Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penemuan sinar – x telah membawa peranan penting dalam dunia medis
khususnya di dalam bidang diagnostik, pemeriksaan radiologi adalah penunjang
untuk menegakkan diagnosa dokter. Saat ini radiodiagnostik tidak lagi hanya
sebatas foto rontgen konvensional saja tetapi telah berkembang menjadi berbagai
jenis pemeriksaan radiologi dengan menggunakan media kontras.
Media kontras adalah bahan yang digunakan untuk memberikan visualisasi
kepada organ – organ yang tidak terlihat secara diagnostik konvensional biasa.
Salah satu pemeriksaan yang menggunakan media kontras adalah pemeriksaan
lopografi.

Lopografi merupakan suatu teknik pemeriksaan radiologi dari colon dengan


memasukkan media kontras positif kedalam usus melalui lubang buatan pada
daerah abdomen untuk melihat anatomi dan fisiologi colon bagian distal atau
proximal, sehingga dapat membantu menentukan tindakan medis selanjutnya.
Pemeriksaan ini dilakukan pada pasien yang telah dilakukan colostomy.

Pada kesempatan kali ini penulis tertarik untuk membuat laporan kasus
dengan judul “Teknik Pemeriksaan Lopografi pada Kasus Suspect Hizprung di
Instalasi Radiologi RSU dr. Saiful Anwar Malang”.

1.2 Rumusan Masalah


Untuk mempermudah pembahasan, penulis menyusun rumusan masalah
sebagai berikut :
a. Apa yang dimaksud Suspect Hizprung?
b. Bagaimana Teknik Pemeriksaan Lopografi pada Kasus Suspect
Hizprung di Instalasi Radiologi RSU dr. Saiful Anwar Malang?

1
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dalam laporan kasus ini, yaitu :
a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud Suspect Hizprung.
b. Untuk mengetahui Teknik Pemeriksaan Lopografi pada Kasus Suspect
Hizprung di Instalasi Radiologi RSU dr. Saiful Anwar Malang
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan laporan kasus:
a. Bagi Penulis
Untuk memenuhi tugas laporan kasus PKL III Semester V
serta menambah wawasan pengetahuan bagi penulis terutama tentang
teknik pemeriksaan Lopografi.

b. Bagi Pembaca
Dapat memberikan tambahan informasi kepada pembaca
tentang teknik pemeriksaan Lopografi pada Kasus Suspect Hizprung.

c. Bagi Instalasi Radiologi


Sebagai referensi dan bahan acuan perbandingan teori dengan
praktek di lapangan.

d. Bagi Institusi STIKes Widya Cipta Husada


Sebagai materi uji PKL III dan menambah koleksi
perpustakaan di Institusi STIKes Widya Cipta Husada.

2
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Anatomi dan Fisiologi

Gambar 2.1 Anatomi Colon


Colon merupakan salah satu bagian dari pencernaan manusia yang terletak
sesudah dari usus halus. Usus besar atau colon mempunyai fungsi untuk
menyerap air selama proses pencernaan, tempat dihasilkannya vitamin K,
membentuk massa feses dan mendorong sisa makanan hasil pencernaan
(feses) keluar dari tubuh. Didalam sistem pencernaan dimulai dari mulut yang
kemudian akan berakhir di rectum sebagai salah jatu jalur pembuangan
kotoran manusia. Struktur colon terdiri sebagai berikut :
1. Sekum
Sekum adalah kantong tertutup yang menggantung di bawah area
katup ileosekal
2. Apendik
Apendik adalah suatu tabung buntu yang sempit berisi cairan limfoid,
menonjol dari ujung sekum
3. Colon asenden
Terletak pada sekum sampai ke tepi bawah hati di sebelah kanan dan
membalik secara horizontal pada fleksura hepatika.
4. Colon transversum
Merentang menyilang abdomen di bawah hati dan lambung sampai ke
tepi lateral ginjal kiri, tempatnya memutar ke bawah pada fleksura
splenik.

