PERILAKU HEWAN
Oleh
1717021034
JURUSAN BIOLOGI
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
ii
LEMBAR PENGESAHAN
NPM : 1717021034
Jurusan : Biologi
Kelompok : I (satu)
Mengetahui,
Asisten
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perilaku termasuk bagian aktivitas suatu organisme akibat adanya suatu
stimulus. Dalam mengamati perilaku, kita cenderung untuk menempatkan diri
pada organisme yang kita amati, yakni dengan menganggap bahwa organisme
tadi melihat dan merasakan seperti kita. Ini termasuk antropomorfisme (Y:
anthropos = manusia), interpretasi perilaku organisme lain seperti perilaku
manusia. Semakin kita merasa mengenal suatu organisme, semakin kita
menafsirkan perilaku tersebut secara antropomorfik.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui bagaimana
behavior atau tingkah laku pada hewan akibat fototaksis, kemotaksis, dan
geotaksis.
3
Hewan dapat menunjukkan suatu respon positif maupun negative dari sebuah
stimulus. Kemampuan ini disebut behavior. Behavior atau perilaku hewan adalah
suatu respon dari organism terhadap stimulus yang datang dari dalam ataupun dari
luar. Respon ini ada dua macam yaitu innate dan innate .innate muncul secara
spontan dan konsisten terhadap suatu rangsangan, sedangkan leraned response
adalah respon yang berubah dengan adanya pengalaman dari organism tersebut.
Seperti halnya hewan lainnya, lalat buah ( Drosophilla melanogaster ) juga dapat
melakukan suatu behavior. Perilaku yang ditunjukkan merupakan perilaku
orientasi yang jenisnya dapat berupa fototaksis, geotaksis dan kemotaksis
(Sloane, 2004).
Perilaku atau behavior adalah suatu respon atau tanggap terhadap sinyal yang
berasal dari lingkungan atau sinyal yang berasal dari organisme lainnya.
Umumnya perilaku yang muncul oleh suatu organisme memiliki tujuan yaitu
untuk mencari makanan dan minum, mendapat dan menjaga daerah teroterial,
untuk melindungi diri dan untuk bereproduksi demi kelangsungan hidup mereka.
Dari tujuan tersebut maka umumnya tingkah laku atau behavior merupakan suatu
kegiatan yang melibatkan semua system dalam tubuh tapi hanya dipengaruhi oleh
sistem syaraf dan endokrin sebagai pusat koordinasi. Adakalanya perilaku hewan
berkaitan dengan adaptasi. Namun adaptasi ini merupakan suatu bentuk usaha
untuk menyeimbangkan berbagai proses metabolisme dan perilaku dengan
perubahan secara siklik yang terjadi disekelilingnya atau lingkungannya
(Widiastuti, 2002).
4
Dua macam respon tingkah laku adalah innate (serentak) dan learned (dipelajari),
innate respon muncul seketika spontan dan konsisten terhadap suatu rangsang.
Sedangkan learned respon adalah respon yang muncul tetapi berubah denga
adanya pengalaman dari organisme tersebut sehingga respon yang muncul akan
lebih tepat dan sesuai dengan rangsangan yang sama diberikan berkali-kali.
Orientasi adalah prilaku hewan dimana hewan tersebut akan memutar tubuhnya
menjauhi atau mendekati diri / ke arah sumber rangsangan. Perilaku ini sangan
mendasar pada setiap hewan untuk mencari makan, minum, sinar matahari lawan
jenis, interaksi, interaksi dengan anggota kelompoknya. Kinesis merupakan salah
satu tingkah laku orientasi yang sederhana dimana organisme- organisme akan
merespon secara tidak langsung terhadap rangsangan. Taksis juga merupakan
tingkah laku orientasi untuk hewan-hewan yang dapat menentukan jarak dengan
sumber rangsang. Respon yang banyak dilakukan antara lain fototaksis yaitu
pengaruh rangsang cahaya terhadap suatu organisme, termotaksis yaitu pengaruh
suhu terhadap organisme, geotaksis biasanya diamati dengan menjauhi atau
mendekati bumi dan kemotaksis pengaruh zat kimia terhadap organisme
(Nukmal, 2012).
Pengkajian prilaku merupakan cabang biologi yang relative baru, dan cenderung
lebih deskriptif serta tidak begitu meyakinkan secara analitis daripada cabang-
cabang lain. Salah satu bahaya menganalisis pola-pola aktivitas hewan lain adalah
kecenderungan sang peneliti untuk menyamakan aksi-aksi yang mirip dengan
motif, keinginan, dan tujuan manusia. Hal ini terutama krusial dalam hal tujuan, di
mana kita sama sekali tak punya kemampuan untuk menentukan apa yang
sebenarnya diinginkan hewan ketika menjalani serangkaian aktivitas. Intensitas
dari dalam yang mendorong hewan untuk melakukan sesuatu , apapun sifatnya,
disebut dorongan (drive). Etologi, pengkajian perbandingan prilaku dari prespektif
evolusioner, sering kali berurusan dengan dorongan-dorongan yang berkaitan
dengan kegiatan makan, seks, perawatan anak, dan lain sebagainya. Dorongan-
dorongan itu tampaknya merupakan motivasi yang muncul akibat gangguan
kesetimbangan internal seekor hewan. Dorongan-dorongan itu dimodifikasi oleh
5
berbagai factor, baik factor internal maupun factor yang ada di lingkungan.
