Anda di halaman 1dari 8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit

Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk
menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga
dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada
akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja
menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga
dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada
akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas.

Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan petugas kesehatan
dan non kesehatan kesehatan di Indonesia belum terekam dengan baik. Jika kita pelajari
angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja di beberapa negara maju (dari beberapa
pengamatan) menunjukan kecenderungan peningkatan prevalensi. Sebagai faktor penyebab,
sering terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja
yang kurang memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja, sehingga tidak
menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia.

Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Kesehatan, Pasal 23 dinyatakan


bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus diselenggarakan di semua
tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah
terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan paling sedikit 10 orang. Jika memperhatikan
isi dari pasal di atas maka jelaslah bahwa Rumah Sakit (RS) termasuk ke dalam kriteria
tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan dampak kesehatan,
tidak hanya terhadap para pelaku langsung yang bekerja di RS, tapi juga terhadap pasien
maupun pengunjung RS. Sehingga sudah seharusnya pihak pengelola RS menerapkan
upaya-upaya K3 di RS.

Potensi bahaya di RS, selain penyakit-penyakit infeksi juga ada potensi bahaya-bahaya lain
yang mempengaruhi situasi dan kondisi di RS, yaitu kecelakaan (peledakan, kebakaran,
5
6

kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi listrik, dan sumber-sumber cidera lainnya),
radiasi, bahan-bahan kimia yang berbahaya, gas-gas anastesi, gangguan psikososial dan
ergonomi. Semua potensi bahaya tersebut di atas, jelas mengancam jiwa dan kehidupan bagi
para karyawan di RS, para pasien maupun para pengunjung yang ada di lingkungan RS.

2.2 Definisi Resiko

Risiko adalah bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat sebuah proses yang
sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang. Dalam bidang asuransi,risiko dapat
diartikan sebagai suatu keadaan ketidakpastian, di mana jika terjadi suatu keadaan yang
tidak dikehendaki dapat menimbulkan suatu kerugian.

2.3 Manajemen risiko

Manjemen Resiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola


ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia
termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko
dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil
antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain (transfer risk), menghindari risiko
(avoid risk), mengurangi efek negatif risiko (mitigate risk), dan menampung sebagian atau
semua konsekuensi risiko tertentu (accept risk). Manajemen risiko tradisional terfokus pada
risiko-risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau
kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum. Manajemen risiko keuangan, di sisi lain,
terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen
keuangan.
7

2.3 Sasaran Manajemen Resiko

Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-
beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh
masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan
oleh lingkungan, teknologi, manusia, organisasi dan politik. Di sisi lain pelaksanaan
manajemen risiko melibatkan segala cara yang tersedia bagi manusia, khususnya, bagi
entitas manajemen risiko (manusia, staff, dan organisasi).

Dalam perkembangannya Risiko-risiko yang dibahas dalam manajemen risiko dapat


diklasifikasi menjadi

 Risiko Operasional
 Risiko Hazard
 Risiko Finansial
 Risiko Strategik

Hal ini menimbulkan ide untuk menerapkan pelaksanaan Manajemen Risiko Terintegrasi
Korporasi (Enterprise Risk Management). Manajemen Risiko dimulai dari proses
identifikasi risiko, penilaian risiko, mitigasi,monitoring dan evaluasi.

2.4 Definisi Limbah

Limbah adalah buangan atau material sisa yang dianggap tidak memiliki nilai yang
dihasilkan dari suatu proses produksi, baik industri maupun domestik (rumah tangga).

Ada juga yang mengatakan bahwa definisi limbah adalah semua material sisa atau buangan
yang berasal dari proses teknologi maupun dari proses alam dimana kehadirannya tidak
bermanfaat bagi lingkungan dan tidak memiliki nilai ekonomis.

