Panduan Hand Higiene
Panduan Hand Higiene
RS BaliMéd
2017
0
DAFTAR ISI
SK DIREKTUR
DAFTAR ISI………………………………………………….…………….. 1
KEBERSIHANTANGAN.…………………………………………………. 2
I. Pendahuluan…………………………………………………………. 2
II. Definisi Kebersihan Tangan………………………………………… 3
III. Penularan Patogen Melalui Tangan…………………………………. 5
IV. Prosedur mencuci Tangan............................................................ 6
V. Kapan Mencuci Tangan……………………………………………….. 10
1
KEBERSIHAN TANGAN (HAND HYGIENE)
I. PENDAHULUAN
Mencuci tangan dengan sabun dan air telah digunakan untuk meningkatkan
kebersihan pribadi selama berabad-abad, namun hubungan antara mencuci tangan
dan penyebaran penyakit baru didirikan pada pertengahan tahun 1800-an oleh
dokter Austria, ignaz Semmelweis yang menetapkan bahwa penyakit yang didapat di
rumah sakit dapat ditularkan melalui tangan petugas kesehatan. Pada tahun 1980
Pedoman Nasional Hand Hygiene pertama di terbitkan di Amerika Serikat. Didier
Pittet (2000) menerbitkan sebuah studi tengara yang membuktikan bahwa
perubahan budaya kebersihan tangan yang melibatkan pengenalan handrub
berbasis alcohol. Program pendidikan staf dan promosi kebersihan tangan dapat
secara signifikan meningkatkan kepatuhan dari tenaga kesehatan, dan pada
gilirannya dapat mengurangi kejadian infeksi di pelayanan kesehatan. Pada tahun
2002 handrub berbasis alcohol didefinisikan sebagai gold standar perawatan
kesehatan, sedangkan mencuci tangan dengan air mengalir di cadangkan untuk
situasi tertentu saja. Tahun 2005 WHO merilis konsep lanjutan pedoman kebersihan
tangan dalam perawatan kesehatan yang memberikan pedoman didasarkan pada
review literature yang paling luas tentang hand hygiene dalam perawatan kesehatan
masakini dan pada tahun 2009 selesai di susun kemudian di rilis.
Healthcare Associated Infections ( HAIs) merupakan masalah serius di
seluruh dunia, baik di negara yang sudah maju maupun yang sedang berkembang.
Hal ini menyebabkan penyakit serius, lama hari rawat meningkat, biaya tinggi,
kematian, citra RS menurun, bahkan tuntutan hukum.
2
5. Kebersihan tangan merupakan pilar utama, komponen sentral dari PII dan
pasien safety selain mudah sederhana dilaksakan dapat efektif mencegah
HAI
6. Namun masalah yang ditemukan sekarang adalah kurangnya komplian
karyawan/tenaga kesehatan akan pentingnya mencuci tangan atau
kebersihan tangan, hanya 40 persen tingkat kepatuhan yang ditemukan
dilapangan.
3
operasi yang potensial mengkontaminasi tangan petugas dari tangan petugas
dari cairan tubuh atau penularan melalui darah ( critical sites with body fluid
exposure risk).
Sarung tangan medis : sarung tangan yang digunakan untuk tindakan medis
berupa sarung tangan bersih dan sarung tangan steril.
Perawatan tangan : Kegiatan yang dilakukan untuk menurunkan atau
mengurangi resiko kerusakan atau iritasi kulit.
Indikasi untuk kebersihan tangan : alasan untuk melakukan kebersihan
tangan.
Alat invasive medis : Alat medis yang di masukkan melalui kulit atau saluran /
lubang alami yang ada pada tubuh.
Kolonisasi : Adanya sejumlah kuman atau mikroorganisme namun tanpa
invasi kedalam jaringan kulit atau menyebabkan kerusakan kulit.
