Anda di halaman 1dari 20

PRAKTIKUM KERJA SPINNING

LAPORAN
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik Pembentukan Logam yang
diampu oleh Drs. H. Dede Suhayat, M.Pd dan Haipan Salam M.Si., Ph.D.

Oleh:
Panujuh
NIM. 1600255

DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan
Karunia-Nya, dan sholawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada
junjungan kita nabi Muhammad SAW, alhamdulillah dalam kesempatan ini penulis
dapat menyelesaikan laporan praktikum mata kuliah Teknik Pembentukan Logam
yang berisi tentang apa yang saya dapat saat praktikum.

Laporan praktikum ini merupakan tugas mata kuliah Teknik Pembentukan


Logam. Melalui laporan ini penulis bermaksud mengulas secara umum beberapa
hal terkait cara pengoperasian mesin-mesin produksi dan proses dari kerja spinning
itu sendiri.

Penulis sangat menyadari dalam penulisan laporan ini masih banyak


kekurangannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang mendukung untuk membangun penulisan yang lebih sempurna lagi
ke depannya. Demikian laporan ini penulis susun, semoga akan bermanfaat
ke depannya bagi orang lain.

Bandung, Mei 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
LANDASAN TEORI .............................................................................................. 3
2.1 Pengertian Proses Spinning ...................................................................... 3
2.2 Alat dan Bahan Proses Spinning .............................................................. 3
2.3 Langkah Kerja pada Proses Spinning ....................................................... 5
BAB III ................................................................................................................... 9
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 9
3.3 Gambar Kerja Mangkuk ........................................................................... 9
3.2 Alat, Bahan, dan APD .............................................................................. 9
3.2.1 Alat .................................................................................................... 9
3.2.2 Bahan................................................................................................. 9
3.2.3 APD ................................................................................................... 9
3.3 Langkah Kerja .......................................................................................... 9
3.4 Hasil dan Temuan Praktikum ................................................................. 11
BAB IV ................................................................................................................. 14
PENUTUP ............................................................................................................. 14
3.4.1 Kesimpulan ............................................................................................. 14
4.2 Saran ....................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15
LAMPIRAN .......................................................................................................... 16

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tools spinning ................................................................................... 3


Gambar 2.2 Dies spinning ..................................................................................... 4
Gambar 2.3 Mesin bubut ....................................................................................... 4
Gambar 2.3 Ilustrasi dudukan tool proses spinning .............................................. 5
Gambar 2.4 Proses spinning.................................................................................. 6
Gambar 2.5 Tool Pembentuk ................................................................................ 7
Gambar 2.6 Proses finishing ................................................................................. 8
Gambar 3.1 (1) Hasil praktikum bagian atas (2) Hasil praktikum bagian alas ..... 11
Gambar 3.2 Hasil praktikum terdapat cacat berupa gelombang di bagian alas ... 12
Gambar 3.3 Hasil praktikum dengan cacat berupa cracking di bagian alas ......... 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proses spinning adalah proses kerja untuk mengurangi ketebalan dinding dari
pelat dan tabung yang diputar dengan alat rol. Shear spinning dapat dibentuk dalam
satu lintasan tunggal dalam bentuk cetakan dengan menggerakkan rol di sepanjang
permukaan samping cetakan, dan ketebalan yang seragam dapat diperoleh (Music,
dkk. 2013). Proses metal spinning banyak digunakan di banyak bidang mulai dari
produk kecil hingga besar karena keunggulannya dari kebutuhan daya yang rendah
dan biaya perkakas yang rendah serta tidak memerlukan keahlian khusus untuk
dapat mengoperasikan mesin spinning karena mesin spinning mirip dengan mesin
bubut (Sangkharat & Dechjarern, 2017). Waktu yang dibutuhkan saat
pengerjaannya pun relatif singkat oleh karena itu proses spinning dapat diterapkan
pada praktikum di perguruan tinggi. Namun dalam proses spinning kegagalan yang
sering terjadi ialah kerutan dan retakan.
Proses spinning terdiri dari: konvensional (manual), shear dan tube
spinning (Husodo, dkk. 2011). Dalam praktikum yang dilakukan, menggunakan
proses spinning konvensional (manual) yaitu dengan menggunakan mesin bubut
dan tool (bandul). Oleh karena itu proses spinning ini dilakukan dengan
mempertimbangkan kemampuan mahasiswanya dalam membentuk suatu benda
spinning serta mahasiswa harus memperhatikan teori atau materi yang ada agar
kegagalan pada proses spinning dapat dihindari.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun beberapa masalah yang akan dibahas dalam laporan ini yaitu:
1. Apa pengertian proses spinning?
2. Apa saja alat dan bahan yang digunakan dalam proses kegiatan spinning?
3. Bagaimana langkah kerja yang dilakukan pada proses spinning?
4. Bagaimana hasil dan temuan pada praktikum pembentukan dengan metode
spinning?

