Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

D DENGAN GANGGUAN SISTEM


ENDOKRIN : DIABETES MELLITUS DENGAN ULKUS DI RUANG
MULTAZAM RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan MemenuhiSyarat-Syarat Untuk


Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan
NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh :

ROKHMAWATI NURHALIMAH
J200100046

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
Jl. A. Yani Tromol Pos 1-Pabelan, Kartasura Telp. (0271) 717417 Fax: 715448 Surakarta 57102

SURAT PERSETUJUAN ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini pembimbing tugas akhir:


Nama : Arina Maliya, A.Kep.,M.Si.Med
Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi Ilmiah yang merupakan
ringkasan tugas akhir dari mahasiswa
Nama : ROKHMAWATI NURHALIMAH
NIM : J200100046
Peogram Studi : D III Keperawatan
Judul : ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. D DENGAN
GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN : DIABETES
MELLITUS DENGAN ULKUS DI RUANG MULTAZAM
RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Naskah artikel tersebut layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan


Demikian persetujuan ini dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.

Surakarta, 20 Juli 2013


Pembimbing

Arina Maliya, A.Kep., M.Si.Med


ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. D DENGAN GANGGUAN SISTEM
ENDOKRIN : DIABETES MELLITUS DENGAN ULKUS DI RUANG
MULTAZAM RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
(Rokhmawati Nurhalimah, 2013, 58 halaman)

ABSTRAK

Latar Belakang : Dengan semakin meningkatnya kesejahteraan masyarakat


Indonesia, maka tingkat kejadian berbagai penyakit degeneratif semakin
meningkat pula. Diantara penyakit degeneratif, diabetes termasuk salah satu
penyakit yang sangat popular dikalangan masyarakat indonesia. Angka kematian
akibat penyulit akut diabetes mellitus jelas dapat semakin diturunkan.Salah satu
penyulit adalah ulkus yaitu kehilangan jaringan kulit yang dalam dengan tendensi
penyembuhan yang buruk.Penyebabnya bisa karena faktor endogen (neuropati,
angiopati, menurunnya sistem imun) dan faktor eksogen (trauma dan infeksi ).
Gambaran klinisnya kaki tampak kering, kulit teraba hangat, kaki mati rasa, dan
terdapat oedem. Komplikasi yang dapat ditimbulkan jika tidak mendapat
perawatan yang baik maka ulkus akan menjadi gangrene. kemudian cara terakhir
yang ditempuh adalah amputasi.
Tujuan :Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien diabetes mellitus
dengan ulkus yang meliputi pengkajian, intervensi, implementasi dan evaluasi
keperawatan.
Hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama tiga hari didapatkan hasil
turgor kulit elastis, nyeri berkurang dari skala enam menjadi tiga, pasien dapat
melakukan aktivitas mandiri, dan tidak ditemukan tanda- tanda infeksi pada luka.
Kesimpulan :Kerjasama antar tim kesehatan dan pasien atau keluarga sangat
diperlukan untuk keberhasilan asuhan keperawatan pada pasien, komunikasi
terapeutik dapat mendorong pasien dapat lebih kooperatif, teknik relaksasi nafas
dalam dapat mengurangi nyeri pasien.

Kata kunci : asuhan keperawatan, diabetes mellitus dengan ulkus


HALAMAN PENGESAHAN

Dipertahankan di depan Dosen Penguji Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa

Program Studi Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Surakarta dan diterima untuk melengkapi tugas – tugas dan

memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan program pendidikan Diploma III

Keperawatan.

Hari : Jumat

Tanggal : 12 Juli 2013

Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah :

Nama Terang Tanda Tangan

Penguji I : Arina Maliya, A.Kep.,M.Si.Med (……………………)

Penguji II : Winarsih Nur A., S.Kep.,Ns.,ETN.,M.Kep (............……………)

Disahkan Oleh

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan


PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Meningkatnya prevalensi diabetes mellitus di beberapa Negara
berkembang, akibat peningkatan kemakmuran di Negara bersangkutan, akhir-
akhir ini banyak disoroti. Peningkatan pendapatan per kapita dan perubahan
gaya hidup terutama di kota -kota besar, menyebabkan peningkatan penyakit
degeneratif, sperti penyakit jantung koroner (PJK), hipertensi, hiperlipidemia,
diabetes dan lain- lain ( Suyono, 2005).
Berdasarkan data yang didapatkan dari rekam medik RS PKU
Muhammadiyah Surakarta, dari bulan 1 Januari 2012 sampai dengan 30 April
2013 terdapat 326 kasus pasien dengan Diabetes Mellitus.

