Anda di halaman 1dari 21

PANDUAN HAND HYGIENE

RS BaliMéd

2017

0
DAFTAR ISI

SK DIREKTUR
DAFTAR ISI………………………………………………….…………….. 1
KEBERSIHANTANGAN.…………………………………………………. 2
I. Pendahuluan…………………………………………………………. 2
II. Definisi Kebersihan Tangan………………………………………… 3
III. Penularan Patogen Melalui Tangan…………………………………. 5
IV. Prosedur mencuci Tangan............................................................ 6
V. Kapan Mencuci Tangan……………………………………………….. 10

HAMBATAN MENCUCI TANGAN………………..…………………..… 14


SISTEM PELATIHAN KEBERSIHATANGA………………………… 15
PROSES SOSIALISASI DAN EVALUASI……………………..………… 16
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………... 18

1
KEBERSIHAN TANGAN (HAND HYGIENE)

I. PENDAHULUAN
Mencuci tangan dengan sabun dan air telah digunakan untuk meningkatkan
kebersihan pribadi selama berabad-abad, namun hubungan antara mencuci tangan
dan penyebaran penyakit baru didirikan pada pertengahan tahun 1800-an oleh
dokter Austria, ignaz Semmelweis yang menetapkan bahwa penyakit yang didapat di
rumah sakit dapat ditularkan melalui tangan petugas kesehatan. Pada tahun 1980
Pedoman Nasional Hand Hygiene pertama di terbitkan di Amerika Serikat. Didier
Pittet (2000) menerbitkan sebuah studi tengara yang membuktikan bahwa
perubahan budaya kebersihan tangan yang melibatkan pengenalan handrub
berbasis alcohol. Program pendidikan staf dan promosi kebersihan tangan dapat
secara signifikan meningkatkan kepatuhan dari tenaga kesehatan, dan pada
gilirannya dapat mengurangi kejadian infeksi di pelayanan kesehatan. Pada tahun
2002 handrub berbasis alcohol didefinisikan sebagai gold standar perawatan
kesehatan, sedangkan mencuci tangan dengan air mengalir di cadangkan untuk
situasi tertentu saja. Tahun 2005 WHO merilis konsep lanjutan pedoman kebersihan
tangan dalam perawatan kesehatan yang memberikan pedoman didasarkan pada
review literature yang paling luas tentang hand hygiene dalam perawatan kesehatan
masakini dan pada tahun 2009 selesai di susun kemudian di rilis.
Healthcare Associated Infections ( HAIs) merupakan masalah serius di
seluruh dunia, baik di negara yang sudah maju maupun yang sedang berkembang.
Hal ini menyebabkan penyakit serius, lama hari rawat meningkat, biaya tinggi,
kematian, citra RS menurun, bahkan tuntutan hukum.

ALASAN KEBERSIHAN TANGAN PENTING DALAM HAIs


1. Media transmisi kuman patogen tersering di Rumah Sakit (Semmelweis,
1861)
2. Penularan penyakit dari pasien ke pasien melalui tangan petugas (Boyce dan
Larson 1995)
3. Kebersihan tangan baik dan benar menurunkan insiden HAIs (Boyke dan
Pittet 2002)
4. Kegalalan kebersihan tangan menyebabkan multi resisten, wabah

2
5. Kebersihan tangan merupakan pilar utama, komponen sentral dari PII dan
pasien safety selain mudah sederhana dilaksakan dapat efektif mencegah
HAI
6. Namun masalah yang ditemukan sekarang adalah kurangnya komplian
karyawan/tenaga kesehatan akan pentingnya mencuci tangan atau
kebersihan tangan, hanya 40 persen tingkat kepatuhan yang ditemukan
dilapangan.

II. DEFINISI KEBERSIHAN TANGAN :


Kebersihan tangan suatu prosedur tindakan membersihkan tangan dengan
menggunakan sabun/antiseptik dibawah air mengalir atau dengan menggunakan
handrub berbasis alkohol mengikuti prosedur cucitangan dari WHO. Hal ini bertujuan
menghilangkan kotoran dari kulit secara mekanis dan mengurangi jumlah
mikroorganisme sementara.
Definisi lain yang terkait kebersihan tangan :
 Mencuci tangan : proses yang secara mekanik melepaskan kotoran dan
debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air
 Hand rub : larutan berbasis alcohol ( berupa cairan, gel, atau busa ) yang
dirancang untuk kegiatan kebersihan tangan untuk membunuh kuman atau
menekan pertumbuhan kuman.
 Handwashing : adalah mencuci tangan di bawah air mengalir dengan
menggunakan sabun ( handsoap)
 Tindakan bersih atau/ Prosedur aseptic : Setiap tindakan perawatan yang
melakukan kontak baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap
membrane mukosa / selaput lender, kulit yang tidak utuh ataupun tindakan
invasive yang memungkinkan kuman masuk ke dalam tubuh.
 Cairan tubuh : Setiap bahan / cairan yang berasal dari tubuh seperti, darah,
urinr, faeses, muntahan, meconium, lochea, saliva, selaput lendir, sperma,
ASI, air mata, serumen, caseosa (sampai bayi pertama mandi), cairan pleura,
cairan cerebrospinal, cairan acites, cairan synovial, cairan amnion, pus,
kecuali keringat. Termasuk juga specimen tubuh ( jaringan, placenta, bahan
cytology, organ, bone merrow)
 Critical site : Area atau tempat yang sangat beresiko mendapat / terjadi
infeksi. Salah satunya adalah daerah operasi atau lokasi yang terpasang alat
invasive medis, yang harus selalu kita jaga dari kuman pathogen ( critical
sites with infectious risk for the patien) atau tempat invasive dan daerah

