Anda di halaman 1dari 21

NAMA SEKOLAH : SMK NEGERI 3 MADIUN

KOMPETENSI KEAHLIAN : KIMIA INDUSTRI

KODE : 1609

PAKET SOAL :2

NAMA PESERTA : NISA NIKITA AULIANSYAH

NOMOR PESERTA : 03-107-109-4

HARI/TANGGAL : SENIN – SELASA, 29 FEBRUARI – 1

MARET 2016

I. Judul praktik : Ekstraksi kemiri dengan metode soxhletasi

II. Tujuan :

1. Siswa dapat melaksanakan ekstraksi kemiri dengan metode soxhletasi

2. Siswa dapat melaksanakan proses pemurnian produk ekstraksi dengan

metode destilasi sederhana

3. Siswa dapat menentukan rendemen dari minyak kemiri

4. Siswa dapat menentukan massa jenis dari minyak kemiri

5. Siswa dapat melaksanakan uji mutu secara organoleptik pada minyak kemiri

6. Siswa dapat membuat perhitungan secara ekonomi proses ekstraksi kemiri

dengan metode soxhletasi

III. Teori dasar :

EKSTRAKSI

Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya

terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan yang lainnya

pelarut organik.

Beberapa macam metode Ekstraksi :

1
1. Maserasi

Maserasi merupakan proses penyarian yang sederhana yaitu dengan cara

merendam sampel dalam pelarut yang sesuai selama 3×5 hari.

2. Soxhletasi

Soxhletasi adalah metode penyarian secara berulang- ulang senyawa bahan alam

dengan menggunakan alat soklet. Soxhletasi merupakan teknik penyarian dengan

pelarut organik menggunakan alat soklet. Pada cara ini pelarut dan sampel

ditempatkan secara terpisah.

3. Perkolasi

Merupakan teknik penyarian dengan pelarut organik yang sesuai secara lambat

menggunakan alat perkolator.

4. Digestasi

Digestasi adalah proses penyarian yang sama seperti maserasi dengan

menggunakan pemanasan pada suhu 30-40o C. Metoda ini digunakan untuk

simplisia yang tersari baik pada suhu biasa.

5. Infusa

Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati dengan air

pada suhu 90oC selama 15 menit, kecuali dinyatakan lain, dilakukan dengan cara

sebagai berikut : simplisia dengan derajat kehalusan tertentu dimasukkan kedalam

panci dan ditambahkan air secukupnya, panaskan diatas penangas air selama 15

2
menit, dihitung mulai suhu 90oC sambil sesekali diaduk, serkai selagi panas

melalui kain flanel, tambahkan air panas secukupnya melalui ampas sehingga

diperoleh volume infus yang dikehendaki.

6. Dekokta

Proses penyarian dengan metoda ini hampir sama dengan infus, perbedaanya

terletak pada lamanya waktu pemanasan yang digunakan. Dekokta membutuhkan

waktu pemanasan yang lebih lama dibanding metoda infus, yaitu 30 menit

dihitung setelah suhu mencapai 90oC. Metoda ini jarang digunakan karena proses

penyarian kurang sempurna dan tidak dapat digunakan untuk mengekstraksi

senyawa yang termolabil.

7. Fraksinasi

Fraksinasi merupakan teknik pemisahan atau pengelompokan kandungan kimia

ekstrak berdasarkan kepolaran. Pada proses fraksinasi digunakan dua pelarut yang

tidak bercampur dan memiliki tingkat kepolaran yang berbeda

EKSTRAKSI SOXHLETASI

Soxhletasi adalah metode penyarian secara berulang- ulang senyawa bahan alam

dengan menggunakan alat soklet. Soxhletasi merupakan teknik penyarian dengan

pelarut organik menggunakan alat soklet. Pada cara ini pelarut dan sampel

ditempatkan secara terpisah.

