Anda di halaman 1dari 8

i

Penyelesaian Gugatan Ganti Rugi Materi Pada Kecelakaan


Pesawat Terbang Terhadap Perusahaan Penerbangan

Disusun oleh :

Agung Tribowo

1610003600464

Program Studi Ilmu Hukum

Fakultas Hukum

Universitas Ekasakti

2018/2019
ii

DAFTAR ISI

JUDUL …………………………………………………………………………….i

DAFTAR ISI ……………………………………..……………………………….ii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………..1

LATAR BELAKANG ……………………………………………………1

RUMUSAN MASALAH …………………………………………………3

TUJUAN PENELITIAN…………………………………………………..3

MANFAAT PENELITIAN ……………………………………………….3

METODE PENELITIAN…………………………………………………4

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….6


1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertanggungjawaban secara perdata berupa ganti rugi berdasarkan pada
pasal 1365 KUHP perdata sedangkan pertanggungjawaban secara pidana telah
diatur dalam undang-undang nomor 15 tahun 1992 tentang penerbangan dan
diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah nomor 3 tahun 2001 tentang
keamanan dan keselamatan penerbangan. Dimana sanksi pada peraturan
pemerintah berupa sanksi administrasi kepada personil/petugas ATC, seperti
pemberian peringatan, pemberhentian sementara dari tugasnya atau
pencabutan sertifikat kecakapan.1
Penggunaan jasa penerbangan di Indonesia sangat banyak dan sering kali
mengakibatkan kecelakaan pesawat. Oleh karena itu, perlu adanya
penanganan atau solusi untuk mengurangi bahkan menghilangkan masalah
yang sering terjadi. Angkatan udara baik internationak maupun domestk
mempunyai peranan dan fungsi yang makin lama makin penting dalam
kehidupan manusia khususnya bagi Indonesia sebagai Negara kepulauan
angkutan udara mempunyai peran yang sangat penting dan strategis dalam
mewujudkan wawasan nusantara.
Sesuai dengan kemajuan teknologi ada beberapa orang yang
mendefinisikan mengenai hukum udara, bahwa hukum udara adalah
serangkaian ketentuan nasional dan internasional mengenai pesawat, navigasi
udara, pengangkutan udara komersial dan semua hubungan hukum politik
ataupun perdata yang timbul dari navigasi udara domestic dan international.
Seringkali terjadi kecelakaan dalam penerbangan, pelanggaran suatu wilayah
udara yang dilakukan oleh pesawat udara di Negara lain yang mengakibatkan
penumang tidak selamat2. Unsur keselamatan didalam penerbangan

1 Hukum perdata berupa ganti rugi pasal 1365 KUHP, hukum pidana UU nomor 15 tahun 1992 tentang
penerbangan, PP nomor 3 tahun 2001 tentang keamanan dan keselamatan penerbangan
2 Penjelasan umum UU nomor 1 tahun 2009 tentang penerbangan, 2009, UU Penerbangan 2009, Pustaka

Yustisia, hlm. 142-143


2

menempati urutan utama karena langsung mengenai kepentingan penumpang


yaitu menyangkut jiwanya.
Sebagai contoh kecelakaan yang terjadi pada bulan oktober 2018 yaitu
pesawar lion air dengan nomor penerbangan JT 610 dari kota Jakarta menuju
pangkalpinang. Dimana kecelakaan ini terjadi diduga akibat kerusakan pada
mesin pesawat ditandai dengan sebelumnya pesawat sudah mengalami
kerusakan ketika berangkat dari bandara Nungrahai Bali menuju bandara
Soekarno Hatta yang sebelumnya sempat delay selama lima jam. Namun
sayangnya pesawat tersebut masih juga digunakan sehingga ia mengalami
kecelakaan saat dari bandara Soekarno Hatta menuju pangkalpinang.
Contoh lain terjadi akibat pelanggaran suatu wilayah udara yang dilakukan
oleh pesawat udara Boeing 747 Korean Airlines dengan nomor penerbangan
KAL 007 yang dilaksanakan oleh Negara Uni Soviet karena pelanggaran
pesawat tersebutt yang telah melampaui batas wilayah Uni Soviet sehinnga
mereka menembak pesawat KAL. Hal ini membuat pihak Korea Selatan
menggugat pemerintah Rusia. Salah satu alasan gugatan adalah bahwa Negara
Uni Soviet tidak memberikan Air Traffic Control (ATC) atau pengawasan lalu
lintas udara kepada pesawat KAL tersebut dan seharusnya memberitahukan
kepada awak pesawatnya bahwa ia menyimpang dari jalur penerbangan yang
seharusnya ditempuh.
Contoh lain yang terjadi di Indonesia kecelakaan Sukhoi Superjet 100
(SDT-100) di gunung salak terjadi pada 9 Mei 2012 ketika sebuah pesawat
Sukhoi Superjet 100 menghilang dalam penerbangan demontrasi yang
berangkat dari bandara udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Indonesia.
Reruntuhan pesawat ini terlihat pada tebing di Gunung Salak sebuah gunung
berapi di provinsi Jawa Barat. 3
Peristiwa-peristiwa kecelakaan tersebut merupakan peringatan bagi
petugas pengawas lalu lintas udara dan para pilot perusahaan penerbangan
nasional ataupun intenrnational agar lebih berhati-hati terhadap semua
kemungkinan/halangan yang membahayakan keselamatan penerbangan, lepas