3
operasi yang potensial mengkontaminasi tangan petugas dari tangan petugas
dari cairan tubuh atau penularan melalui darah ( critical sites with body fluid
exposure risk).
 Sarung tangan medis : sarung tangan yang digunakan untuk tindakan medis
berupa sarung tangan bersih dan sarung tangan steril.
 Perawatan tangan : Kegiatan yang dilakukan untuk menurunkan atau
mengurangi resiko kerusakan atau iritasi kulit.
 Indikasi untuk kebersihan tangan : alasan untuk melakukan kebersihan
tangan.
 Alat invasive medis : Alat medis yang di masukkan melalui kulit atau saluran /
lubang alami yang ada pada tubuh.
 Kolonisasi : Adanya sejumlah kuman atau mikroorganisme namun tanpa
invasi kedalam jaringan kulit atau menyebabkan kerusakan kulit.
 Flora transien dan flora residen pada kulit : flora transien pada pada tangan
diperoleh melalui kontak dengan pasien, petugas kesehatan yang lain dan
permukaan lingkungannya ( misalnya meja periksa, lantai , toilet). Organism
ini tinggal di lapisan kulit dan terangkat dengan mencuci tangan
menggunakan sabun biasa dan air mengalir. Flora residen tinggal di lapisan
kulit yang lebih dalam serta didalam folikel rambut, dan tidak dapat di
hilangkan seluruhnya bahkan dengan air pencucian dan pembilasan keras
dengan sabun dan air bersih. Untungnya flora residen kemungkinan kecil
terkait dengan penyakit infeksi yang menular melalui udara, sepertiflu burung.
Tangan atau kuku petugas kesehatan dapat terkolonisasi pada lapisan dalam
organisme yang menyebabkan infeksi seperti S. aureus, batang gram
negative atau ragi.
 Air bersih : Air yang secara alami atau kimiawi dibersihkan dan di saring
sehingga aman untuk diminum, serta untuk pemakaian lainnya (misalnya
mencuci tangan dan membersihkan instrument medis) karena memenuhi
standar kesehatan yang telah di tetapkan. Pada keadaan minimal, air bersih
harus bebas dari mikroorganisme dan memiliki turbiditas rendah (jernih, tidak
berkabut).
 Emollient : cairan organik seperti gliserol, propilen glikol atau surbitol yang di
tambahkan pada hand rub dan lotion. Kegunaan emollient untuk melunakkan
kulit ( keretakan, kekeringan, iritasi, dan dermatitis) akibat pencucian tangan
dengan sabun yang sering ( dengan atau tanpa anti septic) dan air.

4
 Agen antiseptic atau antimikroba : Bahan kimia yang di aplikasikan di atas
kulit atau jaringan hidup lain untuk menghambat atau membunuh
mikroorganisme ( baik yang sementara atau yang merupakan penghuni
tetap), sehingga mengurangi jumlah hitung bakteri total.
Contoh :
 Alcohol 60-90 % ( Etil dan isopropyl atau metal alcohol)
 Klorheksidin glukonat 2-4% ( Hibiclens, Hibiscrub, Hibitane)
 Klorheksidin glukonat dan cetrimide, dalam berbagai
konsentrasi( Savlon)
 Yodium 3 %, yodium dan produk alcohol berisi yodium atau tincture
( yodium tinktur)iodofor 7,5-10%, berbagai konsentrasi (betadine)
 Kloroksilenol 0,5-4% ( para kloro metaksilenol atau PCMX) berbagai
konsentrasi ( dettol)
 Triklosan 0,2-2 %

III. PENULARAN PATOGEN MELALUI TANGAN


Penularan kuman lingkungan rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan dari
satu pasien ke pasien lain melalui tangan petugas kesehatan didukung oleh lima hal
sebagai sebagai berikut :
1. Organisme atau kuman yang terdapat pada kulit pasien, atau telah
ditransfer / berpindah ke benda mati yang ada disekitar pasien.
2. Organisme kemudian ditranfer pada tangan petugas kesehatan
3. Organisme harus mampu bertahan selama beberapa menit di tangan petugas
kesehatan
4. Petugas kesehatan tidak melakukan kebersihan tangan memadai / tidak
adequate atau tidak ada fasilitas kebersihan tangan yang memadai.
5. Tangan yang terkontaminasi atau tangan petugas yang melakukan asuhan
keperawatan melakukan kontak dengan pasien lain atau dengan benda mati
yang akan kontak langsung dengan pasien.
Petugas kesehatan harus melakukan hand higyene sebelum dan sesudah kontak
dengan pasien untuk mencegah pasien menjadi terkolonisasi oleh kuman di tempat
pelayanan kesehatan yang didapat dari pasien lain dan lingkungan rumah sakit.
Penekanan juga harus diupayakan untuk mencegah transfer organisme dari site
tubuh terkontaminasi ke situs tubuh bersih selama perawatan pasien. Kebersihan
tangan juga harus dilakukan setelah kontak dengan benda mati, termasuk peralatan
medis di dekat pasien.

