Anda di halaman 1dari 2

Girls Don’t Be Afraid #MeToo

Hai sobat Nervi, kali ini Nervi ingin sedikit membahas masalah yang telah menjadi fenomena
gunung es di Indonesia. Fenomena gunung es berarti banyak hal yang belum diketahui dibandingkan hal
yang sudah kita ketahui seperti gunung es yang tampak di permukaan air belum tentu sama dengan
yang berada di atas air. Contohnya kasus kekerasan seksual yang terjadi di Indonesia, hanya beberapa
kejadian kekerasaan seksual yang kita ketahui dibandingkan dengan total kejadian kekerasan seksual
yang sebenarnya terjadi yang sama sekali tidak kita ketahui. Banyak korban kekerasan seksual yang
memilih untuk diam dan tidak melaporkan hal yang dialaminya karena takut dengan apa yang akan dia
hadapi. Saat ini masyarakat masih menanggap korban kekerasan seksual telah melakukan aib sehingga
mereka dikucilkan.

Perempuan dan anak-anak sering dijadikan target utama oleh pelaku kekerasan seksual.
Berdasarkan WHO tahun 2017, diperkirakan 35% perempuan di seluruh dunia telah mengalami
kekerasan baik dalam bentuk fisik maupun seksual. Hal yang sangat disayangkan lagi pelaku kekerasan
tersebut adalah orang yang dekat dengan korban itu sendiri. Oleh karena itu, Tarana Burke seorang
aktivis kemanusiaan membuat sebuah gerakan yang disebut “Me Too”. Sebuah gerakan yang dimulainya
dari tahun 2006 hingga sekarang dimana Tarana Burke melakukan kampanye untuk meningkatkan
kesadaran tentang pelecehan, makian dan kekerasan seksual yang terjadi di masyarakat. Awalnya
Tarana Burker sedang bercerita dengan seorang gadis. Gadis tersebut mengungkapkan kalau dia telah
dilecehkan secara seksual oleh pacar ibunya. Pengakuan yang didengar oleh Tarana membuat ia
berusaha untuk menemukan kata-kata yang dapat membantu gadis tersebut dan juga wanita lain yang
mengalami hal yang sama, “kau tidak sendirian, ini terjadi juga kepada saya” dimana kata “me too”
menjadi awal kegiatan kampanye aktivisnya untuk membantu perempuan yang mengalami pelecehan,
cacian dan kekerasan seksual.

Mungkin bagi beberapa sobat Nervi masih asing dengan isitilah “Me Too” tapi kalau sobat coba
mencari #MeToo di social media sobat akan menemukan banyak teman-teman lain yang mengami hal
yang sama dengan sobat so don’t be afraid, guys. Gerakan ini mulai dikenal banyak orang setelah Alyssa
Milano mengunakan salah satu plat form social media twitter men-tweet “saya juga saran dari teman
jika semua perempuan yang pernah mengalami pelecehan atau kekerasan seksual menulis ‘me too’
sebagai status, kita bisa memberi tahu orang besarnya masalah ini”. Mengikuti tweet yang ditulis Alyssa
Milano beberapa negara mulai gencarnya melakukan kampanye #MeToo contohnya di Korea Selatan.

Sobat Nervi mungkin saat ini ada teman atau orang terdekat kita atau mungkin orang sedang
berada di sebelah Anda saat ini pernah mengalami kejadian yang tidak menyenangkan sehingga
membuat mereka menderita. Kita kadang terlalu egois untuk memikirkan sekitar kita karena sibuk
memikirkan diri kita sendiri; membuat diri kita bahagia tanpa memikirkan kebahagian orang di sekitar
kita. Mereka yang terus menderita dalam masa lalu yang tidak menyenangkan merupakan luka yang
tidak pernah tertutup. Untuk sobat Nervi yang pernah mengalami pengalaman buruk percayalah kamu
tidak sendiri, ada mereka yang setia berada di sebelahmu; memegang tanganmu ketika kamu berani
membuka luka tersebut, ketika kamu dengan penuh penderitaan mengulang potongan demi potongan
kejadian tersebut ketika ada sesuatu yang mengalir di pipimu itu. Mereka yang tidak pernah
menganggap kamu kotor atau rusak; mereka yang dapat kamu percayai, saat ini mungkin belum ada
orang tersebut, tapi percayalah mereka akan datang. Karena luka yang tidak pernah ditutup pasti akan
membekas dan membuat kamu menderita. (I)

“For too long, survivors of sexual assault and harassment have been in the shadows. We have
been afraid to speak up, to say ‘Me Too’ and seek accountability. For many, the consequences of doing
so have been devastating”

“We need a complete cultural transformation if we are to eradicate sexual assault in our
lifetimes. It means we must build our families differently, engage our communities and confront some of
our long-held assumptions about ourselves. Today’s announcement is an opportunity for all of us to take
a hard look in the mirror and answer the question :

“When you hear #MeToo, will you stand up to say #NoMore?

“Let’s get to work.” – Tarana Burker, founder of the #MeToo movement.

Anda mungkin juga menyukai