Pada dasarnya berbagai jenis limbah dihasilkan oleh kegiatan manusia, baik itu kegiatan
industri maupun domestik (rumah tangga) dan berdampak buruk terhadap lingkungan dan
juga bagi kesehatan manusia.
8

2.5 Jenis Limbah

Jenis-jenis limbah dapat dibedakan dalam tiga kategori, yaitu berdasarkan wujudnya,
berdasarkan sumbernya, berdasarkan senyawanya. Adapun penjelasan macam-macam
limbah adalah sebagai berikut;

1) Jenis Limbah Berdasarkan Wujudnya

 Limbah padat, yaitu limbah yang wujudnya padat, sifatnya kering, dan tidak dapat
berpindah sendiri. Contohnya; sampah, potongan kayu, sisa makanan, logam, dan
plastik.
 Limbah cair, yaitu limbah yang wujudnya cair, dapat larut dalam air, dan dapat
berpindah sendiri. Contohnya; air cucian piring, air bekas pencucian kendaraan, dan
lainnya.
 Limbah gas, yaitu limbah zat yang wujudnya gas yang yang mengandung racun
(CO2, HCL, SO2, dan lainnya) dan dapat berpindah-pindah. Contohnya asap
kendaraan bermotor, asap pabrik, dan lainnya.

2) Jenis Limbah Berdasarkan Sumbernya

 Limbah industri, yaitu limbah yang berasal dari pembuangan atau sisa kegiatan
industri.
 Limbah pertanian, yaitu limbah yang timbul sebagai akibat dari kegiatan pertanian.
 Limbah pertambangan, yaitu limbah yang timbul karena kegiatan pertambangan.
 Limbah domestik, yaitu limbah yang disebabkan oleh kegiatan rumah tangga,
restoran, pasar, dan lainnya.

3) Jenis Limbah Berdasarkan Senyawanya


 Limbah organik, yaitu jenis limbah yang dapat diuraikan (mudah membusuk) dan
berbaur dengan alam. Misalnya kotoran hewan dan kotoran manusia.
 Limbah anorganik, yaitu jenis limbah yang sangat sulit atau bahkan tidak dapat
diuraikan. Misalnya sampah plastik, potongan baja, dan lain-lain
9

2.6 Karakteristik Limbah

Limbah memiliki ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan benda lainnya. Adapun
beberapa karakteristik limbah adalah sebagai berikut:

1) Berukuran Mikro, limbah memiliki ukuran kecil atau partikel-partikel kecil yang masih
dapat dilihat oleh mata manusia.
2) Bersifat dinamis, limbah selalu bergerak sesuai dengan lingkungan sekitarnya.
Misalnya, ketika limbah masuk ke sungai maka limbah tersebut akan mengikuti arah
aliran sungai tersebut.
3) Penyebarannya berdampak luas, dampak yang ditimbulkan oleh limbah pada
lingkungan dan manusia efeknya beragam. Ketika kontaminasi limbah sudah berat maka
akan menyebabkan kerusakan bagi lingkungan dan manusia.
4) Berdampak jangka panjang, limbah dapat menimbulkan dampak yang cukup lama di
wilayah yang terkontaminasi. Sehingga dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk
mengembalikan kondisi wilayah tersebut.

2.7 Dampak Limbah

Adapun dampak limbah adalah sebagai berikut:

1) Dampak Limbah Terhadap Lingkungan


Secara umum, limbah memiliki dampak negatif terhadap lingkungan sekitarnya. Selain
merusak lingkungan dan menyebabkan nilai estetika lingkungan menjadi buruk, limbah
juga dapat menyebabkan kematian terhadap organisme yang terdapat di lingkungan
tersebut. Misalnya, limbah cair yang mengkontaminasi sungai.

