1 Latar belakang
Perkembangan masyarakat dunia yang semakin cepat secara langsung maupun tidak
langsung mengakibatkan perubahan besar pada berbagai bangsa di dunia. kekuatan internasional
dan transnasional melalui globalisasi telah mengancam bahkan menguasai eksistensi negara-
negara kebangsaan, termasuk Indonesia. Akibat yang langsung terlihat adalah terjadinya
pergeseran nilai-nilai dalam kehidupan kebangsaan, karena adanya perbenturan kepentingan
antara nasionalisme dan internasionalisme.
Pancasila yang berisi lima dasar tidak hanya dipandang sebagai lima perinsip yang berdiri
sendiri, akan tetapi dari sila sila tersebut secara bersama sama merupakan satu kesatuan yang
bulat dimana kesatuan tersebut dapat diartikan sila yang satu dijiwa sila yang lainnya. Dalam sila
sila pancasila juga termuat kata kata tuhan, manusia, satu, rakyat dan adil. Sehingga isi atau
hakikat sila sila itu mencakup pengertian yang luas dan universal.
Pancasila sebagai filsafat negara digali dari isi jiwa bangsa yang telah lama terpendam
dalam kalbu bangsa Indonesia.pernyataan ini menunjukan bahwa pancasila bukan hanya filsafat
negara tetapi juga filsafat bangsa indonesia. Isi dari filsafat indonesia antara lain menunjukan
keyakinan bangsa indonesia terhadap manusia sebagai makhluk ciptaan, yang hidup bersama
dengan manusia lain sebagai umat manusia serta menyelesaikan masalah hidupnya atas dasar
sikap musyawarah mufakat. Dengan berpegang dengan pancasila sebagai filsafat bangsa,
Indonesia dapat menentukan sikap ditengah tengah sebagai sistem dan aliran aliran filsafat dunia.
Pancasila sebagai filsafat hidup bangsa indonesia karena kiranya arti penting fungsi
tersebut tidak begitu nampak serta dapat dirasakan. Karena pancasila bersifat abstrak. Namun
kalau kita melihat filsafat pancasila sebagai dasar kehidupan bernegara dan berkehidupan
masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Istilah ‘filsafat’ berasal dari bahasa Yunani, (philosophia), tersusun dari
kata philos yang berarti cinta atau philia yang berarti persahabatan, tertarik kepada dan
kata sophos yang berarti kebijaksanaan, pengetahuan, ketrampilan, pengalaman praktis,
inteligensi (Bagus, 1996: 242).
Dalam Kamus Filsafat, Bagus (1996: 242) mengartikan filsafat sebagai sebuah
pencarian. Beranjak dari arti harfiah filsafat sebagai cinta akan kebijaksanaan, menurut Bagus
(1996: 242-243), arti itu menunjukkan bahwa manusia tidak pernah secara sempurna memiliki
pengertian menyeluruh tentang segala sesuatu yang dimaksudkan kebijaksanaan, namun terus-
menerus harus mengejarnya.
Menurut Agus Sutono bahwa filsafat pendidikan pancasila sebagai ruh dari sistem
pendidikan nasional di Indonesia harus benar-benar dihayati sebagai sumber nilai dan rujukan
dalam perencanaan strategis dibidang pendidikan di Indonesia. Filsafat pendidikan harus
diimplementasikan secara nyata dan konsisten agar pembangunan manusia Indonesia
sebagaimana yang diamanatkan dalam cita-cita besar bangsa Indonesia dapat tercapai dengan
prinsip-prinsip dasar dari nilai pancasila yaitu prinsip religiusitas, perwujudan dan penghargaan
atas nilai kemanusiaan, berpegang teguh pada jiwa persatuan sebagai bangsa, semangat
menghargai perbedaan dan penghormatan pada kehidupan yang demokratis setta perwujudan
nilainilai keadilan, yang semuanya harus terwujudkan melalui proses pendidikan yang
bermartabat.
Menurut Laboratorium Pancasila IKIP Malang (1997), Pancasila sebagai falsafah
pandangan hidup bangsa, seyogyanya dicerminkan ke dalam prinsip-prinsip nilai dan norma
kehidupan dalam berbangsa, bernegara dan berbudaya.
Menurut Condra Antoni (2010) bahwa sebagai kajian teoritis, filsafat pancasila bisa
dipahami dengan lebih mudah dengan cara melihat nilai-nilai yang terkandung dalam kata
filsafat dan ideologi itu sendiri.
Menurut Prof. Kaelan (2007) bahwa sebenarnya filsafat itu mudah dipahami. Dalam
kehidupan sebenarnya manusia senantiasa berfilsafat. Misalnya, jika seseorang memandang
bahwa kenikmatan dunia merupakan nilai terpenting dan tertinggi dalam kehidupan, maka ia bisa
bisa disebut hedonisme. Begitupun jika seseorang memandang bahwa kebebasan individu adalah
nilai tertinggi berbangsa dan bernegara maka ia bisa disebut berfilsafat liberealisme.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian pancasila sebagai sistem filsafat
Secara etimologis, kata filsafat berasal dari bahasa yunani phielin dan shopiayang berarti
cinta kebijaksanaan atau ilmu pengetahuan. Dalam kamus bahasa Indonesia karangan WJS
Poerwadarmito merumuskan bahwa filsafat adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal
budi mengenai sebab-sebab, asas hukum dan sebagainya dari pada segala yang ada dalam alam
semesta ataupun mengenal kebenaran dan arti adanya sesuatu
Cabang-cabang Filsafat Yang Utama adalah :
