Anda di halaman 1dari 9

Nama : Sisca Nur S

NIM :A10211060
Kelas : 3B2

M
I
I
G
K O
O
L
Identifikasi Jamur Kontaminan

Identitas sampel : Kopi Bubuk

I. Tujuan
Mengidentifikasi adanya jamur kontaminan dalam sampel yang diamati secara
mikroskopis.

II. Pinsip
Sampel yang akan diperiksa diinokulasi ke dalam media PDA kemudian
diinkubasi pada suhu 25˚C selama 5 hari. Identifikasi jamur dilakukan secara
mikroskopis dengan penambahan reagen LPCB. Morfologi jamur akan terlihat berwarna
biru.

III. Alat dan Bahan


1. Sampel Kopi
2. Mikroskop
3. Cawan petri
4. Pembakar spirtus
5. Reagen LPCB
6. Media PDA
7. Objeck glass
8. Deck glass
9. Ohse bulat
10. Korek

IV. Cara Kerja


1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan.
2. Menginokulasikan sampel dengan cara menaburkan sedikit kopi ke media PDA secara
aseptis.
3. Menginkubasi media PDA pada suhu ruang selama 5 hari.
4. Mengamati hasil koloni di media PDA yang tumbuh secara makroskopis.
5. Menyiapkan obyek glass yang telah ditetesi LPCB di atasnya.
6. Merekatkan selotip pada koloni di media PDA dengan menggunakan pinset.

Lab Parasitologi Stikes Nasional Page 2


7. Meletakkan selotip di atas tetesan LPCB, menutup dengan deck glass
8. Mengamati adanya jamur kontaminan secara mikroskopis, menggambar dan
menyimpulkan spesies jamur kontaminan yang ditemukan

V. HASIL

Makroskopis Keterangan :
Nama jamur : Aspergillus niger
 Jenis koloni : Kapang
 Permukaan koloni : Powdery
 Warna koloni : Hitam

Mikroskopis Keterangan :
Nama jamur : Aspergillus niger

VI. KESIMPULAN
Ditemukan jamur Aspergillus niger dalam sampel kopi yang diperiksa.

Lab Parasitologi Stikes Nasional Page 3


VII. PEMBAHASAN
Berikut ini adalah klasifikasi dari Aspergillus niger :
Kingdom : Myceteae
Divisi : Amastigomycota
Kelas : Ascomycetes
Ordo : Eurotiales
Family : Euroticeae
Genus : Aspergillus
Spesies : Aspergillus niger
Morfologi dan Sifat-sifat Aspergillus niger :
Aspergillus niger merupakan mikroba jenis kapang mesofilik yang
tumbuh pada suhu 35ºC-37ºC (optimum), 6ºC-8ºC (minimum), 45ºC-47ºC
(maksimum), pH 2,2-8,8, kelembaban 80-90%, dan memerlukan oksigen
yang cukup (aerobik). Aspergillus niger memiliki bulu dasar berwarna putih atau
kuning dengan lapisan konidiospora tebal berwarna coklat gelap sampai
hitam. Hifa bersekat dan memiliki banyak inti (multiseluler), kepala konidia
bulat, berwarna hitam, cenderung memisah menjadi bagian-bagian yang
lebih longgar dengan bertambahnya umur. Konidiospora memiliki dinding yang
halus, hialin tetapi juga berwarna coklat. Habitat spesies ini kosmopolit
didaerah tropis dan subtropis, dan mudah diisolasi dari tanah, udara, air,
rempah-rempah, kapas, buah-buahan, gandum, beras, jagung, tebu, ketimun, kopi,
teh, coklat serta dedaunan. Aspergillus niger dalam pertumbuhannya berhubungan
langsung dengan zat makanan yang terdapat dalam substrat, molekul sederhana
yang terdapat disekeliling hifa dapat langsung diserap sedangkan molekul yang
lebih kompleks harus dipecah dahulu sebelum diserap ke dalam sel, dengan
menghasilkan beberapa enzim ekstra seluler seperti protease, amilase, mananase,
dan α-galaktosidase. Bahan organik dari substrat digunakan oleh Aspergillus
niger untuk aktivitas transport molekul, pemeliharaan struktur sel, dan mobilitas
sel

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Lab Parasitologi Stikes Nasional Page 4