Flora transien dan flora residen pada kulit : flora transien pada pada tangan
diperoleh melalui kontak dengan pasien, petugas kesehatan yang lain dan
permukaan lingkungannya ( misalnya meja periksa, lantai , toilet). Organism
ini tinggal di lapisan kulit dan terangkat dengan mencuci tangan
menggunakan sabun biasa dan air mengalir. Flora residen tinggal di lapisan
kulit yang lebih dalam serta didalam folikel rambut, dan tidak dapat di
hilangkan seluruhnya bahkan dengan air pencucian dan pembilasan keras
dengan sabun dan air bersih. Untungnya flora residen kemungkinan kecil
terkait dengan penyakit infeksi yang menular melalui udara, sepertiflu burung.
Tangan atau kuku petugas kesehatan dapat terkolonisasi pada lapisan dalam
organisme yang menyebabkan infeksi seperti S. aureus, batang gram
negative atau ragi.
Air bersih : Air yang secara alami atau kimiawi dibersihkan dan di saring
sehingga aman untuk diminum, serta untuk pemakaian lainnya (misalnya
mencuci tangan dan membersihkan instrument medis) karena memenuhi
standar kesehatan yang telah di tetapkan. Pada keadaan minimal, air bersih
harus bebas dari mikroorganisme dan memiliki turbiditas rendah (jernih, tidak
berkabut).
Emollient : cairan organik seperti gliserol, propilen glikol atau surbitol yang di
tambahkan pada hand rub dan lotion. Kegunaan emollient untuk melunakkan
kulit ( keretakan, kekeringan, iritasi, dan dermatitis) akibat pencucian tangan
dengan sabun yang sering ( dengan atau tanpa anti septic) dan air.
4
Agen antiseptic atau antimikroba : Bahan kimia yang di aplikasikan di atas
kulit atau jaringan hidup lain untuk menghambat atau membunuh
mikroorganisme ( baik yang sementara atau yang merupakan penghuni
tetap), sehingga mengurangi jumlah hitung bakteri total.
Contoh :
Alcohol 60-90 % ( Etil dan isopropyl atau metal alcohol)
Klorheksidin glukonat 2-4% ( Hibiclens, Hibiscrub, Hibitane)
Klorheksidin glukonat dan cetrimide, dalam berbagai
konsentrasi( Savlon)
Yodium 3 %, yodium dan produk alcohol berisi yodium atau tincture
( yodium tinktur)iodofor 7,5-10%, berbagai konsentrasi (betadine)
Kloroksilenol 0,5-4% ( para kloro metaksilenol atau PCMX) berbagai
konsentrasi ( dettol)
Triklosan 0,2-2 %
5
IV. PROSEDUR MENCUCI TANGAN
Sebelum melakukan kebersihan tangan, pastikan perhiasan cincin, termasuk
cincin kawin, gelang, arloji, tidak dipakai. Penelitian menyatakan kulit dibawah
perhiasan meruakan kolonisasi yang berat, sulit dibersihkan/dekontaminasi. Selain
itu memakai perhiasan akan mempersulit saat memakai sarung tangan.
Ada 2 metode dalam melakukan praktek mencuci tangan :
1. Mencuci Tangan Dengan Air Mengalir ( Hand washing)
Proses yang secara mekanik melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan
dengan menggunakan sabun biasa dan air. Bila jelas terlihat kotor atau
terkontaminasi oleh bahan yang mengandung protein, tangan harus di cuci dengan
air mengalir dan sabun.
Tehnik membersihkan tangan dengan sabun dan air mengalir di lakukan sebagai
berikut :
a) Basahi tangan dengan air mengalir yang bersih
b) Tuangkan sabun secukupnya, pilih sabun cair
c) Ratakan dengan kedua telapak tangan
d) Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan
sebaliknya
e) Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari
f) Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci
g) Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan
sebaliknya
h) Gosok dengan memutar ujung jari-jari di telapak tangan kiri dan sebaliknya
i) Bilas kedua tangan dengan air mengalir
j) Keringkan dengan handuk sekali pakai atau tissue towel dengan cara
menepuk-nepuk dan kemudian tissue tersebut dilipat sekecil mungkin dan
pastikan tangan sudah benar-benar kering.