3
5. Colon desenden
Merentang ke bawah pada sisi abdomen dan menjadi colon sigmoid.
6. Colon sigmoid
Colon sigmoid berbentuk huruf S dan bermuara di rektum
7. Rectum
Bagian dari saluran pencernaan yang berakhir pada saluran anal dan
membuka ke eksterior anus
8. Fleksura hepatika
Merupakan lipatan colon yang menghubungkan colon ascenden
dengan colon transversum
9. Fleksura lienalis
Merupakan lipatan colon yang menghungkan antara colon
transversum dengan colon descenden.
2.2 Patofisiologi Suspect Hizprung
Penyakit hisprung merupakan suatu kelainan bawaan yang menyebabkan
gangguan pergerakan usus dimana hal ini terjadi karena kelainan inervasi
usus, mulai pada spingter ani interna dan meluas ke proksimal, melibatkan
panjang usus yang bervariasi, Selain itu, penyakit hisprung adalah penyebab
obstruksi usus bagian bawah yang paling sering pada neonatus. Gejala yang
sering ditemukan pada suspect hizprung adalah pasien mengalami sulit buang
air besar, sulit makan, dan distensi abdomen progresif.
2.3 Definisi Colostomy
Colostomy adalah suatu tindakan pembedahan dengan mengeluarkan
colon ke dinding perut untuk mengeluarkan feses. Tempat dikeluarkannya
usus di dinding perut disebut stoma. Umumnya kolostomi dilakukan pada
pembedahan kanker, namun kadang-kadang diperlukan pada penyakit infeksi
usus, penyakit divertikulum dan pada pembedahan yang darurat untuk
perforasi atau obstruksi pada usus.

4
2.4 Teknik Pemeriksaan Lopografi
2.4.1 Definisi Teknik Radiografi Lopografi
Teknik pemeriksaan lopografi adalah suatu teknik pemeriksaan
radiologi dari colon dengan memasukkan media kontras positif kedalam
usus melalui lubang buatan pada daerah abdomen untuk melihat
anatomi dan fisiologi colon bagian distal atau proximal, sehingga dapat
membantu menentukan tindakan medis selanjutnya.
2.4.2 Indikasi dan Kontra Indikasi
Indikasi dan kontra indikasi pemeriksaan lopografi pada pasien
colostomy yaitu anastomase colon (penyambungan kembali pada
colon).
2.4.3 Persiapan Pemeriksaan Lopografi
2.4.3.1 Persiapan Alat
Alat dan bahan yang harus dipersiapkan untuk pemeriksaan
lopografi adalah sebagai berikut:
a) Pesawat sinar-X
b) Computer Radiography
c) Kaset dan flim ukuran 30 x 40 cm, marker, plester, apron,
spuit, handscoen, kain kassa, penjepit atau klem, catheter dan
bengkok. Persiapan bahan yang digunakan antara lain: bahan
media kontras dan obat anti alergi.
2.4.3.2 Persiapan Pasien
Tidak ada persiapan khusus, hanya saja ketika mau
dilakukan pemeriksaan pasien terlebih dahulu buang air kecil
dan buang air besar apabila memungkinkan.

5
2.4.4 Tata Laksana Pemeriksaan
2.4.4.1 Foto Polos Abdomen AP
Tujuan : - Untuk melihat persiapan pasien
- Untuk mengetahui ketepatan posisi
- Untuk mengetahui faktor eksposi pesawat

Gambar 2.2 Posisi AP


a) Faktor teknik
Menggunakan kaset 30 x 40 cm dengan grid yang sesuai
b) Proteksi radiasi
Luas lapangan penyinaran sebesar obyek
c) Posisi pasien
- Pasien berbaring telentang di atas meja pemeriksaan
- Tempatkan kedua lengan di samping tubuh
- Ganjal kedua lutut untuk mengurangi ketegangan dan pergerakan
d) Posisi obyek
- Mid Sagital Plane ditempatkan pada pertengahan kaset/meja
pemeriksaan
- Usahakan daerah simpisis pubis tidak terpotong
- Tidak ada rotasi pada pelvis dan anggota gerak lainnya
e) Arah sinar
Arah sinar vertical tegak lurus kaset
f) CP
Pada Mid Sagital Plane tubuh setinggi garis yang menghubungkan
krista iliaka kanan kiri
g) FFD
100 cm

6
h) Eksposi
Saat ekspirasi dan tahan nafas
i) Kriteria radiograf
• Tampak organ abdomen secara keseluruhan
• Tampak marker yang dipasang
• Tidak ada rotasi tubuh
• Simetris kanan kiri
2.4.4.2 Foto Polos Abdomen Lateral

Gambar 2.3 Posisi Lateral


a) Faktor teknik
Menggunakan kaset 30 x 40 cm
b) Proteksi radiasi
Luas lapangan penyinaran sebesar obyek
c) Posisi pasien
- Pasien miring menghadap ke kanan
- Kedua lengan diatas tubuh dan dibuat bantalan
- Kedua kaki sedikit fleksi
d) Posisi obyek
- Mid Sagital Plane ditempatkan pada pertengahan kaset/meja
pemeriksaan
- Usahakan daerah simpisis pubis tidak terpotong
- Tidak ada rotasi pada pelvis dan anggota gerak lainnya
e) Arah sinar
Arah sinar vertical tegak lurus kaset