5
IV. PROSEDUR MENCUCI TANGAN
Sebelum melakukan kebersihan tangan, pastikan perhiasan cincin, termasuk
cincin kawin, gelang, arloji, tidak dipakai. Penelitian menyatakan kulit dibawah
perhiasan meruakan kolonisasi yang berat, sulit dibersihkan/dekontaminasi. Selain
itu memakai perhiasan akan mempersulit saat memakai sarung tangan.
Ada 2 metode dalam melakukan praktek mencuci tangan :
1. Mencuci Tangan Dengan Air Mengalir ( Hand washing)
Proses yang secara mekanik melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan
dengan menggunakan sabun biasa dan air. Bila jelas terlihat kotor atau
terkontaminasi oleh bahan yang mengandung protein, tangan harus di cuci dengan
air mengalir dan sabun.
Tehnik membersihkan tangan dengan sabun dan air mengalir di lakukan sebagai
berikut :
a) Basahi tangan dengan air mengalir yang bersih
b) Tuangkan sabun secukupnya, pilih sabun cair
c) Ratakan dengan kedua telapak tangan
d) Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan
sebaliknya
e) Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari
f) Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci
g) Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan
sebaliknya
h) Gosok dengan memutar ujung jari-jari di telapak tangan kiri dan sebaliknya
i) Bilas kedua tangan dengan air mengalir
j) Keringkan dengan handuk sekali pakai atau tissue towel dengan cara
menepuk-nepuk dan kemudian tissue tersebut dilipat sekecil mungkin dan
pastikan tangan sudah benar-benar kering.
Hand washing rutin di lakukan seperti :
 Counter perawat
 Dapur
 Spoelhoek
 Toilet
 Sebelum dan sesudah makan.
Bila akan melakukan tindakan invasive/aseptic dan tindakan yang beresiko kontak
dengan jaringan terbuka dan atau pembuluh darah seperti memasang infuse, kateter

6
urine, kateter vana central, kateter double lumen, merawat luka dan lain-lain,
sebelum melakukan tindakan gunakan sabun anti septic untuk mencuci tangan.
Kedua tangan harus dicuci dengan sabun dan air besih sesudah melepaskan sarung
tangan karena kemungkinan sarung tangan berlubang atau robek, sehingga bakteri
dapat dengan mudah berkembang biak di lingkungan yang hangat dan basah di
dalam sarung tangan ( CDC 1989 : Korniewickz dkk 1990)
Prosedur mencuci tangan yang benar disesuaikan dengan prosedur mencuci tangan
dari WHO yaitu terdiri dari 6 langkah utama dari 12 langkah yang diuraikan dalam
gambar berikut dibawah ini
gambar 1.

7
Kedua tangan harus dicuci dengan sabun dan air besih sesudah melepaskan
sarung tangan karena kemungkinan sarung tangan berlubang atau robek,
sehingga bakteri dapat dengan mudah berkembang biak di lingkungan yang
hangat dan basah di dalam sarung tangan ( CDC 1989: Korniewickz dkk 1990)

2. Mencuci Tangan Dengan Larutan Berbasis Alkohol ( Hand Rub)


Merupakan kegiatan membersihkan tangan dengan larutan berbasis alcohol ( hand
rub) sebagai sarana atau alat pembersih. Bila tangan tidak jelas terlihat kotor atau
terkontaminasi, gunakan antiseptic berbasis alcohol untuk dekontaminasi rutin,
karena menggunakan hand rub antiseptic untuk tangan yang bersih lebih efektif
membunuh flora residen dan flora transien daipada mencuci tangan dengan
menggunakan sabun antiseptic atau dengan sabun biasa dan air. Antiseptik ini
mudah dan cepat di gunakan serta menghasilkan penurunan penurunan jumlah flora
tangan awal yang lebih besar (Girou et al.2002). Handrub antiseptic juga berisi
emollient yang melindungi dan melembutkan kulit.
Handrub antiseptic tidak menghilangkan kotoran atau zat organic, sehingga jika
tangan sangat kotor atau terkontaminasi oleh darah atau cairan tubuh, harus
mencuci tangan dengan sabun dan air terlebih dahulu. Selain itu untuk mengurangi

penumpukan emolien pada tangan setelah pemakaian handrub antiseptic berulang,


tetap diperlukan mencuci tangan dengan sabun dan air setiap kali 5-10 kali aplikasi
handrub. Handrub yang hanya berisi alcohol sebagai bahan aktifnya, memiliki efek
residual yang terbatas dibandingkan dengan handrub yang berisi campuran alcohol
dengan antiseptic seperti khlorheksidin.