1
2

1.3 Tujuan Penulisan


Penyusunan laporan ini memiliki tujuan umum yaitu:
1. Sebagai laporan hasil praktik dan bahan penilaian praktik untuk mata kuliah
Teknik Pembentukan Logam.
2. Melengkapi praktik dengan kemampuan membuat laporan yang baik
disertai dengan pengetahuan dan pendalaman materi mengenai konsep-
konsep dasar praktik mata kuliah Teknik Pembentukan Logam.
3. Sebagai bahan referensi atau bahan yang akan memudahkan dalam
perbaikan atau perubahan kembali di kemudian hari.
Sedangkan tujuan khusus dari praktikum ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian proses spinning.
2. Untuk mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam proses kegiatan
spinning.
3. Untuk mengetahui langkah kerja yang dilakukan dari proses kegiatan
spinning
4. Untuk mengetahui hasil dan temuan pada praktikum pembentukan dengan
metode spinning.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Proses Spinning


Spinning adalah suatu metode pembentukan di mana bahan logam seperti
pelat atau pipa ditekan dengan rol atau tool (bandul) saat bahan logam berputar
hingga membentuk seperti cetakan (dies) yang diinginkan (Nakasato, dkk.
2018). Bahan baku logam diklem keblok pembentuk, kemudian diputar dengan
kecepatan yang tinggi. Secara bertahap bahan baku ditekankan pada blok baik
dengan alat tangan, maupun dengan menggunakan rol berdiameter kecil. Pada
pembentukan putar, tebal pelat tak berubah namun diameter mengecil.
2.2 Alat dan Bahan Proses Spinning
Peralatan yang digunakan pada proses spinning ini adalah satu unit mesin
bubut yang digunakan untuk memutar benda kerja. Dies dan tool penekan
sebagai peralatan pembentukan (Ambiyar, 2008).

Gambar 2.7 Tools spinning (disadur dari Ambiyar, 2008)


Tool yang digunakan pada proses spinning ini mempunyai bentuk-bentuk
seperti pada gambar di samping yakni: Bulat, pipih, bulat melengkung, pipih

3
4

tajam, bulat kecil lurus. Tangkai holdernya terbuat dari bahan kayu atau besi
dengan panjang sekitar 200 mm.

Gambar 2.2 Dies spinning (disadur dari Boljanovic, 2004)


Bentuk dari dies bermacam-macam. pemakaian untuk dies tersebut bergantung
pada bentuk benda seperti apa yang akan diproduksi. Biasanya proses dari spinning
menghasilkan produk mangkuk, wajan, kap lampu, dll.

Gambar 8.3 Mesin bubut (disadur dari Purgiyanto, 2012)

Mesin bubut pada proses spinning digunakan untuk memutar benda kerja dan
pembuatan benda kerja.
5

2.3 Langkah Kerja pada Proses Spinning


Proses spinning adalah proses pembentukan dalam dengan menggunakan
putaran tinggi. Pelat lembaran terlebih dahulu dipotong melingkar sesuai
dengan bentangan lembaran yang diinginkan. Selanjut pelat dijepit ke blok
pembentuk dan ditekan secara bertahap mengikuti bentuk dies yang diinginkan.
Hasil proses spin ini selalu membentuk lengkungan yang simetris.
Proses pembentukan dengan spinning ini dilakukan penekanan secara
bertahan di seluruh permukaan pelat yang akan dispin atau diputar. Proses
penekanan dengan putar ini tidak boleh dilakukan sekaligus dengan penekanan
yang keras. Hasil penekan keras akan memberikan dampak kerusakan pada
permukaan pelat. Kemungkinan lain juga dapat menyebabkan pelat menjadi
robek atau pecah.