7
f) CP
Pada Mid Sagital Plane tubuh setinggi garis yang menghubungkan
krista iliaka kanan kiri
g) FFD
100 cm
h) Eksposi
Saat ekspirasi dan tahan nafas
i) Kriteria radiograf
• Tampak organ abdomen secara keseluruhan
• Tampak marker yang dipasang
• Tidak ada rotasi tubuh
• Simetris kanan kiri
2.4.4.3 Penyuntikan Media Kontras
Penyuntikan media kontras dilakukan dengan cara
mengoleskan jelly pada ujung catheter terlebih dahulu,
kemudian masukkan ujung catheter ke lubang stoma dan
kembangkan balon catheter 10cc dengan spuit lalu tarik catheter
sampai ada tekanan dan injeksikan media kontras secara
perlahan sampai media kontras keluar dari anus.
2.4.4.4 Foto AP Post Injeksi Media Kontras
a) Faktor teknik
Menggunakan kaset 30 x 40 cm dengan grid yang sesuai
b) Proteksi radiasi
Luas lapangan penyinaran sebesar obyek
c) Posisi pasien
- Pasien berbaring telentang di atas meja pemeriksaan
- Tempatkan kedua lengan di samping tubuh
- Ganjal kedua lutut untuk mengurangi ketegangan dan
pergerakan

8
d) Posisi obyek
- Mid Sagital Plane ditempatkan pada pertengahan
kaset/meja pemeriksaan
- Usahakan daerah simpisis pubis tidak terpotong
- Tidak ada rotasi pada pelvis dan anggota gerak lainnya
e) Arah sinar
Arah sinar vertical tegak lurus kaset
f) CP
Pada Mid Sagital Plane tubuh setinggi garis yang
menghubungkan krista iliaka kanan kiri
g) FFD
100 cm
h) Eksposi
Saat ekspirasi dan tahan nafas
i) Kriteria Radiograf
Tampak media kontras mengisi colon decendens, sigmoid
dan rectum, tampak post colostomy pada sisi kiri pasien
2.4.4.5 Foto Lateral Post Injeksi Media Kontras
a) Faktor teknik
Menggunakan kaset 30 x 40 cm
b) Proteksi radiasi
Luas lapangan penyinaran sebesar obyek
c) Posisi pasien
- Pasien miring menghadap ke kanan
- Kedua lengan diatas tubuh dan dibuat bantalan
- Kedua kaki sedikit fleksi
d) Posisi obyek
- Mid Sagital Plane ditempatkan pada pertengahan
kaset/meja pemeriksaan
- Usahakan daerah simpisis pubis tidak terpotong
- Tidak ada rotasi pada pelvis dan anggota gerak lainnya

9
e) Arah sinar
Arah sinar vertical tegak lurus kaset
f) CP
Pada Mid Sagital Plane tubuh setinggi garis yang
menghubungkan krista iliaka kanan kiri
g) FFD
100 cm
h) Eksposi
Saat ekspirasi dan tahan nafas
i) Kriteria radiograf
Tampak media kontras mengisi colon descendens, sigmoid
dan rectum pada posisi lateral

10
BAB III
PROFIL KASUS
3.1 Rancangan Penelitian

3.1.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif, yaitu


menggambarkan tentang prosedur pemeriksaan Lopografi.

3.1.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum dr.


Saiful Anwar Malang.

3.1.3 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Instalasi Radiologi RSU dr. Saiful


Anwar Malang yang pelaksanaannya dilakukan mulai tanggal 1
November 2016 sampai dengan 30 November 2016.

3.1.4 Peralatan Penelitian


Dalam pemeriksaan ini memerlukam peralatan yang sangat
berkaitan erat dengan pemeriksaan ini diantaranya :
a) Pesawat Rontgen
Merek : N500HF

Nomor Seri : 9904232

Tahun Pembuatan : 1999

Pabrikan : Made in Japan

Gambar 3.1 Pesawat Rontgen

11
b) Kaset
Merk : Carestream
Jenis Kaset : CR Cassete

Gambar 3.2 Kaset


c) Marker
Marker atau penandaan yang terbuat dari timbal dengan
ukuran 1x1 cm sangat penting untuk menghindari kesalahan
posisi dan kesalahan diagnosa.

d) Printer
Jenis : Direct View
Merk : Carestream

Gambar 3.3 Printer

e) Alat dan Bahan Media Kontras


- Plester
- Penjepit atau klem
- Folley catheter
- Kain kassa
- Bengkok
- Kapas alcohol
- Spuit 50 cc (1 buah)

12
- Spuit 1 cc (1 buah)
- Media kontras omnipaque 60cc (1:4)
- Obat-obat emergensi untuk mencegah alergi.

