NIM. : 2041610012
Gresik, 2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Sayur dan buah merupakan jenis makanan yang kaya akan vitamin
yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Tak hanya vitamin, buah juga memiliki
kandungan mineral dan energi yang baik untuk tubuh. Jika dibandingkan dengan
obat-obatan yang dijual, buah dan sayur jauh lebih aman dikarenakan alami dan
tidak menimbulkan efek samping.
Sayur dan buah umumnya dihasilkan lebih banyak jika dibandingkan
dengan jenis serealia maupun tanaman bergula. Sayuran umumnya sangat rendah
protein dan lemak, kecuali jenis sayur tertentu. Lebih banyak terkandung zat besi,
kalsium maupun vitamin. Sayuran berwarna hijau merupakan sumber yang kaya
akan karoten (provitamin A), semakin tua warna hijau pada sayur maka semakin
banyak kandungan karoten. Sayuran merupakan sebutan umum bagi bahan
pangan asal tumbuhan yang mengandung kadar air tinggi dan dikonsumsi dalam
keadaan segar atau setelah diolah secara minimal.
1.2.Tujuan
Untuk mengetahui sifat fisik maupun kimia pada buah dan sayur,
menguji kekerasan maupun solubel solid yang ada pada buah maupun sayur dan
untuk mengetahui reaksi pencoklatan enzimatis yang terjadi pada buah maupun
sayur.
1.3.Manfaat
Manfaat dari praktikum kali ini adalah dapat mengetahui karakteristik
bahan dan penggunaan maupun perhitungan dari berbagai alat-alat uji yang
digunakan dalam pengujian buah dan sayur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1. Uji pH
pH merupakan suatu derajat keasaman yang digunakan untuk
menyatakan tingkat keasaman maupun kebasaan dari suatu bahan. Nilai pH pada
setiap buah maupun sayur berbeda-beda, bergantung pada tingkat keasaman yang
dimiliki oleh buah maupun sayur. pH yang di miliki oleh mentimun dan wortel
adalah sama, yaitu 10 dan pH pada buah pisang, pir maupun apel sebesar 8, 9 dan
8.
Jika pH tanah semakin tinggi , maka unsur hara akan semakin sulit
diserap oleh tanaman. Begitupun sebaliknya. Akar tanaman akan lebih mudah
menyerap unsur hara atau pupuk yang diberikan jika pH dalam tanah sedang-
sedang saja , tidak terlalu tinggi ataupun terlalu rendah(cenderung netral). Pada uji
penentuan nilai Ph pada buah dan sayur biasanya menggunakan alat ukur pH-
meter untuk mengetahui pH pada setiap bahan (Rukmana , 1994).
1.2. Uji Kekerasan
Proses yang terjadi ketika buah dipanen adalah menurunnya tingkat
kekerasan pada buah. Proses tersebut disebabkan oleh degradasi komponen-
komponen penyusun dinding sel. Salah satu kesalahan yang sering dilakukan oleh
petani adalah memanen buah terlalu awal ketika mereka belum matang dan belum
menghasilkan rasa yang enak. Beberapa sayuran, jika dibiarkan untuk tumbuh
besar, akan menjadi terlalu berserat atau terlalu banyak biji untuk bisa dimakan
enak.
1.5.Vitamin C
iodometri merupakan salah satu metode analisis kuantitatif
volumetri secara oksidimetri dan reduksimetri melalui proses titrasi. Titrasi
oksidimetri adalah titrasi terhadap larutan zat pereduksi (reduktor) dengan larutan
standar zat pengoksidasi (oksidator). Reaksi oksidasi dan reduksi berlangsung
serentak, dalam reaksi ini oksidator akan direduksi dan reduktor akan dioksidasi
sehingga terjadilah suatu reaksi (W Haryadi, 1990)
3.1. Alat
Tabung erlenmeyer
Gelas ukur
Beker glass
Pipet
pH meter
Mortar dan alu
Refraktometer
Timbangan Analitik
Alat Titrasi
Stopwatch
Pisau
Penetrometer
3.2. Bahan
Mentimun
Wortel
Pisang
Pir
Apel
Aquades
Indikator PP
Larutan NaOH 0,1 N
Indikator kanji 10%
Indikator Yod 0,01 N
Larutan asam sitrat 0,1 %
Larutan metabisulfit 0,5 M
Larutan sirup gula 20 %
3.3. Cara Kerja
Sifat fisik buah dan sayuran
a. Penampakan terhadap kerusakan buah dan sayur
Mengamati bahan untuk diketahui rusak atau tidaknya
buah maupun sayur meliputi kerusakan biologis,
fisiologis genetis atau benda asing.
b. Penilaian terhadap warna, rasa dan bau
Ketiga parameter diamati dengan indera yang sesuai.
c. Jumlah bagian yang dapat dimakan
Buah di timbang; selanjutnya dipisahkan bagian-
bagiannya menggunakan pisau. Tentukan presentase
bagian yang dapat dimakan dan bagian yang terbuang.