Prinsip Soxhletasi :

3
Prinsipnya adalah penyarian yang dilakukan berulang-ulang sehingga penyarian

lebih sempurna dan pelarut yang digunakan relatif sedikit. Bila penyarian telah

selesai maka pelarutnya dapat diuapkan kembali dan sisanya berupa ekstrak yang

mengandung komponen kimia tertentu. Penyarian dihentikan bila pelarut yang

turun melewati pipa kapiler tidak berwarna dan dapat diperiksa dengan pereaksi

yang cocok.

Keuntungan metode soxhletasi :

 Sampel terekstraksi secara sempurna, karena dilakukan berulang kali dan

kontinu.

 Pelarut yang digunakan tidak akan habis, karena selalu didinginkan

dengan kondensor dan dapat digunakan lagi setelah hasil isolasi

dipisahkan.

 Proses ekstraksi lebih cepat (waktunya singkat)

 Pelarut yang digunakan lebih sedikit.

Kelemahan Soxhletasi :

 Tidak cocok untuk senyawa- senyawa yang tidak stabil terhadap panas

(senyawa termobil), contoh : Beta karoten.

Cara mengetahui ekstrak telah sempurna atau saat soxhletasi harus

dihentikan adalah:

 Pelarutnya sudah bening atau tidak berwarna lagi.

4
 Jika pelarut bening, maka diuji dengan meneteskan setetes pelarut pada

kaca arloji dan biarkan menguap. Bila tidak ada lagi bercak noda, berarti

soxhletasi telah selesai.

 Untuk mengetahui senyawa hasil penyarian (kandungannya) , dapat

dilakukan dengan tes identifikasi dengan menggunakan beberapa pereaksi.

Dalam pelaksanaan proses ekstraksi, faktor-faktor yang mempengaruhi

laju ekstraksi adalah:

1. Tipe persiapan sampel

2. Waktu ekstraksi

3. Kuantitas pelarut

4. Suhu pelarut

5. Tipe pelarut

Adapun syarat pelarut untuk ekstraksi:

1. Beda polaritas antara solvent dan solute kecil

2. Titik didih rendah (minyak akan rusak pada suhu tinggi)

3. Mudah menguap

4. Tidak berbahaya, tidak beracun, tidak mudah meledak/terbakar

5. Inert: Tidak bereaksi dengan solute

6. Murah (terutama untuk industri)

Dalam pelaksanaan proses ekstraksi, faktor-faktor yang mempengaruhi

laju ekstraksi adalah:

1. Tipe persiapan sampel

5
2. Waktu ekstraksi

3. Tipe dan kuantitas pelarut

4. Suhu pelarut

KEMIRI

Kemiri (Aleurites moluccana), adalah tumbuhan yang bijinya dimanfaatkan

sebagai sumber minyak dan rempah-rempah. Tumbuhan ini masih sekerabat

dengan singkong dan termasuk dalam suku Euphorbiaceae. Dalam perdagangan

antarnegara dikenal sebagai candleberry, Indian walnut, serta candlenut.

Pohonnya disebut sebagai varnish tree atau kukui nut tree. Minyak yang diekstrak

dari bijinya berguna dalam industri untuk digunakan sebagai bahan campuran cat

dan dikenal sebagai tung oil. Minyak lemak ialah sejenis minyak lemak yang

terbuat dari tumbuhan. Digunakan dalam makanan dan untuk memasak. Beberapa

minyak lemak yang biasa digunakan ialah minyak kelapa sawit Afrika, jagung,

zaitun, minyak lobak, kedelai, kemiri, dan bunga matahari.

Daging biji, daun dan akar Aleurites moluccana mengandung saponin,

flavonoida dan polifenol, di samping itu daging bijinya mengandung minyak

lemak. Pada korteksnya mengandung tannin.. Bagian yang bisa dimanfaatkan

sebagai obat adalah biji, kulit, dan daun. Daging bijinya bersifat laksatif.