Gambar 2.9 Ilustrasi dudukan tool proses spinning (disadur dari Panjaitan, 2017)

Gambar di atas menjelaskan tempat dudukan tool pembentuk dari proses


spinning. Tool ditahan pada pin yang terletak pada tool rest machine. Mesin
spinning yang digunakan adalah mesin bubut dengan meja yang lebih pendek.
6

Pelat atau material diletakkan di antara mal pembentuk dan dijepit oleh kepala
lepas. Tool ditekan dengan menggunakan tangan pada saat dilakukannya proses
pemutaran tool ditekankan ke pelat. Karena proses spinning ini dilakukan pada
saat berputar makan bentuk-bentuk yang dihasilkan mempunyai bentuk yang
simetris.

Gambar 2.10 Proses spinning (disadur dari Lyman, 1968)

Proses spinning diperlihatkan pada gambar di atas, Langkah-langkah proses


ini ditunjukkan melalui beberapa pandangan. Pada pandangan atas terlihat
posisi tool menekan pelat yang sedang berputar. Pelat dijepit di antara mal
pembentuk dan diapit oleh balok yang berhubungan dengan kepala lepas. Proses
pembentukan dengan spin ini dimulai dari pusat sumbu pelat dan ditekan sambil
pelat ditarik keluar. Proses ini dilakukan secara bertahap. Pengulangan ini
dimasukkan agar pembentukan merata pada seluruh permukaan pelat.
7

Gambar 2.11 Tool Pembentuk (disadur dari Ambiyar, 2008)

Pembentukan terjadi akibat adanya penekanan yang dilakukan pada pelat


dengan tool. Tenaga yang digunakan untuk menekan tool ini merupakan tenaga
tangan manusia. Karena pekerjaan ini dilakukan secara manual maka skill atau
latihan untuk melakukan proses ini sangat diperlukan. Pada gambar terlihat bentuk
garis hitam putih yang akan dicapai pada proses spinning ini.
8

Gambar 2.12 Proses finishing (disadur dari Lyman, 1968)

Pada tahap finishing proses spinning ini dilakukan dengan menggunakan


dua tool. Tool bagian dalam dan tool penekan bagian luar. Kepala tool yang
digunakan antara bagian luar dan dalam berbeda. Perbedaan ini disesuaikan dengan
bentuk profil dan posisi kelengkungan yang terbentuk. Proses ini memberikan
bentuk yang lebih artistik jika dibandingkan dengan bentuk hasil proses
pembentukan yang lain. Ciri hasil produk spinning ini mempunyai serat arah
melintang profil yang terbentuk secara teratur. Keteraturan ini memberikan bentuk
yang khusus.
BAB III
PEMBAHASAN

3.3 Gambar Kerja Mangkuk


(terlampir)

3.2 Alat, Bahan, dan APD


3.2.1 Alat
Alat yang diperlukan pada praktikum spinning antara lain:

1. Jangka gores 8. Penekan Dies


2. Penitik 9. Center putar
3. Penggaris 10. Bandul
4. Mesin bubut 11. Pelumas
5. Kunci chuck 12. Kuas
6. Kunci toolpost 13. Pahat alur
7. Dies

3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan ialah lembar pelat Alumunium ∅245 x 2.5 mm.

3.2.3 APD
APD yang perlu digunkan ketika praktikum spinning, antara lain:

1. Baju Praktik
2. Kacamata Safety
3. Sepatu safety

3.3 Langkah Kerja


Langkah kerja yang harus dilakukan pada praktikum spinning, diantaranya:

1. Siapkan pelat aluminium berdiameter Ø245 × 2.5 mm.


2. Buat titik tengah pada plat aluminium dengan menggunakan jangka
gores, lalu diberi tanda dengan penitik.
3. Cekam dies pada chuck mesin bubut.

