Anda di halaman 1dari 15

i

PERILAKU HEWAN

(Laporan Praktikum Fisiologi Hewan)

Oleh

Ahad Putra Dewantara

1717021034

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

2019
ii

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Percobaan : Perilaku Hewan

Tanggal Percobaan : 18 Maret 2019

Tempat Percobaan : Laboratorium Zoologi I

Nama : Ahad Putra Dewantara

NPM : 1717021034

Jurusan : Biologi

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Kelompok : I (satu)

Bandar Lampung, 1 April 2019

Mengetahui,

Asisten

Ayu Tiara Safitri


NPM. 1657021006
iii

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii


DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................ 2
II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 3
III. METODE PERCOBAAN .................................................................... 6
A. Waktu dan Tempat ............................................................................. 6
B. Alat dan Bahan ................................................................................... 6
C. Prosedur Kerja ................................................................................... 6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 8
A. Data Pengamatan ............................................................................... 8
B. Pembahasan........................................................................................ 9
V. KESIMPULAN ..................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 12
1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perilaku termasuk bagian aktivitas suatu organisme akibat adanya suatu
stimulus. Dalam mengamati perilaku, kita cenderung untuk menempatkan diri
pada organisme yang kita amati, yakni dengan menganggap bahwa organisme
tadi melihat dan merasakan seperti kita. Ini termasuk antropomorfisme (Y:
anthropos = manusia), interpretasi perilaku organisme lain seperti perilaku
manusia. Semakin kita merasa mengenal suatu organisme, semakin kita
menafsirkan perilaku tersebut secara antropomorfik.

Seringkali suatu perilaku hewan terjadi karena pengaruh genetis (perilaku


bawaan lahir atau innate behavior), dan karena akibat proses belajar atau
pengalaman yang dapat disebabkan oleh lingkungan. Pada perkembangan
ekologi perilaku terjadi perdebatan antara pendapat yang menyatakan bahwa
perilaku yang terdapat pada suatu organisme merupakan pengaruh alami atau
karena akibat hasil asuhan atau pemeliharaan, hal ini menjadi perdebatan
yang terus berlangsung. Dari berbagai hasil kajian, diketahui bahwa
terjadinya suatu perilaku disebabkan oleh keduanya, yaitu genetis dan
lingkungan (proses belajar), sehingga terjadi suatu perkembangan sifat.

Seperti halnya hewan lainnya, lalat buah (Drosophilla melanogaster) juga


dapat melakukan suatu behavior. Perilaku yang ditunjukkan merupakan
perilaku orientasi yang jenisnya dapat berupa fototaksis, geotaksis dan
kemotaksis. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang behavior, maka perlu
dilakukan praktikum ini.
2

B. Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui bagaimana
behavior atau tingkah laku pada hewan akibat fototaksis, kemotaksis, dan
geotaksis.
3

II. TINJAUAN PUSTAKA

Hewan dapat menunjukkan suatu respon positif maupun negative dari sebuah
stimulus. Kemampuan ini disebut behavior. Behavior atau perilaku hewan adalah
suatu respon dari organism terhadap stimulus yang datang dari dalam ataupun dari
luar. Respon ini ada dua macam yaitu innate dan innate .innate muncul secara
spontan dan konsisten terhadap suatu rangsangan, sedangkan leraned response
adalah respon yang berubah dengan adanya pengalaman dari organism tersebut.
Seperti halnya hewan lainnya, lalat buah ( Drosophilla melanogaster ) juga dapat
melakukan suatu behavior. Perilaku yang ditunjukkan merupakan perilaku
orientasi yang jenisnya dapat berupa fototaksis, geotaksis dan kemotaksis
(Sloane, 2004).