Mizana, D., Suharti, N., Amir, A. 2016. Identifikasi Pertumbuhan Jamur Aspergillus sp
pada Roti Tawar yang Dijual di Kota Padang Berdasarkan Suhu dan Lama Penyimpanan

Lab Parasitologi Stikes Nasional Page 5


IDENTIFIKASI SAMPEL KLINIS

Identitas sampel : Potongan kuku

I. Tujuan
Mengidentifikasi adanya jamur dalam sampel yang diamati secara mikroskopis.

II. Pinsip
Sampel yang akan diperiksa diinokulasi ke dalam media PDA kemudian
diinkubasi pada suhu 25˚C selama 5 hari. Identifikasi jamur dilakukan secara
mikroskopis dengan penambahan reagen LPCB. Morfologi jamur akan terlihat berwarna
biru.

III. Alat dan Bahan


1. Sampel Kuku
2. Mikroskop
3. Cawan petri
4. Pembakar spirtus
5. Reagen LPCB
6. Media PDA
7. Objeck glass
8. Deck glass
9. Ohse bulat
10. Korek
IV. Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan.
2. Menginokulasikan sampel kuku ke media PDA secara aseptis.
3. Menginkubasi media PDA pada suhu ruang selama 5 hari.
4. Mengamati hasil koloni di media PDA yang tumbuh secara makroskopis.
5. Menyiapkan obyek glass yang telah ditetesi LPCB di atasnya.
6. Merekatkan selotip pada koloni di media PDA dengan menggunakan pinset.
7. Meletakkan selotip di atas tetesan LPCB, menutup dengan deck glass
8. Mengamati adanya jamur secara mikroskopis, menggambar dan menyimpulkan
spesies jamur dari sampel klinis yang ditemukan

Lab Parasitologi Stikes Nasional Page 6


V. HASIL
Keterangan :
Nama jamur : Malassezia fur -fur
 Jenis koloni : Seperti Ragi
 Permukaan koloni : Flat - kering
 Warna koloni : Putih

VI. KESIMPULAN
Ditemukan jamur Malassezia fur –fur dalam sampel kuku yang diperiksa.

VII. PEMBAHASAN
Klasifikasi Malassezia furfur
Kingdom : Fungi
Phylum : Basidiomycota
Class : Ustilaginomycotina
Ordo : Malasseziales
Familia : Malasseziaceae
Genus : Malassezia
Spesies : Malassezia furfur
Tinea versikolor/ Pityriasis versikolor adalah infeksi ringan yang sering terjadi
disebabkan oleh Malasezia furfur. Penyakit jamur kulit ini adalah penyakit yang
kronik dan asimtomatik ditandai oleh bercak putih sampai coklat yang bersisik.
Kelainan ini umumnya menyerang badan dan kadang- kadang terlihat di ketiak, sela
paha,tungkai atas, leher, muka dan kulit kepala.
Pertumbuhannya pada kulit (stratum korneum) berupa kelompok sel-sel bulat,
bertunas, berdinding tebal dan memiliki hifa yang berbatang pendek dan bengkok,
biasanya tidak menyebabkan tanda-tanda patologik selain sisik halus sampai kasar.

Lab Parasitologi Stikes Nasional Page 7


Bentuk lesi tidak teratur, berbatas tegas sampai difus dan ukuran lesi dapat milier,
lentikuler, numuler sampai plakat.
Ada dua bentuk yang sering dijumpai :
 Bentuk makuler : Berupa bercak-bercak yang agak lebar, dengan sguama halus
diatasnya dan tepi tidak meninggi.
 Bentuk folikuler : Seperti tetesan air, sering timbul disekitar rambut
Gambaran klinis Timbul bercak putih atau kecoklatan yang kadang-kadang gatal
bila berkeringat. Bisa pula tanpa keluhan gatal sama sekali, tetapi penderita mengeluh
karena malu oleh adanya bercak tersebut.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Campbell, Reece, Mitchell. 2003. Biologi Edisi 5 Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Jawetz, E dan E.A Adelberg, 1986, Mikrobiologi Untuk Profesi Kesehatan (Review of
Medical Microbiology) Edisi 16, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Lab Parasitologi Stikes Nasional Page 8


Lab Parasitologi Stikes Nasional Page 9

Anda mungkin juga menyukai