Cucilah tangan dengan sabun dan air setelah 5-10 kali


aplikasi handrub

8
Gambar 2

9
V. KAPAN MENCUCI TANGAN
Ada berbagai kondisi yang memerlukan prosedur cuci tangan yang benar, baik itu
sebelum atau sesudahnya. Lima kondisi ( 5 moment ) berdasarkan standar WHO
adalah :
 Momen 1 : Sebelum kontak dengan pasien
 Momen 2 : Sebelum melakukan prosedur / tindakan aseptic
 Momen 3 : Setelah prosedur / tindakan aseptic atau resiko terpapar cairan
tubuh pasien
 Momen 4 : Setelah kontak dengan pasien
 Momen 5 : setelah kontak dengan lingkungan pasien

Istilah dalam 5 momen kebersihan tangan :


 Pasien : mengacu pada setiap bagian dari pasien, pakaian, atau peralatan
medis yang terhubung dengan pasien
 Prosedur / tindakan aseptic : adalah tindakan perawatan pasien dimana ada
resiko terjadi masuknya pathogen langsung ke dalam tubuh pasien akibat
dari tindakan tersebut
 Resiko terpapar cairan : adalah setiap situasi dimana kontak dengan cairan
tubuh dapat terjadi. Kontak tersebut dapat menimbulkan resiko kontaminasi
baik petugas kesehatan atau lingkungan.
 Area pasien : termasuk pasien dan lingkungan sekitar pasien. Asumsi
umumnya dibuat bahwa dalam zona pasien, flora pasien cepat mencemari
seluruh zona pasien. Dalam zona pasien ada 2 site penting yaitu, site bersih (
missal jalur IV ) yang perlu dilindungi terhadap kolonisasi kuman, dan site
cairan tubuh ( misal Dower chateter) yang beresiko mencemari tangan
petugas kesehatan.
 Area fasilitas / tempat pelayanan kesehatan : merupakan daerah diluar dari
zona pasien. Asumsi di buat bahwa dalam zona kesehatan ada organism
transmisi asing dan berpotensi membahayakan semua pasien.

10
Momen 1- Sebelum kontak dengan pasien
Mengapa : Untuk melindungi pasien terhadap kemungkinan potensial mendapat
kuman pathogen dari tangan petugas kesehatan tersebut.
Tujuan : mencegah kolonisasi kuman / mikroorganisme lingkungan rumah sakit
terhadap pasien. Petugas kesehatan mungkin memiliki sejumlah organisme ditangan
mereka. Jika tidak melakukan kebersihan tangan sebelum menyentuh pasienmaka
mikroorganisme ini akan ditransfer ke pasien.
Kapan Contoh
Sebelum menyentuh pasien dengan cara Berjabat tangan, membantu pasien untuk
apapun bergerak, menyentuh perangkat medis
terhubung ke pasien ( mis, IV lines,dan
alat-alat invasive lain )
Sebelum kegiatan pribadi Mandi, membantu mengenakan pakaian,
menyisir rambut, memasang alat bantu
pribadi seperti kacamata.
Sebelum observasi non-invasive Memeriksa denyut nadi, tekanan darah,
saturasi oksigen, suhu. Auskultasi dada,
palpasi abdomen, memasang elektroda
ECG, CTG
Sebelum pemberian therapy non Memasang masker oksigen/nasal kanul,
invasive memasang alat bantu kencing (termasuk
kondom kateter)
Sebelum menyiapkan dan memberikan Pemberian obat oral, nebulizer/ inhalasi

11
obat oral
Sebelum perawatan mulut dan Menyuapi makan pasien, membantu
menyiapkan makanan menyikat gigi / oral higyne

Momen 2- sebelum melakukan suatu prosedur / tindakan aseptic


Mengapa : Untuk melindungi pasien dari pathogen potensial ( termasuk mereka
sendiri) masuk kedalam tubuh mereka selama prosedur.
Tujuan : Untuk mencegah infeksi endogen dan eksogen pada pasien. Petugas
kesehatan mungkin memiliki sejumlah kuman di tangan mereka, atau petugas
mendapat mikroorganisme dari kulit pasien, sehingga jika tidak melakukan
kebersihan tangansebelum prosedur atau tindakan aseptic mikroorganisme ini akan
masuk kedalam tubuh pasien.
Kapan Contoh
Sebelum menisipkan jarum kedalam Mengambil sampel darah vena,
tubuh kulit pasien, atau merupakan mengukur gula darah, AGD, injeksi
tindakan pemasangan alat medis IM,SC, IV.
Sebelum persiapan dan pemberian obat Injeksi IV, memasukkan makanan per
yang di berikan melalui alat infasive NGT, menyiapkan alat / troly rawat luka
medis, atau persiapan lapangan steril
Sebelum pemberian obat yang ada Memberikan obat tetes mata,
kontak langsung dengan selaput lendir memasukkan obat supositoria,
memasang IUD
Sebelum memasang atau mencabut Tindakan medis: ETT, gudel, trakeostomi,
peralatan infasive medis suction jalan nafas, kateter urin,
kolostomi/ileostomi, akses vaskuler,
perangkat monitor invasive, drain luka,
NGT, aspirasi cairan lambung.
Sebelum pemeriksaaan, pengobatan, Perawatan luka, perawatan luka bakar,
dan perawatan pasien dimana terjadi tindakan pembedahan, pemeriksaan
kontak dengan kulit yang tidak utuh atau rectal toucher, pemeriksaan dan tindakan
selaput lender invasive obstetric ginekologi.