9
10

4. Pasangkan pelat tadi ke dies, pastikan posisinya sudah sejajar (senter)


menggunakan center putar.
5. Jika sudah center, lepas center putar dan ganti kepala lepas dengan
penekan dies.
6. Tekan pelat yang sudah senter tadi memakai penekan dies yang
dipasangkan pada kepala lepas.
7. Pasangkan bandul pada toolpost lalu kencangkan.
8. Lumuri pelat tadi dengan pelumas.
9. Setting mesin bubut dengan kecepatan paling rendah yaitu 60 rpm.
10. Mulai penekanan pada pelat oleh bandul secara bertahap dan perlahan.
11. Dilakukan secara terus menerus sampai dengan mengikuti bentuk dari
dies, namun pelat dan bandul tetap dilumuri oleh pelumas.
12. Usahakan jangan terjadi cracking pada plat
13. Jika terjadi tanda-tanda cracking, segera lakukan pemotongan
menggunakan pahat alur.
14. Jika sudah terpotong, kikir bagian ujung (yang dipotong) sambil tetap
dalam kondisi diputar mesinnya.
15. Lepaskan benda dari cetakan lalu lakukan tahap finishing dengan
menggosok benda kerja agar telihat lebih bersih dan mengkilat.
16. Bersihkan mesin dari sisa-sisa pengerjaan.
11

3.4 Hasil dan Temuan Praktikum

(1)

(2)
Gambar 3.1 (1) Hasil praktikum bagian atas (2) Hasil praktikum bagian alas
12

Gambar 3.2 Hasil praktikum terdapat(2)


cacat berupa gelombang di bagian alas

Gambar 3.3 Hasil praktikum dengan cacat berupa cracking di bagian alas
13

Dari hasil spinning yang dikerjakan terdapat temuan praktik diantaranya:


1. Saat menentukan titik tengah oleh jangka dan penitik usahakan harus sama
saat terpasang di chuck yang ditekan oleh center putar ataupun oleh penekan
dies. Karena apabila tidak senter akan berakibat perubahan bentuk/ dimensi
dari hasil benda yang akan dibuat.
2. Posisi penekanan bandul dilakukan secara bertahan (konstan) dan menyeluruh
di seluruh permukaan pelat, jangan hanya di satu titik saja karena dapat
menimbulkan crack pada titik yang terus-menerus ditekan.
3. Apabila bagian dalam sudah membentuk mendekati bentuk dies, periksa
apakah ada atau tidak ada cracking. Jika ada, jangan diteruskan penekanan
tetapi segera lakukan pemotongan bagian luarnya. Karena jika terus
dilakukan penekanan, maka benda akan mengalami stretching secara paksa.
4. Hasil praktikum tidak sesuai dengan yang direncanakan karena hampir terjadi
cracking pada ujung bagian benda kerja yang ditekan ke dies, sehingga
pengerjaan spinning dihentikan karena apabila diteruskan maka akan terjadi
cracking. Ini disebabkan karena terlalu terlalu sering melakukan penekanan pada
satu titik permukaan benda kerja serta gaya penekanan yang diberikan terlalu
besar. Selain itu, pada ujung benda kerja yang di tekan ke dies terbentuk
gelombang. Hal ini terjadi karena ukuran penekan dies lebih besar daripada
ukuran diesnya sendiri serta gaya penekanan yang diberikan terlalu besar.
BAB IV
PENUTUP

3.4.1 Kesimpulan
Proses pembentukan dengan spinning ini dilakukan penekanan secara bertahan
di seluruh permukaan pelat yang akan dispin atau diputar. Karena pekerjaan ini
dilakukan secara manual, maka skill atau latihan untuk melakukan proses ini sangat
diperlukan. Proses penekanan dengan putar ini tidak boleh dilakukan sekaligus
dengan penekanan yang keras. Penekan yang keras akan memberikan dampak
kerusakan pada permukaan pelat. Kemungkinan lain juga dapat menyebabkan pelat
menjadi robek atau pecah. Oleh karena itu Praktik spinning ini perlu dikerjakan
dengan ketelitian dan kesabaran yang tinggi serta ketenangan dan ketepatan ketika
memberikan gaya penekanan ke benda kerja.
4.2 Saran
Adapun saran dari penulis yang mungkin bisa menjadi tolak ukur untuk
kegiatan praktikum selanjutnya yaitu:
1. Kelengkapan alat untuk praktikum lebih diutamakan agar tidak terjadi
penumpukan giliran praktik.
2. Gambar kerja diberikan sebagai acuan lebih diperhatikan agar saat praktikum
berlangsung tidak kebingungan bertanya kepada teman atau dosen.
3. Keselamatan kerja lebih diperhatikan dan ditingkatkan agar tidak terjadi
kecelakaan kerja atau kegagalan saat praktikum.

14
DAFTAR PUSTAKA

15
LAMPIRAN

16

Anda mungkin juga menyukai