B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas ditemukan bahwa begitu banyaknya orang
yang menderita penyakit Diabetes Mellitus, kemudian berbagai komplikasi
yang ditimbulkan dari penyakit tersebut yang dapat mengancam kualitas
hidup para penderitanya. Dengan keadaan yang demikian itu, maka penulis
tertarik untuk membuat karya tulis tentang Asuhan Keperawatan Pada Tn. D
Dengan Gangguan Sistem Endokrin : Diabetes Mellitus dengan Ulkus di
Ruang Multazam RS PKU Muhammadiyah Surakarta.

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mengetahui tentang gembaran asuhan keperawatan dengan gangguan
system endokrin : Diabetes Mellitus dengan ulkus, serta mampu
memberikan asuhan keperawatan pada penderita Diabetes Mellitus.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat melaksanakan pengkajian keperawatan pada pasien Diabetes
Mellitus dengan ulkus
b. Dapat merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien Diabetes
Mellitus dengan ulkus
c. Dapat menyusun rencana keperawatan pada pasien Diabetes Mellitus
dengan ulkus
d. Dapat mengimplementasi tindakan keperawatan pada pasien
Diabetes Mellitus dengan ulkus
e. Dapat mengevaluasi hasil asuhan keperawatan pada pasien Diabetes
Mellitus dengan ulkus

D. MANFAAT
1. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dan wawasan dalam memeberikan asuhan
keperawatan yang komprehensif pada pasien DM dengan ulkus
2. Bagi Institusi Pendidikan: dapat digunakan sebagai salah satu bahan
bacaan kepustakan dan sebagai wacana bagi institusi pendidikan dalam
pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan dimasa yang akan
datang.
3. Bagi Profesi Keperawatan: dapat digunakan sebagai bahan masukan
perawat untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terutama pada
pasien Diabetes Mellitus dengan ulkus.
4. Bagi Rumah Sakit: sebagai bahan wacana untuk meningkatkan
pelayanan pada pasien Diabetes Mellitus dengan ulkus, sebagai bahan
refrensi dan studi pustaka.
5. Bagi Pasien dan Keluarga: lebih meningkatkan pengetahuan pasien
dan keluarga tentang penyakit Diabetes Mellitus sehingga keluarga
bisa menjaga anggota keluarga yang lain supaya terhindar dari
penyakit yang sama dan untuk meningkatkan derajat kesehatan
keluarga dan masyarakat.
TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TEORI

1. Pengertian
Diabetes Melitus ( DM ) secara luas diartikan sebagai gangguan
metabolisme kronis yang ditandai dengan metabolisme karbohidrat,
protein, dan lemak yang abnormal akibat kegagalan sekresi insulin, kerja
insulin, atau keduanya (Esther, Daly, Elliott, 2010).
Gangren adalah keadaan yang ditandai dengan adanya jaringan
mati atau nekrosis, namun secara mikrobiologis adalah proses nekrosis
yang disebabkan oleh infeksi. Ulkus adalah kehilangan jaringan kulit yang
dalam dengan tendensi penyembuhan yang buruk ( Handerson, 2003 ).

2. Etiologi
Faktor-faktor yang berpengaruh pada ulkus atau gangrene kaki
diabetik secara garis besar menurut Tjokroprawiro, (2006) dibedakan
menjadi 2 yaitu:
1) Faktor endogen: neuropati, angiopati, menurunnya system imun
2) Faktor eksogen: trauma, dan Infeksi

3. Manifestasi klinis
Menurut Askandar, (2010) membedakan gangren kaki diabetik
menjadi dua golongan ,yaitu:
a. Manifestasi klinisnya : penderita mengeluh nyeri waktu istirahat, pada
perabaan akral terasa dingin, palsasi pembuluh darah kurang kuat,
didapatkan ulkus sampai gangren, kaki tampak kering dan, kaki
mengalami mati rasa, terdapat oedem kaki.
METODE

