bersih yaitu sebesar Rp. 112.838.149.952.
Sedangkan Break Event Point (BEP) yang diperoleh adalah sebesar 36,53%.
III. BAHAN DAN METODA
Praktikum ini di laksanakan di PKS PTPN V Sei Galuh, Jalan Garuda Sakti
laksanakan pada tanggal 2 Mei 2019 dimulai dari pukul 07.00 s/d 15.00 WIB
(Lampiran 1).
Alat-alat yang digunakan dalam pengamatan ini adalah kamera, pena, dan buku.
C. Jenis Data
1. Data Primer
karyawan serta pihak yang berasal dari PTPN V Sei Galuh terkait dalam
2. Data Sekunder
kepustakaan dengan bantuan media cetak dan media internet serta catatan
lapangan. Sumber data sekunder merupakan sumber data tidak langsung yang
3. Data Tersier
ilmiah berkaitan dengan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini.
1. Wawancara
2. Observasi
efisiensi. Hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan persiapan panen meliputi
rotasi panen.
dapat mengetahui estimasi produksi esok hari dan dapat menyesuaikan dengan
produksi per hari yang ingin dicapai. Ketika kerapatan panen rendah, dapat
dilakukan panen lebih dari satu seksi pada hari tersebut untuk tetap mengejar
itu juga harus di hindari adanya potongan-potongan ancak panen agar satu seksi
selesai pada satu hari . Hal ini bertujuan untuk mempermudah kontrol pekerjaan ,
buah per mandoran antara 20-25 orang . Jumlah mandoran per afdeling 1000 ha
berdasarkan tinggi tanaman . Penggolongan alat kerja dibagi menjadi tiga bagian
yaitu alat untuk memotong TBS , alat untuk bongkar muat TBS dan alat untuk
membawa TBS ke TPH . Alat untuk memotong buah / TBS yaitu dodos kecil ,
Pada kriteria matang kelapa sawit, menurut buku pintar mandor budidaya
kelapa sawit , suatu areal sudah dapat di panen apabila tanaman sudah berumur 30
bulan di lapangan , 60 % pohon telah mempunyai buah yang siap panen , berat
TBS > 3 kg . Ciri tandan yang matang yaitu , warna buah orange kemerahan ,
Bapak Muhammad Setiawawan selaku karyawan PTPN V Sei Galuh bahwa setiap
23
tandan yang kita panen itu standar nya harus matang panen, yaitu harus sudah
Panen dilakukan pada saat buah kelapa sawit sudah matang yaitu
kandungan minyak dalam tandan buah segar (TBS) sudah maksimal. Buah yang
tepat matang diartikan sebagai buah yang memberikan kualitas dan kuantitas
minyak maksimal. Karena itu panen buah sejauh mungkin disinkronkan dengan
saat tercapainya kondisi tepat matang tersebut. Buah kelapa sawit yang matang
ditandai dengan warna buah merah mengkilat dan buah telah membrodol.
PKS pada umumnya mengolah bahan baku berupa Tandan Buah Segar
(TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit
(Kernel). Proses pengolahan kelapa kelapa sawit sampai menjadi minyak sawit
Stasiun ini sebagai tempat penerimaan dan penimbunan Tandan Buah Segar
(TBS) sebelum diolah dan diproses lebih lanjut di Pabrik Minyak Sawit serta
proses pengisian ke cages, dan tempat melakukan sortasi buah sawit. Peralatan
utama :
Hal ini sangat sederhana, sebagian besar jenis jembatan timbang sekarang
sistem listrik yang diukur. Pabrik Kelapa Sawit sekarang ini pada umum nya
komputer. TBS yang telah ditimbang kemudian diterima oleh bagian Loading
24
ramp, untuk dilakukan penyortiran. Hal ini dilakukan untuk memisahkan antara
b. Loading Ramp
Fungsi utama dari loading ramp adalah tempat pembongkaran TBS yang
diterima pabrik untuk dilakukan penyortiran mutu tandan buah sawit dan
(first in first out). Loading ramp juga berfungsi untuk memudahkan pemasukan
TBS ke dalam lori-lori dan juga sebagai tempat penampungan sementara TBS
Isi lorry yang tidak merata (berat sebelah) akan menyulitkan Hoist Crane pada
saat mengangkat (miring) dan tidak jarang lorry ini terlepas kemudian jatuh dan
membahayakan pekerja lain. Isi lorry yang kurang penuh akan menurunkan
effisiensi pemakaian uap (boros), dan disamping itu akan menjadi penyebab
c. Fruit Cages