Hand washing rutin di lakukan seperti :
Counter perawat
Dapur
Spoelhoek
Toilet
Sebelum dan sesudah makan.
Bila akan melakukan tindakan invasive/aseptic dan tindakan yang beresiko kontak
dengan jaringan terbuka dan atau pembuluh darah seperti memasang infuse, kateter
6
urine, kateter vana central, kateter double lumen, merawat luka dan lain-lain,
sebelum melakukan tindakan gunakan sabun anti septic untuk mencuci tangan.
Kedua tangan harus dicuci dengan sabun dan air besih sesudah melepaskan sarung
tangan karena kemungkinan sarung tangan berlubang atau robek, sehingga bakteri
dapat dengan mudah berkembang biak di lingkungan yang hangat dan basah di
dalam sarung tangan ( CDC 1989 : Korniewickz dkk 1990)
Prosedur mencuci tangan yang benar disesuaikan dengan prosedur mencuci tangan
dari WHO yaitu terdiri dari 6 langkah utama dari 12 langkah yang diuraikan dalam
gambar berikut dibawah ini
gambar 1.
7
Kedua tangan harus dicuci dengan sabun dan air besih sesudah melepaskan
sarung tangan karena kemungkinan sarung tangan berlubang atau robek,
sehingga bakteri dapat dengan mudah berkembang biak di lingkungan yang
hangat dan basah di dalam sarung tangan ( CDC 1989: Korniewickz dkk 1990)
8
Gambar 2
9
V. KAPAN MENCUCI TANGAN
Ada berbagai kondisi yang memerlukan prosedur cuci tangan yang benar, baik itu
sebelum atau sesudahnya. Lima kondisi ( 5 moment ) berdasarkan standar WHO
adalah :
Momen 1 : Sebelum kontak dengan pasien
Momen 2 : Sebelum melakukan prosedur / tindakan aseptic
Momen 3 : Setelah prosedur / tindakan aseptic atau resiko terpapar cairan
tubuh pasien
Momen 4 : Setelah kontak dengan pasien
Momen 5 : setelah kontak dengan lingkungan pasien
10
Momen 1- Sebelum kontak dengan pasien
Mengapa : Untuk melindungi pasien terhadap kemungkinan potensial mendapat
kuman pathogen dari tangan petugas kesehatan tersebut.
Tujuan : mencegah kolonisasi kuman / mikroorganisme lingkungan rumah sakit
terhadap pasien. Petugas kesehatan mungkin memiliki sejumlah organisme ditangan
mereka. Jika tidak melakukan kebersihan tangan sebelum menyentuh pasienmaka
mikroorganisme ini akan ditransfer ke pasien.
Kapan Contoh
Sebelum menyentuh pasien dengan cara Berjabat tangan, membantu pasien untuk
apapun bergerak, menyentuh perangkat medis
terhubung ke pasien ( mis, IV lines,dan
alat-alat invasive lain )
Sebelum kegiatan pribadi Mandi, membantu mengenakan pakaian,
menyisir rambut, memasang alat bantu
pribadi seperti kacamata.
Sebelum observasi non-invasive Memeriksa denyut nadi, tekanan darah,
saturasi oksigen, suhu. Auskultasi dada,
palpasi abdomen, memasang elektroda
ECG, CTG
Sebelum pemberian therapy non Memasang masker oksigen/nasal kanul,
invasive memasang alat bantu kencing (termasuk
kondom kateter)
Sebelum menyiapkan dan memberikan Pemberian obat oral, nebulizer/ inhalasi
11
obat oral
Sebelum perawatan mulut dan Menyuapi makan pasien, membantu
menyiapkan makanan menyikat gigi / oral higyne
12
Tujuan : Untuk mencegah kolonisasi / infeksi pada petugas kesehatan, kontaminasi
lingkungan tempat pelayanan kesehatan dan transmisi mikroorganisme dari area yang
terkolonisasi ke area yang bersih pada pasien. Setelah menyentuh pasien, petugas
kesehatan memiliki sejumlah mikroorganisme pasien di tangan mereka. Mikroorgisme
ini dapat ditularkan kepada pasien/ permukaan lingkungan yang di sentuh oleh
petugas tersebut.