Gambar 3.4 Alat dan Bahan Media Kontras

3.2 Persiapan Pasien


Tidak ada persiapan khusus, hanya saja ketika mau dilakukan pemeriksaan
pasien terlebih dahulu buang air kecil dan buang air besar apabila
memungkinkan. Setelah itu pasien mengisi lembar inform concern.
3.3 Teknik Pemeriksaan
3.3.1 Foto Polos Abdomen AP
Untuk melihat persiapan pasien, untuk mengetahui ketepatan posisi
pasien, untuk mengetahui faktor eksposi pesawat
- Kaset 30 x 40 cm
- Posisi pasien telentang di atas meja pemeriksaan
- Tempatkan kedua lengan di samping tubuh
- Ganjal kedua lutut untuk mengurangi ketegangan dan pergerakan
- Mid Sagital Plane ditempatkan pada pertengahan kaset atau meja
pemeriksaan
- Arah sinar vertical tegak lurus kaset
- CP pada pertengahan kaset
- FFD 100 cm
- Faktor Eksposi Kv 72, mA 250, s 63
- Kriteria radiograf
• Tampak organ abdomen secara keseluruhan

13
• Tampak marker yang dipasang
• Tidak ada rotasi tubuh
• Simetris kanan kiri
3.3.2 Foto Polos Abdomen Lateral
- Kaset 30 x 40 cm
- Pasien miring menghadap ke kanan
- Kedua lengan diatas tubuh dan dibuat bantalan
- Kedua kaki sedikit fleksi
- Mid Sagital Plane ditempatkan pada pertengahan kaset atau meja
pemeriksaan
- Arah sinar vertical tegak lurus kaset
- CP pada pertengahan kaset
- FFD 100 cm
- Faktor Eksposi Kv 72, mA 250, s 63
- Kriteria radiograf
• Tampak organ abdomen secara keseluruhan
• Tampak marker yang dipasang
• Tidak ada rotasi tubuh
• Simetris kanan kiri
3.3.3 Foto AP Post Injeksi Media Kontras
- Kaset 30 x 40 cm
- Posisi pasien telentang di atas meja pemeriksaan
- Tempatkan kedua lengan di samping tubuh
- Ganjal kedua lutut untuk mengurangi ketegangan dan pergerakan
- Mid Sagital Plane ditempatkan pada pertengahan kaset atau meja
pemeriksaan
- Arah sinar vertical tegak lurus kaset
- CP pada pertengahan kaset
- FFD 100 cm
- Faktor Eksposi Kv 72, mA 250, s 63

14
Gambar 3.5 Hasil Radiograf AP Post Injeksi
- Kriteria Radiograf
Tampak media kontras mengisi colon decendens, sigmoid dan
rectum, tampak post colostomy pada sisi kiri pasien
3.3.4 Foto Lateral Post Injeksi Media Kontras
- Kaset 30 x 40 cm
- Pasien miring menghadap ke kanan
- Kedua lengan diatas tubuh dan dibuat bantalan
- Kedua kaki sedikit fleksi
- Mid Sagital Plane ditempatkan pada pertengahan kaset atau meja
pemeriksaan
- Arah sinar vertical tegak lurus kaset
- CP pada pertengahan kaset
- FFD 100 cm
- Faktor Eksposi Kv 72, mA 250, s 63

15
Gambar 3.6 Hasil Radiograf Lateral Post Injeksi
- Kriteria Radiograf
Tampak media kontras mengisi colon descendens, sigmoid dan
rectum pada posisi lateral