rebusan (sterilizer ) dan kemudian membawa Buah Sawit dari rebusan ke stasiun
d. Capstand
Menarik lori buah (fruit Cages) ke sterilizer dan tippler. Capstand bekerja
secara hidrolik. Fungsi capstand adalah untuk menarik lori kosong ke bawah pintu
loading ramp dan juga menarik lori yang berisi TBS masuk dan keluar sterilizer
Pada stasiun ini, juga dilakukan penyortiran buah. Kualitas buah yang diterima
pabrik harus diperiksa tingkat kematangannya. Jenis buah yang masuk ke PKS
pada umumnya jenis Tenera dan jenis Dura. Kriteria matang panen merupakan
Setelah disortir, TBS yang layak olah lalu dimasukkan ke dalam lori rebusan
yang terbuat dari plat besi / baja berlubang-lubang (cage) dan langsung
menurunkan kualitas minyak CPO. Disamping itu, juga dimaksudkan agar buah
Tujuan perebusan :
d. Melunakan daging buah, sehingga daging buah mudah lepas dari biji.
26
Sterilizer memiliki bentuk panjang 26 m dan diameter pintu 2,1 m (hal ini
tergantung dari design yang dipakai oleh pabrik). Dalam sterilizer dilapisi
Wearing Plat setebal 10 mm yang berfungsi untuk menahan uap / steam yang
berasal dari Boiler. Dibawah sterilizer terdapat lubang yang gunanya untuk
menggunakan uap air yang berkekuatan antara 280 sampai 290 Kg/ton TBS.
Proses ini dapat menghasilkan condensat (cairan) yang mengandung sekitar 0.5%
minyak. Condensat ini kemudian dimasukkan ke dalam Fat Pit, nanti nya dapat
Tandan buah yang sudah selesai direbus dimasukan ke dalam Threser, yang
nya, dengan menggunakan Hoisting Crane atau Fruit Elevator (hal ini tergantung
TBS yang masuk kedalam pabrik selanjutnya direbus di dalam sterilizaer. Buah
direbus dengan tekanan 2,5-3 atm dan suhu 130o C selama 50-60 menit. Tujuan
mudah diekstraksi.
Melepaskan atau merontokkan brondolan buah sawit dari tandan kelapa sawit.
Peralatan utama yaitu: Thresser Drum. Pada thresser drum terdapat plat kisi-kisi
yang berfungsi untuk membanting tandan buah agar brondolan buah dapat rontok
Pada tahapan mesin Threser, buah yang masih melekat pada tandannya akan
tandan. Alat yang digunakan pada mesin ini adalah drum berputar (rotari drum
thresher). Hasil stripping (perontokan) tidak selalu 100%, artinya masih ada
brondolan yang melekat pada tangkai tandan, ini yang disebut dengan USB
(Unstripped Bunch). Untuk mengatasi hal ini, maka dipakai sistem “Double
Threshing”.
Sistem 'Double Thresing' bekerja dengan cara janjang kosong / EFB (Empty
Fruit Bunch) dan USB yang keluar dari thresher pertama, tidak langsung dibuang,
tetapi masuk ke threser kedua, supaya sisa berondolan yang masih tertinggal dari
terdiri dari :
a. Digester
Setelah buah pisah dari janjangan, maka buah dikirim ke Digester dengan cara
buah masuk ke Conveyor Under Threser yang fungsinya untuk membawa buah ke
Fruit Elevator yang fungsinya untuk mengangkat buah keatas masuk ke distribusi
tersebut buah atau berondolan yang sudah terisi penuh diputar atau diaduk dengan
menggunakan pisau pengaduk yang terpasang pada bagian poros II, sedangkan
pisau bagian dasar sebagai pelempar atau mengeluarkan buah dari digester ke
Menaikkan Temperatur
b. Screw Press
Fungsi dari Screw Press adalah untuk memeras berondolan yang telah
dicincang, dilumat dari digester untuk mendapatkan minyak kasar. Buah – buah
yang telah diaduk secara bertahap dengan bantuan pisau – pisau pelempar
mesin pengempa ( twin screw press ). Oleh adanya tekanan screw yang ditahan
oleh cone, massa tersebut diperas sehingga melalui lubang – lubang press cage
minyak dipishkan dari serabut dan biji. Selanjutnya minyak menuju stasaiun
Setelah melewati proses Screw Press maka didapatlah minyak kasar / Crude
Oil dan ampas press yang terdiri dari fiber. Kemudian Crude Oil masuk ke stasiun
Setelah di press maka Crude Oil yang mengandung air, minyak, lumpur masuk
ke Sand Trap Tank. Fungsi dari Sand Trap Tank adalah untuk menampung pasir.