Momen 3- setelah resiko terpapar cairan tubuh atau tindakan aseptic


Mengapa : Untuk melindungi diri petugas dan lingkungan kesehatan dari potensial
penularan pathogen dari pasien

12
Tujuan : Untuk mencegah kolonisasi / infeksi pada petugas kesehatan, kontaminasi
lingkungan tempat pelayanan kesehatan dan transmisi mikroorganisme dari area yang
terkolonisasi ke area yang bersih pada pasien. Setelah menyentuh pasien, petugas
kesehatan memiliki sejumlah mikroorganisme pasien di tangan mereka. Mikroorgisme
ini dapat ditularkan kepada pasien/ permukaan lingkungan yang di sentuh oleh
petugas tersebut.
Kapan Contoh
Setelah setiap momen 2 Lihat momen 2
Setelah setiap berpotensi terpapar cairan Kontak dengan urinal yang digunakan,
tubuh kontak dengan sputum baik secara
langsung mapun tidak langsung melalui
cangkir atau tissue, kontak dengan botol
specimen yang digunakan/ sampel
patologi, membersihkan gigi palsu,
pembersihan tumpahan darah, urine,
tinja, atau muntahan dari lingkungan
pasien, setelah menyentuh bagian luar
dari urobag atau drain. Kontak dengan
salah satu dari berikut: darah, air liur,
lender, sperma, air mata, serumen,
feses, muntahan, cairan pleura, cairan
cerebrospinal, cairan acites, lochea,
mekonium, pus, sumsum tulang,
empedu, sampel tubuh organic missal
sampel biopsy, sampel cell.

Momen 4- Setelah kontak dengan pasien


Mengapa : Untuk melindungi diri dan lingkungan kesehatan dari pathogen potensial
yang berasal dari pasien.
Tujuan : Untuk mencegah kolonisasi atau infeksi pada petugas kesehatan, dan
kontaminasi lingkungan tempat pelayanan kesehatan. Setelah menyentuh pasien,
petugas kesehatan memiliki mikroorganisme atau kuman di tangan mereka dan
kemudian mikroorganisme ini di tularkan kepada pasien lain atau permukaan
lingkungan melalui sentuhan tangan petugas kesehatan.

13
Kapan Contoh
Setelah setiap momen 1 kecuali ada Lihat momen 1 dan 2
telah menjadi berpotensi terkena
paparan cairan tubuh

Momen 5- Setelah kontak dengan area di sekitar pasien


Mengapa : Untuk melindungi diri dan lingkungan kesehatan dari kemungkinan
transmisi kuman dari lingkungan pasien
Tujuan : untuk mencegah kolonisasi / infeksi pada petugas kesehatan, dan
kontaminasi dari lingkungan pelayanan kesehatan. Setelah menyentuh lingkungan
pasien tangan petugas kesehatan terkontaminasi/ terkolonisasi oleh mikroorganisme
yang kemudian mikroorganisme ini dapat ditularkan kepada pasien / permukaan yang
di sentuh oleh petugas kesehatan
Kapan Contoh
Setelah kontak langsung dengan Sekitar pasien yang meliputi : bed, meja,
lingkungan pasien, namun tidak pengaman bed, linen, catatan bedside,
melakukan kontak dengan pasien nakas, nurse call, TV, remote TV/AC,
saklar lampu, barang-barang pribadi
( termasuk buku, alat bantu mobolitas),
kursi, tongkat.

Kegagalan melakukan kebersihan tangan yang baik dan benardianggap


sebagai penyebab utama infeksi nosokomial (HAIs) dan penyebaran
mikroorganisme multi resisten di fasilitas pelayanan kesehatan dan
telah diakui sebagai contributor yang penting terhadap timbulnya
wabah. (Boyce dan Pittet, 2002)

HAMBATAN KEBERSIHAN TANGAN

Buruknya praktik kebersihan tangan dikalangan petugas kesehatan sangat terkait


dengan transmisi Healthcare Associated Infection (HAIs) dan merupakan factor

14
utama dalam penyebaran kuman multi resisten antibiotic di rumah sakit. Hambatan
yang sering ditemui antara lain :
 Penggunaan perhiasan dan jam tangan, menghambat petugas kesehatan
melakukan kebersihan tangan dengan benar. Beberapa studi menunjukkan
bahwa, kulit yang berada dibawah cincin lebih banyak terkolonisasi kuman
dibanding kulit di jari yang tanpa memakai cincin. Memakai cincin dapat
meningkatkan jumlah bakteri gram negative dan enterobakteriaceae pada
tangan petugas kesehatan, sehingga kebijakan yang dibuat mengatur juga
tentang pemakaian dan perhiasan dan jam tangan pada saat bekerja.
Rekomendasi dari consensus WHO adalah sangat tidak menyarankan sekali
memakai perhiasan di jari dan pergelangan tangan selama dalam area
pelayanan kesehatan.

 Kuku panjang dan kuku buatan, sejumlah penelitian telah


mendokumentasikan bahwa daerah subungual (di bawah kuku ) dari tangan
merupakan tempat yang paling banyak didiami oleh bakteri. Cat kuku yang
baru di pasang tidak meningkatkan jumlah bakteri pada periungual tetapi
pada cat kuku yang sudah terkelupas dapat mendukung pertumbuhan
sejumlah besar kuman di kuku, bahkan setelah mencuci tangan rutin
ataupun mencuci tangan scrub bedah di daerah subungual / bawah ujung
kuku petugas kesehatan sering merupakan tempat kolonisasi kuman
patogen.