Berdasarkan kutipan dari Carpenito (2009), Gordon telah


mengembangkan suatu system untuk mengatur pengkajian keperawatan
berdasarkan fungsi sehat yang diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Pola Persepsi-Penanganan Kesehatan: pola sehat (kesejahteraan yang


dirasakan), pengetahuan tentang gaya hidup dan hubungan dengan sehat,
pengetahuan tentang praktik kesehatan preventif, ketaatan pada ketentuan
medis dan keperawatan.
b. Pola Nutrisi-Metabolik: pola makanan, tipe makanan, masukan cairan,
berat actual (penurunan atau penambahan berat badan), nafsu makan, dan
pilihan makanan.
c. Pola Eliminasi: pola defekasi (perubahan), pola berkemih (perubahan),
masa kontrol, penggunaan alat-alat bantu, penggunaan obat-obatan.
d. Pola Aktivitas-Latihan: pola latihan, aktivitas, rekreasi, kemampuan untuk
mengusahakan aktivitas sehari-hari (merawat diri, merawat rumah,
bekerja, makan, belanja, masak)
e. Pola Tidur-Istirahat: pola tidur, istirahat, persepsi, kualitas dan kuantitas.
f. Pola Kognitif-Perceptual: penglihatan, belajar, meraba, membau,
kemampuan bahasa, kemampuan membuat keputusan, ingatan, mengeluh
karena ketidaknyamanan.
g. Pola Persepsi Diri-Konsep Diri: sikap diri, rasa lebih baik, persepsi
mengenai kemampuan, pola emosional, citra tubuh, identitas.
h. Pola Peran-Hubungan: pola hubungan, peran tanggung jawab, kepuasan
dengan hubungan, dan pertanggungjawaban.
i. Pola Seksual-Reproduksi: menstruasi, riwayat reproduksi, kepuasan
tentang hubungan seksual, identitas seksual, masalah-masalah sebelum
atau sesudah menopause, kebenaran tentang pendidikan seks.
j. Pola koping-toleransi stress: kemampuan mengendalikan stress,
pengetahuan tentang tolerasi stress, sumber yang mendukung, jumlah saat-
saat hidup penuh stress tahun lalu.
k. Pola nilai-kepercayaan: nilai, tujuan, keyakinan, praktik spiritual, merasa
konflik dalam menilai.

1. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan menurut NANDA (2010):
a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik
b. Nyeri berhubungan dengan agen injury fisik
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
d. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan jaringan ikat
sekunder terhadap peningkatan glukosa darah
e. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake nutrisi yang tidak adekuat
f. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive
HASIL

Berikut ini adalah pembahasan evaluasi berdasarkan hasil dari masing-masing


diagnosa:

1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan dieresis osmotik. Kriteria


yang diperoleh dari evaluasi adalah mukosa bibir tampak lembab, turgor kulit
elastis. Setelah dibandingkan dengan kriteria hasil yang ada dalam teori, maka
penulis menyimpulkan analisa masalah teratasi maka intervensi dihentikan.
2. Nyeri berhubungan dengan agen injury fisik.Kriteri hasil yang diperoleh
adalah nyeri yang dirasakan klien berkurang, skala menjadi 3, tapi nyeri akan
timbul saat dilakukan perawatan luka, ekspresi wajak lebih rileks. Setelah
dibandingkan dengan kriteria hasil yang ada dalam teori, maka penulis
menyimpulkan analisa masalah teratasi sebagian, maka intervensi dilanjutkan:
anjurkan klien melakukan tehnik relaksasi sendiri kalau nyeri tiba-tiba muncul,
dan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat analgesik.
3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik. Kriteria yang
diperoleh dari evaluasi adalah pasien mengatakan sudah berlantih melakukan
aktivitas mandiri, pasien tampak lebih segar dari sebelumnya, pasien tampak
mencoba melakukan aktivitas. Setelah dibandingkan dengan kriteria hasil yang
ada dalam teori, maka penulis menyimpulkan analisa masalah teratasi maka
intervensi dihentikan.
4. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan jaringan ikat
sekunder terhadap peningkatan glukosa darah. Kriteria yang diperoleh dari
evaluasi adalah pasien mengatakan tidak gatal lagi sekitar luka bekas operasi,
luka tampak kemerahan dan luka tampak bersih setelah dilakukan peawatan
luka, tidak ditemukan tanda- tanda infeksi dan suhu tubuh stabil. Setelah
dibandingkan dengan kriteria hasil yang ada dalam teori, maka penulis
menyimpulkan analisa masalah teratasi sebagian maka pertahankan intervensi
dengan observasi tanda gejala infeksi, lakukan perawatan luka, dan berikan
terapi antibiotik sesui intruksi
PENUTUP