Perilaku atau behavior adalah suatu respon atau tanggap terhadap sinyal yang
berasal dari lingkungan atau sinyal yang berasal dari organisme lainnya.
Umumnya perilaku yang muncul oleh suatu organisme memiliki tujuan yaitu
untuk mencari makanan dan minum, mendapat dan menjaga daerah teroterial,
untuk melindungi diri dan untuk bereproduksi demi kelangsungan hidup mereka.
Dari tujuan tersebut maka umumnya tingkah laku atau behavior merupakan suatu
kegiatan yang melibatkan semua system dalam tubuh tapi hanya dipengaruhi oleh
sistem syaraf dan endokrin sebagai pusat koordinasi. Adakalanya perilaku hewan
berkaitan dengan adaptasi. Namun adaptasi ini merupakan suatu bentuk usaha
untuk menyeimbangkan berbagai proses metabolisme dan perilaku dengan
perubahan secara siklik yang terjadi disekelilingnya atau lingkungannya
(Widiastuti, 2002).
4

Dua macam respon tingkah laku adalah innate (serentak) dan learned (dipelajari),
innate respon muncul seketika spontan dan konsisten terhadap suatu rangsang.
Sedangkan learned respon adalah respon yang muncul tetapi berubah denga
adanya pengalaman dari organisme tersebut sehingga respon yang muncul akan
lebih tepat dan sesuai dengan rangsangan yang sama diberikan berkali-kali.
Orientasi adalah prilaku hewan dimana hewan tersebut akan memutar tubuhnya
menjauhi atau mendekati diri / ke arah sumber rangsangan. Perilaku ini sangan
mendasar pada setiap hewan untuk mencari makan, minum, sinar matahari lawan
jenis, interaksi, interaksi dengan anggota kelompoknya. Kinesis merupakan salah
satu tingkah laku orientasi yang sederhana dimana organisme- organisme akan
merespon secara tidak langsung terhadap rangsangan. Taksis juga merupakan
tingkah laku orientasi untuk hewan-hewan yang dapat menentukan jarak dengan
sumber rangsang. Respon yang banyak dilakukan antara lain fototaksis yaitu
pengaruh rangsang cahaya terhadap suatu organisme, termotaksis yaitu pengaruh
suhu terhadap organisme, geotaksis biasanya diamati dengan menjauhi atau
mendekati bumi dan kemotaksis pengaruh zat kimia terhadap organisme
(Nukmal, 2012).

Pengkajian prilaku merupakan cabang biologi yang relative baru, dan cenderung
lebih deskriptif serta tidak begitu meyakinkan secara analitis daripada cabang-
cabang lain. Salah satu bahaya menganalisis pola-pola aktivitas hewan lain adalah
kecenderungan sang peneliti untuk menyamakan aksi-aksi yang mirip dengan
motif, keinginan, dan tujuan manusia. Hal ini terutama krusial dalam hal tujuan, di
mana kita sama sekali tak punya kemampuan untuk menentukan apa yang
sebenarnya diinginkan hewan ketika menjalani serangkaian aktivitas. Intensitas
dari dalam yang mendorong hewan untuk melakukan sesuatu , apapun sifatnya,
disebut dorongan (drive). Etologi, pengkajian perbandingan prilaku dari prespektif
evolusioner, sering kali berurusan dengan dorongan-dorongan yang berkaitan
dengan kegiatan makan, seks, perawatan anak, dan lain sebagainya. Dorongan-
dorongan itu tampaknya merupakan motivasi yang muncul akibat gangguan
kesetimbangan internal seekor hewan. Dorongan-dorongan itu dimodifikasi oleh
5

berbagai factor, baik factor internal maupun factor yang ada di lingkungan.
Dorongan sering kali disebut insting (Frandson, 1992).

Ilmu perilaku hewan, pada keseluruhannya merupakan kombinasi kerja-kerja


laboratorium dan pengamatan di lapangan, yang memiliki keterkaitan yang kuat
dengan disiplin ilmu-ilmu tertentu semisal neuroanatomi, ekologi, dan evolusi.
Seorang ahli perilaku hewan umumnya menaruh perhatian pada proses-proses
bagaimana suatu jenis perilaku (misalnya agresi) berlangsung pada jenis-jenis
hewan yang berbeda. Meski ada pula yang berspesialisasi pada tingkah laku suatu
jenis atau kelompok kekerabatan hewan yang tertentu. Ahli perilaku hewan juga
disebut etolog (Fawcett, 2002).
6

III. METODE PERCOBAAN

A. Waktu dan Tempat

Percobaan dilakukan pada Senin, 18 Maret 2019 di Laboratorium Zoologi II


Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Lampung.