CARA MENDAPATKAN MINYAK KEMIRI

Pengepresan

Dua cara umum dalam pengepresan mekanis, yaitu:

6
1. Hydraulic pressing (pengepresan hidrolis),di mana bahan dipress dengan \
tekanan sekitar 2000 psitanpa menggunakan media pemanas sehingga cara ini
sering jugadisebut sebagai cold pressing
2. Expeller pressing (pengepresan berulir) dimana untuk mengambil minyak atau
lemak perlu dilakukan proses pemasakan atau tempering terlebih dahulu pada
suhu sekitar 115,5°C dan tekanan 15000– 20000 psi.

Skema pengepresan biji kemiri

Ekstraksi soxhletasi

Ekstraksi padat cair atau leaching adalah transfer difusi komponen terlarut

dari padatan inert ke dalam pelarutnya. Proses ini merupakan proses yang bersifat

fisik karena komponen terlarut kemudian dikembalikan lagi ke keadaan semula

tanpa mengalami perubahan kimiawi. Ekstraksi dari bahan padat dapat dilakukan

jika bahan yang diinginkan dapat larut dalam solven pengekstraksi. Ekstraksi

berkelanjutan diperlukan apabila padatan hanya sedikit larut dalam pelarut.

7
Soxhlet ditemukan oleh Franz Ritter von Soxhlet, seorang ahli kimia dari

Jerman. Pada ekstraktor Soxhlet, pelarut dipanaskan dalam labu didih sehingga

menghasilkan uap. Uap tersebut kemudian masuk ke kondensor melalui pipa kecil

dan keluar dalam fasa cair. Kemudian pelarut masuk ke dalam selongsong berisi

padatan. Pelarut akan membasahi padatan dan tertahan di dalam selongsong

sampai tinggi pelarut dalam pipa sifon sama dengan tinggi pelarut di selongsong.

Kemudian pelarut seluruhnya akan menggejorok masuk kembali ke dalam labu

didih dan begitu seterusnya. Peristiwa ini disebut dengan efek sifon.

SIFAT-SIFAT MINYAK KEMIRI

Sifat-sifat Fisika-Kimia Minyak Kemiri adalah:

Karakteristik Nilai

Bilangan penyabunan 188-202

Bilangan asam 6,3-8

Bilangan Iod 136-167

Bilangan Thiocyanogen 97-107


Bilangan hidroksil Tidak ada

Bilangan Reichert-Meissl 0,1-0,8

Bilangan Polenske Tidak ada

Indeks bias pada 25 oC 1,473-1,479

Komponen tidak tersabunkan 0,3-1 persen

Berat jenis pada 15 oC 0,924-0,929

8
KEGUNAAN MINYAK KEMIRI

1. Sebagai bumbu dapur

2. Sebagai obat tradisional

3. Menghitamkan rambut secara alami

4. Mengatasi kerontokan rambut

5. Menyuburkan rambut

6. Mengatasi rambut beruban

7. Mencegah pembentukkan kolesterol jahat dalam tubuh

8. Mencerahkan kulit

9. Mengatasi gangguan pencernaan

10. Sebagai indikator kualitas minyak

11. Mengatasi sariawan

12. Sebagai bahan pembuatan kosmetik dan sabun

13. Sebagai bahan pembuatan cat dan pernis

MUTU MUNYAK KEMIRI MENURUT SNI

No. Parameter Karakteristik


1. Kadar air <0,15

2. Massa air 0,9241-0,9290


3. Indeks bias 1,4430-1,4790

4. Asam lemak bebas 0,1-1,5

5. Bilangan iod 136-167


6. Bilangan asam ≤5

7. Angka penyabunan 184-202

9
n-HEXANE

n-heksana adalah senyawa dengan rumus kimia C6H14 yang merupakan

hidrokarbon yang banyak digunakan sebagai pelarut organik yang memiliki sifat

mudah menguap. "n" pada n-heksana mengandung arti normal yang artinya rantai

hidrokarbonnya lurus atau linier yang dituliskan CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-

CH3. n-heksana sering digunakan pada saat penelitian untuk skripsi saya

khususnya pada proses ekstraksi biji nyamplung untuk didapatkan minyaknya.