A. Simpulan
Dalam bab ini, penulis akan menguraikan kesimpulan dan saran
dari hasil pemberian asuhan keperawatan pada Tn. D dengan Diabetes
Mellitus di ruang Multazam RS PKU Muhammadiyah Surakarta.
Penyakit diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme kronis
yang ditandai dengan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak yang
abnormal akibat kegagalan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya.
Setelah melakukan asuhan keperawatan pada Tn. D selama tiga
hari didapatkan simpulan sebagai berikut:
1. Pengkajian dilakukan dengan dua metode yaitu pola Gordon dan head
to toe yang mendukung ditegakkannya diagnosa.
2. Setelah dilakukan pengkajian dan analisa kasus muncul empat
diagnosa pada pasien yaitu: kekurangan volume cairan berhubungan
dengan diuresis osmotik, nyeri berhubungan dengan agen injury fisik,
intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik, gangguan
integritas kulit berhubungan dengan kerusakan jaringan ikat sekunder
terhadap peningkatan glukosa darah
3. Intervensi yang disusun penulis berdasarkan pada data yang muncul
dalam pengkajian yang sesuai untuk menegakkan diagnosa.
4. Implementasi yang dilakukan sudah sesuai dengan intervensi dalam
teori. Namun terdapat beberapa intervensi yang tidak dapat dilakukan
dikarenakan keterbatasan fasilitas dan kebijakan dari rumah sakit.
Selain itu terdapat faktor penghambat yang membuat beberapa
implementasi dalam pelaksanaannya kurang maksimal.
5. Mengacu pada intervensi dan implementasi, dari hasil evaluasi ada 2
diagnosa yang teratasi dan ada 2 diagnosa yang teratasi sebagian.
B. Saran
1. Penulis mengharapkan kepada perawat sebagai tim kesehatan yang
paling sering berhubungan dengan pasien sangat perlu meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan agar mampu merawat pasien secara
komprehensif dan optimal. Dan perawat juga harus bekerjasama
dengan tim kesehatan lain (dokter, ahli gizi, psikiatri dan pekerja
sosial) dalam melakukan perawatan pasien dengan ulkus dan untuk
melakukan pengkajian pada pasien yang lebih komperhensif.
2. Penulis mengharapkan kepada rumah sakit untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan kepada pasien. Khususnya dalam bidang
keperawatan, guna meningkatkan pelayanan atau asuhan keperawatan
yang lebih optimal.
3. Untuk institusi pendidikan, penulis mengharapkan karya tulis ini
sebagai bahan acuan bacaan untuk menambah pengetahuan bagi
pembaca khususnya bagi mahasiswa Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Dan karya tulis ini sebagai tambahan literatur yang
membahahas masalah tentang diabetes mellitus dengan ulkus.
DaftarPustaka

Carpenito, Linda Jual. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi ke 10. Alih
bahasa: Yasmin Asih. Jakarta: Buku kedokteran EGC
Dongoes, Marilyn. E. 2008. Nursing Diagnosis Manual Lanning, Individualizing,
and Documenting Client Care. 2nd ed. United States of America: F. A.
Davis Company
Esther, Dally, dan Elliot. 2006. Patofisiologi Aplikasi Pada Praktik Keperawatan
(terjemahan), Alihbahasa: Andry Hartono, Sp. Gk, EGC. Jakarta
Handerson, M. A. 2003. Ilmu Bedah Untuk Perawat. Alih bahasa: Andry
Hartono. Yogyakarta: Essentia Medica
Mercer, David. W dan McHenry, Christopher. R. 2011. IlmuBedah. Alih bahasa:
DwiDjuantoro. Jakarta: Karisma
Martha, Rosernberg.C dan Smith, Kelly. 2010. Nanda Diagnosa Keperawatan.
Alihbahasa: FatiahIstiqomah. Yogyakarta: DignaPustaka
McPhee, Stephen J dan Ganong, William F. 2010. Patofisologi Penyakit
Pengantar Menuju Kedokteran Klinis, Alihbahasa: Brahm U. Pendit,
EGC. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
Riyadi, Sujono. 2011. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta :PustakaPelajar.
Rubenstein, David dan Wayne, David. 2007. Kedokteran Klinis, Alihbahasa
:Annisa Rahmalia. Jakarta: PT GeloraAksaraPratama
Soeparman. 2003. Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III, Jakarta: Penerbit Gaya Baru
Suyono, Slamet dan Sidartawan, Soegondo.2005. Penatalaksanaan Diabetes
Mellitus Terpadu. Jakarta :BalaiPenerbit FKUI
Syahbudin, Syafril. 2007. Pedoman Diet Diabetes Mellitus. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI
Tjokoprawiro, Askandar. 2006. Hidup Sehat dan Bahagia Bersama Diabetes
Mellitus. Jakarta: PT GramediaPustakaUmum
Rekam Medik Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta. Kasus Diabetes
Mellitus dalam rentang waktu tahun 2012-2013. Didapat pada tanggal 30April
2012.

Anda mungkin juga menyukai