Fungsi dari Vibro Separator adalah untuk menyaring Crude Oil dari serabut –
serabut yang dapat mengganggu proses pemisahan minyak. Sistem kerja mesin
penyaringan itu sendiri dengan sistem getaran – getaran pada Vibro kontrol
melalui penyetelan pada bantul yang di ikat pada elektromotor. Getaran yang
Fungsi dari VCT adalah untuk memisahkan minyak, air dan kotoran (NOS)
secara gravitasi. Dimana minyak dengan berat jenis yang lebih kecil dari 1 akan
berada pada lapisan atas dan air dengan berat jenis = 1 akan berada pada lapisan
tengah sedangkan NOS dengan berat jenis lebih besar dari 1 akan berada pada
lapisan bawah.
d. Oil Tank
Fungsi dari Oil Tank adalah untuk tempat sementara Oil sebelum diolah oleh
Ton / Jam.
30
e. Oil Purifier
Fungsi dari Oil Purifier adalah untuk mengurangi kadar air dalam minyak
dengan cara sentrifugal. Pada saat alat ini dilakukan proses diperlukan temperatur
suhu 95o C.
f. Vacuum Dryer
Fungsi dari Vacuum Dryer adalah untuk mengurangi kadar air dalam minyak
produksi.
g. Sludge Tank
Fungsi dari Sludge Tank adalah tempat sementara sludge ( bagian dari minyak
kasar yang terdiri dari padatan dan zat cair) sebelum diolah oleh sludge seperator.
Fungsi dari Sand Cyclone adalah untuk menangkap pasir yang terkandung
Fungsi dari Brush Strainer adalah untuk mengurangi serabut yang terdapat
pada sludge sehingga tidak mengganggu kerja Sludge Seperator. Alat ini terdiri
j. Sludge Seperator
minyak yang berat jenisnya lebih kecil akan bergerak menuju poros dan terdorong
k. Storage Tank
31
produksi yang dihasilkan sebelum dikirim. Storage Tank harus dibersihkan secara
terjadwal dan pemeriksaan kondisi Steam Oil harus dilakukan secara rutin, karena
apabila terjadi kebocoran pada pipa Steam Oil dapat mengakibatkan naiknya
Oil dan Fiber. Fiber tersebut akan masuk kestasiun Kernel dan akan dijabarkan
proses pengolahannya.
Fungsi dari Cake Breaker Conveyor adalah untuk membawa dan memecahkan
b. Depericarper
Fungsi dari Depericarper adalah untuk memisahkan fiber dengan nut dan
membawa fiber untuk menjadi bahan bakar boiler. Fungsi kerjanya adalah
32
tergantung pada berat massa, yang massanya lebih ringan (fiber) akan terhisap
c. Nut Silo
Fungsi dari Nut Silo adalah tempat penyimpanan sementara nut sebelum diolah
pada proses berikutnya. Bila proses pemecahan nut dengan menggunakan nut
Craker maka nut silo harus dilengkapi dengan sistem pemanasan (Heater).
d. Riplle Mill
Fungsi dari riplle Mill adalah untuk memecahkan nut. Pada Riplle Mill terdapat
rotor bagian yang berputar pada Riplle Plate bagian yang diam.