Hal ini dikarenakan n-heksana yang merupakan pelarut nonpolar akan

mengekstrak minyak pada biji nyamplung juga merupakan senyawa nonpolar. n-

heksana banyak dipilih untuk proses pengekstrakan bahan alam yang akan diambil

senyawa nonpolarnya karena n-heksana relatif murah dan relatif aman karena

tidak mengiritasi kulit dan tingkat toksisitasnya relatif rendah. Namun, n-heksana

akan mudah terbakar (flammable) jika n-heksana diletakkan di dekat api karena

titik didih n-heksana yang rendah yaitu 69 °C.

Sifat-sifat n-heksana antara lain:

 Bobot molekul : 86,18 gr mol−1

 Wujud : Cairan tidak berwarna

 Massa jenis : 0,6548 gr/mL

 Titik leleh : −95 °C, 178 K, -139 °F

 Titik didih : 69 °C, 342 K, 156 °F

 Kelarutan dalam air : 13 mg/L pada 20°C

 Viskositas: 0,294 cP

Titik nyala: −23,3 °C

10
IV. Alat dan Bahan :

No. Nama Alat/Bahan Spesifikasi Jumlah

Peralatan

A. Alat Ekstraksi Kemiri

1. Labu leher 3 500 ml 1 buah

2. Aparatus Soxhlet 500 ml 1 buah

3. Kondensor bola Standar 1 buah.

4. Hotplate 350 W 1 buah

5. Selang plastik Ukuran 2 buah

disesuaikan

6. Bak air 10 liter 1 buah

7. Pompa aquarium Standar 1 buah

8. Statif Standar 2 buah

9. Klem Standar 2 buah

10. Neraca Digital 1 buah

11. Lumpang Kayu 1 buah

12. Penumbuk Kayu 1 buah

13. Gelas piala 250 ml 1 buah

14. Gelas piala 500 ml 1 buah

15. Gelas piala 100 ml 1 buah

16. Sendok Makan/teh 1 buah

17. Corong gelas Kaca 40 cm 1 buah

11
18. Kondensor liebiegh Standar 1 buah

19. Erlenmeyer 250 ml 1 buah

20. Oven 1 buah

21. Gelas ukur 500 ml 1 buah

22. Gelas ukur 25 ml 1 buah

23. Thermometer 100 0 C 1 buah

24. Kertas saring 1 lembar

B.Alat Uji Mutu Minyak Kemiri

1 Neraca Digital 1 buah

2 Piknometer 10 ml 1 buah

3 Pipet tetes Standart 1 buah

Bahan

1 A. Bahan ekstraksi kemiri

2 Biji kemiri Kemiri yang 100 gr

sudah dikupas

3 n-hexane Teknis 350 ml

B.Bahan uji mutu minyak kemiri

1 Minyak kemiri

V. Prosedur Praktek :

A. Ekstraksi minyak kemiri :

1. Menimbang bji kemiri sebanyak 100 gram.

12
2. Menghaluskan biji kemiri dan memasukkan biji kemiri yang sudah halus

ke dalam slongsong atau kertas saring,dan memastikan tidak ada

kebocoran pada kertas saring.

3. Memasukkan bungkusan bahab kemiri ke dalam tabung soxhlet

4. Memasang labu didih,leher 3,soxhlet,pendingin air,dan memanasnya

tegak lurus dan menjepit leher soxhlet dengan menggunakan klem dan

statif.

5. Mengambil 350 ml pelarut n-hexana dengan menggunakan gelas ukur

dan memasukkan ke dalam labu leher 3.

6. Merakit alat ekstraksi dan mengalirkan air pendingin.

7. Melakukan pengecekan alat.

8. Meyalakan hot plate pada suhu 70-800C sampai pelarutnya mendidih dan

uapnya mengembun sampai menghasilkan tetesan.