Petugas kesehatan yang memakai kuku palsu lebih cenderung memiliki patogen
gram negative pada ujung jari mereka daripada mereka yang memiliki kuku alami,
karena sebagian besar pertumbuhan bakteri terjadi di sepanjang proksimal 1 mm
dari kuku berdekatan dengan kulit subungual. Kuku panjang dan tajam, baik alami
atau buatan mudah merobek sarung tangan serta dapat membatasi petugas
kesehatan dalam praktik kebersihan tangan dan merobek atau menggores kulit
pasien.
Setiap fasilitas kesehatan harus mengembangkan kebijakan mengenakan kuku
buatan atau cat kuku oleh petugas kesehatan. Consensus WHO merekomendasi
bahwa petugas kesehatan tidak boleh memakai kuku buatan, ekstender atau cat
kuku ketika kontak langsung dengan pasien, dan kuku alami harus tetap pendek
(panjang 0,5cm).

Petugas kesehatan di larang memakai perhiasan pada jari dan pergelangan


tangan (cincin, gelang, jam tangan) saat memberikan pelayanan kesehatan.
Petugas kesehatan di larang memakai kuku palsu, berkuku panjang dan
SISTEM PELATIHAN KEBERSIHAN TANGAN
memakai cat kuku saat memberikan pelayanan kesehatan.

15
Sistem pelatihan adalah program pelatihan reguler kepada karyawan tentang
kebersihan tangan oleh para trainer. Diadakan setiap 3 bulan dengan sistem
pelatihan terpadu dan terencana.
Tujuannya yaitu dengan sistem pelatihan reguler setiap 3 bulan, diharapkan
mendukung perubahan kebiasaan mencuci tangan dilingkungan rumah sakit.
Pemberi materi/ pelatih adalah orang yang terlatih yang memiliki kontrol sebagai
koordinator tim hyegine di rumah sakit dengan memberikan pendidikan/pelatihan
dasar yang berfokus membahas tentang:
a. Latar belakang dari WHO
b. Definis fakta dan efek dari infeksi nosokomial
c. Pola penyebaran kuman di RS yang ditularkan oleh tangan
d. Pencegahan infeksi nosokomial dengan memandang peran dari kebersihan
tangan
e. Langkah2 mencuci tangan sesuai standar WHO
Proses pelatihan disertai dengan praktek yang diamati oleh para trainer tentang
langkah2 mencuci tangan yang benar.

PROSES SOSIALISASI DAN EVALUASI


Adalah suatu langkah untuk memberikan penilaian sebagai indikasi praktis
akan keberhasilan dan kesesuaian antara SDM dan infrastruktur dengan

16
pemahaman serta praktek cuci tangan dari para karyawan rumah sakit. Proses
penilaian akan di lakukan melalui audit kepatuhan kebersihan tangan yang akan
di laksanakan setiap 4 (empat) bulan sekali yaitu: selama 6 minggu audit, 1
minggu tabulasi, 1 minggu feedback, 4 minggu tindak lanjut melalui edukasi.
Rekomendasi dari WHO menyarankan komponen yang dievaluasi adalah: hand
hygiene compliance through direct observation serta hal lain yang mendukung
seperti :
 Ketersediaan infrastruktur di sarana pelayanan
 Pengetahuan karyawan tentang HAIs and hand hygiene;
 Persepsi karyawan tentang HAIs dan hand hygiene;
 Pemakaian sabun dan handrub berbasis alkohol.
Penilaian ini akan dibandingkan dengan hasil penilaian dasar pada saat mulai
melakukan perubahan sistem untuk melihat efektivitas dan progresifitas dari
program.
Dari penilaian ini juga akan di dapatkan beberapa indikator berdasarkan
isitem evaluasi WHO yaitu:
 Peningkatan kepatuhan karyawan tantang hand hygiene
 Peningkatan infrastruktur dalam sistem kontrol infeksi dan hand hygiene
 Peningkatan pemakaian produk untuk hand hygiene dan persepsi tentang
hand hygiene
 Peningkatan pengetahuan tentang hand hygiene
Hasil penilaian ini harus terus dikomunikasikan dalam proses pelatihan maupun
sosialisasi selanjutnya sebagai usaha memotivasi semua komponen rumah sakit
dalam meninkatkan kepedulian rumah sakit dan iklim rumah sakit yang sehat.
Proses sosialisasi adalah usaha menyebarkan informasi dan mengingatkan
kembali akan pentingnya cuci tangan serta prosedur cuci tangan yang baik dan
benar kepada para karyawan rumah sakit. Hal ini dilakukan langsung oleh tim
panitia PPI rumah sakit baik dalam bentuk poster- poster cara mencuci tangan
yang benar atau papan iklan yang dipasang disetiap tempat strategis. Bisa juga
di pasang disetiap tempat yang tersedia wastafel dan handrub berbasis alkohol
sehingga dapat langsungmenjadi pemandu yang benar.

