18 tahun 1999, yang dimaksutkan dengan limbah B3 adalah sisa suatu
usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secar alangsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup dan atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain. tujuan pengelolaan limbah B3 berdasarkan Berdasarkan PP No. 18 tahun 1999 adalah untuk mencegah dan menangulangi pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh limbah B3, serta melakukan pemulihan kualitas lingkungan yang sudah tercemar sehingga sesuai dengan fungsinya kembali. Indentifikasi limbah Berdasarkan PP No. 18 tahun 1999 adalah pengidentifikasian limbah B3 digolongkan ke dalam 2 (dua) kategori yaitu: 1. Berdasarkan sumber Golongan limbah B3 yang berdasarkan sumber kemudian dibagi menjadi, limbah B3 dari sumber spesifik, limbah B3 dari sumber tidak spesifik dan llimbah b# dari bahan kimia kadarluarsa, tumpahan, bekas kemasan dan buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi. 2. Berdasarkan karakteristik Untuk golongan limbah B3 yang berdasarkan karakteristik ditentukan bebrapa indicator yaitu mudah meledak, pengoksidasi, sangat mudah sekali menyala, sangat mudah menyala, mudah menyala, amat sangat beracun sangat beracun, beracun, berbahaya, korosif, bersifat iritasi, berbahaya bagi lingkungan, karsinogenik, teratogenik, mutagenic. Hal ini menunjukkan bahwa ternyata pemerintah memberikan sebuah perhatian khusus terhadap pengelolaan lingkungan Indonesia, hanya memang.. dalam ralitasnya implementasi terhadap peraturan yang dibuat. Masih kurang mengena, dan belum dijalankan dengan sunguh sungguh. Mengingat sangat pentingnnya pengolahan limbah B3, baik itu untuk Jogjakarta dan daerh daerah lainnya yang ada di Indonesia maka perlu mengetahui terkait syarat pengolahan limbah B3. Terkait, pemilihan lokasi, fasilitas pengolahan, penanganan limbah B3 sebelum diolah, pengolahan limbah B3 dan hasil pengolahan limbah B3 1. Lokasi pengolahan. Pengelolaan limbah B3 dapat dilakukan didalam lokasi penghasil limbah atau diluar lokasi penghasil limbah, asalkan memenuhi persayaratan yang ada. Untuk syarat lokasi pengolahan yang ada di dalam area penghasil limbah B3 harus berada pada daerah yang bebas danjir dan jarak antara instalasi pengolahan dengan fasilitas umum minimum 50 meter. Sedangkan untuk syarat lokasi pengolahan limbah B3 diluar area penghasil limbah B3 adalah lokasi instalasi pengolahan berada pada daerah yang bebas banjir, jarak antara lokasi instalasi pengolahan dan jalan utama minimal 150 meter atau 50 meter untuk jalan lainnya, jarak antara instalais pengolahan dan daerah yang beraktivitas penduduk dan aktivitas umum minimum 300 meter, serta jarak antara instalasi pengolahan dengan wilayah terlindung ( misalnya cagar alam, hutan lindung) minimum 300 m. 2. Fasilitas pengolahan Fasislitas pengolahan limbah B3 harus menerapkan system oprasional meliputi, system keamanan fasislitas, siste pencegahan terhadap kebakaran, seistem penanggulangan keadaan darurat, system pengujian peralatan dan tentunya pelatihan karyawan. Untuk keseluruhan system tersebut harus terintegrasi dan menjaid bagian yang tidak terpisahkan dalam pengolahan limbah B3, mengingat jenis limbah yang ditangani adalah limbah yang dakan volume kecil sekalipun akan dapat berdampak besar bagi lingkungan. 3. Penanganan limbah B3 sebelum diolah Sebelum mengalami pengolahan limbah B3 harus terlebih dahulu diidentifikasi dan dilakukan uji analisis terhdap kandungannya, hal ini guna menetapkan prosedur yang tepat dalam pengolahan limbah B3 dan juga dengan adanya identifikasi ini maka akan dapat ditentukan metode yang tepat terhadap karakteristik dan kandungan limbah B3. 4. Pengolahan limbah B3 Jenis perlakuan terhadap limbah B3 tergantung dari karakteristik dan kandngan limbah. Perlakuan limbah B3 untuk pengolahan dapat dilakukan dengan berbagai macam proses a. Proses kimia, meliputi redoks, elektrolisa, netralisasi, pengendapan, stabilisasi, adsorpsi, penukaran ion dan pirolisa. b. Proses secara fisika, meliputi : pembersihan gas, pemisahan cairan dan penyisihan komponen komponen spesifik dengan metoda kristalisasi, dialisa, osmotic balik dll. c. Proses stabilisasi/solidifikasi dengan tujuan untuk mengurangi potensi racun dan kandungan limbah B3 dengan cara membatasi daya larut, penyebaran dan daya racun sebelum limbah dibuang ketempat penimbunan akhir. d. Proses insinerasi yaitu dengan cara melakukan pembakaran materi limbah menggunakan alat khusus incinerator dengan efisiensi pembakara harus mencapai 99,99% atau lebih. Artinya , jika suatu materi limbah B3 ingin di insinerirasi dengan berat 100 kg, maka abu sisa dari proses insinerirasi tidak boleh lebih dari 0,01 kg. 5. Hasil pengolahan limbah B3 Setelah dilakukan pengolahan, sudha barnag tentu kita akan mendapatkan hasil dari pengolahan dan hasil daro pengolahan ini harus ditaruh pada tempat khusus dan dilakukan pemantauan di area tempat pembuangan akhir tersebut dengan jangka waktu 30 tahun setelah pembuangan akhr habis masa pakainya ( ditutup) #UNTUK KESELURUHAN PROSES PENGELOLAAN, TERMASUK PENGHASIL LIMBAH B3 HARUS MELAPORKAN AKTIVITASNYA KE KLH ( KEMENTRIAN LINGKUNGAN HIDUP) DENGAN PERIODE TRIWULAN ( TIAP 3 BULAN SEKALI)