9. Melakukan proses ekstraksi selama ±2 jam.

10. Mengambil dan mengeringkan bungkusan padat atau (kemiri) dan

kemudian menimbang berat bubuk kemiri keringnya.

11. Melakukan pemurnian minyak kemiri dengan distilasi.

12. Mengukur volume pelarut yang diperoleh dan menyimpan di botol yang

sudah disediakan.

13. Menguapkan minyak kemiri dalam oven pada suhu 850C untuk

menghilangkan pelarut yang tersisa.

14. Mengukur volume minyak kemiri.

15. Mencatat seluruh rangkaian kegiatan.

13
B. Pengukuran masssa jenis minyak kemiri :

1. Menimbang piknometer kosong

2. Menimbang piknometer yang berisi sampel minyak kemiri.

3. Menghitung massa jenis minyak kemiri.

4. Membandingkan dengan massa jenis minyak kemiri menurut SNI

C. Pengujian Minyak Kemiri Secara Organoleptik

1. Mengamati warna dari minyak kemiri yang diperoleh

2. Membau minyak kemiri yang diperoleh

D. Menghitung Rendemen Minyak Kemiri

1. Mengukur volume minyak kemiri

2. Menghitung massa minyak kemiri yang diperoleh

3. Menghitung rendemen minyak kemiri

VI. Data Pengamatan :

A. Pengamatan Selama Percobaan :

1. Biji kemiri yang telah dihaluskan berwarna kuning.

2. Selama ekstraksi terjadi 13 kali siklus refluks.

3. Warna n-hexane mula-mula yaitu bening.

4. Warna n-hexane setelah ekstraksi yaitu kuning bening.

5. Kemiri yang telah diekstraksi (kering) berwarna putih.

B. Data Proses Ekstraksi Kemiri :

1. Berat biji kemiri mula-mula = 100,01 gram

2. Berat kertas saring = 4,46 gram

3. Volume pelarut (n-hexane) untuk ekstraksi = 350 ml

14
0
4. Suhu ekstraksi = 70-80 C

5. Waktu ekstraksi = 2 jam

6. Volume pelarut (n-hexane) hasil distilasi = 209 ml

7. Berat kemiri kering = 48,77 ml


o
8. Suhu pengeringan minyak kemiri dalam oven = 85 C

9. Volume minyak kemiri = 61 ml

C. Data Uji Mutu Minyak Kemiri

C.1. Uji Massa Jenis :

1. Berat piknometer kosong = 11,06 gram

2. Berat (Piknometer + minyak kemiri) = 20,67 gram

3. Berat minyak kemiri = (20,67-11,06) gram

= 9,61 gram

4. Volume piknometer = 10 ml

C.2. Uji Mutu Secara Organoleptik

1. Minyak yang didapatkan berwarna kuning.

2. Minyak yang didapatkan berbau khas minyak kemiri.

VII. Analisa Data

1. Massa Jenis

massa kemiri
ρ=
volume minyak kemiri

9,61 gram
=
10 ml

= 0,961 gram/ml

15
2. Rendemen

berat minyak kemiri


Rendemen = x 100%
berat biji kemiri

massa jenis minyak kemiri x volume minyak kemiri


= x 100 %
berat biji kemiri

gram
0,961 x 61 ml
ml
= x 100%
100,01 gram

58,621 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 100,01 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑥 100%

