PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kawasan ekonomi berbasis perikanan juga terdapat di beberapa negara lain, salah
satunya benua Eropa tepatnya Negara Perancis. Negara Perancis mengembangkan
sebuah pelabuhan perikanan bernama The Port of Boulogne-sur-Mer yang terletak di
mulut Sungai Liane di wilayah Nord-Pas-de-Calais utara Prancis. Pelabuhan
Boulogne-sur-Mer adalah pelabuhan perikanan utama Prancis. Pelabuhan
Boulogne-sur-Mer menawarkan layanan berkualitas tinggi dan fasilitas modern
untuk melayani semua jenis kebutuhan penanganan kargo. Pelabuhan perikanan
Boulogne-sur-Mer menempati posisi strategis antara armada perikanan dan pasar
konsumen secara internasional. Pelabuhan ini menjadi basis untuk berbagai
kegiatan pendukung sektor perikanan yang mencakup pemrosesan tangkapan,
pemasaran dan distribusi produk makanan laut, Lebih dari 380 ribu ton ikan dan
kerang bergerak melalui pelabuhan ini setiap tahun dan berpartisipasi dalam
upaya penelitian dan pengembangan maritim internasional. (world port source,
2019)
Untuk mewujudkan PPN Untia yang sesuai dengan standar tingkat nusantara
dan mampu bersaing di nasional dan internasional, maka perlu adanya
pembangunan dan pengembangan lebih lanjut di PPN Untia. Untuk
mengoptimalkan potensi Makassar sebagai Kota Pesisir Pantai, Maka sudah
selayaknya jika kawasan pantai di pesisir selatan Kota Makassar ditata dan
dikembangkan agar lebih baik, sehingga meningkatkan daya tarik Kota Makassar
pada bidang pariwisata dan penggerak ekonomi rakyat pada bidang kelautan dan
perikanan. Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Makassar No. 4
Tahun 2015 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Makassar Tahun 2015-
2034 yang menyatakan bahwa Kota Makassar sebagai kawasan pesisir kota
maritim akan melakukan rencana pengembangan dan pemanfaatan wilayah
peruntukan perikanan.
1. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan pembahasan ini adalah:
a. Untuk merencanakan sarana dan prasarana yang dapat mendukung
kegiatan dari pelabuhan perikanan
b. Untuk merancang kawasan perikanan yang dapat mewujudkan
berkembangnya potensi yang dimiliki Kota Makassar
2. Sasaran Pembahasan
Adapun sasaran pembahasan adalah menyusun landasan konseptual untuk
dijadikan sebagai acuan data rancangan fisik.
D. Batasan Pembahasan
BAB I : Pendahuluan
1. Definisi Pelabuhan
Pelabuhan perikanan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan perairan
di sekitarnya dengan batas batas tertentu sebagai tempat kegiatan
pemerintahan dan kegiatan sistem bisnis perikanan yang digunakan sebagai
tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh, dan /atau bongkar muat ikan
yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan
penunjang perikanan. (Akmal, 2018)
1) Pelindung:
a) Breakwater panjang
b) Revetment panjang
c) Groin panjang
2) Tambat / labuh
a) Dermaga panjang
b) Jetty panjang
3) Perairan
a) Alur pelayaran panjang
b) Kolam pelabuhan luas
4) Penghubung
a) Jalan panjang
b) Jembatan panjang
c) Drainase terbuka panjang
d) Drainase tertutup panjang
5) Pembatas lahan
Pagar keliling panjang
1) Pelindung:
d) Breakwater panjang
e) Revetment panjang
f) Groin panjang
2) Tambat / labuh
c) Dermaga panjang
d) Jetty panjang
3) Perairan
c) Alur pelayaran panjang
d) Kolam pelabuhan luas
4) Penghubung
e) Jalan panjang
f) Jembatan panjang
g) Drainase terbuka panjang
h) Drainase tertutup panjang
5) Pembatas lahan
Pagar keliling panjang
1) Pelindung:
b. Fungsi pengolahan
c. Fungsi pemasaran
c. Pengadaan Air
1) Pengadaan air tawar diperuntukkan untuk memenuhi kebutuhan
kapal, pencucian ikan, pengolahan hasil, gudang ikan, warung,
fasilitas umum dan lain-lain.