16
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan Kasus
Penyakit hisprung merupakan suatu kelainan bawaan yang menyebabkan
gangguan pergerakan usus dimana hal ini terjadi karena kelainan inervasi
usus, mulai pada spingter ani interna dan meluas ke proksimal, melibatkan
panjang usus yang bervariasi, Selain itu, penyakit hisprung adalah penyebab
obstruksi usus bagian bawah yang paling sering pada neonatus. Gejala yang
sering ditemukan pada suspect hizprung adalah pasien mengalami sulit buang
air besar, sulit makan, dan distensi abdomen progresif.
4.2 Profil Kasus
Hasil penelitian tentang teknik pemeriksaan lopography pada kasus
suspect hizprung berupa laporan kasus yang meliputi pelaksanaan
pemeriksaan atau prosedur pemeriksaan.
Pada hari selasa tanggal 1 November 2016 pasien bernama Ny. S dari Poli
Bedah mendaftar ke instalasi Radiologi RSU dr. Saiful Anwar Malang untuk
pemeriksaan lopography dengan diagnosa suspect hizprung dengan data
sebagai berikut :
Nama Pasien : Ny. S
Umur : 25 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat :-
Pemeriksaan : Lopography
Diagnosis : Suspect Hizprung
4.3 Teknik Pemeriksaan
Persiapan media kontras yang digunakan untuk pemeriksaan lopography
yaitu 60cc dengan perbandingan 1:4. Di instalasi radiologi RSU dr. Saiful
Anwar Malang proyeksi yang digunakan untuk pemeriksaan lopografi adalah
proyeksi AP dan Lateral, karena dengan posisi tersebut sudah dapat
menampakan gambaran yang diperlukan untuk menunjang diagnosa dan demi
kemudahan serta kenyamanan pasien dan petugas radiologi.

17
4.4 Hasil Bacaan Dokter Spesialis Radiologi
Foto BNO dan Lateral
- Preperitoneal fat line D/S normal
- Kontur hepar normal, kontur lien normal
- Kontur ren D/S normal
- Psoas line D/S normal
- Distribusi udara usus normal hingga cavum pelvis dengan fecal material
prominen
- Tidak tampak gambaran batu radioopak pada proyeksi traktus urinarius
D/S
- Tulang normal
- Tampak terpasang marker 2 buah (pada proyeksi stoma segmen distal dan
proyeksi anus)

Foto Lopografi
- Pada pemeriksaan abdomen didapatkan 2 lubang stoma (bersih dan kotor)
- Kontras water solubel diencerkan 1:4 dimasukkan melalui kateter dengan
balon yang dikembangkan pada lubang stoma bersih (segmen distal)
sebanyak ± 120cc, tampak kontras mengisi sigmoid, rectum dan keluar
minimal (merembes) melalui anus
- Mukosa regular, tidak tampak additional shadow/filling defect. Tampak
dilatasi rectum ke anterior posterior, ke kanan kiri hampir memenuhi
cavum pelvis

18
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Pemeriksaan lopografi adalah suatu teknik pemeriksaan radiologi dari
colon dengan memasukkan media kontras positif kedalam usus melalui
lubang buatan pada daerah abdomen untuk melihat anatomi dan fisiologi
colon bagian distal atau proximal, sehingga dapat membantu menentukan
tindakan medis selanjutnya.
2. Dalam pemeriksaan lopografi perlu dilakukan tes laboratorium untuk
menentukan kadar ureum kreatinin darah. Ureum normal < 40 dan normal
kreatinin <1,5.
3. Proteksi radiasi yang diterapkan di Unit Radiologi RSU dr. Saiful Anwar
Malang sudah cukup, yaitu dengan menutup pintu ruangan, ukuran
lapangan penyinaran sesuai dengan kebutuhan, penggunaan faktor eksposi
yang efisien.
5.2 Saran
Sebaiknya sebelum dilakukan pemeriksaan lopografi pasien terlebih
dahulu dilakukan skin tes untuk melihat apakah pasien alergi terhadap media
kontras atau tidak karena apabila pasien alergi terhadap media kontras maka
saat dilakukan pemeriksaan pasien bisa mengalami gatal-gatal dan muntah
yang merupakan contoh efek samping penggunaan media kontras.

19
DAFTAR PUSTAKA

Bontrager, Kenneth L. 2005. Textbook of Radiographic Positioning andRelated


anatomy, Edisi ke-6, USA : Mosby Elsevier.

Anonimous, 2011, Teknik Radiografi Lopografi

(Online)http://catatanradiograf.blogspot.co.id/, diakses 20 November 2016).

Anonimous, 2013, Anatomi Fisiologi Usus Besar

(Online)https://lisaziee.wordpress.com/, diakses 26 November 2016).

Anonimous, 2013, Colostomy, Kolostomi, Definisi, Teknik Operasi

(Online)http://kmk-fkuntar.blogspot.co.id/, diakses 26 November 2016).

Anonimous, 2013, Pasien Dengan Colostomy

(Online)http://muhajirae21.blogspot.co.id/, diakses 26 November 2016).

Anonimous, 2014, Penyakit Hizprung

(Online)http://www.medicinesia.com/, diakses 26 November 2016).

20
LAMPIRAN

Permintaan Foto

Hasil Bacaan Dokter Spesialis Radiologi

21

Anda mungkin juga menyukai