3 http://www.academia.edu/12078567/KECELAKAAN_PESAWAT, Ryan Danu, 28/09/2015


3

landas, sampai pada setelah melaksanakan penerbangan hingga mendarat,


kewaspadaan tersebut harus diperhatikan demi keselamatan penerbangan.
Tidak semua kecelakaan yang terjadi disebabkan karena kesalahan dari pihak
pengatur lalu lintas saja, tetapi ada pihak lain yang dapat mengakibatkan
kecelakaan pesawat udara, misalnya penumpang, pilot, perusahaan
penerbangan, petugas navigasi dan lain-lainnya yyyang dengan sendirinya
harus ada pihak yang bertanggungjawab untuk keselamatan penerbangan
tersebut. 4
Dengan itu penulis membuat sebuah judul “Penyelasaian Gugatan Ganti
Rugi Materi Pada Kecelakaan Pesawat Terbang Terhadap Perusahaan
Penerbangan”.

1.2 Rumusan Masalah


1) Bagaimana penyelesaian gugatan ganti rugi atas kecelakaan pesawat ?
2) Bagaimana kendala dalam penyelesaian gugatan ganti rugi ?

1.3 Tujuan Penelitian


1) Untuk mengetahui penyelesaian gugatan ganti rugi atas kecelakaan
pesawat
2) Untuk mengetahui kendala dalam penyelesaian gugatan ganti rugi

1.4 Manfaat Penelitian


1) Manfaat Teoritis
Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan ilmu hukum pada
umumnya, dan bidang hukum tertentu khususnya ilmu hukum
mengenai hukum udara di Indonesia
2) Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak terkait yang
berhungan dengan isu hukum yang diambil, yaitu :

4K. martono, 2002, Analisis dan Evaluasi Hukum Tentang Status Hukum dan Tanggung Jawab Awak Pesawat
Udara Sipil, Badan Pembinaan Hukum Nasional Depertemen Kehakiman RI, Jakarta, hlm. 16-17
4

a. Pemerintah Indonesia dalam hal ini agar dapat melakukan


pembaharuan hukum khususnya untuk hukum udara di
Indonesia
b. Mahasiswa fakultas hukum yang khususnya mendalami hukum
udara
c. Perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang asuransi dan
penerbangan
d. Masyarakat

1.5 Metode Penelitian


1. Jenis Penelitian
Empiris
Dikarenakan dalam perkara ini penyelesaian gugatan ganti
rugi materi dalam penyelesaian sengketa dalam dunia
penerbangan sangat penting karena didalam dunia penerbangan
banyak mengakibatkan kehilangan nyawa dan didalam
penyelesaian gugatan dan mengantisipasi masalah tersebut.
Dan sudah dijelaskan dalam pasal 1365 KUH perdata tentang
Pertanggungjawaban dan Ganti Rugi Materi dan dalam PP
nomor 3 tahun 2001 sudah dijelaskan juga bahwa keselamatan
dan keamanan dalam dunia penerbangan sudah diatur juga dan
apabila penyelesaian dan kelalaian dalam dunia penerbangan
tersebut dapat mengakibatkan nyawa orang lain hilang.
2. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a) Data sekunder
Terdiri dari : Buku dan Jurnal
b) Data primer
Terdiri atas : Kitab UU Hukum Perdata, UU no 1365 KUH
perdata tentang pertanggung jawaban ganti rugi materi, UU
no 15 tahun 1992 tentang penerbangan, PD no 3 tahun 2001
5

tentang keamanan dan keselamatan penerbangan, bahan


hukum primer
3. Teknik Pengumpulan Data
Wawancara
Merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seorang peneliti
untuk memperoleh informasi dan data dari sumber dengan
melakukan Tanya jawab dan penulis mencatat wawancara
dengan pihak maskapai pesawat lion air.
Teknik wawancara yang digunakan
Wawancara semi tekstur dimana pewawancara telah
mempersiapkan pertanyaan yang akan di lakukan kepada
narasumber dan tidak menutup kemungkinan diluar dari konsep
pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya.
4. Teknik Analisa Data
Analisa kualitatif
Karena masalah penerbangan di Indonesia masih banyak
mengakibatkan kelalaian dan banyak mengakibatkan korban jiwa
dimana penyelesaian ganti rugi itu harus diselesaikan secara hukum
dan seadil-adilnya
6

DAFTAR PUSTAKA

http://www.academia.edu/12078567/KECELAKAAN PESAWAT, Ryan Danu,


28/05/2015

H.K. Martono. Hukum Penerbangan Berdasarkan UURI no. 1 Thun 2009 Bagian
Pertama, Mandar Maju Bandung, 2009

H.K. Martono. 2002. Analisis dan Evaluasi Hukum Tentang Status Hukum dan
Tanggungjawab Awak Pesawat Udara Sipil. Badan Pembinaan Hukum Nasional
Departemen Kehakiman RI, Jakarta. Hlm. 16-17

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2001 Tentang


Keamanan dan Keselamatan Penerbangan

Undang-undang nomor 15 tahun 1992 tentang Penerbangan, Lembaran Negara


Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 1992, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3481

Anda mungkin juga menyukai