2) Sumber air tawar adalah sumur bor dan PAM
3) Perhitungan tariff didasarkan pada biaya pengusahaan air tersebut
1. Fasilitas Pelabuhan
a. Dermaga
b. Gudang lini 1
c. Lapangan penumpukan lini 1
a. Kawasan perkantoran
b. Fasilitas pos dan telekomunikasi
c. Fasilitas pariwisata dan perhotelan
d. Instalasi air bersih, listrik dan telekomunikasi
e. Jaringan jalan dan rel kereta api
f. Jaringan air limbah, drainase dan sampah
g. Areal pengembangan pelabuhan
h. Tempat tunggu kendaraan bermotor
i. Kawasan perdagangan
j. Kawasan industri
k. Fasilitas umum lainnya.
a. Alur pelayaran
b. Perairan tempat labuh
c. Kolam pelabuhan untuk kebutuhan sandar dan olah gerak kapal
d. Perairan tempat alih muat kapal
e. Perairan untuk kapal yang mengangkut bahan/barang berbahaya dan
beracun (B3)
f. Perairan untuk kegiatan karantina
a. Fasilitas dasar
1) Pemecah gelombang
1) Fasilitas produksi
a) Tempat pelelangan ikan
b) Toilet umum
2) Fasilitas perbekalan
a) Pabrik es
b) Tangki BBM
c) Instalasi air bersih
d) Kios KUD/Toserba
3) Fasilitas pemeliharaan/perbaikan
a) Gudang/garasi alat berat
b) Bengkel
c) Pelataran perbaikan dan penjemuran tangkap (jaring)
4) Fasilitas pengolahan
a) Cold storage
b) Gudang es
a. Deskripsi Umum
Kapal Perikanan adalah kapal, perahu, atau alat apung lain yang
dipergunakan untuk melakukan penangkapan ikan, mendukung operasi
penangkapan ikan, pembudidayaan ikan, pengangkutan ikan,
pengolahan ikan, pelatihan perikanan, dan penelitian/eksplorasi
penelitian (UU No.45 Tahun 2009 tentang Perikanan).
2) Alat tangkap
3) Nelayan
1) Fasilitas Pokok
a) Dermaga 1 unit 500 m
b) Dermaga 2 unit 410 m
c) Kolam 1 unit 3 ha
d) Kolam 2 unit 2 ha
e) Breakwater 1/utara unit 125 m
f) Breakwater 2/selatan unit 294 m
g) Alur masuk 1 unit 294 m
A. Lokasi
Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Untia Kota Makassar ini berlokasi Jl.
Salodong, Kelurahan Untia, Kec. Biringkanaya Kota Makassar, tepatnya berada
pada kawasan pengembangan yang berdampingan dengan kompleks Kampus
Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar (PIP) dan Akademi Teknik dan Keselamatan
Penerbangan Makassar (ATKP). Pelabuhan Perikanan Nusantara Untia Makassar
merupakan bagian dari perairan selat Makassar (WPP-RI 173) yang dilatar
B. Metode Penelitian
1. Wawancara
2. Observasi
3. Dokumentasi
Peraturan Menteri No. 16/MEN/2006 Bab VIII tentang Fasilitas Pelabuhan Perikanan.
Permen-KP No. 15 Thn 2014 tentang Pedoman Umum Monitoring, Evaluasi, dan
Pelaporan Minapolitan
Rencana Induk Pelabuhan Nasional pasal 22 sampai dengan pasal 24 (PP. RI. No. 61
Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan)
A. Lokasi.............................................................................................................. 39
2. Observasi ............................................................................................. 41
3. Dokumentasi ........................................................................................ 41
Metode Penelitian
Sumber Data
Sumber data yang dikumpulkan dan dianalisis ini meliputi data primer dan data
sekunder.