Racun yang terdapat pada limbah tersebut akan menyebabkan banyak organisme di
dalam sungai tersebut mati keracunan, misalnya ikan. Kerusakan pada sungai tersebut
pada akhirnya akan mengganggu keseimbangan ekosistem mahluk hidup secara
keseluruhan.
10

2) Dampak Limbah Terhadap Manusia


Meskipun sebagian besar limbah dihasilkan oleh manusia, namun sebenarnya yang paling
merasakan dampak negatif pencemaran limbah adalah manusia itu sendiri. Ada banyak
sekali gangguan kesehatan yang terjadi jika limbah beracun sudah mencemari lingkungan
manusia. Beberapa contoh penyakit yang dapat timbul karena limbah diantaranya;
 Diare
 Keracunan
 Sesak napas
 Penyakit tifus
 Jamur pada kulit
 Gangguan saraf

2.8 Definisi 6 SKP ( Sasaran Keselamatan Pasien di Rumah Sakit)

1) Ketepatan Identifikasi Pasien


 Pasien diidentifikasi menggunakan 2 ( dua ) identitas pasien, tidak boleh
menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien
 Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, atau produk darah
 Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan specimen lain untuk
pemeriksaan klinis
 Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan tindakan/ prosedur
 Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan identifikasi yang konsisten
pada semua situasi dan lokasi
2) Peningkatan Komunikasi Yang Efektif
 Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau hasil pemeriksaan
dituliskan secara lengkap oleh penerima perintah
 Perintah lengkap lisan dan telepon atau hasil pemeriksaan dibacakan kembali
secara lengkap oleh penerima perintah
 Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh pemberi perintah atau yang
menyampaikan hasil pemeriksaan
 Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan verifikasi keakuratan
komunikasi lisan atau melalui telepon secara konsisten
11

3) Peningkatan Keamanan Obat Yang Perlu Diwaspadai ( High – Alert )


 Kebijakan dan/ atau prosedur dikembangkan agar memuat proses identifikasi,
menetapkan lokasi, pemberian label, dan penyimpanan elektrolit konsentrat
 Kebijakan dan prosedur diimplementasikan
 Elektrolit konsentrat tidak boleh disimpan di unit pelayanan pasien kecuali jika
dibutuhkan secara klinis dan tindakan diambil untuk mencegah pemberian yang
kurang hati – hati di area tersebut sesuai kebijakan
 Elektrolit konsentrat yang disimpan di unit pelayanan pasien harus diberi label
yang jelas, dan disimpan pada area yang dibatasi ketat ( restrict access )
4) Kepastian Tepat Lokasi, Tepat Prosedur, Tepat Pasien Operasi
 Rumah sakit menggunakan suatu tanda yang jelas dan dapat dimengerti untuk
identifikasi lokasi operasi dan melibatkan pasien di dalam proses panandaan
 Rumah sakit menggunakan suatu checklist atau proses lain untuk memverifikasi
saat praoperasi tepat likasi, tepat prosedur, dan tepat pasien dan semua dokumen
serta peralatan yang diperlukan tersedia, tepat, dan fungsional
 Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat prosedur “ sebelum insisi/
time – out “ tepat sebelum dimulainya suatu prosedur/ tindakan pembedahan
 Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung keseragaman proses
untuk memastikan tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien, termasuk
prosedur medis dan tindakan pengobatan gigi/ dental yang dilaksanakan di luar
kamar operasi
5) Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan
 Rumah sakit mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand hygiene terbaru yang
diterbitkan dan sudah diterima secara umum ( al. dari WHO Patient Safety )
 Rumah sakit menerapkan progam hand hygiene yang efektif
 Kebijakan dan/ atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan pengurangan
secara berkelanjutan risiko infeksi yang terkait pelayanan kesehatan

6) Pengurangan Risiko Pasien Jatuh


 Rumah sakit menerapkan proses asesmen awal risiko pasien jatuh dan melakukan
asesmen ulang bila diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau pengobatan
12

 Langkah – langkah diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi mereka yang
pada hasil asesmen dianggap berisiko
 Langkah – langkah dimonitor hasilnya, baik keberhasilan pengurangan cedera
akibat jatuh maupun dampak yang berkaitan secara tidak disengaja
 Kebijakan dan/ atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan pengurangan
berkelanjutan risiko pasien cedera akibat jatuh di rumah sakit

Anda mungkin juga menyukai