Anda di halaman 1dari 3

Video 1 dan 2

Kuliah integratif NCCAM 2014 oleh Dr Bill Garley

Dr Bill Garley adalah professor di departemen farmasi ilmu pengetahuan dan direktur farmakokinetika
klinik laboratorium universitas Arkansas untuk fakultas kedokteran, dimana penelian berfokus pada
interaksi obat herbal.

Tinjauan histologis interaksi ramuan obat, sebagian besar data ini selama 18 tahun terakhir yang
digunakan sebagai dasar pembicaran.

Tanaman telah lama digunakan sebagai obat sejak dahulu kala, tetapi masalah interaksi obat benar
bnar tidak dating sampai perang dunia kedua. Ketika narkoba dimurnikan sebagai senyawa obat sintesis
bahan tunggal disana terdapat phytochemical dengan kemampuan untuk memodulasi aktivitas
metabolism obat konvensional selama beberapa dekade.

Serta kemampuan yang dimiliki phytochemia yang terdapat dalam tumbuhan silang seperti
isothiocynate yang berguna memodulasi enzim metabolism obat tertentu, dengan demikian
mempengaruhi farmakokinetika berbagai obat, dan tentu saja kemampuan sayuran silang untuk
memodulasi obat merupakan hal yang baik yang mungkin dari aspek kemopreventif.

Kekwatiran tentang interaksi obat herbal benar benar tidak datang sampai tahun 1991, pada tahun
itu dimana mengejutkan semua orang, karena jus jeruk dapat meningkatan penyerapan oral banyak
obat dan mungkin juga toksisitasnya. Serta masalah angur juga terungkap bahwa dia dapat menghambat
altivitas CYP3A4 di usus yang menyebabkan undang undang kesehatan dan pendidikan suplemen diet di
sahkan tentang sejumlah obat phytochemia unik dan tersedia di amerika serikat dalam bentuk
suplemen diet botani.

Masalah sebenarnnya dari interaksi obat herbal terjadi sekitar pada tahun 1998 ketika sebuah
artikel diterbitka di journal of America asosiasi medis, dimana membahas penggunaan obat alternative
di amerika serikat dalam artikel tersebut bertuliskan bahwa pada tahun 1997 15 juta orang dewasa
meminum obat resep bersamaan dengan obat herbal atau vitamin dosis tinggi sekitar 18,4 % dari
pengguna resep tersebut, berdasarkan penelitian ini mereke juga melanjutkan penelitian yaitu bahwa
hampir 3 juta orang dewasa umur 65 tahun atau lebih juga menggunakan obat konvensional bersama
obat herbal, dank arena lansia adalah konsumen terbesar obat konvensional maka mereka mungkin
berisiko lebih tinggi untuk adannya interaksi ramuan obat. Dan dari saat itu beragam survey
bermunculan dalam literature medis menunjukkan 30 -60% pasien RS menggunakan suplemen botani
serta survey lain yang keluar mengguatkan survey awal yang keluar dari JAMA, bahwa sekitar 20 -30 %
dari semua penggunaan resep obat mereka menggunakan suplemen botani secara teratur.

Dalam penelitian anesthesiology ditexas tech medical branch di Lubbock mereka melakukan survey
terhadap 1017 pasien sesaat sebelum operasi, mereka menggunakan obat alternative dan tidak
mengherankan merek menggunakan vitamin, tetapi bukan masalah besar. Tetapi ada sebagian pasien
yang menggunakan bawang putih, ginko, dan st jhon wort dan % yang cukup besar, dan ketika kita
berbicara banyak dari ini beberapa diantarannya menyebabkan interaksi ramuan obat yang significan
dan dengan sendirinnya penelitian ini cukup membuka mata untuk komunitas medis.

Video 2

Ada banyak faktor yang menyebabkan interaksi obat kimia – dengan obat herbal

1. Produk yang banyak mengandung komponen ramuan


2. Formulasi memanfaatkan ekstrak tanaman yang pekat
3. Kehadiran banyak phytochemia tetapi belum dilakukan karateristik untuk aktivitas
farmakologinya

Semakin banyak tumbuhan/ lebih phytochemia anda terpapar maka semakin besar
kemungkinan terjadinnya interaksi dan sekarang dipasar banyak mengandung lebih dari satu
ekstrak botani, seringkali banyak ekstrakk dalam satu produk tersebut, tetapi kita tidak benar
benar tau mengenai aktivitas famakologi dari ekstrak tersebut, ekstrak st. john worth beberpa
mengandung phytochemia yang banyak mengandung flavonoid dan ada minyak essensial
didalamnya, serta phloroglucinol derivate dimana banyak senyawa phytochemia jika kita
menggunakan lebih dari entitas tunggal

Pengenalan awal tentang kemungkinan interaksi obat – tumbuhan herbal

a. Case report : didapatkan pengakuan awal medis kami dengan menggunakan obat
konvensional dalam literature medis berpotensi munculnya interaksi ramuan obat, sebab
akibat dapat membantu menghasilkan hipotesis tentang mekanisme yang mungkin terjadi
dari laporan kasus yang berulang kali dan ada beberapa manfaat dari hipotesis ini.
b. Adverse event report ( AERs)
Interaksi obat – herbal dapat dilaporkan ke program Medwath FDA
c. Skrining in vitro
Dalam penelitian in vitro hampir mengisyaratkan bahwa ada beberapa efek samping,
dengan cara senyawa phytochemia jika mengekpresikan obat tertentu pada enzim
metabolism atau pengangkut.
d. Prospektiv in vivo studies
Studi in vitro yang dilakukan jarang untuk dilanjutkan ke kondisi in vivo.

Cara ini dapat dilakukan untuk mendeteksi interaksi obat obat herbal yang relevan secara klinis dan
eharusnya melakukan studo klinis prospektif pada sukarelawan manusia atau pada pasien yang
sebenarnya.

Anda mungkin juga menyukai