BAB II Kelompok 8 K3RS
BAB II Kelompok 8 K3RS
TINJAUAN PUSTAKA
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk
menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga
dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada
akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja
menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga
dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada
akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas.
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan petugas kesehatan
dan non kesehatan kesehatan di Indonesia belum terekam dengan baik. Jika kita pelajari
angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja di beberapa negara maju (dari beberapa
pengamatan) menunjukan kecenderungan peningkatan prevalensi. Sebagai faktor penyebab,
sering terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja
yang kurang memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja, sehingga tidak
menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia.
Potensi bahaya di RS, selain penyakit-penyakit infeksi juga ada potensi bahaya-bahaya lain
yang mempengaruhi situasi dan kondisi di RS, yaitu kecelakaan (peledakan, kebakaran,
5
6
kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi listrik, dan sumber-sumber cidera lainnya),
radiasi, bahan-bahan kimia yang berbahaya, gas-gas anastesi, gangguan psikososial dan
ergonomi. Semua potensi bahaya tersebut di atas, jelas mengancam jiwa dan kehidupan bagi
para karyawan di RS, para pasien maupun para pengunjung yang ada di lingkungan RS.
Risiko adalah bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat sebuah proses yang
sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang. Dalam bidang asuransi,risiko dapat
diartikan sebagai suatu keadaan ketidakpastian, di mana jika terjadi suatu keadaan yang
tidak dikehendaki dapat menimbulkan suatu kerugian.
Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-
beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh
masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan
oleh lingkungan, teknologi, manusia, organisasi dan politik. Di sisi lain pelaksanaan
manajemen risiko melibatkan segala cara yang tersedia bagi manusia, khususnya, bagi
entitas manajemen risiko (manusia, staff, dan organisasi).
Risiko Operasional
Risiko Hazard
Risiko Finansial
Risiko Strategik
Hal ini menimbulkan ide untuk menerapkan pelaksanaan Manajemen Risiko Terintegrasi
Korporasi (Enterprise Risk Management). Manajemen Risiko dimulai dari proses
identifikasi risiko, penilaian risiko, mitigasi,monitoring dan evaluasi.
Limbah adalah buangan atau material sisa yang dianggap tidak memiliki nilai yang
dihasilkan dari suatu proses produksi, baik industri maupun domestik (rumah tangga).
Ada juga yang mengatakan bahwa definisi limbah adalah semua material sisa atau buangan
yang berasal dari proses teknologi maupun dari proses alam dimana kehadirannya tidak
bermanfaat bagi lingkungan dan tidak memiliki nilai ekonomis.
Pada dasarnya berbagai jenis limbah dihasilkan oleh kegiatan manusia, baik itu kegiatan
industri maupun domestik (rumah tangga) dan berdampak buruk terhadap lingkungan dan
juga bagi kesehatan manusia.
8
Jenis-jenis limbah dapat dibedakan dalam tiga kategori, yaitu berdasarkan wujudnya,
berdasarkan sumbernya, berdasarkan senyawanya. Adapun penjelasan macam-macam
limbah adalah sebagai berikut;
Limbah padat, yaitu limbah yang wujudnya padat, sifatnya kering, dan tidak dapat
berpindah sendiri. Contohnya; sampah, potongan kayu, sisa makanan, logam, dan
plastik.
Limbah cair, yaitu limbah yang wujudnya cair, dapat larut dalam air, dan dapat
berpindah sendiri. Contohnya; air cucian piring, air bekas pencucian kendaraan, dan
lainnya.
Limbah gas, yaitu limbah zat yang wujudnya gas yang yang mengandung racun
(CO2, HCL, SO2, dan lainnya) dan dapat berpindah-pindah. Contohnya asap
kendaraan bermotor, asap pabrik, dan lainnya.
Limbah industri, yaitu limbah yang berasal dari pembuangan atau sisa kegiatan
industri.
Limbah pertanian, yaitu limbah yang timbul sebagai akibat dari kegiatan pertanian.
Limbah pertambangan, yaitu limbah yang timbul karena kegiatan pertambangan.
Limbah domestik, yaitu limbah yang disebabkan oleh kegiatan rumah tangga,
restoran, pasar, dan lainnya.
Limbah memiliki ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan benda lainnya. Adapun
beberapa karakteristik limbah adalah sebagai berikut:
1) Berukuran Mikro, limbah memiliki ukuran kecil atau partikel-partikel kecil yang masih
dapat dilihat oleh mata manusia.
2) Bersifat dinamis, limbah selalu bergerak sesuai dengan lingkungan sekitarnya.
Misalnya, ketika limbah masuk ke sungai maka limbah tersebut akan mengikuti arah
aliran sungai tersebut.
3) Penyebarannya berdampak luas, dampak yang ditimbulkan oleh limbah pada
lingkungan dan manusia efeknya beragam. Ketika kontaminasi limbah sudah berat maka
akan menyebabkan kerusakan bagi lingkungan dan manusia.
4) Berdampak jangka panjang, limbah dapat menimbulkan dampak yang cukup lama di
wilayah yang terkontaminasi. Sehingga dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk
mengembalikan kondisi wilayah tersebut.
Racun yang terdapat pada limbah tersebut akan menyebabkan banyak organisme di
dalam sungai tersebut mati keracunan, misalnya ikan. Kerusakan pada sungai tersebut
pada akhirnya akan mengganggu keseimbangan ekosistem mahluk hidup secara
keseluruhan.
10
Langkah – langkah diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi mereka yang
pada hasil asesmen dianggap berisiko
Langkah – langkah dimonitor hasilnya, baik keberhasilan pengurangan cedera
akibat jatuh maupun dampak yang berkaitan secara tidak disengaja
Kebijakan dan/ atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan pengurangan
berkelanjutan risiko pasien cedera akibat jatuh di rumah sakit