DAFTAR PUSTAKA

1. Dirjen Bina Upaya Kesehatan Rujukan, Tahun 2011, Pedoman

Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Di Rumah Sakit dan fasilitas

17
Pelayanan Kesehatan lainnya, Cetakan Ketiga Jakarta : Kementrian

Kesehatan RI
2. WHO_Hand Hygiene Technical Manual Refrence
3. ( www.hha.org.au) 5 Moments for HAND HYGIENE 3th Edition Of

Hand hygiene Australia Manual

18
Formulir Observasi
Fasilitas: No. Periode*: No. sesi*:

Pelayanan: Tgl: Observer:


(hari/bln/th) (inisial)
Mulai/selesai
Bangsal: No. Hal°:
Waktu: (jam:menit)
Departemen: Keperawatan Lama Sesi: (menit) Kota**:

Negara**: Indonesia

Prof.cat Prof.cat Prof.cat Prof.cat


Kode Code Code Code
N° N° N° N°
Kese Indikasi Tindakan HH Kese Indikasi Tindakan HH Kese Indikasi Tindakan HH Kese Indikasi Tindakan HH
mpat mpat mpat mpat
an. an. an. an.
seb-ps. HR seb-pas. HR seb-pas. HR seb-pas. HR
1 seb-asept. HW 1 seb-asept. HW 1 seb-asept. HW 1 seb-asept. HW
set-drh.c tbh.  tdk set-drh.c tbh.  tdk set-drh.c tbh.  tdk set-drh.c tbh.  tdk
set-pas.  set.lepas set-pas.  set.lepas set-pas.  set.lepas set-pas.  set.lepas
set.lkg ps. srg tgn set.lkg ps. srg tgn set.lkg ps. srg tgn set.lkg ps. srg tgn

seb-pas. HR seb-pas. HR seb-pas. HR seb-pas. HR


2 seb-asept. HW 2 seb-asept. HW 2 seb-asept. HW 2 seb-asept. HW
set-drh.c tbh.  tdk set-drh.c tbh.  tdk set-drh.c tbh.  tdk set-drh.c tbh.  tdk
set-pas.  set.lepas set-pas.  set.lepas set-pas.  set.lepas set-pas.  set.lepas
set.lkg ps. srg tgn set.lkg ps. srg tgn set.lkg ps. srg tgn set.lkg ps. srg tgn

seb-pas. HR seb-pas. HR seb-pas. HR seb-pas. HR


3 seb-asept. HW 3 seb-asept. HW 3 seb-asept. HW 3 seb-asept. HW
set-drh.c tbh.  tdk set-drh.c tbh.  tdk set-drh.c tbh.  tdk set-drh.c tbh.  tdk
set-pas.  set.lepas set-pas.  set.lepas set-pas.  set.lepas set-pas.  set.lepas
set.lkg ps. srg tgn set.lkg ps. srg tgn set.lkg ps. srg tgn set.lkg ps. srg tgn

seb-pas. HR seb-pas. HR seb-pas. HR seb-pas. HR


4 seb-asept. HW 4 seb-asept. HW 4 seb-asept. HW 4 seb-asept. HW
set-drh.c tbh.  tdk set-drh.c tbh.  tdk set-drh.c tbh.  tdk set-drh.c tbh.  tdk
set-pas.  set.lepas set-pas.  set.lepas set-pas.  set.lepas set-pas.  set.lepas
set.lkg ps. srg tgn set.lkg ps. srg tgn set.lkg ps. srg tgn set.lkg ps. srg tgn

seb-pas. HR seb-pas. HR seb-pas. HR seb-pas. HR


5 seb-asept. HW 5 seb-asept. HW 5 seb-asept. HW 5 seb-asept. HW
set-drh.c tbh.  tdk set-drh.c tbh.  tdk set-drh.c tbh.  tdk set-drh.c tbh.  tdk
set-pas.  set.lepas set-pas.  set.lepas set-pas.  set.lepas set-pas.  set.lepas
set.lkg ps. srg tgn set.lkg ps. srg tgn set.lkg ps. srg tgn set.lkg ps. srg tgn

seb-pas. HR seb-pas. HR seb-pas. HR seb-pas. HR


6 seb-asept. HW 6 seb-asept. HW 6 seb-asept. HW 6 seb-asept. HW
set-drh.c tbh.  tdk set-drh.c tbh.  tdk set-drh.c tbh.  tdk set-drh.c tbh.  tdk
set-pas.  set.lepas set-pas.  set.lepas set-pas.  set.lepas set-pas.  set.lepas
set.lkg ps. srg tgn set.lkg ps. srg tgn set.lkg ps. srg tgn set.lkg ps. srg tgn

seb-pas. HR seb-pas. HR seb-pas. HR seb-pas. HR


7 seb-asept. HW 7 seb-asept. HW 7 seb-asept. HW 7 seb-asept. HW
set-drh.c tbh.  tdk set-drh.c tbh.  tdk set-drh.c tbh.  tdk set-drh.c tbh.  tdk
set-pas.  set.lepas set-pas.  set.lepas set-pas.  set.lepas set-pas.  set.lepas
set.lkg ps. srg tgn set.lkg ps. srg tgn set.lkg ps. srg tgn set.lkg ps. srg tgn