1. Metafisika, membahas tentang yang bereksistensi di balik fisis, meliputi bidang ontologis,
kosmologi dan antropologi
2. Epistimologi, berkaitan dengan persoalan hakikat pengetahuan
3. Metodologi, berkaitan dengan persoalan hakekat metode dalam ilmu pengetahuan
4. Etika, berkaiatan dengan moralitas, tingkah laku manusia.
5. Estetika, betrkaitan dengan persoalan hakekat keindahan
Pancasila sebagai Sistem filsafat mengandung pandangan nilai pemikiran yang saling
berhubungan dan merupakan kesatuan yang utuh. Filsafat pancasila dapat didefinisikan secara
ringkasan sebagai refleksi kritis dan rasional tentang pancasila sebagai dasar Negara dan
kenyataan budaya bangsa dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang
mendasar dan menyeluruh. Pancasila dikatakan sebagai filsafat, karena Pancasila merupakan
perenunganjiwa yang dituangkan dalam suatu system dan merupakan pancaran dari semua sila
Pancasila. Dengan demikian, jiwa keagamaan, jiwa kebangsaan, jiwa kerakyatan, dan jiwa yang
menjunjung tinggi keadilan sosial ada dalam sila pancasila
2. Landasan Epistemologis adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal, syarat, susunan,
metode, dan validitas ilmu pengetahuan. Epistemologi meneliti sumber pengetahuan proses dan
syarat terjadinya pengetahuan, batas dan validitas ilmu pengetahuan. Pancasila sebagai sistem
filsafat pada hakikatnya juga merupakan sistem pengetahuan. ini berarti pancasila telah menjadi
suatu relief system, sistem cita-cita, menjadi suatu ideologi. Oleh karena itu, pancasila harus
memiliki unsur rasionalitas terutama dalam kedudukannya sebagai sistem pengetahuan. Dasar
epistemologis pancasila pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan dengan dasar ontologisnya.
Maka, dasar epistemoogis pancasila sangat berkaitan erat dengan konsep dasarnya tentang
hakikat manusia.
3. Landasan Aksiologis, istilah Aksiologis berasal dari kata Yunani axios yang artinya nilai,
manfaat, dan logos yang artinya pikiran, ilmu dan teori. Aksiologis adalah teroi nilai, yaitu
sesuatu yang diinginkan disukai atau yang baik. Bidang yang diselidiki adalah hakikat nilai,
kriteria nilai, dan kedudukan metafisika suatu nilai. Secara aksiologis, bangsa Indonesia
merupakan pendukung nailai-nilai Pancasila, yaitu bangsa yang berketuhanan, yang
berkemanusiaan, yang berpersatuaan, yang berkerakyatan dan berkeadilan sosial.
Peran serta warga Negara Indonesia dalam upaya mempertahankan Pancasila dapat
dilakukan dengan mewujudkan di dalam hidup sehari-hari. Jika Pancasila tidak dapat merasakan
wujudnya dalam kehidupan nyata dan kita tidak dapat merasakan wujudnya dalam kehidupan
sehari-hari maka lambat laun pengertian Pancasila akan luntur. Selanjutnya, Pancasila hanya
akan menjadi dokumen kenegaraan yang tertulis dalam buku-buku sejarah indonesia.
Berikut ini beberapa contoh pelaksanaan atau pengamalan Pancasila dalam kehidupan
masyarakat :
1. Mencintai dan membina persatuan dan kesatuan bangsa.
2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia tanpa
membeda-bedakan suku, bangsa, ras, agama, kepercayaaan, kedudukan social dan sebagainya.
3. Menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan.
4. Bersiakp kritis dan mampu mengenbangkan potensi diri.
5. Saling menghormati atar pemeluk keyakinan
6. Memiliki sikap gotong-royong dalam bermasyarakat.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pancasila sebagai Sistem filsafat mengandung pandangan nilai pemikiran yang saling
berhubungan dan merupakan kesatuan yang utuh. Pancasila juga memiliki ciri-ciri yang utuh,
dan memiliki 3 landasan yaitu landasan Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi yang salinb
berkaitan satu sama lain. Pancasila juga berfungsi sebagai dasar negara indonesia, pandangan
hidup bangsa dan jiwa bangsa indonesia ini yang sudah mulai menurun. Pelaksanaan yang bisa
lakukan oleh masyarakat indonesia, khusunya bagi pelajar adalah mencintai dan membina
persatuan, tidak membeda-bedakan ras, suku, agama dll, saling menghormati dan saling
bergotong-royong membangun bangsa ini menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Antoni, Condra. 2010. Filsafat Pancasila Sebagai Basis Pergerakan Mahasiswa, Kehidupan
Sosial, Dan Spirit Kewirausahaan. Politeknik Negeri Batam. Batam.
Kaelan dan Achmad Zubaidi. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi
Berdasarkan SK Dirjen DIKTI n0.43/DIKTI/KEP/2006.Yogyakarta: Paradigma.
Sutono, Agus. 2015. Meneguhkan Pancasila Sebagai Filsafat Pendidikan Nasional. Jurnal Ilmiah
CIVIS. Vol. V, No. 1