Uji kekerasan
a. Kekerasan buah/sayur diukur dengan penetrometer
b. Penusukan dilakukan 10 kali dengan 10 tempat yang
berbeda, waktu diukur dengan stopwatch
c. Angka yang diperoleh di rata-ratakan dan satuan yang
digunakan adalah mm/10 detik dengan beban tertentu
dinyatakan dalam gram
Penentuan nilai pH
a. Penentuan nilai pH dilakukan dengan pH-meter
b. Sebanyak 100 gram cairan buah dihancurkan dalam
mortar (untuk bahan yang kadar airnya rendah dapat
ditambahkan 100 ml larutan aquades)
c. Hancuran yang diperoleh diukur pH-nya, ulangan
dilakukan sebanyak 5 kali dan hasilnya di rata-ratakan
2. Uji kekerasan
mm/10
3. Penentuan nilai pH
meter
Ditiriskan, lalu diletakkan diatas piring kertas dan amati perubahan warna pada 0’, 15’.
30’, 45’, 60’.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1.Uji fisik
Pada uji fisik wortel di dapatkan bahwa warna dari daging wortel
adalah oranye sedangkan warna kulit terdapat bercak berwana putih. Bau yang
ditimbulkan juga merupakan bau khas dari wortel. Sedangkan rasa yang
ditimbulkan sedikit terasa manis namun terasa lengur sehingga sedikit kurang
enak jika harus dimakan mentah. Berat awal wortel sebelum dilakukan pngupasan
sebesar 108,2292 gram. Ketika terjadi proses pengupasan, berat daaging sebesar
93,6871 dan berat kulit sebessar 14,5421 gram.
Pada uji fisik mentimun di dapatkan hasil bahwa warna daging
buah adalah putih dan biji nya juga berwarna putih, sedangkan untuk kulit
berwarna hijau tua di ujungnya dan hijau ke putihan pada ujung yang lainnya.
Terjadi kepenyokan pada ujung bawah karena terjadi gesekan maupun benturan
dan kulit luar terlihat keriput. Bau yang ditimbulkan juga merupakan bau khas
dari mentimun. Rasanya sangat segar khas mentimun. Berat awal buah mentimun
adalah sebesar 299,4 gram. Ketika terjadi proses pengupasan pada kulit mentimun
di dapatkan bahwa berat daging mentimun sebesar 262 gram dan berat kulit
sebesar 37 gram.
Pada uji fisik buah pisang, di dapatkan hasil bahwa aroma yang
ditimbulkan oleh pisang adalah manis dan harum khas buah pisang. Rasa yang
ditimbulkan juga manis khas dari buah pisang. Jika dilihat, terjadi kerusakan
karena terdapat banyak bercak hitam pada kulit dan buahnya terlalu matang
sehingga teksturnya lembek jika i pegang. Presentase bahan yang dapat dimakan
dari buah pisang adalah 60% yang di dapatkan dari berat daging buah yang dibagi
dengan berat total buah pisang dikalikan dengan 100%.
Pada uji fisik buah pir di dapatkan hasil bahwa tidak terjadi
kerusakan pada buah. Bau yang ditimbulkan juga bau khas buah pir yang segar,
berwarna kuning cerah dan memiliki rasa kecut segar khas dari buah pir, namun
rasa kulitnya sedikit pahit.
Pada uji buah apel di dapatkan aroma khas apel dan warna kuning
pudar serta memiliki rasa manis segar khas dari apel. Berat awal buah apel adalah
84,36 gram sedangkan berat daging setelah terjadi proses pengupasan adalah
sebesar 77,45 gram dan kulit seebesar 6,06 gram.
Dari tabel diatas dapat kita ambil hasil bahwa buah yang mengalami
perlakuan pendahaluan dengan direndam dengan larutan akan lebih lama
mengalami pencoklatan atau bahkan tidak terjadi perubahan, itu di sebabkan
karena enzim yang ada pada buah maupun sayur yang dapat menyebabkan
terjadinya pencoklatan telah terinaktivasi oleh adanya larutan asam sitrat maupun
asam metabisulfat, sehingga menghambat terjadinya proses pencoklatan
enzimatis.
KESIMPULAN
5.1.Kesimpulan
Dalam praktikum kali ini didapatkan bahwa karakteristik masing-masing
buah dan sayur sangat berbeda, semua itu bergantung dari beberapa faktor. Ada
faktor yang berasal dari bahan buah maupun sayur itu sendiri atau bahkan faktor
luar yang dapat mempengaruhi karakteristik dari buah maupun sayur tersebut
misalnya saja seperti suhu, respirasi bahan, tempat penyimpanan, maupun
kandungan gas etilen yang ada pada buah maupun sayur. Serta dapat mengetahui
tingkat kekerasan maupun total padatan dan asam serta kandungan vitamin C atau
asam askorbat yang ada pada buah dan sayur.
5.2.Saran
Pada saat praktikum hendaknya di perhatikan lagi tentang sikap maupun
keramaian pada saat berjalannya praktikum sehingga tidak mengganggu
praktikkan lain yang sedang menguji. Juga harus memperhatika alat yang akan
dipakai dan bagaimana cara mengoperasikan alat tersebut sehingga tidak perlu
membuang waktu lagi untuk memperlajari cara pengoperasian alat pada saat
praktikum berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Cakrawati dan Mustika NH, Dewi. (2012). Bahan Pangan, Gizi ,Dan
Kesehatan. Bandung : Alfabeta.
Winarno, FG. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Penerbit Gramedia