Terjemahan –ICM/RHCI/CORPORATE/Jan-2011
seb-pas. HR seb-pas. HR seb-pas. HR seb-pas. HR
8 seb-asept. HW 8 seb-asept. HW 8 seb-asept. HW 8 seb-asept. HW
set-drh.c tbh.  tdk set-drh.c tbh.  tdk set-drh.c tbh.  tdk set-drh.c tbh.  tdk
set-pas.  set.lepas set-pas.  set.lepas set-pas.  set.lepas set-pas.  set.lepas
set.lkg ps. srg tgn set.lkg ps. srg tgn set.lkg ps. srg tgn set.lkg ps. srg tgn

seb-pas. HR seb-pas. HR seb-pas. HR seb-pas. HR


9 seb-asept. HW 9 seb-asept. HW 9 seb-asept. HW 9 seb-asept. HW
set-drh.c tbh.  tdk set-drh.c tbh.  tdk set-drh.c tbh.  tdk set-drh.c tbh.  tdk
set-pas.  set.lepas set-pas.  set.lepas set-pas.  set.lepas set-pas.  set.lepas
set.lkg ps. srg tgn set.lkg ps. srg tgn set.lkg ps. srg tgn set.lkg ps. srg tgn

seb-ps. HR seb-pas. HR seb-pas. HR seb-pas. HR


10 seb-asept. HW 10 seb-asept. HW 10 seb-asept. HW 10 seb-asept. HW
set-drh.c tbh.  tdk set-drh.c tbh.  tdk set-drh.c tbh.  tdk set-drh.c tbh.  tdk
set-pas.  set.lepas set-pas.  set.lepas set-pas.  set.lepas set-pas.  set.lepas
set.lkg ps. srg tgn set.lkg ps. srg tgn set.lkg ps. srg tgn set.lkg ps. srg tgn

seb-pas. HR seb-pas. HR seb-pas. HR seb-pas. HR


11 seb-asept. HW 11 seb-asept. HW 11 seb-asept. HW 11 seb-asept. HW
set-drh.c tbh.  tdk set-drh.c tbh.  tdk set-drh.c tbh.  tdk set-drh.c tbh.  tdk
set-pas.  set.lepas set-pas.  set.lepas set-pas.  set.lepas set-pas.  set.lepas
set.lkg ps. srg tgn set.lkg ps. srg tgn set.lkg ps. srg tgn set.lkg ps. srg tgn

seb-pas. HR seb-pas. HR seb-pas. HR seb-pas. HR


12 seb-asept. HW 12 seb-asept. HW 12 seb-asept. HW 12 seb-asept. HW
set-drh.c tbh.  tdk set-drh.c tbh.  tdk set-drh.c tbh.  tdk set-drh.c tbh.  tdk
set-pas.  set.lepas set-pas.  set.lepas set-pas.  set.lepas set-pas.  set.lepas
set.lkg ps. srg tgn set.lkg ps. srg tgn set.lkg ps. srg tgn set.lkg ps. srg tgn

seb-pas. HR seb-pas. HR seb-pas. HR seb-pas. HR


13 seb-asept. HW 13 seb-asept. HW 13 seb-asept. HW 13 seb-asept. HW
set-drh.c tbh.  tdk set-drh.c tbh.  tdk set-drh.c tbh.  tdk set-drh.c tbh.  tdk
set-pas.  set.lepas set-pas.  set.lepas set-pas.  set.lepas set-pas.  set.lepas
set.lkg ps. srg tgn set.lkg ps. srg tgn set.lkg ps. srg tgn set.lkg ps. srg tgn

seb-pas. HR seb-pas. HR seb-pas. HR seb-pas. HR


14 seb-asept. HW 14 seb-asept. HW 14 seb-asept. HW 14 seb-asept. HW
set-drh.c tbh.  tdk set-drh.c tbh.  tdk set-drh.c tbh.  tdk set-drh.c tbh.  tdk
set-pas.  set.lepas set-pas.  set.lepas set-pas.  set.lepas set-pas.  set.lepas
set.lkg ps. srg tgn set.lkg ps. srg tgn set.lkg ps. srg tgn set.lkg ps. srg tgn

seb-pas. HR seb-pas. HR seb-pas. HR seb-pas. HR


15 seb-asept. HW 15 seb-asept. HW 15 seb-asept. HW 15 seb-asept. HW
set-drh.c tbh.  tdk set-drh.c tbh.  tdk set-drh.c tbh.  tdk set-drh.c tbh.  tdk
set-pas.  set.lepas set-pas.  set.lepas set-pas.  set.lepas set-pas.  set.lepas
set.lkg ps. srg tgn set.lkg ps. srg tgn set.lkg ps. srg tgn set.lkg ps. srg tgn

seb-pas. HR seb-pas. HR seb-pas. HR seb-pas. HR


16 seb-asept. HW 16 seb-asept. HW 16 seb-asept. HW 16 seb-asept. HW
set-drh.c tbh.  tdk set-drh.c tbh.  tdk set-drh.c tbh.  tdk set-drh.c tbh.  tdk
set-pas.  set.lepas set-pas.  set.lepas set-pas.  set.lepas set-pas.  set.lepas
set.lkg ps. srg tgn set.lkg ps. srg tgn set.lkg ps. srg tgn set.lkg ps. srg tgn

seb-pas. HR seb-pas. HR seb-pas. HR seb-pas. HR


17 seb-asept. HW 17 seb-asept. HW 17 seb-asept. HW 17 seb-asept. HW
set-drh.c tbh.  tdk set-drh.c tbh.  tdk set-drh.c tbh.  tdk set-drh.c tbh.  tdk
set-pas.  set.lepas set-pas.  set.lepas set-pas.  set.lepas set-pas.  set.lepas
set.lkg ps. srg tgn set.lkg ps. srg tgn set.lkg ps. srg tgn set.lkg ps. srg tgn

Revised August 2009

Terjemahan –ICM/RHCI/CORPORATE/Jan-2011

Anda mungkin juga menyukai