= 58,6151 %

VIII. PERHITUNGAN EKONOMI

Harga 100 gram biji kemiri = Rp. 2500,-

Harga 350 ml n-heksane = Rp. 9.675,-

Harga kertas saring = Rp. 4000,-

Harga 60 ml minyak kemiri = Rp. 25.000,-

 Harga bahan baku = Rp 16.175,-

𝑅𝑝 16.175
Harga Pokok per ml = = Rp 16.175/unit
1

Laba yang diinginkan = 20% x Rp. 16.175

= Rp. 3.235

Harga Jual per Unit = Rp 16.175 + Rp. 3.235

= Rp. 19.410 ,-

16
IX. PEMBAHASAN

Pada percobaan ini isolasi minyak kemiri dilakukan dengan metode

ekstraksi Soxhlet (Soxhletasi). Pelarut yang digunakan yaitu n-hexane. Biji

kemiri yang akan digunakan sebelumnya digerus halus, agar mempermudah

proses ekstraksi minyak kemiri, ini berhubungan dengan ukuran partikel,

dimana semakin kecil ukuran partikel semakin luas bidang sentuh pelarut,

sehingga sampel lebih mudah terekstrak.

Kemiri yang telah halus dibungkus dengan kertas saring yang bagian

atas dan bawahnya dibentuk sedemikian rupa hingga kemiri tidak keluar dari

kertas saring. Kemudian dimasukkan ke dalam timbel. Setelah itu, memulai

pemanasan dan mengekstraksi larutan selama 2 jam. Semakin banyak jumlah

sirkulasi maka akan memiliki peluang yang lebih besar untuk memperoleh

minyak yang lebih banyak. Setelah proses ekstraksi dilakukan, prose selanjutnya

adalam pemisahan pelarut dari minyak yang diperoleh dengan cara destilasi,

dimana pelarutnya akan menguap terlebih dahulu karena memiliki titik didih

yang lebih rendah. Minyak yang tidak berbau pelarut lagi kemudian ditimbang

dengan menggunakan neraca analitik dan diukur volumenya menggunakan gelas

ukur. Setelah itu, diukur berat jenisnya menggunakan piknometer.

Dari praktikum yang telah dilaksanakan, diperoleh minyak sebanyak 61

ml dengan massa jenis 0,961 gram/ml, dan berwarna kuning bening.

X. KESIMPULAN

Dari percobaan ekstraksi kemiri dengan metode soxhletasi dapat

disimpulkan bahwa:

17
1. Minyak kemiri bisa didapatkan dengan cara ekstraksi biji kemiri dengan

metode soxhletasi dan dilanjutkan dengan pemurnian produk ekstraksi

dengan cara distilasi sederhana.

2. Rendemen minyak kemiri yang didapatkan = 58,6151 %

3. Massa jenis minyak kemiri yang didapatkan sebesar 0,961 gram/ml. Massa

jenis yang didapatkan tidak sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI)

4. Minyak kemiri yang didapatkan berwarna kuning jernih dan berbau khas

kemiri.

5. Berdasarkan perhitungan ekonomi proses ekstraksi kemiri dengan metode

soxhletasi layak dipasarkan.

XI. LAMPIRAN

Siklus refluks pada proses ekstraksi biji kemiri:

Siklus Jam Siklus Jam Siklus Jam Siklus Jam


ke- ke- ke- ke-
1 08.29 5 09.15 9 09.42 13 10.24

2 08.43 6 09.22 10 09.53

3 08.56 7 09.30 11 10.09

4 09.04 8 09.35 12 10.17

18
GAMBAR KERJA

Ekstraksi minyak kemiri

19
Uji mutu minyak kemiri

Uji massa jenis

20
XII. DAFTAR PUSTAKA

http://www.anak-farmasi.com/pengertian-ekstraksi-dan-macam-macam-jenis-

ekstraksi/

http://bambangnaghchemistry.blogspot.co.id/2012_04_01_archive.html

http://nheksana.blogspot.co.id/2015/03/all-about-n-heksana.html

http://chemical-richo17.blogspot.co.id/

http://manfaat.co.id/manfaat-minyak-kemiri

Madiun, 1 Maret 2016

Penguji I Penguji II Peserta Ujian

Fahrudin Azis, S.Pd. Hary Susastra Nisa Nikita A.


NIP. 196005221989031005 NIS.8568/4768.053

21

Anda mungkin juga menyukai