Kapan Contoh
Setelah setiap momen 2 Lihat momen 2
Setelah setiap berpotensi terpapar cairan Kontak dengan urinal yang digunakan,
tubuh kontak dengan sputum baik secara
langsung mapun tidak langsung melalui
cangkir atau tissue, kontak dengan botol
specimen yang digunakan/ sampel
patologi, membersihkan gigi palsu,
pembersihan tumpahan darah, urine,
tinja, atau muntahan dari lingkungan
pasien, setelah menyentuh bagian luar
dari urobag atau drain. Kontak dengan
salah satu dari berikut: darah, air liur,
lender, sperma, air mata, serumen,
feses, muntahan, cairan pleura, cairan
cerebrospinal, cairan acites, lochea,
mekonium, pus, sumsum tulang,
empedu, sampel tubuh organic missal
sampel biopsy, sampel cell.
13
Kapan Contoh
Setelah setiap momen 1 kecuali ada Lihat momen 1 dan 2
telah menjadi berpotensi terkena
paparan cairan tubuh
14
utama dalam penyebaran kuman multi resisten antibiotic di rumah sakit. Hambatan
yang sering ditemui antara lain :
Penggunaan perhiasan dan jam tangan, menghambat petugas kesehatan
melakukan kebersihan tangan dengan benar. Beberapa studi menunjukkan
bahwa, kulit yang berada dibawah cincin lebih banyak terkolonisasi kuman
dibanding kulit di jari yang tanpa memakai cincin. Memakai cincin dapat
meningkatkan jumlah bakteri gram negative dan enterobakteriaceae pada
tangan petugas kesehatan, sehingga kebijakan yang dibuat mengatur juga
tentang pemakaian dan perhiasan dan jam tangan pada saat bekerja.
Rekomendasi dari consensus WHO adalah sangat tidak menyarankan sekali
memakai perhiasan di jari dan pergelangan tangan selama dalam area
pelayanan kesehatan.
Petugas kesehatan yang memakai kuku palsu lebih cenderung memiliki patogen
gram negative pada ujung jari mereka daripada mereka yang memiliki kuku alami,
karena sebagian besar pertumbuhan bakteri terjadi di sepanjang proksimal 1 mm
dari kuku berdekatan dengan kulit subungual. Kuku panjang dan tajam, baik alami
atau buatan mudah merobek sarung tangan serta dapat membatasi petugas
kesehatan dalam praktik kebersihan tangan dan merobek atau menggores kulit
pasien.
Setiap fasilitas kesehatan harus mengembangkan kebijakan mengenakan kuku
buatan atau cat kuku oleh petugas kesehatan. Consensus WHO merekomendasi
bahwa petugas kesehatan tidak boleh memakai kuku buatan, ekstender atau cat
kuku ketika kontak langsung dengan pasien, dan kuku alami harus tetap pendek
(panjang 0,5cm).
15
Sistem pelatihan adalah program pelatihan reguler kepada karyawan tentang
kebersihan tangan oleh para trainer. Diadakan setiap 3 bulan dengan sistem
pelatihan terpadu dan terencana.
Tujuannya yaitu dengan sistem pelatihan reguler setiap 3 bulan, diharapkan
mendukung perubahan kebiasaan mencuci tangan dilingkungan rumah sakit.