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan yaitu gelas air mineral, plastik hitam, perekat,dan senter.
Sedangkan bahan-bahan yang digunakan yaitu lalat buah dan tape.

C. Prosedur Kerja

Percobaan Fototaksis
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Menempatkan lima lalat buah pada gelas plastik air mineral bersih dan
menggabungkan kedua gelasdengan menggunakan selotip atau perekat.
3. Menutup gelas dengan plastik hitam dan membiarkan salah satu ujungnya
terbuka. Meletakkan gelas secara horizontal.
4. Menyinari salah satu ujung yang terbuka dengan lampu senter selama 5
menit.Setelah itu, membuka kertas penutup secara cepat dan mengamati
jumlah lalat buah pada gelas lain yang tertutup.
5. Mengetuk gelas tersebut hingga semua lalat buah terkumpul ditengah
gelas. Melakukan hal serupa hanya dibalik, tutup dengan plastic hitam
bagian yang tadinya terbuka dan dibiarkan terkena cahaya lampu.
6. Mengamati perilaku lalat dan mencatat hasilnya.
7

Percobaan Geotaksis
1. Melakukan hal yang sama seperti percobaan fototaksis, hanya saja
diletakkan dengan posisi vertikal dan tidak disinari dengan senter.
2. Pertama, menutup bagian atas gelas dengan plastik hitam, lalu diamkan
selama 5 menit. Mencatat hasil pengamatan.
3. Kedua, menutup bagian bawah gelas dengan plastic hitam, lalu diamkan
selama 5 menit. Mencatat hasil pengamatan.

Percobaan Kemotaksis
1. Meletakkan 5 lalat buah di 2 gelas plastik yang sudah digabungkan dan
diberi perekat.
2. Salah satu gelas diberi tape, dan gelas lain tidak diberi tape.
3. Meletakkan gelas dengan posisi horizontal.
4. Mengamati dan mencatat hasil pengamatan.
8

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Pengamatan
Berikut ini adalah data pengamatan pada pengamatan perilaku hewan.
1. Tabel Pengamatan Fototaksis
Perlakuan Terang Gelap
5 Menit Pertama 1 2
5 Menit Kedua 1 2
5 Menit 3 Ketiga 1 2

2. Tabel Pengamatan Geotaksis


Perlakuan Permukaan Dasar
5 Menit Pertama 0 3
5 Menit Kedua 1 2
5 Menit 3 Ketiga 2 1

3. Tabel Pengamatan Kemotaksis


Perlakuan Tape Kapas
5 Menit Pertama 2 1
5 Menit Kedua 2 1
5 Menit 3 Ketiga 3 0
9

B. Pembahasan

Pada praktikum ini, dilakukan tiga percobaan yang bertujuan untuk mengamati
perilaku Lalat Buah ( Drosophila melanogaster), yaitu :
1. Fototaksis
Percobaan fototaksis dilakukan dengan cara menyiapkan dua tabung plastik
dan menempatkan 3 ekor lalat pada salah satu tabung. Kemudian, kedua
tabung digabungkan dengan menggunakan selotip dan diletakkan secara
horizontal. Salah satu tabung ditutup dengan plastik hitam dan tabung lainnya
disinari dengan senter selama 3 menit. Setelah 3 menit, dilakukan
pengamatan. Selanjutnya, dilakukan penukaran perlakuan, tabung yang
sebelumnya ditutup dengan plastik disinari dengan senter dan tabung yang
sebelumnya disinari dengan senter ditutup dengan plastik hitam selama 3
menit. Setelah itu dilakukan pengamatan.
Berdasarkan hasil pengamatan, pada 3 menit pertama, kedua, dan ketiga, lalat
lebih banyak terdapat pada bagian tabung yang gelap (ditutupi plastik hitam)
dibandingkan pada bagian tabung yang terang sehingga menunjukkan
fototaksis negatif. Menurut literatur, Drosophila melanogaster termasuk
hewan yang beraktivitas pada siang hari. Karena lalat buah memiliki mata
serta adanya insting dan kebiasaan yang dialami oleh lalat tersebut,
menjadikannya bergerak menjauhi sumber cahaya dengan intensitas tinggi
pada lampu senter tetapi bergerak mendekati sumber cahaya alami dari
matahari.
2. Geotaksis
Percobaan geotaksis dilakukan dengan cara menyiapkan dua tabung plastik
dan menempatkan 3 ekor lalat pada salah satu tabung. Kemudian, kedua
tabung digabungkan dengan menggunakan selotip. Kedua tabung diletakkan
secara horizontal dan digoyangkan selama 5 kali dan diletakkan secara
vertikal, dan diamati selama 3 menit. Selanjutnya, tabung dibalik dan diamati
lagi selama 3 menit.
10