e. Claybath
Fungsi dari Claybath adalah untuk memisahkan cangkang dan inti sawit pecah
yang besar dan beratnya hampir sama. Proses pemisahan dilakukan berdasarkan
f. Hydro Cyclone
g. Kernel Dryer
Fungsi dari Kernel Dryer adalah untuk mengurangi kadar air yang terkandung
dalam inti produksi. Jika kandungan air tinggi pada inti akan mempengaruhi nilai
penjualan, karena jika kadar air tinggi maka ALB juga tinggi.
h. Kernel Storage
Fungsi dari Kernel ini adalah untuk tempat penyimpanan inti produksi sebelum
dikirim keluar untuk dijual. Kernel Storage pada umumnya berupa bulk silo yang
seharusnya dilengkapi dengan fan agar uap yang masih terkandung dalam inti
33
dapat keluar dan tidak menyebabkan kondisi dalam Storage lembab yang pada
A. Kesimpulan
Panen merupakan salah satu tahapan dari budidaya kelapa sawit. Pemanenan
menjadi salah satu kunci penentu produktivitas kelapa sawit. Pemanenan kelapa
sawit dimuli dari pemotongan tandan buah segar dari pohon hingga pengankutan
dari pabrik.
Panen dilakukan pada saat buah kelapa sawit sudah matang, yaitu kandungan
minyak dalam tandan buah segar (TBS) sudah maksimal. Buah yang tepat matang
diartikan sebagai buah yang memberikan kualitas dan kuantitas minyak maksimal.
Buah kelapa sawit yang matang ditandai dengan warna buah merah mengkilat dan
B. Saran
mendapat safety atau pengaman agar keselamatan mahasiswa terjaga pada saat
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Ali. 2015. Pemberian Mikoriza Dan Pupuk P Terhadap Pertumbuhan Bibit
Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Pada Tahap Pre Nursery. Skripsi
thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
http://repository.uin-suska.ac.id/5792/3/BAB%20II.pdf. Diakses pada tanggal
13 Mei 2019
Dalimunthe, Masra. 2009. Meraup Untung dari Bisnis Waralaba Bibit Kelapa
Sawit. Jakarta. Agromedia Pustaka
36
Eriyati & Rosyetti. Analisis Daya Saing Ekspor Komoditi Crude Palm Oil (CPO)
Provinsi Riau. Perpustakaan UNRI : Universitas Riau (2012)
Hadiguna, Rika Ampuh. 2013. Faktor Sukses Untuk Rantai Pasok Kelapa Sawit
di Provinsi Riau.
https://www.academia.edu/23685210/Faktor_Sukses_Untuk_Rantai_Pasok_
Kelapa_Sawit_di_Provinsi_Riau. Diakses pada tanggal 10 Mei 2019
Lubis, R.S. dan Agus W. 2011. Buku Pintar Kelapa Sawit. Agro Media Pustaka.
Jakarta. 296 hal.
Mukherjee, S., dan A. Mitra. 2009. Health Effects of Palm Oil. J Hum Ecol, 26
(3): 197-203.
Pahan, I. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Jakarta: Penebar Swadaya. 424
hal.
Pahan I. 2010. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu
ke Hilir. Penebar Swadaya, Jakarta.
Sunarko. 2009. Budi Daya dan Pengelolaan Kebun Kelapa Sawit dan Sistem
Kemitraan. Agromedia Pustaka. Jakarta. 175 hal.
Yuniva, Nina. 2010. Analisa Mutu Crude Palm Oil (Cpo) Dengan Parameter
Kadar Asam Lemak Bebas (Alb), Kadar Air Dan Kadar Zat Pengotor Di
Pabrik Kelapa Sawit Pt. Perkebunan Nusantara-V Tandun Kabupaten
Kampar. http://repository.uin-suska.ac.id/10499/1/2010_2010390PK.pdf.
Diakses pada tanggal 14 Mei 2019
Susanti, Unik. 20 Maret 2019. Begini Cara PTPN V Sediakan CPO untuk Energi
Baru Terbarukan. Cakaplah.
https://www.cakaplah.com/berita/baca/2019/03/20/begini-cara-ptpn-v-
sediakan-cpo-untuk-energi-baru-terbarukan#sthash.R6Hyc1r4.dpbs. Diakses
10 Mei 2019
BIODATA PENULIS