Data primer adalah data yang mengacu pada informasi yang diperoleh dari
tangan pertama oleh peneliti yang berkaitan dengan variabel minat untuk tujuan
spesifik studi. Sumber data primer adalah responden individu, kelompok fokus,
internet juga dapat menjadi sumber data primer jika koesioner disebarkan melalui
internet (Uma Sekaran, 2011)
Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari
sumber yang telah ada. Sumber data sekunder adalah catatan atau dokumentasi
perusahaan, publikasi pemerintah, analisis industri oleh media, situs Web, internet
dan seterusnya (Uma Sekaran, 2011).
Pada bagian ini penulis mendapatkan data yang akurat dan otentik karena
melakukan dengan mengumpulkan sumber data baik primer maupun data sekunder,
yang disesuaikan dengan pendekatan penelitian. Teknik pengumpulan data primer
dan sekunder yang digunakan adalah
Wawancara
Sumber data yang digunakan di dalam penelitian ini diambil dari data primer
dan data sekunder. Adapun data primer dan sekunder yaitu:
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber pertama
yang terkait dengan permasalahan yang akan dibahas (Amiruddin, 2006:30).
kepada:
Andi Sri Yuliani, Lurah Bontobangun untuk meminta data Profil Kelurahan
Bitombang.
Pada bagian ini penulis mendapatkan data yang akurat dan otentik karena
dilakukan dengan mengumpulkan sumber data baik data primer dan sekunder, yang
disesuaikan dengan pendekatan penelitian. Teknik pengumpulan data primer dan
datasekunder yang digunakan adalah:
Wawancara adalah situasi peran antara pribadi bertatap muka, ketika seseorang
yakni pewawancara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk
memperoleh jawaban yang relevan dengan masalah penelitian kepada responden
(Amiruddin, 2006:8). Wawancara langsung dalam pengumpulan fakta sosial sebagai
bahan kajian ilmu hukum empiris, dilakukan dengan cara tanya jawab secara
langsung dimana semua pertanyaan disusun secara sistematis, jelas dan terarah sesuai
dengan masalah yang terjadi di lapangan, yang diangkat dalam penelitian.
Wawancara langsung ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi yang benar dan
akurat dari sumber yang ditetapkan sebelumnya. Wawancara tersebut semua
keterangan yang diperoleh mengenai apa yang diinginkan dicatat atau direkam
dengan baik (Nasution, 2008:167-168). Wawancara dilakukan untuk memperoleh
keterangan secara lisan guna mencapai tujuan yaitu mendapatkan informasi yang
akurat dari narasumber yang berkompeten (Ashshofa, 2004:95). Adapun
pengelolahan data ditelusuri dan diperoleh melalui:
Studi Dokumentasi
Editing/edit
Calssifying
Verifikasi
Analisis data
Terletak di rute transportasi laut tersibuk di dunia di mana Selat Inggris bertemu
Laut Utara, Pelabuhan Boulogne-sur-Mer menawarkan layanan berkualitas tinggi
dan fasilitas modern untuk melayani semua jenis kebutuhan penanganan kargo.
Pada 2007, Pelabuhan Boulogne-sur-Mer menangani lebih dari 712 ribu ton
kargo yang didominasi oleh 315,2 ribu ton bubur kertas, 55 ribu ton hidrokarbon, 82
ribu ton klinker, dan 89,7 ribu ton mineral lainnya.
NOAA Perikanan bertanggung jawab atas pengelolaan sumber daya laut bangsa
dan habitatnya. Kami menyediakan layanan penting bagi negara: perikanan yang
produktif dan berkelanjutan, sumber makanan laut yang aman, pemulihan dan
konservasi sumber daya yang dilindungi, dan ekosistem yang sehat — semuanya
didukung oleh ilmu pengetahuan yang baik dan pendekatan manajemen berbasis
ekosistem.