Berdasarkan pengamatan, pada 3 menit pertama, lalat menunjukkan


geotaksis negatif dan sebaliknya pada 3 menit kedua. Hal ini berbeda
dengan yang ada di literatur karena lalat buah merupaka hewan terbang
yang tidak biasa berada di permukaan tanah, sehingga cenderung
menjauhi arah gravitasi bumi dan menunjukkan geotaksis negatif.
3. Kemotaksis
Percobaan kemotaksis dilakukan dengan cara menyiapkan dua tabung
plastik dan menempatkan 3 ekor lalat dan kapas basah ke dalam salah satu
tabung plastik tersebut. Kemudian, tape dimasukkan ke dalam salah satu
tabung plastik lainnya dan digabungkan dengan tabung plastik yang sudah
berisi lalat dengan selotip. Kedua tabung diletakkan secara horizontal dan
diketuk – ketuk hingga lalat berkumpul di tengah – tengah kedua tabung.
Lalu, dilakukan pengamatan berkala tiap 3 menit sebanyak 3 kali.

Berdasarkan hasil pengamatan pada pengamatan pertama dan kedua, lalat


yang menuju ke arah tape lebih banyak, sedangkan pada pengamatan
terakhir, lalat yang menuju ke arah tape lebih sedikit. Hal ini
menunjukkan kemotaksis positif. Berdasarkan literatur yang ada, lalat
buah merasakan bau yang dipancarkan dari tape tersebut, maka
kemoreseptor akan menghantarkan informasi mengenai rangsangan kimia
dari sumber makanan, seperti glukosa dan asam amino, semuanya
berikatan dengan suatu tempat spesifik pada membran sel reseptor dan
menyebabkan adanya perubahan permeabilitas membran.
11

V. KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa;


1. Pada percobaan fototaksis terjadi respon positif , karena beberapa lalat
bergerak atau mendekati ke sumber rangsangan berupa sinar lampu senter.
2. Pada percobaan geotaksis terjadi gerakan positif dan negatif, karena ada lalat
buah yang mendekati dan ada juga yang menjauhi gravitasi bumi.
3. Pada percobaan kemotaksis terjadi gerakan positif, karena semua lalat buah
bergerak ke sumber rangsangan berupa tape.
4. Tingkah laku Drosophila melanogaster merespon langsung terhadap
rangsangan sehingga disebut perilaku orientasi dimana hewan akan memutar
tubuhnya mendekati atau menjauhi arah sumber rangsang.
5. Tingkah laku orientasi Drosophila melanogaster ini menunjukkan bahwa
lalat buah memiliki insting untuk mencari makan, minum, sinar/cahaya,lawan
jenis, interaksi dengan anggota kelompoknya.
12

DAFTAR PUSTAKA

Fawcett. 2002. Buku Ajar Histologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Frandson. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gajah Mada University Press.
Yogyakarta.
Nukmal, Nismah. 2012. Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan. Universitas
Lampung. Bandar Lampung.
Sloane, E. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta.
Widiastuti, E.L. 2002.Bahan Ajar Fisiologi Hewan 1.Universitas Lampung.
Bandar

Anda mungkin juga menyukai