Pemberi materi/ pelatih adalah orang yang terlatih yang memiliki kontrol sebagai
koordinator tim hyegine di rumah sakit dengan memberikan pendidikan/pelatihan
dasar yang berfokus membahas tentang:
a. Latar belakang dari WHO
b. Definis fakta dan efek dari infeksi nosokomial
c. Pola penyebaran kuman di RS yang ditularkan oleh tangan
d. Pencegahan infeksi nosokomial dengan memandang peran dari kebersihan
tangan
e. Langkah2 mencuci tangan sesuai standar WHO
Proses pelatihan disertai dengan praktek yang diamati oleh para trainer tentang
langkah2 mencuci tangan yang benar.
16
pemahaman serta praktek cuci tangan dari para karyawan rumah sakit. Proses
penilaian akan di lakukan melalui audit kepatuhan kebersihan tangan yang akan
di laksanakan setiap 4 (empat) bulan sekali yaitu: selama 6 minggu audit, 1
minggu tabulasi, 1 minggu feedback, 4 minggu tindak lanjut melalui edukasi.
Rekomendasi dari WHO menyarankan komponen yang dievaluasi adalah: hand
hygiene compliance through direct observation serta hal lain yang mendukung
seperti :
Ketersediaan infrastruktur di sarana pelayanan
Pengetahuan karyawan tentang HAIs and hand hygiene;
Persepsi karyawan tentang HAIs dan hand hygiene;
Pemakaian sabun dan handrub berbasis alkohol.
Penilaian ini akan dibandingkan dengan hasil penilaian dasar pada saat mulai
melakukan perubahan sistem untuk melihat efektivitas dan progresifitas dari
program.
Dari penilaian ini juga akan di dapatkan beberapa indikator berdasarkan
isitem evaluasi WHO yaitu:
Peningkatan kepatuhan karyawan tantang hand hygiene
Peningkatan infrastruktur dalam sistem kontrol infeksi dan hand hygiene
Peningkatan pemakaian produk untuk hand hygiene dan persepsi tentang
hand hygiene
Peningkatan pengetahuan tentang hand hygiene
Hasil penilaian ini harus terus dikomunikasikan dalam proses pelatihan maupun
sosialisasi selanjutnya sebagai usaha memotivasi semua komponen rumah sakit
dalam meninkatkan kepedulian rumah sakit dan iklim rumah sakit yang sehat.
Proses sosialisasi adalah usaha menyebarkan informasi dan mengingatkan
kembali akan pentingnya cuci tangan serta prosedur cuci tangan yang baik dan
benar kepada para karyawan rumah sakit. Hal ini dilakukan langsung oleh tim
panitia PPI rumah sakit baik dalam bentuk poster- poster cara mencuci tangan
yang benar atau papan iklan yang dipasang disetiap tempat strategis. Bisa juga
di pasang disetiap tempat yang tersedia wastafel dan handrub berbasis alkohol
sehingga dapat langsungmenjadi pemandu yang benar.
DAFTAR PUSTAKA
17
Pelayanan Kesehatan lainnya, Cetakan Ketiga Jakarta : Kementrian
Kesehatan RI
2. WHO_Hand Hygiene Technical Manual Refrence
3. ( www.hha.org.au) 5 Moments for HAND HYGIENE 3th Edition Of
18
Formulir Observasi
Fasilitas: No. Periode*: No. sesi*:
Negara**: Indonesia
Terjemahan –ICM/RHCI/CORPORATE/Jan-2011
seb-pas. HR seb-pas. HR seb-pas. HR seb-pas. HR
8 seb-asept. HW 8 seb-asept. HW 8 seb-asept. HW 8 seb-asept. HW
set-drh.c tbh. tdk set-drh.c tbh. tdk set-drh.c tbh. tdk set-drh.c tbh. tdk
set-pas. set.lepas set-pas. set.lepas set-pas. set.lepas set-pas. set.lepas
set.lkg ps. srg tgn set.lkg ps. srg tgn set.lkg ps. srg tgn set.lkg ps. srg tgn
Terjemahan –ICM/RHCI/CORPORATE/Jan-2011