Perikanan A.S. adalah salah satu yang terbesar dan paling berkelanjutan di
dunia. Makanan laut yang dipanen dari perikanan yang dikelola secara federal A.S.
secara inheren berkelanjutan sebagai hasil dari proses pengelolaan perikanan A.S.
Menggunakan Magnuson-Stevens Act sebagai panduan, NOAA Fisheries bekerja
dalam kemitraan dengan Dewan Manajemen Perikanan Regional untuk menilai dan
memprediksi status stok ikan, menetapkan batas tangkapan, memastikan kepatuhan
terhadap peraturan perikanan, dan mengurangi bycatch.
Kota Boston telah menjadi pelabuhan penting sejak didirikan pada 1630. Selama
masa kolonial, ekonomi kota didasarkan pada perikanan, pembuatan kapal, dan
perdagangan masuk dan keluar dari Pelabuhan Boston. Sementara bisnis yang terkait
dengan perikanan dikerdilkan oleh beberapa bisnis lain, Boston masih memainkan
peran kunci dalam perdagangan ikan New England.
Merayakan Memancing
Perikanan Rekreasi
Perikanan Komersial
Dermaga Ikan Boston, yang dibuka pada 1912, merupakan titik fokus di Boston
untuk pendaratan ikan. Beberapa grosir besar, pengecer dan pengolah di Boston
termasuk: Perusahaan Pemroses Ikan Saluran, Stavis Seafoods, PierFish, Red's Best,
John Nagle Company, Quarterdeck Seafoods, Boston Sword and Tuna, FJ Ohara &
Sons, Pangea Shellfish Company, Yankee Lobster Company , Ikan Foley dan
Makanan Laut Pantai Atlantik.
Pada 2013, kapal penangkap ikan komersial yang menyebut rumah Boston
mendarat 20 juta pon ikan. Boston menempati peringkat ke-42 di negara ini dalam
pendaratan ikan.
Kriteria teknis PPS terdiri dari: 1. Mampu melayani kapal perikanan yang
melakukan kegiatan perikanan di perairan Indonesia, Zona Ekonomi
Eksklusif Indonesia (ZEEI), dan laut lepas; 2. Memiliki fasilitas tambat labuh
untuk kapal perikanan berukuran sekurang-kurangnya 60 GT; 3. Panjang
dermaga sekurang-kurangnya 300 m, dengan kedalaman kolam sekurang-
kurangnya minus 3 m; 4. Mampu menampung kapal perikanan sekurang-
kurangnya 100 unit atau jumlah keseluruhan sekurang-kurangnya 6.000 GT;
dan 5. Memanfaatkan dan mengelola lahan sekurang-kurangnya 20 ha.
Kriteria operasional PPS terdiri dari: 1. Ikan yang didaratkan sebagian untuk
tujuan ekspor; 2. Terdapat aktivitas bongkar muat ikan dan pemasaran hasil
perikanan ratarata 50 ton per hari; dan 3. Terdapat industri pengolahan ikan
dan industri penunjang lainnya. Kriteria teknis PPN terdiri dari: 1. Mampu
Industri merupakan suatu bentuk kegiatan masyarakat sebagai bagian dari sistem
perekonomian atau sistem mata pencahariannya dan merupakan suatu usaha dari
manusia dalam menggabungkan atau mengolah bahan-bahan dari sumber daya
lingkungan menjadi barang yang bermanfaat bagi manusia (Hendro dalam Sutanta,
2010).
Biro Pusat Statistik (dalam, Direktori Industri Besar dan Sedang Provinsi Lampung,
2013), mengklasifikasikan industri berdasarkan pada jumlah tenaga kerja yang
digunakan, yaitu:
a. Industri besar, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja 100 orang atau lebih.
b. Industri sedang, yaitu industri yangg menggunakan tenaga kerja 20-99 orang.
c. Industri kecil, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja 5-19 orang.
d. Industri kerajinan rumah tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja 1-4
orang.