Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nuratun Maknun

NIM : 1606102010043

Analisis Retorika

1.1 Analisis Retorika dalam Wawancara Pak Haji (Video I)

Video ini berupa video wawancara yang berdurasi satu menit lebih dua puluh lima
detik. Dalam video ini terdapat dua orang pembicara, yaitu seorang yang berperan sebagai
seorang pewawancara dan seorang narasumber yang dipanggil Pak Haji. Pewawancara
tersebut menanyakan seputar bencana alam yang melanda Indonesia sedangkan Pak Haji
menjawab semua pertanyaan pewawancara tetapi tidak semua pertanyaan dijawab sesuai
dengan yang diharapkan. Beberapa pertanyaan dijawab secara sembarangan sehingga video
ini lebih terlihat seperti video parodi atau video komedi. Selain itu, penambahan musik latar
membuat video ini sangat konyol saat ditonton sehingga tidaklah salah apabila video ini
disebut sebagai video parodi. Agar lebih jelas, berikut diuraikan beberapa penerapan teknik
retorika oleh Pak Haji.

a. Vokal
1) Volume suara
Volume suara Pak Haji tidaklah datar. Akan tetapi, volume suara tidak pula terlalu
menggebu-gebu. Pak Haji hanya menekanan pada bagian tertentu yang diaggap
sebagai bagian yang penting. Bagian yang ditekankan terdapat pada bagian berikut.

Suci lahir dan juga batin.

Pak Haji menekankan pada bagian lahir dan batin. Hal ini dilakukan karena
menurutnya bagian tersebut merupakan inti dari pembicaraannya. Walau demikian,
volume suara Pak Haji dapat dikatakan tidak tepat dengan konteks pembicaraan. Hal
ini disebabkan oleh pertanyaan yang pewawancara ajukan merupakan pertanyaan
tentang bencana alam yang merupakan isu yang menyedihkan bagi warga sedangkan
Pak Haji menjawab pertanyaan tersebut dengan penuh semangat. Akan tetapi, hal
tersebut dapat dimaklumi karena memang video tersebut dalam konteks komedi.

2) Artikulasi
Dalam video ini Pak Haji menggunakan bahasa Indonesia dengan logat Jawa yang
kental. Akan tetapi, artikulasi Pak Haji cukup jelas dan dapat dipahami. Dengan
demikian, pembicaraan Pak Haji sepenuhnya dapat dipahami oleh pendengar.
b. Fisik
1) Pose (sikap badan secara keseluruhan dan tata busana)
Pak Haji mengenakan pakaian yang membuatnya benar-benar terlihat seperti orang yang alim
atau memiliki ilmu agama yang tinggi. Beliau mengenakan peci putih, baju putih, dan sorban.
Dengan penampilan demikian, beliau berusaha meyakinkan orang yang melihatnya bahwa
beliau memang seorang yang sudah melaksanakan ibadah haji dan memiliki pengetahuan
agama yang luas.

2) Mimik (perubahan raut muka)

Selama berbicara, Pak Haji menunjukkan mimik wajah yang tidak terlalu ekspresif.

3) Gestur (gerakan anggota badan)

Saat berbicara, Pak Haji sangat aktif menggerakkan anggota tubuhnya sehingga dapat
menarik perhatian pendengar. Salah satu gerakan Pak Haji adalah gerakan menunjuk
ke atas saat beliau mengucapkan Dia yang merujuk kepada Allah. Selain itu, beliau
juga menunjuk pada mulutnya saat beliau mengucapkan kata bicara. Terdapat pula
penunjukkan yang kurang akurat, yaitu saat Pak Haji mengucapkan tengoklah ke
dalam beliau menunjuk ke sembarang tempat. Selain gerakan menunjuk, Pak Haji
juga mencoba mempraktekkan beberapa gerakan agar terlihat lebih nyata, yaitu
gerakan mencambuk dan menyapu bersih.

1.2 Analisis Retorika dalam Dakwah (Video II)

Video yang akan dianalisis merupakan potongan video dakwah berdurasi satu menit
lebih sepuluh detik. Video ini berisi penyampaian dakwah tentang suap-menyuap. Dalam
menyampaikan dakwah, pendakwah menggunakan bahasa Aceh. Penyampaian dakwah
disampaikan secara sederhana dengan menghadirkan perbandingan-perbandingan yang
mudah dipahami. Selain itu, pendakwah juga menambahkan unsur humor sehingga
pendengar tidak bosan dan terhibur. Berikut diuraikan beberapa penerapan teknik retorika oleh
pendakwah.
a. Vokal
1) Volume suara
Ketika pendakwah sedang melakukan dakwah yang bersifat tegas, beliau tidak
tanggung-tanggung mengeraskan suara sehingga volume suaranya sangat menggebu-
gebu. Hal ini dilakukan agar pendengar sadar akan ketegasan hukum-hukum dalam
agama. Nada suara keras dan menggebu-gebu pendakwah terdengar ketika beliau
menjelaskan tentang kecenderungan warga yang melakukan tindakan suap atau menerima
suap terkait dengan pemilihan umum. Pendakwah menunjukkan rasa kesal terhadap warga
yang hanya mau memilih anggota partai karena mereka sudah disuap dengan uang sedangkan
apabila tidak diberi uang mereka tidak memilih.

2) Artikulasi

Selain mengandung humor, dalam penyampaian dakwah, pendakwah tetap memperhatikan


artikulasi. Artikulasi kata perkata sangat jelas sehingga mudah dipahami oleh pendengar.
Dengan demikian, isi dari dakwah yang hendak disampaikan dapat diterima dengan baik.

b. Fisik
1) Pose (sikap badan secara keseluruhan dan tata busana) diatur sesimpatik mungkin
Pendakwah mengenakan pakaian yang sesuai dengan situasi dan kondisi acara. Pakaian
tersebut bagus dan layak untuk dipandang, yaitu peci hitam, kemeja, dan sarung. Dengan
penampilan bagus, bersih dan rapi, pendakwah akan lebih mudah menarik hati pendengar.
Secara keseluruhan pendakwah menyampaikan dakwah sambil beridiri dan posenya berubah-
ubah sesuai dengan topik yang disampaikan.

2) Mimik (perubahan raut muka)

Pendakwah memiliki mimik wajah yang ekspresif. Beliau menunjukkan ekspresi wajah marah
ketika berbicara tentang suap-menyuap yang kerap terjadi saat pemilihan umum.

3) Gestur (gerakan anggota badan)

Selain intonasi dan mimik wajah yang menarik, pendakwah menggunakan gerakan
tubuh untuk mencegah kedataran dalam berdakwah. Pendakwah sangat aktif dalam
menggerakkan anggota tubuhnya sehingga dapat menarik perhatian pendengar. Salah
satu gestur pendakwah adalah gerakan menunjuk. Gerakan menunjuk dilakukan
ketika pendakwah mengucapkan kata neraka seakan-seakan beliau memberi tahu
posisi neraka. Pendakwah juga menggunakan gestur menunjuk ketika megucapkan
kata dia dan lembu. Selain menunjuk, pendakwah juga berusaha menunjukkan
aktivitas suap menyuap.

Anda mungkin juga menyukai