Dorongan sering kali disebut insting (Frandson, 1992).
Alat yang digunakan yaitu gelas air mineral, plastik hitam, perekat,dan senter.
Sedangkan bahan-bahan yang digunakan yaitu lalat buah dan tape.
C. Prosedur Kerja
Percobaan Fototaksis
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Menempatkan lima lalat buah pada gelas plastik air mineral bersih dan
menggabungkan kedua gelasdengan menggunakan selotip atau perekat.
3. Menutup gelas dengan plastik hitam dan membiarkan salah satu ujungnya
terbuka. Meletakkan gelas secara horizontal.
4. Menyinari salah satu ujung yang terbuka dengan lampu senter selama 5
menit.Setelah itu, membuka kertas penutup secara cepat dan mengamati
jumlah lalat buah pada gelas lain yang tertutup.
5. Mengetuk gelas tersebut hingga semua lalat buah terkumpul ditengah
gelas. Melakukan hal serupa hanya dibalik, tutup dengan plastic hitam
bagian yang tadinya terbuka dan dibiarkan terkena cahaya lampu.
6. Mengamati perilaku lalat dan mencatat hasilnya.
7
Percobaan Geotaksis
1. Melakukan hal yang sama seperti percobaan fototaksis, hanya saja
diletakkan dengan posisi vertikal dan tidak disinari dengan senter.
2. Pertama, menutup bagian atas gelas dengan plastik hitam, lalu diamkan
selama 5 menit. Mencatat hasil pengamatan.
3. Kedua, menutup bagian bawah gelas dengan plastic hitam, lalu diamkan
selama 5 menit. Mencatat hasil pengamatan.
Percobaan Kemotaksis
1. Meletakkan 5 lalat buah di 2 gelas plastik yang sudah digabungkan dan
diberi perekat.
2. Salah satu gelas diberi tape, dan gelas lain tidak diberi tape.
3. Meletakkan gelas dengan posisi horizontal.
4. Mengamati dan mencatat hasil pengamatan.
8
A. Data Pengamatan
Berikut ini adalah data pengamatan pada pengamatan perilaku hewan.
1. Tabel Pengamatan Fototaksis
Perlakuan Terang Gelap
5 Menit Pertama 1 2
5 Menit Kedua 1 2
5 Menit 3 Ketiga 1 2
B. Pembahasan
Pada praktikum ini, dilakukan tiga percobaan yang bertujuan untuk mengamati
perilaku Lalat Buah ( Drosophila melanogaster), yaitu :
1. Fototaksis
Percobaan fototaksis dilakukan dengan cara menyiapkan dua tabung plastik
dan menempatkan 3 ekor lalat pada salah satu tabung. Kemudian, kedua
tabung digabungkan dengan menggunakan selotip dan diletakkan secara
horizontal. Salah satu tabung ditutup dengan plastik hitam dan tabung lainnya
disinari dengan senter selama 3 menit. Setelah 3 menit, dilakukan
pengamatan. Selanjutnya, dilakukan penukaran perlakuan, tabung yang
sebelumnya ditutup dengan plastik disinari dengan senter dan tabung yang
sebelumnya disinari dengan senter ditutup dengan plastik hitam selama 3
menit. Setelah itu dilakukan pengamatan.
Berdasarkan hasil pengamatan, pada 3 menit pertama, kedua, dan ketiga, lalat
lebih banyak terdapat pada bagian tabung yang gelap (ditutupi plastik hitam)
dibandingkan pada bagian tabung yang terang sehingga menunjukkan
fototaksis negatif. Menurut literatur, Drosophila melanogaster termasuk
hewan yang beraktivitas pada siang hari. Karena lalat buah memiliki mata
serta adanya insting dan kebiasaan yang dialami oleh lalat tersebut,
menjadikannya bergerak menjauhi sumber cahaya dengan intensitas tinggi
pada lampu senter tetapi bergerak mendekati sumber cahaya alami dari
matahari.
2. Geotaksis
Percobaan geotaksis dilakukan dengan cara menyiapkan dua tabung plastik
dan menempatkan 3 ekor lalat pada salah satu tabung. Kemudian, kedua
tabung digabungkan dengan menggunakan selotip. Kedua tabung diletakkan
secara horizontal dan digoyangkan selama 5 kali dan diletakkan secara
vertikal, dan diamati selama 3 menit. Selanjutnya, tabung dibalik dan diamati
lagi selama 3 menit.
10
V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Fawcett. 2002. Buku Ajar Histologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Frandson. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gajah Mada University Press.
Yogyakarta.
Nukmal, Nismah. 2012. Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan. Universitas
Lampung. Bandar Lampung.
Sloane, E. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta.
Widiastuti, E.L. 2002.Bahan Ajar Fisiologi Hewan 1.Universitas Lampung.
Bandar